Anda di halaman 1dari 27

FILSAFAT HUKUM

Literatur
1. Dasar-dasar filsafat hukum (lilarisidi)
2. Filasafat Hukum (Sutisno)
3. Dialektika Hukum Dan moral

Filsafat adalah
Phylos = Cinta
Sofia = Kebijaksanaan

Phyloshopya : Cinta kebijaksanaan,


Filsafat : mencintai kebijaksanaan,
Filosof : orang yang mencintai kebijaksanaan,
Orang sufi : orang yang bijaksana.

Mengapa Filsafat hukum itu penting dan diletakkan diakhir semester ?


Karena Filsafat hukum penutuik kaji (bahasa Minang), berarti menutup kaji dari pelajaran
hukum yang telah diterima selama ini..

Objek filsafat hukum adalah Ilmu hukum.

Cara berfikir filsafat itu adalah :


1. Kritis
2. Objektif
3. Mendalam
Oleh sebab itu pertanyaan filsafat tidak bersifat fenomena tapi mengenai yang bersifat
hakekat atau nilai dari sesuatu.
Jadi berbicara tentang filsafat adalah berbicara tentang nilai dari sesuatu.

Dalam Pengertian Ilmu Filsafat Bersifat :


1. Metodis
Filsafat mempunyai metode tertentu karena dapat dikaji, dapat diselidiki secara ilmiah
2. Sistematis
Filsafat punya kerangka - kerangka yang jelas
3. Koheren
Dia mempunyai keterkaitan- keterkaitan

Dari ketiga sifat filsafat tersebut diatas maka filsafat menjadi ilmu yang universal

Dalam Arti Pandangan hidup Filsafat Adalah :


Petunjuk arah kegiatan aktifitas manusia dalam segala bidang kehidupan.
Oleh Karena itu filsafat memiliki paling tidak 3 sifat pokok dan 1 sifat tambahan :
1. Menyeluruh (universal)

Ketika berfikir filsafat tidak hanya melihat dari satu sisi tapi melihatnya dari berbagai
aspek.
Sifat menyeluruh mengandung arti bahwa cara berfikir filsafat tidaklah sempit dan selalu
melihat suatu persoalan atau permasalahan dari tiap sudut yang ada/ segala aspek.

2. Mendasar

Tidak hanya melihat dari kulit luar tapi juga secara mendasar dan mendalam, setiap aspek
dianalisis secara mendalam sampai keakar - akarnya

3. Spekulatif

Kajian dalam filsafat tidak dapat langsung di temukan dalam sekali kajian tapi melalui
beberapa hal seperti :

a. eksperimen-eksperimen.
b. Beberapa kesalahan-kesalahan.
c. Beberapa kajian yang dilakukan dengan cara untung - untungan
d. Dan lain sebagainya.

maka baru di dapat kebenaran yang dicari.


Spekulatif yang dilakukan dalam filsafat hukum harus memiliki dasar-dasar yang dapat
dipertanggung jawabkan secara ilmiah

Sifat atau ciri Tambahan Adalah :

4. Refleksi Kritis

Yang Artinya pengendapan dari apa yang dipikirkan secara berulang-ulang dan mendalam
(Kontenplasi). Pengendapan itu dilakukan untuk memperoleh pengetahuan atau jawaban atas
pertanyaan yang lebih jauh lagi dan ini dilakukan secara terus menerus

Perbedaan filsafat barat dan timur


Terletak pada cara berfikirnya
Filsafat Timur :
Cara Berfikirnya bersifat Sekolatif yang artinya Pasrah, terbatas, menerima apa adanya
Filsafat Barat
Cara Berfikirnya bersifat spekulatif yang artinya tiada batasnya dan berani mencoba .

Filsafat Adalah cara berfikir yang kritis dan mendalam


Filsafat hukum dalam pelajaran atau ilmu pengetahuan yang ada sangat di perlukan apalagi
disaat timbul suatu pertanyaan dimana teori dari ilmu pengetahuan tersebut tidak mampu
menjawab.

Filsafat Adalah
Ilmu yang akan membantu setiap ilmu pengetahuan untuk menjawab pertanyaan yang tidak
terjawab oleh ilmu itu sendiri jadi dapat diartikan filsafat merupakan dewa penyelamat dari
ilmu2 yang ada, krn disaat teori-teori dari ilmu-ilmu yang ada tidak mampu menjawab maka
filsafat lah yg akan membantu menjawabnya. Filsafat ada pada setiap ilmu-ilmu yg ada.

Filsafat hukum dan ilmu-ilmu yang lain merupakan bagian dari ilmu filsafat
Buktinya :
Umum
Ada Ada Mutlak
Ada Khusus Alam
Ada Nisbi Antropologi
Manusia Etika= Hukum =
Filsafat hukum
Logika
Cara Berfikir Filosof adalah untuk kebajikan tanpa tedensi, yang ada hanya kebenaran.
Pentingnya ahli hukum mendalami filsafat hukum adalah
Agar seorang ahli hukum nantinya dapat berfikir dengan /secara kritis, objektif, dan
mendalam.

Beda Ilmu Pengetahuan yg ada dengan filsafat yaitu


Terletak pada sifatnya
- Ilmu Pengetahuan : Sifatnya fenomena
- Filsafat : bersifat mendasar dan mendalam.

Filsafat hukum mengajar kan orang berfikir secara Prediktif


Yaitu memprediksi, mengkaji apa yang akan terjadi di depan dengan dasar dari gejala2 yang
terjadi pada saat ini.

Kedudukan Filsafat Hukum dalam ilmu filsafat


Filsafat pada intinya menjelajahi pertanyaan “Apa, Bagaimana, dan darimana” Oleh karena
itu dengan pertanyaan ini orang mencari sebab akibat yang di dapat dari :
Sains
Ilmu pengetahuan hanya berbicara sebatas sesuatu yang dapat diindrakan berarti berbicara
secara fenomena maka yang dibicarakan “kenapa”. Kenapa menyatakan sebab.
Yang ada dibalik fenomena adalah : Nilai-nilai atau hakekat,

Jadi filsafat hukum adalah


Mencari nilai2 sesuatu dibalik fenomena ilmu hukum.

FUNGSI Filsafat :
1. Filsafat sebagai ilmu pengetahuan
Berfungsi membantu ilmu pengetahuan untuk menjawab pertanyaan - pertanyaan yang tidak
dapat terjawab dari ilmu pengetahuan tersebut.
2. Filsafat sebagai pandangan hidup
Membantu manusia dalam mengarahkan aktifitas - aktivitas kehidupan manusia, berperan
sebagai kompas dalam kehidupan manusia

Oleh karena itu banyak yang berpendapat filsafat berfungsi sebagai : Central
Aktifity dimana Filsafat akan mengarahkan aktifitas manusia. Adapun filsafat mencakup
pertanyaan mengenai makna - makna kebenaran dan hubungan logis diantara ide - ide dasar
yang tidak dapat dipecahkan dengan ilmu empiris karena kadangkala persoalan- persoalan itu
membutuhkan pemikiran yang mendalam.

Filsafat hukum akan membangun cara berfikir seorang ahli hukum untuk tidak
berfikir secara empiris tetapi melihat dari berbagai sisi.

