Literatur
1. Dasar-dasar filsafat hukum (lilarisidi)
2. Filasafat Hukum (Sutisno)
3. Dialektika Hukum Dan moral
Filsafat adalah
Phylos = Cinta
Sofia = Kebijaksanaan
Dari ketiga sifat filsafat tersebut diatas maka filsafat menjadi ilmu yang universal
Ketika berfikir filsafat tidak hanya melihat dari satu sisi tapi melihatnya dari berbagai
aspek.
Sifat menyeluruh mengandung arti bahwa cara berfikir filsafat tidaklah sempit dan selalu
melihat suatu persoalan atau permasalahan dari tiap sudut yang ada/ segala aspek.
2. Mendasar
Tidak hanya melihat dari kulit luar tapi juga secara mendasar dan mendalam, setiap aspek
dianalisis secara mendalam sampai keakar - akarnya
3. Spekulatif
Kajian dalam filsafat tidak dapat langsung di temukan dalam sekali kajian tapi melalui
beberapa hal seperti :
a. eksperimen-eksperimen.
b. Beberapa kesalahan-kesalahan.
c. Beberapa kajian yang dilakukan dengan cara untung - untungan
d. Dan lain sebagainya.
4. Refleksi Kritis
Yang Artinya pengendapan dari apa yang dipikirkan secara berulang-ulang dan mendalam
(Kontenplasi). Pengendapan itu dilakukan untuk memperoleh pengetahuan atau jawaban atas
pertanyaan yang lebih jauh lagi dan ini dilakukan secara terus menerus
Filsafat Adalah
Ilmu yang akan membantu setiap ilmu pengetahuan untuk menjawab pertanyaan yang tidak
terjawab oleh ilmu itu sendiri jadi dapat diartikan filsafat merupakan dewa penyelamat dari
ilmu2 yang ada, krn disaat teori-teori dari ilmu-ilmu yang ada tidak mampu menjawab maka
filsafat lah yg akan membantu menjawabnya. Filsafat ada pada setiap ilmu-ilmu yg ada.
Filsafat hukum dan ilmu-ilmu yang lain merupakan bagian dari ilmu filsafat
Buktinya :
Umum
Ada Ada Mutlak
Ada Khusus Alam
Ada Nisbi Antropologi
Manusia Etika= Hukum =
Filsafat hukum
Logika
Cara Berfikir Filosof adalah untuk kebajikan tanpa tedensi, yang ada hanya kebenaran.
Pentingnya ahli hukum mendalami filsafat hukum adalah
Agar seorang ahli hukum nantinya dapat berfikir dengan /secara kritis, objektif, dan
mendalam.
FUNGSI Filsafat :
1. Filsafat sebagai ilmu pengetahuan
Berfungsi membantu ilmu pengetahuan untuk menjawab pertanyaan - pertanyaan yang tidak
dapat terjawab dari ilmu pengetahuan tersebut.
2. Filsafat sebagai pandangan hidup
Membantu manusia dalam mengarahkan aktifitas - aktivitas kehidupan manusia, berperan
sebagai kompas dalam kehidupan manusia
Oleh karena itu banyak yang berpendapat filsafat berfungsi sebagai : Central
Aktifity dimana Filsafat akan mengarahkan aktifitas manusia. Adapun filsafat mencakup
pertanyaan mengenai makna - makna kebenaran dan hubungan logis diantara ide - ide dasar
yang tidak dapat dipecahkan dengan ilmu empiris karena kadangkala persoalan- persoalan itu
membutuhkan pemikiran yang mendalam.
Filsafat hukum akan membangun cara berfikir seorang ahli hukum untuk tidak
berfikir secara empiris tetapi melihat dari berbagai sisi.
Ilmu hukum hanya memberikan jawaban sepihak dan hanya melihat gejala - gejala
hukum sebatas yang dapat dilihat oleh panca indra mengenai perbuatan - perbuatan manusia
dan kebiasaan - kebiasaan manusia sementara itu pertimbangan nilai dari hakekat tsb luput
dari penilaian – penilaian.
Norma hukum Tidak termasuk dunia kenyataan tapi masuk ke dalam sains (realita) atau solen
(idealita).
Jadi dalam kajian ilmu hukum sain masuk dalam realita ilmu pengetahuan
sedangkan Solen masuk dalam realita filsafat.
