Anda di halaman 1dari 4

MATERI METODE PENELITIAN HUKUM - Pengajuan hipotesis (pengajuan fakta – fakta)  Penelitian terhadap hukum dalam arti konkrit

fakta – fakta)  Penelitian terhadap hukum dalam arti konkrit (law in concrete sense) atau dapat disebut juga dengan penelitian
- Penarikan kesimpulan terhadap hukum dalam arti bergerak (recht in beweging)

Menurut Abdulkadir Muhammad, jika ditinjau dari sifat dan tujuannya, penelitian hukum juga dapat dibedakan
A. Metodologi Penelitian Hukum Tujuan Penelitian :
ke dalam 3 (tiga) tipologi:
adalah pendekatan sistematis yang digunakan oleh peneliti hukum untuk mengidentifikasi, merencanakan, - Memahami suatu kejadian, situasi/ keadaan suatu masyarakat sebagai tujuan penelitian
dan melaksanakan penelitian dalam bidang hukum. Metodologi penelitian hukum membantu peneliti untuk - Menjelaskan pola hubungan antara 2/lebih hal yang sebagaimana yang lain bertujuan  Penelitian Hukum Eksploratori (exploratory legal study)
memahami, menganalisis, dan mengevaluasi isu-isu hukum serta untuk menghasilkan penemuan yang relevan - Untuk mencari jalan keluar dan memecahkan beberapa praktisi dalam kehidupan Merupakan penelitian hukum yang bersifat mendasar dan bertujuan untuk memperoleh keterangan, informasi,
dan sah dalam kerangka kerja hukum. Berikut adalah beberapa elemen penting dalam metodologi penelitian dan data mengenai hal-hal yang belum diketahui. Penelitian ini tidak memerlukan hipotesis atau teori tertentu
hukum: 3 Teori Terkait Aktifitas penelitian dan data yang dikumpulkan adalah data primer melalui teknik observasi di lokasi penelitian dan wawancara
 Studi Literatur, ini melibatkan pencarian dan analisis literatur hukum yang relevan, seperti buku hukum, - Teori Kebenaran Korespondensi, yaitu kebenaran yang berbasis pada fakta/ realitas dengan informan/responden.
artikel jurnal, putusan pengadilan, peraturan, dan dokumen hukum lainnya yang relevan dengan topik - Teori Kebenaran Koherensi, yaitu berstandar pada pikiran – pikiran yang logis  Penelitian Hukum Deskriptif (descriptive legal study)
penelitian. - Teori Kebenaran Pragmatis, yaitu kebenaran yang berstandar pada konsesus. Merupakan penelitian hukum yang bersifat pemaparan dan bertujuan untuk memperoleh gambaran lengkap
 Perumusan Masalah Hukum, peneliti harus merumuskan dengan jelas masalah hukum yang akan diteli. Ini tentang keadaan hukum yang berlaku di tempat tertentu, atau mengenai gejala yuridis yang ada, atau peristiwa
melibatkan mengidentifikasi isu hukum yang memerlukan pemahaman mendalam atau solusi. Kriteria Metode Ilmiah harus meliputi : hukum tertentu yang terjadi dalam masyarakat.
 Perancangan Penelitian, dengan mengumpulkan data atau informasi yang relevan untuk menjawab pertanyaan - Berdasarkan fakta - Menggunakan hipotesis  Penelitian Hukum Eksplanatori (explanatory legal study)
penelitian. Ini bisa melibatkan metode seperti analisis dokumen hukum, wawancara dengan ahli hukum, studi - Bebas dari prasangka - Menggunakan ukuran obyektif Merupakan penelitian yang bersifat penjelasan dan bertujuan untuk menguji suatu teori atau hipotesis guna
kasus, survei hukum, atau analisis perbandingan hukum. - Menggunakan prinsip analisa - Menggunakan teknik kuantifikasi memperkuat atau menolak teori atau hipotesis hasil penelitian yang ada.
 Pengumpulan Data, peneliti akan mengumpulkan data atau informasi yang dibutuhkan untuk menjawab
pertanyaan penelitian. Ini mungkin melibatkan pengumpulan dokumen hukum, wawancara, atau analisis Karakter Ilmu Hukum dan Pengaruh terhadap penelitian Hukum
kasus. MPH akan melahirkan kajian yang bersifat normatif dan empiris sekaligus seiring dengan perkembangan A. Penelitian Hukum Normatif/ doktrinal

 Analisis Data, akan dianalisis dengan menggunakan alat analisis yang sesuai dengan menerapkan prinsip- merupakan penelitian hukum yang berfokus pada kaidah atau asas-asas dalam arti hukum dikonsepkan
masyarakat itu sendiri sebagai subyek hukum dan obyek hukum. MPH akan menjadikan ilmu hukum untuk
prinsip hukum, membandingkan berbagai kasus, atau menganalisis argumen hukum. menganalisa, mengantisipasi, dan merekomendasi solusi hukum yang tidak hanya mempertimbangkan aspek sebagai norma atau kaidah yang bersumber dari peraturan perundang-undangan, putusan pengadilan, maupun
doktrin dari para pakar hukum.
 Interpretasi Hukum, peneliti akan menginterpretasikan data dan hasil analisis dalam kerangka hukum yang normatif, melainkan juga aspek sosial, ekonomi, dan aspek keamanan berdasarkan kajian empiris.
Karakteristik :
relevan dan menjawab pertanyaan penelitian mereka berdasarkan interpretasi hukum yang diberikan.
 Berfokus pada doktrin melalui analisis kaidah hukum yang ditemukan dalam peraturan perundang-
 Kesimpulan dan Rekomendasi, penelitian hukum harus menghasilkan kesimpulan yang berdasarkan analisis Jenis-Jenis Penelitian Hukum
undangan atau dalam berbagai putusan hakim.
dan interpretasi data. Peneliti juga dapat memberikan rekomendasi untuk perbaikan atau perubahan dalam
Di kalangan ahli hukum, relatif terdapat kesamaan pendapat yang membedakan penelitian hukum ke dalam 2
konteks hukum yang relevan.  Karena bersandar pada hukum formal, maka sumber datanya adalah data sekunder yang terdiri dari bahan
(dua) tipologi, yakni:
hukum primer, sekunder, dan tersier yang diperoleh melalui studi kepustakaan (library research) dan tidak

Tidak semua penelitian atau penyelidikan dianggap sebagai penelitian ilmiah, karna penelitian ilmiah harus  penelitian hukum normatif atau penelitian doktrinal. mengenal studi lapangan (field research).

melalui proses hipotetika-verifikasi dan harus berlandaskan pada kaidah ilmiah agar dapat disebut penelitian  penelitian hukum sosiologis-empiris atau penelitian non-doktrinal.  Tidak menggunakan ukuran statistik karena penelitian ini merupakan penelitian yang sifatnya murni

ilmiah. hukum yang sarat nilai.