Pengertian Filsafat Hukum


Secara sederhana dapat dikatakan bahwa filsafat hukum adalah cabang dari filsafat yakni :
1. Filsafat tingkah laku atau etika
Karena tingkah laku atau etika dinamakan hukum maka disebut filsafat hukum
Filsafat hukum mengkaji tingkah laku manusia yang berasal dari fenomena2 yang terjadi
didalam kehidupan manusia.
Objek filsafat hukum adalah hukum

Filsafat hukum dengan ilmu hukum


Persamaan
Terletak pada objek materianya yaitu tingkah laku manusia
Perbedaan
Terletak pada Objek forma yaitu nilai-nilai dan hakekat

Ilmu hukum hanya memberikan jawaban sepihak dan hanya melihat gejala - gejala
hukum sebatas yang dapat dilihat oleh panca indra mengenai perbuatan - perbuatan manusia
dan kebiasaan - kebiasaan manusia sementara itu pertimbangan nilai dari hakekat tsb luput
dari penilaian – penilaian.
Norma hukum Tidak termasuk dunia kenyataan tapi masuk ke dalam sains (realita) atau solen
(idealita).
Jadi dalam kajian ilmu hukum sain masuk dalam realita ilmu pengetahuan
sedangkan Solen masuk dalam realita filsafat.
Sain harus mengacu pada sollin
llmu hukum dapat dibedakan menjadi :
1. Ilmu tentang Norma (Norm Wissenchaft)
Ilmu tentang norma antara lain membahas tentang perumusan norma hukum kemudian apa
yang dimaksud dengan norma hukum
2. Ilmu tentang pengertian Hukum (Kampushesyen)
Antara lain membahas tentang Masyarakat hukum, subjek hukum
Keduanya disebut dengan ilmu Dogmatig
Ciri dog matig hukum : Teoritis rasional dengan mengunakan logika
3. Ilmu tentang kenyataan Hukum (Tatsachen Wissenschaft)
Ilmu tentang kenyataan ,ilmu ini mempelajari tentang kenyataan - kenyataan yang terjadi
dalam masyarakat yaitu sesuatu yang sebenarnya sudah ada dalam masyarakat

Dari perbandingan tersebut tampak bahwa filsafat tidak dimasuk kan dalam cabang
dari ilmu hukum tapi masuk dalam teori ilmu hukum (legal Theori) mengapa tidak masuk
dalam cabang ilmu hukum karena filsafat mempelajari fenomena - fenomena.

Batas - batas Filsafat hukum dan ilmu hukum


Filsafat hukum termasuk dalam filsafat
Merupakan bagian dari filsafat bukan bagian dari hukum

Dalam filsafat adalah filsafat hukum adanya merupakan bagian dari Filsafat etika

Filsafat dibagi dalam 2 bagian :


1. Filsafat yang umum teoritis
2. Filsafat yang khusus praktis
Filsafat adalah
Induk dari segala ilmu sedangkan ilmu hukum bagian kecil dari ilmu hukum
Filsafat khusus praktis terbagi 2 :
a. Abstrak
b. Kongkrit

Ilmu hukum berbicara tentang realita, kenyataan. Ilmu hukum tidak berbicara tentang hal2
yang abstrak
Ex :
Hukum perjanjian ada karena manusia melakukan perjanjian hukum perkawinan ada karena
adanya perkawinan

Filsafat yang khusus praktis


Berbicara yang sesungguhnya ada
a. Khusus abstrak
- mempunyai sifat yang umum universal
- tidak tergantung pada ruang dan waktu
- tidak melekat pada waktu
b. Khusus konkrit
- bergantung pada ruang dan waktu (hukum positif)
ex :
Pembunuh pertama di dunia adalah qabil, dia membunuh habil. Hal ini terjadi karena Qabil
tidak mendapat keadilan, jadi keadilan merupakan hak yang disukai oleh masyarakat
- Norma aturan adil adalah bersifat konkrit
Ilmu hukum
- Filsafat khusus konkrit
- Karena norma - konkrit yang dulu sesuai belum tentu sekarang bisa diterima

Filsafat yang kongkrit adalah


Filsafat yang diselenggarakan di dalam setiap ilmu pengetahuan yang terikat atau melekat
pada hasil - hasil ilmu pengetahuan oleh karena itu sering disebut sebagai filsafat yang hanya
mempunyai sifat konstruksi artinya memberi dasar- dasar yang umum dari setiap ilmu
pengetahuan yang bersangkutan

Aspek Filsafat
- orang takut hukum karena butuh hukum
Aspek teori ilmu hukum
- orang takut hukum karena takut dihukum

Batas antara filsafat yang khusus kongkrit dengan filsafat yang khusus abstrak seringkali
tidak diingat oleh sarjana yang bersangkutan, terutama oleh para sarjana yang keahliannya
terletak di dalam ilmu pengetahuan yang besangkutan saja.

Filsafat hukum yang pada pokoknya didasarkan pada ilmu hukum merupakan filsafat yang
hanya bersifat konstruksi

Kajian terhadap ilmu hukum ada 2 :


1. ilmu hukum ( konstruksi )
- Basisnya ilmu hukum tapi mengkaji filsafat
- lmu hukum menyesuaikan filsafat
2. ilmu filsafat
- Basicnya filsafat tapi mengkaji ilmu hukum
- yang sempurna/sebaiknya
orang hukum mengkaji sosiologi hasilnya dangkal
orang sosiologi mengkaji hukum hasilnya dalam
Filsafat yang bersifat praktis konkrit mulai berkembang pada abad 19 dan awal abad 20
Masehi mengenai sistim-sistim modern dan uraian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
batas antara filsafat hukum dan ilmu hukum ialah :
Ilmu hukum
Termasuk ilmu pengetahuan mengenai hukum positif atau hukum INGCONGKRITO, jadi objek
adalah hukum positif. Oleh karena itu bersifat universal
Filsafat hukum
Mengenai hukum dalam arti abstrak (IN ABSTRACTO) yang termasuk dalam filsafat abstrak
khusus praktis, jadi Objek filsafat hukum adalah hukum secara abstrak dimana kajian
filsafat hukum sekarang sama dengan masa lalu maka disebut universal

Filsafat hukum dalam arti abstrak dapat dibagi dalam 2 lingkungan


1. Lingkungan yang merupakan dasar dari hukum Positif atau hukum dalam arti kongkrit dengan
demikian hal - hal yang merupakan kesimpulan yang diperoleh melalui abstraksi yaitu
abstraksi dari hal- hal sebagai hasil yang umum kolektif maka metoda filsafat hukum disini
adalah Induktif
2. Lingkungan yang tidak melalui Induksi tetapi yang didasarkan atas pokok pangkal yang abstrak
umum, Universal yang diambil dari hasil filsafat yang doperoleh dengan jalan deduksi.
Filsafat hukum yang termasuk dalam lingkungan yang kedua diatas baru berhadapan dengan
:
1. Hukum yang abstrak umum yaitu hukum kodrat
2. Hukum yang tingkatnya lebih tinggi dari hukum kodrat yaitu keadilan
Oleh Karena itu dapat dikatakan adanya suatu hubungan yang terdapat antara filsafat hukum
dan ilmu hukum sebab didalam fikiran kita terdapat hukum positif, hukum kodrat dan asas
keadilan
Dengan demikian orang akan menempatkan hukum positif itu dalam rangkaian 2 hal yang
abstrak ini yaitu :
Hukum positif sebagai penjelmaan yang khusus yang terikat pada waktu dan ruang tertentu
dan hubungan antara objek ilmu hukum yang positif itu dengan objek filsafat hukum yang
abstrak yaitu hukum kodrat dan asas keadilan maka disini jelas terlihat adanya hubungan
antara hukum kodrat dengan hukum positif, antara asas keadilan dengan hukum positif baik
melalui hukum kodrat atau tidak dengan demikian secara jelas dapat kita lihat objek filsafat
hukum adalah :
a. Azaz keadilan
b. Hukum Kodrat
c. Dasar- dasar umum hukum positif