Sain harus mengacu pada sollin
llmu hukum dapat dibedakan menjadi :
1. Ilmu tentang Norma (Norm Wissenchaft)
Ilmu tentang norma antara lain membahas tentang perumusan norma hukum kemudian apa
yang dimaksud dengan norma hukum
2. Ilmu tentang pengertian Hukum (Kampushesyen)
Antara lain membahas tentang Masyarakat hukum, subjek hukum
Keduanya disebut dengan ilmu Dogmatig
Ciri dog matig hukum : Teoritis rasional dengan mengunakan logika
3. Ilmu tentang kenyataan Hukum (Tatsachen Wissenschaft)
Ilmu tentang kenyataan ,ilmu ini mempelajari tentang kenyataan - kenyataan yang terjadi
dalam masyarakat yaitu sesuatu yang sebenarnya sudah ada dalam masyarakat
Dari perbandingan tersebut tampak bahwa filsafat tidak dimasuk kan dalam cabang
dari ilmu hukum tapi masuk dalam teori ilmu hukum (legal Theori) mengapa tidak masuk
dalam cabang ilmu hukum karena filsafat mempelajari fenomena - fenomena.
Dalam filsafat adalah filsafat hukum adanya merupakan bagian dari Filsafat etika
Ilmu hukum berbicara tentang realita, kenyataan. Ilmu hukum tidak berbicara tentang hal2
yang abstrak
Ex :
Hukum perjanjian ada karena manusia melakukan perjanjian hukum perkawinan ada karena
adanya perkawinan
Aspek Filsafat
- orang takut hukum karena butuh hukum
Aspek teori ilmu hukum
- orang takut hukum karena takut dihukum
Batas antara filsafat yang khusus kongkrit dengan filsafat yang khusus abstrak seringkali
tidak diingat oleh sarjana yang bersangkutan, terutama oleh para sarjana yang keahliannya
terletak di dalam ilmu pengetahuan yang besangkutan saja.
Filsafat hukum yang pada pokoknya didasarkan pada ilmu hukum merupakan filsafat yang
hanya bersifat konstruksi
PENDEKATAN FILSAFAT
Pada pokoknya ada 2 macam cara tinjauan atau pendekatan filsafat hukum yaitu :
1. Pendekatan histories
Sejarah perkembangan filsafat hukum
a. Zaman Purbakala
Masa Yunani
- Masa Pra socrates Sekitar 500 tahun SM
Di tandai dengan belum adanya pengaruh filsuf socrates. Filsafat hukum belum ada karena
para filsuf baru bicara tentang filsafat alam. Objek kajiannya adalah mempertanyakan
bagaimana kejadian alam dan berusaha mencari apa yang menjadi inti alam.
a. Filsuf Thales mengemukakan
Bahwa alam ini terjadi dari air
b. Anaximandros
Bahwa inti alam ini adalah suatu zat yang tidak tentu sifatnya disebut To apeiron
c. Anaximenes
Sumber dari alam semesta adalah Udara
d. Phitagoras (532 SM)
Bilangan adalah dasar dari segala-galanya.
Filsuf yang hanya menyinggung tentang manusia sebagai salah satu sub sistem alam semesta.
Hal ini merupakan tonggak sejarah dari filsafat.
Phitagoras berpendapat :
- Bahwa setiap manusia memiliki jiwa yang selalu berada dalam proses katharsis yaitu :
Pembersihan diri.
- Manusia harus melakukan pembersihan diri agar jiwa tadi dapat masuk ke dalam kebahagiaan.
- Manusia itu hanya sebagian kecil dari alam dan bukan penguasa alam.
- Manusia sebagai objek Filsafat, sebab hanya dengan kaitan manusia ini pembicaraan akan
sampai kepada masalah filsafat hukum.
- Tidak mengkaji sampai agama
- Hukum untuk mengembalikan kebersihan jiwa manusia.
Uraian nya :
alam terjadi dari bilangan misalnya alam terdiri dari wujud yang satu ditambah wujud yang
lain maka terjadilah alam, jadi menurutnya manusia terjadi karena bilangan, bilangan nya
adalah laki - laki dan perempuan.
jadi Phitagoras yang meletakkan atau menegakkan tonggak manusia. Jadi dia mengatakan
salah satu sub sistim di alam itu adalah manusia jadi manusia adalah sebagian kecil elemen
dari alam, dan merupakan sebagian kecil penguasa dari alam jadi manusia tidak bisa semena-
mena terhadap alam ini karena ada yang lain selain manusia.
e. Heraklitos
- Alam semesta terbentuk dari api
- Slogan yang terkenal Partarei yang artinya semua mengalir dengan kata lain segala sesuatu di
dunia ini tidak henti-hentinya berubah.
Uraiannya :
mengatakan alam semesta terbentuk dari api dengan slogan yang terkenal phantarei yang
berarti semua mengalir sesuai dengan keadaan jadi bahwa segala sesuatu di dunia ini tidak
henti - henti ada perubahan
- Masa Stoa
Kaum stoa yakin akan persamaan akan manusia dalam persekutuan universal dan menolak
doktrin perbudakan dari aristoteles mereka memandang alam semesta sebagai suatu
substansi organic yang tunggal, mereka juga telah menjalankan pengaruh abadi terhadap
pemikiran hukum, alam yang memperlihatkan struktur dan ketertiban dan manusia kedua-
duanya mengambil bagian dalam intelijensi atau akal budi, akal budi adalah pendorong naluri
tindakan - tindakan manusia dapat dievaluasi hanya dalam kerangka alam sebagai suatu
keseluruhan hukum alam merupakan standart yang paling dasar bagi aturan2 hukum dan
institusi - institusi yang dibuat manusia digabungkan dengan gagasan aristoteles dan Kristen
yang diwujudkan dalam tradisi hukum alam dari filsafat hukum pada abad pertengahan
Jadi zaman yunani, merupakan zaman dari kota kecil yang aman, dimana adanya masyarakat
filosof dan tidak ada intimidasi sehingga lahir demokrasi
Masa Romawi
Pada masa romawi perkembangan filsafat hukum tidak segemilang masa yunani karena ahli
fakir atau filosof romawi banyak mencurahkan perhatiannya pada masalah bagaimana hendak
mempertahankan ketertiban diseluruh kawasan kekaisaran romawi. Orang romawi berfikir
secara diktator.
Pada masa Romawi ini :
a. Telah mulai adanya klasifikasi hukum
b. Masa terpenting dalam perkembangan sejarah hukum.
- Masa cicerio
Adanya konsep tentang persamaan
- Masa St. Agustine
Kesamaan manusia dibawah hukum alam.
Konsepsi terpenting adalah bahwa manusia itu bebas dari dosa, jika manusia mengalami
instrusi/alam yang politik maka manusia akan mengalami masalah.
- Ius natural
Hukum alam
- Ius gentium
Hukum yang berlaku pada hukum asing tidak diberlakukan hukum sipil
- Ius......
Menunjuk pada hukum kota roma, pada dasarnya diberlakukan pada setiap tata hukum pada
masyarakat romawi
Jadi manusia pada masa romawi telah mengenal hukum dan dimulainya kodifikasi dengan
adanya iustianus.
b. Abad Pertengahan
- Masa Gelap
Tidak ada lagi perkembangan filsafat dan perkembangan hukum. Kemudian bangsa dari barat
pada umumnya.
Jerman datang membawa agama, waktu itu orang romawi tidak punya agama, akibatnya semua
orang romawi menerima agama yang dibawa oleh bangsa barat itu menjadi sebuah
kepercayaan. Sehingga sampai sekarang Romawi menjadi pusat Katolik.
- Masa scholastics
Masa yang semuanya ditujukan pada Tujan, dimana perkembangan filsafat terfokus pada
filsafat ketuhanan.
Banyak pemikiran yang lahir tapi corak yang khusus yaitu didasarkan semuanya pada Tuhan
sesuai dengan corak pemikiran ketuhanan sehingga dinamakan Scholastics
c. Zaman Renaisance
Pada abad ini pusat perhatian pemikiran adalah Allah, baru kemudian ciptaannya yaitu manusia
sehingga manusia jadi titik tolak pemikiran. Pada Zaman ini sikap hidup religius terpisah
dengan kehidupan lainnya, para filsuf umumnya memisahkan urusan yang berkaitan agama
dengan non agama yang disebut Adanya dikotomi antara urusan dunia dengan urusan akhirat.