Selanjutnya Bagir Manan membagi penelitian hukum ke dalam 2 (dua) tipologi, yaitu:
Proses hipotetika-verifikasi melalui langkah langkah :  Penelitian normatif menggunakan kajian yang bersifat a priori, penalaran silogisme deduktif dan metode
 Penelitian terhadap hukum dalam arti abstrak (law in abstract sense) atau dapat disebut juga dengan penelitian interpretasi untuk menjelaskan suatu gejala hukum.
- Perumusan masalah
terhadap hukum dalam keadaan diam (recht in rust);  Tidak diperlukan hipotesis, karena ilmu hukum bukanlah ilmu deskriptif melainkan ilmu preskriptif.
- Penyusunan kerangka berfikir dalam pengajuan hipotesis
- Perumusan hipotesis/ asumsi

 Penelitian hukum normatif hendak menemukan kebenaran koherensi yaitu kesesuaian aturan hukum atau Sementara “apabila sinkronisasi peraturan perundang- undangan hendak ditelaah secara horizontal, penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan berbagai hukum positif (peraturan perundang-
tindakan dengan norma/prinsip hukum. yang diteliti adalah sejauh mana peraturan perundang-undangan yang mengatur bidang itu mempunyai undangan) yang tengah berlaku di dalam suatu negara.
hubungan fungsional secara konsisten”.
7) Penelitian Penemuan Hukum In Concreto
Obyek Kajiannya :
4) Perbandingan hukum Penelitian hukum ini juga disebut penelitian hukum klinis (clinical legal research), karena itu hasilnya
1) Penelitian terhadap asas-asas hukum Penelitian ini membandingkan suatu sistem hukum atau lembaga hukum tertentu dengan sistem hukum tidak memiliki validitas yang berlaku umum, hanya berlaku terhadap kasus-kasus tertentu, karena
Merupakan suatu penelitian hukum yang dikerjakan dengan tujuan menemukan asas atau doktrin hukum atau lembaga hukum tertentu lainnya. Dengan tujuan penelitian perbandingan hukum, antara lain untuk: tujuannya bukan untuk membangun teori, tetapi menguji teori yang ada pada situasi konkret tertentu.
positif yang berlaku. Asas hukum merupakan jembatan antara peraturan-peraturan hukum dengan cita- (1) menunjukkan perbedaan dan persamaan yang ada diantara sistem hukum atau bidang-bidang
cita sosial dan pandangan etis masyarakatnya. hukum yang dipelajari;
(2) menjelaskan mengapa terjadi persamaan atau perbedaan yang demikian itu, faktor-faktor apa Pendekatan Penelitiannya :
2) Penelitian terhadap sistematika hukum yang menyebabkannya; Dapat diartikan sebagai cara pandang peneliti dalam memilih spektrum ruang bahasan yang diharap mampu
Merupakan penelitian yang mengadakan identifikasi terhadap pengertian pengertian pokok/dasar dalam (3) memberikan penilaian terhadap masing - masing sistem yang digunakan; memberi kejelasan uraian dari suatu substansi karya ilmiah.
hukum, objeknya meliputi subjek hukum, hak dan kewajiban, hubungan hukum, objek hukum atau
peristiwa hukum dalam peraturan perundang-undangan. Menurut Philipus M. Hadjon ada 4 (empat)  Pendekatan Undang-Undang (Statute Approach)
5) Sejarah hukum
prinsip penalaran yang perlu diperhatikan, yaitu: Pendekatan yang dilakukan dengan cara menelaah dan menganalisis semua undang-undang dan regulasi
Penelitian terhadap sejarah hukum adalah penelitian yang meneliti perkembangan hukum positif dalam
a. Prinsip Derogasi, yaitu menolak suatu aturan yang bertentangan dengan aturan yang lebih tinggi. yang bersangkut paut dengan isu hukum yang sedang ditangani. Hal yang perlu diperhatikan peneliti
kurun waktu tertentu. Untuk menganalisis peristiwa hukum secara kronologis dan melihat hubungannya
b. Prinsip Nonkontradiksi, yaitu tidak boleh menyatakan ada-tidaknya suatu kewajiban dikaitkan adalah pemahaman peneliti terhadap asas-asas peraturan perundang-undangan dan teori hierarki norma
dengan gejala sosial yang ada.
dengan suatu situasi yang sama. hukum.
Pertanyaan yang harus dijawab oleh peneliti dalam memperlajari sejarah hukum, diantaranya adalah:
c. Prinsip Subsumsi, yaitu adanya hubungan logis antara dua aturan dalam hubungan aturan yang lebih a. faktor-faktor apa yang mempengaruhi terbentuknya suatu lembaga hukum tertentu dan
tinggi dengan yang lebih rendah.  Pendekatan Kasus (Case Approach)
bagaimana jalannya proses pembentukan itu
d. Prinsip Eksklusi, yaitu tiap sistem hukum diidentifikasikan oleh sejumlah peraturan perundang- pendekatan kasus dilakukan dengan cara “melakukan telaah terhadap kasus-kasus yang berkaitan dengan
b. faktor apakah yang dominan pengaruhnya dalam proses pembentukan suatu lembaga hukum
undangan. masalah yang dihadapi yang telah menjadi putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum
tertentu adan apa sebabnya
tetap. Objek kajian pokok dalam pendekatan kasus adalah pertimbangan pengadilan untuk sampai pada
c. bagaimanakah interaksi antara pengaruh-pengaruh yang datang dari luar dengan kekuatan
3) Penelitian terhadap taraf sinkronisasi vertical dan horizontal suatu putusan.
perkembangan diri dalam masyarakat sendiri
Dalam penelitian ini, peneliti akan meneliti keserasian hukum positif agar tidak bertentangan d. bagaimanakah jalannya proses adaptasi terhadap lembaga-lembaga yang diambil dari sistem Menurut M. Syamsudin, hal yang perlu diperhatikan peneliti bahwa pendekatan kasus (case approach) tidak sama
berdasarkan hierarki peraturan perundang-undangan. Jadi yang diteliti adalah, sejauhmana hukum hukum asing; dengan studi kasus (case study). Di dalam pendekatan kasus, beberapa kasus dikaji untuk referensi bagi suatu isu
positif tertulis atau peraturan perundang-undangan yang ada itu sinkron atau serasi satu sama lain. Untuk e. apakah suatu lembaga hukum tertentu selalu menjalankan fungsi yang sama? apakah terjadi hukum, sedangkan studi kasus merupakan suatu studi terhadap kasus tertentu dari berbagai aspek hukum.
melakukan penelitian taraf sinkronisasi hukum, maka seorang peneliti perlu memahami asas-asas perubahan fungsi, apa juga yang menyebabkannya; apakah perubahan itu bersifat formal atau
peraturan perundang-undangan, yakni: informal
 Pendekatan Konseptual (Conceptual Approach)
(i) undang-undang tidak berlaku surut (asas retrokatif) f. faktor-faktor apakah yang menyebabkan hapusnya atau tidak dipergunakannya lagi suatu
Pendekatan konseptual dilakukan manakala peneliti tidak beranjak dari aturan hukum yang ada. Hal itu
(ii) asas lex superior derogat legi inferiori lembaga hukum tertentu; dan
dilakukan karena memang belum atau tidak ada aturan hukum untuk masalah yang dihadapi. Dalam
(iii)asas lex specialis derogat legi generali g. dapatkah dirumuskan suatu pola perkembangan yang umum yang dijalani oleh lembaga-
membangun konsep, seorang peneliti pertama kali ia harus beranjak dari pandangan-pandangan dan
(iv) asas lex posterior derogat legi priori, dan lembaga hukum dari suatu sistem hukum tertentu.
doktrin-doktrin yang berkembang di dalam ilmu hukum.
(v) asas undang-undang tidak dapat diganggu gugat.