PENDEKATAN FILSAFAT
Pada pokoknya ada 2 macam cara tinjauan atau pendekatan filsafat hukum yaitu :
1. Pendekatan histories
Sejarah perkembangan filsafat hukum
a. Zaman Purbakala
 Masa Yunani
- Masa Pra socrates Sekitar 500 tahun SM
Di tandai dengan belum adanya pengaruh filsuf socrates. Filsafat hukum belum ada karena
para filsuf baru bicara tentang filsafat alam. Objek kajiannya adalah mempertanyakan
bagaimana kejadian alam dan berusaha mencari apa yang menjadi inti alam.
a. Filsuf Thales mengemukakan
Bahwa alam ini terjadi dari air
b. Anaximandros
Bahwa inti alam ini adalah suatu zat yang tidak tentu sifatnya disebut To apeiron
c. Anaximenes
Sumber dari alam semesta adalah Udara
d. Phitagoras (532 SM)
Bilangan adalah dasar dari segala-galanya.
Filsuf yang hanya menyinggung tentang manusia sebagai salah satu sub sistem alam semesta.
Hal ini merupakan tonggak sejarah dari filsafat.
Phitagoras berpendapat :
- Bahwa setiap manusia memiliki jiwa yang selalu berada dalam proses katharsis yaitu :
Pembersihan diri.
- Manusia harus melakukan pembersihan diri agar jiwa tadi dapat masuk ke dalam kebahagiaan.
- Manusia itu hanya sebagian kecil dari alam dan bukan penguasa alam.
- Manusia sebagai objek Filsafat, sebab hanya dengan kaitan manusia ini pembicaraan akan
sampai kepada masalah filsafat hukum.
- Tidak mengkaji sampai agama
- Hukum untuk mengembalikan kebersihan jiwa manusia.
Uraian nya :
alam terjadi dari bilangan misalnya alam terdiri dari wujud yang satu ditambah wujud yang
lain maka terjadilah alam, jadi menurutnya manusia terjadi karena bilangan, bilangan nya
adalah laki - laki dan perempuan.
jadi Phitagoras yang meletakkan atau menegakkan tonggak manusia. Jadi dia mengatakan
salah satu sub sistim di alam itu adalah manusia jadi manusia adalah sebagian kecil elemen
dari alam, dan merupakan sebagian kecil penguasa dari alam jadi manusia tidak bisa semena-
mena terhadap alam ini karena ada yang lain selain manusia.
e. Heraklitos
- Alam semesta terbentuk dari api
- Slogan yang terkenal Partarei yang artinya semua mengalir dengan kata lain segala sesuatu di
dunia ini tidak henti-hentinya berubah.
Uraiannya :
mengatakan alam semesta terbentuk dari api dengan slogan yang terkenal phantarei yang
berarti semua mengalir sesuai dengan keadaan jadi bahwa segala sesuatu di dunia ini tidak
henti - henti ada perubahan

- Masa Socrates, plato, aristoteles


Masa Socrates
- Manusia sebagai objek filsafat
- Mengkaji manusia dari berbagai segi aspek kehidupan
- Tugas utama negara adalah mendidik warga negara agar taat pada hukum.
Uraiannya :
Socrates mengkaji manusia dari berbagai sudut sehingga diperkirakan filsafat hukum lahir
pada masa Socrates dan mengalami masa operkembangan di masa plato dan aristoteles.
Masa Plato
- Orang-orang yang melanggar hukum harus dihukum.
Aristoteles
- Bahwa manusia tidak bisa hidup sendiri (Zoon Politicon)
- Hukum terbagi :
a. Hukum alam
Tidak mengalami perubahan
b. Hukum Positif
Hukum negara
- Ibi ius ubi societes
Dimana ada manusia di situ ada hukum.
Uraiannya :
Yang terkenal hingga sekarang dari Aristoteles adalah Zoon politicon karena menurut
aristoteles manusia tidak bias hidup sendiri

- Masa Stoa
Kaum stoa yakin akan persamaan akan manusia dalam persekutuan universal dan menolak
doktrin perbudakan dari aristoteles mereka memandang alam semesta sebagai suatu
substansi organic yang tunggal, mereka juga telah menjalankan pengaruh abadi terhadap
pemikiran hukum, alam yang memperlihatkan struktur dan ketertiban dan manusia kedua-
duanya mengambil bagian dalam intelijensi atau akal budi, akal budi adalah pendorong naluri
tindakan - tindakan manusia dapat dievaluasi hanya dalam kerangka alam sebagai suatu
keseluruhan hukum alam merupakan standart yang paling dasar bagi aturan2 hukum dan
institusi - institusi yang dibuat manusia digabungkan dengan gagasan aristoteles dan Kristen
yang diwujudkan dalam tradisi hukum alam dari filsafat hukum pada abad pertengahan
Jadi zaman yunani, merupakan zaman dari kota kecil yang aman, dimana adanya masyarakat
filosof dan tidak ada intimidasi sehingga lahir demokrasi

 Masa Romawi
Pada masa romawi perkembangan filsafat hukum tidak segemilang masa yunani karena ahli
fakir atau filosof romawi banyak mencurahkan perhatiannya pada masalah bagaimana hendak
mempertahankan ketertiban diseluruh kawasan kekaisaran romawi. Orang romawi berfikir
secara diktator.
Pada masa Romawi ini :
a. Telah mulai adanya klasifikasi hukum
b. Masa terpenting dalam perkembangan sejarah hukum.
- Masa cicerio
Adanya konsep tentang persamaan
- Masa St. Agustine
Kesamaan manusia dibawah hukum alam.
Konsepsi terpenting adalah bahwa manusia itu bebas dari dosa, jika manusia mengalami
instrusi/alam yang politik maka manusia akan mengalami masalah.
- Ius natural
Hukum alam
- Ius gentium
Hukum yang berlaku pada hukum asing tidak diberlakukan hukum sipil
- Ius......
Menunjuk pada hukum kota roma, pada dasarnya diberlakukan pada setiap tata hukum pada
masyarakat romawi
Jadi manusia pada masa romawi telah mengenal hukum dan dimulainya kodifikasi dengan
adanya iustianus.
b. Abad Pertengahan
- Masa Gelap
Tidak ada lagi perkembangan filsafat dan perkembangan hukum. Kemudian bangsa dari barat
pada umumnya.
Jerman datang membawa agama, waktu itu orang romawi tidak punya agama, akibatnya semua
orang romawi menerima agama yang dibawa oleh bangsa barat itu menjadi sebuah
kepercayaan. Sehingga sampai sekarang Romawi menjadi pusat Katolik.
- Masa scholastics
Masa yang semuanya ditujukan pada Tujan, dimana perkembangan filsafat terfokus pada
filsafat ketuhanan.
Banyak pemikiran yang lahir tapi corak yang khusus yaitu didasarkan semuanya pada Tuhan
sesuai dengan corak pemikiran ketuhanan sehingga dinamakan Scholastics
c. Zaman Renaisance
Pada abad ini pusat perhatian pemikiran adalah Allah, baru kemudian ciptaannya yaitu manusia
sehingga manusia jadi titik tolak pemikiran. Pada Zaman ini sikap hidup religius terpisah
dengan kehidupan lainnya, para filsuf umumnya memisahkan urusan yang berkaitan agama
dengan non agama yang disebut Adanya dikotomi antara urusan dunia dengan urusan akhirat.
Jean Bodin mengatakan :
Hukum adalah perintah dari penguasa yang berdaulat, namun kekuasaan raja tidak melampaui
hukum alam yang didekritkan Tuhan
d. Zaman Baru
Filsuf zaman ini adalah Thomas Hobes (abad-17 tahun 1588-1679)
Ia menggunakan istilah “hak alamiah” (law of nature) dan “akal benar” (Right Reason)
Yang utama baginya adalah :
1. Kemerdekaan yang dimiliki tiap orang untuk menggunakan kekuasaan sendiri menurut
kehendaknya sendiri
2. Asas2 kepentingan sendiri
3. Kondisi alamiah dari umat manusia adalah peperangan abadi yang didalam nya tidak ada
standart perilaku yang berlaku umum.
Selain itu juga muncul paham bahwa manusia tidak mampu mengetahui mana yang adil dan
mana yang tidak adil dan juga manusia tidak mampu mengetahui apa yang dikehendaki oleh
tuhan dan tuhan di atas segala-segalanya.
e. Zaman Modern
Pada zaman ini filsafat hukum berdasarkan rasionalitas pemikiran manusia dan empirisme dan
kedaulatan berada di tangan rakyat dan nilai manusia pribadi diakui sebagai subjek hukum.
Zaman ini melahirkan aspirasi revolusi perancis 1789 yaitu lahirnya pengetahuan manusia
tentang kedaulatan rakyat. Kemudian zaman modern lahir pemikiran tentang demokrasi
(Kedaulatan rakyat), sehingga lahirlah revolusi Perancis yang menggugat kedaulatan Raja.
Empirisme : melihat kenyataan dulu baru kemudian dirasionalkan

