Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok Etika Humaniora 2

Disusun oleh:

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2017
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................
1.2 Tujuan Penulisan...............................................................................

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sistem Politik....................................................................................
2.2 Peran dan Tanggung Jawab Pemerintah Dalam Bidang Kesehatan..
2.3 Peran Perawat Dalam Bidang Ekonomi dan Politik..........................
2.4 Ruang Lingkup Perawat Dalam Bidang Politik................................

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan........................................................................................
3.2 Saran..................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA............................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Politik adalah

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa yang dimaksud sistem politik ?
b. Bagaimana Peran Pemerintah dalam Bidang Kesehatan ?
c. Bagaimana Peran Perawat dalam Bidang Ekonomi dan Politik ?
d. Bagaimana Ruang Lingkup Perawat dalam Bidang Ekonomi dan Politik ?

1.3 Tujuan
a. Mengetahui Tentang Sistem Politik
b. Mengetahui Peran Pemerintah dalam Bidang Kesehatan
c. Mengetahui Peran Perawat dalam Bidang Ekonomi dan Politik
d. Mengetahui Ruang Lingkup Perawat dalam Bidang Ekonomi dan Politik
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sistem Politik


Sistem Politik adalah suatu dugaan abstrak dari kekuatan – kekuatan yang berbenturan
antara Negara dan pemerintah, sedangkan menurut Easton 1965 (Walt, 1994) : sistem politik
merupakan satu kesatuan tentang institusi dan proses yang terlibat yang disebut wewenang
alokasi nilai masyarakat
Sistem politik terdiri dari sektor swasta (kelompok kesehatan seperti asuransi kesehatan
atau perusahaan jaminan social, organisasi professional, rumah sakit swasta, ndustry
farmasi), partai politik dan individu pemberi suara.
a. Sifat- sifat politik kesehatan
 Distrubusi Tidak Merata
Kesehatan adalah politik, karena sama seperti sumber yang lain atau komoditas
dibawah sistem ekonomi neoliberalisme.
 Penentu kesehatan
Kesehatan sebagai politik karena determinan sosial biasanya mudah
diterima dan intervensi politik bergantung pada tindakan politik.
 Organisasi
Kesehatan adalah politik karena kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan
kebutuhan kesehatan melalui upaya masyarakat yang terorganisir.
 Kewarganegaraan
Kesehatan adalah politik hak terhadap standar kehidupan yang layak untuk kesehatan
dan kesejahteraan harus menjadi aspek kewargenegaraan dan hak asasi manusia.
 Globalisasi
Kesehatan adalah politik tentang krisis global cukup kompleks yang berdampak pada
kesehatan dan kematian yang harus dicegah

2.2 Peran dan Tanggung Jawab Pemerintah dalam Bidang Kesehatan


a. Peran pemerintah
Pemerintahan negara maju dan negara berkembang, mempunyai lembaga pusat yang
mengatur bidang kesehatan masyarakat seperti:
1. Penyediaan air bersih dan aman
2. Pengamanan makanan
3. Pengendalian dan pemberantasan penyakit menular
4. Bahaya dan pencegahan kecelakaan (sabuk pengaman, helm, membatasi kecepatan)
dan keselamatan di tempat kerja.
5. Industri yang berhubungan dengan farmasi, penyalur lisensi, produksi, pemberian
label, pengujian, hak paten produksi.
Pemerintah banyak terlibat juga dalam pelatihan untuk para pekerja di bidang kesehatan,
mulai dari dokter -dokter di universitas hingga para professional di sekolah kesehatan.
Pemerintah membuat kebijakan untuk mendorong lulusan profesional agar berlatih di
wilayah pedesaan.

b. Tanggung Jawab Pemerintah

Pemerintah adalah sebagai penanggung jawab semua pembangunan. Oleh sebab itu, di
sektor kesehatan pemerintah juga bertanggung jawab dalam merencanakan, mengatur,
menyelenggarakan, membina, dan mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan yang
merata dan terjangkau oleh masyarakat. Menurut UU No. 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik, kesehatan termasuk dalam lingkup pelayanan publik. Oleh sebab itu,
khusus pada pelayanan publik ini kewajiban dan tanggung jawab pemerintah adalah
terjaminnya:

a. Ketersediaan Iingkungan, tatanan, fasilitas kesehatan baik fisik maupun sosial bagi
masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
b. Ketersediaan sumber daya di bidang kesehatan yang adil dan merata bagi seluruh
masyarakat untuk memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
c. Ketersediaan akses terhadap informasi, edukasi, dan fasilitas pelayanan kesehatan
untuk meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
d. Pemberdayaan dan mendorong peran aktif masyarakat dalam segala bentuk upaya
kesehatan.
e. Ketersediaan segala bentuk upaya kesehatan yang bermutu, aman, efisien, dan
terjangkau.
f. Pelaksanaan jaminan kesehatan masyarakat melalui sistem jaminan sosial nasional
bagi upaya kesehatan perorangan. Pelaksanaan sistem jaminan sosial yang dimaksud
ini dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

