Disusun oleh:
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2017
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................
1.2 Tujuan Penulisan...............................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sistem Politik....................................................................................
2.2 Peran dan Tanggung Jawab Pemerintah Dalam Bidang Kesehatan..
2.3 Peran Perawat Dalam Bidang Ekonomi dan Politik..........................
2.4 Ruang Lingkup Perawat Dalam Bidang Politik................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Politik adalah
1.3 Tujuan
a. Mengetahui Tentang Sistem Politik
b. Mengetahui Peran Pemerintah dalam Bidang Kesehatan
c. Mengetahui Peran Perawat dalam Bidang Ekonomi dan Politik
d. Mengetahui Ruang Lingkup Perawat dalam Bidang Ekonomi dan Politik
BAB II
PEMBAHASAN
Pemerintah adalah sebagai penanggung jawab semua pembangunan. Oleh sebab itu, di
sektor kesehatan pemerintah juga bertanggung jawab dalam merencanakan, mengatur,
menyelenggarakan, membina, dan mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan yang
merata dan terjangkau oleh masyarakat. Menurut UU No. 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik, kesehatan termasuk dalam lingkup pelayanan publik. Oleh sebab itu,
khusus pada pelayanan publik ini kewajiban dan tanggung jawab pemerintah adalah
terjaminnya:
a. Ketersediaan Iingkungan, tatanan, fasilitas kesehatan baik fisik maupun sosial bagi
masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
b. Ketersediaan sumber daya di bidang kesehatan yang adil dan merata bagi seluruh
masyarakat untuk memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
c. Ketersediaan akses terhadap informasi, edukasi, dan fasilitas pelayanan kesehatan
untuk meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
d. Pemberdayaan dan mendorong peran aktif masyarakat dalam segala bentuk upaya
kesehatan.
e. Ketersediaan segala bentuk upaya kesehatan yang bermutu, aman, efisien, dan
terjangkau.
f. Pelaksanaan jaminan kesehatan masyarakat melalui sistem jaminan sosial nasional
bagi upaya kesehatan perorangan. Pelaksanaan sistem jaminan sosial yang dimaksud
ini dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. Bidang Politik
Menurut sejarah, keterlibatan perawat dalam politik terbatas. Walaupun secara individu,
seperti florence nightingale, lilian wald, margaret sanger, dan lavinia dock telah
mempengaruhi dalam pembuatan keputusan dibidang seperti sanitasi, nutrisi, dan
keluarga berencana, keluarga kurang dihargai sebagai kelompok (Hall- Long, 1995).
Akan tetapi gerakan wanita telah memberikan inspirasi pada perawat masalah perawatan
kesehatan. Selain itu dengan banyaknya lulusan berpendidikan tinggi masuk sebagai
anggota profesi, mereka membawa keperawatan kedalam aktivitas dan kegiatan di
kampus universitas.
Dahulu, perawat merasa tidak nyaman dengan politik karena mayoritas perawat
adalah wanita dan politik merupakan dominasi laki-laki. Perawat juga tidak menyadari
preseden historis yang ditetap oleh perawat dalam arena politik, dan karena mereka tidak
pada secara politik, perawt kurang mendapatkan pendidikan politik untuk memenangkan
kompetensi dalam berpolitik (Mason dan Talbott, 1995; mason, 1990). Keterlibatan
perawat dalam politik mendapatkan perhatian yang lebih besar dalam kurikulum
keperawatan, organisai profesional dan tempat perawatan kesehatan (stanhope dan
belcher, 1993). Organisasi keperawatan telah memperkerjakan seseorang yang mampu
melobi untuk mendorong terbentuknya legislasi negara bagian dan U.S Congress untuk
meningkatkan kualitas perawatan kesehatan. Kalisch dan kalisch (1982) menuliskan
bahwa ANA “ bekerja untuk meningkatkan standar kesehatan dan ketersediaan pelayanan
perawatan kesehatan bagi semua orang; mendorong standar keperawatan yang tinggi,
menstimulasi dan meningkatkan pengembangan perawat profesional dan meningkatkan
kesejahteraan ekonomi dan umum. Tujuan ini tidak dibatasai oleh pertimbangan
kenegaraan, ras, keturunan, gaya hidup, warna kulit, seks dan usia.. “
Selain itu, perawat secara individu dapat mempengaruhi keputusan politik pada
semua tingkat pemerintahan dan organisasi keperawatan menggabungkan semua upaya
seperti nursing’s Agenda for health care reform (Tri-council, 1991) akan secara kritis
menerapkan pengaruh perawat dalam proses politik sedini mungkin (Hall-long, 1995).
Strategi spesifik mencakup pengintegrasian peraturan publik kedalam kurikulum
keperawatan, sosialisai dini dan berpartisipasi dalam organisai profesi, memperluas
lingkungan tempat praktik klinik, dan menjalankan tempat pelayan kesehatan di
masyarakat. Jika perawat menjadi mahasiswa yang serius dalam memperhatikan
kebutuhan sosial, menjadi aktivis dalam mempengaruhi peraturan untuk memenuhi
kebutuhan dan menjadi kontributor waktu dan uang yang terbuka bagi keperawatan dan
organisasi mereka dan menjadi kandidat untuk bekerja bagi asuahan kesehatan yang baik
secar universsal, maka masa depan akan menjadi cemerlang.
Ada banyak hal yang dapat dilakukan seorang perawat dalam berperan secara aktif
maupun pasif dalam dunia politik. Mulai dari kemampuan yang harus dimiliki dalam
bidang politik hingga talenta yang harus dimiliki mengenai “Sense of Politic”. Dalam
wilkipedia Indonesia disebutkan bahwa seseorang dapat mengikuti dan berhak menjadi
insane politik dengan mengikuti suatu partai politik , mengikuti ormas atau LSM
(Lembaga Swadaya Masyarakat). Maka dari hal tersebut seseorang berkewajiban untuk
melakukan hak dan kewajibannya sebagai insan politik guna melakukan perilaku politik
yang telah disusun secara baik oleh UUD dan perundangan hukum yang berlaku.
Dari hal tersebut, perawat yang merupakan bagian dari insan perpolitikan di
Indonesia juga berhak dan berkewajiban ikut serta dan mengambil sebuah kekuasaan
demi terwujudnya regulasi profesi keperawatan yang nyata. Dari hal tersebut juga terlihat
bahwa perawat dapat memperjuangkan banyak hal terkait dengan umat maupun nasib
perawat itu sendiri.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSAKA
https://staff.blog.ui.ac.id/wiku-a/files/2009/10/microsoft-powerpoint-politik-kebijakan-
kesehatan-s-2-2009.pdf Diakses pada tanggal 1 pukul 09. 04