Anda di halaman 1dari 21

BAGIAN 4

RUMUSAN MASALAH DAN


HIPOTESIS PENELITIAN HUKUM
(Rusdin Tahir & Mompang L. Panggabean)

A. PENDAHULUAN
Seorang peneliti dapat memilih berbagai jenis metode dalam
melakukan penelitian. Metode yang dipilih, sejatinya berhubungan erat
dengan prosedur, instrumen dan desain penelitian yang digunakan.
Desain penelitian sejatinya sesuai dengan metode penelitian yang dipilih
(Rusdin dan Sugiono, 2018). Prosedur dan/atau Instrumen (alat) yang
digunakan dalam penelitian juga sejatinya harus cocok dengan metode
penelitian yang digunakan (Rusdin dan Simanjuntak, 2018).
Misal, Metodologi penelitian kualitatif dalam psikologi sekarang
sudah mapan, para penulis Buku The Qualitative research methodology
in psychology is now well established, seperti Carla Willig dan Wendy
Stainton Rogers (2008), menyarankan bahwa pendekatan kualitatif telah
bergerak dari 'margin ke arus utama dalam psikologi di Inggris', dan
banyak peneliti serta penulis lain membuktikan penggunaan pendekatan
kualitatif yang lebih luas di tempat lain (Bryman, 2006; Dicks, Soyinka
& Coffey, 2006; Golden-Biddle & Locke, 2007).
Bagaimana dengan penelitian di bidang Hukum? Dalam konteks ini
kami, mencoba mengidentifikasi latar belakang dan filosofinya, utamanya
dalam merumuskan permasalahan dan hipotesis penelitian di bidang
hukum.
Latar belakang dan filosofi penelitian dalam bidang hukum memiliki
peran penting dalam merumuskan permasalahan dan hipotesis penelitian,
meskipun tidak semua penelitiaan hukum dapat mengajukan hipotesis,
namun dalam buku ini kami berpandangan bahwa latar belakang
penelitian mencakup konteks sosial, ekonomi, politik, dan budaya di
mana masalah hukum muncul, bertolak dari hasil spekulasi (ialah
hipotesis-hipotesis) yang dirumuskan dalam kalimat-kalimat tanya yang
diajukan yang diberangkatkan dari ‘keraguan,’ bukan dari
‘ketidaktahuan’ yang merupakan hasil suatu theoritical guessing
(Wignjosoebroto, 2017). Sementara itu, filosofi penelitian mencakup
kerangka pemikiran dan pendekatan metodologis yang digunakan untuk
memahami dan menganalisis masalah hukum tersebut.

Latar Belakang Penelitian Bidang Hukum


1. Analisis konteks hukum. Menyelidiki peraturan, undang-undang,
dan kebijakan terkait dengan masalah hukum yang dipilih untuk
diteliti. Latar belakang harus memberikan pemahaman yang
mendalam tentang regulasi yang ada dan implementasinya dalam
masyarakat.
2. Pentingnya masalah hukum. Menjelaskan pentingnya masalah
hukum yang diteliti, termasuk dampaknya terhadap individu,
masyarakat, atau sistem hukum secara keseluruhan. Ini bisa
mencakup masalah keadilan, pelanggaran hak asasi manusia, atau
ketidaksetaraan dalam hukum.
3. Ruang lingkup kepentingan penelitian. Mendefinisikan dengan jelas
ruang lingkup penelitian dan membatasi wilayah studi agar
penelitian tetap fokus dan relevan.

Filosofi Penelitian Bidang Hukum:


1. Positivisme Hukum. Memandang hukum sebagai suatu fenomena
yang dapat diamati dan diukur secara objektif. Penelitian dalam
kerangka ini mencoba mengidentifikasi hukum positif yang ada dan
menganalisis bagaimana hukum tersebut diterapkan dalam praktik.
2. Filsafat Hukum Kritis. Mengkritisi hukum dan mengungkap
ketidaksetaraan, keadilan sosial, dan ketidaksetaraan dalam sistem
hukum. Penelitian dalam paradigma ini cenderung melihat hukum
sebagai alat kontrol dan kekuasaan.
3. Pendekatan Empiris. Menggunakan data empiris, survei, dan
wawancara untuk mengumpulkan informasi yang dapat dianalisis
statistik. Pendekatan ini berguna dalam memahami pola perilaku,
persepsi, dan praktik hukum dalam masyarakat.

METODodlogi PENELTIAN hukum | Sonpedia.Com 2


4. Pendekatan Normatif. Berkaitan dengan norma dan nilai-nilai moral
dalam hukum. Penelitian normatif mencoba mengidentifikasi norma
hukum yang ideal dan membandingkannya dengan praktik hukum
yang ada.
Bertolak dari pemikiran Dragan Milovanovic, dalam A Primer in the
Sociology of Law, Soetandyo Wignjosoebroto bahkan menyatakan bahwa
ilmu hukum masa kini harus paham setidaknya ada lima ranah yang dapat
dikaji, yakni: (1) normatif-normologik, (2) normatif-positif, (3) normatif-
behavioral, (4) empirik-nomologik, dan (5) simbolik-interaksional.

Merumuskan Permasalahan Penelitian:


 Spesifik dan Jelas. Permasalahan harus dirumuskan secara
spesifik dan jelas agar memberikan arah yang jelas kepada
penelitian.
 Relevan dengan Konteks. Permasalahan harus relevan dengan
konteks hukum yang sedang diteliti, dan menanggapi isu-isu
aktual dalam masyarakat atau sistem hukum.

