Anda di halaman 1dari 102

i

STRATEGI MANAJEMEN DAN TINGKAT


KOMPETENSI SDM POLRI UNTUK MEMBANGUN CITRA
PADA MASYARAKAT
( STUDI KASUS POLSEK CIKARANG TIMUR )

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menjadi Sarjana ( S1 )

Oleh :
NURHALIMAH SITUMORANG
NIM = 111310566

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PELITA BANGSA
BEKASI – 2017
SURAT PERNYATAAN

Bersama ini saya ,


Nama : NURHALIMAH SITUMORANG
NIM 111310566
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa sripsi yang saya ajukan ini adalah hasil
karya sendiri yang belum pernah disampaikan untuk mendapatkan gelar pada
Program Sarjana ini ataupun pada program lain. Karya ini adalah milik Saya,
karena itu pertanggungjawabannya berada dipundak Saya. Apabila dikemudian
hari ternyata pernyataan ini tidak benar, maka Saya bersedia untuk ditinjau dan
menerima sanksi sebagaimana mestinya.

Cikarang, 25 Agustus 2017

NURHALIMAH SITUMORANG
NIM: 111310566

LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING SKRIPSI


PROGRAM STUDI MANAJEMEN STIE PELITA BANGSA
Nama : NURHALIMAH SITUMORANG
NIM : 111310566
Angkatan/Kelas : 2013 / D.8.1
Konsentrasi : SDM
Judul Skripsi : STRATEGI MANAJEMEN DAN
PENINGKATAN KOMPETENSI SDM POLRI
UNTUK MEMBANGUN CITRA PADA
MASYARAKAT

Bekasi, 25 Agustus 2017


Dosen Pembimbing

Hj. Surya Bintarti.,SE.,MM


NIDN : 0423107203

STRATEGI MANAJEMEN DAN TINGKAT KOMPETENSI


SDM POLRI UNTUK MEMBANGUN CITRA PADA
MASYARAKAT
NURHALIMAH SITUMORANG
NIM = 111310566

Telah dipertahankan di depan dewan Penguji pada hari ......... tanggal ........
bulan ......... tahun..........dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk
diterima sebagai Skripsi Program Studi Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi ( STIE ) Pelita Bangsa.

Ketua Tim Penguji Tanda Tangan


Nama : ............................
NIDN : ............................

Anggota Penguji Tanda Tangan


Nama : ............................
NIDN : ...........................

Anggota Penguji Tanda Tangan


Nama : ...........................
NIDN : ...........................

Menyetujui,
Ketua Program, Ketua STIE,

Hj. Surya Bintarti,SE.,MM Ir. H.Moch.Mardiana.,MM.


NIDN : 0423107203 NIP : 0402086602

ABSTRAK
STRATEGI MANAJEMEN DAN TINGKAT KOMPETENSI
SDM POLRI UNTUK MEMBANGUN CITRA PADA
MASYARAKAT

( STUDI KASUS POLSEK CIKARANG TIMUR )


Oleh
NURHALIMAH SITUMORANG
NIM : 111310566

Penelitian ini berjudul “Strategi Manajemen dan Tingkat Kompetensi


SDM Polri Untuk Membangun Citra Pada Masyarakat”. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui strategi Manajemen dan Tingkat Kompetensi SDM Polri yang
tepat untuk meningkatkan citra Polri di Masyarakat. Strategi Manajemen
dan Tingkat Kompetensi SDM Polri merupakan suatu tolak ukur yang dapat
mengukur bagaimana Polri untuk meningkatkan citranya di Masyarakat, sehingga
dapat menentukan Strategi Manajemen dan Tingkat Kompetensi SDM yang
digunakan oleh Polri khususnya Polsek Cikarang Timur.

Jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian campuran. Populasi


dalam penelitian ini adalah seluruh warga Cikarang Timur. Sampel yang diambil
sebanyak 100 orang. Data yang dikumpulkan menggunakan kuisioner dan analisis
menggunkan SWOT dan analisis linier berganda dengan bantuan program
Statistical Package For Social Sciences ( SPSS ) For Windows versi 16.

Metode analisis yang digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh


sekaligus untuk menguji Hipotesa yang telah diajukan dalam penelitian ini
meliputi Uji Validitas dan Reabilitas , analisis regresi linier berganda serta
pengujian hipotesis yang menghitung uji F ( Uji Simultan ) dan uji t ( Uji Parsial).

Hasil penelitian menunjukan bahwa : 1. Strategi Manajemen ( X1)


berpengaruh signifikan terhadap Citra Masyarakat ( Y ) ditunjukan dari t
hitung > t tabel ( 5,466 > 1,984 ) , 2. Tingkat Kompetensi SDM Polri ( X2 )
berpengaruh signifikan terhadap Citra Masyarakat ( Y ) ditunjukan dari nilai t
hitung > t tabel ( 2,417 > 1,984 ) , 3 . Strategi Manajemen ( X1) dan Tingkat
Kompetensi SDM Polri ( X2 ) secara simultan berpengaruh terhadap Citra
Masyarakat ditunjukan dari nilai F hitung > F tabel ( 20,068 > 3,090 ).

Kata Kunci : Strategi Manajemen dan Tingkat Kompetensi SDM


ABSTRACT

STRATEGY OF MANAGEMENT AND LEVEL OF POLICE INP HR


COMPETENCE FOR ESTABLISHING IMAGE ON COMMUNITY

(CASE STUDY POLSEK CIKARANG TIMUR)

NURHALIMAH SITUMORANG
NIM : 111310566

This research entitled "Management Strategy and Competence Level of Human


Resources Police To Build Image In Society". This study aims to determine the
strategy of Management and Competence Level of Human Resources Police to
improve the image of Police in the Community. Management Strategy and Level
of Polri's Human Resources Competence is a benchmark that can measure how
Polri to improve its image in Community, so as to determine Management
Strategy and Level of Human Resources Competence used by Police especially
East Cikarang Police.

This type of research uses mixed research type. The population in this research is
all citizens of East Cikarang. Samples taken as many as 100 people. Data were
collected using questionnaires and analyzes using SWOT and multiple linear
analysis with the help of Statistical Package For Social Sciences (SPSS) program
for Windows version16.

Analytical methods used to analyze the data obtained simultaneously to test the
hypotheses that have been proposed in this study include Test Validity and
Reability, multiple linear regression analysis and hypothesis testing that
calculates the test F (Simultaneous Test) and t test (Partial Test).

The result of the research shows that: 1. Management Strategy (X1) has a
significant effect on Community Image (Y) is shown from t arithmetic> t table
(5,466> 1,984), 2. Level of Police Human Resource Competence (X2) has
significant effect to Community Image (Y) shown from t count> t table (2,417>
1,984), 3. Management Strategy (X1) and Level of Competence of Polri Human
Resources (X2) simultaneously have an effect on to Community Image shown
from F count> F table (20,068> 3,090).

Keywords: Management Strategy and Level of Human Resources Competency


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya atas
rahmat dan rido-Nya maka Skripsi dengan judul “ Strategi Manajemen dan
Tingkat Kompetensi SDM Polri Untuk Membangun Citra Pada Masyarakat “ ini
dapat selesai tepat waktu.Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam
menyelesaikan studi pada program Sarjana Program Studi Manajemen STIE
Pelita Bangsa.
Penyelesaian Skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak , sehingga
pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Hj. Surya Bintarti selaku pembimbing skripsi sekaligus Ketua Program
Sarjana – Program Studi Manajemen STIE Pelita Bangsa yang dengan sabar
memberikan bimbingan dalam penyusunan skripsi.
2. Bapak Ir. H.Moch.Mardiana.,MM , selaku Ketua STIE Pelita Bangsa.
3. Pimpinan dan Masyarakat Polsek Cikarang Timur.
4. Civitas akademik STIE Pelita Bangsa.
5. Rekan – Rekan Mahasiswa Program Sarjana STIE Pelita Bangsa.
6. Keluarga tercinta yang senantiasa memberikan dukungan dan dorongan
semnagat.
7. Pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari masih banyak keterbatasan pada susunan Skripsi sehingga
kritik dan saran sangat diharapkan demi perbaikan penulisan laporan penelitian di
kemudian hari. Namun demikian , penulis tetap berharap smeoga hasil penelitian
ini dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak yang berkepentingan.

Bekasi, Agustus 2017

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul.....................................................................................................i
Halaman Orisinalitas..........................................................................................ii
Halaman Persetujuan Dosen Pembimbing......................................................iii
Halaman Pengesahan Skripsi...........................................................................iv
Abstrak..................................................................................................................v
Abstract................................................................................................................vi
Kata Pengantar....................................................................................................vii
Daftar Isi......................................................................................................viii-ix
Daftar Tabel..........................................................................................................x
Daftar Gambar.....................................................................................................xi
Daftar Lampiran...............................................................................................xii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................5
1.3 Batasan Masalah........................................................................5
1.4 Tujuan Penelitian....................................................................5-6
1.5 Manfaat Penelitian....................................................................6
1.6 Sistematika Penulisan.............................................................6-7

BAB II KAJIAN PUSTAKA


2.1 Landasan Teori..........................................................................8
2.1.1 Strategi Manajemen Polri................................................8
2.1.2 Pembentukan Strategi Manajemen Polri.......................10
2.1.3 Kompetensi SDM pada Polri.........................................11
2.1.4 Pembentukan Kompetensi SDM Polri...........................12
2.1.5 Citra / Image Masyarakat...............................................14
2.2 Hipotesa...................................................................................15
2.3 Penelitian Terdahulu Yang Relevan........................................16

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Jenis Penelitian........................................................................18
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian..................................................19
3.3 Kerangka Konsep....................................................................19
3.3.1 Desain Penelitian...........................................................20
3.3.2 Defenisi Operasional Variabel Penelitian......................21
3.4 Populasi dan Sampel................................................................25
3.5 Metode Pengumpulan Data.....................................................26
3.6 Metode Analisis Data..............................................................27

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN


4.1 Gambaran Umum Polsek Cikarang Timur..............................33
4.2 Gambaran Situasi Kamtibmas di Polsek Cikarang Timur.......35
4.3 Visi dan Misi Polsek Cikarang Timur.....................................38
4.4 Tugas Pokok dan Fungsi Polsek Cikarang Timur...................39
4.5 Struktur Organisasi Polsek Cikarang Timur............................47

BAB V HASIL PENELITIAN


5.1 Analisis Data............................................................................50
5.1.1 Analisis SWOT...............................................................50
5.1.2 Matrik SWOT.................................................................53
5.1.3 Analisis Statistik.............................................................59

BAB V PENUTUP
6.1. Kesimpulan.............................................................................66
6.2. Saran.......................................................................................67

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................70
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian................................................................................19


Tabel 3.2 Variabel Desain Penelitian..................................................................21
Tabel 4.1 Data Jumlah Personel Polsek Cikarang Timur...................................49
Tabel 5.1 Data Jumlah Personel Polsek Cikarang Timur...................................52
Tabel 5.2 Matriks SWOT....................................................................................54
Tabel 5.3 Matriks SWOT Polsek Cikarang Timur.............................................54
Tabel 5.4 Metode Analisis Data..........................................................................57
DAFTAR GAMBAR

Tabel 3.2 Desain Penelitian................................................................................20


Tabel 4.1 Struktur Organisasi.............................................................................48
Tabel 5.5 Diagram Analisis SWOT....................................................................58
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Penelitian Terdahulu.......................................................................72


Lampiran 2. Hasil Output data SPSS..................................................................75
Lampiran 3. Kuisioner........................................................................................79
Lampiran 4. Rekap Hasil Kuisioner....................................................................80
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Kepolisian Republik Indonesia atau yang sering disingkat POLRI

merupakan sebuah lembaga pemerintahan yang bergerak dalam bidang

keamanan negara. Sebagai lembaga pemerintahan yang menjaga nama baik

organisasi, menjalin hubungan dengan masyarakat adalah hal yang perlu

diperhatikan. Polisi yang diartikan sebagi pejabat dituntut untuk lebih

profesional, memiliki kemampuan, rasionalitas dan dedikasi yang tinggi

karena polisi merupakan atribut negara dan bagian dari organisasi kepolisian

(Kunarto,1997 : 57).

Polisi memiliki tiga pengertian yaitu sebagai fungsi, sebagai organisai

kenegaraan, dan sebagai pejabat (Kunarto,1997:56). Menurut Jendral Polisi

(purn) Drs. Kunarto (1997:57-76) bahwa organ kenegaraan dimaksudkan

karena polisi tumbuh dan berkembang disebuah negara dan menjadi sebuah

atribut kenegaraan. Setiap negara berhak mentukan apakah polisi itu masuk

tatanan negara atau tidak tergantung sistem politik yang ada dalam negara

tersebut. Polisi berdiri tergantung bagaimana negara membentuk polisi

tersebut melalui filsafah dan nilai-nilai dalam negara tersebut.Fungsi polisi itu

tumbuh dan berkembang semakin jelas manakala ancaman terhadap suatu

kelompok semakin nyata. Ancaman itu tidak hanya berupa bahaya yang
datang dari luar kelompok itu, tetapi juga berupa ancaman yang ada didalam

kelompok itu sendiri maupun ancaman dari luar kelompoknya.

