1
Filsafat
Filsafat Hukum
4
Karakteristik Berpikir Filsafat
Menyeluruh, maksudnya adalah cara
berpikir
filsafat tidaklah sempit tetapi selalu melihat
persoalan dari tiap sudut yang ada
Mendasar, maksudnya adalah untuk dapat
menganalisa tiap sudut persoalan perlu
dianalisis secara mendalam
Spekulatif, maksudnya bukan menganalisa
suatu persoalan dengan untung-untungan
tetapi harus memiliki dasar-dasar yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah
5
Pembagian (Cabang) Filsafat
Menurut
Louis O. Kattsoff
Logika
Psikologi kefilsafatan
Metodologi Antropologi
Metafisika kefilsafatan
Ontologi Sosiologi kefilsafatan
6
Asal kata Filsafat
7
Arti Kata Filsafat
8
Pengertian Filsafat
(Kamus Besar Bahasa
Indonesia)
9
Plato
(427
- 347
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang
SM)
bermina mencapai kebenaran yang asli
t
Aristoteles
(382 - 322
SM)
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi
kebenaran, dan berisikan di dalamnya ilmu:
metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi,
politik, dan aestetika
10
Secara Umum Pengertian Filsafat
adalah
11
Hakikat kebenaran yang dicari dari
berfilsafat adalah kebenaran akan hakikat
hidup dan kehidupan, bukan hanya dalam
teori tetapi juga praktek.
12
Pengertian Hukum Secara Umum
13
Pumrnadi Purbacaraka & Soerjono Soekanto
menyebutkan 9 arti hukum
1I Ilmu pengetcaahuan, yairt u pengetahuan
yang tcersusun secara
2 sisctematis atas dasar kekuataan pemrnikiran.
Disiplin, yairu suatru sistem ajaran ttentcang kenyataan atau
3 N Doisrim yyaayang
gejala-gejala ii psudihadapi.
eadtoumsaisntemataaujapraantotkeanncansigkak
2 truu pantas
an, , yang pentatau
yinacdiharapkan
daaakn atau
pli
perilaku .,
4 Tata Hukum, yairtu ssctrruktur dcla proses perangkat norma-•
norma hukum yang berllaku npada suatru waktu dan ttempat
tcerct entru serta berbentruk ttertrulis.
5 PDeitsuipglains,, yakirnui spurairbuadsi-
2 ptermibaadjiaryaanngten
syang berhubungan eratmtadengan
enrugpkapenegakan
eknaynackaahukum
lnanagtan(u(la
een11fforcceem11 w11
6 Keputusan Penguasa, yakni hasil proses diskresi
7 Proses Pemerintahan, yaitu proses hubungan
timbal balik antara unsur-unsur pokok dari sistem
kenegaraan
8 Sikap tindak ajeg atau perilaku yang teratur,
yakni
perilaku yang diulang-ulang dengan cara yang
sama, yang bertujuan mencapai kedamaian
9 Jalinan nilai-nilai, yaitu jalinan dari konsepsi-
konsepsi abstrak tentang apa yang dianggap baik
dan buruk
15
Disiplin Hukum
Politik
Hukum
Filsafat Hukum
Ilm Hukum
Ilmu
tentang Norma
u tentang Pengertia Hukum
Ilm
tentang n Hukum
u Kenyataan
Sejarah Hukum
Ilm
Sosiologi Hukum
u Psychologi Hukum
Perbandingan
Hukum
Antropologi 16
1. Tugas dan
Kewajiban
Hakekat
Tugas 2. Wewenang
Bidang
Hukum
3. Tanggung Jawab
a)
Organisasi
b)Perdata
c) Publik
(Pidana)
17
Beberapa Pendapat tentang Apa yang
dimaksud dengan Filsafat Hukum
Gustaff Radbruch:
Filsafat Hukum adalah cabang filsafat
yang
mempelajari hukum yang benar.