Merumuskan Hipotesis Penelitian:


 Hipotesis Deduktif. Hipotesis berdasarkan teori yang sudah ada
dan diuji melalui penelitian empiris untuk menguji kebenaran
atau kesesuaian dengan data.
 Hipotesis Induktif. Hipotesis yang muncul dari observasi dan
analisis data. Ini muncul setelah mengumpulkan dan
menganalisis data, dan biasanya digunakan dalam penelitian
kualitatif.
 Hipotesis Nol dan Hipotesis Alternatif. Hipotesis nol (null
hypothesis) menyatakan tidak adanya hubungan atau perbedaan,
sementara hipotesis alternatif (alternative hypothesis)
menyatakan adanya hubungan atau perbedaan.
Dalam merumuskan permasalahan dan hipotesis penelitian di bidang
hukum, penting untuk mempertimbangkan kerangka teoritis, pendekatan
metodologis, dan konteks sosial dan budaya di mana masalah hukum
tersebut muncul. Dengan memahami latar belakang dan mengadopsi
filosofi penelitian yang sesuai, penelitian hukum dapat merumuskan

METODodlogi PENELTIAN hukum | Sonpedia.Com 3


permasalahan yang relevan dan hipotesis yang dapat diuji untuk
mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang masalah yang diteliti.
Dalam hal ini penting untuk menentukan paradigma penelitian yang
merupakan system of thinking, yang mencakup asumsi dasar, pertanyaan
penelitian sebagai teka-teki ilmiah yang harus dijawab dalam
mengerjakan penelitian yang baik dan benar (Indarti, 2010).

B. KONSEP RUMUSAN MASALAH DAN HIPOTESIS


Dalam kajian konsep ini, terdapat 2 (dua) hal, yaitu rumusan
masalah dan rumusan hipotesis penelitian.

Penelitian dilakukan, karena ada Hipotesis

Hipotesis Timbul, karena ada Masalah


Penelitian

Masalah Penelitian, karena


ada Latar Belakang Masalah Penelitian

Latar Belakang Penelitian,


bermula dari MASALAH KEHIDUPAN (Objek Penelitian)

Sumber: Kerlinger (1973)


Gambar 1. Alur Terbentuknya Masalah Penelitian

Konsep rumusan masalah dalam penelitian bidang hukum dapat


diidentifikasi sebagai berikut:
1. Memahami Konteks Hukum. Pahami peraturan, hukum, dan
kebijakan yang terkait dengan topik penelitian. Identifikasi
kekosongan hukum, ambigu, atau konflik dalam aturan yang ada.
2. Identifikasi Permasalahan Hukum. Identifikasi masalah hukum
yang ingin diteliti. Masalah ini bisa berupa pelanggaran hukum,
keadilan sosial, interpretasi hukum yang kontroversial, atau
permasalahan etika dalam hukum.

METODodlogi PENELTIAN hukum | Sonpedia.Com 4


3. Menentukan Fokus Penelitian. Tentukan lingkup penelitian agar
tidak terlalu luas. Pilih aspek khusus dari masalah hukum yang ingin
diteliti, sehingga dapat melakukan analisis yang mendalam.
4. Pertimbangkan Implikasi Sosial dan Kemanusiaan.
Pertimbangkan dampak sosial, politik, dan kemanusiaan dari
masalah hukum yang diteliti dan memilih masalah yang memiliki
implikasi signifikan bagi masyarakat atau kelompok tertentu.
Sedangkan konsep Rumusan Hipotesis dalam Penelitian Bidang
Hukum, dapat diidentifikasi sebagai berikut:
a. Hipotesis Deduktif. Buat hipotesis berdasarkan teori-teori hukum
yang sudah ada. Misalnya, dalam meneliti dampak kebijakan hukum
tertentu, hipotesis deduktif bisa menyatakan prediksi hasil yang
diharapkan berdasarkan teori-teori yang ada.
b. Hipotesis Induktif. Dalam melakukan penelitian eksploratif,
mungkin tidak memiliki hipotesis awal, sehingga yang akan
dikembangkan adalah hipotesis berdasarkan data dan temuan yang
diperoleh selama penelitian.
c. Hipotesis Kausal. Jika meneliti hubungan sebab-akibat dalam
konteks hukum, formulakan hipotesis kausal yang menyatakan
hubungan antara variabel independen (sebab) dan variabel dependen
(akibat).
d. Hipotesis Null dan Hipotesis Alternatif. Hipotesis null
menyatakan bahwa tidak ada hubungan atau perbedaan yang
signifikan, sementara hipotesis alternatif menyatakan bahwa ada
hubungan atau perbedaan yang signifikan. Ini adalah dasar untuk uji
statistik yang akan digunakan dalam analisis data.
e. Menyertakan Variabel Kontrol. Jika penelitian melibatkan
pengaruh dari beberapa variabel, maka perlu menyertakan variabel-
variabel kontrol dalam hipotesis yang disusun. Variabel-variabel ini
harus dipertimbangkan agar hasil penelitian tidak terpengaruh oleh
variabel-variabel lain yang tidak diinginkan.
f. Mengacu pada Literatur yang Ada. Pastikan hipotesis didukung
oleh literatur terkait. Teliti penelitian sebelumnya dalam bidang
hukum yang serupa dan gunakan temuan-temuan tersebut untuk
mendukung atau merumuskan hipotesis.

METODodlogi PENELTIAN hukum | Sonpedia.Com 5


Penting untuk diingat bahwa rumusan masalah dan hipotesis dalam
penelitian bidang hukum harus didasarkan pada pemahaman yang
mendalam tentang hukum, norma-norma etika penelitian, dan literatur
terkait. Dengan rumusan yang baik, penelitian yang dilakukan akan
memiliki landasan yang kuat dan relevan dalam bidang hukum yang
diteliti.
Pada latar belakang penelitian umumnya memuat/berisi kesenjangan
antara harapan dan fakta (das Sein dan das Sollen) dalam artian
konsep/variabel, fakta dan/atau teori. Karena itu dalam menetapkan
masalah perlu diperhatikan:
1. Tunjukkan kenyataan yang terpikirkan, misalnya, sajikan data
sekunder (laporan-laporan) atau mungkin dari lapangan langsung
sebagai field study;
2. Tunjukkan harapan dengan kenyataan itu, misalnya berupa ketentuan
perundang-undangan, patokan-patokan, fakta, teori, hukum atau
aksioma dari referensi tertentu;
3. Tunjukkan kesenjangan antara harapan dan kenyataan tersebut;
4. Tunjukkan alternatif jawaban/pemecahan kesenjangan itu lebih dari
satu altenatif (jika hanya satu alternatif temuannya berarti benlum
tentu merupakan masalah penelitian);
5. Tunjukkan mengenai pentingnya masalah itu untuk dipecahkan (apa
kekhawatiran peneliti jika tidak diselesaikan/dipecahkan, apakah akan
mengganggu atau bagaimana dampaknya?).
Setelah menunjukkan kelima hal tersebut, lalu mengidentifikasi
masalah yang telah ditemukan tersebut dengan cara menyatakan masalah
yang ditetapkan itu dengan kalimat pernyataan (statement). Karena itu
disebut pernyataan masalah (problem statement); sedangkan penetapan
masalah terkadang disebut “problem setting”. Supaya masalah itu
terkesan perlu dijawab (dipecahkan) umumnya perumusan dalam bentuk
pernyataan itu diubah ke dalam bentuk pertanyaan, sebagai pernyataan
penelitian (research question). Pernyataan tersebut dinyatakan secara
singkat, jelas, dan tegas, misalnya:
1. Bagaimana deskripsi khusus dari fenomena yang terjadi itu;
2. Bagaimana fenomena umum dari fenomena yang terjadi itu;
3. Bagaimana penjelasan mengenai terjadinya fenomena itu;

METODodlogi PENELTIAN hukum | Sonpedia.Com 6


4. Metode dan teknik apa yang dapat mencapai tujuan secara efektif;
5. Sejauh mana fenomena dapat terjadi pada suatu situasi kondisi
tertentu.
Perlu diperhatikan dalam merumuskan identifikasi masalah, bentuk
pertanyaan penelitian tidak perlu membubuhkan tanda tanya di akhir
kalimatnya (karena merupakan kalimat tanya tidak bertanya).

1. Pengertian Perumusan Masalah dan Hipotesis Penelitian


Karena masalah penelitian yang diidentifikasi, baik dalam bentuk
“problem statement”, maupun dalam bentuk “research question”, masih
bersifat umum, maka perlu dirumuskan secara jelas dan tegas serta
operasional.
Merumuskan masalah berarti merinci identifikasi masalah yang
bersifat umum itu kepada bagian-bagiannya (dimensi-dimensinya)
sampai pada unsur-unsur (indikator-indikatornya), secara lebih konkrit
(jelas dan tegas) dan operasional.
Berdasarkan hal tersebut peneliti dituntut untuk mampu menguasai
komponen dari fenomena-fenomena yang dijadikan masalah penelitian
tersebut. Seperti diketahui bahwa fenomena yang dipermasalahkan itu
dapat berupa wujud benda/barang, proses atau pun fungsi. Deskripsi
khusus dari fenomena itu digambarkan oleh unsur-unsurnya, ciri-cirinya,
dan sifat-sifatnya. Deskripsi umum digambarkan oleh:
a. Golongan-golongan (fenomena yang berunsur sama);
b. Karakteristik-karaketeristik/kategori-kategori (golongan yang berciri
sama); dan
c. Klasifikasi-klasifikasi (kategori yang mempunyai sifat sama).
Ketiga hal di atas telah dinyatakan dalam nama-nama, dan istilah-
istilah, dan kemudian menjadi konsep-konsep atau variabel-variabel,
beserta batasan-batasan artinya (definisi-definisinya); kemudian variabel-
variabel disusun dalam proposisi-proposisi (pernyataan) sebagai
eksplanasi (penjelasan) faktual. Kemampuan memahami hal itulah yang
memungkinkan peneliti dapat mengidentifikasikan fenomena yang
menjadi masalah penelitiannya.

