Anda di halaman 1dari 17

KONSEP KESEHATAN MASYARAKAT

DAN KONSEP PHC DAN PKMD

DOSEN PEMBIMBING

Hj. Lili Dariani,SKM,M.Kes

DISUSUN OLEH

TISYA DARMAWANTI

214210425

TK 2A

POLTEKKES KEMENKES PADANG


JURUSAN D3 KEBIDANAN BUKITTINGGI
KATA PENGANTAR

Dengan penuh rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan karunia
akal, pikiran, ketabahan, keuletan, kesabaran, dan keteguhan hati, akhirnya saya dapat
memulai dan menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya.

Penyusunan makalah ini pada dasarnya adalah untuk nilai mata kuliah Kesehatan
Masyarakat. Selain itu, penyusunan makalah ini dimaksudkan sebagai wadah berpikir dan
upaya memperluas wawasan serta pengetahuan yang pada ujungnya diharapkan dapat
meningkatkan kompetensi dan kemandirian pada diri.

Saya sebagai penyusun menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kata sempurna.
Untuk itulah, saya harapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Akhirnya saya sebagai penyusun hanya dapat berharap agar makalah ini dapat diterima
dengan baik dan bermanfaat bagi semua pihak.

Bukittinggi, 17 Januari 2023

TISYA DARMAWANTI
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…..........................................................................................................

DAFTAR ISI…...........................................................................................................................

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang….............................................................................................................

B. Rumusan Masalah….........................................................................................................

C. Tujuan …..........................................................................................................................

BAB II

PEMBAHASAN…......................................................................................................................

BAB III

PENUTUP…..............................................................................................................................

A. Kesimpulan…...................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA….............................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah kesehatan merupakan masalah yang sangat penting yng di hadapi oleh
masyarakat kita saat ini. Semakin maju teknologi di bidang kedokteran, semakin pula banyak
macam penyakit yang mendera masyarakat. Hal ini tentu saja dipengaruhi oleh faktor tingkah
laku manusia itu sendiri. Tapi apakah benar hanya  faktor tingkah laku saja yang
mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat? sebelum membahas tentang masalah kesehatan
masyarakat tentunya lebih baik jika kita memahai konsep dari kesehatan masyarakat itu
terlebih dahulu.

Berakhirnya PD II, menimbulkan kerusakan di segala bidang PBB memproklamirkan


“dekade pembangunan”Periode tahun 1970, terdapat kesenjangan pembangunan, terutama
negara maju dan negara sedang berkembang. Akhirnya pada tahun 1977 dalam Sidang
Kesehatan Sedunia ( World Health Essembly ) dihasilkan kesepakatan ”Health For All by
The Year 2000” atau “Kesehatan Bagi Semua Tahun 2000”Dengan Sasaran Semesta
Utamanya adalah: ”Tercapainya Derajat Kesehatan yang Memungkinkan Setiap Orang Hidup
Produktif Baik Secara Sosial Maupun Ekonomi”.Sebagai tindak lanjut, pada tahun 1978
Konferensi Alma Ata menetapkan ”Primary Health Care” ( PHC ) sebagai Strategi Global
atau Pendekatan untuk mencapai ”Health For All by The Year2000” (HFA 2000) atau
“Kesehatan Bagi Semua Tahun 2000” (KBS 2000).

B. Rumusan masalah

1.Apa konsep kesehatan masyarakat

2.Apa itu konsep PHC

3.Apa itu konsep PKMD

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu konsep kesehatan masyarakat

