Anda di halaman 1dari 12

Makalah Kelompok 3

“PENELITIAN HUKUM NORMATIF DAN PENELITIAN


HUKUM EMPIRIS”

Mata Kuliah: Metodologi Penelitian Hukum

Dosen Pembimbing: Abdul Khair, M.H.

DISUSUN OLEH
NUR NOVA DILLA / 1902130029

WELLY / 1902130031

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI PALANGKA RAYA

FAKULTAS SYARIAH

HUKUM EKONOMI SYARIAH

2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT dan atas
segala limpahan Rahmat,karunia,taufik,dan hidayahnya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusanan makalah ini yang berjudul “Penelitian Hukum
Normatif dan Penelitian Hukum Empiris” dalam bentuk maupun isinya.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih
banyak kekurangan,karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang,oleh
karena itu kami membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun
kesempurnaan makalah ini.

Dengan selesainya makalah ini kami berharap semoga makalah ini


bermanfaat bagi teman-teman pembaca yang ingin mengetahui lebih jauh tentang
“Penelitian Hukum Normatif dan Penelitian Hukum Empiris” dan
menjadikan amal sholeh bagi penulis Amin Ya Robbal Allamin.

Palangka Raya, Maret 2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Penelitian Hukum Normatif ................................................................. 2

B. Penelitian Hukum Empiris ................................................................... 5

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penelitian hukum merupakan suatu proses untuk menemukan aturan
hukum, asas, prinsip hukum maupun doktrin dalam hukum untuk menjawab isu
hukum yang dihadapi. Hal ini sejalan dengan karakter perspektif ilmu hukum.
Dan berbeda dengan penelitian yang dilakukan dalam keilmuan yang bersifat
deskriptif yang menguji kebenaran ada tidaknya suatu fakta disebabkan oleh suatu
faktor tertentu. Sehingga penelitian hukum dilakukan untuk menghasilkan
argumentasi, teori, konsep baru sebagai preskripsi dalam menyelesaikan masalah
yang dihadapi terhadap permasalahan hukum.
Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan analisa
dan kontruksi, yang dilakukan secara metodologis, sistematis dan konsisten.
Penelitian hukum mempunyai peran yang sangat penting dalam kerangka
pengembangan ilmu hukum dan merupakan salah satu faktor penyebab dalam
menyelesaikan masalah-masalah hukum yang terjadi baik secara teoritis maupun
secara praktis dalam masyarakat. Penelitian hukum bertujuan untuk
mengembangkan hukum dan ilmu hukum sesuai dan seirama dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi global. Dampaknya
adalah penelitian hukum akan menjadi subdisiplin hukum yang dikaji secara
profesional yang berbasis kemampuan dan keahlian, sebagai profesi sumber
penghasilan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian penelitian hukum normatif?
2. Bagaimana ruang lingkup penelitian hukum normatif?
3. Bagaimanakah manfaat penelitian hukum normatif?
4. Bagaimanakah kesalahan dalam penelitian hukum normatif?
5. Bagaimanakah pengertian penelitian hukum empiris?
6. Bagaimanakah tipe penelitian hukum empiris?
7. Bagaimanakah obyek kajian penelitian hukum empiris?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui dan memahami pengertian penelitian hukum normatif
2. Mengetahui dan memahami ruang lingkup penelitian hukum normatif
3. Mengetahui dan memahami manfaat penelitian hukum normatif
4. Mengetahui dan memahami kesalahan dalam penelitian hukum normatif
5. Mengetahui dan memahami pengertian penelitian hukum empiris
6. Mengetahui dan memahami tipe penelitian hukum empiris
7. Mengetahui dan memahami obyek kajian penelitian hukum empiris
D. Metode Penulisan
Adapun metode yang digunakan dalam pembuatan makalah ini adalah
metode penulisan deskriptif analisis. Yang mana di kutip dari E-book dan
google scholar.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Penelitian Hukum Normatif.
1. Pengertian Penelitian Hukum Normatif
Istilah penelitian hukum normatif berasal dari bahasa Inggris,
normatif legal research, dan bahasa Belanda yaitu normatif juridish
onderzoek. Penelitian hukum normatif atau penelitian hukum doctrinal atau
penelitian hukum dogmatik atau penelitian legistis yang dalam kepustakaan
Anglo America disebut sebagai legal research merupakan penelitian
internal dalam disiplin ilmu hukum.
Penelitian hukum normatif (legal research) biasanya “hanya”
merupakan studi dokumen, yakni menggunakan sumber bahan hukum yang
berupa peraturan perundang-undangan, keputusan/ketepatan pengadilan,
kontrak/perjanjian/akad, teori hukum, dan pendapat para sarjana. Nama lain
dari penelitian hukum normatif adalah penelitian hukum dotrinal, juga
disebut sebagai penelitian kepustakaan atau studi dokumen. Disebut
penelitian hukum doktrinal, karena penelitian ini dilakukan atau ditujukan
hanya pada peraturan-peraturan yang tertulis atau bahan-bahan hukum.
Disebut sebagai penelitian kepustakan ataupun studi dokumen, disebabkan
penelitian ini lebih banyak dilakukan terhadap data yang bersifat sekunder
yang ada diperpustakaan.1
2. Ruang Lingkup Penelitian Hukum Normatif
Penelitian hukum normatif secara garis besar akan ditujukan pada:
a. Penelitian terhadap azas-azas hukum
b. Penelitian terhadap sistematika hukum
c. Penelitian terhadap sinkronisasi hukum
d. Penelitian terhadap perbandingan hukum
e. Penelitian sejarah hukum
Objek kajian penelitian hukum normatif dititikberatkan pada
sistem norma hukum diantaranya kaidah atau aturan hukum yang terkait

1
‘Metode Penelitian Hukum by Dr. Muhaimin, S.H., M.Hum. (z-Lib.Org).Pdf’, 45–46.

3
dengan suatu bangunan sistem suatu peristiwa hukum. Penelitian normatif
dimaksudkan untuk memberikan argumentasi hukum sebagai dasar
penentuan apakah suatu peristiwa sudah benar atau salah serta bagaimana
sebaiknya peristiwanya menurut hukum, sehingga untuk memulai penelitian
hukum normatif akan dimulai dari peristiwa hukum dan selanjutnya akan
dilakukan pencarian rujukan norma hukum seperti peraturan perundang-
undangan, asas-asas hukum, maupun doktrin-doktrin hukum yang diajarkan
para ahli hukum untuk mencari konstruksi hukum maupun hubungan
hukum.2
Ruang lingkup yang menjadi permasalahan dan problem
kemasyarakatan dalam bidang hukum sangat luas, meliputi hubungan
keperdataan, pidana, tata usaha negara, hukum internasional dan berbagai
aspek hukum lainnya. Dengan demikian, pada dasarnya hampir semua
problem hukum dapat menjadi objek kajian dalam penelitian normatif.3
3. Manfaat Penelitian Hukum Normatif
Beberapa manfaat dari penelitian hukum normatif diantaranya
adalah:
a. Menentukan hubungan dan status hukum para pihak dalam sebuah
peristiwa hukum.
b. Memberikan penilaian (justifikasi) hukum terhadap atau apa yang
sebaiknya menurut hukum. Apakah benar atau salah atau apa yang
sebaiknya menurut hukum.
c. Meluruskan dan menjaga konsistensi dari sistem norma terhadap norma
dasar, asas-asas, doktrin, peraturan perundang-undangan.4

2
‘Metode Penelitian Hukum by Dr. Muhaimin, S.H., M.Hum. (z-Lib.Org).Pdf’, 48.
3
METODE PENELITIAN HUKUM NORMATIF DAN EMPIRIS, pertama, cetakan ke-2
(depok: prenadamedia group, 2018), 125,
https://books.google.co.id/books?id=5OZeDwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=Metod
ologi+penelitian+hukum&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwi13ZfJzan2AhXKRmwGHal_DF
0Q6AF6BAgIEAM#v=onepage&q&f=true.
4
‘Metode Penelitian Hukum by Dr. Muhaimin, S.H., M.Hum. (z-Lib.Org).Pdf’.