2. Tujuan dan Pentingnya Perumusan Masalah dan Hipotesis

METODodlogi PENELTIAN hukum | Sonpedia.Com 7


Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, bahwa tujuan Perumusan
Masalah dalam Bidang Hukum, Sebagai berikut:
a. Fokus Penelitian: Merumuskan masalah dengan jelas membantu
peneliti untuk tetap fokus pada topik yang relevan dalam bidang
hukum. Ini memastikan bahwa penelitian tidak menyimpang ke area
yang tidak relevan atau tidak diperlukan.
b. Menyediakan Konteks: Masalah yang dirumuskan dengan baik
memberikan konteks dan latar belakang bagi penelitian. Ini
membantu pembaca atau penonton memahami pentingnya penelitian
dan relevansinya dengan isu hukum yang ada.
c. Penting untuk Kebijakan dan Praktik Hukum: Penelitian hukum
sering kali bertujuan untuk memahami atau memecahkan masalah
dalam sistem hukum. Dengan merumuskan masalah dengan baik,
penelitian memiliki tujuan yang jelas untuk memberikan saran
kebijakan atau perubahan praktik hukum.
Selanjutnya pentingnya perumusan hipotesis dalam bidang hukum
dilandasi pada hal-hal berikut:
a. Pendekatan Ilmiah: hipotesis dalam bidang hukum membimbing
peneliti dalam menetapkan landasan ilmiah. Mereka adalah prediksi
yang dapat diuji untuk memahami hubungan hukum atau dampak
dari kebijakan tertentu.
b. Menguji Asumsi Hukum: dalam beberapa penelitian hukum,
hipotesis dapat digunakan untuk menguji asumsi-asumsi hukum
yang ada. Hipotesis dapat membantu membuktikan atau membantah
teori-teori hukum tertentu.
c. Memberi Panduan untuk Pengumpulan Data: hipotesis
membimbing pengumpulan data dengan menentukan variabel yang
harus diamati dan diukur. Mereka membantu menentukan ruang
lingkup dan metode penelitian.
d. Memberi Dasar untuk Kesimpulan: hipotesis yang terbukti benar
memberi dasar untuk menyimpulkan hasil penelitian. Ini
memberikan validitas ilmiah kepada penelitian dan memperkuat
argumen yang diajukan oleh peneliti.
e. Mendukung Pengambilan Keputusan Hukum: hasil dari hipotesis
dapat memberikan wawasan yang dapat mendukung proses

METODodlogi PENELTIAN hukum | Sonpedia.Com 8


pengambilan keputusan hukum, baik itu dalam konteks kebijakan
publik, sistem peradilan, atau praktik-praktik hukum tertentu.
Dalam bidang hukum, perumusan masalah dan hipotesis adalah
dasar dari penelitian yang berkualitas. Mereka memastikan bahwa
penelitian tersebut memiliki arah, tujuan, dan kerangka kerja ilmiah yang
kokoh, sehingga dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi
perkembangan pengetahuan dalam bidang hukum dan memahami
kompleksitas sistem hukum.

3. Peran dan Fungsi Perumusan Masalah dan Hipotesis dalam


penelitian di Bidang Hukum
Peran dan fungsi perumusan masalah dan hipotesis dalam penelitian
di bidang hukum sangat penting. Peran dan Fungsi tersbut membantu
membimbing proses penelitian dan memberikan landasan yang kuat bagi
peneliti untuk mengembangkan metodologi, mengumpulkan data, dan
menarik kesimpulan. Berikut dijabarkan peran dan fungsi keduanya
dalam penelitian di bidang hukum.

Peran dan Fungsi Perumusan Masalah dalam Penelitian Hukum:


1. Mendefinisikan Fokus Penelitian: rumusan masalah
mengidentifikasi area atau topik spesifik dalam hukum yang akan
diteliti. Ini membantu menentukan batasan dan ruang lingkup
penelitian, memastikan bahwa penelitian berfokus pada topik
yang relevan dan terbatas.
2. Memberikan Konteks: merumuskan masalah dengan baik
memberikan konteks yang diperlukan untuk memahami
pentingnya topik tersebut. Ini membantu pembaca memahami
latar belakang, urgensi, dan relevansi penelitian dalam konteks
hukum yang lebih luas.
3. Mengidentifikasi Kesenjangan Pengetahuan: merumuskan
masalah membantu mengidentifikasi kesenjangan dalam literatur
atau pengetahuan yang ada. Ini membimbing peneliti untuk
menyusun pertanyaan penelitian yang relevan dan memastikan
bahwa penelitian tersebut memberikan kontribusi yang signifikan
terhadap pemahaman kita tentang hukum.

METODodlogi PENELTIAN hukum | Sonpedia.Com 9


4. Memotivasi Penelitian: rumusan masalah yang kuat dan relevan
memberikan motivasi kepada peneliti untuk menjelajahi topik
tersebut lebih lanjut. Ini membantu peneliti memahami mengapa
topik ini penting untuk diteliti.

Peran dan Fungsi Hipotesis dalam Penelitian Hukum:


1. Memberi Prediksi: hipotesis adalah prediksi yang dapat diuji
melalui penelitian. Dalam konteks hukum, hipotesis bisa
meramalkan hubungan sebab-akibat, efek dari suatu kebijakan,
atau respon masyarakat terhadap suatu peraturan.
2. Mengarahkan Pengumpulan Data: hipotesis membimbing
peneliti dalam pemilihan variabel yang harus diamati dan diukur
selama penelitian. Ini membantu memfokuskan pengumpulan
data pada aspek-aspek yang relevan dengan hipotesis.
3. Membimbing Analisis Data: hipotesis memberikan kerangka
kerja untuk analisis data. Hasil penelitian dianalisis untuk
membuktikan atau membantah hipotesis. Analisis ini
membimbing peneliti dalam menyimpulkan hasil penelitian.
4. Menyediakan Kesimpulan: hasil dari uji hipotesis membantu
peneliti menyimpulkan apakah hipotesis terbukti benar atau
tidak. Kesimpulan ini penting dalam menyusun ringkasan temuan
penelitian dan menentukan implikasi praktis atau kebijakan dari
hasil penelitian.
Dengan memahami peran dan fungsi perumusan masalah dan
hipotesis dalam penelitian di bidang hukum, peneliti dapat merencanakan
dan melaksanakan penelitian yang relevan, terfokus, dan berbasis bukti.
Ini memberikan kontribusi yang berarti terhadap pemahaman hukum,
kebijakan publik, dan praktik-praktik hukum yang lebih baik.

