Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENGORGANISASIAN dan PENGEMBANGAN MASYARAKAT


“Primary Health Care dan Penerapannya di Masyarakat”

OLEH
KELOMPOK XI
KELAS : III/ A1

Ovaria Suwandi 1711216003


Elsi Vira 1711216004
Desi Hanriani 1711216012
Fauzia H 1711216016
Perawati H 1711216017
Rini Susanti 1711216036
Winda Novera 1711216058
Anggra Agustia Putra 1711216059

UNIVERSITAS ANDALAS PADANG


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah mamberikan
rahmat dan karuniaNya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
Makalah Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat “Primary Health Care
dan Penerapannya di Masyarakat”.
Adapun tujuan disusunnya makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas yang
diberikan oleh dosen mata kuliah, selain itu untuk menambah wawasan ilmu
pengetahuan tentang Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat “Primary
Health Care dan Penerapannya di Masyarakat”. Tak lupa pula kami ucapkan
terimakasih kepada dosen yang telah membimbing dan membantu dalam
menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab
itu kritik dan saran dari para pembaca sangat dibutuhkan demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah kecil ini dapat memberikan manfaat yang besar
bagi kita semua. Akhir kata kami ucapkan terima kasih.

Padang, Agustus 2017

Kelompok XI
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 2
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 3
1.3.1 Tujuan umum ..................................................................... 3
1.3.2 Tujuan khusus .................................................................... 3

BAB II ISI
2.1 Aspek – Aspek PPM ...................................................................... 4
2.2 Langkah – Langkah PPM .............................................................. 5
2.3 Partisi dan Kemandirian PPM ....................................................... 8

BAB III KESIMPULAN ............................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebelum Deklarasi Alma Ata tahun 1978 tentang Perawatan Kesehatan

Utama (PHC), Indonesia telah mengembangkan berbagai bentuk Puskesmas di

beberapa daerah. Berdasarkan penelitian pada tahun 1976 diketahui bahwa 200

masyarakat kegiatan kesehatan berbasis (CBHA) telah diterapkan dan

dilaksanakan dalam masyarakat

Seiring waktu, Puskesmas telah berkembang pesat dalam berbagai bentuk

CBHA dan salah satu dari itu dicatat sebagai Posyandu (Pos Pelayanan

Terpadu). Aktivitas itu meliputi lima program utama, yaitu keluarga perencanaan,

kesehatan ibu dan anak, perbaikan gizi, imunisasi dan diare pencegahan. Selain

Posyandu, ada rumah sakit bersalin desa (VMH) yang dikelola oleh bidan desa

sebagai cara untuk membuat kesehatan ibu dan anak dekat dengan masyarakat

jasa

CBHA dapat tumbuh secara progresif karena didukung oleh pusat

kesehatan. Namun, CBHA pergi ke penurunan ketika krisis moneter pada tahun

1997 meledak yang mengakibatkan multi-dimensi krisis. Krisis menciptakan

reformasi total dalam banyak aspek, termasuk di sektor kesehatan. Meskipun

penting, desentralisasi menguasai aspek yang paling pembangunan, Termasuk

sektor kesehatan. Ini telah benar-benar mengubah model perencanaan, yang

sebelumnya adalah sentralisasi menjadi tergantung pada masing-masing

kabupaten. Ini memiliki implikasi pada prioritas pengaturan masing-masing

kabupaten. Banyak perhatian lebih pada pemerintah daerah aspek kuratif daripada
promotif dan tindakan pencegahan. Setelah euforia demokrasi berakhir, semua

sektor termasuk kesehatan mulai menghidupkan kembali dan merevisi prioritas

mereka untuk skala yang lebih baik. Pada tingkat visi misi pusat dan nilai-nilai

Depkes dirumuskan dan dijelaskan ke 4 strategi utama yaitu:

1. Untuk mengaktifkan dan memberdayakan masyarakat hidup sehat

2. Untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan

berkualitas

3. Untuk meningkatkan sistem informasi surveilans, monitoring dan

kesehatan

4. Untuk meningkatkan pembiayaan kesehatan

Semua strategi di atas terkait dengan Primary Health Care, dua yang pertama

pada nomor 1 dan 2 erat terkait dengan perawatan kesehatan primer. Hal itu

menunjukkan peran pentingnya Primary Health Care dalam pembangunan

kesehatan di Indonesia.

