Anda di halaman 1dari 8

Tugas Filsafat Hukum Pancasila

“Fungsi Filsafat Hukum Pancasila Dalam Mewujudkan Hukum Berkeadilan”

Prof. Dr. John Pieris, S.H., M.H., M.S.

Disusun Oleh:

Johannes Ronald Elyeser Roparulian Hutagalung


NPM: 2307190008

Fakultas Hukum Universitas Kristen Indonesia


Program Doktoral Ilmu Hukum
Jakarta
2023
Fungsi Filsafat Hukum Pancasila Dalam Mewujudkan Hukum Berkeadilan

A. Pendahuluan

Filsafat merupakan alat untuk menyelidiki persoalan-persoalan yang mendalam

dan fundamental yang ditemui oleh para pemikir. Ini mencakup hakikat manusia,

cara berpikir, hakikat realitas, kemampuan kita untuk memahami realitas dan

keterkaitan antara berbagai masalah.1 Perkembangan ilmu dan teknologi telah

membantu kita menyelesaikan banyak masalah, termasuk yang terkait dengan

alam semesta. Namun, masih ada pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab,

dan di sinilah peran filsafat hadir.2

Filsafat hukum, sebagai cabang filsafat, secara sistematis dan mendalam

mengekslorasi hakikat hukum dalam segala aspeknya. Ini merupakan pendekatan

filosofis untuk memahami hukum secara lebih mendalam, termasuk dalam konteks

pembentukan hukum di Indonesia. Filsafat hukum membantu mempertimbangkan

prinsip-prinsip keadilan, kepastian hukum dengan fokus pada hak asasi manusia.

Oleh karena itu, pengkajian filsafat hukum sangat penting untuk memastikan

terciptanya keadilan yang sejati bagi semua warga Indonesia.3

B. Metode Penelitian

Metode penelitian sosio-legal digunakan dalam penelitian ini, dipengaruhi oleh

ilmu sosial yang membantu menggali pemahaman mendalam mengenai

permasalahan hukum. Hal ini sesuai dengan sifat interdisipliner ilmu hukum yang

1 Peter Gibson, Segala Sesuatu Yang Perlu Anda Ketahui Tentang Filsafat, (Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 2020).
2 Teguh Prasetyo dan Abdul Halim Barkatullah, Filsafat, Teori dan Ilmu Hukum: Pemikiran Menuju

Masyarakat Yang Berkeadilan dan Bermartabat, (Depok: Raja Grafindo Persada, 2017).
3 Bakir Bakir, “Peran Filsafat Hukum Dalam Pembentukan Hukum Di Indonesia,” AT-Turas: Jurnal Studi

Keislaman, Volume 4, Nomor 1, (2017): hlm. 58-68.


memerlukan wawasan dari berbagai disiplin ilmu lain untuk menjelaskan

bagaimana hukum berinteraksi dengan masyarakat. Pendekatan ilmu sosial

digunakan untuk menganalisis masalah hukum yang diteliti. Metodologi peneltian

sosio-legal pada dasarnya adalah metodologi penelitian hukum yang

memanfaatkan pendekatan ilmu sosial dalam arti yang lebih luas. Oleh karena itu,

dalam penelitian ini, digunakan metodologi penelitian sosio-legal berserta

karakteristiknya masing-masing dan fungsinya untuk mengurai fokus kajian. Studi

kepustakaan menjadi landasan dalam menjawab permalasahan yang diteliti, dan

data yang digunakan adalah data sekunder yang ditemukan melalui penelusuran

kepustakaan”.

C. Hasil Dan Pembahasan

1. Peran Filsafat Hukum dalam Proses Pembentukan Hukum di Indonesia

Filsafat hukum memiliki perang penting dalam menjelaskan nilai-nilai filosofis yang

menjadi dasar hukum, yang pada gilirannya dapat mencapai tujuan keadilan dan

ketertiban dalam kehidupan bermasyarakat yang berkaitan dengan keberadaan

hukum. Oleh karena itu, filsafat hukum memiliki relevansi penting dalam upaya

membangun sistem hukum yang lebih baik.

Fungsi filsafat hukum adalah mencari solusi untuk permasalahan dalam

menciptakan hukum yang lebih sempurna, yang kemudian dapat disampaikan

kepada masyarakat untuk memastikan bahwa hukum yang ada memiliki otoritas

yang kuat. Dalam mengikuti perkembangan hukum yang menjamin kelangsungan

di masa depan, filsafat hukum memberikan penjelasan yang rasional tentang

hukum. Ini bertujuan untuk mewujudkan rasa keadilan yang sesuai dengan prinsip-

prinsip hukum, baik yang bersifat abstrak maupun konkret. Filsafat hukum lebih
menekankan aspek filosofis hukum yang terkait dengan fungsi dan memberikan

landasan untuk perubahan dalam penyelesaian masalah hukum yang lebih baik.

Filsafat hukum berdampak positif karena menyediakan analisis mendalam

terhadao berbagai permasalahan hukum yang sering muncul dalam masyarakat.