6) Penelitian Inventarisasi Hukum Positif


Kemudian M. Syamsudin, menyatakan bahwa dengan mempelajari pandangan dan doktrin-doktrin di - Titik fokus penelitian hukum empiris adalah perilaku hukum dari individu atau masyarakat hukum. Jadi Kepatuhan terhadap hukum merupakan penelitian yang mengkaji tingkat ketaatan atau kedisiplinan
dalam ilmu hukum, peneliti akan menemukan ide-ide yang melahirkan pengertian-pengertian hukum, hukum dilihat sebagai suatu gejala sosial, yaitu hukum dalam kenyataan di dalam kehidupan sosial masyarakat terhadap hukum. Peranan lembaga atau institusi hukum didalam penegakan hukum merupakan
konsep-konsep hukum, dan asas-asas hukum yang relevan dengan isu yang dihadapi. Pemahaman akan kemasyarakatan. penelitian yang mengkaji tentang tindakan-tindakan yang dilakukan oleh penegak hukum didalam
pandangan dan doktrin tersebut merupakan sandaran bagi peneliti dalam membangun argumentasi hukum - Sumber data utamanya adalah data primer yang diperoleh melalui studi lapangan (field research), dan menegakkan hukum.
dalam memecahkan isu yang dihadapi. didukung data data sekunder sebagai data awalnya yang diperoleh melalui studi kepustakaan (library
research). Penelitian hukum empiris tetap bertumpu pada premis normatif, sebab hukum dikaji sebagai 3. Penelitian Implementasi Aturan Hukum
 Pendekatan Sejarah (Historical Approach) dependent variable. Implementasi aturan hukum merupakan penelitian yang mengkaji dan menganalisis tentang pelaksanaan atau
Pendekatan sejarah dilakukan dalam rangka “pelacakan sejarah lembaga hukum dari waktu ke waktu”, - Teknik pengumpulan data dalam penelitian hukum empiris dilakukan melalui pengamatan (observasi) dan penerapan hukum di dalam masyarakat. Misalnya, penelitian tentang penerapan Undang-Undang Nomor 1
atau “menelusuri aturan hukum yang dibuat pada masa lampau, baik berupa aturan hukum tertulis maupun wawancara (interview). Tahun 1974 tentang perkawinan. Di dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 telah ditentukan syarat
tidak tertulis, yang masih ada relevansinya dengan masa kini”. - Menggunakan kajian yang bersifat a posteriori dengan pendekatan penalaran induksi untuk menjelaskan sahnya perkawinan, yaitu menurut hukum agama masing-masing dan dicatat.
suatu gejala hukum.
 Pendekatan Perbandingan (Comparative Approach) - Dalam situasi tertentu membutuhkan hipotesis, terutama dalam penelitian yang bersifat korelatif yaitu 4. Penelitian Pengaruh Aturan Hukum terhadap Masalah Sosial
Pendekatan ini dilakukan dengan mengadakan studi perbandingan hukum. Studi perbandingan hukum itu mencari korelasi berbagai gejala hukum sebagai variabelnya. Walau bagaimanapun, kajian ilmu-ilmu Pengaruh aturan hukum terhadap masalah sosial tertentu merupakan penelitian yang mengkaji dan
sendiri merupakan kegiatan untuk membandingkan hukum suatu negara dengan hukum negara lain atau sosial itu bersifat deskriptif. menganalisis tentang daya yang ada atau timbul sesuatu yang ikut membentuk watak atau kepercayaan atau
hukum dari suatu waktu tertentu dengan hukum dari waktu yang lain. Tujuan perbandingan tersebut adalah - Penelitian hukum empiris hendak menemukan kebenaran korespendensi yaitu kesesuaian hipotesis atau perbuatan dari masyarakat, sehingga dengan adanya aturan hukum itu mereka tidak lagi melakukan perbuatan
untuk memperoleh persamaan dan perbedaan hukum. asumsi yang dibangun dalam suatu penelitian dengan fakta yang berupa data. yang bertentangan dengan ketentuan hukum yang ada.

