Anda di halaman 1dari 13

DASAR KESMAS

“ KONSEP DASAR PENGANTAR ILMU KESEHATAN


MASYARAKAT “

DISUSUN OLEH :

 RISKAL (NIM 2103003)


 LUISA SAGITA EKA SWISSKY (NIM 2103033)
 HAFIZAH PUTRI (NIM 2103032)
 PUTRI RAMADHANI (NIM 2103047)

DOSEN : EDISON SKM,M.Kes

STIKES SYEDZA SAINTIKA PADANG

2021/2022
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
hidayah-Nya, penulis bisa menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul "konsep
dasar pengantar ilmu Kesehatan masyarakat"

Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak edison selaku guru
Mata Pelajaran yang telah membantu penulis dalam mengerjakan karya ilmiah
ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah
berkontribusi dalam pembuatan karya ilmiah ini.

Karya ilmiah ini memberikan panduan praktis dalam mengatur Kesehatan


masyarakat..

Penulis menyadari ada kekurangan pada karya ilmiah ini. Oleh sebab itu, saran
dan kritik senantiasa diharapkan demi perbaikan karya penulis. Penulis juga
berharap semoga karya ilmiah ini mampu memberikan pengetahuan
tentang pola makan dan berat badan yang sehat.

padang, 28 september 2021

Penulis
Daftar Isi

HALAMAN JUDUL …………………………… i

KATA PENGANTAR ………………………… ii

DAFTAR ISI ………………………………… iii

BAB I PENDAHULUAN ……………………… 1

 A. Latar Belakang …………………………………………..1


 B. Rumusan Masalah ………………………………………1

BAB II PEMBAHASAN …………………………. 2

 A.sejarah ilmu Kesehatan masyarakat ……………………… 2


 B. defenisi Kesehatan masyarakat ………………………….. 4
 C. faktor faktor yang mempengaruhi Kesehatan masyarakat ……………. 4

BAB III PENUTUP ……………………………………

 A. Simpulan …………………………………………………… 30
 B. Saran ………………………………………………………… 31

DAFTAR PUSTAKA ………………………………… 32


BAB I
PENDAHULUAN
     A. Latar belakang masalah
Semenjak umat manusia menghuni planet bumi ini, sebenarnya mereka
sudah seringkali menghadapi masalah-masalah kesehatan serta bahaya kematian
yang disebabkan oleh faktor-faktor lingkungan hidup yang ada di sekeliling
mereka seperti benda mati, mahkluk hidup, adat istiadat, kebiasaan dan lain-lain.
Namun oleh karena keterbatasan ilmu pengetahuan mereka pada saat itu, maka
setiap kejadian yang luar biasa dalam kehidupan mereka selalu diasosiasikan
dengan hal-hal yang bersifat mistik, seperti wabah penyakit sampar yang
berjangkit di suatu tempat dianggap sebagai kutukan dan kemarahan dewata.
Masalah kesehatan merupakan masalah yang sangat penting yang di hadapi
oleh masyarakat kita saat ini . Semakin maju teknologi di bidang kedokteran
,semakin banyak pula macam penyakit yang mendera masyarakat. Hal ini tentu
sajadi pengaruhi oleh faktor tingkah laku manusia itu sendiri. Tapi apakah benar
hanya faktor tingkah laku saja yang mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat? Sebelum membahas tentang masalah kesehatan masyarakat
tentunya lebih baik jika kita memahami konsep dari kesehatan masyarakat itu
terlebih dahulu.
     B. Rumusan masalah
Pada makalah ini akan di bahas mengenai konsep dari kesehatan
masyarakat, yaitu antara lain:
• Bagaimana sejarah Ilmu kesehatan masyarakat?
• Apa defenisi Ilmu kesehatan masyarakat?
• Apa faktor faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat?
• Siapa saja sasaran kesehatan masyarakat?
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
      A. Sejarah Ilmu Kesehatan Masyarakat
Membicarakan kesehatan masyarakat tidak terlepas dari 2 tokoh metologi
Yunani, yakni Asclepius dan Higeia. Berdasarkan cerita mitos Yunani tersebut
Asclepius disebutkan sebagai seorang dokter pertama yang tampan dan pandai
meskipun tidak disebutkan sekolah atau pendidikan apa yang telah ditempuhnya
tetapi diceritakan bahwa ia telah dapat mengobati penyakit dan bahkan
melakukan bedah berdasarkan prosedur-prosedur tertentu (surgical procedure)
dengan baik.
Higeia, seorang asistennya, yang kemudian diceritakan sebagai isterinya
juga telah melakukan upaya-upaya kesehatan. Beda antara Asclepius dengan
Higeia dalam pendekatan / penanganan masalah kesehatan adalah, Asclepius
melakukan pendekatan (pengobatan penyakit), setelah penyakit tersebut terjadi
pada seseorang. Sedangkan Higeia mengajarkan kepada pengikutnya dalam
pendekatan masalah kesehatan melalui “hidup seimbang”, menghindari makanan /
minuman beracun, makan makanan yang bergizi (baik), cukup istirahat dan
melakukan olahraga.
Apabila orang yang sudah jatuh sakit Higeia lebih menganjurkan melakukan
upaya-upaya secara alamiah untuk menyembuhkan penyakitnya tersebut, antara
lain lebih baik dengan memperkuat tubuhnya dengan makanan yang baik daripada
