Anda di halaman 1dari 17

1

Pengantar
Peristilahan
Defenisi Filsafat dan Filsafat Hukum
(Topik 1, 2)

FILSAFAT HUKUM (S2)

Oleh:
Dr. Ismail Pettanasse, SH., M.H.
2

I.
PENGANTAR PERKULIAHAN
Referensi wajib:
1. Filsafat Hukum, dimensi tematis dan historis, Prof. Dr. I Dewa G.A.,
Setara Press;
2. Filsafat Hukum, Prof. Dr. Abdul Ghofur Anshori, UGM Pess;
3. Dasar-dasar Filsafat dan Teori Hukum, Prof. Dr. Lili Rasjidi, PT
Citra Aditya Bakti;
4. Filsafat Hukum, membangun hukum membela keadilan, Dr. Andre
Ata Ujan, Kanisius;
3
II. Peristilahan
 Philoshopia, Bahasa Yunani,
- Philein = mencintai
- Shopia = kebijaksanaan
 Secara Etimologis filsafat berarti cinta akan
kebijaksanaan;
 Herodutus menggunakan kata kerja Philosophein dalam
arti “berusaha menemukan” ;
– Dalam arti ini, filsafat bermakna kecintaan seseorang untuk
mencari tahu dan memuaskan kerinduan intelektualnya lebih
dari kebijaksanaan;
 Pythagoras, memahami Sophia sebagai pengetahuan hasil
kontemplasi;
4
 Ciri – ciri khas filsafat menurut Plato (Andre Ata
Ujan: 2009, 17):
1. Pengetahuan filosofis harus dapat bertahan
terhadap diskusi kritis, sifat ini dengan
sendirinya mengesampingkan kebijaksanaan
dalam arti umum, karena kebijaksanaan dalam
arti umum tidak mengenal diskusi kritis;
2. Filsafat menggunakan metoda dialektika,
pemikiran filsafat bergerak maju mengkritik
pemikiran yang sudah ada, ia berusaha
membangun kebenaran baru yang didukung
argument yang lebih kuat;
5
3. Filsafat berusaha mencapai realitas yang
sesungguhnya, tidak mau berhenti pada hal-hal yang
sifatnya berubah-ubah, sementara, yang hanya
kelihatan pada fakta empiris; Yang dituju adalah
kepastian tentang hakikat yang sesungguhnya dari
realitas, termasuk dalam hal hakikat ini mengetahui
tujuan realitas;
4. Berfilsafat juga berarti memahami seharusnya manusia
hidup, seorang filsuf mempertanggungjawabkan yang
ideal, maka seorang filsuf tahu bagaimana
mempertanggungjawabkan posisinya tidak dengan
menunjuk manfaat praktis melainkan dengan prinsip
yang ideal bagi seorang manusia;
6

 Filsafat adalah ilmu yang mencari kebenaran


secara metodis, sistematis, rasional, dan radikal
melampaui kebenaran dan pertanggungjawaban
yang semata-mata empiris (ibid, 2009:19);
 Plato, dalam Lili Rasjidi, (2016:9), filsafat adalah
ilmu pengetahuan yang berminat mencapai
kebenaran yang asli;
7
 Filsafat mempunyai beberapa cabang ilmu utama, (Abdul
Gani .A, 2009:1);
1. Ontologi – hakikat mendasar tentang sesuatu;
2. Epistemologi – sumber;
3. Aksiologi – nilai;
4. Etika – moral;
8
 Dalam bahasa Inggris dikenal dua istilah
Filsafat Hukum, yaitu Legal Philosophy dan
Philosophy of Law.
 Dalam bahasa Belanda menggunakan dua
istilah, yaitu Wijbegeerte van het Recht dan
Rechtfilosofie.
 Dalam bahasa Jerman, menggunakan istilah
Filosofie des Recht.
9

Indonesia menggunakan istilah Filsafat


Hukum, sebagai padanan dari Philosophy of
Law atau Rechtfilosofie.

Dikenal juga istilah Fasafah Hukum, namun


jarang digunakan dalam literatur.
10
Kedudukan dan Defenisi Filsafat Hukum.
 Lili Rasjidi, 2016:11, menguraikan:
 Manusia sebagai salah satu isi alam semesta dijadikan objek
filsafat yang menelaahnya dari berbagai segi. Salah satu
diantaranya ialah mengenai tingkah lakunya (filsafat etika).
Sebagian dari tingkah laku ini lalu diselidiki secara mendalam
oleh filsafat hukum;
 Hubungan antara filsafat dan filsafat hukum itu terlihat dalam:
- Filsafat manusia (genus),
- Filsafat etika (species),
- Filsafat hukum (subspecies).

 Filsafat hukum merupakan cabang dari filsafat yakni filsafat etika atau moral .
11

 (Abdul G.A, 2009:3);


Filsafat hukum adalah cabang filsafat, yaitu
filsafat tingkah laku atau etika yang mempelajari
hakikat hukum, dengan kata lain filsafat hukum
adalah ilmu yang mempelajari hukum secara
filosofis.
12
 Andre Ata Ujan, 2009:21
Filsafat hukum bukan cabang ilmu hukum, tetapi
cabang filsafat, sesuai dengan sifat dasarnya
apabila filsafat berbicara mengenai hukum, pusat
perhatiannya tidak terletak pada bagaimana
prosedur teknis merumuskan atau menciptakan
norma, melainkan pada substansi gejala hukum.
13
oTinjauan filosofis terhadap hukum sebagai gejala atau
realitas tidak terbatas pada mendeskripsikan hukum
sebagaimana dimengerti atau dipraktekkan pada umumnya,
melainkan berusaha memperlihatkan atau memperjelas
asumsi dibalik gejala hukum.
Contoh, Hakim dalam praktek bertugas menerapkan
hukum, sedangkan apa itu keadilan dengan membedah
konsep keadilan atau menggali secara mendalam
pengertian keadilan bukan fokus utama seorang
hakim.
14
oDua masalah pokok yang digumuli filsafat
hukum:
1.FH berusaha menjawab pertanyaan berkaitan
dengan dimensi normatif hukum; Apakah
keputusan hakim dapat disebut adil atau
benar? Apakah tindakan atau jenis tindakan
dapat dipandang benar dari segi hukum, atau
apakah wajib mentaati hukum #
mendiskripsikan hukum sebagaimana
dimengerti dan dipraktekkan.
15

2.FH berurusan dengan pertanyaan


yang mencoba mencari kejelasan
tentang konsep dasar dalam hukum;
apa itu keadilan, apa itu hukum
adalah jenis pertanyaan yang
mencoba membedah konsep dasar
dalam hukum demi mendapatkan
kejelasan konseptual.
16

 I Dewa Gede A., 2013:2,


Filsafat Hukum adalah filsafat yang
merenungkan aspek filosofis dari
eksistensi hukum dan praktik
hukum.
17
Lili Rasjidi, 2016: 8,
 Jika dikaji secara cermat inti dari defenisi, apa itu filsafat
hukum adalah
1) Bahwa filsafat hukum merupakan cabang dari
filsafat, yaitu filsafat etika atau moral;
2) Bahwa yang menjadi objek pembahasannya ialah
tentang hakikat atau inti yang sedalam-dalamnya dari
pada hukum;
3) Suatu cabang ilmu yang mempelajari lebih lanjut
setiap hal yang tidak dapat dijawab oleh cabang ilmu
hukum.

Anda mungkin juga menyukai