B. Penelitian Hukum Sosiologis-Empiris atau Penelitian Non-Doktrinal 5. Penelitian pengaruh masalah sosial terhadap aturan hukum
Obyek Kajian
Penelitian hukum empiris merupakan penelitian hukum yang dimaksudkan untuk mengkaji dan menganalisis Pengaruh masalah sosial terhadap aturan hukum merupakan penelitian yang mengkaji atau menganalisis
Ditinjau dari objek kajiannya, penelitian hukum empiris dapat dibagi atas 5 (lima) jenis, yaitu : tentang pengaruh masalah kemasyarakatan terhadap aturan hukum.
bekerjanya hukum di dalam masyarakat, termanifestasi ke dalam perilaku hukum masyarakat. Selanjutnya,
ada dua hal yang menjadi fokus kajian dalam definisi penelitian hukum empiris, yaitu : 1. Penelitian Efektivitas Hukum
(i) Subjek yang diteliti, yaitu perilaku hukum (legal behavior), yaitu perilaku nyata dari individu atau Penelitian ini merupakan penelitian yang mengkaji tentang keberlakuan, pelaksanaan, dan keberhasilan dalam
masyarakat yang sesuai dengan apa yang dianggap pantas oleh kaidah-kaidah hukum yang berlaku; dan Pendekatan Penelitian
pelaksanaan hukum. Jadi, kajian penelitian ini meliputi pengetahuan masyarakat, kesadaran masyarakat dan
(ii) Sumber data yang digunakan, yaitu sumber data yang digunakan adalah data primer, yakni data yang penerapan hukum dalam masyarakat. Menurut Amiruddin dan Zainal Asikin, untuk riset efektivitas, maka Pendekatan penelitian adalah metode atau cara mengadakan penelitian. Dalam penelitian hukum normatif,
berasal dari masyarakat atau orang-orang yang terkait secara langsung terhadap objek penelitian. syarat-syarat diperlukan agar diperoleh hasil yang lebih baik, yakni: terdapat 3 (tiga) pendekatan, peneliti dapat menggunakan lebih dari satu pendekatan. Ketiga pendekatan yang
A. perilaku yang diamati adalah perilaku nyata dimaksud adalah sebagai berikut :
Penelitian hukum empiris dibangun di atas dasar peta konseptual empiris obyektif-konstruktif yang unsur-
B. perbandingan antara perilaku yang diatur dalam hukum dengan keadaan jika perilaku tidak diatur
unsurnya terdiri dari:  Pendekatan Sosiologi Hukum
dalam hukum.
- Empirisme - Obyektivitas, - Induksi Pendekatan sosiologi hukum merupakan pendekatan yang hendak “mengkaji hukum dalam konteks sosial.
C. harus mempertimbangkan jangka waktu pengamatan, jangan lakukan pengamatan yang sesaat, perlu
- Historical jurisprudence - Generalisasi, - Korespondensi Dengan menjelaskan dan menghubungkan, menguji dan juga mengkritik bekerjanya hukum formal dalam
dikemukakan kondisi-kondisi dari yang diamati pada saat itu; dan
- A posteriori - Konstruktif - Data primer masyarakat, karena hukum itu tidak lepas dari realitas sosial di mana hukum itu bersemai. Hukum
D. harus mempertimbangkan tingkat kesadaran pelaku”.
- Sintesa - Field research - Kuantitatif dihadirkan agar individu dan masyarakat berperilaku sebagaimana yang dikehendaki hukum.

2. Penelitian Kepatuhan terhadap Hukum


 Pendekatan Antropologi Hukum
Karakteristik :

