Anda di halaman 1dari 7

Nama : Surisky M.

Saragih
Npm : 20600279
Mata Ujian : Metode Penelitian Hukum
Dosen : Dr. July Esther, S.H., M.H.

Jawaban
1
a. Peter Mahmud Marzuki merumuskan penelitian hukum sebagai suatu proses untuk
menemukan aturan hukum, prinsip-prinsip hukum, maupun doktrin- doktrin hukum guna
menjawab isu hukum yang dihadapi. Penelitian ini dilakukan guna memperoleh data – data
yang diperlukan dari objek yang akan diteliti.
b. Penelitian hukum normatif terdiri dari penelitian terhadap azas-azas hukum, sistematika
hukum, sinkronisasi hukum dan perbandingan hukum. Sedangkan penelitian hukum
sosiologis atau empiris merupakan penelitian terhadap identifikasi hukum dan efektifitas
hukum dalam dinamika sosial kemasyarakatan.
c. Dalam tataran dogmatik hukum, sesuatu merupakan isu hukum apabila masalah itu
berkaitan dengan ketentuan hukum yang relevan dan fakta yang dihadapi
d. Dalam tataran dogmatik hukum, sesuatu merupakan isu hukum apabila masalah itu
berkaitan dengan ketentuan hukum yang relevan dan fakta yang dihadapi. Menurut penelitian
tataran teori hukum, isu hukum harus mengandung konsep hukum.
Isu hukum pada ruang lingkup dogmatik hukum dapat timbul dalam hal: para pihak yang
berperkara saling bertentangan dan mengemukakan penafsiran yang saling bertentangan
terhadap teks peraturan karena peraturan tersebut kurang jelas; terjadinya kekosongan
hukum; dan terdapat perbedaan penafsiran atas fakta.
e. Penelitian hukum dalam ruang lingkup dogmatik hukum, isu hukumnya mengenai
ketentuan hukum yang di dalamnya mengandung pengertian hukum berkaitan dengan fakta
hukum yang dihadapi.

2
a.Teori Korespondensi (The Correspondence Theory of Thruth) memandang bahwa
kebenaran adalah kesesuaian antara pernya-taan tentang sesuatu dengan kenyataan sesuatu itu
sendiri. 
Contoh: “Ibu kota Republik Indonesia adalah Jakarta”. Teori Koherensi/Konsistensi (The
Consistence/Coherence Theory of Truth) memandang bahwa kebenaran ialah kesesuaian
antara suatu pernyataan dengan pernyataan-pernyataan lainnya yang sudah lebih dahulu
diketahui, diterima dan diakui sebagai benar. 
b. Penelitian hukum normatif tidak selalu berkonotasi sebagai penelitian norma yuridis.
Secara umum penelitian norma yuridisi dipahami hanya merupakan penelitian hukum yang
membatasi pada norma-norma yang ada di dalam peraturan perundang-undangan. Sedangan
penelitian hukum normatif lebih luas. Menurut Johnny Ibrahim, penelitian hukum normative
adalah suatu prosedur penelitian ilmiah untuk menemupakan kebenaran berdasarkan logika
keilmuan dari sisi normatifnya. Sisi normatif disini tidak sebatas pada peraturan perundang-
undangan saja. Hal tersebut sebagaimana dikatakan oleh Peter Mahmud, penelitian hukum
adalah penelitian normatif namun bukan bukan hanya meneliti hukum positivis. Norma tidak
hanya diartikan sebagai hukum positif yaitu aturan yang dibuat oleh para politisi yang
memiliki kedudukan yang lebih tinggi sebagaimana dikemukakan oleh John Austin atau pun
aturan yang dibuat oleh penguasa sebagaimana dikemukakan oleh Hans Kelsen.