Secara umum kita ketahui bahwa visi POLRI adalah terwujudnya postur

polri yang proresional, bermoral dan modern sebagai pelindung, pengayom

dan pelayan masyarakat. Visi merupakan suatu pernyataan tentang tujuan

organisasi yang ditampilkan dalam pelayanan dan dikampanyekan yang

biasanya berupa cita-cita masa mendatang (Nawawi, 2002:122). Visi akan

tercapai apabila didukung oleh SDM yang menjujung tinggi Visi dan Misi

yang berlaku pada organisasi tersebut.Mengingat dalam perkembangannya,

Polri (Polisi Republik Indonesia), yang memegang kuasa penuh atas hal

tersebut bukan saja menjadi sosok bak pelindung namun juga kerap sebagai

momok yang menakutkan bagi orang-orang yang tak bersalah atau melanggar

hukum. Di jalan-jalan, tentunya kita sering menemukan polisi lalu lintas yang

mangkal dan patroli di setiap sudut kota dan daerah. Tugas mereka di sana

adalah menertibkan pengguna jalan dan memantau kondisi jalan, tapi bukan

itu yang terjadi, mereka (oknum) justru merisaukan masyarakat dengan dalih

penegakkan hukum. Pemerasan, intimidasi dan tindak tak terpuji yang sudah

sepatutnya di pegang polisi, telah terlalu sering dilakukan.Pandangan

masyarakat terhadap kinerja Polri terdapat berbagai penilaian Positif dan

negatif dari masyarakat. Baik buruknya citra Polri juga tergantung dari sikap

masyarakat, bersikap apatis, reaktif, kritis atau telah puas atas kinerja Polri

selama ini.
Persepsi buruk masyarakat terhadap citra kepolisian adalah akibat dari

ketidak-mampuan polisi menjadi pengayom masyarakat. Masih banyak orang

yang mencibir bahwa hanya ada dua polisi yang baik, yaitu “polisi patung”

dan “polisi tidur”. Bahkan mereka sering berucap bahwa “polisi tidur saja bisa

bikin susah, apalagi sedang berjaga”. Masih banyak lagi ungkapan

kekecewaan masyarakat terhadap kinerja polisi, begini katanya: “melaporkan

kehilangan kambing ke polisi akan kehilangan sapi”. Bermula dari SDM, yang

berimplikasi pada kinerja dan profosionalitas organisasi. Kemajuan dalam

suatu oganisasi atau perusahaan didasarkan oleh komunikasi dan kecerdasan

dalam diri seseorang maupun atasan (Ubaydillah, Empat prinsip membangun

syistem: 2012).

Penelitian yang dilakukan oleh Amalia Megawati Arkam , bahwa dalam

mengelola citra positif polisi dimasyarakat, Bidang Humas Polda Sulsel

melakukannya melalui media massa dan aneka kegiatan, dengan merumuskan

strategi komunikasiberupa klarifikasi segera dengan pihak media, menjalin

relasi yang kuat dengan pihak media massa, mengoptimalkan sebaran pesan

pesan positif mengenai kinerja kepolisian dimedia sosial, dan secara rutin

menghadiri acara - acara publik.( Amalia , 2011 ). Sedangkan penelitian yang

dilakukan oleh Aziz menyimpulkan bahwa bahwa dengan meningkatkan

kualitas profesionalisme aparatur pemerintah , kemajuan Indonesia dapat

dicapai , termasuk didalamnya pemberian pelayanan pelayanan publik yang

prima kepada masyarakatnya.( Aziz , 2008 ).


Jika dikaitkan dengan kemampuan dan daya dukung kepolisian terhadap

upaya pemulyaan martabat dan kehormatan Polri, terutama dalam penegakan

hukum dan pemberantasan korupsi, citra kepolisian malah semakin terpuruk.

Di tengah derasnya arus pesimisme masyarakat terhadap Polri, maka hal ini

penting untuk dicatat, oleh karena kalangan internal Polri sendiri dianggap

kurang tanggap membenahi diri. Citra buram selama ini belum banyak

berubah, sehingga beragam kritik pedas masih menerpa korps kepolisian

hingga kini. Hubungan polisi dengan masyarakatnya pun, belum kunjung

mesra. ”Kerinduan” masyarakat terhadap polisi, seolah berganti menjadi

”kebencian”. Dengan kata lain, keberhasilan organisasi mencapai tujuan

bukan saja karena masalah keuangan yang memadai, sarana pasarana semata

tetapi tergantung dengan SDM yang ada (soekidjo notoadmojo: 2003). Dan

untuk mencapai tujuan harus dibutuhkan Strategi dan SDM yang

berkompeten. Dalam penelitian ini peneliti akan membahas tentang Institusi

Polisi yang berada di Kabupaten Bekasi pada Polsek Cikarang Timur. Fokus

perubahan kultur Polri saat ini cenderung lebih menitik beratkan untuk

mengubah kultur SDM Polri secara eksternal atau outward looking. Strategi

Manajemen dan tingkat Kompetensi menjadi hal yang wajib diperhatikan

untuk mencapai sebuah tujuan yang lebih baik. Strategi manajemen yang baik

akan dapat merubah pola pikir masyarakat terhadap Polri. Berdasarkan hal

tersebut penulis ingin melakukan penelitian yang berjudul “Strategi

Manajemen Dan Tingkat Kompetensi SDM Polri Untuk Membangun

Citra Pada Masyarakat Cikarang Timur”.


1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian merupakan inti dari penelitian, karena

penelitian inilah yang akan dipecahkan/dikaji melalui kegiatan penelitian.

Rumusan masalah merupakan kristalisasi uraian di latar belakang masalah.

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah :

1. Bagaimana Strategi Manajemen Polri yang diterapkan untuk membangun

Citra pada masyarakat Cikarang Timur ?

2. Apakah Strategi Manjemen berpengaruh terhadap citra pada masyarakat

Cikarang Timur ?

3. Apakah Tingkat Kompetensi SDM Polri berpengaruh terhadap

membangun Citra pada masyarakat Cikarang Timur ?

1.2 Batasan Masalah

Batasan masalah berisikan penjelasan tentang batasan-batasan agar

pembahasan lebih terarah dan tidak menyimpang dari inti masalah maka

penulis membatasi penelitian ini hanya pada Strategi Manjemen dan Tingkat

Kompetensi SDM Polri untuk Membangun Citra pada Masyarakat Cikarang

Timur.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang terdapat di dalam penelitian karya ilmiah ini adalah

sebagaiberikut :

1. Untuk mengetahui Bagaimana Strategi Manajemen Polri yang diterapkan

untuk membangun Citra pada masyarakat Cikarang Timur.


2. Untuk mengetahui Apakah Strategi Manjemen berpengaruh terhadap citra

pada masyarakat Cikarang Timur.

3. Apakah Tingkat Kompetensi SDM Polri berpengaruh terhadap

membangun Citra pada masyarakat Cikarang Timur.

1.4 Manfaat Penelitian

Secara umum manfaat penelitian yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Bagi penulis

Sarana untuk menerapkan ilmu yang diperoleh selama dibangku kuliah

dan menambah pengetahuan serta wawasan dibidang strategi

Manajemen.

2. Bagi akademis

Referensi dan keputusan bagi program studi manajemen STIE Pelita

Bangsa demi perkembangan ilmu dan wawasan pengetahuan tentang

strategi manajemen.

3. Bagi polri

Sebagai bahan saran dan masukan kepada pimpinan polsek cikanag timur

untuk menentukan kebijakan serta metode yang tepat mengenai Strategi

Manajemen dan Tingkat Kompetensi SDM Polri untuk membangun Citra

Pada Masyarakat.

1.5 Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai penelitian yang akan

dilakukan, maka disusun suatu sistematika penulisan skripsi yang berisi

informasi mengenai materi yang dibahasdalam tiap-tiap bab yaitu,


- Bab I Pendahuluan, Dimanapada bab ini merupakan bab pendahuluan

yang menjelaskan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan

manfaat penulisan, batasan masalah, sistematika penulisan.

- Bab II Tinjauan Pustaka, Dimana pada bab ini Memuat landasan teoritis

yang berkaitan dengan permasalahan yang diangkat menjadi dasar dalam

menganalisis masalah yang diteliti. Tentang penelitian terdahulu yang

relevan dan hipotesa.

- Bab III Metodelogi Penelitian, Dimana pada bab ini Berisikan tentang

jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, kerangka konsep, populasi

dan sempel, metode pengumpulan data,metode analisa data.

- Bab IV Gambaran Umum Obyek Penelitian , Dimana pada bab ini

berisikan tentang gambaran / profil dari objek penelitian dari mulai sejarah

, strukut , kegiatan institusi/lembaga/perusahaan hingga sumber daya yang

dimiliki dan analisa data dan interprestasi data.

- Bab V Hasil Penelitian, Dimana pada bab ini berisikan Tentang analisis

data penelitian dan interprestasi data.

- Bab VI Penutup, Dimana pada bab ini berisikan tentang kesimpulan hasil

penelitian dan saran.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Strategi Manajemen Polri


Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang didalam

strategi yang baik terdapat koordinasi tim kerja, memiliki tema,

mengidentifikasi faktor pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip

pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien, dalam pendanaan, dan

memiliki taktik untuk mencapai tujuan secara efektif.

Berdasarkan Undang – Undang No 2 tahun 2002 dinyatakan

bahwa kedudukan Polri berada dibawah langsung Presiden. Dimana

KepolisianNegara Republik Indonesia dipimpin oleh Kapolri yang

dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada Presiden

sesuai dengan peraturan perundang-undangan (UU No. 2 tahun 2002).

Kepolisian (Polri) ditingkat pusat dikenal dengan sebutan

Mabes Polri yang dipimpin oleh seorang Kapolri yang diangkat dan

diberhentikan oleh Presiden dengan persetujuan senat atau Dewan

Perwakilan Rakyat. Kemudian karena secara administratif Indonesia

terdiri dari provinsi-provinsi maka di tiap-tiap provinsi tersebut

terdapat Kepolisian Daerah (Polda) dan dipimpin oleh seorang

Kapolda dan bertangggung jawab, diangkat dan diberhetikan


olehKapolri. Unutk tingkat Kabupaten / kota memiliki badan

Kepolisian yang dinamakan sebagai Kepolisian Resort atau

Kepolisian resort kota untuk tingkat kotamadya yang Masing-masing

dipimpin oleh seorang Kapolres/kapolresta dan bertanggung jawab

langsung kepada Kapolda. Dalam operasionalisasinya Polres / Polresta

membawahi Polsek dan Pos Polisi yang berada diwilayah Kecamatan.

Sistem koordinasi antara Mabes Polri, Polda, Polres/ ta, Polsek, Pos

Polisi terencana dengan baik dalam bentuk struktur organisasi yang

jelas dan mengenal sistem hirarki. Dalam operasionalisasi dan

administrasi kepolisian, setiap kebijakan yang ditetapkan oleh Mabes

Polri adalah juga berlaku bagi seluruh Kepolisian Daerah di negara

Republik Indonesia.

Terkait dengan manajemen fungsional, Polri memiliki fungsi

bidang operasional yaitu : fungsi Reserse Kriminal, fungsi Reserse

Narkoba,fungsi Intel,fungsi Lalu Lintas,fungsi Bina Mitra,fungsi

Samapta dan fungsi Pariwisata serta fungsi bidang pembinaan sebagai

penunjang fungsi operasional yaitu : personil, logistik, perencanaan,

provost danpengamanan internal dll.

Dalam melaksanakan tugas, wewenang, fungsi dan peranannya,

Polri diawasi oleh adalah Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas).

Berdasarkan Undang – Undang tersebut dinyatakan bahwa

Kompolnas berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada

Presiden danmemiliki tugas membantu Presiden dalam menentukan


arah kebijakan Kepolisian Negara Republik Indonesia serta

memberikan pertimbangan kepada Presiden tentang pengangkatan dan

pemberhentian Kapolri. Selain itu, pengawasan dapat puladilakukan

oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) khususnya adalah Komisi III

DPR yang bertugas menangani masalah Hukum di Indonesi.

2.1.2 Pembentukan Manajemn Polri


Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

8 tahun 2010 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Pemerintah

Nomor 15 tahun 2001 tentang Pengalihan status anggota Tentara

Nasional Indonesia dan anggota Kepolisian Negara Republik

Indonesia menjadi Pegawai Negeri Sipil untuk menduduki jabatan

struktural maka dibentuklah Manajemen Polri dalam rangka

mewujudkan hasil guna dan daya guna pelaksanaan penyelenggaraan

pemerintahan , jabatan Struktural dilingkungan Instansi Sipil dapat

disi oleh Anggota Tentara Nasional Indonesia dan Anggota Kepolisian

Negara Republik Indonesa setelah dialihkan statusnya menjadi

Pegawai Negeri Sipil ( PP No. 08 tahun 2010 ).

Dengan adanya pengalihan Status Anggota Kepolisian Negara

Republik Indonesia tersebut maka Manajemen pelaksanaan tugas dan

fungsi Polri diataur oleh Peraturan Pemerintah , Peraturan Presiden

dan Peraturan Kapolri sesuai dengan ketentuannya.


2.1.3 Kompetensi SDM pada Polri
Kompetensi merupakan tingkat keterampilan , pengetahuan ,

dan tingkah laku yang dimiliki oleh seorag individu dalam

melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya dalam

organisasi.Kompetensi mengacu pada dimensi – dimensi perilaku

untuk menggambarkan bagaimana orang berperilaku ketika mereka

melakukan peran dengan baik ( Michael Armstrong , 1998 : 297 ).

Dilihat dalam perspektif manajemen SDM, Sumber daya

manusia atau sering pula disebut dengan personil / personalia / human

resource Polri merupakan sumber daya utama organisasi Polri karena

berperan mengawaki gerak laju dan perjalanan organisasi. Sumber

daya manusia menempati posisi strategis dalam melaksanakan setiap

program dan kegiatan organisasi Polri sehingga dapat berhasil dengan

baik. Sumber daya manusia merupakan motor penggerak yang

berperan penting dalam mencapai visi, misi dan tujuan organisasi

Polri ( wordpress.com ).

Begitu pentingnya pera SDM dalam organisasi Polri, maka

diperlukan pengelolaa SDM Polri secara profesional, modern, dan

akuntabel. Manjemen SDM Polri terdiri dari penyediaan, pendidikan

dan pelatihan, penggunaan, perawatan, dan pengakhiran personil,

yang dirancang sangat strategis sehingga akan mencapai kinerja

personil yang baik juga.


Pada organisasi pemerintahan pengertian Komptensi dapat

dilihat pada penjelasan pasal 3 PP 101 tahun 2000 sebagai berikut:

“Yang dimaksud dengan kompetensi adalah kemampuan dan

karakteristik yang dimiliki oleh PNS berupa pengetahuan,

keterampilan, dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan

tugas jabatannya”.

Polsek dalam pelaksanaan tugasnya harus menciptakan SDM

yang mampu mendorong terciptanya personil Polsek yang memiliki

kinerja, prestasi kerja, dan kualitas kerja yang baik dan bermoral yang

didasarkan pada kompetensi yang dimiliki oleh anggota personil

Polsek sehingga akan dapat berkontribusi pada pelaksanaan tugas

pokok Polri.