Pendekatan antropologi hukum merupakan pendekatan yang mengkaji cara-cara penyelesaian sengketa, BAB 5 MENDESAIN PENELITIAN HUKUM  Memilih Pendeekatan Penelitian
baik dalam masyarakat modern maupun masyarakat tradisional, yaitu dengan identifikasi aturan-aturan  Menentukan Teori Hukum sebagai Suatu Kerangka Teori
A. Prosedur Awal
yang umumnya di lingkungan masyarakat yang bersangkutan dipersepsikan sebagai pedoman untuk Menurut M Syamsudin, teori dalam penelitian hukum sebenarnya merupakan jawaban konseptual dari
Desain penelitian merangkum paparan mengenai langkah prosedural yang akan dilakukan peneliti.
berlaku dan memang dianggap seharusnya menguasai perilaku. rumusan masalah penelitian. Menurut Silalahi, teori bukan saja membantu menjawab pertanyaan apa
prosedur awal yang perlu dijalani peneliti adalah meliputi:
karakteristik suatu fenomena tertentu, melainkan juga menjawab pertanyaan mengapa dan bagaimana
Dalam kaitan itu, ada dua dimensi dari norma yaitu : (1) Mengenali konsep - konsep hukum yang ada sebagai dasar pijakan dalam melakukan kegiatan
hubungan antara suatu fenomena dan fenomena lain. Menurut Satjipto Rahardjo (2000),keberadaan teori
penelitian hukum
(i) Dimensi norma ideal
sangat penting dalam penelitian hukum, teori dalam penelitian hukum sangat diperlukan untuk membuat
(2) Menetapkan tipologi penelitian hukum yang akan digunakan dalam penelitian hukum
Dimensi norma ideal adalah aturan hukum yang menjadi bagian pedoman bagi orang yang
jelas nilai-nilai oleh postulat-postulat hukum sampai kepada landasan filosofisnya yang tertinggi.
(3) Mengidentifikasi dan menemukan isu hukum yang menjadi fokus kajian penelitian
bertindak. Kajian deskriptif merupakan kajian yang menganalisis dan mengkaji bagaimana orang
Menurut Soerjono Soekanto (1986), bahwa kerangka teoritis bagi suatu penelitian mempunyai beberapa
(4) Menelusuri dan mengumpulkan bahan-bahan kepustakaan hukum yang relevan dengan isu hukum
nyata-nyata berperilaku. Hal-hal yang dikaji berkaitan dengan kajian terhadap keterangan-
kegunaan, yakni:
keterangan, perselisihan, kebenaran, keluhan, yang meliputi :
(a) Teori berguna untuk lebih mempertajam atau lebih mengkhususkan fakta yang hendak diselidiki atau
B. Mendesain Penelitian Hukum (Research Desain)
- jenis-jenis sengketa
diuji kebenarannya;
Kegiatan mendesain penelitian dilakukan mahasiswa hukum dengan melalui 7 tahapan:
- motif dari orang yang melakukan, dan
(b) Teori berguna dalam mengembangkan sistem klasifikasi fakta, membina struktur konsep-konsep serta
 Merumuskan Judul Penelitian
- cara yang dilakukan untuk mengatasinya atau menyelesaikan
mengembangkan defenisi-defenisi;
Judul penelitian adalah suatu pernyataan yang mengandung keseluruhan suatu penelitian, menggambarkan
(ii) Dimensi perilaku yang terwujud.
(c) Teori biasanya merupakan suatu ikhtisar dari pada hal-hal yang telah diketahui serta diuji
objek yang ingin diteliti sebagai objek kajian hukum, baik itu kajian formal maupun kajian material ilmu
kebenarannya yang menyangkut objek yang diteliti; dan
hukum.
 Pendekatan Psikologi Hukum (d) Teori memberikan kemungkinan pada prediksi fakta mendatang, oleh karena telah diketahui sebab-
 Menetapkan dan Merumuskan Masalah Penelitian Hukum
Pendekatan psikologi hukum merupakan pendekatan di dalam penelitian hukum empiris, dimana dilihat sebab terjadinya fakta tersebut dan mungkin faktorfaktor tersebut akan timbul lagi pada masa-masa
Menurut Silalahi dalam Bachtiar dan Tono Sumarna (2018), masalah penelitian merupakan situasi
pada kejiwaan manusia. Kejiwaan manusia tentu menyangkut tentang kepatuhan dan kesadaran mendatang.
problematis yang perlu dipecahkan, baik untuk tujuan teoritis, pengembangan ilmu, maupun untuk tujuan
masyarakat tentang hukum, yang dikaji disini, yaitu dengan faktor-faktor penyebab masyarakat
pragmatis. Masalah merupakan sesuatu hal yang dipertanyakan dalam penelitian dan akan dicari dan
melakukan perbuatan yang melanggar hukum. Sementara Irawan, menurutnya, paling tidak ada lima tujuan dan manfaat kerangka teori, yaitu:
ditemukan jawabannya.
a. Kerangka teori membantu peneliti menjelaskan definisi operasional variabel yang akan diteliti;
 Menetapkan Tujuan dan Manfaat Penelitian
b. Kerangka teori membantu peneliti menjelaskan dan menggambarkan pola hubungan antara satu
Tujuan penelitian menggambarkan arah atau penegasan mengenai apa yang hendak dicapai atau dituju
variabel dengan lainnya;
dalam pelaksanan penelitian. Intinya, tujuan penelitian hukum secara teknikal selalu bersumber dari
c. Kerangka teori membantu menentukan metodologi penelitian secara akurat;
rumusan masalah.
d. Kerangka teori memberi gambaran kepada peneliti tentang rencana analisis data yang akan peneliti
 Menentukan Objek Penelitian
lakukan; dan
Menurut E.S. Wiradipradja (2015) Objek penelitian adalah sesuatu yang diteliti yang dapat berupa benda
e. Kerangka teori yang baik akan membantu peneliti melakukan penafsiran semua temuan penelitian
atau orang, yang dapat memberikan data-data penelitian. Objek berupa benda misalnya dokumen atau
secara proporsional.
sering disebut sebagai bahan-bahan hukum, yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder
 Menentukan Metode Penelitian yang Digunakan
dan bahan hukum tersier. Sementara objek penelitian yang berupa orang, misalnya perilaku orang yang
Menurut Sugiyono (2013), metode penelitian itu sendiri pada dasarnya berkenaan dengan cara
dapat berupa perilaku verbal dan perilaku nyata. Perilaku verbal adalah perilaku manusia yang berupa
memperoleh data. menurut Sugiyono, “metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
kata-kata yang dapat dingkap dengan cara, misalnya wawancara. Sedangkan perilaku nyata adalah
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
perilaku manusia yang berupa sikap dan tindakan yang benar-benar dilakukan oleh orang tersebut,
misalnya, perilaku taat terhadap undang-undang atau perilaku melanggar undang-undang.
Menurut Soehartono (2002), metode penelitian adalah cara atau strategi menyeluruh untuk menemukan (a) perilaku verbal, yaitu perilaku yang disampaikan secara lisan dan kemudian dicatat, dan hukum positif, doktrin-doktrin atau ajaran hukum, hasil-hasil penelitian akademik, maupun putusan-
atau memperoleh data yang diperlukan. Dengan demikian, titik fokus metode penelitian adalah bagaimana (b) perilaku nyata dan ciri-cirinya yang dapat diamati putusan pengadilan, yang kesemuanya berbasis pada dokumen tertulis.
cara memperoleh data yang kelak bisa menjawab rumusan masalah penelitian. - Data yang berupa semua dokumen-dokumen tertulis.
Dalam konteks tersebut di atas, arah disain penelitian berkenaan dengan bagaimana teknik pengumpulan Dalam pelaksanaan studi kepustakaan, langkah-langkah yang ditempuh peneliti adalah:
datanya, dan teknik mengolah dan menganalisis datanya.  Berdasarkan jenisnya, dibedakan atas: 1) mengindentifikasi sumber bahan hukum di mana bahan tersebut akan diperoleh melalui katalog
- Data kualitatif, yaitu data yang tidak berbentuk angka yang tidak diperoleh dari rekaman, pengamatan, perpustakaan atau langsung pada sumbernya
wawancara, atau bahan tertulis yang berupa ungkapan-ungkapan verbal. 2) menginventarisasi bahan hukum yang diperlukan peneliti melalui daftar isi pada produk hukum
C. Menyusun Matriks Penelitian Hukum - Data kuantitatif, yaitu data yang bebentuk angka yang dapat dipeoleh dari hasil penjumlahan atau tersebut
Setelah mahasiswa berhasil mendisain penelitiannya, maka hasil akhirnya disusun ke dalam suatu matriks pengukuran suatu variabel. Data kuantitatif dapat diperoleh dengan cara angket, skala tes, atau observasi. 3) mencatat dan mengutip bahan hukum yang diperlukan peneliti pada lembar catatan yang telah
penelitian hukum. Matriks penelitian ini pada dasarnya merupakan kerangka proposal penelitian hukum, yang disiapkan secara khusus pula dengan pemberian tanda pada setiap bahan hukum berdasarkan
menopang bangunan proposal penelitian hukum. klasifikasi sumber bahan hukumnya dan aturan perolehannya dan
 Berdasarkan sumbernya, dibedakan atas:
- Data primer, yaitu data yang diperoleh seorang peneliti langsung dari objeknya. Misalnya, dengan cara 4) menganalisis berbagai bahan hukum yang diperoleh itu sesuai dengan masalah dan tujuan peneliti
observasi dan Wawancara
BAB 6 TEKNIK PENGUMPULAN DATA
- Data sekunder, yaitu data yang diperoleh seorang peneliti secara tidak langsung dari objeknya, tetapi
A. Data Penelitian 2. Wawancara
melalui sumber lain baik lisan maupun tulisan. Misalnya, buku-buku, teks, jurnal, majalah, koran,
Data adalah unsur paling penting dalam penelitian. Tanpa data, penelitian akan mati dan tidak bisa disebut (a) Wawancara ini merupakan sumber data yang bersifat primer. Data bersifat primer, dimana
dokumen, peraturan perundangan, dan sebagainya".
sebagai penelitian. Berikut adalah kaidah data untuk riset ilmiah. pelaksanaannya dapat dilakukan secara langsung berhadapan dengan subjek penelitian atau informan