3.
a. Langkah-langkah kerja pelaksanaan penelitian:
1. Mengidentifikasi alasan-alasan dan masalah yang amendorong dilakukannya
penelitian, yang dirumuskan dalam bentuk tujuan penelitian, memperkirakan kendala-
kendala dan kemingkinan-kemungkinan hasil yang diharapkan;
2. Studi Pustaka: menghimpun teori-teori yang mendasari penelitaian, baik yang berasal
dari buku-buku, majalah-majalah ilmiah dan lainnya, untuk memperoleh iorientasi
atau gambaran menyeluruh tentang seluk beluk obyek penelitian dan menentukan
metodologi penelitian.
3. Pengajuan hipotesa: sebagai dugaan sementara yang harus diuji.
4. Perencanaan pelaksanaan penelitian: bagaimana penting dari perencanaan penelitian
adalah pemilihan metode, penentuan variabel-variabel, prosedur peleksanaan secara
sistematik, termasuk penyiapan fasilitas, instrumen pokok maupun penunjang,
penentuan populasi, sampling dan lainnya.
Pengumpulan data:
1. Kuantitatif: dengan metode statistik;
2. Kualitatif: normatif.
3. Penyusunan laporan: dalam penulisan laporan penelitian atau karua tulis ilmiah,
terhadap pola umum yakni dengan sistematika/urutan bab-bab yang dimulai dengan:
pendahuluan, yang betisi: tujuan, motif/alasan-alasan, teori yang digunakan,
metodologi, bab tentang pelaksanaan, pembahasan dan kesimpulan, ditutup dengan
sasaran serta daftar pustaka.
4. Untuk penulisan skripsi, thesisi dan disertasi, diamping abstrak, kadang-kadang
dibutuhkan ringkasan atau ikhtisar.
Langkah-langkah dalam penelitian hukum:
1. Perumusan judul penelitian;
2. Perumusan pengantar permasalahan (latar belakang masalah);
3. Perumusan masalah;
4. Penegasan maksud dan tujuan;
5. Penyusunan kerangk teoritis yang bersifat tentatif;
6. Penyusunan kerangka konsepsional dan definisi-definisi operasional;
1. 5. Perumusan hipotesa;
7. Pemilihan/penetapan metodologi;
8. Penyajian hasil-hasil penelitian;
9. Analisis data yang telah dihimpun;
10. Penyusunan suatu ikhtisar hasil-hasil penelitian;
2. 10 Perumusan kesimpulan;
11. Penyusunan saran-saran.
12. Perumusan judul
• Perumusan judul tidak jarang sebagai suatu yang dianggap remeh walaupun beberapa
pihak menyatakan bahwa hal tersebut merupakan hal yang agak sulit untuk
dilaksanakan.
• Perumusan judu sedikit banyak tergantung pada berhasil tidaknya seorang eneliti atau
penulis untuk mengabstrasikan masalah yang ingin diteliti atau ditulisnya, dengan
sesederhana mungkin.
• Dari judul yang baik dan benar maka akan tergambat apakah penelitian tersebut
berkaitan dengan:
1.Tujuan-tujuan penelitian;
2.Macam-macam penelitian sesuai dengan sifat-sifat penelitian, yakni: exploris, desktiptif
atau exploratoris.
Judul-judul yang dianggap memenuhi syarat atau baik, sebaiknya:
1. Menggambarkan secara sederhana akan masalah yang akan diteliti atau ditulisnya,
jadi merupakan suatu refleksi dari masalah yang akan ditelitinya;
2. Judul dirumuskn secara singkat dan jelas, kalaupun harus panjang, sebaiknya dipecah
menjadi judul induk dan anak judul;
3. Pemakaian gaya bahasa yang didsarkan pada gramatika yang baik dan tidak muluk-
muluk (berlebihan).