dengan pengobatan / pembedahan.
Dari cerita mitos Yunani, Asclepius dan Higeia tersebut, akhirnya muncul 2
aliran atau pendekatan dalam menangani masalah-masalah kesehatan. Kelompok
atau aliran pertama cenderung menunggu terjadinya penyakit (setelah sakit),
yang selanjutnya disebut pendekatan kuratif (pengobatan). Kelompok ini pada
umumnya terdiri dari dokter, dokter gigi, psikiater dan praktisi-praktisi lain
yang melakukan pengobatan penyakit baik fisik, psikis, mental maupun sosial.
Sedangkan kelompok kedua, seperti halnya pendekatan Higeia, cenderung
melakukan upaya-upaya pencegahan penyakit dan meningkatkan kesehatan
(promosi) sebelum terjadinya penyakit. Kedalam kelompok ini termasuk para
petugas kesehatan masyarakat lulusan-lulusan sekolah atau institusi kesehatan
masyarakat dari berbagai jenjang. Dalam perkembangan selanjutnya maka
seolah-olah timbul garis pemisah antara kedua kelompok profesi, yakni pelayanan
kesehatan kuratif (curative health care) dan pelayanan pencegahan atau
preventif (preventive health care). Kedua kelompok ini dapat dilihat perbedaan
pendekatan yang dilakukan antara lain sebagai berikut :
Pertama, pendekatan kuratif pada umumnya dilakukan terhadap sasaran
secara individual, kontak terhadap sasaran (pasien) pada umumnya hanya sekali
saja. Jarak antara petugas kesehatan (dokter, drg, dan sebagainya) dengan
pasien atau sasaran cenderung jauh.Sedangkan pendekatan preventif, sasaran
atau pasien adalah masyarakat (bukan perorangan) masalah-masalah yang
ditangani pada umumnya juga masalah-masalah yang menjadi masalah masyarakat,
bukan masalah individu. Hubungan antara petugas kesehatan dengan masyarakat
(sasaran) lebih bersifat kemitraan tidak seperti antara dokter-pasien.
Kedua, pendekatan kuratif cenderung bersifat reaktif, artinya kelompok
ini pada umumnya hanya menunggu masalah datang. Seperti misalnya dokter yang
menunggu pasien datang di Puskesmas atau tempat praktek. Kalau tidak ada
pasien datang, berarti tidak ada masalah, maka selesailah tugas mereka, bahwa
masalah kesehatan adalah adanya penyakit.Sedangkan kelompok preventif lebih
mengutamakan pendekatan proaktif, artinya tidak menunggu adanya masalah
tetapi mencari masalah. Petugas kesehatan masyarakat tidak hanya menunggu
pasien datang di kantor atau di tempat praktek mereka, tetapi harus turun ke
masyarakat mencari dan mengidentifikasi masalah yang ada di masyarakat, dan
melakukan tindakan.
Ketiga, pendekatan kuratif cenderung melihat dan menangani klien atau
pasien lebih kepada sistem biologis manusia atau pasien hanya dilihat secara
parsial, padahal manusia terdiri dari kesehatan bio-psikologis dan sosial, yang
terlihat antara aspek satu dengan yang lainnya.
Sedangkan pendekatan preventif melihat klien sebagai makhluk yang utuh,
dengan pendekatan yang holistik. Terjadinya penyakit tidak semata-mata karena
terganggunya sistem biologi individual tetapi dalam konteks yang luas, aspek
biologis, psikologis dan sosial. Dengan demikian pendekatannya pun tidak
individual dan parsial tetapi harus secara menyeluruh atau holistik.
     B. Defenisi Kesehatan Masyarakat
Sudah banyak para ahli kesehatan membuat batasan kesehatan
masyarakat ini. Secara kronologis batasan-batasan kesehatan masyarakat mulai
dengan batasan yang sangat sempit sampai batasan yang luas seperti yang kita
anut saat ini dapat diringkas sebagai berikut. Batasan yang paling tua, dikatakan
bahwa kesehatan masyarakat adalah upaya-upaya untuk mengatasi masalah-
masalah sanitasi yang mengganggu kesehatan. Dengan kata lain kesehatan
masyarakat adalah sama dengan sanitasi. Upaya untuk memperbaiki dan
meningkatkan sanitasi lingkungan adalah merupakan kegiatan kesehatan
masyarakat. Kemudian pada akhir abad ke-18 dengan diketemukan bakter-
bakteri penyebab penyakit dan beberapa jenis imunisasi, kegiatan kesehatan
masyarakat adalah pencegahan penyakit yang terjadi dalam masyarakat melalui
perbaikan sanitasi lingkungan dan pencegahan penyakit melalui imunisasi.
Pada awal abad ke-19, kesehatan masyarakat sudah berkembang dengan
baik, kesehatan masyarakat diartikan suatu upaya integrasi antara ilmu sanitasi
dengan ilmu kedokteran. Sedangkan ilmu kedokteran itu sendiri merupakan
integrasi antara ilmu biologi dan ilmu sosial. Dalam perkembangan selanjutnya,
kesehatan masyarakat diartikan sebagai aplikasi dan kegiatan terpadu antara
sanitasi dan pengobatan (kedokteran) dalam mencegah penyakit yang melanda
penduduk atau masyarakat.

     C. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Masyarakat


“Health is not everything but without health everything is nothing”
Slogan di atas sangatlah tepat untuk menjadi cerminan perilaku kita sehari-hari, karena
betapa ruginya kita semua jika dalam keadaan sakit. Waktu produktif kita menjadi
berkurang, belum lagi biaya berobat yang semakin mahal menjadi beban bagi keluarga
dan sanak saudara kita. Menurut Hendrik L. Blumm, terdapat 4 faktor yang
mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat, yaitu: factor perilaku, lingkungan,
keturunan dan pelayanan kesehatan.
        a. Faktor Genetik
Faktor ini paling kecil pengaruhnya terhadap kesehatan perorangan atau
masyarakat dibandingkan dengan faktor yang lain.Pengaruhnya pada status
kesehatan perorangan terjadisecara evolutif dan paling sukar di deteksi .Untuk
itu ,perlu dilakukan konseling genetik .Untuk kepentingan kesehatan masyarakat
atau keluarga ,faktor genetikperlu mendapat perhatian dibidang pencegahan
penyakit. Misalnya :seorang anakyang lahir dari orangtua penderita diabetas
melitus akan mempunyai resiko lebih tinggi dibandingkan anak yang lahir dari
orang tua bukan penderita DM.Untuk upaya pencegahan ,anak yang lahir dari
penderita DM harus diberi tahu dan selalu mewaspadaif aktor genetik yang
diwariskan orangtuanya .Olehkarenanya ,ia harus mengatur dietnya ,teratur
berolahraga dan upaya pencegahan lainnya sehingga tidak ada peluang faktor
genetiknya berkembang menjadi faktor resiko terjadinya DM pada dirinya .Jadi
dapat di umpamakan ,genetik adalah peluru (bullet ) tubuh manusia adalah pistol
(senjata),dan lingkungan /prilaku manusia adalah pelatuknya (trigger). Semakin
besar penduduk yang memiliki resiko penyakit bawaan akan semakin sulit upaya
meningkatkan derajat kesehatan. Oleh karena itu perlu adanya konseling
perkawinan yang baik untuk menghindari penyakit bawaan yang sebenarnya dapat
dicegah munculnya. Akhir-akhir ini teknologi kesehatan dan kedokteran semakin
maju. Teknologi dan kemampuan tenaga ahli harus diarahkan untuk meningkatkan
upaya mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
        b. Faktor Pelayanan Kesehatan
Ketersediaan pelayanan kesehatan ,dan pelayanan kesehatan yang
berkualitas akan berpengaruh terhadap derajat kesehatan masyarakat
.Pengetahuan dan keterampilan petugas kesehatan yang diimbangi dengan
kelengkapan sarana /prasarana ,dan dana akan menjamin kualitas pelayanan
kesehatan .Pelayanan seperti ini akan mampu mengurangi atau mengatasi masalah
kesehatan yang berkembang di suatu wilayah atau kelompok masyarakat.Misalnya
,jadwal imunisasi yang teratur da penyediaan vaksin yang cukup sesuai dengan
kebutuhan ,serta informasitentang pelayanan imunisasi yang memadai kepada
masyarakat akan meningkatkan cakupan imunisasi.Cakupan imunisasiyang tinggi
akan menekan angka kesakitan akibat penyakit yang bisa dicegah dengan
imunisasi .
Saat ini pemerintah telah berusaha memenuhi 3 aspek yang sangat terkait
dengan upaya pelayanan kesehatan, yaitu upaya memenuhi ketersediaan fasilitas
pelayanan kesehatan dengan membangun Puskesmas, Pustu, Bidan Desa, Pos Obat
Desa, dan jejaring lainnya. Pelayanan rujukan juga ditingkatkan dengan munculnya
rumah sakit-rumah sakit baru di setiap kab/kota.
           c. Faktor Prilaku Masyarakat
Faktor ini terutama di negara berkembang paling besar pengaruhnya
terhadap munculnya gangguan kesehatan atau masalah kesehatan i masyarakat
.Tersedianya jasa pelayanan kesehatan (health service) tanpa disertai perubahan
tingkah laku (peran serta) masyarakat akan mengakibatkan masalah kesehatan
tetap potensial berkembang di masyarakat.Misalnya: Penyediaan fasilitas dan
imunisasi tidak akan banyak manfaatnya apabila ibu ibu tidak datang ke pos-pos
imunisasi.Perilaku ibu ibu yang tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan yang
sudah tersedia adalah akibat kurangnya pengetahuan ibu ibu tentang manfaat
imunisasi dan efeksampingnya.Pengetahuan ibu ibu akan meningkat karena adanya
penyuluhan kesehatan tentang imunisasi yang di berikan oleh petugas
kesehatan .Perilaku individu atau kelompok masyarakat yang kurang sehat juga
akan berpengaruh pada faktor lingkungan yang memudahkan timbulnya suatu
penyakit. Perilaku yang sehat akan menunjang meningkatnya derajat kesehatan,
hal ini dapat dilihat dari banyaknya penyakit berbasis perilaku dan gaya hidup.
Kebiasaan pola makan yang sehat dapat menghindarkan diri kita dari banyak
penyakit, diantaranya penyakit jantung, darah tinggi, stroke, kegemukan,
diabetes mellitus dan lain-lain. Perilaku/kebiasaan memcuci tangan sebelum
makan juga dapat menghindarkan kita dari penyakit saluran cerna seperti
mencret-mencret lainnya.
         d. Faktor Lingkungan
Lingkungan yang mendukung gaya hidup bersih juga berperan dalam
meningkatkan derajat kesehatan. Dalam kehidupan di sekitar kita dapat kita
rasakan, daerah yang kumuh dan tidak dirawat biasanya banyak penduduknya
yang mengidap penyakit seperti: gatal-gatal, infeksi saluran pernafasan, dan
infeksi saluran pencernaan. Penyakit demam berdarah juga dipengaruhi oleh
factor lingkungan. Lingkungan yang tidak bersih, banyaknya tempat penampungan
air yang tidak pernah dibersihkan memyebabkan perkembangan nyamuk aedes
aegypti penyebab demam berdarah meningkat. Hal ini menyebabkan penduduk si
sekitar memiliki resiko tergigit nyamuk dan tertular demam berdarah.
Untuk menganalisis program kesehatan dilapangan ,paradigma H.L.Blum dapat
dimanfaatkan untuk mengidentifikasi dan mengelompokkan masalah sesuai
dengan faktor faktor yang berpengaruh pada status kesehatan masyarakat
.Analisis ke – 4 fator tersebut perlu dilakukan secara cermat sehingga masalah
kesmas dan masalah program dapat di rumuskan dengan jelas .Analisis ke -4
faktor ini adalah bagian dari analisis situasi (bagian dari fungsi perencnaan)untuk
pengembangan program kesehatan di suatu wilayah tertentu.
     D. Sasaran Kesehatan Masyarakat
Individu-Individu yang mempunyai masalah keperawatan dan kesehatan
,yang dapat dilakukan di Rumah Sakit ,klinik ,puskesmas,rumah
bersalin,posyandu,kelurga binaan dan masyarakat binaan.
Keluarga
Keluarga binaan yang mempunyai masalah keperawatan dan kesehatan yang
tergolong dalam keluarga resiko resiko tinggi ,diantaranya adalah:
1.Anggota keluarga yang menderita penyakit menular
2.Keluarga keluarga denga kondisi sosial ekonomi dan pendidikan yang rendah
3.Keluarga keluarga dengan masalah sanitasi lingkungan yang buruk
4.Keluarga keluarga dengan keadaan gizi buruk
5.Keluarga keluarga dengan jumlah keluarga yang banyak di luar kemampuan
kapasitas keluarga
6.Dan sebagainya.
Kelompok
Kelompok kelompok khusus yang menjadi sasaran dalam penyuluhan
kesehatan masyarakat adalah:
1.Kelompok ibu hamil
2.kelompok ibu ibu yang memiliki anak balita
3.kelompok PUS dengan resiko tinggi kebidanan.
4.kelompok kelompok masyarakat yang rawan terhadap masalah kesehatan
diantaranya adalah :
a. Kelompok usia lanjut
b. Kelompokwanita tuna susila
c. Kelompok anak remaja yang terlibat dalam penyalahgunan narkotika
5.Kelompok kelompok masyarakat yang ada diberbagai institusi pelayanan
kesehatan seperti:
a. Masyarakat sekolah
b. Pekerja pekerja dalam perusahaan.
Masyarakat
Masyarakat yang menjadi sasaran dalam penyuluhan kesehatan adalah:
1.Masyarakat binaan Puskesmas
2.Masyarakat Nelayan
3.Masyarakat Pedesaaan
4.Masyarakat yang datang ke institusi pelayanan kesehatan seperti Puskesmas
,posyandu yang diberikan penyuluhan kesehatan secara massal.
5.Masyarakat yang luas yang terkena masalah kesehatan seperti wabah
DHF,muntah berak,dsb.
BAB III
PENUTUP
   A. Kesimpulan
· Asclepius: dokter pertama yang dapat mengobati penyakit dan melakukan
pembedahan dengan cara tertentu. Higiena, asisten/isri Asclepius, mengajarkan
pada pengikutnya melalui pendekatan Hidup seimbang, menghindari
makanan/minuman beracun, makan makan yang bergizi, cukup istirahat dan olah
raga. Dari cerita mitos Yunani tersebut, muncul dua pendekatan dalam penangan
kesehatan, aliran pertama lebih menekankan pengobatan (kuratif), aliran kedua
lebih menekankan pencegahan (preventif) dan peningkatan (promosi) kesehatan.
· Ilmu Kesehatan Masyarakat adalah suatu ilmu dan seni yang bertujuan untuk :
(1)mencegah timbulnya penyakit ,(2)Memperpanjang umur(3)meningkatkan nilai
kesehatan fisik dan mental melalui usaha usaha kesehatan masyarakat yang
terorganisasi.
· Menurut Hendrik L. Blumm, terdapat 4 faktor yang mempengaruhi derajat
kesehatan masyarakat, yaitu: factor perilaku, lingkungan, keturunan dan
pelayanan kesehatan.
· Sasaran Kesehatan masyarakat yaitu: individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat.
    B. kritik dan saran
Hendaknya para mahasiswa giat belajar agar bisa menenggulangi
permasalahan kesehatan masyarakat yang sangat banyak saat ini.
DAFTAR PUSTAKA
Entjang, Indan, 2000, Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung: Citra Aditya Bakti
Kumpulan Materi Kesmas Bahan Bacaan Jurusan Kebidanan Politeknik Makassar.
http://indonesianpublichealth.blogspot.com/2009/08/sejarah-kesehatan-
masyarakat.html
http://veteriner-island.blogspot.com/2009/12/sejarah-kesehatan-
masyarakat.html
http://www.iklandisiniaja.com/582/Faktor_faktor_yang_mempengaruhi_derajat
_kesehatan.html

Anda mungkin juga menyukai