- Keberadaan data mutlak diperlukan dalam sebuah penelitian. Oleh karena itu, data dan kualitas data selaku responden penelitian di lapangan.
 Berdasarkan cara pengumpulannya, dibedakan atas:
merupakan pokok penting dalam penelitian karena menentukan kualitas~ hasil penelitian. (b) Wawancara dapat dilakukan dengan individu tertentu untuk mendapatkan data atau informan tentang
- Data penelitian yang dikumpulkan dengan cara studi dokumen, yaitu mengumpulkan dan memeriksa
- Untuk tercapai tujuan penelitian yang diinginkan, maka data penelitian harus dicari dan dikumpulkan masalah yang berhubungan dengan satu subjek tertentu atau orang lain. Individu sebagai sasaran
dokumen-dokumen yang dapat memberikan informasi atau yang dibutuhkan oleh peneliti
selengkap-lengkapnya. Data yang lengkap akan memperluas dan memperdalam analisis penelitian. wawancara ini sering disebut informan, yaitu orang yang memiliki keahlian atau pemahaman yang
- Data penelitian yang dikumpulkan dengan cara studi lapangan, yaitu dilakukan dengan cara menggali
terbaik mengenal suatu hal yang ingin diketahui
Agar data dapat dianalisis dan ditafsirkan dengan baik, maka data itu harus memenuhi syarat-syarat: langsung di lapangan melalui wawancara, observasi, atau dengan melakukan tes.
(c) Wawancara juga dapat dilakukan dengan individu tertentu untuk mendapatkan data atau informasi
- Objektif, artinya data yang diperoleh peneliti harus ditampilkan dan dilaporkan apa adanya tentang dirinya sendiri, seperti pendirian, pandangan, persepsi, sikap,atau perilaku. Individu sebagai
 Berdasarkan cara pengolahannya, dibedakan atas:
- Relevan, artinya dalam mengumpulkan dan menampilkan data harus sesuai dengan permasalahan hukum sasaran wawancara ini sering disebut responden. Informan maupun responden tidak harus saling
- Data penelitian yang dapat diolah secara statistik, yaitu data penelitian yang pertama pada umumnya
yang sedang dihadapi atau diteliti menggantikan.
berupa data-data numerikal sehingga dapat diolah secara statistik.
- Sesuai perkembangan (up to date), artinya data tidak boleh usang atau ketinggalan jaman, karena itu harus (d) Kedua pendekatan di atas sebagai sasaran wawancara untuk mendapatkan data atau infromasi yang
- Data penelitian yang diolah tanpa statistik (manual), yaitu data berupa data-data kualitatif yang hanya
selalu disesuaikan dengan perkembangan yang terjadi; dan Representatif, artinya data harus diperolah dari lebih komprehensif.
bisa dinarasikan atau diceritakan.
sumber yang tepat dan dapat menggambarkan kondisi senyatanya atau mewakili suatu kelompok tertentu
atau populasi" Wawancara Terstruktur
B. Teknik Pengumpulan Data Sebuah metode wawancara yang sering dilakukan dalam penelitian kuantitatif, menggunakan urutan
1. Studi Dokumen atau Kepustakaan pertanyaan standar sebelum pengumpulan informasi dilakukan. Informasi yang ingin didapat tentu yang
Data Penelitian Dibedakan menjadi beberapa yaitu : relevan terhadap subjek penelitian, sehingga penyusunan pertanyaan pun harus dilakukan terlebih dahulu
Dalam penelitian hukum normatif, studi dokumen merupakan teknik pengumpulan data yang utama,
 Berdasarkan wujud atau bentuknya, dibedakan atas: karena pembuktian asumsi dasar (hipotesis) penelitiannya didasarkan bersandar pada norma-norma yang relevan terkait narasumber.
- Data yang berupa perilaku manusia dan ciri-cirinya, yang mencakup ;