2. Untuk mengetahui apa itu konsep PHC

3. Untuk mengetahui apa itu konsep PKMD


BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Kesehatan Masyarakat

1. SEJARAH KESEHATAN MASYARAKAT

   Kesehatan masyarakat tidak terlepas dari dua tokoh metologi Yunani, yakni Asclepius dan
Higeia. Berdasarkan mitos Yunani Asclepius di sebutkan sebagai seorang dokter pertama yang
tampan dan pandai meskipun tidak disebutkan sekolah atau pendidikan apa yang telah ia
tempuhnya, tetapi diceritakan bahwa ia telah dapat mengobati penyakit dan bahkan melakukan
bedah berdasarkan prosedur-prosedur tersebut (surgical procedur) dengan baik. Higeia seorang
asistennya, yang diceritakan sebagai istrinya juga telah melakukan upaya-upaya kesehatan. Beda
antara Asclepius dengan Higeia pendekatan/penanganan masalah kesehatan adalah Asclepius
melakukan pendekatan (pengobatan penyakit), setelah penyakit tersebut terjadi pada seseorang.
Higeia mengajarkan kepada pengikutnya dalam pendekatan masalah kesehatan melalui “Hidup
Seimbang” menghindari makanan atau minuman beracun, makan makanan yang bergizi (baik),
cukup istirahat dan melakukan olahraga.

    Dalam perkembangan selanjutnya seolah-olah timbul garis pemisah antara kedua kelompok
profesi, yakni pelayanan kesehatan kuratif (Curative Health Care) dan pencegahatan preventif
(Preventive Health Care). Kedua kelompok ini dapat dilihat perbedaan pendekatan yang
dilakukan, antara lain sebagai berikut:

Pertama, pendekatan kuratif pada umumnya dilakukan terhadap sasaran secara individual, kontak
terhadap sasaran (pasien) pada umumnya hanya sekali saja. Kedua, pendekatan kuratif cenderung
bersifat reaktif artinya kelompok ini hanya menunggu masalah datang. 

Ketiga, pendekatan kuratif cenderung melihat dan menangani klien atau pasien lebih kepada
sistem biologis manusia atau pasien hanya dilihat secara parsial, padahal manusia terdiri dari
kesehatan, bio-psikologis dan sosial, yang terlihat antara aspek satu dan lainnya.

1. PERIODE-PERIODE PERKEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA 


 
A. Periode Sebelum Ilmu Pengetahuan (Pre Scientific Period)

Greene (1984)

1. Abad pertama sampai abad ke-7


a) Hanlon (1964)

Pada masa ini berbagai penyakit menyerang penduduk. Di berbagai tempat terjadi
endemik atau wabah penyakit. Bahkan begitu banyaknya penyakit menular dan, oleh karena
itu kesehatan masyarakat mulai dirasakan pentingnya.
b) otoatmodjo (2005)

Penyakit kolera menjalar dari Inggris ke Afrika kemudian ke Asia dan akhirnya sampai
ke Asia Selatan. Pada abad ke-7 India menjadi pusat endemic kolera. Selain kolera penyakit
lepra menyebar dari Mesir ke Asia kecil dan Eropa melalui emigran. Upaya-upaya yang
dilakukan adalah perbaikan lingkungan yaitu hygiene dan sanitasi, pengusahaan air minum
yang bersih, pembuangan sampah, ventilasi rumah telah menjadi bagian kehidupan
masyarakat waktu itu.

c) Abad ke-13 sampai abad ke-17

Pada masa ini kejadian endemic Pes yang paling dahsyat terjadi di China dan India,
diperkirakan 13 juta orang meninggal. Catatan lain di India, Mesir dan Gaza 13.000 orang
meninggal setiap harinya, atau selama wabah tersebut jumlah kematian mencapai 60 juta
orang. Peristiwa tersebut dikenal dengan “The Black Death”. Pada abad tersebut kolera juga
menjadi masalah di beberapa tempat. Tahun 1603 terjadi kematian 1 diantara 6 orang karena
penyakit menular. Tahun 1965 meningkat menjadi 1 diantara 5 orang. Tahun 1759 tercatat
penyakit-penyakit lain yang mewabah diantaranya Dipteri, Tifus dan Disentri.

B. Periode Ilmu Pengetahuan (Scientific Period)


1. Abad ke-18 sampai permulaan abad ke-19 (Kebangkitan Ilmu Pengetahuan)

Pada abad ilmu pengetahuan, mulai ditemukan berbagai macam penyebab penyakit dan
vaksin sebagai pencegah penyakit. Louis Pasteur telah berhasil menemukan vaksin untuk
mencegah penyakit cacar. Joseph Lister menemukan asam carbol (carbolic acid) untuk
sterilisasi ruang operasi. William Marton menemukan ether sebagai anestesi pada waktu
operasi.

2. Akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20

Mulai dikembangkan pendidikan untuk tenaga kesehatan yang professional. Pada tahun
1893 John Hopkins, seorang pedagang wiski dari Baltimore Amerika mempelopori berdirinya
universitas dan di dalamnya terdapat sekolah (Fakultas) Kedokteran. Mulai tahun 1908 sekolah
kedokteran mulai menyebar ke Eropa, Canada dan sebagainya. Dari kurikulum sekolah-sekolah
kedokteran tersebut, terlihat bahwa kesehatan masyarakat sudah diperhatikan. Mulai tahun
kedua para mahasiswa sudah mulai melakukan kegiatan penerapan ilmu di masyarakat. 

3. Pada awal periode rekonstruksi

Disebut sebagai jaman kontradiksi dan peluang. Waktu untuk meningkatkan


kemakmuran di negara maju, dalam upaya penuntasan kemiskinan dari mereka yang kurang
mampu di seluruh dunia. Disebut jaman peluang, karena dalam melihat kemajuan ilmiah dan
teknologi luar biasa sehingga mampu membuka pemandangan dan kemungkinan tak terbatas
untuk memecahkan permasalahan kuno tentang kemiskinan dan penyakit (Gunaratne 1977).
PERKEMBANGAN KESEHATAN MASYARAKAT DI INDONESIA

1. Masa pra kemerdekaan

Pada tahun 1807 Gubernur Jendral Daendels melakukan pelatihan praktik persalinan pada
para dukun bayi. Pada tahun1851 didirikan sekolah dokter Jawa di Batavia yaitu STOVIA. Tahun
1888 di Bandung didirikan Pusat Laboratorium Kedokteran yang selanjutnya menjadi Lembaga
Eykman sekarang. Pada tahun 1913 didirikan Sekolah Dokter Belanda yaitu NIAS di Surabaya.
Tahun 1922 terjadi wabah Pes, sehingga tahun 1933-1935 diadakan pemberantasan Pes dengan
DDT dan vaksinasi massal.

2. Masa era kemerdekaan
a) Pra reformasi

(1) Masa orde lama

Pada tahun 1951 konsep bandung plan diperkenalkan oleh dr Y. Leimena dan

dr.Patah, yaitu konsep pelayanan yang menggabungkan antara pelayanan

kuratif dan preventif. 

(2) Masa orde baru

Konsep Bandung Plan terus dikembangkan. Tahun 1967 diadakan seminar

konsep puskesmas. Pada tahun 1968 konsep puskesmas ditetapkan dalam

Rapat Kerja Kesehatan Nasional dengan disepakatinya bentuk Puskesmas yaitu Tipe
A, B & C. Kegiatan Puskesmas saat itu dikenal dengan istilah “Basic”. Ada basic 7,
basic 13 Health Service yaitu: KIA, KB, Gizi Masyarakat, Kesling, P3M, PKM, BP,
PHN, UKS, UHG, UKJ, Lab, Pencatatan dan Pelaporan. 

3) Post reformasi

Pada tahun 1997 indonesia mengalami krisis ekonomi, kemiskinan meningkat,


kemampuan daya beli masyarakat rendah, menyebabkan akses ke pelayanan
kesehatan rendah. Kemudian dikembangkan program kesehatan untuk masyarakat
miskin yaitu JPS-BK. Tahun 1998 Indonesia mengalami reformasi berbagai bidang
termasuk pemerintahan dan menjadi negara demokrasi.

2. DEFINISI KESEHATAN MASYARAKAT RUANG LINGKUP


Kesehatan masyarakat adala imu dan seni, sebagi ilmu kesehatan masyarakat mencakup
dua disiplin pokok keilmuan yakni ilmu BIO-medis dan ilmu sosial, sejalan dan perkembangan
ilmu kesehatan masyarakat yang mencakup Ilmu Biologi, kedokteran, kimia, fisika,
lingkungan, sosial, antropologi, psikologi, pendidikan dan sebagainya. Sehingga kesehatan
masyarakat sebagai ilmu yang multi disiplin. Secara garis besar, pilar utama ilmu kesehatan
masyarakat sebagai berikut:
- Epidemiologi
- Biostatistik/statistic kesehatan
- Kesehatan lingkungan
- Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku
- Gizi masyarakat
- Kesehatan kerja

Ruang lingkup kegiatan kesehatan masyarakat meliputi usaha-usaha :

1. PROMOTIF (Peningkatan Kesehatan)

Usaha yang ditujukan untuk meningkatkan kesehatan yang meliputi usaha-usaha,


peningkatan gizi, pemeliharaan kesehatan perseorangan, pemeliharaan kesehatan
lingkungan, olahraga secara teratur, istirahat yang cukup dan rekreasi sehingga seseorang
dapat mencapai tingkat kesehatan yang optimal.

2. PREVENTIF (Pencegahan Penyakit)

Usaha yang ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit melalui usaha-usaha


pemberian imunisasi pada bayi dan anak, ibu hamil, pemeriksaan kesehatansecara berkala
untuk mendeteksi penyakit secara dini.

3. KURATIF (Pengobatan)

Usaha yang ditujukan terhadap orang yang sakit untuk dapat di obati secara tepat
sehingga dalam waktu singkat dapat dipulihkan kesehatannya.

4. REHABILITATIF (Pemeliharaan Kesehatan)

Usaha yang ditujukan terhadap penderita yang baru pulih dari penyakit yang
dideritanya.

3. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT

Menurut Hendrick L. Blumm, terdapat 4 faktor yang mempengaruhi derajat

kesehatan masyarakat, yaitu: 

1. Perilaku

Tersedianya jasa pelayanan kesehatan (health service) tanpa disertai perubahan tingkah
laku (peran serta) masyarakat akan mengakibatkan masalah kesehatan tetap potensial
berkembang di masyarakat.Misalnya: Penyediaan fasilitas dan imunisasi tidak akan banyak
manfaatnya apabila ibu ibu tidak datang ke pos-pos imunisasi.
2. Lingkungan

Lingkungan yang mendukung gaya hidup bersih juga berperan dalam meningkatkan derajat
kesehatan. 

3. Keturunan 

Faktor ini paling kecil pengaruhnya terhadap kesehatan perorangan atau masyarakat
dibandingkan dengan faktor yang lain.Pengaruhnya pada status kesehatan perorangan
terjadisecara evolutif dan paling sukar di deteksi .

4.  Pelayanan Kesehatan 

Ketersediaan pelayanan kesehatan ,dan pelayanan kesehatan yang berkualitas akan


berpengaruh terhadap derajat kesehatan masyarakat .Pengetahuan dan keterampilan
petugas kesehatan yang diimbangi dengan kelengkapan sarana /prasarana ,dan dana akan
menjamin kualitas pelayanan kesehatan

4. SASARAN KESEHATAN MASYARAKAT

Sasaran adalah merupakan penjabaran dari tujuan organisasi dan menggambarkan hal-hal
yang ingin dicapai melalui tindakan-tindakan yang akan dilakukan secara operasional. Oleh
karenanya rumusan sasaran yang ditetapkan diharapkan dapat memberikan fokus pada
penyusunan program operasional dan kegiatan pokok organisasi yang bersifat spesifik,
terinci, dan dapat diukur dan dapat dicapai. 

Berdasarkan makna penetapan sasaran tersebut maka menetapkan sasaran yang digunakan
dapat sebagai berikut :

1)   Meningkatnya pelayanan kesehatan ibu dan bayi dengan 

2)    Meningkatnya pelayanan kesehatan anak pra sekolah dan usia sekolah

3)   Pelayanan keluarga berencana

4)   Meningkatnya pelayanan imunisasi

5)   Meningkatnya pelayanan pengobatan dan perawatan

6)   Meningkatnya pelayanan kesehatan jiwa

B. Konsep PHC (Primary Health care)


1. Pengertian PHC

Primary Health Care ( PHC ) adalah pelayanan kesehatan pokok yang berdasarkan kepada
metode dan teknologi praktis, ilmiah dan sosial yang dapat diterima secara umum baik oleh
individu maupun keluarga dalam masyarakat melalui partisipasi mereka sepenuhnya, serta
dengan biaya yang dapat terjangkau oleh masyarakat dan negara untuk memelihara setiap
tingkat perkembangan mereka dalam semangat untuk hidup mandiri (self reliance) dan
menentukan nasib sendiri (self determination).

