N.P.M. : 71180111079
Semester : VII-B
Hari/Tgl : 8 November 2021
Mata Kuliah : Filsafat Hukum
Dosen : Dr. Marzuki , S.H., M.Hum.
JAWABAN :
-Satjipto Raharjo
Filsafat hukum mempelajari pertanyaan-pertanyaan dasar dari hukum. Pertanyaan tentang
hakikat hukum, tentang dasar bagi kekuatan mengikat dari hukum, merupakan contoh-
contoh pertanyaan yang bersifat mendasar itu. Atas dasar yang demikian itu, filsafat
hukum bisa menggarap bahan hukum, tetapi masing-masing mengambil sudut
pemahaman yang berbeda sama sekali. Ilmu hukum positif hanya berurusan dengan suatu
tata hukum tertentu dan mempertanyakan konsistensi logis asa, peraturan, bidang serta
system hukumnya sendiri.
-William Zevenbergen
Menurut William Zevenbergen , Filsafat hukum ialah cabang ilmu hukum yang
menyelidiki ukuran –ukuran apa yang dapat dipergunakan untuk menilai isi hukum agar
dapat memenuhi hukum yang baik. Ia juga mengatakan, filsafat hukum ialah filsafat yang
diterapkan dalam hukum.
2. Hubungan filsafat dan filsafat hukum ada lah Bahwa filsafat itu terdiri dari beberapa
bagian. Salah satu bagian utamanya adalah filsafat moral, Yang di sebut juga etika.
Objek dari bagian utama ini ialah tingkah laku manusia dari segi baik dan buruk
menurut kesusilaan.
A)Filsafat hukum itu merupakan cabang dari filsafat, yaitu filsafat etika atau moral.
B)Filsafat hukum yang menjadi objek pembahasannya adalah tentang hakikat atau
inti yang sedalam-dalamnya tentang hukum.
C)Filsafat hukum merupakan suatu cabang ilmu yang mempelajari lebih lanjut setiap
hal yang tidak dapat dijawab oleh cabang ilmu hukum.
3. -Berpikir induktif, merupakan kebalikan dari berpikir deduktif yaitu
proses pengambilan keputusan dimulai dari hal-hal yang bersifat khusus
menuju umum.
4. Objek: filsafat hukum yang salah satu objeknya adalah segala hal yang
ada diluar jangkauan ilmu-ilmu hukum, misalnya pembahasan tentang
apakah hakekat hukum itu, apakah keadilan itu, apakah tujuan hukum itu
dan bagaimana hubungan antara hukum dengan kekuasaan
5.ili Rasjidi membagi aliran/madzhab filsafat hukum ke dalam 6 (enam) aliran besar, masing-masing:
Yang Irrasional.
Yang Rasional.
Analitis.
Murni.
-Aliran Utilitarianisme:
Madzhab Sejarah.
Sociological Jurisprudence.
Aliran ini berpendapat bahwa hukum yang berlaku universal dan abadi bersumber dari Tuhan secara
langsung.
Rasional :
Sebaliknya, aliran ini mengatakan bahwa sumber dari hukum yang universal dan abadi adalah rasio
manusia. Pandangan ini muncul setelah zaman Renaissance (pada saat rasio manusia dipandang
terlepas dari tertib ketuhanan/lepas dari rasio Tuhan) yang berpendapat bahwa hukum alam muncul
dari pikiran (rasio) manusia tentang apa yang baik dan buruk penilaiannya diserahkan kepada
kesusilaan (moral) alam.