2.3 Peran perawat dalam bidang ekonomi dan politik


a. Bidang Ekonomi

b. Bidang Politik
Menurut sejarah, keterlibatan perawat dalam politik terbatas. Walaupun secara individu,
seperti florence nightingale, lilian wald, margaret sanger, dan lavinia dock telah
mempengaruhi dalam pembuatan keputusan dibidang seperti sanitasi, nutrisi, dan
keluarga berencana, keluarga kurang dihargai sebagai kelompok (Hall- Long, 1995).
Akan tetapi gerakan wanita telah memberikan inspirasi pada perawat masalah perawatan
kesehatan. Selain itu dengan banyaknya lulusan berpendidikan tinggi masuk sebagai
anggota profesi, mereka membawa keperawatan kedalam aktivitas dan kegiatan di
kampus universitas.
Dahulu, perawat merasa tidak nyaman dengan politik karena mayoritas perawat
adalah wanita dan politik merupakan dominasi laki-laki. Perawat juga tidak menyadari
preseden historis yang ditetap oleh perawat dalam arena politik, dan karena mereka tidak
pada secara politik, perawt kurang mendapatkan pendidikan politik untuk memenangkan
kompetensi dalam berpolitik (Mason dan Talbott, 1995; mason, 1990). Keterlibatan
perawat dalam politik mendapatkan perhatian yang lebih besar dalam kurikulum
keperawatan, organisai profesional dan tempat perawatan kesehatan (stanhope dan
belcher, 1993). Organisasi keperawatan telah memperkerjakan seseorang yang mampu
melobi untuk mendorong terbentuknya legislasi negara bagian dan U.S Congress untuk
meningkatkan kualitas perawatan kesehatan. Kalisch dan kalisch (1982) menuliskan
bahwa ANA “ bekerja untuk meningkatkan standar kesehatan dan ketersediaan pelayanan
perawatan kesehatan bagi semua orang; mendorong standar keperawatan yang tinggi,
menstimulasi dan meningkatkan pengembangan perawat profesional dan meningkatkan
kesejahteraan ekonomi dan umum. Tujuan ini tidak dibatasai oleh pertimbangan
kenegaraan, ras, keturunan, gaya hidup, warna kulit, seks dan usia.. “

Selain itu, perawat secara individu dapat mempengaruhi keputusan politik pada
semua tingkat pemerintahan dan organisasi keperawatan menggabungkan semua upaya
seperti nursing’s Agenda for health care reform (Tri-council, 1991) akan secara kritis
menerapkan pengaruh perawat dalam proses politik sedini mungkin (Hall-long, 1995).
Strategi spesifik mencakup pengintegrasian peraturan publik kedalam kurikulum
keperawatan, sosialisai dini dan berpartisipasi dalam organisai profesi, memperluas
lingkungan tempat praktik klinik, dan menjalankan tempat pelayan kesehatan di
masyarakat. Jika perawat menjadi mahasiswa yang serius dalam memperhatikan
kebutuhan sosial, menjadi aktivis dalam mempengaruhi peraturan untuk memenuhi
kebutuhan dan menjadi kontributor waktu dan uang yang terbuka bagi keperawatan dan
organisasi mereka dan menjadi kandidat untuk bekerja bagi asuahan kesehatan yang baik
secar universsal, maka masa depan akan menjadi cemerlang.

Ada banyak hal yang dapat dilakukan seorang perawat dalam berperan secara aktif
maupun pasif dalam dunia politik. Mulai dari kemampuan yang harus dimiliki dalam
bidang politik hingga talenta yang harus dimiliki mengenai “Sense of Politic”. Dalam
wilkipedia Indonesia disebutkan bahwa seseorang dapat mengikuti dan berhak menjadi
insane politik dengan mengikuti suatu partai politik , mengikuti ormas atau LSM
(Lembaga Swadaya Masyarakat). Maka dari hal tersebut seseorang berkewajiban untuk
melakukan hak dan kewajibannya sebagai insan politik guna melakukan perilaku politik
yang telah disusun secara baik oleh UUD dan perundangan hukum yang berlaku.

