SYAHRUL USMAN
1910003600244
A. Pendahuluan
Kata filsafat merupakan istilah asing, bukan asli bahasa Indonesia istilah
tersebut dari bahasa barat adapun kata filsafat berasal dari Yunani, yang
merupakan mengajarkan kebijaksanaan dan bahkan menjual kebijaksanaannya
kepada orang lain. Hakikatnya ini menyatakan filsasfat hukum sebagai
pengetahuan yang diperolehnya ini akan dapat mengetahui halhal yang sifatnya
sangat umum dan universal. Ini dapat dijadikan dasar untuk mengetahui apa
yang akan terjadi. Kemudian ilmu pengetahuan yang dinamis timbul dari
pedoman yang terkandung dalam kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat.
Apabila ada hal ini tidak dipermasalahkan apakah pedoman tersebut selalu
digunakan atau tidak Berdasarkan hal ini seperangkat ilmu pengetahuan yang
dinamis dikembangkan oleh manusia tidak lain untuk memenuhi kebutuhan
hajat hidupnya, karena ia sangat memerlukannya. Sebab manusia harus
menentukan sendiri bagaimana ia bersikap terhadap kehidupannya.
Selain itu, karena banyak realitas secara potensial mempengaruhinya,
maka ia membutuhkan pengetahuan yang setepat-tepatnya. Kemudian
mengenai pengertian Filsafat hukum, dikemukakan pendapat Jujun S.
Suriasumantri bahwa Filsafat hukum bagian dari epistemologi (filsafat
pengetahuan) yang mengkaji hakikat ilmu hukum secara mendalam. Jadi
hakikat Ilmu ilmu dan filsafat hukum atau pengetahuan ilmiah yang menjadi
fokus kajian dari Filsafat hukum. Ilmu hukum dalam pengembanannya berakar
pada nilainilai sehingga berarti bahwa tata-hukum bermuatan sistem-sistem
nilai. Pada nilai dengan perspektif titik berdiri internal terbatas (Bruggink),
artinya ilmu hukum itu tidak bebas nilai. Karena obyek telaahnya adalah
realitas yang sarat nilai dan Ilmu Hukum itu sendiri tidak bebas nilai filsafat
hukum sebagai ilmu pengetahuan yang dinamis Berdasarkan hal ini filsafat
hukum sebagai ilmu pengetahuan yang dinamis ditujukan untuk memperoleh
pengetahuan faktual tentang kenyataan aktual, yang bersumber pada empiri
atau pengalaman. Kelompok ilmu ini dimaksudkan untuk menyajikan
pertanyaan-pertanyaan atau penjelasan teoritis yang dapat diuji secara
eksperimental atau empiris tentang proses yang terjadi dalam dunia kenyataan.
Kebenaran pengetahuan yang dihasilkan menuntut pembuktian, disamping
pembuktian.
Kemudian kefilsafatan dan Sifat Keilmuan Ilmu Hukum sebagai landasan
Pengembanan, dikemukakan bahwa untuk sementara dikatakan bahwa ilmu
hukum adalah ilmu dan termasuk kedalam ilmu praktis, namun perlu
ditambahkan bahwa ilmu hukum seperti juga ilmu kedokteran, menempati
kedudukan istimewa dalam klasifikasi ilmu, bukan hanya karena mempunyai
sejarah yang panjang yang memapankannya dibandingkan dengan ilmuilmu
lainnya, tetapi juga karena sifatnya sebagai ilmu normatif dan dampak
langsungnya terhadap kehidupan manusia dan masyarakat yang terbawa oleh
sifat dan problematiknya (masalah mendesak yang inhern dalam kehidupan
sehari-hari manusia) yang telah memunculkan dan membimbing pengembanan
serta pengembangannya. Ilmu hukum yang termasuk kedalam ilmu ilmu
praktis itu menyandang sifat khas tersendiri.
C. Penutup
Perkembangan ilmu hukum saat ini mengalami kemajuan yang sangat
cepat seiring dengan perkembagan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan
filsafat hukum sebagai ilmu pengetahuan yang dinamis sehingga setiap sarjana
hukum harus dapat menyesuaikan ilmunya untuk dapat mengimbangi
perkembangan tersebut. Akan tetapi hal tersebut telah berubah dengan
meninggalkan siaft-sifat asli dari ilmu yang dipelajarinya filsafat hukum
sebagai ilmu pengetahuan yang dinamis adalah merupakan ilmu yang mandiri
dan seharusnya dapat bekerja sendiri sesuai dengan konsep-konsep hukum
yang murni dan menghasilkan hukum yang sesuai dengan perkembangan
masyarakat yang lebih modern. Oleh sebab itu ilmu hukum harus kembali
dalam konsep yang utama sebagai ilmu hukum yang murni. Pendekatan-
pendekatan yang digunakan dalam memahami ilmu hukum sebagai suatu
pengetahuan modern adalah dengan mengembalikan ilmu hukum kedalam
eksistensinya sebagai kesatuan ilmu pengetahuan yang akan dipelajari dan
dikaji sebagaimana mestinya.
Diharapkan filsafat hukum sebagai ilmu pengetahuan yang dinamis
menjadi suatu sistem hukum yan bisa berjalan sendirian Proses saling
mempengaruhi antara sistem hukum dengan sistem yang lain yang berada
dalam kehidupan masyarakat terus berjalan secara berkelanjutan. Di satu sisi
nampak seiring, namun di sisi yang lain, proses ini bisa jadi menggilas sistem
yang lain. Yang patut dijadikan rujukan dan mendapat perhatian adalah
mengenai adanya budaya yang mengitari kehidupan masyarakat. Di satu sisi,
sebuah kebiasaan betul-betul menjadi hukum apabila kebiasaan tersebut
dirasakan sebagai kewajiban yang harus ditaati, karena adanya pengukuhan
dari pimpinan masyarakat atau dalam masyarakat modern, karena adanya
pendapat umum, yurisprudensi atau doktrin. Lambat laun, ketika hukum
kebiasaan ini menjadi lebih terlembaga, maka hukum kebiasaan ini bisa
menjadi hukum yang secara turun-temurun diwariskan secara arif kepada
komunitas tertentu di masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
______, , Pengantar Ilmu Hukum, Kencana Prenada Media Group, Jakarta 2008
______, dan Tatik Sri Djatmika, Argumentasi Hukum, Gajah Mada University
Press, Yogyakarta 2005
Hoec ke, M. van, , Aard En Methode Van De Rechtsdogmatiek, R&R, Den Hag,
1984
Jalaluddin dan Abdullah Adi, , Filsafat Pendidikan, Gaya Media Pratama, Jakarta:
1997
Liang Gie, Suatu Konsepsi, Kearah Penertiban Bidang Filsafat, Karya Kencana
Yogyakarta, 2009.