B. MENYAJIKAN RUMUSAN MASALAH DAN


HIPOTESIS
1. Merumuskan Masalah
Cara menyajikan identifikasi masalah ini adalah mengurut (merinci)
butir demi butir; dimulai dari yang paling kuat (penting); kalimatnya

METODodlogi PENELTIAN hukum | Sonpedia.Com 10


dapat berbentuk ”problem statement” tapi pada umumnya bentuk
”research question”. Merumuskan masalah mesti dilakukan melalui
upaya menyatakan terlebih dulu “status posisi” masalah yang akan
dirumuskan, agar dapat ditentukan apakah masalah tersebut termasuk
masalah yang murni secara teoritik, yang cukup dijawab dari suatu
disiplin ilmu khusus atau memiliki kelindan dengan penggalian data
penggalian data yang patut dicermati dari multi-discipline?
Contoh identifikasi masalah: ”belum diketahui deskripsi dari
fenomena yang terjadi secara khusus” atau ”bagaimana deskripsi khusus
dari fenomena yang terjadi”, maka rumusan masalah:
1. Belum diketahui unsur-unsur, ciri-ciri dan sifat-sifat dari wujud
fenomena atau bagaimana unsur-unsur, ciri-ciri dan sifat-sifat dari
wujud fenomena;
2. Belum diketahui unsur-unsur, ciri-ciri dan sifat-sifat dari proses
terjadinya atau bagimana unsur-unsur, ciri-ciri dan sifat-sifat dari
proses terjadinya;
3. Belum mengetahui unsur-unsur, ciri-ciri dan sifat-sifat dari fungsi
fenomena; atau bagimana unsur-unsur, ciri-ciri dan sifat-sifat dari
fungsi fenomena.
Dengan demkian, masalah penelitian dapat difahami sebagai berikut:
1. Apakah penelitian hanya menyelesaikan masalah yang dibuat-buat?
2. Apakah masalah penelitian dilandasi dan divalidasi?
Sehingga masalah penelitian juga dipahami kontribusinya, sebagai
berikut:
1. Apakah Peneliti hanya mengulang hal yang sudah ada?
2. Apakah Peneliti menyadari literatur lain yang berhubungan dengan
penelitiannya?
3. Apa yang baru (Novelty) dan Orisinil di penelitian yang dibuat
(Metode, Model, Evaluasi, Validasi, Tool, dan lain-lain)?

2. Merumuskan Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas masalah yang
ditemuakan seorang atau tim peneliti (yang telah ditetapkan, dirumuskan,
dan diidentifikasi), mungkin saja salah, sehingga perlu diuji untuk
menerimanya (Rusdin, 2015). Disebut sementara karena bersifat

METODodlogi PENELTIAN hukum | Sonpedia.Com 11


rasional/logis sebagai hasil berfikir deduktif atau masih berupa a priori
yang belum tentu benar (karena itu perlu diuji secara empirik).
Deduksinya sudah diperoleh dari Kerangka Pikiran.
Terdapat 3 (tiga) hal yang harus diperhatikan, dalam merumuskan
hipotesis, yaitu:
1. Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap sebuah masalah yang
diteliti;
2. Hipotesis dinyatakan dengan kalimat-kalimat “pernyataan”
(statement) atau ungkapan yang disebut “proposisi”;
3. Suatu proposisi (sebagai teori kecil atau ”adhoc”) susunannya harus
memperhatikan syarat-syarat: (a) kejelasan bentuk hubungan
konsep-konsep/variable; (b) derajat keeratan hubungan antar
konsep/variable (proporsition linkage); (c) tinggi-rendahnya nilai
informasi (informative value) dari proposisi.

Merujuk pada uraian di atas, bahwa hipotesis itu ”jawaban


sementara” terhadap masalah yang diteliti, maka dapat disimpulkan
”rincian” hipotesis harus sesuai dengan rincian masalah yang diteliti itu.
Meskipun demikian perlu pula diingat bahwa rincian masalah yang
diteliti itu, misalnya pada identifikasi masalah, tidak semua dijawab oleh
hipotesis, untuk hal demikian tentu kesimpulan di atas tidak berlaku
sebab telah dijawab pada kerangka pikiran dan telah dimasukkan sebagai
substansi hipotesis.

Upaya menguji kebenaran hipotesis, sekaligus dapat dimaknai


sebagai kerja pengujian teori (sebagai dasar pembenar formal, melalui
silogisme deduksi). Setelah menjadi hipotesis akan dicari data kembali
berulang-kali untuk disimpulkan apakah hipotesis diterima atau tidak
sesuai data yang terhimpun (Sugiyono. 2015).