Penyusunan Latar Belakang Masalah Penelitian


1. Sebelum merumuskan masalah baik dalam penelitian maupun penulisan hukum,
terlebih dahulu harus disusun latar belakang dari masalah tersebut, agar diperoleh
gambaran yang lengkap tentang latar belakang dari masalah yang akan diteliti atau
ditulis serta dapat diperoleh suatu pedoman yang mantap untuk merumuskan
persoalan yang akan diteliti.
2. Penyusunan latar belakang relatif dianggap baik, apabila mencakup hal-hal sebagai
berikut:
 Situasi atau keadaan dimana diguga bahwa masalah yang ingin diteliti atau timbul;
 Alasan-alasan atau sebab-sebab mengapa peneliti ingin menelaah masalah-masalah
tersebut secara mendalam;
 Hal-hal yang atau belum diketahui mengenai masalah yang akan diteli atau ditulis;
 Alasan-alasan tentang penting dan perlunya penelitian tersibeu dilakukan;
 Penegasan bahwa penelitian tersebut dapat mengisi kekosongan-kekosongan yang
ada.
Perumusan Masalah
1. Sebelum seorang peneliti atau penulis merumuskan judul, maka biasanya dia
merumuskan masalahnya terlebih dahulu.
2. Tetapi di atas kertas, daia akan mulai dengan perumusan judul terlebih dahulu.
3. Suatu masalah sebernarnya adalah: suatu proses yang mengalami hambatan atau
halangan di dalam mencapai tujuannya. Biasanya halangan itu akan diatasi atau
dipecahkan menjadi tujuan penelitian.
Contoh-contoh rumusan malasalah:
1. Bersifat umum:
1. Bagaimana suatu peraturan per-Undang-Undang-an disusun?
2. Apakah yang menjadi latar belakang pembentukan Undang-Undang?
3. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi tehdap efektifiktas per-Undang-Undang-
an?
4. Sejauh manakah efektifitas suatu penentuan per-Undang-Undang-an?
2. Lebih bersifat khusus atau kongkrit:
1. Bagaimanakah peraturan per-Undang-Undang-an tentang delik ekonomi tersusun?
2. Apakah yang menjadi latar belakang pendidikan pembentuk peraturan per-
Undang- Undang-an tentang delik ekonomi?
3. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi/berpengaruh terhadap efektifitas peraturan
perundang-undangan tentang delik-delik ekonomi?
4. Sampai sejauh manakah efekticitas peraturan perundang-undangan tentang delik-
delik ekonomi?
b. Latar belakang penelitian hukum memuat gambaran masalah yang akan diteliti, yaitu
uraian yang mengungkapkan alasan atau sebab-sebab seseorang peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian, penjelasan pentingnya topik masalah itu diteliti, baik secara teoritis
maupun praktis, uraian analisis isu hukum yang menggambarkan adanya kesenjangan atau
potensi kesenjangan antara yang senyatanya dan seharusnya, jawaban sementara terkait isu
hukum. Dalam menyusun latar belakang masalah, peneliti dituntut melakukan kajian terhadap
berbagai literatur hukum maupun hasil penelitian hukum terdahulu, yang selanjutnya
dijadikan bahan baku dalam menyusun latar belakang berdasarkan hasil pemikiran peneliti
sendiri.
c. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian hukum ini adalah pendekatan perundang-
undangan (statute approach) dan pendekatan histori (historical approach). Pendekatan
perundangan-undangan adalah pendekatan yang dilakukan dengan cara menganalisa aturan
dan regulasi yang berkaitan dengan isu hukum tersebut.
Pendekatan perundangan-undangan adalah pendekatan yang dilakukan dengan cara
menganalisa aturan dan regulasi yang berkaitan dengan isu hukum tersebut.
Pendekatan Historis adalah penelaahan serta sumber-sumber lain yang berisi tentang
informasi-informasi mengenai masa lampau dan dilaksanakan secara sistematis, atau dalam
kata lain penelitian yang mendeskripsikan gejala tetapi bukan yang terjadi pada saat atau
pada waktu penelitian dilakukan
4.
Sumber bahan hukum dalam penelitian ini antara lain:
a. Bahan Hukum Primer
Menurut Peter Mahmud Marzuki, bahan hukum primer adalah bahan hukum yang bersifat
otoritas. Di mana dalam hal ini bahan hukum primer adalah terdiri dari peraturan perundang-
undangan, catatan catatan resmi, atau risalah dalam pembuatan peraturan
perundangundangan.17 Dalam penelitian ini, Penulis menggunakan bahan hukum primer
sebagai berikut:
a) Undang-Undang Dasar 1945.
b) Undang-Undang Nomor 20 tahun 2001 sebagimana perubahan atas undang-undang nomor
39 tahun1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi, undang-undang nomor 30 tahun
2001tentang komisi pemberantasan korupsi
c) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009, tentang pelayanan Publik
d) Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Administrasi kependudukan.
e) Kitab Undang Hukum Pidana (KUHP)
f) Peraturan Pemerintah Nomor 87 Tahun 2016 satuan tugas sapu bersih pungutan liar.
g) Keputusan gubernur kepulauan riau nomor 2173.
b. Bahan Hukum Sekunder
Bahan hukum sekunder, yaitu bahan hukum yang mendukung dan memperkuat bahan
hukum primer memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer yang ada sehingga
dapat di lakukan analisa dan pemahaman yang lebih mendalam18 sehingga adanya penguatan
atas dasar hukum mengasilkan analisa hukum yang baik.
Maka dalam penelitian ini yang menjadi bahan hukum sekunder
terdiri atas:
(1) Penjelasan dai peraturan perundang-undangan yang di gunakan sebagai bahan hukum
primer
(2) Buku-buku literature bacaan yang menjelaskan mengenai pungutan liar
(3) Hasil penelitian
(4) Pendapat ahli yang kompeten
(5) Data dari saber pungli

c. Bahan Hukum Tersier


Bahan hukum tersier, yaitu bahan hukum yang merupakan pelengkap
yang sifatnya memberikan petunjuk dan penjelasan terhadap bahan
hukum primer dan sekunder. Bahan hukum tersier dapat di contohkan
seperti: Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ensiklopedia, indeks
komulatif dan seterusnya.

5.
Langkah-Langkah Dalam Penelitian Hukum
Identifikasi
Identifikasi adalah kegiatan yang mencari, menemukan, mengumpulkan, meneliti,
mendaftarkan, mencatat data dan informasi dari “kebutuhan” lapangan
Klasifikasi
Klasifikasi adalah penyusunan bersistem dalam kelompok atau golongan menurut kaidah atau
standar yang ditetapkan. Secara harfiah bisa pula dikatakan bahwa klasifikasi adalah
pembagian sesuatu menurut kelas-kelas.
Sistematisasi
Sistematisasi
adalah segala usaha untuk meguraikan dan merumuskan sesuatu dalam hubungan yang
teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh,
terpadu , mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut obyeknya
Analisis
Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (perbuatan, karangan dan sebagainya)
untuk mendapatkan fakta yang tepat (asal usul, sebab, penyebab sebenarnya, dan
sebagainya).
Konklusi
Konklusi dimaksudkan untuk membantu pembaca memahami mengapa penelitian kamu
penting bagi mereka calon pembaca. Konklusi/ kesimpulan bukan hanya ringkasan dari topik
utama yang dibahas atau pernyataan ulang dari masalah penelitianmu, tetapi juga sebuah
sintetis dari poin-poin utama. Untuk sebagian besar makalah penelitian tingkat perguruan
tinggi, satu atau dua paragraf yang dikembangkan cukup untuk kesimpulan. meskipun dalam
beberapa kasus, tiga atau lebih paragraf mungkin diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai