Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH DASAR ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Dosen : DR. Abdul Gafur, SKM, M. Kes

Disusun Oleh :

Nurul Hidayah

22.132.01.080

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

Universitas Pejuang Republik Indonesia

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah dengan
mengambil pembahasan “Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat”

Dalam pembentukan makalah ini tentu banyak hambatan-hambatan yang


penulis temukan, akan tetapi atas bantuan dan dukungan semua pihak makalah
ini dapat terselesaikan, oleh karena itu penulis ucapkan terima kasih
kepadasemua pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini
sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik.

Penulis menyadari bahawa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, hal ini
disebabkan oleh keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.

ii
DAFTAR ISI
SAMPUL........................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................................ 3

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Ilmu Kesehatan Masyarakat...................................................... 4

2.2 Defenisi Kesehatan Masyarakat............................................................. 5

2.3 Fungsi Utama dan Layanan Esensial Ilmu Kesehatan Masyarakat ........ 8

2.4 Kompetensi Utama Ahli Kesehatan Masyarakat................................... 9


2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Derajat Kesehatan Masyarakat…. 13

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ..................................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 17

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan masyarakat merupakan salah satu modal pokok dalam rangka


pertumbuhan dan kehidupan bangsa. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya bagi masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan yang
terpadu dan menyeluruh dalam bentuk upaya kesehatan masyarakat. salah satu
upaya peningkatan derajat kesehatan adalah melalui perbaikan keadaan atau
kesehatan lingkungan. Kesehatan lingkungan merupakan faktor penting dalam
kehidupan sosial kemasyarakatan, bahkan merupakan salah satu upaya penentu
atau determinan dalam kesejahteraan penduduk. Lingkungan yang sehat sangat
dibutuhkan bukan hanya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, tetapi juga
untuk kenyamanan hidup dan meningkatkan efesiensi kerja (UU,2009)
Menurut HL.Blum (1980) seorang ahli kesehatan masyarakat menyatakan
bahwa status kesehatanseseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor dominan
yaitu perilaku/gaya hidup (Life style), Faktor lingkungan (sosial, ekonomi,
politik, budaya), faktor pelayanan kesehatan (jenis cakupan dan kualitasnya) dan
faktor genetik (keturunan), di mana keempat faktor tersebut saling berinteraksi
yang mempengaruhi kesehatan perorangan dan derajat kesehatan masyarakat
(Bastaman, 2016). Lingkungan yang sehat sangat berpengaruh dalam kesehatan
masyarakat di sekitarnya. Peningkatan kesehatan lingkungan melalui upaya
peningkatan sanitasi lingkungan, baik lingkungan fisik, kimia, biologi, dan
perilaku masyarakat. Peningkatan sanitasi lingkungan dapat dilakukan dengan
cara pengendalian vektor di suatu wilayah atau menghindari kontak masyarakat
dengan vektor sehingga penularan penyakit melalui vektor dapat dicegah
(Permenkes RI No. 374/Menkes/Per/II/2010 tentang pengendalian vektor). Salah
satu penyebab penyakit adalah keberadaan tikus. Penyakit yang disebabkan oleh
tikus adalah Leptospirosis.
Kesehatan merupakan bagian penting dari kesejahteraan masyarakat.
Kesehatan juga merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia disamping
sandang, pangan dan papan. Dengan berkembangnya pelayanan kesehatan saat
sekarang ini, memahami etika kesehatan merupakan bagian darikesejahteraan
masyarakat.Memahami etika kesehatan merupakan tatanan yang dipandang
4
semakin perlu karena erika kesehatan membahas tentang tata susila dokter
dalam menjalankan profesi, khususnya yang berkaitan dengan pasien.

1.2 Rumusan Masalah


 Bagaimana sejarah ilmu kesehatan masyarakat?
 Apa defenisi kesehatan masyarakat?
 Apa saja Fungsi utama dan layanan esensial ilmu kesehatan masyarakat ?
 Apa saja kompetensi utama ahli kesehatan masyarakat?
 Apa faktor-faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat?

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Ilmu Kesehatan Masyarakat

Membicarakan kesehatan masyarakat tidak terlepas dari dua tokoh metologo


yunani, yakni Asclepius dan Higeia. Berdasarkan cerita mitos Yunani tersebut
Asclepius disebutkan sebagai seorang dokter pertama yang tampan dan pandai
meskipun tidak disebutkan sekolah atau pendidikan apa yang telah ditempuhnya
tetapi diceritakan bahwa ia telah dapat mengobati penyakit dan bahkan melakukan
bedah berdasarkan prosedur-prosedur tertentu (surgical procedure) dengan baik.

Higeia, seorang asistennya, yang kemudian diceritakan sebagai isterinya


juga telah melakukan upaya-upaya kesehatan. Beda antara Asclepius dengan
Higeia dalam pendekatan / penanganan masalah kesehatan adalah, Asclepius
melakukan pendekatan (pengobatan penyakit), setelah penyakit tersebut terjadi
pada seseorang. Sedangkan Higeia mengajarkan kepada pengikutnya dalam
pendekatan masalah kesehatan melalui “hidup seimbang”, menghindari makanan /
minuman beracun, makan makanan yang bergizi (baik), cukup istirahat dan
melakukan olahraga.

Apabila orang yang sudah jatuh sakit Higeia lebih menganjurkan melakukan
upaya-upaya secara alamiah untuk menyembuhkan penyakitnya tersebut, antara
lain lebih baik dengan memperkuat tubuhnya dengan makanan yang baik daripada
dengan pengobatan / pembedahan.
Dari cerita mitos Yunani, Asclepius dan Higeia tersebut, akhirnya muncul 2 aliran
atau pendekatan dalam menangani masalah-masalah kesehatan. Kelompok atau
aliran pertama cenderung menunggu terjadinya penyakit (setelah sakit), yang
selanjutnya disebut pendekatan kuratif (pengobatan). Kelompok ini pada umumnya
terdiri dari dokter, dokter gigi, psikiater dan praktisi-praktisi lain yang melakukan
pengobatan penyakit baik fisik, psikis, mental maupun sosial.

Sedangkan kelompok kedua, seperti halnya pendekatan Higeia, cenderung


melakukan upaya-upaya pencegahan penyakit dan meningkatkan kesehatan
(promosi) sebelum terjadinya penyakit. Kedalam kelompok ini termasuk para
6
petugas kesehatan masyarakat lulusan-lulusan sekolah atau institusi kesehatan
masyarakat dari berbagai jenjang. Dalam perkembangan selanjutnya maka seolah-
olah timbul garis pemisah antara kedua kelompok profesi, yakni pelayanan
kesehatan kuratif (curative health care) dan pelayanan pencegahan atau preventif
(preventive health care). Kedua kelompok ini dapat dilihat perbedaan pendekatan
yang dilakukan antara lain sebagai berikut :

Pertama, pendekatan kuratif pada umumnya dilakukan terhadap sasaran


secara individual, kontak terhadap sasaran (pasien) pada umumnya hanya sekali
saja. Jarak antara petugas kesehatan (dokter, drg, dan sebagainya) dengan pasien
atau sasaran cenderung jauh.Sedangkan pendekatan preventif, sasaran atau pasien
adalah masyarakat (bukan perorangan) masalah-masalah yang ditangani pada
umumnya juga masalah-masalah yang menjadi masalah masyarakat, bukan
masalah individu. Hubungan antara petugas kesehatan dengan masyarakat
(sasaran) lebih bersifat kemitraan tidak seperti antara dokter-pasien.
Kedua, pendekatan kuratif cenderung bersifat reaktif, artinya kelompok ini pada
umumnya hanya menunggu masalah datang. Seperti misalnya dokter yang
menunggu pasien datang di Puskesmas atau tempat praktek. Kalau tidak ada pasien
datang, berarti tidak ada masalah, maka selesailah tugas mereka, bahwa masalah
kesehatan adalah adanya penyakit.Sedangkan kelompok preventif lebih
mengutamakan pendekatan proaktif, artinya tidak menunggu adanya masalah tetapi
mencari masalah. Petugas kesehatan masyarakat tidak hanya menunggu pasien
datang di kantor atau di tempat praktek mereka, tetapi harus turun ke masyarakat
mencari dan mengidentifikasi masalah yang ada di masyarakat, dan melakukan
tindakan.

Ketiga, pendekatan kuratif cenderung melihat dan menangani klien atau


pasien lebih kepada sistem biologis manusia atau pasien hanya dilihat secara
parsial, padahal manusia terdiri dari kesehatan bio-psikologis dan sosial, yang
terlihat antara aspek satu dengan yang lainnya.

Sedangkan pendekatan preventif melihat klien sebagai makhluk yang utuh,


dengan pendekatan yang holistik. Terjadinya penyakit tidak semata-mata karena
terganggunya sistem biologi individual tetapi dalam konteks yang luas, aspek

7
biologis, psikologis dan sosial. Dengan demikian pendekatannya pun tidak
individual dan parsial tetapi harus secara menyeluruh atau holistik.

2.2 Defenisi Kesehatan Masyarakat

Sudah banyak para ahli kesehatan membuat batasan kesehatan masyarakat


ini. Secara kronologis batasan-batasan kesehatan masyarakat mulai dengan
batasan yang sangat sempit sampai batasan yang luas seperti yang kita anut saat
ini dapat diringkas sebagai berikut. Batasan yang paling tua, dikatakan bahwa
kesehatan masyarakat adalah upaya-upaya untuk mengatasi masalah-masalah
sanitasi yang mengganggu kesehatan. Dengan kata lain kesehatan masyarakat
adalah sama dengan sanitasi. Upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan
sanitasi lingkungan adalah merupakan kegiatan kesehatan masyarakat.
Kemudian pada akhir abad ke-18 dengan diketemukan bakter-bakteri penyebab
penyakit dan beberapa jenis imunisasi, kegiatan kesehatan masyarakat adalah
pencegahan penyakit yang terjadi dalam masyarakat melalui perbaikan sanitasi
lingkungan dan pencegahan penyakit melalui imunisasi.
Pada awal abad ke-19, kesehatan masyarakat sudah berkembang dengan
baik, kesehatan masyarakat diartikan suatu upaya integrasi antara ilmu sanitasi
dengan ilmu kedokteran. Sedangkan ilmu kedokteran itu sendiri merupakan
integrasi antara ilmu biologi dan ilmu sosial. Dalam perkembangan selanjutnya,
kesehatan masyarakat diartikan sebagai aplikasi dan kegiatan terpadu antara
sanitasi dan pengobatan (kedokteran) dalam mencegah penyakit yang melanda
penduduk atau masyarakat.
Menurut World Health Organization (WHO), kesehatan masyarakat adalah
ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang kehidupan, mengembangkan
dan mempromosikan kesehatan fisik dan mental melalui upaya yang terorganisir
dari masyarakat.

2.3 Fungsi Utama dan Layanan esensial Ilmu Kesehatan Masyarakat

Adapun Fungsi utama ilmu kesehatan masyarakat yaitu :


1. Mengkaji dan memantau masalah kesehatan di masyarakat atau kelompok
beresiko dalam upaya mengidentifikasi masalah dan menetapkan prioritas
masalah
8
2. Memformulasikan kebijakan kesehatan yaitu bekerja sama dengan
masyarakat dan pemerintah dalam menyusun dan mengawal kebijakan publik
guna menyelesaikan masalah kesehatan
3. Menjamin agar masyarakat memiliki akses yang tepat terhadap pelayanan
yang cost effective yaitu termasuk menjamin agar masyarakat memperoleh
haknyaatas informasi yang benar tentang berbagai masalah kesehatan dan
atas berbagai jenis pelayanan kesehatan.

Adapun 10 layanan esensial kesehaan masyarakat


1. Memantau status kesehatan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan
masyarakat.
2. Mendiagnosis dan menyelidiki masalah kesehatan dan bahaya kesehatan
dalam masyarakat.
3. Menginformasikan, mendidik dan memberdayakan masyarakat berkaitan
dengan masalah kesehatan
4. Menggerakkan kemitraan masyarakat untuk mengidentifikasi dan
menyelesaikan masalah kesehatan.
5. Mengembangkan kebijakan dan rencana yang mendukung upaya kesehatan
individual dan upaya kesehatan masyarakat
6. Menegakkan hukum dan peraturan yang melindungi kesehatan dan menjamin
keselamatan
7. Menghubungkan penduduk dengan layanan kesehaan yang dibutuhkan dan
menjamin pemberian layanan kesehatan yang dalam kondidi tertentu sulit
tersedia
8. Menjamin tenaga kerja layanan kesehatan perorangan dan layanan kesehatan
masyarakat yang kompeten
9. Mengevaluasi keefektifan, keterjangkauan dan mutu layanan kesehatan
berbasis penduduk dan individu
10.Melakukan untuk mencari pengetahuan, wawasan baru dan solusi yang
inovatif atas berbagai masalah kesehatan

2.4 Kompetensi Utama Ahli Kesehatan Masyarakat

Ada 8 Kompetensi utama ahli kesehatan masyarakat


9
1. Mengkaji dan menganalisis situasi kesehatan masyarakat
(Kompetensi1)
 Mampu mendefinisikan masalah secara tepat
 Mampu menentukan kegunaan dan keterbatasan data
 mampu mengidentifikasi data secara tepat dan relevan sebagai sumber
informasi
 Mampu mengevaluasi integritas dan komparabilitas data
 Mampu menggunakan prinsip-prinsip etika dalam mengumpulkan data
dan informasi
 Mampu membuat inferens yang relevan dari data kuantitatif dan
kualitatif
 Mampu mengambil dan menginterpretasikan data dan informasi yang
terkait dengan resiko dan keuntungan
 Mampu menerapkan proses pengumpulan data dan aplikasi teknologi
informasi

2. Mengembangkan dan merancang kebijakan dan program kesehatan


(Kompetensi 2)
 Mampu mengumpulkan, meringkaskan dan menginterpretasikan
informasi tentang berbagai isu kesehatan
 Mampu menyatakan pilihan kebijakan dan memformulasikannya dengan
jelas dan padat
 Mampu membahasakan implikasi kesehatan,fiscal, administrasi legal,
sosial dan politik
 Mampu menyatakan feasibility dan outcome yang diharapkan dari setiap
pilihan kebijakan
 Mampu menggunakan teknik terbaru dalam analisis penentuan dan
perencanaan kesehatan
 Mampu memutuskan tindakan yang sesuai dengan masalah yang
dihadapi
 Mampu mengembangkan suatu perencanaan untuk
mengimplementasikan kebijakan
 Mampu mengubah kebijakan menjadi rencana organisasi, struktur dan
program

10
3. Berkomunikasi secara efektif ( Kompetensi 3)
 Melakukan komunikasi melalui tulisan, lisan atau metode lainnya
 Mampu meminta input dari individu dan organisasi
 Mampu mengadvokasi program dan sumber daya kesehatan
 Mampu memimpin dan berpartisipasi dalam kelompok untuk
menyatakan isu spesifik
 Mampu menggunakan Media, teknologi, dan jaringan untuk
menyebarkan informasi
 Mampu memutuskan tindakan berkomunikasi yang sesuai
 Mampu mempresentasikan informasi yang akurat tentang demografi,
statistic, program dan saintifik kepada masyarakat professional

4. Memahami kearifan budaya setempat ( Kompetensi 4)


 Mampu menggunakan metode yang tepat untuk berinteraksi secra
sensitive, efektif dan professional dengan orang yang berbeda latar
belakang budaya
 Mampu mengembangkan dan mengadaptasikan berbagai pendekatan
untuk menanggulangi masalah yang terkait dengan perbedaan budaya
 Mampu memahami adanya dinamika yang berkonstribusi terhadap
keragaman budaya (sikap)
 Memahami pentingnya pekerja kesehatan masyarakat yang beragam
(sikap)
5. Memberdayakan masyarakat ( Kompetensi 5)
 Mampu menggabungkan berbagai strategi untuk berinteraksi dengan
orang dari berbagai latar belakang
 Mampu mengidentifikasi peran factor budaya, sosial dan perilaku dalam
pelayanan kesehatan
 Merespon berbagai kebutuhan sebagai konsekuensi keragaman budaya
 Mampu mengidentifikasi dan menjaga hubungan dengan berbagai
pemangku kepentingan
 Mampu menggunakan proses dinamika kelompok untuk meningkatkan
peran serta masyarakat

11
 Mampu mendeskripsikan peran pemerintah dalam menyediakan
pelayanan kesehatan masyarakat
 Mampu mendeskripsikan peran swasta dalam menyediakan pelayanan
kesehatan masyarakat
 Mampu mengidentifikasi potensi dan sumber daya yang ada di
masyarakat

6. Menguasai dasar-dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat (Kompetensi 6)


 Mampu mengidentifikasi kewajiban individu dan organisasi dalam
konteks pelayanan kesehatan masyarakat esensial dan fungsi-fungsi
dasar
 Mampu mendefenisikan, menilai, dan memahami status kesehatan pada
populasi, determinan, kesehatan dan penyakit dan factor-faktor yang
berkontribusi terhadap promosi kesehatan dan pencegahan penyakit
 Memahami perkembangan sejarah, struktur dan interaksi antara
kesehatan masyrakan dan system pelayanan kesehatan
 Mampu mengidentifikasi dan mengaplikasikan metode riset dasar yang
digunakan dalam kesehtan masyrakat
 Mampu menggunakan proses dinamikan kelompok untuk
meningkatakan peran serta masyarakat
 Mampu menerapkan ilmu kesehatan masyarakat, termasuk ilmu-ilmu
sosial dan perilaku, penyakit kronik, infeksi dan kecelakaan
 Mampu mengidentifikasi keterbatasan riset dan pentingnya observasi
dan kesaling-hubungan
 Mampu mengembangkan komitmen sepanjang masa untuk belajar dan
mengembangkan pemikiran kritis yang kuat (sikap)

7. Menguasai keterampilan manajerial dan perencanaaan keuangan (


Kompetensi 7)
 Mampu mengembangkan dan mempresentasikan suatu anggaran
 Mampu mengelola program sesuai dengan kondisi keuangan
 Mampu menerapkan proses penganggaran (budgeting)
 Mampu mengembangkan strategi untuk menentukan prioritas anggaran
 Mampu memantau kinerja program

12
 Mampu mempersiapkan proposal untuk memperoleh dana dari sumber
eksternal
 Mampu menerapkan keterampilan dasar hubungan antar manusia dalam
manejemen organisasi, motivasi staf dan penyelesaian konflik
 Mampu melakukan negosiasi dan mengembangkan kontrak dan
dokumen lainnya untuk penyediaan pelayanan berbasis masyarakat

8. Mampu memimpin dan berfikir sistem ( Kompetensi 8)


 Menciptakan budaya berdasarkan standar etika dalam organisasi dan
komunitas
 Membantu menciptakan nilai dasar dan visi bersama dan menggunakan
prinsip-prinsip ini sebagai pedoman pelaksanaan program kesehatan
masyarakat
 Mengidentifikasi isu internal dan eksternal yang dapat berdampak pada
penerapan pelayanan esensial kesehatan masyarakat (menyusun rencana
strategis)
 Memfasilitasi kerja sama kelompok internal dan eksternal untuk
menjamin partisipasi dari pemangku kepentingan kunci
 Berkontribusi terhadap pengembangan, implementasi dan pemantauan
standard kinerja organisasi
 Mampu menggunakan system hokum dan politik untuk melakukan
perubahan
 Mampu mengaplikasikan teori dari struktur organisasi terhadap praktek
professional.

2.5 faktor-faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat

a. Faktor Genetik

Faktor ini paling kecil pengaruhnya terhadap kesehatan perorangan atau


masyarakat dibandingkan dengan faktor yang lain. Pengaruhnya pada
status kesehatan perorangan terjadi secara evolutif dan paling sukar di
deteksi. Untuk itu perlu dilakukan konseling genetik. Untuk kepentingan
kesehatan masyarakat atau keluarga, faktor genetik perlu mendapat

13
perhatian dibidang pencegahan penyakit. Misalnya seorang anak yang
lahir dari orangtua penderita diabetas melitus akan mempunyai resiko
lebih tinggi dibandingkan anak yang lahir dari orang tua bukan penderita
DM. Untuk upaya pencegahan, anak yang lahir dari penderita DM harus
diberi tahu dan selalu mewaspadai faktor genetik yang diwariskan
orangtuanya .Olehkarenanya, ia harus mengatur dietnya, teratur
berolahraga dan upaya pencegahan lainnya sehingga tidak ada peluang
faktor genetiknya berkembang menjadi faktor resiko terjadinya DM pada
dirinya. Jadi dapat di umpamakan, genetik adalah peluru (bullet) tubuh
manusia adalah pistol (senjata), dan lingkungan/prilakun manusia adalah
pelatuknya (trigger).
Semakin besar penduduk yang memiliki resiko penyakit bawaan akan
semakin sulit upaya meningkatkan derajat kesehatan. Oleh karena itu
perlu adanya konseling perkawinan yang baik untuk menghindari
penyakit bawaan yang sebenarnya dapat dicegah munculnya. Akhir-akhir
ini teknologi kesehatan dan kedokteran semakin maju. Teknologi dan
kemampuan tenaga ahli harus diarahkan untuk meningkatkan upaya
mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