D. CONTOH KASUS PERUMUSAN MASALAH DAN


HIPOTESIS PENELITIAN DI BIDANG HUKUM
Contoh Kasus Penelitian di bidang hukum, seperti: Kasus Hak
Kekayaan Intelektual dalam Era Digital. Deskripsi Kasus: Dalam era
digital, perlindungan hak kekayaan intelektual, termasuk hak cipta, paten,

METODodlogi PENELTIAN hukum | Sonpedia.Com 12


dan merek, telah menjadi tantangan besar. Kasus ini melibatkan
penyalahgunaan hak cipta melalui pembajakan digital, pencurian paten
oleh perusahaan teknologi, dan pertanyaan tentang keberlakuan merek
dalam lingkungan online yang berkembang pesat. Subjek: Perusahaan
Teknologi Besar (seperti Google, Apple, atau Amazon). Tahun: Konteks
Kasus di Era Kontemporer (2023)

Contoh Rumusan Masalah:


 Bagaimana regulasi hak kekayaan intelektual harus disesuaikan
dengan kemajuan teknologi digital?
 Bagaimana perusahaan teknologi besar memengaruhi
pelaksanaan dan perlindungan hak kekayaan intelektual?
 Bagaimana kebijakan hak kekayaan intelektual mempengaruhi
inovasi dalam lingkungan digital?

Contoh Hipotesis:
1. Hipotesis Utama: Penyalahgunaan hak kekayaan intelektual
akan meningkat seiring dengan kemajuan teknologi digital,
memerlukan regulasi yang lebih ketat dan solusi inovatif untuk
perlindungan hak cipta, paten, dan merek.
2. Hipotesis Kedua: Perusahaan teknologi besar memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap pembentukan kebijakan dan
implementasi hak kekayaan intelektual, dan seringkali
mempengaruhi keputusan hukum melalui lobi politik dan
advokasi hukum.
3. Hipotesis Ketiga: Kebijakan yang mendukung inovasi dan hak
kekayaan intelektual yang adil dan berkelanjutan memungkinkan
lingkungan digital untuk berkembang, merangsang pertumbuhan
ekonomi dan inovasi teknologi.
Dalam kasus ini, peneliti dapat menyelidiki dampak teknologi digital
terhadap hak kekayaan intelektual, mengeksplorasi pengaruh perusahaan
teknologi besar dalam pembentukan kebijakan, dan meneliti bagaimana
regulasi yang bijaksana dapat memfasilitasi inovasi di era digital. Hasil
penelitian ini dapat memberikan wawasan yang berharga kepada
pengambil kebijakan, pelaku industri, dan masyarakat umum mengenai

METODodlogi PENELTIAN hukum | Sonpedia.Com 13


perlindungan hak kekayaan intelektual dalam konteks digital yang terus
berkembang.

D. PENUTUP
Latar belakang dan filosofi penelitian dalam bidang hukum memiliki
peran penting dalam merumuskan permasalahan dan hipotesis penelitian,
mesikpun tidak semua penelitian hukum dapat mengajukan hipotesis,
namun dalam buku ini kami berpandangan bahwa latar belakang
penelitian mencakup konteks sosial, ekonomi, politik, dan budaya di
mana masalah hukum muncul. Sementara itu, filosofi penelitian
mencakup kerangka pemikiran dan pendekatan metodologis yang
digunakan untuk memahami dan menganalisis masalah hukum tersebut.
Rumusan masalah dan hipotesis dalam penelitian bidang hukum
sejatinya didasarkan pada pemahaman yang mendalam tentang hukum,
norma-norma etika penelitian, dan literatur terkait. Dengan rumusan yang
baik, penelitian yang dilakukan akan memiliki landasan yang kuat dan
relevan dalam bidang hukum yang diteliti.
Dengan memahami peran dan fungsi perumusan masalah dan
hipotesis dalam penelitian di bidang hukum, peneliti dapat merencanakan
dan melaksanakan penelitian yang relevan, terfokus, dan berbasis bukti.
Ini memberikan kontribusi yang berarti terhadap pemahaman hukum,
kebijakan publik, dan praktik-praktik hukum yang lebih baik.
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas masalah yang
ditemuakan seorang atau tim peneliti (yang telah ditetapkan, dirumuskan,
dan diidentifikasi), mungkin saja salah, sehingga perlu diuji untuk
menerimanya. Disebut sementara karena bersifat rasional/logis sebagai
hasil berfikir deduktif atau masih berupa a priori yang belum tentu benar
(karena itu perlu diuji secara empirik). Deduksinya sudah diperoleh dari
Kerangka Pikiran.
Hipotesis adalah ”jawaban sementara” terhadap masalah yang
diteliti, maka dapat disimpulkan bahwa ”rincian” hipotesis harus sesuai
dengan rincian masalah yang diteliti itu. Meskipun demikian perlu pula
diingat bahwa rincian masalah yang diteliti itu, misalnya pada Identifikasi
Masalah, tidak semua dijawab oleh hipotesis, untuk hal demikian tentu

METODodlogi PENELTIAN hukum | Sonpedia.Com 14


kesimpulan di atas tidak berlaku sebab telah dijawab pada Kerangka
Pikiran dan telah dimasukkan sebagai substansi hipotesis.
Dalam kasus ini, peneliti dapat menyelidiki dampak teknologi digital
terhadap hak kekayaan intelektual, mengeksplorasi pengaruh perusahaan
teknologi besar dalam pembentukan kebijakan, dan meneliti bagaimana
regulasi yang bijaksana dapat memfasilitasi inovasi di era digital. Hasil
penelitian ini dapat memberikan wawasan yang berharga kepada
pengambil kebijakan, pelaku industri, dan masyarakat umum mengenai
perlindungan hak kekayaan intelektual dalam konteks digital yang terus
berkembang.