2.1.4 Pembentukan Kompetensi SDM Polri


Polri sebagai pengemban amanat undang-undang Nomor 2

tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia memiliki

posisi yang sangat strategis dalam menjaga kelangsungan

pembangunan nasional. Keberhasilan Polri dalam menjalankan tugas

sangat ditentukan oleh sumber daya manusia yang memiliki kualitas

memadai, memahami fungsi dan perannya dalam institusi Polri. Pada

penjelasan Pasal 21 ayat 2 undang-undang tersebut disebutkan bahwa

“Pembinaan anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia meliputi :


Penyediaan Pendidikan , penggunaan, perawatan dan pengakhiran

dinas.

SDM Polri memiliki potensi yang sangat besar dalam

memberikan kontribusi produktif bagi institusi, dan potensi tersebut

harus dapat dikembangkan secara optimal. Mengingat kualitas dan

kuantitas SDM merupakan faktor penentu bagi keberhasilan

pelaksanaan tugas tersebut, maka perlu diadakan pembenahan sistem

pembinaan personel Polri guna menciptakan harmonisasi, sinergitas,

soliditas, konsistensi dan dapat mengantisipasi kebutuhan serta dapat

menyesuaikan diri terhadap dinamika sosial dalam masyarakat yang

begitu cepat.

Pelaksanaan Renstra Polri 2010-2014 telah berjalan cukup baik,

hal ini ditandai dengan kondisi Kamtibmas dan Kamseltibcarlantas

yang kondusif sehingga dapat memberikan rasa aman dan nyaman

dalam masyarakat serta terjaminnya aktivitas pemerintahan. Pada butir

pertama Nawacita Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla telah

dirancangkan program menghadirkan kembali negara untuk

melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh

warga negara dengan membangun Polri yang profesional. Polri yang

profesional akan terwujud apabila didukung oleh sumber daya

manusia yang modern, profesional, dan humanis. Dalam kaitan

tersebut, Polri telah melakukan upaya-upaya peningkatan kualitas dan


kuantitas SDM Polri guna menghadapi segala tuntutan tugas Polri

melalui strategi yang tepat.

2.1.5 Citra / Image Polri


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:667), citra

adalah pemahaman kesan yang timbul karena pemahaman akan suatu

kenyataan. Sedangkan menurut Linggar dalam Teori dan Profesi

Kehumasan serta Aplikasinya (2000:69), bahwa “citra humas yang

ideal adalah kesan yang benar, yakni sepenuhnya berdasarkan

pengalaman, pengetahuan serta pemahaman atas kenyataan yang

sesungguhnya.”

Menurut Frank Jefkins dalam Public Relations (dalam

Munandar, 1995:17-19) mengemukakan bahwa ada beberapa jenis

citra yang penting untuk diketahui. Jenis-jenis citra tersebut adalah:

1. Citra Bayangan (Mirror Image)

Adalah citra yang dianut oleh orang dalam mengenai pandangan

luar terhadap organisasinya.

2. CitraYang Berlaku(Current Image)

Adalah suatu citra atau pandangan yang melekat pada pihak-pihak

luar mengenai suatu organisasi atau perusahaan.

3. Citra Yang Diharapkan (Wish Image)


Adalah suatu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen.

Biasanya citra yang diharapkan lebih baik atau lebih

menyenangkan daripada citra yang ada.

4. Citra Perusahaan (Corporate Image)

Adalah citra dari suatu organisasi atau perusahaan secara

keseluruhan. Jadi bukan citra atas produk dan pelayanannya saja.

5. Citra Majemuk (Multiple Image)

Citra ini dapat diterapkan pada semua jenis organisasi atau

perusahaan yang memiliki banyak unit dan pegawai (anggota).

Masing-masing unit dan individu memiliki perangai dan perilaku

tersendiri sehingga secara sengaja atau tidak sengaja, mereka pasti

memunculkan suatu citra yang belum tentu sama dengan citra

organisasi atau perusahaan secara keseluruhan.

Kelima jenis citra tersebut penting untuk diketahui yakni untuk

mengetahui penilaian terhadap organisasi atau perusahaan tersebut

yang tidak hanya dilihat dari segi fisiknya saja tetapi juga yang

tidak terlihat namun dirasakan baik dan memuaskan.

2.2 Hipotesa

Hipotesa 1:

H1 = Secara parsial diduga bahwa terdapat pengaruh varibael bebas

penerapan Strategi Manajemen Polri ( x1 ) untuk membangun citra

masyarakat Cikarang Timur ( y )


Hipotesa 2:

H2 = Secara parsial diduga bahwa Strategi Manajemen ( x1 ) berpengaruh

terhadap citra masyarakat Cikarang Timur ( y )

Hipotesa 3:

H3 = Secara Parsial diduga bahwa variabel bebas Tingkat Kompetensi SDM

Polri ( x2 ) berpengaruh terhadap Variabel terikat Citra masyarakat (y).

2.3 Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Sebagai bahan pertimbangan dalam skripsi yang peneliti lakukan

dalam penelitian yang berjudul “Strategi Manajemen dan Tingkat

Kompetensi SDM Polri untuk membangun citra pada Masyarakat “. Berikut

ini adalah hasil penelitian terdahulu :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Ken Peak dan Robert V. Bradshaw dari

Universitas Nevada , USA , pada tahun 2002 yang berjudul “Improving

citizen perceptions of the police: “Back to the basics” with a community

policing strategy “. Penelitian ini menjelaskan pengaruh positif dari

strategi Pemolisian Masyarakat mengenai persepsi warga terhadap polisi

di Reno , Nevada , termasuk persepsi masyarakat terhadap citra polisi.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Amalia Megawati Arkam dari

Universitas Hasanuddin, pada tahun 2011 yang berjudul “Strategi

Komunikasi Bidang Humas Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan Dalam

Mengelola Citra Positif Polisi Di Masyarakat ". Tujuan penelitian ini

adalah untuk menegetahui Strategi Komunikasi Polda Sulsel dalam


mengelola Citra Postif Polisi di masyarakat , dan untuk mngetahui

bidang Polda Sulses dalam mengidentifikasi faktor pendukung dalam

mengelola Citra positif polisi di masyarakat. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa dalam mengelola citra positif polisi dimasyarakat,

Bidang Humas Polda Sulsel melakukannya melalui media massa dan

aneka kegiatan, dengan merumuskan strategi komunikasiberupa

klarifikasi segera dengan pihak media, menjalin relasi yang kuat dengan

pihak media massa, mengoptimalkan sebaran pesan pesan positif

mengenai kinerja kepolisian dimedia sosial, dan secara rutin menghadiri

acara - acara publik.

3. Penelitian yang dilakukan oleh A. Aziz Sanapiah dari Universitas

Sumatera Barat pada tahun 2008 dengan judul “Strategi Peningkatan

Kompetensi Sumber Daya Manusia Aparatur Melalui Pendidikan dan

Pelatihan “. Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa dengan

meningkatkan kualitas profesionalisme aparatur pemerintah , kemajuan

Indonesia dapat dicapai , termasuk didalamnya pemberian pelayanan

pelayanan publik yang prima kepada masyarakatnya.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini tergolong jenis penelitian campuran ( kombinasi ).

Penelitian campuran merupakan gabungan dari penelitian kualitatif dan

kuantitatif. Menurut Sugiyono ( 2011 : 404 ) penelitian kombinasi merupakan

metode penelitian yang mengkombinasikan atau menggabungkan antara

meotde kuantitatif dan kualitatif untuk digunakan secara bersama – sama

sehingga diperoleh data yang lebih kompeherensif , valid , reliabel , dan

obyektif.

Dengan data kualitatif peneliti akan dapat menggambarkan,

meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai fenomena

realitas sosial yang ada dalam masyarakat yang menjadi obyek penelitian dan

berupaya menarik realitas kepermuakaan sebagai ciri, karakter, sifat, model,

tanda, atau gambaran tentang kondisi, situasi, maupun fenomena tertentu

(Burhan Bungin,2007:68).

Sedangkan untuk data kuantitatif berupa data angka serta bias

dibedakan menjadi data diskrit (bulat) dan kontinyu (pecahan atau interval).

Jika angket mempunyai bentuk jawaban/tanggapan tertutup dan berskala

interval, maka angket atau data angket (bisa salah satu atau dua-duanya) perlu

dilakukan uji validitas dan reabilitasnya.


3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian akan dilakukan di Polsek Cikarang Timur. Polsek

Cikarang Timur berlokasi di Jl.Raya Citarik No.1 Ds.Jatibaru Kecamatan

Cikarang Timur Kabupaten Bekasi.Jadwal penelitian akan dilakukan mulai

bulan Maret 2017 sampai dengan Agustus 2017 dengan table sebagai berikut:

Tabel 3.1

Jadwal Penelitian

NO Uraian kegiatan Periode Bulan Maret s.d Agustus 2017


Maret April Mei Juni Juli Agst
1 Observasi //////
2 Menyusun proposal ///// /////
3 Bimbingan //////
proposal
4 Perngujian data /////
5 Evaluasi data ////// //////
6 Penyusunan & ////// //////
bimbingan skripsi
7 Sidang skripsi //////
Sumber : Jadwal penelitian penulis

3.3 Kerangka Konsep

3.3.1 Desain Penelitian

Model atau kerangka penelitian dimaksudkan untuk lebih

memperjelas inti dari bahasan hasil penelitian terdahulu dan landasan

teori yang dipakai dala penelitian, termasuk kaitan antar variable-

variabel yang berpengaruh.


Gambar 3.2

Desain Penelitian
Peraturan Pemerintah

Strategi Manajemen Polri ( X1 )H1


Peraturan Presiden
Layanan Publik

Peraturan Kapolri
Citra Masyarakat ( Y )
Kesan

Pendidikan
Kepercayaan
Tingkat Kompetensi SDM Polri ( X2 )
H2
Pelatihan

Prestasi
Ket :

H1= X1 Strategi Manajemen Polri untuk meningkatkan Citra pada

masyarakat didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Amalia

Megawati Arkam “Strategi Komunikasi Bidang Humas Kepolisian Daerah

Sulawesi Selatan Dalam Mengelola Citra Positif Polisi Di Masyarakat “

tahun 2011.

H2 = X2 Tingkat Kompetensi SDM Polri untuk meningkatkan Citra

pada masyarakat didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh A. Aziz

Sanapiah “Strategi Peningkatan Kompetensi Sumber Daya Manusia

Aparatur Melalui Pendidikan dan Pelatihan “ tahun 2008.


3.3.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian

Definisi operasional variabel adalah istilah dari variabel penelitian

yang harus mempunyai rujukan-rujukan empiris (dapat diukur, dihitung

atau dikumpulkan melalui nalar), dan dinyatakan dalam kriteria/operasi

yang dapat diuji secara khusus.Definisi operasional variabel ini adalah :

Tabel 3.3

Variabel Desain Penelitian

Variabel Dimensi Penejelasan

Strategi Peraturan Peraturan Perundang –

Manajemen Polri Pemerintah Undangan di Indonesia yang

( X1) ditetapkan oleh Presiden

untuk menjalankan Undang –

Undang sebagaimana

mestinya ( Wikipedia.com )

Peraturan Peraturan Perundang-

Presiden undangan yang dibuat oleh

Presiden. Dimana pada

peraturan Presiden ini

memuat materi yang

diperintahkan oleh Undang-

Undang atau materi untuk

melaksanakan Peraturan
Pemerintah.

Peraturan Peraturan yang dibuat oleh

Kapolri Kapolri dan berlaku untuk

seluruh wilayah kerja

kepolisian yang mempunyai

kekuatan hukum yang

mengikat internal dan

eksternal. ( Perkap No. 26

tahun 2010 tentang Tata Cara

Pembentukan Peraturan

Kepolisian , ketentuan

Umum Pasal 1 )

Tingkat Pendidikan proses pembelajaran peserta

Kompetensi didik yang melibatkan

SDM Polri ( X2 seluruh komponen

) pendidikan, oleh karenanya

keberhasilan pelaksanaan

pendidikan ditentukan oleh

ketersediaan komponen yang

ada. ( Perkap No.20 tahun

2007 tentang Standar

Komponen Pendidikan

Untuk Pendidikan
Pembentukan dan Pendidikan

Pengembangan di

Lingkungan Lembaga

Pendidikan dan Pelatihan

Kepolisian Republik

Indonesia ).

Pelatihan Suatu usaha atau proses ,

cara pembuatan , kegiatan

untuk memberikan ,

memelihara , meningkatakan

kemampuan dan

keterampilan dengan metode

yang lebih mengutamakan

praktek agar mahir atau

tersbiasa untuk melakukan

sesuatu tugas atau pekerjaan.

( Perkap No. 19 tahun 2010

tentang Penyelenggaraan

Pelatihan Kepolisian

Republik Indonesia ).

Prestasi Hasil atas usaha yang

dilakukan seseorang yang

dicapai dengan
mengandalakan kemampuan

intelektual , emosional , dan

spritual , serta ketahanan diri

dalam memnghadapi situasi

segala aspek kehidupan. (

wikipedia.org )

Citra Masyarakat Layanan Publik kegiatan dalam rangka

(Y) pemenuhan

kebutuhan pelayanan sesuai

dengan peraturan perundang

undangan bagi setiap warga

negara dan penduduk atas

barang, jasa, dan/atau

pelayanan administratif yang

disediakan oleh

penyelenggara pelayanan

publik.( UU No. 25 tahun

2009 tentang Pelayanan

Publik )

Kesan Merupakan salah satu

indikator yang dapat

digunakan sebagai alat

pengukur citra.( Isman ,


2006)

Kepercayaan Suatu rasa percaya kepada

pihak lain yang memang

memiliki kualitas yang dapat

mengikat dirinya, seperti

tindakannya yang konsisten,

kompeten, jujur, adil,

bertanggung jawab, suka

membantu dan rendah hati.

( Menurut Morgan dan Hunt

1994).

3.4 Populasi dan Sempel

Arikunto (2010:173) menjelaskan bahwa populasi adalah keseluruhan

subjek penelitian.Sedangkan menurut Sugiyono (2010 : 80) populasi adalah

“wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Maka dari penjelasan para

ahli tersebut , penulis menetapkan populasi penelitian ini yaitu seluruh Warga

masyarakat wilayah Cikarang Timur, dengan jumlah penduduk hingga tahun

2017 sebanyak 97.430 jiwa. Jumlah sampel yang diambil menggunakan

teknik Questioner terhadap orang-orang sekitar.


Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi (Sugiyono, 1999). Maka dari Populasi yang ada , pengukuran

sampel minumum diperoleh dengan mnggunakan rumus slovin ( sekaran ,

2003:48) sebagai berikut:

n= N

1+Ne

Keterangan

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

e = presisi yang digunakan (error tolerance) dengan persen kelonggaran

ketidakpastian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat

ditolelir maksimal 10%.

Jadi N / (1+N 2e)= 97430 / (1+97430 x 0,12)= 99,92

Maka Pada Penelitian ini jumlah sampel yang diambil adalah 100

warga Cikarang Timur. Adapun rincian sampel yaitu 40 laki – laki dan 60

perempuan, serta usia dari responden yaitu 18 tahun – 40 tahun.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian tentang strategi manajemen dan tingkat kompetensi

SDM Polri , peneliti mengguanakan meteode kuantitatif, untuk sumber data

penelitian dipilih dengan cara metode purposive dan bersifat snowball

sampling. Menurut Sugiyono (2010:292) metode pemilihan sumber data

dalam penelitian ini akan dapat terus berkembang sesuai dengan kebutuhan

penelitian dilapangan.
Untuk teknik pengumpulan data peneliti menggunakan beberapa

metode, yaitu :

1. Observasi terlibat, metode ini digunakan oleh peneliti untuk mengetahui

bagaimana proses dan prosedur peneran strategi manajemen tingkat

kompetensi SDM Polri ini dan untuk mengetahui pandangan masyarakat

terhadap citra Polri.

2. Study dokumen, dalam metode ini penelitian akan mengumpulkan dan

mempelajari dokumen-dokumen yang berkaitan dengan strategi

manajemen peningkatan kompetensi SDM Polri ini pada Polsek Cikarang

Timur.

3. Wawancara mendalam, metode ini dipilih peneliti guna mengetahui dan

mendapatkan hal-hal yang lebih mendalam dari sebuah sumber data yang

dipilih. Wawancara ini akan dilakukan oleh peneliti kepada Kapolsek

Cikarang Timur beserta jajarannya.

4. Kousioner, dari data yang sudah peneliti miliki kemudian peneliti

melakukan penyebaran kousioner terhadap masyarakat sekitar wilayah

Polsek Ciakrang Timur.

3.6 Metode Analisa Data

Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yang suatu analisisi

berdasarkan data yang diperoleh, selajutnya di kembangkan menjadi

hipotesis. Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan berdasarkan data tersebut,

selanjutnya dicari data secara berulang-ulang sehingga dapat disimpulkan

apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak berdasarkan data yang


terkumpul. Bila berdasarkan data yang dapat dikumpulkan secara berulang-

ulang dengan teknik triangulasi, ternyata hipotesis diterima, maka hipotesis

tersebut berkembang menjadi teori (Sugiyono,2012:245).

Proses analisis data pada penelitian ini mengacu pada metode analisis

data oleh Miles dan Humberman. Metode analisis data yang digunakan oleh

peneliti meliputi langkah – langkah berikut :

A. Langkah Awal

1. Reduksi data, pada tahap ini peneliti akan merangkum, memilh data-

data,informasi dan hal-hal yang penting kemudian dicari polanya,

sehingga akan dapat dilihat suatu gambaran pola data dan informasi,

yang selanjutnya akan dapat mempermudah peneliti dalam

melakukan pengumpulan data yang selanjutnya.

2. Penyajian data, pada tahap ini data-data, informasi yang elah

didapatkan oleh peneliti, akan disajikan dalam bentuk uraian singkat,

bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Bentuk-

bentuk penyajian data dan informasi tersebut diikuti dengan adanya

teks yang bersifat naratif.

3. Verifikasi data, pada tahap ini peneliti akan melakukan cross check

data dan informasi dari yang diperoleh saat wawancara dan

observasi dengan data yang diperoleh dari proses studi dokumen.

B. Langkah Kedua

Pada tahap ini peneliti melakukan analisis SWOT yang meliputi :

1. Strength ( Kekuatan )
2. Weakneses ( Kelemahan )

3. Opportunities ( Peluang )

4. Threat ( Ancaman )

C. Langkah Ketiga

Melakukan analisis statistik untuk mencari kebenaran atas variabel

x terhadap y dengan menggunakan teknik analisis sebagai berikut:

1. Analisis Korelasi

Analisis Korelasi digunakan untuk menguji ada / tidaknya

hubungan serta arah hubungan dari dua variabel atau lebih.

Pengambilan data dengan menggunakan Analisis Korelasi dilakukan

dengan 2 cara yaitu :

1) Koefisiensi korelasi dibandinkan dengan r tabel (kolerasi tabel)

Apabila koefisiens korelasi > rtabel maka ada korelasi yang

signifikan (Ha diterima).

Apabila koefisien korelasi < rtabel maka tidak ada korelasi yang

signifikan (H0 diterima).

2) Melihat Sig.

Apabila nilai sig. < 0,05 maka ada korelasi yang signifikan (Ha

diterima).

Apabila nilai sig. > 0,05 maka tidak ada nilai kolerasi yang

signifikan (H0 diterima).


2. Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui

pengaruh antara dua atau lebih independen dengan satu variabel

dependent yang ditampilkan dalam bentuk persamaan regresi.

Dibawah ini merupakan model regresi linear berganda dalam

penelitian ini :

Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Y = Variabel Dependen

a = konstanta

b = Koefisien Regresi

X1,X2 = Variabel Independen

e = Error

3. Analisis Hipotesis

Analisis Hipoteis yang digunakan oleh peneliti yaitu :

1) Uji t hitung

Uji t dikenal dengan uji parsial, yaitu untuk menguji

bagaimana pengaruh masing-masing variabel bebasnya secara

sendiri-sendiri terhadap variabel terikatnya. dengan cara

membandingkan nilai t hitung dengan t tabel. Tingkat signifikansi

(taraf nyata) ditetapkan sebesar 5 % karena dinilai cukup untuk

mewakili hubungan antara variabel-variabel bebas dan variabel


tidak bebas serta merupakan tingkat signifikansi yang umum

digunakan dalam penelitian ilmu-ilmu sosial dengan tingkat

keyakinan sebesar 95 %.Tingkat signifikansi menunjukkan

penyimpangan maksimum hasil pengukuran dari data yang

sebenarnya, sedangkan tingkat keyakinan menunjukkan besarnya

pengukur bahwa hasil yang diperoleh memenuhi syarat ketelitian

tersebut. Alasan digunakannya taraf nyata yaitu agar dapat

mengetahui apakah hipotesis diterima atau ditolak secara

signifikan. Uji t dirumuskan sebagai berikut :

H1 diterima apabila t (hitung) > t ( tabel ) atau P value < 0.05,

artinya terdapat pengaruh antara variabel X dengan variabel Y.

Ho diterima apabila t ( hitung ) < t ( tabel ) atau P value > 0.05 ,

artinya tidak terdapat pengaruh antara variabel X dengan variabel

Y.

2) Uji F Hitung

Uji F dikenal dengan Uji serentak atau uji

Model/Uji Anova, yaitu uji untuk melihat bagaimanakah pengaruh

semua variabel bebasnya secara bersama-sama terhadap variabel

terikatnya. Atau untuk menguji apakah model regresi yang kita

buat baik/signifikan atau tidak baik/non signifikan. Jika model

signifikan maka model bisa digunakan untuk prediksi/peramalan,


sebaliknya jika non/tidak signifikan maka model regresi tidak bisa

digunakan untuk peramalan.


BAB IV

GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Polsek Cikarang Timur

Polsek Cikarang Timur berdiri sejak tahun 1982 terletak di Jl. Raya

Citarik No 1 Lemah Abang Kp. Citarik Rt 002 / 001 Desa Jatibaru Kec.

Cikarang Timur Kab. Bekasi Provinsi Jawa Barat dengan luas bangunan 508

m2 , luas halaman Polsek 666 m2 dan Luas keseluruhan yaitu 1.619 m2. Polsek

Cikarang Timur merupakan salah satu polsek dari 17 Polsek jajaran Polres

Metro Bekasi. Secara geografis wilayah hukum Polsek Cikarang timur berada

di pinggir atau ujung timur perbatasan dengan Karawang yang terletak 106

48º - 107 27º BT dan 6 10º- 6 30º LS. Polsek Cikarang Timur terdiri dari 51

Personil yang terdiri dari 12 personil perwira dan 39 Personil Bintara.

Kemudian dengan didasari oleh kondisi geografis batas wilayah

Polsek Cikarang Timur yaitu

1. Disebelah Utara berbatasan dengan Cikarang Utara dan Karang Bahagia

2. Disebelah Barat berbatasan dengan Cikarang Utara

3. Disebelah Timur berbatsan dengan Kedung Waringin

4. Disebelah Selatan berbatasan dengan Cikarang Pusat

Komposisi di daerah Poslek Cikarang Timur terdiri dari 40% persawahan ,

20% Industri , 25 % Tanah Darat , 0% Perkebunan , 5 % Peternakan , 0%

Hutan dan 10% Tambak.

Polsek Cikarang timur mempunyai karakteristik yang berbeda dengan

Polsek yang berada di Polres Metro Bekasi. Perbedaan tersebut disebabkan


karena hanya di Polres Cikarang Timur saja yang kantor dinasnya berdekatan,

atau bersampingan dengan kantor kecamatan,UPT,dan Koramil.Dilihat dari

wilayah hukumnya, wilayah hukum Polsek Cikarang Timur terdiri dari 7

Desa dan 1 Kelurahan yaitu :

1. Desa Cipayung

2. Desa Hegarmanah

3. Desa Jatibaru

4. Desa Jatireja

5. Desa Karangsari

6. Desa Labansari

7. Desa Jatibaru

8. Kel. Sertajaya

Cikarang Timur yang berada diwilayah Polsek CikarangTimur jumlah

penduduk yang tercatat saat ini yaitu 97.430 jiwa dengan penduduk terpadat

terdapat di Desa Jatireja yaitu 28.834 jiwa dan penduduk terjarang di Desa

Labansari sekitar 6.910 jiwa. Apabila dibandingkan dengan jumlah Polri,

Polsek Cikarang Timur dan jajarannya hanya mempunyai jumlah 51 personel,

maka masih sangat jauh dari ideal sesuai dengan indeks police ratio sesuai

ketentuan PBB. Jika dibandingkan maka perbandingan antara jumlah

penduduk dengan jumlah polisi adalah 1 : 1.900 yang berarti 1 orang personel

Polisi melayani 1.900 orang penduduk wilayah Cikarang Timur.


Dilihat dari komposisi daerah Cikarang Timur , maka terdapat 40%

daerah persawahan , 20 % industri , 25 % tanah darat , 0 % perkebunan , 5 %

peternakan , 0 % hutan dan 10 % tambak. Kemudian secara ekonomi, wilayah

hukum Polsek Cikarang Timur mempunyai sumber daya alam yang cukup

baik yaitu pertanian di pesisir kawasan, perkebunan sehingga mayoritas

penduduk diwilayah Cikarang Timur adalah buruh dan petani. Kemudian

Melihat dari kondisi perindustrian tersebut makan akan muncul berbagai

kerawanan yang mungkin akan terjadi antara lain:

1. Unjuk rasa / demontrasi / pemogokan oleh masyarakat, LSM Buruh /

karyawan dan pengemudi angkutan.

2. Kesalah pahaman antara tenaga kerja pribumi dengan pendatang dan asing.

3. Masyarakat setempat.

4. Pencemaran lingkungan akibat limbah / polusi pabrik.

5. Masalah pembebasan tanah, munculnya sertifikat tanah palsu, penjualan

tanah – tanah fiktif dan kasus penipuan serta penggelapan.

6. Masalah perekrutan tenaga kerja.

4.2 Gambaran Situasi Kamtibmas di Polsek Cikarang Timur

Situasi Kamtibmas Poslek Cikarang Timur untuk saat ini masih

tergolong Kondusif walaupun ada kendala tetapi masih bisa diatasi oleh

Poslek Cikarang Timur. Gambaran situasi kamtibmas yang sering terjadi di

Polsek Cikarang Timur seperti Unjuk Rasa , kegiatan – kegiatan masyarakat

seperti hajatan , dan pengaturan lalu lintas. Dari semua situasi kamtibmas
yang terjadi di Polsek Cikarang Timur maka kinerja Polsek tersebut akan

diukur berdasarkan dari tingkat keberhasilan Polsek dalam menangani situasi

keamanan dan ketertiban di masyarakat maupun dilingkungan wilayah hukum

Polsek Cikarang Timur. Situasi pada tahun sebelumnya dengan tahun

kedepannya tentunya akan mengalami perbedaan keaman dan ketertiban di

masyarakat pasti akan mengikuti perkembangan zaman. Dengan adanya

perubahan situasi Kamtibmas tersebut maka situasi tersebut seringkali

dijadikan patokan dan acuan bagi Poslek untuk menentukan apakah kinerja

yang sudah di lakukan oleh Polsek Cikarang Timur sudah bejalan secara

maksimal atau tidak maksimal.

Secara umum kegiatan rutin yang dilakukan di Polsek adalah menjaga

kamtibmas ( Keaman dan Ketertiban masyarakat ), karena itu ada beberaa

program Polri khususnya Polsek Cikarang Timur memiliki program unggulan

yang dilakukan oleh Polsek Cikarang Timur yaitu DDS (door to door system)

dengan adanya kegiatan ini akan menimbulkan pemikiran dan istilah baru

dengan sebutan POSITIF (Polisi silahturahmi aktif). Kapolsek Cikarang

Timur Kompol L.Marpuang SH.MH menjelaskan program ini lebih terperinci

dan lebih terarah dalam pelaksanaannya, tiap anggota polsek harus ikut aktif

melaksanakan kegiatan ini, dimana setiap anggota diwajibkan melaksanakan

giat “POSITIF” kepada seluruh masyarakat binaannya dan jajaran Polsek

Cikarang Timur sesuai dengan daftar yang telah dibagikan kepada tiap

anggota bhabinkantibmas dan personel, jadi tiap anggota wajib mengunjungi

masyarakat termasuk tokoh agama tokoh pemuda maupun tokoh masyarakat.


Dalam melaksanakan kegiatan DDS atau giat POSITIF tersebut maka

anggota akan menyampaikan himbauan kamtibmas kepada masyarakat yang

dikunjungi untuk menjaga keamanan dan ketertiban serta masyarakat bisa

mempolisikan diri mereka masing - masing yang dilengkapi dengan blangko

atau biasa disebut blangko DDS yang berisikan identitas, pekerjaan no telp

seluler, serta saran dan pesan masyarakat yang dikunjungi.Semua program ini

bertujuan agar setiap anggota Polri khususnya anggota Polsek Cikarang

Timur Polres Metro Bekasi dapat menjalin hubungan baik kepada warga

masyarakat,yang akhirnya dapat menciptakan situasi kamtibmas yang

kondusif.

Selain DDS , Polsek Cikarang Timur juga melakukan Pengaturan Lalu

Lintas ( Gatur Lalin ) , melihat kondisi Lalu Lintas di wilayah Polsek

Cikarang Timur cukup ramai. Pengaturan Lalu Lintas tersebut dilakukan

dititik rawan kemacetan dan jalur pantura yang sering dilalui oleh masyarakat

yang ingin bekerja , dimana di titik – titik rawan tersebut akan ditempati oleh

3 hingga 4 personel Polsek Cikarang Timur sehingga jalur yang dilauli oleh

masyarakat yang ingin bekerja akan kondusif. Tidak hanya melakukan

pengaturan saja tetapi Personel yang ditempatkan dititik – titik rawan tersebut

sekaligus memberikan himbauan kepada masyarakat tentang keselamatan

berkendara , dengan menggunakan helm , memperhatikan kelengkapan

kendaraan dan rambu – rambu lalu lintas.


4.3 Visi & Misi Polsek Cikarang Timur

Visi dan Misi Polsek Cikarang Timur pada umumnya sama dengan

visi misi Polri. Tetapi ada Visi khusus Polsek Cikarang Timur yang

diterapkan Polsek Cikarang Timur yaitu :

“Memberikan Perlindungan , pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat

secara Humanis , penegakan hukum dan keamanan dalam negeri yang

mantap serta terjalinnya sinergitas polisional yang proaktif.”

Sedangkan untuk Misi khusus Polsek Cikarang Timur yaitu :

1. Melaksanakan deteksi dini dan peringatan dini melalui kegiatan/operasi

penyelidikan, pengamanan dan penggalangan

2. Memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan secara mudah,

responsif dan tidak diskriminatif kepada masyarakat.

3. Menjaga keamanan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas untuk menjamin

keselamatan dan kelancaran arus orang dan barang.

4. Menjamin keberhasilan penanggulangan gangguan keamanan dalam

negeri.

5. Mengembangkan perpolisian masyarakat yang berbasis pada masyarakat

patuh hukum.

6. Menegakkan hukum secara profesional, objektif, proporsional, transparan

dan akuntabel untuk menjamin kepastian hukum dan rasa keadilan.

7. Mengelola secara profesional, transparan, akuntabel dan modern seluruh

sumber daya Polri guna mendukung operasional tugas Polri.


4.4 Tugas Pokok dan Fungsi Polsek Cikarang Timur

Berdasarkan Undang – Undang Nomor 2 tahun 2002 tentang

Kepolisian Negara Repubilk Indonesia, disebutkan bahwa Kepolisian Negara

Republik Indonesia atau disingkat Polri merupakan suatu alat pemerintahan

atau alat Negara . Dikatakan sebagai alat pemerintahan karena Polri

menjalankan salah satu fungsi pemerintahan sesuai dengan yaitu memelihara

keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakkan hukum, memberikan

perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat, yang

bertujuan untuk mewujudkan keamanan dalam negeri.

Pada Undang – Undang Nomor 2 tahun 2002 pasal 3 ayat ( 1 )

disebutkan bahwa pengemban fungsi kepolisian adalah Kepolisian Negara

Republik Indonesia yang dibantu oleh:

1. Kepolisian khusus

2. Penyidik Pegawai Negeri Sipil ( PPNS )

3. Bentuk – bentuk Pengamanan Swakarsa

Kepolisian Negara Republik Indonesia atau Polri dalam melaksanakan

tugas, peran dan fungsi kepolisiannya tersebut diatas, mempunyai

kewenangan diwilayah hukum seluruh Indonesia. Untuk memudahkan

pelaksanaan tugas, peran dan fungsi kepolisian maka wilayah hukum Polri

dibagi dalam daerah hukum menurut kepentingan pelaksanaan tugas Polri.

Pembagian tersebut mengikuti pola administrasi pemerintahan daerah yang

meliputi Polda untuk tingkat Provinsi, Polres untuk tingkat Kabupaten dan

Kota, dan Polsek untuk wilayah pemerintahan kecamatan.


Dengan adanya pembagian wilayah hukum tersebut, maka akan

memudahkan bagi polri untuk melaksanakan tugas dan fungsinya dalam

menangani masalah yang ada diwilayah hukum yang telah ditentukan untuk

masing – masing wilayah dan masyarakat juga akan lebih mudah jika ingin

membuat pengaduan atau Laporan Polisi. Pada organisasi Mabes Polri

tentunya mempunyai tugas dan tanggung jawab yang berbeda dengan Polda,

Polres, dan Polsek, baik meliputi susunan organisasi, anggaran, wilayah

hukum, dan lain sebagainya. Susunan organisasi dan tata kerja Polri tersebut

diatur kedalam 3 (tiga) peraturan Kapolri yaitu:

1. Peraturan Kapolri Nomor 21 tahun 2010 tentang susunan Organisasi dan

tata kerja pada tingkat Markas Besar Polri

2. Peraturan Kapolri Nomor 22 tahun 2010 tentang susunan Oraganisasi dan

Tata Kerja pada Tingkat Kepolisian Daerah (Polda)

3. Peraturan Kapolri Nomor 23 tahun 2010 tentang Susunan Organisasi dan

Tata Kerja pada Tingkat Kepolisian Resort dan Kepolisian Sektor.

Dalam penelitian ini penulis hanya akan membahas susunan

organisasi dan tata kerja kepolisian pada tingkat Kepolisian Sektor ( Polsek ).

Yang difokuskan pada obyek Polsek Cikarang Timur. Polsek yang

berkedudukan diwilayah kecamatan sesuai dengan daerah hukum masing –

masing dan dibagi dalam 4 tipe yaitu :

1. Polsek Tipe Metropolitan

2. Polsek tipa Urban

3. Polsek tipe Rural


4. Polsek tipe Prural

Polsek yang ada didalam penelitian ini termasuk Polsek yang

memiliki Tipe Urban , sehingga tugas yang dijalanan pada poslek ini cukup

banyak karena jumlah penduduk yang semakin banyak , Arus lalu lintas yang

semakain ramai dan sektor Industri yang sudah mulai berkembang. Dalam

melaksanakan tugas – tugas tersebut maka polsek menyelanggarakan fungsi

– fungsi sebagai berikut :

1. Pemberian pelayanan kepolisian kepada masyarakat, dalam bentuk

meneriman dan penanganan pengaduan dan laporan masyarakat terkait

dengan tindak pidana ataupun masalah yang dihadapi oleh masyarakat.

Memberikan bantuan serta pertolongan termasuk pengamanan kegiatan

yang diakan oleh masyarakat dan instansi pemerintah dan pelayanan surat

ijin serta pelayanan pengaduan atas tindakan anggota Polri sesuai

peraturan Undang – undang.

2. Fungsi intelijen yang bertugas dibidang keamanan meliputi pengumpulan

bahan keterangan dan informasi yang terkait dengan gangguan Kamtibmas

diwilayah Hukum Polsek Cikarang Timur untuk keperluan deteksi dini

dan peringatan dini. Dalam rangka mencegah gangguan keamanan dan

ketertiban masyarakat, serta pelayanan SKCK.

3. Melaksanakan Turjawali, pengamanan kegiatan masyarakat dan instansi

pemerintah dalam rangka pemeliharaan keamanan dan ketertiban

masyarakat dan penanganan Tipiring serta pengamanan markas atau


komando dan Penyelenggaraan Turjawali serta penanganan kecelakaan

lalu lintas guna mewujudkan kamseltibcarlantas.

4. Penyelidikan dan penyidikan tindak pidana sesuai ketentuan peraturan

Undang – undang , KUHAP dan KUHP.

5. Pemberian penyuluhan hukum pada masyarakat.

6. Pemberdayaan peran serta masyarakat melalui Polmas dalam rangka

memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat guna terwujudnya

kemitraan serta membangun kepercayaan masyarakat terhadap Polri.

7. Penyelenggaraan administrasi umum dan ketatausahaan

8. Pengumpulan dan pengolahan data serta menyajikan informasi dan

dokumentasi dilingkungan Polsek.

Untuk dapat melaksanakan dan memudahkan tugas pokok dan fungsi

tersebut maka Polsek membuat susunan Organisasi sebagai berikut :

1. Unsur pimpinan

Unsur pemimpin terdiri dari Kepala Polsek (Kapolsek), Wakil Kepala

Polsek (Wakapolsek). Adapun tugas dan fungsi dari Kapolsek yaitu.

1) Memimpin, membina, mengatur dan mengendalikan satuan

Organisasi di lingkungan Polsek dan unsur pelaksanaan kewilayahan

dalam jajarannya termasuk kegiatan pengamanan markas serta

memberikan saran pertimbangan kepada Kapolres yang terkait

dengan pelaksanaan tugasnya.

2) Menyusun rencana dan progiat Polsek sebagai penjabaran dari

rencana dan program kerja polres, serta mengarahkan mengawasi


dan mengendalikan pelaksanaannya guna menjamin tercapainya

sasaran secara berhasil dan berdaya guna.

3) Pengawasan, pengendalian, pemimpin dan pembina satuan

organisasi di lingkungan Polsek dan unsur pelaksana

kewilayahandalam jajarannya termasuk kegiatan pengamanan

markas.

4) Dll

Sedangkan Tugas dari Wakapolsek yaitu :

1) Membantu Kapolsek dalam melaksanakan tugasnya dengan

mengawasi, mengendalikan, mengkoordinir pelaksanaan tugas

seluruh satuan organisasi Polsek.

2) Pemberian saran pertimbangan kepada Kapolsek dalam hal

pengambilan keputusan berkaitan dengan tugas pokok Polsek.

3) Dll

2. Unsur pengawasan dan Pemabantu Pimpinan

Unsur pengawasan dan Pembantu pimpinan dikendalikan oleh Unit

Provos. Adapun tugas dan fungsinya yaitu:

1) Pelayanan pengaduan masyarakat tentang penyimpangan prilaku dan

tindakan personel polri.

2) Penegakan displin, ketertiban dan pengamanan internal personel

polsek.

3) Pelaksanaan sidang displin dan kode etik profesi serta pemuliaan

profesi personel.
4) Pengawasan dan penilaian terhadap profesi personel polsek yang

sedang dan telah menjalankan hukuman displin atau kode etik

profesi.

3. Unsur Pelayanan dan Pembantu Pimpinan

Unsur pelayanan dan pembantu pemimpin terdiri dari:

1) SIUM

Merupakan unsur staf pembantu pimpinan dan pelayanan yang

berada dibawah Kapolsek. Yang bertugas melaksanakan pelayanan

Administrasi umun, dan ketata usahaan dan urusan dalam serta

pelayanan markas dilingkungan Polsek. Adapun dalam melaksanakan

tugasnya SIUM dibantu oleh:

- Urusan perencanaan (URRENMIN) yang bertugas melakukan

perencanaaan kegiatan dan administrasi personel serta serpas.

- Urusan tata urusan dalam (URTAUD) yang bertugas melakukan

pelayanan administrasi umum ketata usahaan dan urusan dalam,

kearsifan dan pelayanan markas dilingkungan Polsek.

- Urusan tahanan dan barang bukti (URTAHTI) yang bertugas

melakukan perawatan tahanan dan pengelolaan barang bukti.

2) SIKUM

Tugasnya yaitu memberikan pelayanan bantuan hukum kepada

kesatuan dan personel polsek beserta keluarganya, memberikan

pendapat serta saran hukum.


3) SIHUBMAS

Pengumpulan dan pengolahan data serta peliputan dan

dokumentasi kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas

polsek dan kegiatan masyarakat pengelolaan dan penyajian informasi

sebagai bahan publikasi kegiatan Polsek.

4. Unsur Pelaksana Tugas Pokok

Adapun unsur pelaksana tugas pokok pada Polres terdiri dari :

1) SPKT

Memiliki tugas dan fungsi Pelayanan kepolisian kepada

masyarakat secara terpadu antara lain dalam bentuk laporan polisi,

laporan kehilangan barang , pengkoordinasian dan pemberian bantuan

serta pertolongan antara lain TPTKP, Turjawali dan pengamanan

kegiatan masyarakat.

2) UNIT INTELKAM

Tugas serta fungsinya yaitu sebagai mata dan teliga kesatuan Polri

yang berkewajiban melaksanakan deteksi dini dan memebrikan

peringatan dini dengan cara mengamati masalah dan perubahan

masyarakat untuk dapat mengetahui situasi perkembangannya serta

mengumpulkan bahan keterangan. Melaksanakan pengamanan

terhadap sasaran tertentu dalam masyarakat ( dibidang

Ipoleksosbudkam ) dan menciptakan konidisi tertentu yang

menguntungkan didialam masyarakat bagi pelaksanaan tugas Polri.


3) UNIT RESKRIM

Tugas dan fungsi Unit Reskrim yaitu melaksanakan penyelidikan ,

dan penyidikan dan koordinasi serta pengawasan terhadap Penyidik

Pegawai Negeri Sipil ( PPNS ) berdasarkan Undang – Undang No. 8

tahun 1981 dan peraturan Perundang – undangan lainnya serta

pelayanan dan perlindungan khusus kepada remaja, anak dan wanita

sebagai pelaku maupun korban sesuai dengan ketentuan peraturan per

undang – undangan, dan pengidentifikasian untuk kepentingan

penyidikan.

4) UNIT BINMAS

Pelaksanaan tugas unit BINMAS yaitu melaksanakan segala usaha

dan kegiatan , membimbing , mendorong , mengarahkan , dan

menggerakkan masyarakat dalam rangka ikut serta secara aktif

melaksanakan pembinaan keamanan dan ketertiban masyarakat

( Bikamtibmas ) yang meliputi pembinaan kesadaran hukum dan

ketaatan masyarakat terhadap peraturan perundang – undangan serta

menjadikan masyarakat mampu mengamankan diri dan lingkungan

secara Swakarsa.