Jean Bodin mengatakan :
Hukum adalah perintah dari penguasa yang berdaulat, namun kekuasaan raja tidak melampaui
hukum alam yang didekritkan Tuhan
d. Zaman Baru
Filsuf zaman ini adalah Thomas Hobes (abad-17 tahun 1588-1679)
Ia menggunakan istilah “hak alamiah” (law of nature) dan “akal benar” (Right Reason)
Yang utama baginya adalah :
1. Kemerdekaan yang dimiliki tiap orang untuk menggunakan kekuasaan sendiri menurut
kehendaknya sendiri
2. Asas2 kepentingan sendiri
3. Kondisi alamiah dari umat manusia adalah peperangan abadi yang didalam nya tidak ada
standart perilaku yang berlaku umum.
Selain itu juga muncul paham bahwa manusia tidak mampu mengetahui mana yang adil dan
mana yang tidak adil dan juga manusia tidak mampu mengetahui apa yang dikehendaki oleh
tuhan dan tuhan di atas segala-segalanya.
e. Zaman Modern
Pada zaman ini filsafat hukum berdasarkan rasionalitas pemikiran manusia dan empirisme dan
kedaulatan berada di tangan rakyat dan nilai manusia pribadi diakui sebagai subjek hukum.
Zaman ini melahirkan aspirasi revolusi perancis 1789 yaitu lahirnya pengetahuan manusia
tentang kedaulatan rakyat. Kemudian zaman modern lahir pemikiran tentang demokrasi
(Kedaulatan rakyat), sehingga lahirlah revolusi Perancis yang menggugat kedaulatan Raja.
Empirisme : melihat kenyataan dulu baru kemudian dirasionalkan
Kajian tentang asal mula filsafat manusia akan mengantar kita tentang kajian
filsafat hukum, karena filsafat hukum ada pada filsafat manusia
1. Mazhab Plato
2. Mazhab Aristoles
3. Mazhab Stoa
4. Mazhab epicurus
Dari ajaran2 tersebut, maka orang berfikir sehungga lahir suatu aliran baru yang merupakan
kombinasi dari aliran yang ada yang bernama ecletesisme. Setelah itu muncul masa
Neoplatonisme (plato Baru). Ajarannya plato tapi ajaran plato yang telah dikombinasikan
dengan ajaran-ajaran yang lain.
Neoplatonisme
Mula-mula membangun suatu tata filsafat yang bersifat ketuhanan. Menurut pendapatnya “
Tuhan itu hakekat satu2nya yang paling utama dan luhur yang merupakan sumber dari segala-
galanya”.
Dengan dasar filsafat plato yang mengajarkan orang harus berusaha mencapai pengetahuan
yang sejati. Oleh karena itu maka kita harus berikhtiar melihat Tuhan, sebab melihat tuhan
itu tidak dapat hanya berfikir saja, akan tetapi harus dengan jalan beribadah, jadi ajaran
neoplatonisme masih dipengaruhi oleh ajaran Ecletesisme.
1. asli 1. Buatan
2. Suka hidup damai 2. Suka
Konflik
3. Pasif 3. Aktif
4. Bergantung pada pihak lain 4. Mandiri.
5. Lambat 5. Cepat.
6. Meneruskan 6. Menciptakan.
7. Konservatif 7. Progresif.
8. Intuitif 8. Rasional.
9. Teoritis 9. Expremental.
10. Artistik 10. ilmiah.
11. Kerohanian 11. Mareialistik.
12. Psikis 12. Fisik
13. Mengutamakan ukrawi 13. Mengutamakan Duniawi.
14. Manusia alam dan manusia sejajar 14. Alam Dikuasai oleh manusia
15. Kolektifistis atau kesamaan 15. Individualistis
Orang Barat
- Berusaha melakukan experimen-experimen (aktif)
- Melakukan pekerjaan sendiri/mandiri
Orang Timur
- hanya menerima saja
- suka minta tolong
Akibatnya :
Orang barat lebih cepat berkembangnya dari pada orang timur
2. Dipergunakan sebagai senjata perebutan kekuasaan antara gereja maupun pihak kerajaan
3. Dipergunakan sebagai hukum dasar international dan dasar kebebasan pemerintahan
4. dipakai oleh para hakim AS dalam menafsirkan konstitusi/UUD
2. ....
3. Aliran utilitar
4. .....
5. ....
6. .....
1. Irrasional
2. Rasional
Adalah hukum alam yang bersumber dari manusia
1. Prinsipia Prima
Adalah Asas yang dimiliki oleh manusia semenjak ia lahir dan bersifat mutlak dan tidak dapat
dipisahkan dari diri manusia, oleh karena itu prinsipia prima tidak dapat berubah ditempat
manapun dan dalam keadaan apapun.