DAFTAR PUSTAKA

Andrews, M., Sclater, S. D., Squire, C. & Tamboukou, M. (2004)


Narrative research, in C. Seale, G. Gobo, J.F. Gubrium & D.
Silverman (eds) Qualitative Research Practice. London: Sage.
Andrews, M., Squire, C. & Tamboukou, M. (eds) (2008) Doing Narrative
Research. London: Sage.Bryman, A. (2006) Integrating quantitative
and qualitative research: how is it done? Qualitative Research, 6(1),
97–113.
Ashworth, P. (2003) The origins of qualitative psychology, in J.A. Smith
(ed.) Qualitative Psychology: A Practical Guide to Research Methods.
London: Sage.
Atkinson, P., Coffey, A. & Delamont, S. (2003) Key Themes in
Qualitative Research. Oxford: AltaMira Press.
Bryman, A. (2007) Barriers to integrating quantitative and qualitative
research. Journal of Mixed Methods Research, 1(1), 8–22.

METODodlogi PENELTIAN hukum | Sonpedia.Com 15


Cooper, Donald R, and Pamela S. Schindler, 2016. Business Research
Methods. 9th Ed. New York: McGraw Hill Companies.Inc.
Creswell, John W, and Creswel, J. David 2018. Research Design:
Qualitative and Quantitative Approaches. 5th Edition. London : SAGE
Publication
Denzin, N. (2001) The refl exive interview and a performative social
science. Qualitative Research, 1(1), 23–46.
Denzin, N.K. & Lincoln, Y.S. (eds). (2000) Handbook of Qualitative
Research. Second edition. Thousand Oaks, CA: Sage.
Dick, B. (2007) What can grounded theorists and action researchers learn
from each other?, in A. Bryant & K. Charmaz (eds) The Sage
Handbook of Grounded Theory. London: Sage.
Dicks, B., Soyinka, B. & Coffey, A. (2006) Multimodal ethnography.
Qualitative Research, 6(1), 77–96.
Indarti, Erlyn, 2010. Diskresi dan Paradigma: Sebuah Telaah Filsafat
Hukum, Pidato Pengukuhan sebagai Guru Besar dalam Filsafat
Hukum, Semarang: FH Undip
Kerlinger, F., 1973. A Foundations of behavioral research (Second
edition): Kerlinger, Fred N. New York: Holt, Rinehart and Winston
Onwuegbuzie, A.J. & Leech, N.L. (2005) On becoming a pragmatic
researcher: the importance of combining quantitative and qualitative
Research methodologies. International Journal of Social Research
Methodology, 8(5), 375–387.
Psychology: The Integration of Qualitative and Quantitative Methods in
Theory and Practice. Hove: Psychology Press.
Rusdin (2015). Metode Penelitian: dengan Pendekatan Kuantitatif.
Bandung: UnpadPress.
Rusdin dan Sugiono Poulus (2018). Metodologi Penelitan Sosial: Suatu
Pendekatan Praktik. Bandung: Alfabeta.
Rusdin dan Timbul Hamonangan Simanjuntak (2018). Metode Penelitian
Perpajakan. Bandung: Alfabeta
Sekaran, Uma. 2016. Research Methods for Business: A Skill-Building
Approach. USA: John Willey and Sons, Inc.

METODodlogi PENELTIAN hukum | Sonpedia.Com 16


Sugiyono, 2015. Metode Penelitian pendidikan
(Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D).
Bandung: Alfabeta
Todd, Z., Nerlich, B., McKeown, S. & Clarke, D.D.
(2004) Mixing Methods in sychology: The
Integration of Qualitative and Quantitative
Methods in Theory and Practice. Hove: Psychology
Press.
Warner, S. & Spandler, H. (forthcoming) Qualitative
Research in Psychology: Special issue on Pluralism in Qualitative
Research in Psychology.
Wignjosoebroto, Soetandyo, 2017. Pedoman Tata Cara Penulisan
Disertasi. Malang: Madani

PENULIS PERTAMA
Rusdin Tahir, seorang penulis, peneliti dan Dosen (Jabatan “Associate
Professor” dalam bidang Metodologi Penelitian) pada Departemen
Ilmu Administrasi Bisnis, Universitas Padjadjaran. Lahir di Desa
Cakkeware, Kabupaten Bones, Sulawesi Selatan, 14 Agustus 1966.
Anak kedua dari tiga bersaudara, pasangan H. Tahir dan Hj. Zaenabe.
Menamatkan pendidikan Dasar, lanjutan pertama dan menengah di
Kota Serang Banten; Program Sarjana (S1) di Universitas Pendidikan
Indonesia (d/h IKIP Bandung), dan Program Pascasarjana (Program
Magister-S2 dan Doktor-S3) pada Universitas Padjadjaran.
Pemegang 2 (dua) Sertifikasi bidang metodologi penelitian kuantitatif
(Certificate International Quantitative Research-CIQnR) dan
Kualitatif (Certificate International Qualitative Research-CIQaR),
Berbagai penelitian yang telah dilakukan dan dipublikasi (Buku &
Artikel) pada Jurnal internasional bereputasi (Scopus) & Jurnal

