Anda di halaman 1dari 9

1.

1 Latar Belakang ialah informasi yang ditunjukkan atau ditonjolkan mengenai isu
yang ada
1.2 Rumusan Masalah ialah kesenjangan antara das sollen dan das sein, dan hal ini
merupakan basis penelitian yaitu mengenai “apa yang seharusnya” dan “fakta
yang ada”
1.3 Tujuan Penelitian merupakan bagian yang mempunyai maksud untuk menjawab
isu hukum/rumusan masalah yang ada.
1.4 Manfaat Penelitian ialah menunjukkan kegunaan dari dibuatnya skripsi baik dari
segi akamdemis maupun dari segi praktis
1.5 Sistematika Penulisan ialah bagian yang menggambarkan isi skripsi secara garis
besar (garis besar dari isi skripsi tiap bab dan sub-babnya)

Ad.1.1 Latar belakang mencerminkan permasalahan atau identifikasi masalah,


terdapat deklarasi norma dan sebagainya. Ada beberapa hal yang terdapat didalam
latar belakang yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku di FH UPH adalah sebagai
berikut:
a) Mencerminkan permasalahan
b) Memiliki pemikiran jalan keluar/solusi yang dikemukakan
c) Permasalahan yang ada merupakan masalah yang aktual/baru didalam
penelitian
d) Mencermati rumusan norma atau dasra norma yang menjadi dasar
penelitian.

Ad.1.2 Rumusan masalah ini akan menunjukkan adnaya kesenjangan antara


das sollen dengan das sein atas isu hukum yang diangkat oleh penulis skripsi. Adapun
pedoman dalam perumusan masalah adalah sebagai berikut:
 Dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya atau kalimat yang mengandung
pernyataan bermuatan negatif
 Rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan sebaiknya diawali dengan kata
tanya “bagaimana” atau “mengapa”. Dan hindari kata tanya “apakah”,
karena dapat menimbulkan jawaban iya atau tidak, sedangkan penelitian
hukum bertujuan untuk memberikan suatu preskripsi terhadap apa yang
dicita-citakan (ius constituendum), bukan hanya iya atau tidak
 Disusun dalam kalimat yang singkat, padat dan jelas
 Rumusan masalah harus teruji layak menjadi masalah dalam suatu
penelitian hukum atau tidak. Yakni dengan adanya syarat untuk dapat
menjawab masalah tersebut harus dilakukan dengan langkah-langkah
penelitian hukum
 Apabila terdapat lebih dari satu rumusan masalah, maka antara rumusan
masalah tersebut terdapat kesinambungan sehingga jawaban yang
dihasilkan saling berkaitan.

Ad.1.3
1. Memuat tujuan yang bersifat objektif
Didalam hal ini disarankan agar menghindari kata “mendapatkan”,
“memperoleh”, dan “mengetahui”. Berdasarkan teori Bloom, posisi
“mengetahui” merupakan tingakatan yang paling mendasar dalam suatu
pengetahuan, karena hanya didasarkan pada penyerapan melalui panca
indra. Padahal seharusnya, pada tingkat meraih gelar Sarjana Hukum,
penelitian hukum tidak hanya dilakukan untuk mengetahui, akan tetapi
harus sampai pada tahap ‘menemukan’, ‘menelusuri’, ‘menganalisis’,
dimana didalamnya terdapat proses pemikiran logika.
2. Jumlah tujuan penelitian harus sesuai dengan jumlah rumusan
masalah serta tepat menjawab permasalahan

Ad.1.4

karena tujuan dari penelitian hukum normatif adalah untuk menghasilkan


preskripsi mengenai apa yang seharusnya, dalam rangka menuju kualitas subtansi
hukum yang ideal. Dengan demikian, adanya manfaaat penelitian yang dicantumkan
dapat menunjukkan bahwa skripsi yang dibuat mempunyai manfaat dari segi
akademik maupun dari segi praktis.
Dalam manfaat penelitian yang ideal atau yang seharusnya berdasarkan FH UPH
memuat konten sebagai berikut:
1. Terbagi atas dua bagian yakni manfaat dari segi akademik dan dari segi praktis
2. Bersifat obyektif dan tidak subyektif
Berikut adalah manfaat penelitian dari skripsi tersebut:
a. Segi Praktis, yaitu mengimplementasikan teori-teori hukum yang berkaitan
dengan upaya hukum dan sanksi hukum atas pelanggaran Merek Terkenal
(Well-Known Mark), sehingga teori-teori yang ada dapat langsung
diimplementasikan dalam praktek kehidupan nyata
b. Segi Teoritis, yaitu :
1) Memahami lebih mendalam tentang ilmu hukum secara langsung dalam
teori dan praktek.
2) Guna perkembangan ilmu hukum agar dapat dimanfaatkan secara tepat
sesuai dengan permasalahan yang ada.

Bab II TINJAUAN PUSTAKA


Bab II TINJAUAN PUSTAKA pada skripsi FH UPH dibagi menjadi 2 bagian,
yaitu Landasan Teoritis dan Landasan Konseptual. Ketentuan dan persyaratan Bab II
Tinjauan Pustaka yang baik dan benar menurut FH UPH, yakni memuat:
1. Landasan Teoritis
Merupakan kerangka berpikir dari peneliti yang berkaitan dengan isu
hukum yang diangkat, sehingga jelas bahwa tulisan tersebut adalah tulisan
ilmiah. Berhubung, Indonesia merupakan negara yang menganut sistem
Hukum Eropa kontinental, maka penulisan dilakukan secara deduktif,
yaitu dari hal yang paling umum ke hal yang paling khusus. Pemaparan
secara deduktif ini dilakukan dengan cara menguraikan terlebih dahulu
mengenai norma-norma yang ideal yang ada di masyarakat dan akhirnya
menyempit sampai kepada implikasi yang terjadi akibat adanya perbedaan
antara norma yang ideal dengan perkembangan yang terjadi di masyarakat.
2. Landasan Konseptual
Landasan yang memuat mengenai definisi dan pengertian akan terminologi
yang akan digunakan dalam skripsi tersebut, sehingga maknanya tidak
meluas. Biasanya landasan konseptual merujuk kepada pengertian yang
diberikan dalam berbagai peraturan perundang-undangan terkait, baru jika
tidak ada merujuk kepada pengertian di kamus dan terakhir jika tidak ada
lagi merujuk pada pengertian para ahli hukum.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
3.2 Prosedur Pengumpulan Bahan Penelitian/Objek Penelitian
3.2.1 Bahan Hukum Primer
3.2.2 Bahan Hukum Sekunder
3.32.3 Bahan Non-Hukum
3.3 Sifat Analisis
3.3.1 Pendekatan yang digunakan
3.3.2 Analisis Kualitatif
3.4 Hambatan dan Penanggulangan
3.4.1 Hambatan
3.4.2 Penanggulangan
Dalam penelitian hukum digunakan bahan hukum dan bahan non
hukum untuk menunjang penelitian bagi penulis skripsi, dengan pembagian
sebagai berikut:
1. Bahan Hukum Primer
Bahan Hukum Primer bersifat autoritatif artinya mempunyai
otoritas. Dalam hal ini, bahan merupakan bahan hukum yang
mempunyai kekuatan yang mengikat. Yang termasuk dalam bahan
hukum primer adalah peraturan perundang-undangan. Dan yang
digunakan oleh penulis skripsi
2. Bahan Hukum Sekunder
Bahan Hukum Sekunder merupakan semua publikasi tentang
hukum yang buksn merupakan dokumen-dokumen resmi. Bahan
hukum sekunder mempunyai fungsi untuk melengkapi dan
memperkuat bahan hukum primer. Yang termasuk bahan hukum
sekunder anatar lain buku teks tentang hukum, jurnal hukum,
kamus hukum, dan komentar atas putusan pengadilan
3. Bahan Non Hukum
Bahan Non Hukum merupakan bahan hukum yang memberikan
informasi yang berkaitan dengan hukum dan relevan dengan isu
yang dibahas dalam bahan hukum primer dan sekunder. Pada
dasarnya anatar bahan non hukum dan bahan hukum tersier adalah
sama, tetapi bahan hukum tersier merupakan istilah yang
digunakan pada penelitian sosial sedangkan dalam penelitian
hukum menggunakan istilah non hukum. Yang digunakan oleh
penulis skripsi ialah Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBBI) dan
Kamus Hukum

Analisis yang dapat digunakan dalam rangka penelitian hukum adalah


analisis kualitatif, yaitu analisis yang digunakan sebagai alasan pembenar yang
didasarkan pada:
- Teori
- Doktrin
- Pendapat para ahli
- Rumusan masalah

Yang digunakan dalam penelitian hukum dalam skripsi FH UPH yaitu analisis
kualitatif. Hal ini dikarenakan obyek dari penelitian ini merupakan norma hukum.
Perlu ditegaskan bahwa sifat analisis kualitatif dalam penelitian hukum normatif
berbeda dengan analisis yang dilakukan secara kualitatif dalam penelitian hukum
yang bersifat empiris

Dalam ketentuan penulisan skripsi di FH UPH, suatu analisis disebut


dengan analisis kualitatif jika menggunakan beberapa pendekatan, antara lain:
- Pendekatan Undang-Undang (Statute Approach)
Pendekatan ini dilakukan dengan menelaah semua undang-undang
dan regulasi yang bersangkut paut dengan isu hukum yang sedang
ditangani. Dalam penelitian untuk kegiatana akademis, peneliti
perlu mencari ratio legis dan dasar ontologis lahirnya suatu
undang-undang.
- Pendekatan Kasus (Case Approach)
Pendekatan ini dilakukan dengan cara melakukan telaah terhadap
kasus yang berkaitan dengan isu yang dihadapi dan telah menjadi
putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap. Yang
menjadi kajian pokok dalam pendekatan kasus adalah ratio
decidendi atau reasoning yaitu pertimbangan pengadilan untuk
sampai kepada suatu putusan.
- Pendekatan Historis (Historical Approach)
Pendekatan ini dilakukan dengan menelaah latar belakang apa yang
dipelajari dan perkembangan pengaturan mengenai isu yang di
hadapi. Telaah demikian diperlukan manakal peneliti memang
ingin mengungkap filosofis dan pola pikir yang melahirkan sesuatu
yang sedang dipelajari.
- Pendektaan Perbandingan (Comparative Approach)
Pendekatan ini dilakukan dengan membandingkan undang-undang
dari satu negara dengan negara lainnya mengenai hal yang sama.
Disamping undang-undang, putusan pengadilan dari negara lain
juga dapat dibandingkan. Mengingat terdapat dua sistem hukum di
dunia yaitu civil law dan common law. Kegunaan pendekatan ini
adalah untuk memperoleh persamaan dan perbedaan diantara
undang-undang yang diperbandingkan. Hal ini menjawab
mengenai isu antara ketentuan yang undang-undang dengan filosofi
yang melahirkan undang-undang tersebut.
- Pendektan Konseptual (Conceptual Approach)
Pendekatan konseptual beranjak dari pandangan dan doktrin yang
berkembang di dalam ilmu hukum. Dengan memperlajari
pandangan dan doktrin didalam ilmu hukum tersebut, peneliti akan
menemukan ide yang melahirkan pengertian hukum, konsep
hukum dan asas hukum yang relevan dengan isu yang dihadapi.

a) Hambatan dan Penanggulangan


Dalam sub bab ini diuraikan secara jelas mengenai kesulitan-
kesulitan yang dihadapi dalam proses pembuatan skripsi yang
berkenaan dengan penelitian hukum, biasanya berupa kesulitan dari
segi mengidentifikasi isu hukum, kesulitan dalam memperoleh
bahan-bahan hukum dan lain-lain. Dan juga termasuk uraian
mengenai cara untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi.

8. BAB IV HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN


Dalam hal Bab ini berisi mengenai pengorganisasian sesuai dengan
rumusan masalah sehingga diharuskan adanya kesesuaian dengan
rumusan masalah.

Hasil dan Analisis Penelitian:


BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS
4.1 Tata Cara dan Sanksi Hukum Terhadap Pelanggaran
Merek Terkenal (Well-Known Mark)
4.1.1 Upaya Hukum Pemegang Merek Terhadap
Pelanggaran Merek
4.1.1.1 Tata cara Penyelesaian Sengketa Terkait
Pelanggaran Merek menurut Undang-undang
Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek
4.1.1.2 Sanksi Terhadap Pelanggaran Merek
berdasarkan Undang-undang Nomor 15
Tahun 2001 tentang Merek
4.2 Perlindungan Hukum Bagi Pemegang Merek Terkenal
(Well-Known Mark) Terkait Pelanggaran Merek
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001
tentang Merek.
4.2.1 Merek yang tidak dapat didaftar
4.2.2 Perpanjangan Jangka Waktu Perlindungan Merek
Terdaftar berdasarkan
Undang-Undang Nomor
15 Tahun 2001 tentang
Merek
4.2.3 Pengalihan Hak Atas Merek Terdaftar berdasarkan
Undang-undang Nomor
15 Tahun 2001 tentang
Merek

9. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


Bab V KESIMPULAN DAN SARAN merupakan hal yang perlu dicantumkan
dalam skripsi FH UPH. Dalam bab ini tercantum dua sub-bab yaitu kesimpulan dan
saran. Kesimpulan adalah argumentasi yang menjawab rumusan masalah yang telah
ditetapkan, sedangkan, saran merupakan preskripsi mengenai apa yang seharusnya
dimuat dalam bentuk narasi yang didalamnya termuat konsep.
Hal-hal yang tercantum di dalam kesimpulan harus memuat jawaban dari isu
hukum, tidak boleh mengutip lagi dari isi Bab IV dan tidak boleh menyuruh untuk
melihat kembali pasal-pasal yang berkaitan dengan penyelesaian masalah, serta
merupakan buah hasil pikiran penulis. Sedangkan, saran tidak boleh membuat hal-hal
yang bersifat umum dimana hal tersebut dapat dilakukan oleh semua orang,atau
menyarankan untuk merubah pasal/membuat pasal baru yang berkenaan dengan isu
hukum.
Kemudian berdasarkan ketentuan FH UPH, kesimpulan dan saran harus berisi
jawaban terhadap isu hukum yang dijadikan penelitian hukum. Dalam kesimpulan,
tidak diperbolehkan untuk melihat pasal yang berkaitan dalam penelitian hukum, serta
tidak diperbolehkan mengutip lagi isi dari Bab IV.
Kemudian dalam hal saran, penulis skripsi menurut FH UPH
diharapkan memberikan preskripsi yang diharapkan memuat hal-hal sebagai
berikut:
1. Mengubah seluruh bagian atau meresolusi produk hukum yang
berkaitan dengan isu hukum tersebut
2. Mengubah sebagian atau memperbaiki bagian dari produk hukum
3. Tetap menggunakan dan mempertahankan produk hukum yang
sudah ada

10.DAFTAR PUSTAKA

Terdapat perbedaan antara penulisan judul pada FH Udayana Bali dan FH UPH,
pada skripsi FH Udayana Bali, dituliskan Daftar Bacaan, sedangkan menurut
ketentuan penulisan skripsi FH UPH, penggunaan kata yang tepat adalah daftar
pustaka. Terdapat pula perbedaan didalam penulisan pengarang yang bukunya
dijadikan bahan hukum dalam penelitian, dimana menurut ketentuan FH UPH adalah
nama pengarang-dimana marga pengarang diletakkan di depan-, judul buku –harus
dicetak miring-, nama kota: nama penerbit, tahun terbitan buku. Begitu juga dengan
catatan kaki, dimana sama dengan ketentuan yang ada diatas, namun hanya
menambahkan halaman buku yang bagiannya dikutip dan dimasukkan ke dalam
skripsi. Berikut perbandingan dan perbaikan penulisan:
FH Udayana Bali:
Andi Hamzah, Hukum Acara Pidana Indonesia, Edisi Revisi, Sinar Grafika,
Jakarta, 2002.
Perbaikan:
Hamzah,Andi. Hukum Acara Pidana Indonesia, Jakarta:Sinar Grafika, 2002
Pada Catatan Kaki, skripsi pada skripsi FH UPH mempunyai ketentuan yakni
nama pengarang, Judul buku (cetak miring) (Nama kota: nama penerbit,tahun terbit),
Hal....
Contoh:
FH Udayana Bali:

Bambang Sunggono, Metode Penelitian Hukum, Raja Grafindo Persada, 1977,


Jakarta, hal 83

Perbaikan:
Bambang Sunggono, Metode Penelitian Hukum (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
1977, hal 83

Anda mungkin juga menyukai