HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI ……………………………………………………… 1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………………….. 2
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………….. 3
1.3 Tujuan …………………………………………………….. 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sumber Daya Manusia (SDM) …………………………………………….. 4
2.2 Kompetensi …………………………………………….. 5
2.3 Manajemen SDM Berbasis Kompetensi …………………………………….. 6
2.4 Revolusi Industri …………………………………………….. 8
2.5 Kompetensi SDM menjadi Kunci Hadapi Revolusi Industri 4.0 …………….. 12
2.6 Revolusi Industri 4.0 dan Dampak terhadap Sumber Daya Manusia ……. 14
DAFTAR RUJUKAN…………………………………………………………... 17
1
BAB I
PENDAHULUAN
peralihan penggunaan tenaga kerja manusia dan hewan menjadi penggunaan mesin produksi
massal. Dilain sisi, Indonesia saat revolusi industry hanya sebatas ladang bagi para penjajah
untuk memperkaya diri. Namun kini kehadiran revolusi industry generasi ke empat dapat
menjadi suatu berkah sekaligus musibah bagi Indonesia. Bagaimana tidak, Indonesia kini
dihadapkan pula dengan persoalan jumlah usia produktif yang terus meningkat setiap
tahunnya.
terhadap kondisi social, ekonomi dan budaya khususnya pada peningkatan pendapatan rata-
rata suatu negara dan pertumbuhan penduduk. Pada generasi kedua dengan hadirnya
pemangkit tenaga listrik dan motor pembakaran memicu kemunculan kendaraan bermotor,
pesawat telepon yang membuat waktu dan jarak semakin dekat. Namun kemunculan
teknologi digital dan internet pada masa generasi ketiga berhasil melampaui dan menyatukan
kedua hal tersebut. Saat ini, revolusi industry generasi keempat merupakan suatu terobosan
berbasis cyber-physical system berupa integrasi antara komputasi, jaringan, dan proses fisik
Pertumbuhan ekonomi yang stabil diikuti dengan investasi sumber daya manusia yang
bernilai saing serta infrastruktur yang mendukung akan memberikan dampak positif bagi
perhatian khusus dan tidak melakukan persiapan secara maksimal terhadap sumber daya yang
2
ada maka tenaga kerja Indonesia akan dinilai murah tanpa kompetensi bahkan
Indonesia dapat dihadapkan pada permasalahan pengangguran serta tingkat kriminalitas yang
tinggi.
Industry kreatif dapat menjadi pilihan bagi para wirausahawan untuk menghadapi
menjadi peluang bisnis fintech dan start up. Hal ini dapat terjadi dikarenakan adanya
perubahan perilaku transaksi yang dulunya bersifat konvensional menjadi transaksi online.
Dengan adanya infrastruktur online yang semakin mudah dan cepat menjadikan peluang
pemanfaatan bonus demografi dalam industry 4.0 meningkat yang mana semuanya
1.4 Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
Mulai dari sumber daya manusia, peralatan, mesin, keuangan, dan sumber daya informasi.
Setiap sumber daya memiliki tugas dan fungsinya masing-masing. Sebagai suatu sistem,
sumber daya-sumber daya tersebut akan berinteraksi dan saling bekerja sama sehingga tujuan
Sumber daya manusia sebagai salah satu sumber daya yang ada dalam organisasi
memegang peranan yang penting dalam keberhasilan pencapaian tujuan organisasi. Sumber
daya manusia menggunakan sumber daya-sumber daya lain yang dimiliki oleh organisasi
dalam rangka mencapai tujuan. Mesin-mesin berteknologi canggih sekalipun tidak akan ada
artinya, jika sumber daya manusia yang menjalankannya tidak berkualifikasi untuk
mengerjakannya. Demikian juga dengan sumber daya informasi. Sebaik dan selengkap
apapun informasi yang diterima oleh organisasi, tidak akan berarti apa-apa, jika kualitas
sumber daya manusia yang ada tidak mampu menterjemahkannya menjadi informasi yang
SDM atau sumber daya manusia adalah mesin penggerak sebuah perusahaan. Ketika
mesin tersebut berjalan tidak sebagaimana mestinya, maka tentu saja kelancaran operasional
perusahaan akan mengalami gangguan. Jika hal tersebut terjadi, maka visi maupun misi yang
dirancang oleh perusahaan akan sulit dicapai. Oleh karena itulah, diperlukan sebuah strategi
manajemen yang baik supaya performa karyawan bisa lebih optimal. Sumber Daya Manusia
4
(SDM) menurut Wirawan (2015:20) adalah orang yang disebut sebagai manajer, pegawai,
karyawan, buruh atau tenaga kerja yang bekerja untuk organisasi. SDM merupakan dasar dan
kunci dari semua sumber daya organisasi. Sumber-sumber lainnya hanya dapat diperoleh dan
berfungsi jika organisasi mempunyai SDM yang berkualitas. SDM yang berkualitas
jiwa yang prima, bertalenta, mempunyai etos kerja dan motivasi kerja tinggi yang dapat
membuat organisasi berbeda antara sukses dan kegagalan. Efektivitas dan efisiensi sumber-
sumber organisasi lainnya hanya dapat dicapai kalua sumber daya manusianya berkualitas.
