1
Petrus C.K.L Bello, Ideologi Hukum, Refleksi Filsafat atas Ideologi di Balik Hukum (Bogor: Insan
Merdeka, 2013), hal 116.
bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila maka ada
mekanisme yang telah dibuat oleh negara untuk dapat membatalkan dan/atau
meniadakan keberadaan dari peraturan perundang-undangan tersebut.
2
Barda Nawawi Arief, Masalah Penegakan Hukum dan Kebijakan Hukum Pidana dalam
Penanggulangan Kejahatan (Jakarta: Kencana Pranada Media Grup, 2010).
3
Yadyn, Abdul Razak, Aswanto, Problematika Penegakan Hukum di Indonesia Menuju Hukum
yang Responsif Berlandaskan Nilai-Nilai Pancasila (Makassar: E-Journal Pascasarjana Universitas
Hasanuddin), diakses pada 14 November 2019.
berbagai respons terhadap kebutuhan dan aspirasi sosial yang hidup dan
berkembang dalam masyarakat (hukum responsif).4 Sebenarnya konsep hukum
responsif ini memiliki kesamaan ciri dengan hukum progresif yang digagas oleh
Satjipto Rahardjo, yang dimana penekanannya bahwa hukum itu bersifat dinamis
sehingga hukum harus selalu bergerak dan beradaptasi dengan kebutuhan
manusia.
Namun, yang menjadi poin utama agar penegakan hukum dan HAM di
Indonesia dilandasi dengan nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila adalah
dengan pengembangan karakter dan penanaman nilai integritas dari aparat
penegak hukum itu sendiri. Karena sistem hukum sebaik apapun jika aparat
penegak hukumnya tidak dapat menjalankannya dengan baik, maka hukum yang
dicita-citakan tidak akan tercapai juga sehingga penulis mengajak pembaca yang
mungkin adalah calon penegak hukum untuk bersama-sama menanamkan nilai
integritas dalam kehidupan sehari-hari agar ketika sampai pada waktunya sudah
menjadi aparat penegak hukum dapat menjalankan peraturan perundang-
undangan sesuai koridornya sehingga implikasi yang diharapkan adalah
implementasi dari Pancasila dalam penegakan hukum dan HAM di Indonesia
bergeser dari yang sebelumnya merupakan suatu kemustahilan, menjadi
keniscayaan.
4
Phillipe Nonet dan Phillip Selznick, Law and Society in Transition: Toward Responsive Law, 1978.