Metode penelitian ini memang kerap digunakan untuk investigasi statistik, tujuan utama dari wawancara - Mengidentifikasi keteraturan-keteraturan dengan cara mengadakan perbandingan dengan situasi-situasi BAB 7 TEKNIK PENGOLAHAN DATA
ini yaitu untuk bisa mengajukan pertanyaan dari wawancara itu sendiri agar mengajukan pertanyaan yang sosial lain.
 Pengolahan Data data adalah bagian dari penelitian setelah pengumpulan data. Pada tahap ini data mentah
sama setiap partisipan penelitian, sehingga dapat memudahkan dalam membuat perbandingan data antar - Hal yang perlu diingat juga, bahwa kegiatan observasi bukanlah sekedar mencatat, tetapi juga
atau raw data yang telah dikumpulah dan diolah atau dianalisis sehingga menjadi informasi.
kelompok atau partisipan. mengadakan pertimbangan kemudian mengadakan penilaian. Dalam menggunakan teknik ini, peneliti
harus melengkapinya dengan format atau blanko observasi sebagai instrument penelitian. Formatnya,
Untuk penelitian hukum empiris, pengolahan datanya tunduk pada cara pengolahan data yang lazim
Wawancara Tidak Terstruktur berisi poin-poin tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi.
digunakan pada penelitian ilmu-ilmu sosial. Pengolahan data primer umumnya dilakukan melalui tahap-
wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun
tahap:
secara sistematis dan lengkap untuk mengumpulkan data dari informan. Pedoman wawancara yang 4. Teknik Sampling
- Pemeriksaan data (editing), yaitu pembenaran apakah data yang terkumpul melalui studi pustaka,
digunakan hanya berupa garis-garis permasalahan yang akan ditanyakan pada informan. Wawancara ini Teknik penarikan sampel dikatakan penting karena “teknik sampling menentukan validitas eksternal dari
dokumen, wawancara, dan kuisioner sudah dianggap relevan, jelas, tidak berlebihan, dan tanpa kesalahan
digunakan dalam penelitian pendahuluan atau untuk penelitian yang lebih mendalam tentang subyek yang suatu hasil penelitian, dalam arti menentukan seberapa besar atau sejauh mana keberlakukan generalisasi
- Penandaan data (coding), yaitu pemberian tanda pada data yang diperoleh, baik berupa penomoran
diteliti. hasil penelitian tersebut. Kesalahan dalam sampling akan menyebabkan kesalahan dalam kesimpulan,
ataupun penggunaan tanda atau simbol atau kata tertentu yang menunjukkan golongan/
ramalan atau tindakan yang berkaitan dengan hasil penelitian.
kelompok/klasifikasi data menurut jenis dan sumbernya dengan tujuan menyajikan data secara sempurna,
Wawancara mendalam (in depth interview) Dalam penelitian hukum empiris, teknik sampling yang sering digunakan adalah purposive sampling dan
memudahkan rekonstruksi serta analisis data.
Wawancara mendalam yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti untuk mendapatkan snowball sampling.
- Penyusunan/sistematisasi data (constructing/systematizing), yaitu kegiatan mentabulasi secara sistematis
informasi secara lisan melalui tanya jawab yang berhadapan langsung dengan sejumlah informan yang
data yang sudah diedit dan diberi tanda itu dalam bentuk tabel-tabel yang berisi angka-angka dan
dapat memberikan keterangan-keterangan yang berkaitan permasalahan penelitian. Metode ini bertujuan Menurut Sugiyono, purposive sampling adalah teknik sampling sumber data dengan tujuan atau
persentase bila data itu kuantitatif, mengelompokkan secara sistematis data yang sudah diedit menurut
untuk memperoleh keterangan langsung dari informan dengan memberikan beberapa gagasan pokok atau pertimbangan tertentu, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita
klasifikasi data dan urutan masalah bila data itu kualitatif ”
kerangka dan garis besar pertanyaan yang sama dalam proses wawancara ke dalam beberapa informan. harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi objek
atau situasi sosial yang diteliti. Hal ini mengindikasikan bahwa pada dasarnya pengolahan data dapat dilakukan dengan pendekatan kuantitatif
atau kualitatif.
3. Observasi Lebih lanjut Ulber Silalahi menegaskan, bahwa menentukan orangorang terpilih harus sesuai dengan ciri-
Observasi adalah suatu aktivitas pengamatan mengenai suatu objek tertentu secara cermat secara
 Pendekatan Kuantitatif pada dasarnya berarti penyorotan terhadap masalah serta usaha pemecahannya yang
ciri khusus yang dimiliki oleh sampel itu. Mereka dipilih karena dipercaya mewakili satu
dilakukan dengan upaya yang banyak didasarkan pada pengukuran. Dalam hal ini, objek penelitian dipecah
langsung di lokasi penelitian tersebut berada. Selain itu, observasi ini juga termasuk kegiatan pencatatan populasi.Peneliti memilih sampel berdasarkan penilaian atas karakteristik anggota sampel yang
ke dalam unsur-unsur tertentu yang dapat dikuatifikasi sedemikian rupa. Kemudian ditarik suatu generalisasi
yang dilakukan secara sistematis tentang semua gejala objek yang diteliti. Syarat-syarat sebagaimana dengannya diperoleh data yang sesuai dengan maksud penelitian
yang seluas mungkin ruang lingkupnya. Penelitian kuantitatif menggunakan alat-alat matematika dan
kemukakan oleh Syamsudin, yakni:
statistika yang rumit sehingga terkesan canggih”. Adapun yang menjadi ciri-ciri dari pendekatan kuantitatif
- Observasi harus didasarkan pada suatu kerangka penelitian ilmiah
adalah:
- Observasi harus dilakukan secara sistematis, metodologis dan konsisten;
(1) deskriptif dan eksplanatoris;
- Pencatatan data hasil observasi juga harus dilakukan secara sistematis, metodologis, dan konsisten; dan
(2) penentuan sampel harus cermat;
- Dapat diuji kebenaranya secara empiris
(3) deduktif-induktif berpijak pada teori konsep yang baku;
(4) mengandalkan pada pengukuran yang menekankan pada angkaangka;
Ruang lingkup dan ciri-ciri pokok observasi ilmiah adalah: (5) variabel sejak awal sudah ada;
- Mencangkup seluruh konteks sosial dimana tingkah laku yang diamati terjadi (6) dapat digeneralisir; dan
- Mengidentifikasi semua peristiwa penting yang memengaruhi hubungan antara orang-orang yang diamati (7) menggunakan kuisioner lebih tertutup
- Mengidentifikasi apa yang sungguhsungguh merupakan Kenyataan
 Pendekatan Kualitatif merupakan tata cara penelitian yang menghasilkan data deskriptif analisis, yaitu apa Kegiatan menganalisis data dalam penelitian hukum pada hakikatnya adalah menemukan makna yang - Perspektif yang sistemik dan holistik. Dalam penafsiran data seluruh unsur penelitian harus
yang dinyatakan oleh sasaran penelitian yang bersangkutan secara tertulis atau lisan, dan perilaku nyata. Yang dikandung temuan data. Makna tersebut bisa diperoleh dengan memberinya perspektif. Perspektif yang dipertimbangkan secara menyeluruh (holistik). Jika ada satu unsur saja yang terabaikan, maka penafsiran
diteliti dan dipelajari adalah objek penelitian yang utuh. Adapun ciri-ciri pendekatan kualitatif adalah: diberikan kepada data hukum tentu boleh apa saja. Akan tetapi, perspektif yang lazim adalah perspektif data menjadi cacat.
(1) eksploratoris dan deskriptif; normatif dan sosial.
Penafsiran hukum terdiri dari :
(2) induktif-deduktif;
(3) penggunaan teori terbatas; Secara umum analisis pada penelitian hukum normative dapat dilakukan dalam tiga tahap. - Penafsiran Gramatikal

(4) variabel ditemukan setelah berjalannya pengolahan data; - Identifikasi fakta hukum. Disini peneliti pada umumnya akan menganalisis fakta-fakta atau kejadian yang Penafsiran yang didasarkan hukum tata bahasa sehari-hari. Hal ini dilakukan apabila ada suatu istilah yang

(5) lebih terhadap kasus tertentu; dan relevan dengan norma-norma hukum. Fakta-fakta hukum bisa berupa perbuatan, peristiwa, atau keadaan”. kurang terang atau kurang jelas dapat ditafsirkan menurut tata bahasa sehari-hari.