2.2 Kompetensi
Secara harfiah (terjemahan) kompetensi berasal dari kata competence yang artinya
kompetensi diartikan sebagai dimensi perilaku keahlian atau keunggulan seorang pemimpin
atau staf yang mempunyai keterampilan, pengetahuan, dan perilaku yang baik. Kompeten
adalah keterampilan yang diperlukan seseorang yang ditunjukkan oleh kemampuannya untuk
dengan konsisten memberikan tingkat kinerja yang memadai atau tinggi dalam suatu fungsi
melakukan sesuatu, tidak hanya pengetahuan yang pasif. Seorang karyawan mungkin pandai,
tetapi jika mereka tidak menterjemahkan kepandaiannya ke dalam perilaku di tempat kerja
yang efektif, kepandaian tidak berguna. Jadi kompetensi tidak hanya mengetahui apa yang
harus dilakukan.
sikap-sikap dan nilai-nilai pribadi, dan kemampuan untuk membangun pengetahuan dan
5
keterampilan yang didasarkan pada pengalaman dan pembelajaran yang dilakukan. Secara
general, kompetensi sendiri dapat dipahami sebagai sebuah kombinasi antara ketrampilan
(skill), atribut personal, dan pengetahuan (knowledge) yang tercermin melalui perilaku kinerja
(job behavior) yang dapat diamati, diukur dan dievaluasi. Dalam sejumlah literatur,
kompetensi sering dibedakan menjadi dua tipe, yakni soft competency atau jenis kompetensi
yang berkaitan erat dengan kemampuan untuk mengelola proses pekerjaan, hubungan antar
manusia serta membangun interaksi dengan orang lain. Contoh soft competency adalah:
kedua sering disebut hard competency atau jenis kompetensi yang berkaitan dengan
kemampuan fungsional atau teknis suatu pekerjaan. Dengan kata lain, kompetensi ini
berkaitan dengan seluk beluk teknis yang berkaitan dengan pekerjaan yang ditekuni.
yang baik, Wirawan (2015: 39) mengemukakan bahwa tenaga kerja harus memenuhi standar
kompetensi, mempunyai ilmu pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku tertentu dalam
melaksanakan pekerjaannya
untuk mengetahui kesesuaian antara posisi dan pemegang jabatan. Menempatkan orang yang
tidak tepat pada satu posisi, khususnya pada bagian inti, tentunya dapat berdampak buruk
pada keseluruhan operasional. Menurut Wirawan (2015: 40) bagi professional dalam bidang
tertentu yang tidak melaksanakan profesinya atau bekerja dalam profesi lain, kopetensi
profesinya dapat merosot, berkurang, memudar, bahkan hilang. Professional yang seperti ini
6
Kompetensi menjadi faktor yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan. Di dalam
perusahaan, kompetensi dapat dilihat dari penilaian terhadap keterampilan atau skill, atribut
perseorangan atau personal’s atribute serta pengetahuan atau knowledge yang kombinasi dari
Saat ini paradigma tentang Human Resources mulai berkembang ke arah pengertian
bahwa SDM harus memiliki peran yang lebih luas di dalam pengelolaan perusahaan. Di
dalam pelaksanaan perusahaan SDM tidak lagi diarahkan kepada obyek semata, namun telah
bergeser ke arah keikutsertaan mereka sebagai subyek perusahaan. Artinya SDM memiliki
peran serta di dalam proses pengambilan keputusan dalam rangka perkembangan perusahaan.
2. Kedua, karyawan yang puas merupakan kondisi awal dari pelanggan yang puas
Pengelolaan yang baik atas aspek SDM berpengaruh positif terhadap kinerja
perusahaan atau keberlanjutan dan kelanggengan usaha. Apabila daya dukung organisasi
sudah dapat berjalan secara simultan maka pengembangan sumberdaya manusia berbasis
kompetensi akan dapat memberikan dampak baik bagi peningkatan kinerja organisasi. Hal ini
terjadi karena sumberdaya manusia yang berkembang secara kompeten merupakan suatu
kondisi dimana seluruh elemen internal organisasi siap untuk bekerja dengan mengandalkan
7
Pada level tertentu dimana kondisi di atas sudah mampu tercipta dalam suatu
organisasi maka kinerja individu organisasi menjadi cerminan bagi kinerja organisasi.
Terdapat banyak tantangan dalam menciptakan situasi kondusif bagi organisasi untuk
meningkatkan kinerjanya dan pengembangan SDM merupakan salah satu hal yang patut
dilakukan. Organisasi yang menghendaki kinerja yang optimal dibutuhkan pula konsistensi
dari manajemen mengenai pengelolaan pegawai yang baik dan proporsional serta
yang terjadi di Inggris atau Britania Raya yang selanjutnya menyebar ke seluruh eropa.
Revolusi Industri terjadi pada periode antara tahun 1750 sampai 1850, perubahan terjadi pada
Saat itu mulai terjadi revolusi besar besaran diberbagai bidang seperti pertanian, manuvaktur,
pertambangan dan transportasi. Munculnya mesin seakan menggantikan peran manusia atau
hewan seutuhnya yang masih terbatas. Walaupun pada awalnya sedikit ditentang oleh kasta
pekerja, namun mereka lebih terbantu dalam efisiensi jumlah beban pekerjaan.
Revolusi Industri Kedua, setelah dirasa bidang bidang tersebut dengan optimal, segala
industri semakin berkembang dengan pesat. Ini mendorong proses energi yang menunjang
setiap mesin berjalan dengan semestinya. Permasalahan listrik, gas, air dan telegraf jadi awal
setelah industri tahap pertama. Revolusi model ini lahir setelahnya yaitu di awal abad 20
yaitu rentang tahun 1850 – 1940. Saat itu listrik mulai ditemukan,perkembangan pipa
8
Revolusi Industri Ketiga, pasca perang kedua terjadi revolusi industri lanjutan yang
sering disebut revolusi teknologi, Manusia mulai sadar muncul era baru setelahj mesin yakni
era teknologi. Semua itu dimulai dengan ditemukannya ponsel genggam, mesin kontrol dan
komputer. Tanda itu semakin jelas memudahkan pekerjaan manusia yang bersinggungan
dengan data. Telepone umum digantikan oleh hand phone, mesin ketik digantikan dengan
komputer. Kemunculan ini mulai lahir abad ke 20, yang mengarahkan manusia ke arag
digital.
Revolusi Industri Keempat, Saat ini kita hidup diera industri ke empat, semua ini
diawali dari revolusi internet yang bukan hanya sebagai mesin pencari, naum lebih dari itu
semua bisa terhubung dengan cerdas. Mulai dari penyimpanan awan, perangkat yang
terhubung dengan cerdas, sistem fisik fiber dan robotik. Revolusi industri generasi keempat
ini telah ditandai dengan kemunculan superkomputer, robot pintar, kendaraan tanpa
Menurut Mello sedikitnya terdapat tiga dampak bagi organisasi untuk merespon
4. Kehidupan pekerja era industri 4.0 didominasi oleh self directed striving for
The McKinsey Global Institute (2017) memperkirakan bahwa 50% daro lapangan
seperti mengumpulkan dan memproses data, aktivitas fisik dan mengoperasikan mesin
memiliki potensi teknis tertinggi untuk dilakukan otomatisasi. Di sisi lain, kegiatan yang
9
melibatkan interaksi dengan pemangku kepentingan, menerapkan keahlian untuk
Manufaktur yang terhubung secara digitas, yang disebut industry 4.0, mencakup
berbagai jenis teknologi, mulai dari 3D printing hingga robotik, jenis material baru serta
sistem produksi. Bagi negara negara maju, industri 4.0 dapat menjadi cara untuk
mendapatkan kembali daya saing infrastruktur, khususnya bagi negara-negara eropa barat. I
rantai suplai produksi yang sangat dibutuhkan guna mensiasati biaya tenaga kerja yang
semakin meningkat.
Dalam menghadapi revolusi industry 4.0 sedikitnya ada 3 hal yang perlu diperhatikan
semua pihak. Pertama, kualitas, yaitu menghasillkan SDM yang berkualitas agar sesuai
dengan kebutuhan pasar kerja yang berbasis teknologi digital. Kedua, adalah masalah
kuantitas, yaitu menghasilkan jumlah SDM yang berkualitas, kompeten dan sesuai kebutuhan
industri. Ketiga, adalah masalah distribusi SDM berkualitas yang masih belum merata.
upaya yang aktif melalui lembaga lembaga pelatihan kerja, badan sertifikasi profesi yang
sedang dilakukan pemerintah melalui pelatihan di Balai Latihan Kerja dan program-program
pemagangan.