Langmeyer:
Bruce D. Fischer:
Jurisprudence suatu studi tentang filsafat
adalah
hukum. Kata ini berasal dari bahasa Latin yang
berarti kebijaksanaan (prudence) berkenaan
dengan hukum (juris) sehingga secara tata bahasa
berarti studi tentang filsafat hukum 19
Filsafat hukum merupakan cabang filsafat, yakni
filsafat tingkah laku atau etika, yang mempelajari
hakika hukum. Dengan perkataan lain filsafat
t adalah ilmu yang mempelajari huku
hukum
secara filosofis. m
20
Ada 2 Kebutuhan yang mendorong pemikiran
filsafat tentang hukum
(Roscoe
Pound)
Kepentingan masyarakat yang sangat besar
dalam keselamatan umum
Tekanan dari kepentingan masyarakat yang
kur a n la n gsun g, ser ta keb utuh a n a ka
gmerukunkannya dengan kebutuhan umum n
21
Ada 3 Pertanyaan Penting yang dibahas
Filsafat Hukum
(Apelldoorn)
22
Obyek Filsafat Hukum
23
Ruang Lingkup Filsafat Hukum
24
Saat ini ruang lingkup filsafat hukum adalah
me mpe lajar i me nge nai pe r masalahan-
permasalahan yang terkait dengan tujuan hukum
dalam kehidupan sehari-hari terutama masalah
ketertiban dan keadilan yang menyangkut
masalah; Hubungan hukum dan kekuasaan,
Hubungan hukum dengan nilai sosial budaya,
Mengapa negara berhak menghukum seseorang,
Apa sebab orang mentaati hukum, dll.
25
Manfaat Filsafat Hukum
(Mochtar
Kusumaatmadja)
26
Manfaat Filsafat Hukum
(Lili Rasjidi)
Memperluas cakrawala pandang sehingga dapat
memahami dan mengkaji dengan kritis atas hukum
dengan penafsirannya yang berlaku secara
kontekstual, dan analisis tentang pandangan
antropologis yang melandasi tata hukum dan atau
dalam kaitan dengan tujuan yang hendak
diwujudkannya pada pelbagai situasi konkrit yang
selalu berkembang.
27
Manfaat Filsafat Hukum
28
Materi II
29
Filsafat Timur
30
Filsafat Timur
Budhisme
Konfusianisme
Taoisme
Islam
31
Filsafat Timur
32
Filsafat Timur (India)
33
Filsafat Timur (Cina)
Perikemanusiaan
37
Aliran Hukum Alam
38
Aliran Hukum Alam
Thomas Aquino
(Summa Theologica
dan De Regimene
Ia membagi hukum menjadiPrincipum)
4 (empat) golongan:
Eterna, merupakan rasio Tuhan sendiri yang mengatur
Lexsegala hal dan merupakan sumber dari segala hukum.
Lex Divina, bagian dari rasio Tuhan yang dapat
oleh
ditangkap
manusia berdasarkan wahyu yang diterimanya. dari
Lex Naturalis, merupakan hukum alam yaitu
penjelmaan
Positif, lex eterna di pelaksanaan
merupakan dalam rasio manusia.
dari hukum alam oleh
Lexmanusia berhubung dengan syarat khusus yang diperlukan oleh
keadaan dunia.
39
Aliran Hukum Alam
40
Aliran Hukum Alam
Immanuel Kant
(Tokoh Aliran
Hukum Alam)
berkehendak
merasakan
John Austin
(Pelopor Aliran Hukum Analitis/Analitycal
Positif Jurisprudence)
Dalam buku Lecture of Jurisprudenc hukum
diartika sebagai A Command e of the Lawgiv
n
(hukum merupakan perintah dari penguasa). er
Perintah dari mereka yang memegang
kekuasaan
tertinggi atau dari yang memegang kedaulatan
adalah sebuah hukum yang harus dipatuhi.