5) UNIT SABHARA

Dalam pelaksanaan tugasnya unit SABHARA menyelenggarakan

fungsi pelaksanaan tugas turjawali, pengamanan unjuk rasa dan

pengendalian massa, pemeliharaan ketertiban umum berupa

penegakan hukum Tipiring dan keamanan TPTKP, penjagaan dan


pengamanan markas , Penjagaan , pengawalan , patroli dan dalmas

dengan satwa anjing dan kuda , serta bantuan teknis satwa meliputi

pelacakan kriminal , deteksi narkoba , deteksi handak dan SAR

dengan satwa.

6) SATLANTAS

Dalam pelaksanaan tugasnya unit SATLANTAS

menyelanggarakan fungsi pembinaan lalu lintas kepolisian atau

pengaturan lalu lintas , pembinaan partisipasi masyarakat melalui

kerja sama lintas sektoral, pelaksanaan oprasi kepolisian bidang lalu

lintas, dll.

4.5 Struktur Organisasi Polsek Cikarang Timur

Polsek sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 berkedudukan di

wilayah kecamatan sesuai dengan daerah hukum masing-masing yang

bertugas menyelenggarakan tugas pokok Polri dalam pemeliharaan keamanan

dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, pemberian perlindungan,

pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat, serta tugas-tugas Polri lain

dalam daerah hukumnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

Polsek Cikarang Timur selaku salah satu organisasi Kepolisian Sektor

dijajaran Polres Bekasi agar dapat melaksanakan tugas tugas – tugas Polri

memiliki susunan organisasi dan tata kerja sesuai dengan Perkap Nomor 23

tahun 2010 tersebut. Adapun struktur organisasi tersebut adalah sebagai

berikut :
Gambar 4.1

Stuktur

KAPOLSEK

WAKAPOLSEK

UNIT PROVOS

SIUM SIKUM SIHUMAS

URRENMIN URTAUD URTAHT

SPKT UNIT INTEL UNIT RESKIM UNIT BINMAS UNIT SABHARA UNIT LANTAS

POLSUBSEKTOR
Organisasi

Polsek Cikarang Timur terdiri dari 12 jabatan yang mempunyai

personel berbeda – beda, berikut rincian data jabatan beserta jumlah personel

ditiap jabatan:
Tabel 4.2

Data jumlah personel Polsek Cikarang Timur

No Unsur unit dan organisasi& jabatan Jumlah Personel Kurang


DSPP RIIL
1 Pimpinan 2 2 0
2 UNIT PROVOS 4 1 3
3 SI UM 7 4 3
4 SI KUM 3 1 2
5 SI HUMAS 3 1 2
6 SPKT 9 3 6
7 UNIT INTELKAM 9 5 4
8 UNIT RESKIM 13 8 5
9 UNIT BINMAS 7 11 0
10 UNIT SABHARA 22 14 8
11 UNIT LANTAS 11 4 7
12 UNIT POL AIR 0 0 0
Jumlah 90 54 36
Sumber : Data Polsek Cikarang Timur
BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1 Analisis Data

Berdasarkan data yang sudah diketahui maka di peroleh data sebagai

berikut:

5.1.1 Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara

sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini

didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan

(strengths) dan peluang (Oppurtunities), namun secara bersamaan dapat

meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats)

(Rangkuti, 2014 : 19).

Untuk membuat/menentukan tujuan, sasaran dan strategi-strategi

yang akan diambil, diperlukan suatu analisa mendalam serta

menyeluruh mengenai lingkungan dimana perusahaan berada.

Lingkungan tersebut dapat di bagi dua yaitu:

a. Lingkungan Eksternal ( Lingkungan luar Polsek Cikarang Timur )

b. Lingkungan Internal ( Lingkungan dalam Polsek Cikarang Timur )

Mengacu pada tujuan dan sasaran dilakukannya evaluasi atas

penerapan analisis SWOT, maka akan dapat diketahui apa yang

menjadi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki Polri khususnya Polsek


Cikarang Timur, dan peluang apa yang mampu mendukung strategi

manajemen Polri dan ancaman bagaimana yang nantinya akan dihadapi

Polsek Cikarang Timur.

a. Strength (keunggulan)

Adapaun keunggulan (strength) atas strategi manajemen Polri

terhadap citra pada masyarakat Cikarang Timur yang dapat

diuraikan sebagai berikut :

- Letak Polsek Cikarang Timur yang 1 lahan dengan kantor

kecamatan, koramil, puskesmas menjadikan Polsek Cikarang

Timur sangat diuntungkan , dengan demikian berarti Personel

Polsek Cikarang Timur akan lebih sering bertemu dan akan lebih

dekat dengan masyarakat khususnya warga Cikarang Timur

- Terdapat layanan call center

- Terdapat progam yang berkaitan dengan masyarakat.

b. Weakness (Kelemahan)

Kelemahan-kelemahan yang dihadapi oleh Polsek Cikarang Timur

yaitu sebagai berikut :

- Aspek Personel

Dari data yang diperoleh sangat jelas bahwa personel Polsek

Cikarang Timur sangat jauh dari cukup, dengan jumlah warga

di Cikarang Timur 97.430 jiwa, personel Polsek Cikarang Timur

hanya 54 personel dapat dilihat dari data berikut:


Tabel 5.1

Data Jumlah Personel Polsek Cikarang Timur

No Unsur unit dan organisasi& jabatan Jumlah Personel Kurang


DSPP RIIL
1 Pimpinan 2 2 1
2 UNIT PROVOS 4 1 2
3 SI UM 7 4 3
4 SI KUM 3 1 4
5 SI HUMAS 3 1 5
6 SPKT 9 3 6
7 UNIT INTELKAM 9 5 7
8 UNIT RESKIM 13 8 8
9 UNIT BINMAS 7 11 9
10 UNIT SABHARA 22 14 10
11 UNIT LANTAS 11 4 11
12 UNIT POL AIR 0 0 12
Jumlah 90 54

c. Kesempatan (Opportunity)

Untuk mengetahui seberapa besar peluang polsek Cikarang

Timur, dapat diukur dengan melakukan analisis peluang yang

diperoleh melalui citra Polsek Cikarang Timur di mata masyarakat,

sebagai berikut:

- Tingkat kriminalitas yang semakin semakin tinggi

- Berada dikawasan industri yang akan banyak menimbulkan

masalah misal Demo.

- Dukungan penuh dari pemerintah dalam hal apapun termasuk

progam yang berhubungan langsung dengan masyarakat.


Dengan adanya peluang yang terdapat di Polsek Cikarang Timur

hal ini sangat positif dalam hal merubah citra masyarakat terhadap

personel Polri.

d. Threat (Ancaman atau Hambatan)

- Masyarakat

Pengaruh pola pikir masyarakat yang hanya melihat sisi negatif

dalam diri Polri akan menjadi hambatan bagi Polri dalam

membangun citra positif.

Hasil Matrik SWOT Pada tahap ini untuk merumuskan strategi

berdasarkan hasil analisis dan identifikasi akan kondisi lingkungan

internal dan ekternal perusahan yang telah terkumpul , maka model

yang akan digunakan dalam perumusan strategi adalah : Matriks SWOT

( Strength-Weakness-Opportunities-Threat). Berdasarkan kekuatan,

kelemahan, peluang dan ancaman yang telah diperoleh melalui audit

internal dan eksternal, dapat diformulasikan alternatif strategi yang

diambil. Formulasi strategi ini dilakukan dengan menggunakan analisis

SWOT.

5.1.2 Matrik SWOT

Alat yang dipakai untuk menganalisis faktor-faktor strategis Polsek

Cikarang Timur adalah Matrik SWOT. Matrik ini dapat

menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman

eksternal yang dihadapi Polsek Cikarang Timur dapat disesuaikan


dengan kekuatan dan kelemahan yang dinilikinya. Matrik ini dapat

menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategis.

Tabel 5.2

Matriks SWOT

STRENGTHS (S) WEAKNESSES (W)


Tentukan 5-10 kekuatan Tentukan 5-10 faktor
internal kelemahan internal

OPPORTUNIES (O) STRATEGI SO STRATEGI WO


Tentukan 5-10 faktor Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang
peluang eksternal menggunakan kekuatan meminimalkan kelemahan
untuk memanfaatkan untuk memanfaatkan
peluang. peluang.
TREATHS (T) STRATEGI ST STRATEGI WT
Tentukan 5-10 faktor Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang
ancaman eksternal menggunakan kekuatan meminimalkan kelemahan
untuk mengatasi dan menghindari ancaman.
ancaman.
Sumber : Rangkuti (2014:83)

Tabel 5.3

Matriks SWOT Polsek Cikarang Timur

FAKTOR KEKUATAN ( S ) KELEMAHAN ( W )


INTERNAL
1. Letak Polsek 1. Personil Polsek
Cikarang Timur yang Cikarang Timur yang
Strategis sedikit
2. Terdapat Layanan
Call Center
3. Terdapat banyak
program yang
FAKTOR berkaitan dengan
EKSTERNAL masyarakat

PELUANG ( O ) STRATEGI S-O STRATEGI W-O

1. Tingkat 1. Letak geografis 1. Polsek Cikarang


kriminalitas Poslek Cikarang Timur dapat
yang semakin Timur yang strategis melakukan
tinggi karena dekat dengan penyuluhan kepada
2. Dukungan fasilitas umum para karyawan yang
penuh dari lainnya sehingga berada dikawasan
pemerintah memudahkan dalam Industri untuk tidak
dalam berbagai penaganan kasus melakukan unjuk rasa
hal kegiatan kriminalitas yang secara anarkis
yang tinggi yang dapat sehingga dengan
berhubungan menjadikan polri keterbatasan personel
dengan dipercaya yang ada hal tersebut
masyarakat masyarakat. (S1,O1) akan membuat
3. Berada 2. Program yang karyawan sadar akan
dikawasan dilakukan Polsek tata cara berunjuk
Industri Cikarang Timur rasa yang damai.
untuk lebih dekat (W1,O3)
dengan masyarakat 2. Polsek Cikarang
terutam door too door Timur memberikan
system yang penyuluhan kepada
menjadikan siswa – siswi di
pemerintah Sekolah maupun
mendukung penuh warga sekitar agar
kegiatan Polri. tidak melakukan
(S3,O2) tindakan kriminalitas
yang dapat merugikan
diri sendiri sehingga
dengan keterbatasan
personil maka tingkat
kriminalitas bisa
dicengah. ( W1,O1 )

ANCAMAN ( T ) STRATEGI S-T STRATEGI W-T

1. Masyarakat 1. Dengan adanya Call 1. Melakukan antisipasi


yang Center di Poslek terhadap ancaman
memandang Cikarang Timur maka teroris atau hal
buruk citra Poslek Cikarang lainnya dengan cara
Polri Timur dapat mempererat
2. Pelayanan yang melakukan pelayanan hubungan dengan
kurang efisien melaui Call Center masyarakat dan
3. Teroris sehingga pelayanan menjalin silaturahmi
akan efisien seperti yang baik dengan
yang diharapkan oleh warga masyarakat.
masyarakat. (S2,T2) (W1,T3)
2. Melakukan door too
door system yang
bertujuan untuk
memperbaharui citra
polri serta
memberikan
perlindungan ,
pengayoman , dan
pelayanan kepada
masyarakat. (S3,T1)

a. Strategi SO

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran Polsek Cikarang Timur,

yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan

memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.

b. Strategi ST

Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki

Polsek Cikarang Timur untuk mengatasi ancaman.

c. Strategi WO

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada

dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.

d. Strategi WT

Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan

berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari

ancaman.

Dari hasil Strategi diatas maka Analisis SWOT membandingkan

antara faktor internal dan ekternal dapat diukur dengan pemobobotan

nilai dengan menganalisis data sebagai berikut :


Tabel 5.4
Metode Analisa Data
Faktor Strategi Bobot Rating Nilai
Internal :
 Strenght (S) S1 (0,0-1,0) S2 (1-4) S1 x S2 = S3
 Weakness (W) W1 (0,0-1,0) W2 (1-4) W1 x W2 = W3

Total 1,0 4 4
Eksternal :
 Opportunity O1 (0,0-1,0) O2 (1-4) O1 x O2 = O3
 Threats T1 (0,0-1,0) T2 (1-4) T1 x T2 = T3
Total 1,0 4 4

Keterangan :

a. Bobot dari internal dan eksternal antara 0,0 sampai dengan 1,0

b. Rating dari internal dan eksternal antara 1 sampai 4

c. Nilai dari internal dan eksternal adalah hasil perkalian antara bobot

dengan rating.
DIAGRAM ANALISIS SWOT

Oppurtunity (O2)

III. Personil I. Dukungan

Weakness Strenght

IV. Citra Polri II. Letak

Threats (T1)

( Rangkuti,2014 : 20 )

Gambar 5.5 Diagram Analisa SWOT

Dari analisis tersebut menjelaskan bahwa faktor kekuatan Polsek

Cikarang Timur berada pada letak Poslek Cikarang Timur. Maka dari

itu Polsek Cikarang Timur berada pada kwadran ke II yang berarti pada

posisi Letak Polsek Cikarang Timur yang Strategis. pertumbuhan

dengan lingkungan yang sedikit mengancam.

Keterangan:

Pada kuadran I, Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan.

Polsek Cikarang Timur memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat

memanfaatkan peluang yang ada. strategi umum yang dapat dilakukan

oleh Poslek Cikarang Timur adalah dengan memanfaatkan dukungan


penuh dari pemerintah megenai program – program yang akan

dilakukan oleh Poslek Cikarang Timur.

Pada kuadran II, strategi yang dapat dugunakan yaitu dengan posisi

Letak Polsek Cikarang Timur yang strategis dan dekat dengan fasilitas

umum lainnya makan akan memudahkan bagi Poslek Cikarang Timur

untuk menangani kasus kriminalitas yang tinggi.

Pada kuadran III , menjadikan setiap Personil Polri memiliki

kemampuan untuk melakukan antisipasi terhadap ancaman yang akan

timbul.

Pada kuadran IV, pada situasi ini Polsek Cikarang Timur dapat

melakukan program seperti penyuluhan dan door to door system untuk

memperbaiki Citra Polri yang lebih baik di masyarakat.

5.1.3 Analisis Statistik atas Pengaruh Variabel bebas Strategi

Manajemen ( X1 ) dan Tingkat Kompetensi SDM Polri ( X 2 )

terhadap variabel terikat Citra Masyarakat ( Y )

1. Uji Validitas

Dari hasil uji statistik Validitas dan Reabilitas untuk melihat

Pengaruh Variabel Strategi Manajemen (X1) dan Tingkat

Kompetensi SDM Polri ( X2 ) terhadap Citra (Y) dapat dilihat pada

tabel dibawah ini:


Uji Validitas X1

Correlations
item1 item2 item3 Total
item1 Pearson Correlation 1 ,572** ,396** ,815**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100
item2 Pearson Correlation ,572** 1 ,436** ,835**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100
item3 Pearson Correlation ,396** ,436** 1 ,760**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100
total Pearson Correlation ,815** ,835** ,760** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000

N 100 100 100 100


Sumber : Data Penelitian yang Diolah, 2017

Dari uji Validitas ( X1 ) diatas dapat disimpulkan bahwa

Variabel Strategi Manajemen ( X1 ) , semua item dinyatakan Valid

karena nilai dari semua item > dari r tabel

Uji Validitas X2

Correlations
item1 item2 item3 Total
item1 Pearson Correlation 1 ,368** ,245 ,649**
Sig. (2-tailed) ,000 ,654 ,000
N 100 100 100 100
item2 Pearson Correlation ,368** 1 ,244* ,768**
Sig. (2-tailed) ,000 ,014 ,000
N 100 100 100 100
item3 Pearson Correlation ,245 ,244* 1 ,657**
Sig. (2-tailed) ,654 ,014 ,000
N 100 100 100 100
total Pearson Correlation ,649** ,768** ,657** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100
Sumber : Data Penelitian yang Diolah, 2017.
Dari uji Validitas ( X2 ) diatas dapat disimpulkan bahwa

Variabel Tingkat Kompetensi SDM Polri ( X2 ) , semua item

dinyatakan Valid karena nilai dari semua item > dari r tabel.

Uji Validitas Y

Correlations
item1 item2 item3 Total

item1 Pearson Correlation 1 ,467** ,275** ,771**


Sig. (2-tailed) ,000 ,006 ,000
N 100 100 100 100
item2 Pearson Correlation ,467** 1 ,345** ,808**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100

item3 Pearson Correlation ,275** ,345** 1 ,695**


Sig. (2-tailed) ,006 ,000 ,000
N 100 100 100 100
** ** **
total Pearson Correlation ,771 ,808 ,695 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100

Sumber : Data Penelitian yang Diolah, 2017.

Dari uji Validitas ( Y ) diatas dapat disimpulkan bahwa

Variabel Citra Masyarakat ( Y ) , semua item dinyatakan Valid

karena nilai dari semua item > dari r tabel.

2. Uji Reabilitas

Menurut Sekaran ( 1992 ) , reabilitas kurang dari 0,6 adalah

kurang baik , sedangkan 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 adalah

baik.
Uji Reabilitas X1

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

,725 3
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa Strategi Manajemen

( X1 ) nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,725. Maka dapat

dinyatakan bahwa variabel tersebut reabil.

Uji Reabilitas X2

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

,649 3

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa Tingkat Kompetensi

SDM Polri ( X2 ) nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,649. Maka

dapat dinyatakan bahwa variabel tersebut reabil.

Uji Reabilitas Y

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

,633 3

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa Variabel Tingkat

Citra Masyarakat ( Y ) nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,633. Maka

dapat dinyatakan bahwa variabel tersebut reabil.


3. Uji Regresi

Model Summary

Adjusted Std. Error of the


Model R R Square R Estimate
Square
1 ,541a ,293 ,278 1,126
Sumber : hasil output spss

Dari hasil spss diatas dapat diketahui bahwa :

a. Nilai R = 0,541 yang berarti bahwa terdapat hubungan yang

cukup Signifikan antara Variabel bebas Strategi Manajemen

( X1 ) dan Tingkat Kompetensi SDM Polri ( X2 ) terhadap

Varibael terikat Citra Masyarakat ( Y ) di Polsek Cikarang

Timur.

b. Nilai Adjusted R Squre = 0,278 yang berrarti bahwa terdapat

pengaruh yang cukup signifikan sebesar 27,8% antara Variabel

bebas Strategi Manajemen ( X1 ) dan Tingkat Kompetensi SDM

Polri ( X2 ) terhadap Varibael terikat Citra Masyarakat ( Y ).

Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak

dimasukan dalam model penelitian ini.


4. Uji Hipotesa

Coefficientsa

Unstandardized Standardize
Coefficients d
Model Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta

(Constant) 4,761 1,462 3,257 ,002


Strategi Manajemen ,507 ,093 ,489 5,466 ,000

Tingkat Kompetensi
,140 ,099 ,127 2,417 ,160
SDM Polri
Sumber : hasil output spss

Dari hasil analisi uji t di atas dapat diketahui bahwa :

a. Nilai t hitung untuk Variabel X1 = 5,466 dan nilai t tabel sebesar

1,984723 , karena nilai t hitung > t tabel maka Ho ditolak ,

artinya bahwa Strategi Manajemen Polri secara parsial

berpengaruh terhadap Citra Masyarakat. Nilai t hitung positif ,

artinya berpengaruh postif , semakin meningkat Strategi

Manajemen Polri maka semakin meningkat pula Citra

Masyarakat.

b. Nilai t hitung untuk Variabel X2 = 2,417 dan nilai t tabel sebesar

1,984723 , karena nilai t hitung > t tabel maka Ho ditolak ,

artinya bahwa Tingkat Kompetensi SDM Polri secara parsial

berpengaruh terhadap Citra Masyarakat.


5. Uji F Hitung

ANOVAa

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.

Regression 50,914 2 25,457 20,068 ,000b


Residual 123,046 97 1,269
Total 173,960 99
Sumber : hasil output spss

Berdasarkan tabel diatas diperoleh F hitung sebesar 20,068 dan

nilai F tabel 3,090187 , karena F hitung > F tabel , maka Ho

ditolak , artinya bahwa Strategi Manajemen Polri dan Tingkat

Kompetensi SDM Polri secara bersama – sama berpengaruh

terhadap Citra Masyarakat.


BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data sebelumnya dan analisa hasil

yang didapat maka bisa disimpulkan sebagai jawaban dari perumusan

masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Strategi Manajemen Polri yang diterapkan untuk membangun Citra pada

masyarakat Cikarang Timur yaitu dengan adanya program door to door

system , memberikan pelayanan dengan sopan dan baik keapada

masyarakat , melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara profesional

serta dukungan penuh dari Pemeintah pada kegiatan Polri yang

berhubungan langsung dengan masyarakat.

2. Pengaruh Strategi Manajemen terhadap citra pada masyarakat Cikarang

Timur untuk membangun Citra Pada Masyarakat dikatakan cukup

Signifikan yaitu sebesar 27,8% yang berati sebesar 72,2 % dipengaruhi

oleh variabel lainnya. Hal ini juga dibuktikan oleh adanya hasil uji

hipotesis yang menunjukkan bahwa nilai t hitung 5,466 yang berarti lebih

besar daripada nilai t tabel 1,984723, sehingga hipotesa yang mengatakan

bahwa Strategi Manajemen Polsek Cikarang Timur berpengaruh terhadap

Citra Masyarakat dan dapat diterima.

3. Pengaruh Tingkat Kompetensi SDM Polri terhadap Citra Masyarakat pada

Polsek Cikarang Timur secara parsial berpengaruh cukup signifikan. Hal


ini juga dibuktikan oleh adanya hasil uji hipotesis yang menunjukkan

bahwa nilai t hitung 2,417 yang berarti lebih besar daripada nilai t tabel

1,984723, sehingga hipotesa yang mengatakan bahwa Tingkat Kompetensi

SDM Polisi Polsek Cikarang Timur berpengaruh terhadap Citra

Masyarakat dan dapat diterima dan secara simultan berdasarkan Uji F

hitung bahwa kedua variabe Strategi Manajemen dan Tingkat Kompetensi

SDM Polri berpengaruh terhadap Citra Masyarakat Cikarang Timur. Hal

ini juga dibuktikan dengan hasil Uji F hitung yang menunjukan bahwa

nilai F hitung sebesar 20,068 dan nilai F tabel 3,090187 , karena F hitung

> F tabel , maka Ho ditolak , artinya bahwa Strategi Manajemen Polri dan

Tingkat Kompetensi SDM Polri secara bersama – sama berpengaruh

terhadap Citra Masyarakat.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka saran penulis untuk:

1. Polri

a. Polri senantiasa memberikan Perlindungan, Pengayoman, dan

Pelayanan yang terbaik untuk masyarakat dan melaksanakan tugas dan

bersikap baik kepada masyarakat sehingga masyarakat akan dekat

dengan Polri dan menjalin hubungan yang baik dan mampu merubah

Citra Polri menjadi yang lebih baik di masyarakat.

b. Polri senantiasa meningkatkan prestasi yang sesuai dengan kompetensi

SDM Polri dalam pelayanan serta memberikan kepercayaan kepada


masyarakat dalam penanganan kasus / perkara untuk meningkatkan

citra polri di masyarakat.

c. Kapolri atau pun Pimpinan dalam Satun Kerja , senantiasa melakukan

pengawasan terhadap personel Polri agar Polri tidak menyalahgunakan

jabatan dan wewenang sehingga Citra Polri di masyarakat tidak selalu

negatif melainkan menjadi Citra yang Positif.

2. Masyarakat

a. Masyarakat seharusnya mampu berfikir bahwa Polri adalah tidak

semua anggota Polri melakukan kesalahan dan ketika personel Polri

melakukan kesalahan jangan beranggapan bahwa semua personel juga

melakukan yang kesalahan tersebut.

b. Selalu menjalin kerja sama atau menjalin hubungan yang baik dengan

Polri dan silahturahmi yang baik agar Polri dan masyarakat bisa

bersinergi dalam mendukung satu sama lain.

3. Penelitian Selanjutnya

a. Populasi yang digunakan pada penelitian ini hanya masyarakat

Cikarang Timur saja, untuk penelitian selanjutnya bisa dikembangkan

lagi di wilayah lain agar dapat digunakan untuk analisis jangka

panjang.
DAFTAR PUSTAKA

Author , I ( 2015 pengertian-analisis-swot-dan-manfaatnya [ Online ]


www.pengertianku.net

Benny ,Setyowardi. 2011. Sistem manajemen Kinerja Polri Sebagai Upaya


Peningkatan Kinerja Personel pada Polres Cilegon. Skripsi Universitas
Indonesia

David, Freed R. 2004. Manajemen Strategi, edisi Bahasa Indonesia. Jakarta :


Indeks Kelompok Gramedia.

Duwi , Priyatno. 2016. SPSS Handbook. Yogyakarta: Penerbit MediaKom.

Kunarto , Hariadi Kuswaryono. 1997, Polisi Dan Masyarakat. Jakarat : PT cipta


Manunggal.

Megawati Arkam, A. m. a. l. i. a. (2017). Strategi Komunikasi Bidang Humas


Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan Dalam Mengelola Citra Positif
Polisi Di Masyarakat (Doctoral dissertation).

Peak, K., Bradshaw, R. V., & Glensor, R. W. (1992). Improving citizen


perceptions of the police:“Back to the basics” with a community policing
strategy. Journal of Criminal Justice, 20(1), 25-40. Jurnal_ Internasional
.
Peraturan Kapolri Nomor 23 tahun 2010 tentang Susunam Organisasi dan Tata
Kerja pada Tingkat Kepolisian Resort dan Kepolisian Sektor.

Peraturan Kapolri No.26 tahun 2010 tentang Tata Cara Pembentukan Peraturan
Kepolisian.

Peraturan Kapolri No.20 tahun 2007 tentang Standar Komponen Pendidikan


Untuk Pendidikan Pembentukan dan Pendidikan Pegembangan di
Lingkungan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Kepolisian Republik
Indonesia.

Peraturan Kapolri No.19 tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Pelatihan


Kepolisian Republik Indonesia.

Sutanto. 2005. Refleksi Pemikiran “POLRI Menuju Era Baru Pacu Kinerja
Tingkatkan Citra”. Jakarta :Penerbit KIK UI Press.

Surya,Bintarti,2015.Metodologi Penelitian Ekonomi Manajemen.Bekasi:Penerbit


Mitra Wacana Media.
Susaningtyas Nefo .2011. Strategi dan manajemen Humas Polri Dalam
Membangun Citra Polri. Unversitas Indonesia.
Sanapiah, A. (2008). Strategi peningkatan kompetensi sumber daya manusia
aparatur melalui pendidikan dan pelatihan. Jurnal Pendidikan.

Surat Keputusan Kepala Lembaga Pendidikan dan Pealtihan Polri.2009, No. Pol :
SKEP/330/VIII/2009, tanggal 31 Agustus 2009.

Undang – Undang No.25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.

Undang – Undang Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indone


STRATEGI MANAJEMEN DAN TINGKAT KOMPETENSI SDM POLRI
UNTUK MEMBANGUN CITRA PADA MASYARAKAT
Oleh
Nurhalimah Situmorang
111310566
Lampiran 1 : Penelitian Terdahulu.

Ken Peak dan 2002 Improving Citizen Disimpulkan X1= Back


Robert V. Perceptions of The bahwa
to the
Bradshaw Police: “Back to pengaruh
Basics
the Basics” with a positif dari
Community strategi with a
Policing Strategy Pemolisian
Communit
Masyarakat
y Policing
mengenai
persepsi warga Strategy
terhadap polisi
Y=
di Reno ,
Nevada , Improving
termasuk Citizen
persepsi
Perception
masyarakat
terhadap citra s of The
polisi Police

Amalia 2011 Strategi Disimpulkan X=


Megawati Komunikasi bahwa bahwa
Strategi
Arkam Bidang Humas dalam
mengelola citra Komunika
Kepolisian Daerah
Sulawesi Selatan positif polisi si Bidang

Dalam Mengelola dimasyarakat,


Humas
Citra Positif Polisi Bidang Humas
Di Masyarakat Polda Sulsel Kepolisian
melakukannya
Daerah
melalui media
Sulawesi
massa dan
aneka kegiatan, Selatan
dengan
Y= Dalam
merumuskan
Mengelola
strategi
komunikasiber Citra
upa klarifikasi
Positif
segera dengan
Polisi Di
pihak media,
menjalin relasi Masyarak
yang kuat
at
dengan pihak
media massa,
mengoptimalka
n sebaran pesan
pesan positif
mengenai
kinerja
kepolisian
dimedia sosial,
dan secara rutin
menghadiri
acara - acara
publik.

Pengelolaanstra
tegisecara
structural
bekerjasamade
ngandivisi PID
(PengelolaInfor
masiDokument
asi),
danPenmas
(Peneranganma
syarakat).

A. Aziz 2008 Strategi disimpulkan X=


Sanapiah Peningkatan bahwa dengan
Strategi
Kompetensi meningkatkan
Peningkat
Sumber Daya kualitas
Manusia Aparatur profesionalism an
Melalui e aparatur
Kompeten
Pendidikan dan pemerintah ,
si Sumber
Pelatihan kemajuan
Indonesia dapat Daya
dicapai ,
Manusia
termasuk
Aparatur
didalamnya
pemberian Kepolisian
pelayanan
Y=
pelayanan
Melalui
publik yang
prima kepada Pendidika
masyarakatnya
n dan

Pelatihan
STRATEGI MANAJEMEN DAN TINGKAT KOMPETENSI SDM POLRI
UNTUK MEMBANGUN CITRA PADA MASYARAKAT
Oleh
Nurhalimah Situmorang
111310566
Lampiran 2 : Hasil Output Data SPSS

1. Hasil Uji Validitas

Uji Validitas X1

Correlations
item1 item2 item3 Total

item1 Pearson Correlation 1 ,572** ,396** ,815**


Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100
item2 Pearson Correlation ,572** 1 ,436** ,835**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100

item3 Pearson Correlation ,396** ,436** 1 ,760**


Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100
total Pearson Correlation ,815** ,835** ,760** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100
Uji Validitas X2

Correlations
item1 item2 item3 Total

item1 Pearson Correlation 1 ,368** ,045 ,649**


Sig. (2-tailed) ,000 ,654 ,000
N 100 100 100 100
item2 Pearson Correlation ,368**
1 ,244 *
,768**
Sig. (2-tailed) ,000 ,014 ,000
N 100 100 100 100

item3 Pearson Correlation ,045 ,244* 1 ,657**


Sig. (2-tailed) ,654 ,014 ,000
N 100 100 100 100
total Pearson Correlation ,649** ,768** ,657** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Uji Validitas Y

Correlations

item1 item2 item3 Total

item1 Pearson Correlation 1 ,467** ,275** ,771**


Sig. (2-tailed) ,000 ,006 ,000
N 100 100 100 100

item2 Pearson Correlation ,467** 1 ,345** ,808**


Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100
item3 Pearson Correlation ,275** ,345** 1 ,695**
Sig. (2-tailed) ,006 ,000 ,000
N 100 100 100 100

total Pearson Correlation ,771** ,808** ,695** 1

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000


N 100 100 100 100
2. Uji Reabilitas

Uji Reabilitas X1

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

,725 3

Uji Reabilitas X2

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

,649 3

Uji Reabilitas Y

Reliability Statistics

3. Uji Regresi
Cronbach's
Alpha N of Items

,633 3
Model Summary

Adjusted Std. Error of the


Model R R Square R Estimate
Square
a
1 ,541 ,293 ,278 1,126

a. Predictors: (Constant), Tingkat Kompetensi SDM Polri,


Strategi Manajemen
4. Uji Hipotesa

Coefficientsa

Unstandardized Standardize
Coefficients d
Model Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta

(Constant) 4,761 1,462 3,257 ,002


Strategi Manajemen ,507 ,093 ,489 5,466 ,000

Tingkat Kompetensi
,140 ,099 ,127 2,417 ,160
SDM Polri
a. Dependent Variable: Citra Masyarakat

5. Uji F hitung

ANOVAa

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.

Regression 50,914 2 25,457 20,068 ,000b


Residual 123,046 97 1,269
Total 173,960 99
a. Dependent Variable: Citra Masyarakat

b. Predictors: (Constant), Tingkat Kompetensi SDM Polri, Strategi Manajemen


STRATEGI MANAJEMEN DAN TINGKAT KOMPETENSI SDM POLRI
UNTUK MEMBANGUN CITRA PADA MASYARAKAT
Oleh
Nurhalimah Situmorang
111310566
Lampiran 3 : Kuisioner

Keterangan (1) (2)


Variabel
1. Polisi di Polsek Cikarang Timur sopan
dan ramah dalam memberikan pelayanan
Strategi kepada masyarakat
Manajeme 2. Polisi Polsek Cikarang Timur
n Polri menjalankan tugas dan tanggung jawab
dengan profesional
3. Anggota Polsek Cikarang Timur dalam
melaksanakan tugas bersikap baik
kepada masyarakat
1. Latar belakang Pendidikan polisi Polsek
Cikarang Timur sangat penting untuk
meningkatkan kompetensi Sumber Daya
Tingkat Manusia ( SDM ) Polri
Kompetensi 2. Melaksanakan Pelatihan untuk
SDM Polri meningkatkan kompetensi Polri agar
maju dan berkembang
3. Prestasi Polisi Polsek Cikarang Timur
dalam pelayanan kepada masyarakat
sesuai dengan tingkat kompetensi SDM
Polri
1. Pelayanan yang diberikan Polisi Polsek
Cikarang Timur dapat meningkatkan
citra masyarakat
2. Polisi Polsek Cikarang Timur
Citra memberikan kesan yang baik dalam
Masyarakat memberikan pelayanan kepada
masyarakat
3. Polisi Polsek Cikarang Timur
memberikan kepercayaan kepada
masyarakat dalam penanganan kasus /
perkara yang dapat meningkatkan citra
masyarakat pada polri
STRATEGI MANAJEMEN DAN TINGKAT KOMPETENSI SDM POLRI
UNTUK MEMBANGUN CITRA PADA MASYARAKAT
Oleh
Nurhalimah Situmorang
111310566
Lampiran 4 : Rekap Hasil Kuisioner

1. Rekap kousioner Strategi Manajemen

Responden Item 1 Item 2 Item 3 Total


1 5 5 4 14
2 5 4 4 13
3 4 4 5 13
4 4 4 4 12
5 4 4 4 12
6 4 4 4 12
7 4 4 4 12
8 4 4 4 12
9 5 4 5 14
10 4 5 5 14
11 5 4 4 13
12 4 4 4 12
13 4 4 4 12
14 4 4 4 12
15 4 4 4 12
16 4 4 4 12
17 4 4 4 12
18 4 3 4 11
19 4 4 4 12
20 4 5 4 13
21 4 5 4 13
22 4 4 5 13
23 4 4 5 13
24 4 4 4 12
25 4 4 4 12
26 4 4 4 12
27 4 4 4 12
28 3 3 4 10
29 4 4 4 12
30 4 4 4 12
31 4 4 4 12
32 4 4 4 12
33 4 4 4 12
34 4 4 3 11
35 4 4 4 12
36 4 4 4 12
37 3 5 5 13
38 5 4 4 13
39 4 3 3 10
40 4 4 4 12
41 4 5 5 14
42 3 4 5 12
43 4 3 4 11
44 3 4 3 10
45 4 4 4 12
46 4 4 4 12
47 4 4 5 13
48 5 5 4 14
49 5 5 5 15
50 5 5 5 15
51 4 4 5 13
52 5 5 5 15
53 4 5 4 13
54 5 5 5 15
55 4 4 5 13
56 4 5 4 13
57 4 4 4 12
58 4 4 4 12
59 5 5 4 14
60 5 5 5 15
61 5 5 5 15
62 4 4 4 12
63 4 4 4 12
64 4 4 4 12
65 4 4 4 12
66 4 4 5 13
67 5 4 5 14
68 5 5 5 15
69 5 5 5 15
70 4 4 5 13
71 4 4 4 12
72 4 4 4 12
73 5 5 5 15
74 4 4 4 12
75 4 4 4 12
76 4 4 5 13
77 3 3 4 10
78 4 3 5 12
79 5 4 5 14
80 4 4 4 12
81 4 4 4 12
82 3 4 4 11
83 4 4 4 12
84 5 5 5 15
85 5 5 5 15
86 5 5 5 15
87 5 5 5 15
88 4 4 4 12
89 5 5 4 14
90 4 4 4 12
91 4 4 5 13
92 4 4 4 12
93 4 4 4 12
94 5 5 5 15
95 4 4 4 12
96 4 4 5 13
97 4 4 4 12
98 4 5 5 14
99 5 5 5 15
100 4 4 4 12

2. Rekap kousioner Tingkat Kompetensi SDM Polri

Responden Item 1 Item 2 Item 3 Total X2


1 4 5 4 13
2 5 5 5 15
3 4 4 4 12
4 5 5 4 14
5 5 4 3 12
6 4 4 4 12
7 4 4 4 12
8 5 5 4 14
9 4 4 4 12
10 5 5 4 14
11 4 4 4 12
12 5 5 4 14
13 4 4 4 12
14 4 4 4 12
15 4 4 4 12
16 4 4 4 12
17 4 4 4 12
18 5 3 5 13
19 5 4 4 13
20 5 4 3 12
21 5 4 3 12
22 4 4 3 11
23 5 4 4 13
24 4 5 5 14
25 5 5 5 15
26 5 5 5 15
27 3 4 5 12
28 4 3 4 11
29 4 5 5 14
30 4 5 3 12
31 4 4 4 12
32 5 5 4 14
33 3 4 4 11
34 4 5 4 13
35 4 4 4 12
36 4 4 4 12
37 5 5 5 15
38 5 5 4 14
39 4 4 4 12
40 4 3 5 12
41 4 4 4 12
42 4 4 4 12
43 4 4 4 12
44 4 5 3 12
45 5 5 5 15
46 5 4 3 12
47 4 4 5 13
48 5 4 5 14
49 4 5 4 13
50 4 4 4 12
51 5 4 3 12
52 4 5 4 13
53 4 5 3 12
54 5 5 5 15
55 4 5 4 13
56 5 5 5 15
57 4 4 3 11
58 5 5 3 13
59 4 4 5 13
60 4 5 5 14
61 5 4 4 13
62 4 5 4 13
63 4 4 4 12
64 4 4 4 12
65 4 4 4 12
66 5 5 4 14
67 4 5 4 13
68 5 4 4 13
69 4 4 4 12
70 4 3 3 10
71 4 4 4 12
72 4 4 4 12
73 5 5 5 15
74 4 4 5 13
75 4 4 5 13
76 4 4 4 12
77 5 5 5 15
78 4 5 5 14
79 3 4 5 12
80 4 4 4 12
81 4 5 4 13
82 5 5 4 14
83 4 4 4 12
84 5 5 5 15
85 5 5 5 15
86 5 5 5 15
87 5 5 5 15
88 5 5 4 14
89 5 4 4 13
90 4 4 4 12
91 5 5 4 14
92 5 5 4 14
93 4 5 5 14
94 5 5 5 15
95 4 4 4 12
96 4 4 4 12
97 4 4 4 12
98 5 5 4 14
99 4 5 5 14
100 4 5 5 14
3. Rekap kousioner Citra Masyarakat

Responden Item 1 Item 2 Item 3 Total Y


1 4 4 4 12
2 4 5 5 14
3 4 4 5 13
4 5 5 4 14
5 5 5 4 14
6 4 4 4 12
7 4 4 4 12
8 5 5 5 15
9 5 4 4 13
10 4 4 5 13
11 4 4 4 12
12 5 4 4 13
13 4 4 4 12
14 4 4 4 12
15 4 4 4 12
16 4 4 4 12
17 4 4 4 12
18 5 4 4 13
19 4 4 4 12
20 4 4 5 13
21 4 4 5 13
22 5 5 4 14
23 3 5 5 13
24 5 5 4 14
25 5 4 5 14
26 4 5 3 12
27 4 4 4 12
28 3 4 4 11
29 4 5 5 14
30 5 3 5 13
31 4 4 4 12
32 5 4 4 13
33 5 5 3 13
34 3 3 4 10
35 4 4 4 12
36 4 4 4 12
37 4 5 5 14
38 4 4 4 12
39 4 4 4 12
40 4 5 4 13
41 5 4 5 14
42 4 4 4 12
43 4 4 5 13
44 4 4 4 12
45 5 4 4 13
46 5 5 5 15
47 4 5 5 14
48 4 5 4 13
49 4 5 5 14
50 5 5 5 15
51 4 5 4 13
52 5 5 5 15
53 4 5 4 13
54 5 5 5 15
55 5 5 5 15
56 4 3 5 12
57 4 4 4 12
58 4 3 4 11
59 4 4 5 13
60 4 4 5 13
61 5 5 4 14
62 5 4 4 13
63 4 4 4 12
64 4 4 4 12
65 3 3 4 10
66 5 5 5 15
67 5 5 5 15
68 4 5 5 14
69 5 5 5 15
70 4 4 5 13
71 5 5 5 15
72 5 5 5 15
73 5 5 5 15
74 4 4 4 12
75 4 5 5 14
76 4 4 5 13
77 3 3 4 10
78 4 5 5 14
79 5 5 5 15
80 4 5 5 14
81 4 4 4 12
82 4 3 4 11
83 4 4 4 12
84 5 5 5 15
85 5 5 5 15
86 5 5 5 15
87 5 5 5 15
88 4 5 5 14
89 3 4 3 10
90 4 4 4 12
91 4 4 4 12
92 4 4 4 12
93 5 4 4 13
94 5 5 5 15
95 4 4 4 12
96 3 4 4 11
97 4 4 4 12
98 4 4 4 12
99 4 4 5 13
100 5 5 4 14
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Nurhalimah Situmorang

Tempat dan Tanggal Lahir : Medan , 18 Januari 1994

Agama : Islam

Alamat Rumah : Perum Mega Residen Blok B 3 No. 08

Pegadungan Rt. 003 / 005 Kel. Sertajaya Kec.

Cikarang Timur Kab. Bekasi.

Alamat Kantor : Polsek Cikarang Timur Jl. Raya Citarik 01

Desa Jatibaru Kec. Cikarang Timur Kab.

Bekasi

RIWAYAT PENDIDIKAN FORMAL

1. SDN Pinangsori , lulus pada tahun 2006

2. SMPN 1 Pinangsosri , lulus pada tahun 2009

3. SMAN 1 Pinangsori jurusan IPA , lulus pada tahun 2012

Anda mungkin juga menyukai