Filsuf di zaman ini yang dikenal adalah :


1. Rudolf Von Jhering (1818)
Menolak beberapa teori antara lain :
a. Teori Hegel
Hukum adalah ekspresi dari kemauan umum (general will)
b. Teori Von savigny
Hukum adalah ekspresi spontan dari kekuatan bawah sadar serta pendapatnya yang
mengatakan mengabaikan secara sadar untuk melindungi kepentingan warga masyarakat.
Aliran2 nya bercirikan :
a. Aliran positivisme
Hukum sebagai sejumlah aturan yang memaksa berlaku dalam suatu negara
b. Aliran sosiological dan “hukum bebas”
2. Eugen erich (1862-1922)
Mengungkapkan “ pusat dari bobot perkembangan hukum tidak terletak dalam legalitas dan
keputusan yudisial, tetapi dalam masyarakat itu sendiri
3. Gustav radbruch (1878-1949)
Berpendapat bahwa hukum merupakan suatu gejala kultural yang dapat dipahami melalui
hubungan pada nilai-nilai yang diperjuangkan manusia untuk diwujudkan melalui hukum
4. Rescoe pound (1870-1964)
Filsuf dari amerika serikat yang beralirkan sosiologi hukum, mengemukakan bahwa hukum itu
berbeda antara “law in books” dengan “law in action” selanjutnya mengemukakan bahwa hukum
berisi perintah dan unsur ideal.

5. Joseph W.Bingham (awal abad-20)


Beraliran filsafat hukum realistis mengungkapkan bahwa peraturan hukum seperti kaidah
ilmiah tidak mempunyai eksistensi yang independen karena hanya merupakan konstruksi
mental yang dengan mudah meringkaskan fakta2 partikular.
6. H.L.A hart
Karyanya The konsep of Law, ia mengembangkan suatu pandangan tentang hukum sebagai
suatu perpaduan aturan sekunder dan aturan primer.
f. Zaman reformasi
Filsafat Hukum zaman Reformasi dapat diungkapkan bahwa bangsa Indonesia disatu pihak
menginginkan hukum sebagai panglima atau hukum yang mengatur persoalan ekonomi, politik,
budaya dan persoalan sosial kemasyarakatan lainnya. Dipihak lainnya tampak dalam perilaku
masyarakat terhadap hukum, justru mengfungsikan hukum sebagai alat politik, alat ekonomi,
sosial dan budaya kemasyarakatan lainnya.
Berdasarkan realita hukum dari dua sudut pandang diatas, tampak putusan2 pengadilan pada
tingkat pertama, pengadilan pada tingkat banding dan MA yang terkadang simpang siur
sehingga disebut hukum mandul.

Kajian tentang asal mula filsafat manusia akan mengantar kita tentang kajian
filsafat hukum, karena filsafat hukum ada pada filsafat manusia

Dalam Filsafat ada 4 Mazhab

1. Mazhab Plato
2. Mazhab Aristoles
3. Mazhab Stoa
4. Mazhab epicurus

Dari ajaran2 tersebut, maka orang berfikir sehungga lahir suatu aliran baru yang merupakan
kombinasi dari aliran yang ada yang bernama ecletesisme. Setelah itu muncul masa
Neoplatonisme (plato Baru). Ajarannya plato tapi ajaran plato yang telah dikombinasikan
dengan ajaran-ajaran yang lain.

Neoplatonisme
Mula-mula membangun suatu tata filsafat yang bersifat ketuhanan. Menurut pendapatnya “
Tuhan itu hakekat satu2nya yang paling utama dan luhur yang merupakan sumber dari segala-
galanya”.
Dengan dasar filsafat plato yang mengajarkan orang harus berusaha mencapai pengetahuan
yang sejati. Oleh karena itu maka kita harus berikhtiar melihat Tuhan, sebab melihat tuhan
itu tidak dapat hanya berfikir saja, akan tetapi harus dengan jalan beribadah, jadi ajaran
neoplatonisme masih dipengaruhi oleh ajaran Ecletesisme.

Masa Thomas Aquenas dan Scolastic


- Adanya perbedaan tentang hukum
Scholastick mengatakan :
- Bahwa hukum itu berasal dari tuhan
- Penguasa itu adalah wakil tuhan
Tomas Aquines
Hukum itu harus dapat menjangkau akal budi manusia itu sendiri.
Ex :
Raja dapat berkuasa karena ia berdaulat, raja berdaulat karena ia diberi kedaulatan oleh
rakyat. Oleh karena itu rakyat harus patuh pada penguasa.

Ius Divinum Posituum


Hukum yang didapati dari wahyu disebut hukum positif
Ius Posituum Humanum
Hukum yang diketahui oleh manusia berdasarkan akal budi

Thomas Aquines menyatakan ada 3 hukum :


1. Hukum yang berasal dari Tuhan (lex devina atau ius devina)
2. Hukum yang berasal dari kontrak sosial (lex Humana)
Hukum manusia atau yang dibuat oleh manusia, dimana garisan-garisan dari lex naturalis tidak
boleh dilanggar
3. Lex Naturalis yaitu hukum tuhan yang sudah didelegasikan pada alam.
Kemudian muncullah teori dalam hukum yaitu lex superiori derogat legi imperiori : hukum
yang lebih tinggi mengalahkan hukum yang lebih rendah

Kebenaran : yang menunjuk pada keadilan Tuhan


Perbedaan antara filsafat timur dan filsafat barat
Filsafat timur Filsafat Barat

1. asli 1. Buatan
2. Suka hidup damai 2. Suka
Konflik
3. Pasif 3. Aktif
4. Bergantung pada pihak lain 4. Mandiri.
5. Lambat 5. Cepat.
6. Meneruskan 6. Menciptakan.
7. Konservatif 7. Progresif.
8. Intuitif 8. Rasional.
9. Teoritis 9. Expremental.
10. Artistik 10. ilmiah.
11. Kerohanian 11. Mareialistik.
12. Psikis 12. Fisik
13. Mengutamakan ukrawi 13. Mengutamakan Duniawi.
14. Manusia alam dan manusia sejajar 14. Alam Dikuasai oleh manusia
15. Kolektifistis atau kesamaan 15. Individualistis
Orang Barat
- Berusaha melakukan experimen-experimen (aktif)
- Melakukan pekerjaan sendiri/mandiri
Orang Timur
- hanya menerima saja
- suka minta tolong
Akibatnya :
Orang barat lebih cepat berkembangnya dari pada orang timur

Beberapa Aliran/Mazhab dalam filsafat hukum


Menurut Northrop
Dalam karyanya Cultural Value mengemukakan tentang adanya beberapa aliran atau mazhab
dalam filsafat hukum
1. Legal Positif Lizem
2. Pragnatic legal realizm
3. Neo Kantian, Ano kelsenian, etical jurispruden
4. Fungsional antropological or sosiological jurisprudence
5. Naturalistie Jurisprudence

