Anda di halaman 1dari 2

Nama Siti Juarsih

NPM 220110160047
Fakultas Keperawatan

Reformasi Hukum Untuk Indonesia Maju

Pandangan saya dengan keberadaan hukum adalah untuk menjamin keteraturan dan
ketertiban masyarakat agar diperoleh keadilan dan kesejahteraan. Tanpa ada hukum sebuah
negara akan carut marut dan hidup sesuai keinginan sendiri dan hal itu tidak sesuai dengan
Pancasila. Hukum di Indonesia sendiri bercermin pada Pancasila sesuai dengan Ketetapan
MPR No.III/MPR/2000 tentang sumber hukum dan tata urutan peraturan perundang-
undangan pada Pasal 1 ayat (3) yang menyatakan bahwa sumber hukum dasar nasional
adalah Pancasila. Sehingga setiap materi muatan peraturan perundang-undangan tidak boleh
bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Untuk itu hukum di
Indonesia harus ditegakkan setinggi-tingginya sesuai dengan peraturan yang ada.

Tetapi sekarang ini, hukum di Indonesia sangat rumit dengan permasalahan yang ada.
Kebanyakan hukum di Indonesia itu yang menang adalah yang mempunyai kekuasaan, yang
mempunyai uang banyak pasti akan aman dari gangguan hukum dengan cara melanggar
aturan negara. Orang biasa yang ketahuan melakukan tindak pencurian kecil langsung
ditangkap dan dijebloskan ke penjara dengan pidana yang berat. Sedangkan seorang pejabat
negara yang melakukan korupsi uang miliaran rupiah milik negara dapat berkeliaran dengan
bebasnya pidananya pun cukup ringan. Tidak sesuai dengan nilai-nilai yang terdapat pada
Pancasila khususnya pada sila kelima. Itulah sekelumit kenyataan yang menunjukkan
penegakan hukum di Indonesia belum dijalankan secara adil. Dengan menilai hal tersebut
bahwa perkembangan penegakan hukum di Indonesia masih jauh dari harapan. Hukum saat
ini digunakan sebagai alat legalitas untuk membenarkan sebuah tindakan dan setiap
keputusan yang diambil oleh penguasa.

Tujuan hukum di Indonesia adalah untuk membentuk suatu pembentukan negara


Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah indonesia,
dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa serta ikut
melaksanaan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekan, perdamaian abadi, dan keadilan
sosial. Jika hukum tidak dapat bekerja sesuai tujuan dan sebagaimana fungsinya maka itu
menandakan upaya-upaya reformasi hukum sudah waktunya dilakukan. Hukum berfungsi
sebagai alat rekayasa pembaruan masyarakat, tetapi dalam kenyataannya di Indonesia telah
bergeser menjadi alat rekayasa pembenaran korupsi. Maka jelas diperlukan reformasi
mengenai permasalahn itu. Reformasi hukum bukan saja diartikan sebagai penggantian atau
pembaruan melainkan pembenahan yang teratur dan secara struktural hingga ke akar-
akarnya.
Reformasi hukum dimulai pada birokrasi lembaga peradilan, diperlukan usaha yang
sungguh-sungguh dan konsisten untuk melakukan pembaharuan di semua institusi penegak
hukum seperti kepolisian, kejaksaan dan Mahkamah Agung dengan seluruh bagian-bagian
dan unit-unitnya. Selain itu, mengubah fungsi dan kapasitas organisasi profesi hukum
menjadi independen, bersih dan penuh kompetensi diperlukan waktu. Agar prosesnya
berjalan terarah, komprehensif, berkesinambungan dan mencapai hasil, perlu didampingi oleh
berbagai instrumen evaluasi yang mengontrol efektifitasnya. Oleh karena itu, perlu kajian-
kajian mendalam mengenai arah reformasi hukum setelah sekian waktu digulirkan dengan
pilihan-pilihan sistem hukum yang akan dibangun beserta segenap alasan fundamentalnya.
Perlu diingat bahwa hukum senantiasa tertuju pada tiga tujuan utama yaitu kepastian
hukum (yuridis), keadilan (filosofis), dan kemanfaatan atau kegunaan (sosiologis). Ketiga
tujuan hukum tersebut harus diwujudkan dalam peraturan perundang-undangan hingga
pelaksanaan dalam praktik hukum. Oleh sebab itu, maka para birokrat pemerintah dan aparat
penegak hukum harus menyadari hal itu sehingga mampu mewujudkan ketiga tujuan hukum
itu dengan baik dan sungguh-sungguh. Artinya, reformasi hukum memerlukan kepemimpinan
yang kuat dan jelas, baik pada tingkat pemerintahan maupun pada tingkat institusional.
Dalam hal ini, pemerintah perlu mengirimkan sinyal yang kuat akan komitmen bagi
terciptanya institusi penegakan hukum yang dapat dipercaya oleh masyarakat. Tantangan
utama di sini terletak pada upaya institusi penegakan hukum untuk mendapatkan kepercayaan
kembali dari masyarakat. Perbaikan keadaan fundamental melalui reformasi hukum yang
konsisten setidaknya akan mengajak bangsa Indonesia untuk kembali memiliki rasa
kebangsaan menjunjung nilai Pancasila yang tercermin dalam sikap kebhinekaan,
kekeluargaan, kesantunan, toleransi, keterbukaan, dan rasa kemanusiaan, mempertahankan
sistem demokrasi berasas hukum dan menghormati berbagai persyaratan untuk hidup
bermartabat karena seperti itulah sesungguhnya jati diri bangsa Indonesia.
Teruntuk rakyat Indonesia hormati hukum Indonesia dengan memberikan dukungan
kepada pemerintah agar dapat mengusung dan menegakkan hukum di Indonesia dengan baik
dan seadil-adilnya. Tanamkan jiwa Pancasila agar meminimalisir pelanggaran terhadap
peraturan yang ada. Kesadaran terhadap perdamaian perlu dijunjung demi terciptanya
kebhinnekaan tanpa melihat ras, suku dan agama yang akan mencapai Indonesia Jaya.

Anda mungkin juga menyukai