 Pelayanan Kesehatan Pokok/Dasar


 Dapat diterima dan dilaksanakan oleh masyarakat sendiri
 Dibiayai sendiri (terjangkau masyarakat)
 Semangat hidup sendiri
 Menentukan nasib sendiri

2. Unsur PHC
 Mencakup upaya kesehatan dasar
 Melibatkan peran serta masyarakat
 Melibatkan kerjasama lintas sektoral

3. Prinsip PHC
 Pemerataan upaya kesehatan

Distribusi perawatan kesehatan menurut prinsip ini yaitu perawatan primer dan layanan
lainnya untuk memenuhi masalah kesehatan utama dalam masyarakat harus diberikan sama
bagi semua individu tanpa memandang jenis kelamin, usia, kasta, warna, lokasi perkotaan atau
pedesaan dan kelas sosial.

 Penekanan pada upaya preventif

Upaya preventif adalah upaya kesehatan yang meliputi segala usaha, pekerjaan dan kegiatan
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan dengan peran serta individu agar berperilaku
sehat serta mencegah berjangkitnya penyakit.

 Penggunaan teknologi tepat guna dalam upaya kesehatan

Teknologi medis harus disediakan yang dapat diakses, terjangkau, layak dan diterima budaya
masyarakat (misalnya penggunaan kulkas untuk vaksin cold storage).

 Peran serta masyarakat dalam semangat kemandirian

Partisipasi masyarakat adalah proses di mana individu dan keluarga bertanggung jawab atas
kesehatan mereka sendiri dan orang-orang di sekitar mereka dan mengembangkan kapasitas
untuk berkontribusi dalam pembangunan masyarakat.
 Kerjasama lintas sektoral dalam membangun kesehatan

Pengakuan bahwa kesehatan tidak dapat diperbaiki oleh intervensi hanya dalam sektor
kesehatan formal; sektor lain yang sama pentingnya dalam mempromosikan kesehatan dan
kemandirian masyarakat.

4. Program PHC
 Pendidikan, pencegahan dan pengendalian penyakit
 Peningkatan penyediaan makanan dan perbaikan gizi
 Penyediaan air bersih dan sanitasi dasar
 KIA dan KB
 munisasi terhadap penyakit infeksi utama
 Pencegahan dan pengendalian penyakit endemik
 Pengobatan penyakit umum
 Penyediaan obat essensia

5. Perkembangan PHC di Indonesia

Primary Health Care (PHC) diperkenalkan oleh World Health Organization (WHO) sekitar
tahun 70-an, dengan tujuan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan yang berkualitas. Di Indonesia, PHC memiliki 3 (tiga) strategi utama, yaitu
kerjasama multisektoral, partisipasi masyarakat, dan penerapan teknologi yang sesuai
dengan kebutuhan dengan pelaksanaan di masyarakat, ujar Menkes saat membuka secara
resmi the 14 Medical Association of South East Asian Nation (MASEAN) Mid-term Meeting di
Savoy Homann, Bandung (17/06).

Menurut Deklarasi Alma Ata (1978) PHC adalah kontak pertama individu, keluarga, atau
masyarakat dengan sistem pelayanan. Pengertian ini sesuai dengan definisi Sistem Kesehatan
Nasional (SKN) tahun 2009, yang menyatakan bahwa Upaya Kesehatan Primer adalah upaya
kesehatan dasar dimana terjadi kontak pertama perorangan atau masyarakat dengan
pelayanan kesehatan.

Menurut Menkes, dalam mendukung strategi PHC yang pertama, Kementerian Kesehatan
RI mengadopsi nilai inklusif, yang merupakan salah satu dari 5 nilai yang harus diterapkan dalam
pelaksanaan pembangunan kesehatan, yaitu pro-rakyat, inklusif, responsif, efektif, dan bersih.

Strategi PHC yang kedua, sejalan dengan misi Kementerian Kesehatan, yaitu

1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat,


termasuk swasta dan masyarakat madani;
2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang
paripurna, merata bermutu dan berkeadilan;
3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan;
4. Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik.

Di Indonesia, penyelenggaraan PHC dilaksanakan di Puskesmas dan jaringan yang


berbasis komunitas dan partisipasi masyarakat, yaitu Poskesdes dan Posyandu yang ada di setiap
wilayah kecamatan dan kelurahan.

Untuk strategi ketiga, Kementerian Kesehatan saat ini memiliki salah satu program yaitu
saintifikasi jamu yang dimulai sejak tahun 2010 dan bertujuan untuk meningkatkan akses dan
keterjangkauan masyarakat terhadap obat-obatan. Program ini memungkinkan jamu yang
merupakan obat-obat herbal tradisional yang sudah lazim digunakan oleh masyarakat Indonesia,
dapat teregister dan memiliki izin edar sehingga dapat diintegrasikan di dalam pelayanan
kesehatan formal.

Menkes menambahkan, untuk mencapai keberhasilan penyelenggaraan PHC bagi


masyarakat, diperlukan kerjasama baik lintas sektoral maupun regional, khususnya di
kawasan Asia Tenggara. Karena itu, tema pertemuan The Role of Primary Health Care Towards
Population Health in ASEAN sejalan dengan upaya yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat ujar Menkes.Hadir dalam acara tersebut,
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dr. Prijo Sidipratomo; Chairman of MASEAN, Prof. Kyaw
Myint Naing; dan perwakilan sekretariat ASEAN divisi Non Communicable Disease, dr. Ferdinal
Fernando; serta sejumlah delegasi asosiasi medis yang berasal dari 7 negara (Singapura,
Thailand, Malaysia, Filipina, Vietnam, Myanmar dan Indonesia).

MASEAN atau Medical Association of South East Asian Nation dibentuk pada tahun 1980 di
Penang, Malaysia dan mendapat persetujuan dari ASEAN pada tanggal 30 Januari 1981 dengan
status kerjasama non-pemerintah.

C. Konsep PKMD

1. Pengertian PKMD

PKMD adalah bentuk operasional dari PHC di Indonesia. PKMD mencakup serangkaian kegiatan
swadaya masyarakat berazaskan gotong royong, yang didukung oleh pemerintah melalui
koordinasi lintas sektoral dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan atau yang terkait
dengan kesehatan, agarmasyarakat dapat hidup sehat guna mencapai kualitas hidup dan
kesejahteraan yang lebih baik.
PKMD adalah rangkaian kegiatan masyarakat yang dilaksanakan atas dasar gotong royong dan
swadaya dalam rangka menolong diri sendiri dalam memecahkan masalah untuk memenuhi
kebutuhannya dibidang kesehatan dan dibidang lain yang berkaitan agar mampu mencapai
kehidupan sehat sejahtera.

2. Tujuan PKMD

 Tujuan Umum

Untuk meningkatkan kemampuan masyarakat menolong diri sendiri dibidang


kesehatan dalam rangka meningkatkan mutu hidup.

 Tujuan Khusus

Menumbuhkan kesadaran masyarakat akan potensi yang dimilikinya untuk


menolong diri mereka sendiri dalam meningkatkan mutu hidup mereka

 Mengembangkan kemampuan dan prakarsa masyarakat untuk berperan secara aktif


dan berswadaya dalam meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri
 Menghasilkan lebih banyak tenaga – tenaga masyarakat setempat yang mampu,
terampil serta mau berperan aktif dalam kegiatan pembangunan desa
 Meningkatnya kesehatan masyarakat dalam arti memenuhi beberapa indikator :Angka
kesakitan menurun,Angka kematian menurun ; terutama Angka Kematian Ibu, Bayi &
Anak,Angka kelahiran menurun,Menurunnya angka kekurangan gizi pada anak balita.

3. Ruang Lingkup PKMD

Tujuan PKMD adalah meningkatkan status kesehatan dalam rangka meningkatkan mutu
hidup dan kesejahteraan masyarakat. Namun demikian status kesehatan dipengaruhi oleh
berbagai faktor terutama lingkungan dan faktor perilaku masyarakat oleh karenanya kegiatan
PKMD tidak terbatas dalam bidang pelayanan kesehatan saja, akan tetapi menyangkut juga
kegiatan diluar kesehatan yang berkaitan dengan peningkatan status kesehatan dan perbaikan
mutu hidup masyarakat,Misalnya : Kegiatan usaha bersama dalam bentuk koperasi simpan pinjam
untuk meningkatkan pendapatan, atau usaha bersama untuk meningkatkan taraf pendidikan
masyarakat dengan bekerja sambil belajar, dan sebagainya.