Menurut Lili Rasyidi, Aliran Filsafat Hukum :


1. Hukum Alam
- Irrasional : diluar jangkauan manusia
- Rasional : Yang bisa dilogikakan
Adanya Absolut Justis : Keadilan yang mutlak
Sejarah Hukum alam Adalah :
Sejarah umat manusia dalam usahanya menemukan absolut justice/keadilan yang absolut
tersebut.
Pengertian Hukum Alam
Berubah-berubah sesuai dengan kondisi/kehidupan masyarakat dan keadaan politik
Keadilan Masyarakat
Keadilan seperti apa yang ada pada saat itu
Fungsi Hukum
Sebuah alat untuk mencapai keadilan
Filsafat Hukum alam
1. Dipergunakannya hukum alam untuk merubah peraturan/konsep hukum perdata romawi yang
lama menjadi sistim hukum yang baru
Sistim hukum yang lama : Code Justianus
Code Justianus diambil dari nilai2 masyarakat romawi yang condong pada hukum agama yaitu
nilai2 islam
Sistim hukum umum yang bersifat universal : Prinsip2 hukum umum yang berlaku sama di
dunia/negara2 lain didunia
Ex :
Hukum perjanjian harus ada 2 saksi, maka ini juga ditetapkan oleh negara lain
Prinsip2 hukum perdata yang dibuat itu berdasarkan atau berasal dari hukum agama agama
yang mana ? agama Islam
Keadilan yang universal : keadilan yang berdasarkan lex naturalis dan lex devina

2. Dipergunakan sebagai senjata perebutan kekuasaan antara gereja maupun pihak kerajaan
3. Dipergunakan sebagai hukum dasar international dan dasar kebebasan pemerintahan
4. dipakai oleh para hakim AS dalam menafsirkan konstitusi/UUD

2. ....
3. Aliran utilitar
4. .....
5. ....
6. .....

Sumber hukum Alam

1. Irrasional

Adalah hukum yang bersumber dari Tuhan


Dianut oleh kaum Skolastik filsup yang terkenal yaitu Thomas Aquines dalam hukumnya
summa Theologika ia membentangkan pemikiran Hukum alamnya yang banyak mempengaruhi
gereja dan bahkan menjadi dasar pemikiran gereja sampai sekarang, seperti halnya
aristoteles yang membagi hukum itu atas hukum alam dan hukum positif maka Thomas aquines
membagi hukum menjadi 4 golongan yaitu :
a. Lex eterna
Merupakan Ratio tuhan sendiri yang mengatur segala hal dan merupakan sumber dari segala
sumber hukum, ratsio ini tidak dapat ditangkap oleh panca indra manusia
b. Lex Devina
Bagian dari tario Tuhan yang dapat ditangkap oleh manusia berdasarkan wahyu yang
diterimanya
c. LexNaturalis
Yang merupakan hukum alam yaitu merupakan penjelmaan dari lex eterna didalam ratio
manusia
d. Lex positivis
Hukum yang berlaku merupakan pelaksanaan dari hukum alam oleh manusia berhubung dengan
syarat khusus yang diperlukan oleh keadaan dunia, hukum positif terdiri dari hukum positif
yang diciptakan oleh tuhan seperti yang terdapat dalam kitab suci dan hukum positif buatan
manusia

2. Rasional
Adalah hukum alam yang bersumber dari manusia

Thomas Aquino membagi Asas hukum alam ke dalam 2 jenis yaitu :

1. Prinsipia Prima

Adalah Asas yang dimiliki oleh manusia semenjak ia lahir dan bersifat mutlak dan tidak dapat
dipisahkan dari diri manusia, oleh karena itu prinsipia prima tidak dapat berubah ditempat
manapun dan dalam keadaan apapun.

2. Prinsipia Sekunder

Merupakan Asas yang diturunkan dari Prinsipia prima tidak berlaku mutlak dan dapat berubah
menurut tempat dan waktu oleh karena itu dapat dikatakan bahwa prinsipia itu adalah
merupakan penafsiran manusia dengan menggunakan rationya terhadap prinsipia prima.

Hubungan Hukum, Keadilan, Etika dan Moralitas Sosial


Kita akan menilai interaksi hubungan antara pengertian dan disiplin yang sangat erat
hubungannya, analisa tentang hubungan itu telah menjadi pokok pembicaraan yang tiada
henti2nya antara ahli filsafat hukum, ahli hukum, ahli agama dll yaitu mengenai hubungan
antara hukum, keadilan,etika dan moralitas sosial. Jadi problem atau masalah itu sudah
merupakan problem yang sanagt tua umurnya yang berasal dari para ahli hukum dan
ahli filsafat, Selanjutnya pengertian hukum sebagai suatu bentuk kaidah/norma sosial akan
dibedakan dengan pengertian sistim hukum kemudian dengan hukum dan etika, dan kemudian
dibedakan pula etika sebagai suatu sistim nilai yang mengatur tingkah laku individu dan
moralitas sosial sebagai suatu sistim kaedah/norma yang mengatur tingkah laku sosial dari
suatu masyarakat tertentu.

Pengertian Hukum
Kalau diperhatikan definisi dan semua uraian tentang hukum maka berkisar antara 2 sikap
atau pandangan yang extrim yaitu :
1. Pandangan yang mengutamakan sifat memaksa dari hukum.
Aspek memaksa dari kaedah hukum itu berdasarkan atas sumber kekuasaan yaitu perintah
tertinggi atau tata hirarki dan didasarkan atas paksaan melalui sanksi.
2. Pandangan yang menitik beratkan pada diterimanya oleh masyarakat dan kepatuhan atas
hukum. (ket Tgl 19/5)
Jhon Austin dan Hans Kelsen adalah aliran yang beraliran Positivisme.
Austin Membedakan hukum dengan apa yang dinamakan dengan :

a. Law of God

Hukum Yang diciptakan oleh Tuhan yang dapat dilihat dalam kitab suci
b. Human Of law

Hukum yang diciptakan oleh manusia dibagi atas 2 yaitu :

1. LawProferly so colled

Hukum yang sesungguhnya yang disebut dengan hukum positif yang terdiri dari 4 unsur
yaitu :
- Perintah
- Kewajiban
- Sanksi
- Kekuasaan Tertinggi

2. Law In Proferly So colled

Hukum yang tidak sesungguhnya seperti adat dll.

Aliran Positivisme yang dianut oleh Jhon Austin terkenal dengan Command Theory
(teori perintah).Oleh karena hukum adalah merupakan perintah tertinggi maka hukum
diciptakan, Hukum yang bukan diciptakan bukan hukum, maka menurut Austin Hukum
Internasional Bukanlah hukum karena hukum internasional tidak ada penguasa tertinggi.
Menurut Hans Kelsen Perintah itu didasarkan tata hirarki, menurutnya hukum itu
harus murni terlepas dari nilai2, baik nilai politik, sosial, budaya, dll. Maka dari Hans kelsen
ini llahirlah “Free Recht Lehre”. Maka menurut teori Hans kelsen jenis perintah itu tidak
berasal dari penguasa seperti Jhon Austin melainkan dari hirarki.

Dari dalam norma hukum harus ada :


- Etika
- Moralitas Jika hal ini tidak ada, maka keadilan hukum tidak akan pernah ada.
- Keadilan

Hubungan etika dan moralitas sosial


Walaupun sebagian ahli menyamakan istilah etika, kesusilaan, moralitas sosial, namun
sebagian ahli yang lain selalu membedakan kedua istilah tersebut, Misalnya Strawson
membedakan 2 arti dari istilah itu, menurutnya Moralitas sosial atau moral etika kedua
terminologi itu bukan hanya sekedar masalah terminologi sebab dengan perbedaan itu akan
menjelaskan hubungan nilai2 individu dengan nilai2 sosial dan dengan nilai2 hukum.

