1
I Dewa Gede Atmadja, Filsafat Hukum Dimensi Tematis dan Historis, Setara Press, Malang, 2013, hlm. 33.
2
Ibid, hlm 34.
Filsafat hukum sangat penting bagi penegakan hukum di Indonesia. Tujuan
hukum yang pada muaranya adalah mencari sebuah keadilan telah dipaparkan pada
sila ke lima Pancasila yang berbunyi “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.
Pancasila memiliki peran sebagai norma acuan yang dijadikan dasar dalam
membentuk integritas diri oleh para penegak hukum. Pancasila dapat menstimulus
energi positif para penegak hukum untuk mewujudkan keadilan sosial yang tidak
memandang suku, agama, ras, dan antar golongan. Nilai-nilai yang terdapat pada
Pancasila bertujuan mendorong para aparat penegak hukum untuk terus menghayati,
menjiwai, dan menemukan nilai-nilai kebenaran yang terdapat pada masyarakat. Oleh
karena itu, sudah seharusnya para penegak hukum menjadikan Pancasila sebagai
falsafah dalam menerapkan suatu hukum guna tercapai keadilan.
Menurut penulis, filsafat hukum merupakan bagian dari ilmu hukum, karena
objek kajiannya tentang hukum. Filsafat hukum menjadi dasar penemuan hukum dari
mana berasal. Pernyataan pengembanan hukum, ilmu hukum, teori hukum, dan
filsafat hukum telah diungkapkan oleh Meuwissen yang mana filsafat hukum
merupakan tataran abstraksi pada level tertinggi. Oleh karenanya, filsafat hukum
meliputi pengusahaan hukum secara teori maupun secara praktik. Secara teori,
memiliki arti bahwa suatu aktivitas penguasaan hukum secara intelektual, dengan
menggunakan metode yang berdasar pada logika, sistematis, dan rasional. Sedangkan
secara praktikal, memiliki arti bahwa suatu aktivitas yang berkenaan dengan
impelementasi dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat. Teori hukum dan ilmu
hukum sudah teresap dalam filsafat hukum, yang pada akhirnya filsafat hukum masuk
pada klasifikasi ilmu hukum.3
3
Serlika Aprita dan Rio Adhitya, Filsafat Hukum, Rajawali Press, Depok, 2020, hlm. 15.
2) Ius constituendum yang membahas terkait hukum yang dicita-citakan atau
(das sollen).
3) Ius operatum yang mengkaji terkait pelaksanaan hukum dalam
kenyataannya.
Jelas sudah mengapa Achmad Ali menempatkan filsafat hukum dalam ranah
ilmu hukum. Hal ini dikarenakan filsafat hukum yang lebih berfokus pada doktrin
hukum serta konstruksi moral dari aturan hukum, bukan mempermasalahkan tentang
adanya sanksi dalam hukum.4
4
Op.cit. hlm 6.