4
4. Kesalahan Dalam Penelitian Hukum Normatif
Dalam penelitian hukum normatif ada beberapa kesalahan yang
sering terjadi dan dicampuradukan dengan penelitian hukum empiris atau
penelitian hukum lainnya, yakni: biasanya tidak dimulai dari hipotesis,
istilah variabel bebas dan variabel terikat tidak dikenal, tidak mengenal data
untuk membuktikan hipotesis, tidak ada sampel, tidak menggunakan analisis
kualitatif dan kwantitatif, penggunaan statistik juga tidak berlaku, dan tidak
juga mengenal grounded research.
Adapun kesalahan yang sering terjadi dalam penelitian hukum
normatif diantaranya:
a. Format penelitian menggunakan format penelitian empiris dan ilmu
sosial
b. Penggunaan data dan statistik dalam penelitian
c. Penggunaan istilah empiris dan hipotesis
d. Penggunaan content analysis tidak diperlukan, karena hal ini bersifat
empiris, sehingga perlu diganti dengan case approach, bukan case study.5
B. Penelitian Hukum Empiris.
1. Pengertian Penelitian Hukum Empiris
Metode penelitian hukum empiris atau metode penelitian yuridis
empiris merupakan metode “penelitian hukum yang mengkaji ketentuan
hukum yang berlaku serta apa yang terjadi dalam kenyataan di masyarakat
atau penelitian yang dilakukan terhadap keadaan sebenarnya yang terjadi di
masyarakat, dengan maksud menemukan fakta-fakta yang dijadikan data
penelitian yang kemudian data tersebut dianalisis untuk mengidentifikasi
masalah yang pada akhirnya menuju pada penyelesaianmasalah”. Penelitian
Hukum Empiris adalah “suatu metode penelitian hukum yang menggunakan
fakta-fakta empiris yang diambil dari perilaku manusia, baik perilaku verbal
yang didapat dari wawancara maupun perilaku nyata yang dilakukan
melalui pengamatan langsung. Penelitian empiris juga digunakan untuk
mengamati hasil dari perilaku manusia yang berupa peninggalan fisik

5
‘Metode Penelitian Hukum by Dr. Muhaimin, S.H., M.Hum. (z-Lib.Org).Pdf’.

5
maupun arsip,penelitian hukum empiris didasarkan pada bukti yang
diperoleh daripengamatan atau pengalaman dan dianalisis baik secara
kualitatif maupun kuantitatif”. Berdasarkan uraian di atas bisa disimpulkan
bahwa pengertian dari penelitian hukum empiris atau penelitian hukum
yuridis empiris adalah salah satu jenis metode penelitian hukum yang
dilakukan dengan cara mengkaji keadaan sebenarnya yang terjadi
masyarakat, yaitu mencari fakta-fakta yang berkaitan dengan permasalahan
dalam penelitian.6
Hal ini dilakukan sebagai konsekuensi dari adanya pandangan
bahwa hukum merupakan sebuah lembaga yang otonom yang tidak
mempunyai hubungan apapun dengan lembaga-lembaga sosial lainnya.
Oleh karena itu hukum sebagai suatu sistem, mempunyai kemampuan untuk
hidup, tumbuh dan berkembang di dalam sistemnya sendiri. Sehingga,
apabila memang suatu penelitian, diakui sebagai salah satu cara (yang
secara ilmiah) untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada, maka yang
dipandang sebagai masalah dalam penelitian dengan pendekatan ini, hanya
terbatas pada masalah-masalah yang ada di dalam sistem hukum itu
sendiri”. Oleh karena itu masalahnya haruslah dicari di dalam (aspek
internal) hukum positif itu sendiri. Hukum adalah suatu lembaga yang
otonom dan steril dari hubungan pengaruh mempengaruhi dengan lembaga-
lembaga sosial lainnya. Metode penelitian hukum normatif diartikan sebagai
“sebuah metode penelitian atas aturan-aturan perundangan baik ditinjau dari
sudut hirarki peraturan perundang-undangan (vertikal), maupun hubungan
harmoni perundang-undangan (horizontal)”.7
2. Tipe Penelitian Hukum Empiris
Secara umum ada dua tipe penelitian hukum empiris yaitu
penelitian hukum yuridis sosiologis dan penelitian sosiologi tentang hukum.

6
Muhaimin, METODE PENELITIAN HUKUM, Mataram University Press, Cetakan Pe
(Mataram: Mataram University Press, 2020).
7
Kornelius Benuf, Siti Mahmudah, and Ery Agus Priyono, ‘Perlindungan Hukum Terhadap
Keamanan Data Konsumen Financial Technology Di Indonesia’, Refleksi Hukum: Jurnal
Ilmu Hukum 3, no. 2 (2019): 145–60, https://doi.org/10.24246/jrh.2019.v3.i2.p145-160.

6
Perbedaan kedua tipe penelitian ini akan membawa konsekwensi yang luas
pada permasalahan yang diajukan, teori yang digunakan serta metode
penelitian yang diterapkan. Perbedaan penelitian yuridis sosiologis
(penelitian sosiologis) berdasarkan mazhab sociological jurisprudence.
Penelitian ini berbasis pada penelitian hukum normatif (peraturan
perundang-undangan). Tetapi bukan mengkaji mengenai sistem norma
dalam peraturan perundang-undangan, namun mengamati reaksi dan
interaksi yang terjadi ketika sistem norma itu bekerja di dalam masyarakat.
Penelitian ini juga sering disebut sebagai penelitian bekerjanya hukum (law
in action) yang mendasarkan pada doktrin para realis Amerika seperti
Holmes, yaitu bahwa “law is not just been logic but experience” atau dari
Roscou Pound tentang “law as a tool of sosial engineering”.
Dalam penelitian yuridis sosiologis, tugas peneliti adalah untuk
mengkaji tentang “apa yang ada di balik yang tampak dari penerapan
peraturan perundangundangan” (something behind the law). Sementara itu,
penelitian sosiologi tentang hukum, mengharuskan orang untuk melihat
hukum dari paradigma yang berbeda. Penelitian sosiologi tentang hukum
mengkonstruksi hukum bukan sebagai sistem norma dalam bentuk peraturan
perundang-undangan, tetapi hukum dikonstruksikan sebagai suatu prilaku
yang ajek, dan terlembagakan serta mendapatkan legitimasi secara sosial.
3. Objek Kajian Penelitian Hukum Empiris
Ada dua hal yang menjadi fokus kajian dalam penelitian empiris
yaitu; subyek yang diteliti dan sumber data yang digunakan. Subjek yang
diteliti dalam penelitian hukum empiris, yaitu perilaku hukum (legal
behavior) yaitu perilaku nyata dari individu atau masyarakat yang sesuai
dengan apa yang dianggap pantas oleh kaidah-kaidah hukum yang berlaku.
Analisis penelitian hukum empiris dilakukan dengan berlandaskan pada
hasil survey terhadap perilaku manusia sebagai objek penelitian.8

8
Muhaimin, METODE PENELITIAN HUKUM.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Penelitian hukum normatif (legal research) biasanya “hanya”
merupakan studi dokumen, yakni menggunakan sumber bahan hukum yang
berupa peraturan perundang-undangan, keputusan/ketepatan pengadilan,
kontrak/perjanjian/akad, teori hukum, dan pendapat para sarjana. Nama lain
dari penelitian hukum normatif adalah penelitian hukum dotrinal, juga
disebut sebagai penelitian kepustakaan atau studi dokumen.
Penelitian Hukum Empiris adalah “suatu metode penelitian hukum
yang menggunakan fakta-fakta empiris yang diambil dari perilaku manusia,
baik perilaku verbal yang didapat dari wawancara maupun perilaku nyata
yang dilakukan melalui pengamatan langsung. Penelitian empiris juga
digunakan untuk mengamati hasil dari perilaku manusia yang berupa
peninggalan fisik maupun arsip,penelitian hukum empiris didasarkan pada
bukti yang diperoleh daripengamatan atau pengalaman dan dianalisis baik
secara kualitatif maupun kuantitatif”. Berdasarkan uraian di atas bisa
disimpulkan bahwa pengertian dari penelitian hukum empiris atau penelitian
hukum yuridis empiris adalah salah satu jenis metode penelitian hukum
yang dilakukan dengan cara mengkaji keadaan sebenarnya yang terjadi
masyarakat, yaitu mencari fakta-fakta yang berkaitan dengan permasalahan
dalam penelitian.

8
DAFTAR PUSTAKA

Benuf, Kornelius, Siti Mahmudah, and Ery Agus Priyono. “Perlindungan Hukum
Terhadap Keamanan Data Konsumen Financial Technology Di Indonesia.”
Refleksi Hukum: Jurnal Ilmu Hukum 3, no. 2 (2019):
https://doi.org/10.24246/jrh.2019.v3.i2.p

Efendi, Jonaedi, and Johnny Ibrahim. METODE PENELITIAN HUKUM


NORMATIF DAN EMPIRIS. Pertama. cetakan ke-2. depok: prenadamedia
group,2018.
https://books.google.co.id/books?id=5OZeDwAAQBAJ&printsec=frontcover
&dq=Metodologi+penelitian+hukum&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwi13ZfJza
n2AhXKRmwGHal_DF0Q6AF6BAgIEAM#v=onepage&q&f=true.

Muhaimin. METODE PENELITIAN HUKUM. Mataram University Press.


Cetakan Pe. Mataram: Mataram University Press, 2020.

Anda mungkin juga menyukai