Catatan :
- Norma Hukum yang baik harus mampu mencerminkan nilai2 moralitas dan etika sosial.
- Hukum itu harus mampu membentuk suatu nilai2 moral yang bersifat universal dalam
masyarakat.
Di dalam subuah tulisannya Strawson mengemukakan bahwa lingkungan etika adalah
merupakan lingkungan yang beraneka ragam merupakan citra atau gambaran ideal dari
kehidupan manusia yang tertentu saja, saling tidak sesuai dan kadangkala bertentangan.
Dengan demikian etika merupakan lingkungan aturan hidup yang ideal yang ditetapkan oleh
individu bagi dirinya sendiri.
Selanjutnya etika itu harus dipahami, tentu tidak sama antara individu yang satu
dengan individu yang lain, Berbeda dengan lingkungan moralitas atau kesusialaan yang
merupakan aturan2 atau prinsip2 yang mengatur tingkah laku manusia yang berlaku universal
dalam masyarakat atau golongan tertentu.
Manfaat Perbedaan Etika dan moralitas sosial
Manfaat pendekatan ini adalah bahwa dengan demikian akan melenyapkan hubungan antara :

1. Nilai2 yang ditetapkan oleh individu untuk mereka sendiri sebagai manusia yang
bertanggung jawab.
2. Norma2 atau kaedah2 moral atau moralitas yang mengatur masyarakat mencerminkan
perimbangan sosial dan pilihan antara nilai individu yang bertentangan .
3. Tata Hukum/Norma Hukum yang harus mencerminkan moralitas sosial yang umum
diterima walaupun sama sekali tidak identik sama dengan tata hukum.

Teori Tentang etika


Penggolongan teori2 etika banyak sekali terdapat dalam leteratur tetapi pembagian atau
penggolongan yang sering diadakan dan terpenting adalah Pembagian berdasarkan sumber
darimana nilai2 etika itu di temukan.
Berdasarkan sumbernya maka nilai2 etika dapat digolongkan :

1. Teori Naturalis

Berarti setiap pandangan yang berpendapat bahwa sifat etika bisa dijelaskan atau dibatasi
dari sudut sifat2 kodrat.

2. Teori Intuisionistis

Berpendirian bahwa etika adalah disiplin yang bersifat otonom yang berlawanan
dengannaturalistis. Penganut Intiuisionistis percaya bahwa ketentua2 pokok dari etika
normatif adalah pandangan atau pengertian yang bersifat intiutif yang tidak bisa disimpulkan
dari suatu disiplin lainnya.
3. Teori Non Kognitif

Yaitu suatu teori yang mengganggap nilai2 etika tidak bisa dijelaskan atau diketahui secara
objektif sebab nilai2 etika itu semata2 menyangkut emosi atau perasaan sehingga tidak bisa
diteliti dengan mudahnya

Dilihat dari nilai tujuan ada 2 teori :

1. Teori Teologis

Menurut teori ini bahwa etika itu adalah kebaikan merupakan nilai tujuan, sedangkan
kewajiban dan hak merupakan nilai Derivatif atau sekunder. Teori ini dianut oleh aristoteles

2. Teori Deontis

Hak dan kewajiban itu adalah primer dan kebaikan itu adalah Derevatif/sekunder. Teori ini
dianut oleh Immanuel Kant
Hubungan Teori Hukum dengan teori etika
Semua jenis2 teori etika tersebut diatas sangat mempengaruhi terhadap teori hukum, susut
tinjauan darimana teori etika itu sebaiknya ditinjau dari sudut teori hukum ialah dari sudut
faliditasnya atau kekuatan berlakunya sebagai titik tolak untuk untuk mengambil batasan
atau definisi faliditas baik dari teori formil maupun materil yaitu dengan memperoleh
faliditas dari tata hukum itu berdasarkan unsur hakekat norma dasrnya.

Teori2 etika dapat dibagi atas 2 golongan :

1. Teori2 yang menerima dan mengakui faliditas objektif dari dalil2 etika yaitu :
a. Teori etika yang didasarkan atas nilai2 meta positif baik dari ketentuan yang
religius maupun non religius
b. Teori yang mengakui dan menerima nilai2 etika yang mempunyai sifat atau
corak objektif dan karena itu bersifat memaksa walaupun dirasakan secara
instinktif.
c. Teiru empiris, ada 3 empirisme yang penting

- Sistim/Approach yang mencari dalil2 dari etika, dari pengalaman historis dan pengalaman
sosial
- Sistim yang menguji nilai etika itu berdasarkan fakta dan moralitas sosial
- Positivisme Logika.

2. Teori2 yang menyangkal atau menolak faliditas objektif dari dalil2 atau nilai etika
itu, ada 2 type dari jenis teori ini yaitu :
a. Relativisme.
b. Non Kognitive

Diterimanya hukum itu oleh masyarakat dan kepatuhan atas hukum


Sikap seperti ini adalah pengertian hukum sebagaimana yang dikemukakan oleh teori Savigny
dan Eugen Ehrlich yang mengutamakan kepatuhan, kebiasaan dan hukum yang hidup dalam
masyarakat sebagai unsur yang menentukan. Hukum yang demikian itu mungkin saja
memperoleh penegasan dari penguasa tetapi hukum itu tidak diciptakan oleh penguasa.
Keterangan :
Hukum adalah kebiasaan yang tumbuh dari masyarakat yang kadangkala ada kebiasaan
tersebut yang diformalkan, tumbuh dari bawah.

Walaupun demikian menurut Freidmann Perbedaan kedua pandangan di atas tidaklah absolut
tetapi hany bersifat relatif sebab perbedaan itu pada hakekatnya ialah masalah titik berat
definisi positivisme, sebab definisi pisitivisme dari austin dan kelsen tentu membutuhkan
diterima dan dipatuhinya hukum itu oleh masyarakat, sebaliknya definisi dari Von Savigny dan
Ehrlich setidaknya di dalam sistim hukum modern tidak ada tingkah laku sosial betapapun
berakarnya dalam masyarakat atau mantapnya dan diperkuat oleh golongan yang
mematuhi/dipatuhi.
Keterangan :
Kata fredmen hanya perbedaan menafsirkan atau pemahaman mengenai positivisme yaitu :
1. austin dan hans kelsen positivisme aturan yang dilegalkan oleh penguasa
2. erlih dan vonsav menafsirkan positivisme sebagai apa yang lahir dari masyarakat.
Jadi menurut fredmien antara austin dan hans serta erlih dan von tidak ada perbedaan
Contoh :
Hukum pidana ada penguasa yang menindak secara paksa tapi di hukum adat tidak bisa
menindak inilah yang dinamakan positivisme.

Di dalam masyarakat primitif jangkauan hukum masih lemah sebagian perkembangan sistim
hukum tidak berkembang.
Keterangan :
Karena masyarakat primitif kehidupannya sangat lemah dapat dilihat pada ciri masyarakat
primitif yaitu kepatuhannya serta kesederhanaannya. Oki dlm masy prim teori hukum tidak
berkembang karena dlm masy prim hidupnya sanagt sederhana.