43
Aliran Positivisme Hukum
Pokok Ajaran Analytical Jurisprudence
44
Aliran Positivisme Hukum
Aliran Hukum Positif
Murni
(Hans
Inti ajarannya adalahKelsen)
: Hukum harus dibersihkan
dari anasir-anasir yang tidak yuridis seperti etis,
sosiologis, politis.
Ilmu hukum adalah normatif, dan berada
dalam
dunia sollen bukan dalam dunia sein. Sifatnya
adalah hipotesis, lahir karena kemauan dan akal
manusia.
45
Aliran Positivisme Hukum
46
Stufenbau Theory (Hans Kelsen)
The Basic norm is then the “Source” of law. But, in a wider sense,
every legal norm is a “source” of that other norm, the creation of
which it regulates, in determining the procedure of creation and the
contents of the norm to be created. In this sense, any “superior”
legal norm is the “source” of the “inferior” legal norm. Thus, the
constitution, a statute “source” of statutes created on the basis of the
constitution, a statute is the “source” of the judicial decision based
thereon, the judicial decision is the “source” of the duty it imposes
upon the party, and so on.
48
Mazhab sejarah
49
Aliran Sociological Jurisprudence
50
Materi III
Masalah-masalah Terkait Filsafat Hukum:
Hubungan Hukum dan
Kekuasaan
Hukum Sebagai Sarana
Pembaharuan Masyarakat
Hukum dan Nilai-nilai Sosial
Budaya
Sebab Orang Mentaati
Hukum
Sebab Negara Berhak Menghukum 51
Hubungan Hukum dan Kekuasaan
52
Hukum dan Kekuasaan
Angan-angan
tanpa
Saling
Hukum Berhubungan
Kekuasaan
tanpa
Kelaliman
54
Hukum dan Kekuasaan
56
Hukum Sarana Pembaharuan Masyarakat
57
Hukum Sarana Pembaharuan Masyarakat
58
Hukum dan Nilai-nilai Sosial Budaya
59
Sebab Orang Mentaati Hukum
60
Sebab Orang Menaati Hukum
64
Sebab Orang Menaati Hukum
65
Sebab Orang Menaati Hukum
66
Sebab Orang Menaati Hukum
67
Sebab Negara Berhak
Menghukum Seseorang
68
Sebab Negara Berhak Menghukum Seseorang
69
Sebab Negara Berhak Menghukum Seseorang
70
Sebab Negara Berhak Menghukum Seseorang
71
Etika dan Kode Etik Profesi Hukum
72
Etika dan Kode Etik Profesi Hukum
73
Etika dan Kode Etik Profesi Hukum
74
Etika dan Kode Etik Profesi Hukum
75
Etika dan Kode Etik Profesi Hukum
76
Etika dan Kode Etik Profesi Hukum
Jaksa
Polisi
78
Etika dan Kode Etik Profesi Hukum
79
Etika dan Kode Etik Profesi Hukum
80
Etika dan Kode Etik Profesi Hukum
81
Etika dan Kode Etik Profesi Hukum
82
Etika dan Kode Etik Profesi Hukum
83
Keadilan dan Penegakan Hukum
Keadilan merupakan salah satu tujuan dari
hukum selain dari kepastian hukum itu sendiri
dan juga kemanfaatan hukum.
Makna adil dalam khazanah filsafat hukum
masih menjadi perdebatan.
Ke a dila itu sen dir i te r ka it den ga n
n pendistribusian yang merata antara hak dan
kewajiban asasi manusia
84
Keadilan dan Penegakan Hukum
85
Keadilan dan Penegakan Hukum
86
Keadilan dan Penegakan Hukum
87
Keadilan dan Penegakan Hukum
88
Prinsip Keadilan
90
2 Jalur Penegakan Hukum
1. Jalur litigasi, yaitu penyelesaian masalah melalui lembaga
Peradilan yang berkompeten yaitu : Peradilan Negeri, Agama,
Tata Usaha Negara, dan Militer, yang semuanya bermuara pada
Mahkamah Agung.