Dari hal tersebut, perawat yang merupakan bagian dari insan perpolitikan di
Indonesia juga berhak dan berkewajiban ikut serta dan mengambil sebuah kekuasaan
demi terwujudnya regulasi profesi keperawatan yang nyata. Dari hal tersebut juga terlihat
bahwa perawat dapat memperjuangkan banyak hal terkait dengan umat maupun nasib
perawat itu sendiri.

2.4 Ruang Lingkup perawat dalam bidang Politik


Lingkup keberadaaan perawat di dalam area politik tidak hanya terbatas pada
kepentingan perawat itu sendiri seperti menciptakan iklim yang kondusif bagi keperawatan
terutama mendapatkan legitimasi masyarakat dalam upaya mendukung usaha-usaha
memberikan asuhan keperawatan, tapi juga bagaimana suatu regulasi/undang-undang di
keperawatan itu bisa tercipta.
Ada banyak hal yang dapat dilakukan seorang perawat dalam berperan secara active
maupun passive dalam dunia politik. Mulai dari kemampuan yang harus dimiliki bidang
politik hingga talenta yang harus di miliki mengenai sense of politic.Dalam wikipedia
Indonesia disebutkan bahwa seseorang dapat mengikuti dan berhak menjadi insan politik
dengan mengikuti suatu partai politik atau parpol, mengikuti ormas atau organisasi
masyarakat atau LSM (lembaga swadaya masyarakat). Maka dari hal tersebut seseorang
berkewajiban untuk melakukan hak dan kewajibannya sebagai insan politik guna melakukan
perilaku politik yang telah disusun secara baik oleh undang-undang dasar dan perundangan
hukum yang berlaku.
Dari hal tersebut, perawat yang merupakan bagian dari insan perpolitikan di Indonesia
juga berhak dan berkewajiban ikut serta dan mengambil sebuah kekuasaan demi terwujudnya
regulasi profesi keperawatan yang nyata. Dari hal tersebut juga terlihat bahwa perawat dapat
memperjuangkan banyak hal terkait dengan umat maupun nasib perawat itu sendiri.
Pengalaman perawat menghadapi kenyataan hubungan kekuasaan(politik) bisa juga
diterapkan dalam bekerja dengan pasien dan dokter,berarti bahwa mereka mengetahui bahwa
etika harus dilakukan dengan kekuasaan dan pembagian kekuasaan dalam hubungan
langsung antar pribadi.
Bagaimanapun, tantangan adalah untuk memahami sifat alami hubungan kekuasaan dan
etika pembagian kekuasaan, dalam mengajar, dalam management, dalam pendidikan
kesehatan dan riset, dalam mempengaruhi sumber daya, dan dalam politik kesehatan local
dan nasional. Perawat tidak hanya belajar merawat pasien, tetapi juga meningkatkan
kesejahteraan pasien secara umum. Ini berarti memperhatikan standard dan management
pelayanan, kemampuan staff, efisiensi dan efektifitas prosedur yang digunakan, peningkatan
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit, dan kesehatan masyarakat. 
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran
DAFTAR PUSAKA

https://staff.blog.ui.ac.id/wiku-a/files/2009/10/microsoft-powerpoint-politik-kebijakan-
kesehatan-s-2-2009.pdf Diakses pada tanggal 1 pukul 09. 04

Potter & perry (2005),Fundamental keperawatan konsep,proses dan praktek edisi 4.


EGC: Jakarta Diakses pada tanggal 1 Pukul 09.10

Miriam Budiardjo,Miriam B dkk (1978).Dasar-dasar ilmu politik.Gramedia Pustaka : Jakarta.


Diakses pada tanggal 1 pukul 09. 10

http://www.sangkoeno.com/2016/03/tanggung-jawab-pemerintah-di-bidang.html Diakses pada


tanggal 1 pukul 09.15

M.Muhammad.Siswanto. (2009) Trend Dan Perkembangan Pelayanan Keperawatan Dalam


Persaingan Global.Dalam Simposium Nasional Keperawatan Universitas Airlangga. Diakses
pada tanggal 1 pukul 12.21

Anda mungkin juga menyukai