Didalam Masyarakat yang lebih maju dan komplek perkembangan sistim hukum melaju dengan
pesat.
Keterangan :
Pada masyarakat maju hukum harus terus berkembang mengikuti perkembangan sosial
masyarakat, karena tehnologi terus berkembang pada masyarakat maju, untuk itu hukum
harus mampu mengantisipasi perkembangan ini karena persoalan mekin hari semakin komplek.
Analisa tentang sayart minimum apa yang harus dimiliki oleh suatu sistim hukum
Misalnya menurut :
Prof Al Hart
1. Membedakan antara hukum primitif prim legal sistim dengan sistim hukum maju (advance
legal systim).
2. Primary ruler of obligation
Erat hubungannya dengan aturan2 kebiasaan atau adat yang disebut dng costumery rules dan
biasanya berlaku pada masy prim dan tidak bisa berlaku pada masy modern karena tidak ada
kepastian dan bersifat berubah2 tidak tetap sedangkan prim bersifat tetap jadi di masy
dapt diberlakukan costumery rules.
3. secondary rules of recognation
dalam secondary ror ini hukum nya dibuat oleh lembaga2 tertentu untuk mengantisipasi
perkembangan dunia modern. Adanya secon ini untuk mengatasi masalah primary yang tidak
mampu mengatasi masalhnya. Hukum seconder tidak boleh melAWAN hukum primer, hanya
mengakomodir dari hukum primer dan melengkapi untuk memenuhi kebutuhan dari hukum
primer. Tapi jika primari bisa dan sanggup mengatasi persoalan2 maka tidak perlu secondary
dipakai.

TEORI-TEORI TENTANG ETIKA


Dari berbagai macam teori dikaitkan dengan teori hukum kita lihat dari sudut atau
batasan dari sudut validitasnya artinya dari validitas (tingkat kepatuhan orang pada hukum)
dari tata hukum itu berdasarkan unsur hakekat norma dasar, tetapi hal ini tidak mutlak
tergantung dimana ahli itu memandangnya sehingga terjadilah keberagaman dari teori2 para
ahli.
Kenapa orang patuh pada hukum karena hukum dibuat secara spesifik yang ditentukan
oleh norma dasar yang dianggap ada sebelumnya.
Ex :
Suatu norma diformalka misal penghinaan pasal 310,311. kalau kita tidak melakukan berarti
kita patuh, tapi kita tidak melakukan bukan karena takut pada ancaman pasalnya hukumnya
tapi memangtidak mau berbuat karena memang tidak mau bukan karena pasal, atau aturan
hukumnya.
Alf Ross
Sistim keseluruhan dlam masyarakat sehingga dari batas2nya kita dapat meramalkan atau
memprediksi kalau hal tersebut dibiarkan akibatnya akan menjadi buruk.
Contoh :
Mengapa orang dilarang zinah karena akan terjadi kekacauan2 dalam masyarakat
Teori2 validitas objektif etika tersebut ada yang menerima dan ada yang tidak menerima.
1. Teori2 yang menerima
Yang menerima teori validitas etika adalah kelompok yang bercirikan teologis dan teori yang
bercorak rasionalistis, Alasan kedua kelompok ini menerima adalah : 1. kelompok teologis
mengatakan bahwa manusia pada dasarnya baik atau beretika oki segala nilai kebaikan yang
ada dalam norma hukum adalah merupakan perwujudan dari nilai2 kabaikan yang ada pada diri
manusia., 2.teori rasional menerima karena etika itu merupakan salah satu unsur dari norma
hukum
2. Orang patuh menerima nilai etika sebagai norma hukum secara terpaksa walaupun tidak ada
yang memaksa. Berarti dibatasi paksaan dalam diri manusia yang dirasakan secara instingtif
atau rasa keadilan yang ada dalam diri manusia itu sendiri.
3. Dianut oleh kaum empiris, mereka mau menerima karena menurut kenyataan dapat dibuktikan,

30 Mei 2008
Antinomi2 terpenting dalam teori hukum
Freidmen mencba membuat klasifikasi mengenai antinomi yang terpenting dalam filsafat
hukum dan teori hukum yaitu :

1. Individu dengan universum.


2. Voluntarisme dengan pengetahuan objektif.
3. Intelek dengan intuisi.
4. Stabilitas dengan perubahan.
5. Positivisme dengan idealisme.
6. Kollektifisme dengan individualisme.
7. Demokrasi dengan otokrasi.
8. Nasionalisme dengan internasionalisme.

HUKUM – KEKUASAAN
Recht staat not Macht Staat
Hukum tanpa kekuasaan bukan berarti apa2
Kekuasaan tanpa hukum adalah kesewenangan
Hubungan Hukum dan kekuasaan
Kenapa orang patuh pada hukum ?
Karena :
a. Hukum itu adalah nilainya sendiri.
b. Teori kekuasaan, takut akan kekuasaan yang ada dalam hukum.

Hubungan hukum dan kekuasaan dapat dirumuskan dalam sebuah slogan :


“Hukum tanpa kekuasaan adalah angan2, kekuasaan tanpa hukum adalah kezalima “
Dalam penerapnnya :
- Hukum memerlukan kekuasaan untuk penerapannya, ciri utama inilah yang membedakan hukum
disatu pihak dengan norma2 sosial lainnya.
- Kekuasaan diperlukan oleh karena hukum itu bersifat memaksa
Dalam Masyarakat ada terdapat norma2 sosial yang didalamnya tidak ada kekuasaan yang
jelas yaitu :
- Norma kesusialaan.
- Norma kesopanan.
- Norma Agama.
- Norma Hukum.
Yang membedakan norma hukum dengan norma sosial lainnya adalah :
Karena sifat memaksa dan mengikat dari hukum tersebut. Kekuasaan itu ada dalam hukum
agar hukum itu bersifat memaksa. Jika ada hukum tanpa kekuasaan maka penerapan2 dari
hukum itu dalam masyarakat akan mengalami hambatan.
Semakin tertib masyarakat dalam pergaulan hidup maka kekuasaan tidak perlu ada.
EX :
Diperlukannya kekuasaan orang. Pada lampu merah kenapa masih ada polis ? itu terjadi karena
kurangnya kesadaran dari masyarakat tentang hukum dalam lalu lintas.

 Hukum itu sendiri adalah kekuasaan, karena hukum dapat memberikan kekuasaan pada
seseorang.
Contoh :
Polisi
Sumber hukum adalah :
- Kekuasaan (Kharisma) yang legal
- Kekuatan (fisik dan ekonomi)
 Disisi lain yang lebih penting adalah
- Hukum mrupakan pembatas dari kekuasaan agar tidak terjadi kesewenangan atau
penyelahgunaan dari kekuasaan itu sendiri (power To corrupt)
- Kekuasan merupakan sifat yang buruk, karena keinginan untuk mempunyai kekuasaan yang lebih
dan disalahgunakan.

 Baik buruknya sesuatu kekuasaan adalah tergantung dari bagian mana kekuasaan itu
dipergunakan atau dengan kata lain baik buruknya kekuasaan senantiasa harus diukur dengan
kegunaannya untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan atau disadari oleh masyarakat
terlebih dahulu.. Yang menjadi ukurannya adalah apakah kekuasaan di gunakan untuk mencapai
apa yang sudah kita rencanakan ? jika berhasil berarti kekuasaan digunakan dan jika gagal
berarti kekuasaan tidak dijalankan/kekuasaan disalah gunakan.
Kekuasaan merupakan sesuatu yang mutlak dalam kehidupan masyarakat karena unsur
pemegang kekuasaan adalah merupakan faktor yang penting untuk menggunakan kekuasaan
yang dimilikinya yang sesuai dengan kehendak masyarakat, dimana kekuasaan tanpa digunalkan
oleh manusia itu sama artinya tidak ada, karena itu disamping keharusan adanya hukum
sebagai alat pembatas juga bagi pemegang kekuasaan ini diperlukan sayarat2 lain seperti :
a. memiliki watak yang jujur.
b. Rasa pengabdian terhadap kepentingan masyarakat.
Kesadaran hukum yang tinggi dari masyarakat juga merupakan pembatas yang ampuh bagi
pemegang kekuasaan, antara hukum dan kekuasaan terdapat hubungan yang erat.