Berdasarkan latar belakang di atas maka kami melaksanakan Small Group

Discussion dan merangkumnya pada makalah ini yaitu mengenai “Primary Health

Care dan Penerapannya di Masyarakat” pada mata kuliah Pengorganisasian dan

Pengembangan Masyarakat Semester Ganjil Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat,

Fakultas Kesehatan Masyarakat Tahun 2017.

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian diatas maka yang menjadi rumusan masalah adalah :

1.2.1 Pengertian Primary Health Care,

1.2.2 Konsep Primary Health Care dan Penerapannya di Masyarakat


1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui segala hal yang berhubungan dengan Primary

Health Care dan Penerapannya di Masyarakat

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Diketahuinya pengertian Primary Health Care,

1.3.2.2 Diketahuinya Konsep Primary Health Care dan

Penerapannya di Masyarakat
BAB II
ISI

2.1 Pengertian Primary Health Care

Pengertian Primary Health Care, menurut deklarasi Alma Alta 1978, adalah

sebagai berikut:

 “Primary Health Care is essential health care, based on practical,

scientifically sound socially acceptable methods and technology made

universally accessible to individuals and families in the community,

through their full participation and at a cost that the community and

the country can afford to maintain at every stage of their development,

in the spirit of self reliance and self determination”

 “It forms and integral part both of the country’s health system, of

which it is the central function and its main focus, and of the overall

social and economic development of the community. It is the first level

of contact of individuals, the family and community with the national

health system bringing health care as close as possible to where

people live and work, and constitutes the first element of a continuing

health care process”.

Primary Health Care (PHC) adalah pelayanan kesehatan pokok yang

berdasarkan kepada metode dan teknologi praktis, ilmiah dan sosial yang dapat

diterima secara umum baik oleh individu maupun keluarga dalam masyarakat

melalui partisipasi mereka sepenuhnya, serta dengan biaya yang dapat terjangkau

oleh masyarakat dan negara untuk memelihara setiap tingkat perkembangan


mereka dalam semangat untuk hidup mandiri (self reliance) dan menentukan

nasib sendiri (self determination).

Primary Health Care :

1. Menggambarkan keadaan social ekonomi, budaya dan politik

masyarakat dan berdasarkan penerapan hasil penelitian kesehatan-

sosial-biomedis dan pelayanan kesehatan masyarakat.

2. Ditujukan untuk mengatasi masalah utama kesehatan masyarakat

dengan upaya preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif.

3. Minimal mencakup: penyuluhan tentang masalah kesehatan utama dan

cara pencegahan dan pengendaliannya, penyediaan makanan dan

peningkatan gizi, penyediaan sanitasi dasar dan air bersih, pembinaan

kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana, imunisasi

terhadap penyakit menular utama dan penyegahan penyakit endemic,

pengobatan penyakit umum dan cedera serta penediaan obat esensial.

4. Melibatkan dan meningkatkan kerjasama lintas sector dan aspek-aspek

pembangunan nasional dan masyarakat di samping sector kesehatan,

terutama pertanian, peternakan, industri makanan, pendidikan,

penerangan, agama, perumahan, pekerjaan umum, perhubungan dan

sebagainya.

5. Membutuhkan sekaligus meningkatkan kepercayaan diri serta

masyarakat dalam perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan

pengendalian PHC serta penggunaan sumberdaya yang ada.