b. Faktor Pelayanan Kesehatan

Ketersediaan pelayanan kesehatan, dan pelayanan kesehatan yang


berkualitas akan berpengaruh terhadap derajat kesehatan masyarakat.
Pengetahuan dan keterampilan petugas kesehatan yang diimbangi
dengan kelengkapan sarana/prasarana, dan dana akan menjamin kualitas
pelayanan kesehatan. Pelayanan seperti ini akan mampu mengurangi
atau mengatasi masalah kesehatan yang berkembang di suatu wilayah
atau kelompok masyarakat. Misalnya, jadwal imunisasi yang teratur dan
penyediaan vaksin yang cukup sesuai dengan kebutuhan, serta informasi
tentang pelayanan imunisasi yang memadai kepada masyarakat akan
meningkatkan cakupan imunisasi. Cakupan imunisasi yang tinggi akan
menekan angka kesakitan akibat penyakit yang bisa dicegah dengan
imunisasi. Saat ini pemerintah telah berusaha memenuhi 3 aspek yang
sangat terkait dengan upaya pelayanan kesehatan, yaitu upaya memenuhi
ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan dengan membangun
14
Puskesmas, Pustu, Bidan Desa, Pos Obat Desa, dan jejaring lainnya.
Pelayanan rujukan juga ditingkatkan dengan munculnya rumah sakit-
rumah sakit baru di setiap Kab/Kota

c. Faktor Perilaku Masyarakat

Faktor ini terutama di negara berkembang paling besar pengaruhnya


terhadap munculnya gangguan kesehatan atau masalah kesehatan
masyarakat .Tersedianya jasa pelayanan kesehatan (health service) tanpa
disertai perubahan tingkah laku (peran serta) masyarakat akan
mengakibatkan masalah kesehatan tetap potensial berkembang di
masyarakat. Misalnya, Penyediaan fasilitas dan imunisasi tidak akan
banyak manfaatnya apabila ibu-ibu tidak datang ke pos-pos imunisasi.
Perilaku ibu-ibu yang tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan yang
sudah tersedia adalah akibat kurangnya pengetahuan ibu-ibu tentang
manfaat imunisasi dan efek sampingnya. Pengetahuan ibu-ibu akan
meningkat karena adanya penyuluhan kesehatan tentang imunisasi yang
di berikan oleh petugas kesehatan. Perilaku individu atau kelompok
masyarakat yang kurang sehat juga akan berpengaruh pada faktor
lingkungan yang memudahkan timbulnya suatu penyakit. Perilaku yang
sehat akan menunjang meningkatnya derajat kesehatan, hal ini dapat
dilihat dari banyaknya penyakit berbasis perilaku dan gaya hidup.
Kebiasaan pola makan yang sehat dapat menghindarkan diri kita dari
banyak penyakit, diantaranya penyakit jantung, darah tinggi, stroke,
kegemukan, diabetes mellitus dan lain-lain. Perilaku/kebiasaan memcuci
tangan sebelum makan juga dapat menghindarkan kita dari penyakit
saluran cerna seperti diare dan lainnya.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Secara kronologis batasan-batasan kesehatan masyarakat mulai dengan


batasan yang sangat sempit sampai batasan yang luas seperti yang kita anut saat
ini dapat diringkas sebagai berikut. Batasan yang paling tua, dikatakan bahwa
kesehatan masyarakat adalah upaya-upaya untuk mengatasi masalah-masalah
sanitasi yang mengganggu kesehatan. Dengan kata lain kesehatan masyarakat
adalah sama dengan sanitasi. Upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan
sanitasi lingkungan adalah merupakan kegiatan kesehatan masyarakat.
Kemudian pada akhir abad ke-18 dengan diketemukan bakter-bakteri penyebab
penyakit dan beberapa jenis imunisasi, kegiatan kesehatan masyarakat adalah
pencegahan penyakit yang terjadi dalam masyarakat melalui perbaikan sanitasi
lingkungan dan pencegahan penyakit melalui imunisasi.
Derajat kesehatan masyarakat ternyata juga berhubungan dengan beberapa
faktor yaitu genetik, pelayanan kesehatan dan perilaku masyarakat. Seseorang
yang ingin menjadi ahli kesehatan masyarakat juga harus memenuhi 8
kompetansi sehingga dapat terwujud agar mampu membantu masyarakat secara
maksimal dari segi kesehatan dan mencapai hasil yang maksimal pula.

16
DAFTAR PUSTAKA

 Retnowati, Pristilla. 1999. Seribu Pena Biologi jilid I. Jakarta : Erlangga.

Website

 http://materiprakerin.blogspot.com/2009/04/ilmu-kesehatan-
masyarakat.html.
 http://Mengenal Ilmu Kesehatan Masyarakat.Wandy’s Weblog.htm.
 http://mnoersyamsi.blogspot.com/2012/01/makalah-ilmu-kesehatan-
masyarakat.html

17

Anda mungkin juga menyukai