Pengembangan PKMD tidak terbatas pada daerah pedesaan saja, akan tetapi juga meliputi
masyarakat daerah perkotaan yanga berpenghasilan rendah. Kegiatan partisipasi masyarakat
dalam pelaksanaan pos pelayanan terpadu (posyandu) 5 program,
yaitu : KIA,KB,Gizi, Imunisasi,Penanggulangan Diare juga merupakan salah satu bentuk dari
kegiatan PKMD.

4. Langkah-langkah PKMD
1. Langkah- langkah pemetaan PKMD diantaranya :

Pelaksanaan kegiatan pembangunan kesehatan masyarakat desa (PKMD) yang dilakukan


masyarakat minimal mencakup salah satu dari 8 unsur Primary Haelath Care sebagai berikut:

 Pendidikan mengenai masalah kesehatan dan cara pencegahan penyakit serta


perlindungannya.
 Peningkatan persediaan makanan dan peningkatan gizi.
 Pengadaan air bersih dan sanitasi dasar yang memadai.
 Kesehatan Ibu dan Anak termasuk keluarga berencana
 Imunisasi untuk penyakit yang utama
 Pencegahan dan pengendalian penyakit endemi setempat
 Pengobatan penyakit umum dan luka-luka
 Penyediaan obat esensial.

2. Pengembangan dan Pembinaan PKMD dilakukan sebagai berikut:


 Berpedoman pada GBHN.
 Dilakukan dengan kerja sama lintas program dan lintas sektor melalui pendekatan
edukatif.
 Koordinasi pembinaan melalui jalur fungsional pada Gubernur, Bupati, atau
Camat.Merupakan bagian integral dari pembangunan desa secara keseluruhan.
 Kegiatan dilaksanakan dengan membentuk mekanisme kerja yang efektif antara instansi
yang berkepentingan dalam pembinaan masyarakat desa.
 Puskesmas sebagai pusat pembangunan dan pengembangan kesehatan berfungsi sebagai
dinamisator.

 
BAB III

PENUTUP

 A. Kesimpulan

Asclepius: dokter pertama yang dapat mengobati penyakit dan melakukan pembedahan
dengan cara tertentu. Higiena, asisten/isri Asclepius, mengajarkan pada pengikutnya melalui
pendekatan Hidup seimbang, menghindari makanan/minuman beracun, makan makan yang
bergizi, cukup istirahat dan olah raga. Dari cerita mitos Yunani tersebut, muncul dua pendekatan
dalam penangan kesehatan, aliran pertama lebih menekankan pengobatan (kuratif), aliran kedua

Primary Health Care ( PHC ) adalah pelayanan kesehatan pokok yang berdasarkan kepada
metode dan teknologi praktis, ilmiah dan sosial yang dapat diterima secara umum baik oleh
individu maupun keluarga dalam masyarakat melalui partisipasi mereka sepenuhnya, serta
dengan biaya yang dapat terjangkau oleh masyarakat dan negara untuk memelihara setiap
tingkat perkembangan mereka dalam semangat untuk hidup mandiri (self reliance) dan
menentukan nasib sendiri (self determination).

PKMD adalah bentuk operasional dari PHC di Indonesia. PKMD mencakup serangkaian
kegiatan swadaya masyarakat berazaskan gotong royong, yang didukung oleh pemerintah
melalui koordinasi lintas sektoral dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan atau
yang terkait dengan kesehatan, agarmasyarakat dapat hidup sehat guna mencapai kualitas
hidup dan kesejahteraan yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Azrul Azwar, 2001, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Binarupa, Jakarta.

Entjang, Indan, 2000, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Bandung, Citra Aditya Bakti.

Noor Nasri N, 1997, Dasar Epidemiologi, Rineka Cipta, Jakarta.

Sukidjo Notoatmodjo, 2001, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Rineka Cipta, Jakarta.


 

Anda mungkin juga menyukai