6. Ditunjang oleh system rujukan upaya kesehatan secara terpadu

fungsional dan timbal balik guna memberikan pelayanan secara


menyeluruh, dengan memprioritaskan golongan masyarakat yang

paling membutuhkan.

7. Didukung oleh tenaga kesehatan professional dan masyarakat,

termasuk tenaga kesehatan tradisonal yang terlatih di bidang teknis dan

social untuk bekerja sebagai tim kesehatan yang mampu bekerja

bersama masyarakat dan membangunkan peran serta masyarakat.

Dengan demikian, pelayanan kesehatan primer (PHC) merupakan pelayanan

kesehatan essensial yang dibuat dan bisa terjangkau secara universal oleh individu

dan keluarga di masyarakat. Fokus dari pelayanan kesehatan primer luas

jangkauannya dan merangkum berbagai aspek masyarakat dan kebutuhan

kesehatan. PHC merupakan pola penyajian pelayanan kesehatan dimana

konsumen pelayanan kesehatan menjadi mitra dengan profesi dan ikut seerta

mencapai tujuan umum kesehatan yang lebih baik.

2.2 Konsep Primary Health Care dan Penerapannya di Masyarakat

2.2.1 Perkembangan Konsep Primary Health Care (PHC)

PHC merupakan hasil pengkajian, pemikiran, pengalaman dalam

pembangunan kesehatan dibanyak negara yang diawali dengan kampanye

masal pada tahun 1950-an dalam pemberantasan penyakit menular, karena

pada waktu itu banyak negara tidak mampu mengatasi dan menaggulangi

wabah penyakit TBC, Campak, Diare dan sebagainya.

Pada tahun 1960 teknologi Kuratif dan Preventif dalam struktur

pelayanan kesehatan telah mengalami kemajuan. Sehingga timbulah

pemikiran untuk mengembangkan konsep ”Upaya Dasar Kesehatan ”.


Pada tahun 1972/ 1973, WHO mengadakan studi dan mengungkapkan

bahwa banyak negara tidak puas atas sistem kesehatan yang dijalankan

dan banyak isu tentang kurangnya pemerataan pelayanan kesehatan di

daerah – daerah pedesaan. Akhirnya pada tahun 1977 dalam Sidang

Kesehatan Sedunia (World Health Essembly) dihasilkan kesepakatan

”Health For All by The Year 2000 atau Kesehatan Bagi Semua Tahun

2000, dengan Sasaran Semesta Utamanya adalah : ”Tercapainya Derajat

Kesehatan yang Memungkinkan Setiap Orang Hidup Produktif Baik

Secara Soial Maupun Ekonomi”.

Sebagai tindak lanjut, pada tahun 1978 Konferensi Alma Ata

menetapkan ”Primary Health Care” (PHC) sebagai Strategi Global atau

Pendekatan untuk mencapai ”Health For All by The Year 2000” (HFA

2000) atau Kesehatan Bagi Semua Tahun 2000 (KBS 2000).

2.2.2 Prinsip Primary Health Care (PHC)

Pada tahun 1978, dalam konferensi Alma Ata ditetapkan prinsip-

prinsip PHC sebagai pendekatan atau strategi global guna mencapai

kesehatan bagi semua. Lima prinsip PHC sebagai berikut :

a. Pemerataan upaya kesehatan

Distribusi perawatan kesehatan menurut prinsip ini yaitu perawatan

primer dan layanan lainnya untuk memenuhi masalah kesehatan

utama dalam masyarakat harus diberikan sama bagi semua individu

tanpa memandang jenis kelamin, usia, kasta, warna, lokasi

perkotaan atau pedesaan dan kelas sosial.


b. Penekanan pada upaya preventif

Upaya preventif adalah upaya kesehatan yang meliputi segala

usaha, pekerjaan dan kegiatan memelihara dan meningkatkan

derajat kesehatan dengan peran serta individu agar berprilaku sehat

serta mencegah berjangkitnya penyakit.

c. Penggunaan teknologi tepat guna dalam upaya kesehatan

Teknologi medis harus disediakan yang dapat diakses, terjangkau,

layak dan diterima budaya masyarakat (misalnya penggunaan

kulkas untuk vaksin cold storage).

d. Peran serta masyarakat dalam semangat kemandirian

Peran serta atau partisipasi masyarakat untuk membuat

penggunaan maksimal dari lokal, nasional dan sumber daya yang

tersedia lainnya. Partisipasi masyarakat adalah proses di mana

individu dan keluarga bertanggung jawab atas kesehatan mereka

sendiri dan orang-orang di sekitar mereka dan mengembangkan

kapasitas untuk berkontribusi dalam pembangunan masyarakat.

Partisipasi bisa dalam bidang identifikasi kebutuhan atau selama

pelaksanaan.

Masyarakat perlu berpartisipasi di desa, lingkungan, kabupaten

atau tingkat pemerintah daerah. Partisipasi lebih mudah di tingkat

lingkungan atau desa karena masalah heterogenitas yang minim.

e. Kerjasama lintas sektoral dalam membangun kesehatan

Pengakuan bahwa kesehatan tidak dapat diperbaiki oleh intervensi

hanya dalam sektor kesehatan formal; sektor lain yang sama


pentingnya dalam mempromosikan kesehatan dan kemandirian

masyarakat. Sektor-sektor ini mencakup, sekurang-kurangnya:

pertanian (misalnya keamanan makanan), pendidikan, komunikasi

(misalnya menyangkut masalah kesehatan yang berlaku dan

metode pencegahan dan pengontrolan mereka); perumahan;

pekerjaan umum (misalnya menjamin pasokan yang cukup dari air

bersih dan sanitasi dasar) ; pembangunan perdesaan; industri;

organisasi masyarakat (termasuk pemerintah daerah , organisasi-

organisasi sukarela , dll).

2.2.3 Unsur Utama Primary Health Care (PHC)

Tiga unsur utama yang terkandung dalam PHC adalah sebagai berikut :

a. Mencakup upaya – upaya dasar kesehatan

b. Melibatkan peran serta masyarakat

c. Melibatkan kerjasama lintas sektoral

2.2.4 Tujuan Primary Health Care (PHC)

a. Tujuan Umum

Mencoba menemukan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan

yang diselenggarakan, sehingga akan dicapai tingkat epuasan pada

masyarakat yang menerima pelayanan.

b. Tujuan Khusus :

1) Pelayanan harus mencapai keseluruhan penduduk yang dilayanai

2) Pelayanan harus dapat diterima oleh penduduk yang dilayani


3) Pelayanan harus berdasarkan kebutuhan medis dari populasi yang

dilayani

4) Pelayanan harus secara maksimum menggunkan tenaga dan

sumber – sumber daya lain dalam memenuhi kebutuhan

masyarakat.

2.2.5 Fungsi Primary Health Care (PHC)

PHC hendaknya memenuhi fungsi – fungsi sebagai berikut :

a. Pemeliharaan Kesehatan

b. Pencegahan Penyakit

c. Diagnosis dan Pengobatan

d. Pelayanan Tindak lanjut

e. Pemberian Sertifikat

2.2.6 Elemen – Elemen Primary Health Care (PHC)

Dalam pelaksanaan PHC harus memiliki 8 elemen essensial yaitu :

a. Pendidikan mengenai masalah kesehatan dan cara pencegahan

penyakit serta pengendaliannya

b. Peningkatan penyedediaan makanan dan perbaikan gizi

c. Penyediaan air bersih dan sanitasi dasar

d. Kesehatan Ibu dan Anak termasuk KB

e. Imunisasi terhadap penyakit-penyakit infeksi utama

f. Pencegahan dan pengendalian penyakit endemic setempat

g. Pengobatan penyakit umum dan ruda paksa

h. Penyediaan obat-obat essensial


2.2.7 Ciri - Ciri Primary Health Care (PHC)

Adapun ciri-ciri PHC adalah sebagai berikut :