Untuk menjawab tantangan era revolusi 4.0 tidak cukup hanya dengan literasi
manusia lama, yang hanya mendasarkan pada kemampuan membaca, menulis dan
menghitung.Menurut Aoun (2017), untuk mendapat SDM yang kompetitif dalam industri 4.0,
kurikulum pendidikan harus dirancang agar out put –nya mampu mengatasi literasi baru,yaitu
data dalam dunia digital, (2) literasi teknologi, yaitu memahami cara kerja mesin, aplikasi
10
teknologi (coding,artificial intelligence dan enginneering principles, dan (3) literasi manusia,
Dalam perspektif literasi manusia, tujuannya adalah agar manusia dapat berfungsi
dengan baik di lingkungan manusia yang semakin dinamis. Perguruan tinggi perlu mencari
cara baru untuk mengembangkan kapasitas kognisi manusia yaitu : higher order mental
skills,berfikir kritis dan sistematik.Dalam industry 4.0, modal dasar SDM yang harus
dimiliki adalah : keterampilan yaitu kepemimpinan (leadership) dan bekerja dalam team
(teamwork), kelincahan dan kematangan budaya (cultural agility), dengan latar belakang
budaya yang berbeda tetap bisa bekerjasama, dan enteprenurship. Menurut Direktur Utama
PT.Multi Kontrol Nusantara, Didit Ardyanto, SDM yang dibutuhkan oleh industri saat ini
adalah yang memiliki kompetensi dalam pemanfaatan teknologi digital. Kompetensi ini
untuk mewujudkan pabrik cesdas (smart factories) seperti salah satunya Internet of Things
(IoT). Didit mengatakan, penerapan industri 4.0 tidak akan menggantikan atau mengutangi
peran tenaga kerja manusia, melainkan dapat mendorong peningkatan kompetensi SDM
Untuk meningkatkan kompetensi SDM dibidang industri 4.0 itu, sejumlah lembaga
mengadakan “Indonesia First LoRa Conference” Lembaga itu antara lain Semtech, PT.Multi
Kontrol Nusantara (MKN), LoRa Alliance dan Komunitas IoT DycodeX. Didit mengatakan,
pemanfaatan sektor publik dengan memanfaatkan LoRa atau Long Range yang merupakan
teknologi yang memungkinkan suatu perangkat IoT terkoneksi dengan jarak yang cukup jauh
dengan konsumsi power rendah. Semoga pemerintah sudah lebih siap untuk menghadapi
revolusi industri 4.0 ini yang dampaknya sangat masif dan berbahaya karena dengan jumlah
populasi Indonesia yang tidak lama mengarah ke 300 juta orang, perlu kecerdasan dan
ketulusan Pemerintahan yang baru nanti untuk mengarahkan negara yang daya tahan dan
11
masa depan ekonominya yang selama ini mengandalkan komoditas asli negeri ini yang
implementasi revolusi industri 4.0, seperti yang dicanangkan pemerintah. Apalagi mengingat
era sekarang memasuki zaman digital sehingga menuntur kemampuan SDM. Hal itu
disampaikan Direktur Utama PT Multi Kontrol Nusantara, Didit Ardyanto. PT Multi Kontrol
Nusantara merupakan salah satu perusahaan teknologi informasi dan komunikasi di Bakrie
Group. "Meski sekarang sudah memasuki era digital, SDM tetaplah menjadi faktor paling
Jakarta, yang disampaikan dalam keterangan tertulisnya, Kamis 26 April 2018. Menurut dia,
SDM yang dibutuhkan oleh industri saat ini adalah yang memiliki kompetensi dalam
pemanfaatan teknologi digital. Kompetensi ini untuk mewujudkan pabrik cerdas (smart
12
factories), seperti salah satunya Internet of Things (IoT). Didit mengatakan, penerapan
industri 4.0 tidak akan menggantikan atau mengurangi peran tenaga kerja manusia.
Untuk merespons perubahan pada era Industri 4.0, pemerintah telah bersiap dengan
merancang peta jalan (road map) berjudul Making Indonesia 4.0, sebagai strategi Indonesia
memasuki era digital saat ini. Making Indonesia 4.0 menetapkan arah yang jelas bagi masa
depan industri nasional. Negara berketetapan untuk fokus pada pengembangan lima sektor
manufaktur yang akan menjadi percontohan, serta menjalankan 10 inisiatif nasional untuk
Belum lama ini, Presiden Joko Widodo juga mengungkapkan bahwa pemerintah telah
mengelompokkan lima industri utama yang disiapkan untuk Revolusi Industri 4.0. "Lima
industri yang jadi fokus implementasi Industri 4.0 di Indonesia yaitu industri makanan dan
minuman, tekstil, otomotif, elektronik, dan kimia," kata Presiden saat membuka Indonesia
Industrial Summit 2018 di Jakarta Convention Center (JCC) pada pekan pertama April 2018.