Cat :
 Dalam negara demokrasi
Kekuasaan itu adalah kekuasaan rakyat.
 Dalam Negara Hukum
Kekuasaan = Autority (kesewenangan).

PEPERZAK,mengemukakan adanya hubungan ini dapat diperlihatkan dengan dua cara yakni
:
1. Dengan menelaahnya dari konsep sanksi.
Adanya perilaku yang tidak mematuhi aturan hukum,menyebabkan diperlukannya sanksi untuk
menegakkan aturan hukum itu karena sanksi dalam kenyataan merupakan “kekerasan” maka
penggunaannya memerlukan legitimasi yuridis(pembenaran hukum) agar menjadikan sebagai
kekerasan yang sah.
Arti penting legitimasi yuridis
Untuk membenarkan digunakannya sanksi sebagai kekerasan yang sah.

2 Dengan menelaahnya dari konsep penegakan Konstitusi


Pembinaan sistim aturan2 hukum dalam suatu negara yang teratur adalah diatur oleh hukum
itu sendiri, perihal ini biasanya tercantum dalam konstitusi dari negara yang bersangkutan.
Penegakan Konstitusi itu termasuk penegakan prosedur yang benar dalam pembinaan hukum
itu, mengasumsikan digunakannya kekuasaan (force) diperlukannya kekuatan sebagai
pendukung serta pelindung bagi sistim aturan2 hukum untuk kepentingan penegakkannya
berarti hukum pada akhirnya harus didukung serta dilindungi oleh sesuatu unsur yang bukan
hukum yaitu oleh kekuasaan.

ETIKA PRIFESI HUKUM


Profesionalisme para penegak hukum amat sangat penting, pembangunan hukum -----Sdm ---
-Profesionalisme-------Etika.
Etika itu berkaitan dengan 4 hal :
1. Nilai
Pengertian nilai dalam etika profesi
Nilai adalah sifat/kualitas dari sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia baik lahir
maupun batin.
Bagi manusia nilai dijadikan landasan/motivasi dalam bersikap dan bertingkah laku baik
disadarinya atau tidak. Berbeda dengan fakta yang dapat dari observasi secara empiris maka
nilai adalah sesuatu yang bersifat abstrak karena nilai sangat berkaitan dengan cita2
keinginan dan harapan dan segala sesuatu pertimbangan internal atau batiniah dan nilai yang
abstrak dan subjektif tersebut agar dapat lebih berguna dalam menuntun sikap dan tingkah
laku manusia perlu lebih dikongkritkan lagi untuk nilai harus dirumuskan kedalam simbol2
tertentu yang tujuannya agar lebih mudah dipahmi secara interpersonal.
Wujud yang lebih kongkrit dari nilai ini adalah ;
Norma yang berbagaimacam dari norma yang ada.
2. Norma
Norma Hukum adalah norma yang paling kuat karena dapat dipaksakan pelaksanaanya oleh
kekuasaan eksternal, nilai dan norma selanjutnya berkaitan erat dengan moral dan etika.
Hukum :
Mempelajari tentang kelakuan manusia

3. Moral
Beda Moral dan etika
Moral :
Kepribadian seseorang yang terkandung di dalam dirinya, makna moral yang terkandung dalam
kepribadian seseorang itu tercermin dalam sikap dan tingkah lakunya.
Etika
Merupakan cerminan dari moral seseorang
4. Etika
Merupakan cerminan dari moral seseorang

Filsafat Hukum mempunyai kaitan yaang erat dengan etika karena antara filsafat dengan
etika mempunyai tujuan yang sama. Etika sebagai cabang dari filsafat.
Pertama-tama dapat dideteksi secara diskriptif dan normatif karena itu ada yang disebut
dengan etika diskritif dan etika normatif. Diluar itu ada pendekatan yang disebut Meta
etika.
Etika Deskriptif melukiskan tingkah laku moral dalam arti luas
isalnya : merupakan adat kebiasaan tentang baik dan buruk, tindakan yang diperbolehkan dan dilarang.
Etika diskriptif mempelajari moralitas yang terdapat pada individu2 tertentu dalam
kebudayaan atau Subcultur tertentu dalam suatu periode sejarah dan sebagainya.

Nb :
Norma sosial
a. Aturan2 Masyarakat
b. Dengan Norma ini masyarakat akan dapat saling menghargai/ untuk mempertahankan
eksistensi ditambah control sosial.

Fungsi2 efektivitas hukum dalam masyarakat


Selalu terjadi permasalahan antara apa yang diharapkan dengan apa yang terjadi.
Lahirnya hukum melihat kenyataan selalu terjadi pertentangan dalam masyarakat.
Pertentangan tingkah laku seseorang dengan orang lain sehingga pada akhirnya masyarakat
punya standar nilai tersebut.

Fungsi Hukum
a. Menerapkan mekanisme kontrol sosial yang kan membersihkan masyarakat dari tingkah laku
yang menyompang sehingga hukum berfungsi untuk mempertahankan eksistensi kelompok itu.
Anggota kelompok akan berhasil mengatasi tuntutan yang menuju ke arah penyimpangan guna
menjamin agar kelompok tersebut tetap utuh atau kemungkinan lain hukum akan gagal dalam
melaksanakan tugasnya sehingga kelompok itu hancur atau punah.
b. Hukum sebagai alat untuk mengubah masyarakat (the Law is social engeenering)
Selain dari fungsi hukum sebagai kontrol sosial dan mengubah masyarakat, Rosche Pound
beranologi bahwa yang mengemukakan hak yang bagaimanakah seharusnya diatur oleh hukum,
hak2 manakah yang bisa dituntut individu dalam masyarakat.
Menurut Rousche Pound yang merupakan hak itu adalah kepentingan/tuntutan yang diakui,
diharuskan, dibolehkan secara hukum sehingga tercapai suatu keseimbangan sehingga
terwujud apa yang dikatakan ketertiban umum.

Efektivitas hukum berarti mengkaji kaedah hukum yang harus memenuhi syarat yaitu
berlaku secara yuridis, sosioligis dan filosofis.
Faktor yang dapat mempengaruhi hukum yang berfungsi dalam masyarakat adalah Sbb :

1. kaedah hukum / norma hukum.

Dalam teori ilmu hukum dapat dibedakan antara 3 hal mengenai berlakunya hukum sebagai
faedah yakni sbb :
a. Kaedah hukum berlaku secara yuridis, apabila penentuannya berdasarkan kaedah yang lebih
tinggi tingkatannya atau dasar yang telah ditetapkan.
b. Kaedah Hukum berlaku secara sosiologis, apabila kaedah tersebut efektif artinya kaedah itu
dapat dipaksakan berlakunya oleh penguasa walaupun tidak diterima oleh warga masyarakat
(teori kekuasaan) atau kaedah itu berlaku karena adanya pengakuan dari masyarakat.
c. Kaedah hukum berlaku secara filosofis yaitu sesuai dengan cita2 hukum sebagai nilai positif
yang tertinggi
Oleh karena itu agar hukum berfungsi secara efektif maka terhadap norma hukum harus
memenuhi ke 3 unsur kaidah tersebut diatas.

2. Unsur Penegak hukum/aparatur hukum,

Mencakup ruang lingkup yang sangat luas yakni seluruh strata masyarakat.

3. Sarana Atau fasilitas

Merupakan sesuatu yang penting dalam rangka menegakkan efektifitas hukum, terutama
sarana dalam bentuk fisik

4. Warga Masyarakat.

Yakni kesadaran masyarakat untuk mematuhi suatu peraturan per-UU-an atau dengan kata
lain tingkat kepatuhan oleh kesadaran hukum masyarakat.
NOTE
1. Comperative Law : Perbandingan Hukum
2. Code Yustianus : Kodifikasi hukum

Anda mungkin juga menyukai