METODodlogi PENELTIAN hukum | Sonpedia.Com 17


Nasional terindeks Sinta. Seperti: Determinants of Organizational
Capabilities and Its Impact on Corporate Performance in the Current
Era of Big Data, Journal of System and Management Sciences,13(2),
pp. 357-369 (2023); Analysis of the implications of role stress
towards innovative behaviour and the success of womenpreneurs in
Banten Province, Indonesia. International Journal of Monetary
Economics and Finance 16(3-4), pp. 231-242 (2023); Employee
competencies and compensation strategies as company's strategic
effort to escalate employee performance, International Journal of
Recent Technology and Engineering 8(3), pp. 7200-7208 (2019);
Employee competencies and compensation strategies as company’s
strategic effort to escalate employee performance. International
Journal of Recent Technology and Engineering, 8 (3), 7200–7208
(2019); Quality of Work Life Factors and Employee Engagement
(2015); Statistika untuk Penelitian Sebab Akibat, Bandung: Bani
Quraisyi (2004, 2006, 2008); Strategi Sumber Daya Manusia.
Bandung: UnpadPress (2015); Strategi Humana Capital. Bandung:
Alfabeta (2019); STRATEGI BERSAING: dalam perspektif Militer
dan Bisnis; Alfabeta (2019); Employee Performance dan
Pengukurannya. Bandung: Alfabeta (2021). DIGITAL BUSINESS:
Strategi Administrasi Bisnis untuk menghadapi masa depan (2023);
Intelligence Business (2023); Transformasi Digital (2023); Strategi
Perencanaan Sumber Daya Manusia (2023); MANAJEMEN: Teori,
Masalah dan Kebijakan (2023); Manajemen Sumber Daya Manusia
(2023); Metodeologi Penelitian SDM (2023); Metodologi Penelitian
Sosial (2015); Metodologi Penelitian (2015; 2018; 2023); Metodologi
Penelitian Perpajakan (2018); METODE PENELITIAN: Pendekatan
Kuantitatif (2015); Metodologi Penelitian Campuran (Mixed
Reseacrh Method), 2023; Metodologi Penelitian Bidang Hukum
(2023), dll.

Alamat website : www.rusdintahir.com

@Rusdin_Tahir; @Rusdin_Tahir; : Rusdin_Tahir; ID:


57211314422;

METODodlogi PENELTIAN hukum | Sonpedia.Com 18


:https://www.youtube.com/channel/
UCOXZYe24NoJDFvH1RU9luKw;

https://www.researchgate.net/profile/Rusdin-Tahir;
: https://orcid.org/0000-0001-6758-0749; googlescholarID:
G6bLIq4AAAAJ

SintaID: 5991672; WoS.ID: AAV-7834-2020

E-mail: rusdin@unpad.ac.id; rusdin@rusdintahir.com

METODodlogi PENELTIAN hukum | Sonpedia.Com 19


PENULIS KEDUA

Prof. Dr. Mompang L. Panggabean, S.H.,


M.Hum, Guru Besar Ilmu Hukum Universitas Kristen Indonesia, seorang
Dosen pada Fakultas Hukum pada Universitas Kristen Indonesia. Lahir di
Pematang Siantar, 4 Februari 1963. Menyelesaikan pendidikan Sekolah
Dasar dan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di Sentani, Jayapura dan
Sekolah Menengah Tingkat Atas di Kota Serui, Yapen Waropen;
Pendidikan tinggi dengan konsentrasi Hukum Pidana mulai aras Sarjana
(S1) hingga Program Doktor-S3 ditempuh di Fakultas Hukum Universitas
Diponegoro. Karya Ilmiah yang telah dipublikasi pada jurnal nasional
dan jurnal bereputasi internasional, seperti: Sinkronisasi Pemidanaan di
Indonesia Menuju Hukum Pelaksanaan Pidana Berdasarkan Pancasila
(2013); Pembaruan Hukum Pelaksanaan Pidana dalam Menunjang
Pembentukan Sistem Hukum Pidana Nasional (2015);
Pertanggungjawaban Korporasi dalam Hukum Pidana: Kajian Putusan
MA No. 1405 K/Pid.Sus/2013 (2017); Kebijakan Legislatif dalam
Penanggulangan Kejahatan Seksual terhadap Perempuan dan Anak
(2017); Memahami Kebijakan Kriminal tentang Penghinaan dan/Atau
Pencemaran Nama Baik dalam Transaksi Elektronik (2020); Handling of
Hoax News According to Law Number 1 of 1946 (2020); Politik hukum
pidana dan proses penegakan hukum pidana terhadap tindak pidana di
bidang ketenagakerjaan (2021); Pemberantasan tindak pidana
perdagangan anak dengan penerapan pemberatan pidana: kajian teori hak
asasi manusia dan perlindungan anak (2021); Penegakan hukum terhadap
tindak pidana korupsi e–KTP oleh Anggota Legislatif dan Upaya Non
Penal dalam Perspektif Kebijakan Kriminal (2021); Tracing The
Criminal Policy On Castration And Community Response (2021); Sanksi

METODodlogi PENELTIAN hukum | Sonpedia.Com 20


Kebiri dalam Sistem Hukum Pidana Indonesia dari Perspektif
Viktimologi dan Kebijakan Kriminal, HPPT UKI, 2022; Legal
Protection for Women in The Perspective of The Law on The Elimination
of Sexual Violence (2023); The Legal Aid for Underprivileged People in
Indonesia (2023); Paradigm of Rehabilitation of Narcotics According to
The Perspective of Human Rights in the Criminal Justice System
(2023). Kontributor tulisan dan buku: “Viktimisasi dalam
Penyalahgunaan Kekuasaan” (2003); “Rekonstruksi Hukum Pelaksanaan
Pidana Indonesia Pascapengesahan KUHP Baru” (2023); Pokok-pokok
Hukum Penitensier di Indonesia (2005).

Email: mompanggabean@yahoo.com

METODodlogi PENELTIAN hukum | Sonpedia.Com 21

Anda mungkin juga menyukai