a. Pelayanan yang utama dan intim dengan masyarakat

b. Pelayanan yang menyeluruh

c. Pelayanan yang terorganisasi

d. Pelayanan yang mementingkan kesehatan individu maupun masyarakat

e. Pelayanan yang berkesinambungan

f. Pelayanan yang progresif

g. Pelayanan yang berorientasi kepada keluarga

h. Pelayanan yang tidak berpandangan kepada salah satu aspek saja

2.2.8 Tanggung Jawab Tenaga Kesehatan dalam Primary Health Care (PHC)

Tanggung jawab tenaga kesehatan dalam PHC lebih dititik beratkan

kepada hal-hal sebagai berikut :

a. Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengembangan dan

implementasi pelayanan kesehatan dan program pendidikan kesehatan

b. Kerjasama dengan masyarakat, keluarga, dan individu

c. Mengajarkan konsep kesehatan dasar dan teknik asuhan diri sendiri

pada masyarakat

d. Memberikan bimbingan dan dukungan kepada petugas pelayanan

kesehatan dan kepada masyarakat

e. Koordinasi kegiatan pengembangan kesehatan masyarakat.


BAB III
KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil pembahasan makalah ini antara lain :

Pengorganisasian masyarakat adalah pekerjaan yang terjadi pada

pengaturan local untuk memberdayakan individu, membangun hubungan, dan

membuat tindakan untuk perubahan social. Masyarakat adalah sekumpulan

individu yang tinggal di suatu wilayah dengan batasan tertentu dan saling

berinteraksi Aspek aspek masyarakat terdiri dari proses pengorganisasian,

masyarakat, dan tugas yang diemban masyarakat.

Pengembangan masyarakat adalah proses perubahan sosial berencana

dilokalitas tertentu, dimana sasaran pengembangan masyarakat adalah perbaikan

dan peningkatan bidang ekonomi, teknologi, bahkan sosial dan politik sebagai

upaya memenuhi kebutuhan masyarakat sepanjang mampu dilakukan oleh

masyarakat itu sendiri.

Pranarka & Vidhyandika (1996) menjelaskan bahwa ”proses

pemberdayaan mengandung dua kecenderungan. Pertama, proses pemberdayaan

yang menekankan pada proses memberikan atau mengalihkan sebagian kekuatan,

kekuasaan atau kemampuan kepada masyarakat agar individu lebih berdaya.

Kecenderungan pertama tersebut disebut kecenderungan primer dari makna

pemberdayaan. Sedangkan kecenderungan kedua atau kecenderungan sekunder

menekankan pada proses menstimulasi, mendorong atau memotivasi agar

mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan apa yang menjadi

pilihan hidupnya
DAFTAR PUSTAKA

Ferry Efendy dan Makhfudli. 2009. Keperawatan Komunitas: Teori dan Praktik
dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Anderson, Elizabeth T dan Judith McFarlance. 2007. Buku Ajar Keperawatan


Komunitas: Teori dan Praktik. Ed. 3. Jakarta: EGC

Daft, Richard L. (2003). Manajemen. Jakarta: Edisi 6 Buku 1 Salemba Empat.

Herujito, Yayat M. (2006). Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: Grasindo

Pangabean, Mutiara Sabarani. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bogor:


Ghalia Indonesia.

http://www.rumah.com/berita-properti/2013/7/4526/beberapa-syarat-rumah-sehat
diakses Agustus 2017

http://www.rumahsehat.net/ diakses Agustus 2017

http://www.pu.go.id/satminkal/itjen/lama/hukum/km403-02l1.pdf diakses Agustus


2017

http://www.ilmusipil.com/syarat-rumah-sehat diakses Agustus 2017

Anda mungkin juga menyukai