2. Prinsipia Sekunder
Merupakan Asas yang diturunkan dari Prinsipia prima tidak berlaku mutlak dan dapat berubah
menurut tempat dan waktu oleh karena itu dapat dikatakan bahwa prinsipia itu adalah
merupakan penafsiran manusia dengan menggunakan rationya terhadap prinsipia prima.
Pengertian Hukum
Kalau diperhatikan definisi dan semua uraian tentang hukum maka berkisar antara 2 sikap
atau pandangan yang extrim yaitu :
1. Pandangan yang mengutamakan sifat memaksa dari hukum.
Aspek memaksa dari kaedah hukum itu berdasarkan atas sumber kekuasaan yaitu perintah
tertinggi atau tata hirarki dan didasarkan atas paksaan melalui sanksi.
2. Pandangan yang menitik beratkan pada diterimanya oleh masyarakat dan kepatuhan atas
hukum. (ket Tgl 19/5)
Jhon Austin dan Hans Kelsen adalah aliran yang beraliran Positivisme.
Austin Membedakan hukum dengan apa yang dinamakan dengan :
a. Law of God
Hukum Yang diciptakan oleh Tuhan yang dapat dilihat dalam kitab suci
b. Human Of law
1. LawProferly so colled
Hukum yang sesungguhnya yang disebut dengan hukum positif yang terdiri dari 4 unsur
yaitu :
- Perintah
- Kewajiban
- Sanksi
- Kekuasaan Tertinggi
Aliran Positivisme yang dianut oleh Jhon Austin terkenal dengan Command Theory
(teori perintah).Oleh karena hukum adalah merupakan perintah tertinggi maka hukum
diciptakan, Hukum yang bukan diciptakan bukan hukum, maka menurut Austin Hukum
Internasional Bukanlah hukum karena hukum internasional tidak ada penguasa tertinggi.
Menurut Hans Kelsen Perintah itu didasarkan tata hirarki, menurutnya hukum itu
harus murni terlepas dari nilai2, baik nilai politik, sosial, budaya, dll. Maka dari Hans kelsen
ini llahirlah “Free Recht Lehre”. Maka menurut teori Hans kelsen jenis perintah itu tidak
berasal dari penguasa seperti Jhon Austin melainkan dari hirarki.
Catatan :
- Norma Hukum yang baik harus mampu mencerminkan nilai2 moralitas dan etika sosial.
- Hukum itu harus mampu membentuk suatu nilai2 moral yang bersifat universal dalam
masyarakat.
Di dalam subuah tulisannya Strawson mengemukakan bahwa lingkungan etika adalah
merupakan lingkungan yang beraneka ragam merupakan citra atau gambaran ideal dari
kehidupan manusia yang tertentu saja, saling tidak sesuai dan kadangkala bertentangan.
Dengan demikian etika merupakan lingkungan aturan hidup yang ideal yang ditetapkan oleh
individu bagi dirinya sendiri.
Selanjutnya etika itu harus dipahami, tentu tidak sama antara individu yang satu
dengan individu yang lain, Berbeda dengan lingkungan moralitas atau kesusialaan yang
merupakan aturan2 atau prinsip2 yang mengatur tingkah laku manusia yang berlaku universal
dalam masyarakat atau golongan tertentu.
Manfaat Perbedaan Etika dan moralitas sosial
Manfaat pendekatan ini adalah bahwa dengan demikian akan melenyapkan hubungan antara :
1. Nilai2 yang ditetapkan oleh individu untuk mereka sendiri sebagai manusia yang
bertanggung jawab.
2. Norma2 atau kaedah2 moral atau moralitas yang mengatur masyarakat mencerminkan
perimbangan sosial dan pilihan antara nilai individu yang bertentangan .
3. Tata Hukum/Norma Hukum yang harus mencerminkan moralitas sosial yang umum
diterima walaupun sama sekali tidak identik sama dengan tata hukum.
1. Teori Naturalis
Berarti setiap pandangan yang berpendapat bahwa sifat etika bisa dijelaskan atau dibatasi
dari sudut sifat2 kodrat.
2. Teori Intuisionistis
Berpendirian bahwa etika adalah disiplin yang bersifat otonom yang berlawanan
dengannaturalistis. Penganut Intiuisionistis percaya bahwa ketentua2 pokok dari etika
normatif adalah pandangan atau pengertian yang bersifat intiutif yang tidak bisa disimpulkan
dari suatu disiplin lainnya.