Menurut Presiden, kelima industri tersebut ditetapkan menjadi tulang punggung guna
meningkatkan daya saing. Lima sektor tersebut juga dinilai Presiden akan menyumbang
penciptaan lapangan kerja lebih banyak serta investasi baru berbasis teknologi. Memang, era
Industri 4.0 sudah menghadirkan pabrik cerdas karena kecerdasan buatan atau artificial
intelligence (AI). Namun, peluang bagi tercipta dan tersedianya lapangan kerja baru tetap
terbuka.
13
2.6 Revolusi Industri 4.0 dan Dampak terhadap Sumber Daya Manusia
Bisnis proses yang perlu menyesuaikan perkembangan zaman dan kebutuhan pasar
secara efektif dan efisien agar mampu memberikan added value yang signifikan bagi
perusahaan. Treatment terhadap sumber daya manusia juga menjadi perhatian yang sangat
penting bagi perusahaan. Selain itu, Perubahan hubungan industrial juga perlu dibangun
secara harmonis agar pencapaian tujuan perusahaan dapat secara bersama - sama dijalankan.
Bagaimana bisnis proses dapat disesuaikan dengan target yang hendak dicapai secara efektif
dan efisien. Bagaimana sumber daya manusia yang tersedia mampu menjalankan bisnis
proses tersebut sesuai dengan kompetensi yang dimiliki secara professional. Dan bagaimana
relasi antara pekerja dengan perusahaan dapat berjalan seirama untuk menyesuaikan
perkembangan zaman.
Bagi Perusahaan perubahan tersebut tentu sangat menguntungkan, tetapi dari aspek
sumber daya manusia akan membawa dampak yang cukup berbahaya apabila tidak dikelola
dengan baik. Penyesuaian kerja manusia menjadi robotik tentunya membawa dampak pada
pengurangan jumlah tenaga kerja yang ada dalam perusahaan. Akan banyak aktivitas manusia
yang punah karena telah digantikan oleh mesin -- mesin melalui artificial
intelligence. Secara culture akan berdampak pada perubahan hubungan dan aktivitas
manusia dan atau robot di dalam Perusahaan. Jika hubungan industrial sudah terbangun
secara harmonis tentu akan sangat membantu tetapi apabila kondisi tersebut tidak terjadi
maka akan menjadi persoalan baru bagi perusahaan. Alih -- alih ingin menyesuaikan
Melihat keadaan yang yang dihadapi dalam penerapan industri 4.0, bukan untuk
mengurangi tenaga kerja. Tetapi justru sebaliknya, apabila anak-anak muda dipersiapkan
dengan meningkatkan keterampilannya, akan memberi peluang lebih besar dalam menyerap
14
tenaga kerja. Revolusi industri 4.0 merupakan lompatan besar di sektor manufaktur,dengan
pemanfaatan teknologi otomatisasi tinggi yang ditopang infrastruktur berbasis internet. Tidak
hanya dalam proses produksi, melainkan juga di seluruh rantai nilai proses produksinya.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sumber daya manusia (SDM) dinilai menjadi faktor utama untuk mendukung
implementasi revolusi industri 4.0, seperti yang dicanangkan pemerintah. Apalagi mengingat
era sekarang memasuki zaman digital sehingga menuntur kemampuan SDM. SDM yang
dibutuhkan oleh industri saat ini adalah yang memiliki kompetensi dalam pemanfaatan
teknologi digital. Kompetensi ini untuk mewujudkan pabrik cerdas (smart factories), seperti
salah satunya Internet of Things (IoT). penerapan industri 4.0 tidak akan menggantikan atau
pemerintah dan pelaku bisnis IoT punya peran masing-masing dalam membentuk target.
sejumlah industri seperti manufaktur, retail, transportasi, tambang, agrikultur, kesehatan dan
3.2 Saran
Era revolusi industri 4.0 membuka kesempatan bagi sumber daya manusia (SDM) di
sektor manufaktur untuk memiliki keahlian yang sesuai dengan perkembangan teknologi
atau pembaruan keterampilan (reskilling) para tenaga kerja berdasarkan kebutuhan dunia
16
DAFTAR RUJUKAN
17