2. Jalur non-litigasi, yaitu penyelesaian konflik di luar peradilan
antara lain dengan :
• Negosiasi, melakukan penyelesaian tanpa keterlibatan pihak
• ketiga
• Konsiliasi, penyelesaian sengketa dilakukan dengan
kekeluargaan
• Mediasi, penyelesaian sengketa dengan bantuan pihak ketiga
yang
tidak berhak mengambil keputusan
Arbitrase, penyelesaian sengketa dengan bantuan pihak
ketiga, dimana pihak ketiga ini berhak mengambil
keputusan. 91
Faktor-faktor yang mempengaruhi Bekerjanya Hukum
92
Hak Asasi Manusia (HAM)
93
Perkembangan HAM di Dunia
Dimulai tahun 622 M pada saat dikeluarkan Piagam
Madinah yaitu piagam tentang hak asasi manusia.
Kemudian tahun 1215 di Inggris yang dikenal dengan
Magna Charta mengenai hak-hak yang diberikan oleh raja
dari Inggris kepada bangsawan di bawahnya.
Tahun 1689 lahirnya Bill of Rights (undang-undang
mengenai hak).
Tahun 1789 di Prancis juga terdapat pernyataan hak-hak
manusia dan warga negara.
Tahun 1948 pernyataan sedunia tentang HAM oleh PBB
yang dikenal dengan Universal Declaration of Human
Rights.
94
Perkembangan HAM di Indonesia
97
Implementasi HAM dalam
Negara Hukum Indonesia
Peristiwa pelanggaran HAM yang terjadi
dalam kurun waktu 50 tahun misalnya
peristiwa Timor Timur, Trisakti, dan
Semanggi telah meningkatkan intensitas
tekanan-tekanan baik dari dalam maupun luar
negeri.
Sehingga pemerintah Indonesia perlu segera
melakukan langkah-langkah konkrit
mencegah dan mengatasi pelanggaran HAM
yang lebih luas dan menimbulkan korban
yang lebih besar.
98
Langkah-langkah Pemerintah RI
Di bidang legislasi untuk menghadapi
pelanggaran
HAM sudah dimulai dengan upaya pembentukan
Komisi Nasional HAM melalui Keputusan Presiden
No. 53 tahun 1993.
Selain itu pemerintah juga telah meratifikasi
konvensi-
konvensi HAM kemudian dilanjutkan dengan
penyusunan peraturan perundangan yang melindungi
HAM. (UU No. 39 tahun 1999 tentang HAM dan UU
No. 26 tahun 2000 tentang Pengadilan HAM).
99
Dalam UUHAM Pasal 70 tercantum bahwa setiap orang
wajib
tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan undang-undang
dalam menjalankan hak dan kebebasannya dengan maksud
untuk menghormati hak dan kebebasan orang lain.
Selain itu, pasal 71 menyebutkan kewajiban pemerintah
untuk melindungi, menghormati, menegakkan dan
menjadikan
memajukanHAM HAM.sebagai tatanan sosial yakni sebagai sesuatu
yang hiduplain
Bentuk di tengah masyarakat.
dari upaya aktualisasi HAM yaitu dengan cara
100
Dalam UUHAM perlindungan HAM meliputi : hak
untuk hidup, hak berkeluarga dan melanjutkan
keturunan, hak mengembangkan diri, hak memperoleh
keadilan, hak atas kebebasan pribadi hak atas rasa aman,
hak atas kesejahteraan, hak turut serta dalam
pemerintah, hak wanita, hak anak. (Pasal 9
sampai dengan pasal 66 UUHAM).
GBHN 1999-2004 juga memberikan arahan
untuk meningkatkan pemahaman dan
penyadaran serta meningkatkan perlindungan
penghormatan dan penegakan HAM dalam
seluruh aspek kehidupan.
101