3. Teori Non Kognitif
Yaitu suatu teori yang mengganggap nilai2 etika tidak bisa dijelaskan atau diketahui secara
objektif sebab nilai2 etika itu semata2 menyangkut emosi atau perasaan sehingga tidak bisa
diteliti dengan mudahnya
1. Teori Teologis
Menurut teori ini bahwa etika itu adalah kebaikan merupakan nilai tujuan, sedangkan
kewajiban dan hak merupakan nilai Derivatif atau sekunder. Teori ini dianut oleh aristoteles
2. Teori Deontis
Hak dan kewajiban itu adalah primer dan kebaikan itu adalah Derevatif/sekunder. Teori ini
dianut oleh Immanuel Kant
Hubungan Teori Hukum dengan teori etika
Semua jenis2 teori etika tersebut diatas sangat mempengaruhi terhadap teori hukum, susut
tinjauan darimana teori etika itu sebaiknya ditinjau dari sudut teori hukum ialah dari sudut
faliditasnya atau kekuatan berlakunya sebagai titik tolak untuk untuk mengambil batasan
atau definisi faliditas baik dari teori formil maupun materil yaitu dengan memperoleh
faliditas dari tata hukum itu berdasarkan unsur hakekat norma dasrnya.
1. Teori2 yang menerima dan mengakui faliditas objektif dari dalil2 etika yaitu :
a. Teori etika yang didasarkan atas nilai2 meta positif baik dari ketentuan yang
religius maupun non religius
b. Teori yang mengakui dan menerima nilai2 etika yang mempunyai sifat atau
corak objektif dan karena itu bersifat memaksa walaupun dirasakan secara
instinktif.
c. Teiru empiris, ada 3 empirisme yang penting
- Sistim/Approach yang mencari dalil2 dari etika, dari pengalaman historis dan pengalaman
sosial
- Sistim yang menguji nilai etika itu berdasarkan fakta dan moralitas sosial
- Positivisme Logika.
2. Teori2 yang menyangkal atau menolak faliditas objektif dari dalil2 atau nilai etika
itu, ada 2 type dari jenis teori ini yaitu :
a. Relativisme.
b. Non Kognitive
Walaupun demikian menurut Freidmann Perbedaan kedua pandangan di atas tidaklah absolut
tetapi hany bersifat relatif sebab perbedaan itu pada hakekatnya ialah masalah titik berat
definisi positivisme, sebab definisi pisitivisme dari austin dan kelsen tentu membutuhkan
diterima dan dipatuhinya hukum itu oleh masyarakat, sebaliknya definisi dari Von Savigny dan
Ehrlich setidaknya di dalam sistim hukum modern tidak ada tingkah laku sosial betapapun
berakarnya dalam masyarakat atau mantapnya dan diperkuat oleh golongan yang
mematuhi/dipatuhi.
Keterangan :
Kata fredmen hanya perbedaan menafsirkan atau pemahaman mengenai positivisme yaitu :
1. austin dan hans kelsen positivisme aturan yang dilegalkan oleh penguasa
2. erlih dan vonsav menafsirkan positivisme sebagai apa yang lahir dari masyarakat.
Jadi menurut fredmien antara austin dan hans serta erlih dan von tidak ada perbedaan
Contoh :
Hukum pidana ada penguasa yang menindak secara paksa tapi di hukum adat tidak bisa
menindak inilah yang dinamakan positivisme.
Di dalam masyarakat primitif jangkauan hukum masih lemah sebagian perkembangan sistim
hukum tidak berkembang.
Keterangan :
Karena masyarakat primitif kehidupannya sangat lemah dapat dilihat pada ciri masyarakat
primitif yaitu kepatuhannya serta kesederhanaannya. Oki dlm masy prim teori hukum tidak
berkembang karena dlm masy prim hidupnya sanagt sederhana.
Didalam Masyarakat yang lebih maju dan komplek perkembangan sistim hukum melaju dengan
pesat.
Keterangan :
Pada masyarakat maju hukum harus terus berkembang mengikuti perkembangan sosial
masyarakat, karena tehnologi terus berkembang pada masyarakat maju, untuk itu hukum
harus mampu mengantisipasi perkembangan ini karena persoalan mekin hari semakin komplek.
Analisa tentang sayart minimum apa yang harus dimiliki oleh suatu sistim hukum
Misalnya menurut :
Prof Al Hart
1. Membedakan antara hukum primitif prim legal sistim dengan sistim hukum maju (advance
legal systim).