Ini juga melakukan pengkajian terhadap perkembangan ilmu hukum secara

teoritis, yang mencakup berbagai aspek hukum secara luas dan komprehensif.4

Dalam pembentukan hukum yang diberlakukan oleh negara, penting untuk

memiliki tujuan atau pencapaian tertentu. Tidak ada peraturan perundang-

undangan yang dibuat tanpa adanya tujuan yang ingin dicapai oleh hukum. Sistem

hukum yang dibentuk oleh suatu negara harus didasarkan pada nilai-nilai

Pancasila, yang merupakan fondasi pemikiran bangsa Indonesia. Pancasila harus

tetap dipertahankan sebagai groundnorm dengan cara mengamalkan semua sila

dalam Pancasila sebagai konsisten dan konsekuen dalam seluruh aspek

kehidupan bangsa dan negara. Terkait dengan itu maka pembangunan nasional

sebagai pengamalan pancasila harus terus dilaksanakan di dalam semua norma

hukum di Indonesia.5

Pembentukan hukum dapat diartikan sebagai proses menyusun peraturan-

peraturan dasar yang berlaku untuk masyarakat. Dalam Undang-Undang Nomor

12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan, diatur

jenis hierarki dalam pembentukan hukum di Indonesia. Penyusunan hierarki

peraturan perundang-undangan dianggap sebagai langkah yang tepat. Ini karena

4Bambang Hermoyo, “Peranan Filsafat Hukum Dalam Mewujudkan Keadilan,” Jurnal Wacana Hukum
Volume 9, Nomor 2, (2010): hlm. 32.
5 cc01. “John Pieris: Akademisi Hukum UKI, Ingatkan Pancasila sebagai Dasar Kuat dalam

Membangun Kehidupan Bangsa Indonesia”, MNC Tri Jaya, 14 Juli 2022, tersedia pada
https://www.mnctrijaya.com/news/detail/52838/akademisi-hukum-uki-ingatkan-pancasila-sebagai-
dasar-kuat-dalam-membangun, diakses tanggal 13 Oktober 2023.
pada masa Orde Baru, upaya memurnikan nilai-nilai Pancasila dan pelaksanaan

Undang-Undang Dasar 1945 melibatkan penyusunan kembali sumber-sumber

hukum dan tata urut peraturan perundang-undangan. Akan tetapi, dalam

kenyataannya, selama 32 tahun, upaya ini belum menghasilkan tatanan

perundang-undangan yang dapat menjadi panduan untuk pengembangan sistem

perundang-undangan di masa depan.6

Filsafat hukum nasional perlu diperkembangkan sehingga terbentuk Falsafah

Hukum Pancasila. Pancasila, sebagai dasar negara dan juga dasar filsafat hukum

nasional, bersifat imperatif dan menjadi pedoman dalam penyusunan dan

pengembangan falsafah hukum yang sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung

dalam Pancasila itu sendiri. Setiap nilai dasar yang terkandung dalam Pancasila

harus tercermin dalam sistem pembentukan hukum di Indonesia dan

memengaruhi perkembangan hukum di negara ini.

Filsafat hukum berperan penting dalam pembentukan hukum di Indonesia dan

dalam merubah beberapa tata urutan hukum. Filsafat hukum telah memengaruhi

beberapa peraturan perundang-undangan, mulai dari TAP XX/MPRS/1966 hingga

tata urutan peraturan perundang-undangan yang diatur oleh Undang-undang

Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011. Filsafat hukum dapat memberikan

bimbingan dalam memenuhi kebutuhan hukum sesuai dengan tingkat

perkembangan pembangunan di berbagai bidang. Oleh karena itu, penting untuk

lebih mendalami filsafat hukum secara lebih spesifik oleh seluruh warga negara,

terutama oleh pemegang kekuasaan dan kepentingan di negara ini. Dengan

pemahaman yang lebih mendalam terhadap filsafat hukum, diharapkan mereka

6Kurnia Parluhutan Hutapea, “Peranan Filsafat Hukum Dalam Pembentukan Hukum Di Indonesia,”
Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu Volume 2 Nomor 4, (2016), hlm. 11.
akan lebih mampu memahami dan mengakui nilai-nilai yang terkandung dalam

filsafat hukum, serta dampak positifnya bagi kehidupan bangsa ini.7

2. Peranan Filsafat Hukum dalam Pembentukan Hukum di Indonesia

Filsafat adalah kajian tentang nilai-nilai filosofis dalam hukum. Hukum, pada

gilirannya, merujuk pada seperangkat norma, peraturan, perintah, larangan, dan

sanksi, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis, yang berfungsi sebagai alat

atau pedoman dalam kehidupan bersama masyarakat. Hukum diciptakan dengan

tujuan untuk mewujudkan nilai-nilai penting dalam masyarakat, seperti keadilan,

kebahagiaan, dan kesejahteraan. Filsafat hukum dianggap sebagai ilmu karena

memiliki objek kajian yang dapat diamati. Objek kajian dalam ilmu hukum adalah

norma. Mengerti hukum sebagai norma berarti juga mengakui hukum sebagai ilmu.