(6) panduan/pedoman wawancara - memeriksaan atau penemuan hukum yang terkait dengan fakta hukum. Setelah melakukan identifikasi - Penafsiran Autentik

fakta-fakta hukum secara tepat, langkah selanjutnya adalah melakukan pemeriksaan dan penemuan Penafsiran yang diberikan oleh undang-undang itu sendiri. Dalam Bab X Pasal 86 sampai pasal 101 KUHP
Untuk penelitian hukum yang bersifat normatif, pendekatan kualitatif digunakan untuk memecahkan isu hukum
perundan-gundangan untuk menemukan konsep-konsep hukum. Pada level hukum positif, konsep-konsep dicantumkan penafsiran autentik.
yang diajukan. Hasil yang hendak dicapai adalah memberikan preskripsi mengenai apa yang seyogianya. Karena
hukum pada umumnya sudah terumuskan secara jelas dan pasti dalam bahasa perundang-undangan. - Penafsiran Sistematis
itu, sifat analisisnya adalah preskriptif, karena yang diteliti adalah kondisi hukum secara intrinsik, yaitu hukum
Indikator-indikator perilaku atau perbuatan yang dilarang, dibolehkan, dan diperintahkan pada umumnya Penafsiran yang menghubungkan dengan bagian dari suatu undang-undang itu dengan bagian lain dari
sebagai sistem nilai dan hukum sebagai norma sosial. Apabila ternyata kesimpulan yang dihasilkan dalam
sudah terumuskan dalam perundangundangan. Peneliti tinggal menafsirkan fakta-fakta atau kejadian atau undang-undang itu juga.
penelitian menghasilkan sesuatu yang mungkin bagi peneliti masih kurang, perlu dikemukakan rekomendasi.
disebut peristiwa hukum itu dengan patokan atau ukuran atau indikatorindikator yang ada dalam norma - Penafsiran Menurut Sejarah Undang-undang
Inilah yang disebut sebagai preskripsi, yaitu apa yang seyogianya.
undang-undang. Jika perilaku itu memenuhi unsur-unsur atau masuk dalam kualifikasi konsep hukum Penafsiran dengan melihat kepada berkas-berkas atau bahan-bahan waktu undang-undang itu dibuat.

tersebut, implikasinya perbuatan itu akan membawa akibat hukum. Akibat hukum itu dapat berupa sanksi - Penafsiran Analogis

hukum atau status hukum”. Penafsiran suatu istilah berdasarkan ketentuan yang belum diatur oleh undang-undang,tetapi mempunyai
 Teknik Trianggulasi Data
- Penerapan Hukum. Setelah menemukan norma konkrit, Langkah berikutnya adalah penerapan norma itu asas yang sama dengan sesuatu hal yang telah daitur dalam undang-undang.
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain, di luar data itu
pada fakta hukum”. - Penafsiran Teleologis
untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu”. Dalam pengujian kredibilitas data
Penafsiran yang didasarkan kepada tujuan daripada udnang-undang itu
ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu”.
- Penafsiran menurut sejarah hukum
triangulasi dapat dilakukan dengan menggunakan teknik yang berbeda-beda, yaitu wawancara, observasi, dan
 Penafsiran/Interpretasi Penafsiran dengan melihat kepada sejarah hukum. Misalnya dengan melihat hukum yang pernah berlaku.
dokumen. Triangulasi ini selain digunakan untuk mengecek kebenaran data juga dilakukan untuk
salah satu metode penemuan hukum yang memberi penjelasan mengenai teks Undang-undang agar ruang - Penafsiran Ekstensif
memperkaya data. Selain itu, triangulasi juga dapat berguna untuk menyelidiki validitas tafsiran peneliti
lingkup kaedah tersebut diterapkan kepada peristiwanya.beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam Penafisran dengan memperluas arti dari suatu istilah yang sebenarnya.
terhadap data, karena itu triangulasi bersifat reflektif ”
penafsiran data ini sebagai berikut: - Penafsiran mempertentangkan ( redeneering acontratio)
- Koherensi dengan pokok permasalahan penelitian. Penafsiran hasil analisis data harus tetap koheren Penafsiran secara menemukan kebalikan dari pengertian suatu istilah yang sedang dihadapi. Misalnya
 Analisis Data
(searah, sesuai) dengan pokok permasalahan penelitian, begitu pula dengan pertanyaan penelitian atau kebalikan dari ungkapan tiada pidana tanpa kesalahan adalah pidana hanya dijatuhkan kepada seseorang
Analisis data adalah proses pengolahan data untuk tujuan menemukan informasi yang berguna yang dapat
hipotesis. Hasil analisis data boleh jadi tidak memenuhi harapan peneliti, tetapi penafsiran data harus tetap yang padanya terdapat kesalahan. Contoh lainnya adalah dilarang melakukan suatu tindakan tertentu,
dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan untuk memecahkan suatu masalah. Proses analisis ini meliputi
sejalan dengan pokok permasalahan. kebalikannya adalah jika seseorang melakukan tindakan yang tidak dilarang , tidak tunguk pada ketentuan
kegiatan pengelompokan data berdasarkan karakteristiknya, pembersihan data, transformasi data, pembuatan
- Konsisten dengan analisis data. Penafsiran data yang baik selalu konsisten dan proporsional dengan hasil larangan tersebut.
model data hingga mencari informasi penting dari data tersebut.
analisis data. Peneliti tidak mengurangi tidak pula melebihkan hasil analisis data. Analisis data hanya - Penafsiran mempersempit ( restrictieve interpretatie)
menghasilkan data-data. Penafsiran datalah yang membuat data-data itu mempunyai makna. Penafsiran yang mempersempit pengertian suatu istilah. Misalnya undang-undang dalam arti luas adalah
 Perspektif Penelitian Hukum
semua produk perundang-undangan seperti UUD, undang-undang, Perpu, Peraturan pemerintah dan

sebagainya. Sedangkan undang-undang dalam arti sempit hanya undang-undang yang dibuat pemerintah
bersama DPR.

 Hermeneutika hukum
Ajaran filsafat mengenai hal mengerti /memahami sesuatu, atau sebuah metode interpretasi terhadap teks
dimana metode dan teknik menafsirkannya dilakukan secara holistik dalam bingkai keterkaitan antara teks,
konteks, dan kontekstualisasi.atau bisa juga diartikan sebagai analisis hermeneutik merupakan salah satu
pendekatan penelitian yang berkaitan langsung dengan penafsiran atau interpretasi yang erat kaitannya dengan
konsep wacana tulisan. Biasanya analisis ini lebih ke arah tata bahasa, gramatikal, fonetik, sintaksis dan
berbagai sudut pandang kebahasaan lainnya

Anda mungkin juga menyukai