2. Primary ruler of obligation
Erat hubungannya dengan aturan2 kebiasaan atau adat yang disebut dng costumery rules dan
biasanya berlaku pada masy prim dan tidak bisa berlaku pada masy modern karena tidak ada
kepastian dan bersifat berubah2 tidak tetap sedangkan prim bersifat tetap jadi di masy
dapt diberlakukan costumery rules.
3. secondary rules of recognation
dalam secondary ror ini hukum nya dibuat oleh lembaga2 tertentu untuk mengantisipasi
perkembangan dunia modern. Adanya secon ini untuk mengatasi masalah primary yang tidak
mampu mengatasi masalhnya. Hukum seconder tidak boleh melAWAN hukum primer, hanya
mengakomodir dari hukum primer dan melengkapi untuk memenuhi kebutuhan dari hukum
primer. Tapi jika primari bisa dan sanggup mengatasi persoalan2 maka tidak perlu secondary
dipakai.
30 Mei 2008
Antinomi2 terpenting dalam teori hukum
Freidmen mencba membuat klasifikasi mengenai antinomi yang terpenting dalam filsafat
hukum dan teori hukum yaitu :
HUKUM – KEKUASAAN
Recht staat not Macht Staat
Hukum tanpa kekuasaan bukan berarti apa2
Kekuasaan tanpa hukum adalah kesewenangan
Hubungan Hukum dan kekuasaan
Kenapa orang patuh pada hukum ?
Karena :
a. Hukum itu adalah nilainya sendiri.
b. Teori kekuasaan, takut akan kekuasaan yang ada dalam hukum.
Hukum itu sendiri adalah kekuasaan, karena hukum dapat memberikan kekuasaan pada
seseorang.
Contoh :
Polisi
Sumber hukum adalah :
- Kekuasaan (Kharisma) yang legal
- Kekuatan (fisik dan ekonomi)
Disisi lain yang lebih penting adalah
- Hukum mrupakan pembatas dari kekuasaan agar tidak terjadi kesewenangan atau
penyelahgunaan dari kekuasaan itu sendiri (power To corrupt)
- Kekuasan merupakan sifat yang buruk, karena keinginan untuk mempunyai kekuasaan yang lebih
dan disalahgunakan.
Baik buruknya sesuatu kekuasaan adalah tergantung dari bagian mana kekuasaan itu
dipergunakan atau dengan kata lain baik buruknya kekuasaan senantiasa harus diukur dengan
kegunaannya untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan atau disadari oleh masyarakat
terlebih dahulu.. Yang menjadi ukurannya adalah apakah kekuasaan di gunakan untuk mencapai
apa yang sudah kita rencanakan ? jika berhasil berarti kekuasaan digunakan dan jika gagal
berarti kekuasaan tidak dijalankan/kekuasaan disalah gunakan.
Kekuasaan merupakan sesuatu yang mutlak dalam kehidupan masyarakat karena unsur
pemegang kekuasaan adalah merupakan faktor yang penting untuk menggunakan kekuasaan
yang dimilikinya yang sesuai dengan kehendak masyarakat, dimana kekuasaan tanpa digunalkan
oleh manusia itu sama artinya tidak ada, karena itu disamping keharusan adanya hukum
sebagai alat pembatas juga bagi pemegang kekuasaan ini diperlukan sayarat2 lain seperti :
a. memiliki watak yang jujur.
b. Rasa pengabdian terhadap kepentingan masyarakat.
Kesadaran hukum yang tinggi dari masyarakat juga merupakan pembatas yang ampuh bagi
pemegang kekuasaan, antara hukum dan kekuasaan terdapat hubungan yang erat.
Cat :
Dalam negara demokrasi
Kekuasaan itu adalah kekuasaan rakyat.
Dalam Negara Hukum
Kekuasaan = Autority (kesewenangan).
PEPERZAK,mengemukakan adanya hubungan ini dapat diperlihatkan dengan dua cara yakni
:
1. Dengan menelaahnya dari konsep sanksi.
Adanya perilaku yang tidak mematuhi aturan hukum,menyebabkan diperlukannya sanksi untuk
menegakkan aturan hukum itu karena sanksi dalam kenyataan merupakan “kekerasan” maka
penggunaannya memerlukan legitimasi yuridis(pembenaran hukum) agar menjadikan sebagai
kekerasan yang sah.
Arti penting legitimasi yuridis
Untuk membenarkan digunakannya sanksi sebagai kekerasan yang sah.
3. Moral
Beda Moral dan etika
Moral :
Kepribadian seseorang yang terkandung di dalam dirinya, makna moral yang terkandung dalam
kepribadian seseorang itu tercermin dalam sikap dan tingkah lakunya.
Etika
Merupakan cerminan dari moral seseorang
4. Etika
Merupakan cerminan dari moral seseorang
Filsafat Hukum mempunyai kaitan yaang erat dengan etika karena antara filsafat dengan
etika mempunyai tujuan yang sama. Etika sebagai cabang dari filsafat.
Pertama-tama dapat dideteksi secara diskriptif dan normatif karena itu ada yang disebut
dengan etika diskritif dan etika normatif. Diluar itu ada pendekatan yang disebut Meta
etika.
Etika Deskriptif melukiskan tingkah laku moral dalam arti luas
isalnya : merupakan adat kebiasaan tentang baik dan buruk, tindakan yang diperbolehkan dan dilarang.
Etika diskriptif mempelajari moralitas yang terdapat pada individu2 tertentu dalam
kebudayaan atau Subcultur tertentu dalam suatu periode sejarah dan sebagainya.
Nb :
Norma sosial
a. Aturan2 Masyarakat
b. Dengan Norma ini masyarakat akan dapat saling menghargai/ untuk mempertahankan
eksistensi ditambah control sosial.
Fungsi Hukum
a. Menerapkan mekanisme kontrol sosial yang kan membersihkan masyarakat dari tingkah laku
yang menyompang sehingga hukum berfungsi untuk mempertahankan eksistensi kelompok itu.
Anggota kelompok akan berhasil mengatasi tuntutan yang menuju ke arah penyimpangan guna
menjamin agar kelompok tersebut tetap utuh atau kemungkinan lain hukum akan gagal dalam
melaksanakan tugasnya sehingga kelompok itu hancur atau punah.
b. Hukum sebagai alat untuk mengubah masyarakat (the Law is social engeenering)
Selain dari fungsi hukum sebagai kontrol sosial dan mengubah masyarakat, Rosche Pound
beranologi bahwa yang mengemukakan hak yang bagaimanakah seharusnya diatur oleh hukum,
hak2 manakah yang bisa dituntut individu dalam masyarakat.
Menurut Rousche Pound yang merupakan hak itu adalah kepentingan/tuntutan yang diakui,
diharuskan, dibolehkan secara hukum sehingga tercapai suatu keseimbangan sehingga
terwujud apa yang dikatakan ketertiban umum.
Efektivitas hukum berarti mengkaji kaedah hukum yang harus memenuhi syarat yaitu
berlaku secara yuridis, sosioligis dan filosofis.
Faktor yang dapat mempengaruhi hukum yang berfungsi dalam masyarakat adalah Sbb :
Dalam teori ilmu hukum dapat dibedakan antara 3 hal mengenai berlakunya hukum sebagai
faedah yakni sbb :
a. Kaedah hukum berlaku secara yuridis, apabila penentuannya berdasarkan kaedah yang lebih
tinggi tingkatannya atau dasar yang telah ditetapkan.
b. Kaedah Hukum berlaku secara sosiologis, apabila kaedah tersebut efektif artinya kaedah itu
dapat dipaksakan berlakunya oleh penguasa walaupun tidak diterima oleh warga masyarakat
(teori kekuasaan) atau kaedah itu berlaku karena adanya pengakuan dari masyarakat.
c. Kaedah hukum berlaku secara filosofis yaitu sesuai dengan cita2 hukum sebagai nilai positif
yang tertinggi
Oleh karena itu agar hukum berfungsi secara efektif maka terhadap norma hukum harus
memenuhi ke 3 unsur kaidah tersebut diatas.
Mencakup ruang lingkup yang sangat luas yakni seluruh strata masyarakat.
Merupakan sesuatu yang penting dalam rangka menegakkan efektifitas hukum, terutama
sarana dalam bentuk fisik
4. Warga Masyarakat.
Yakni kesadaran masyarakat untuk mematuhi suatu peraturan per-UU-an atau dengan kata
lain tingkat kepatuhan oleh kesadaran hukum masyarakat.
NOTE
1. Comperative Law : Perbandingan Hukum
2. Code Yustianus : Kodifikasi hukum