Hukum dilihat sebagai seperangkat prinsip atau aturan yang digunakan oleh

masyarakat untuk menjaga keteraturan dan kebebasannya.

Indonesia memiliki Pancasila sebagai dasar filosofis yang mengatur panduan

hidup bersama bangsa. Pancasila dapat dianggap sebagai falsafat hukum karena

memenuhi kriteria sebagai sistem filsafat, termasuk nilai-nilai yang saling terkait

dan tergantung satu sama lain, adanya tujuan bersama antara Pancasila dan UUD

1945, dan lain sebagainya. Pembentukan hukum dan peraturan perundang-

undangan di Indonesia harus didasarkan pada dan sesuai dengan Pancasila

sebagai dasar negara. Filsafat hukum berperan sebagai arah dalam pembentukan

hukum di Indonesia dan sangat penting dalam konteks negara ini.

7Febby Lestari, “Peranan Filsafat Hukum Terhadap Hukum Di Indonesia,” Kumparan, last modified
2020. https://kumparan.com/febylestari026/peranan-filsafat-hukum-terhadap-hukumdi-indonesia-
1uqrXdrs6Er, diakses pada tanggal 13 Oktober 2023.
Filsafat hukum juga berpengaruh terhadap aspek pembentukan hukum dan

peraturan perundang-undangan di Indonesia. Undang-Undang Nomor 12 Tahun

2011 tentang hierarki peraturan perundang-undangan menjelaskan struktur hukum

tertulis yang berlaku di Indonesia. Indonesia memiliki sistem hukum yang berlaku

untuk semua warganya tanpa pengecualian, sesuai dengan konstitusi yang

menyatakan bahwa Indonesia adalah negara hukum. Oleh karena itu, setiap warga

negara Indonesia wajib tunduk pada hukum yang berlaku dan dibuat di Indonesia.

Semua hukum yang dibentuk di Indonesia harus merujuk pada ideologi negara

dan UUD 1945. Pancasila adalah asas dan dasar filsafat negara yang menjadi

panduan dalam tata tertib hukum di Indonesia. Pancasila juga mencakup prinsip-

prinsip positif yang terdiri dari norma-norma yang harus diikuti. Hukum positif ini

mencakup UUD 1945, Undang-Undang, Perppu, Peraturan Pemerintah, Peraturan

Presiden, dan Peraturan Daerah, yang semuanya merupakan peraturan tertulis

(sesuai dengan Pasal 7 ayat (1) Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan).

Pancasila dikenali sebagai sumber utama dari seluruh peraturan hukum, termasuk

UUD 1945 dan seluruh peraturan turunannya. Semua produk hukum harus berakar

pada Pancasila sebagai landasan, dan tidak diperkenankan untuk menyimpang

darinya. Eksistensi Pancasila sebagai filsafat hukum memiliki peran yang sangat

signifikan dalam pembentukan hukum di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh

Pancasila sebagai dasar yang mendukung terciptanya sistem hukum yang kuat

dan terstruktur di negara hukum Indonesia.

Pancasila dianggap sebagai tiang utama dalam pencapaian negara hukum

Indonesia. Jika suatu hukum dibentuk tanpa berpedoman pada Pancasila, hal ini
bisa mengakibatkan masalah hukum dan munculnya sistem hukum yang tidak

terstruktur. Tata hukum Pancasila adalah tata hukum Indonesia itu sendiri. Oleh

karena itu, Pancasila tidak hanya dikenal sebagai filosofi dan ideologi negara,

tetapi juga sebagai peraturan tertulis di Indonesia yang mencerminkan nilai-nilai

yang diinginkan oleh bangsa Indonesia. Ini adalah hukum yang mengakui

kepercayaan kepada Tuhan, mengutamakan kemanusiaan, mempromosikan

persatuan, mendorong nilai-nilai demokrasi, dan mementingkan keadilan bagi

seluruh masyarakat Indonesia.

D. Kesimpulan dan Saran

Filsafat hukum memegang peran penting dalam menentukan arah pembentukan

hukum di Indonesia dan menjadi sebuah komponen yang sangat diperlukan.

Filsafat hukum berfungsi untuk menjelaskan dasar nilai-nilai filosofis dalam hukum

yang mampu mewujudkan cita-cita keadilan dan ketertiban dalam masyarakat

sesuai dengan realitas hukum yang berlaku.

Dalam konteks pembentukan hukum di Indonesia, filsafat hukum berperan krusial

dalam merumuskan hukum yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia.

Filsafat hukum juga memiliki pengaruh signifikan dalam mengubah aspek

pembentukan hukum dan peraturan perundang-undangan di Indonesia. Eksistensi

Pancasila sebagai filsafat hukum memainkan peran besar dalam pembentukan

hukum di Indonesia. Pancasila dianggap sebagai tiang utama dalam mencapai

negara hukum di Indonesia. Tata hukum Pancasila sejalan dengan tata hukum

Indonesia dan menjadi landasan filosofis bagi pembentukan hukum di negara ini,

dengan menekankan nilai-nilai kerohanian dan filosofis yang mendasari sistem

hukum Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai