E
L
O
M
P
O
K SURY D. DAYO (18061027)
SEVHIA S. WOROTIKAN (18061029)
4 YASENTHA O. J. TURANGAN (18061031)
GRACIA G. SUPIT (18061036)
Sejarah
Keperawatan
Komunitas
Sejarah Keperawatan
Sejarah keperawatan komunitas
dimulai dengan munculnya Florence
Nightingale. Dia adalah pelopor
perawat modern yag dikenal dengan
nama The Lady of The Lamp. Ia
menyadarkan bidang kedokteran
mengenai pentingnya melakukan
upaya preventif dan juga sumbangan
yang utama, yaitu menyadarkan
masyarakat akan pentingnya perawatan
klinik dan berpengalaman, serta ia
Sejarah Keperawatan Komunitas
Di Dunia
Perkembangan keperawatan
komunitas tidak terlepas dari
tokoh metologi yunani, yaitu
Asclepius dan Hegeia.
Asclepius adalah seorang dokter yang tampan dan pandai meski
tidak disebutkan skolah atau pendidikan apa yang telah
ditempuhnya. Beliau dapat mengobati penyakit bahkan
melakukan bedah berdasarkan prosedur-prosedur tertentu
(surgical procedure) dengan baik. Sementara Hegeia adalah
asisten Asclepius yang juga merupakan istrinya, beliau ahli
dalam melakukan upaya-upaya kesehatan.
Terdapat perbedaan penanganan masalah kesehatan antara
Asclepius dan Hegeia.
PERIODE PERKEMBANGAN
KESEHATAN MASYARAKAT
STOVIA NIAS
PERIODE PERTAMA (1882)
Dimulainya usaha kesehatan oleh Belanda, yaitu Millitair
Geness Kundege Dienst (MDG) & Burgelyke Geness
Kudige Dienst (BGD), pada waktu para pekerja
perkebunan terjangkit penyakit. Selanjutnya melayani
masyarakat umum (saat berdiri Rockefeller Foundation).
TAHUN 1960
Terbit Undang-Undang Pokok Kes No. 9 Th 1960 tentang Pokok-Pokok
Kesehatan
“Tiap-tiap warga Negara berak mencapai derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya dan wajib diikutsertakan dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh
pemerintah”.
PELITA I
Dimulai Pelayanan kesehatan melalui puskesmas
PELITA II
Mulai dikembangkan PKMD, sebagai bentuk operasinal dari primary heatlh carea
(PHC). Pada saat ini juga mulai timbul kesadaran untuk keterlibatan partisipasi
masyarakat dalam bidang kesehatan
PELITA III
Lahir SKN tahun 1982, menekankan pada: Pendekatan kesistem, Pendekatan
kemasyarakat, Kerja sama lintas program (KLP) & lintas sektoral (KS), Peran serta
masyarakat, dan Menekankan pada pendekatan promotive & preventive
PELITA IV
PHC/PKMD diwarnai dengan prioritas untuk menurunkan tingkat kematian bayi, anak
dan ibu serta menurunkan tingkat kelahiran, dan menyelanggarakan posyandu ditiap
desa.
PELITA V
Digalangkan dengan upaya peningkatan mutu posyandu, melaksanakan panca Krida,
Posyandu serta Sapta Krida Posyandu.
MENJELANG TAHUN 2000 (TAHUN 1998)
Pergeseran visi pembangunan kesehatan di Indonesia, yang semua menganut
paradigma sakit menjadi paradigma sehat. Visi pembangunan kesehatan dewasa ini
adalah “Indonesia Sehat 2010”.
Sejarah Keperawatan
Komunitas di
Sulawesi Utara
Sejalan dengan perkembangan zaman serta didorong oleh rasa tanggung jawab
bersama sebagai Warga Negara RI, sejalan dengan Garis-Garis Besar Haluan
Negara Tahun 1993 mengatakan bahwa, dalam pembangunan Jangka Panjang
Tahap III pembangunan kesehatan diarahkan antara lain untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat serta meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
Pembangunan kesehatan masih perlu terus ditingkatkan dengan lebih
mengembangkan menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) kesehatan
secara benar dan bertanggung jawab, maka Badan Pengurus Yayasan Metuari
Waya Esa Manado mendirikan Akademi Keperawatan yang diberi nama
AKADEMI KEPERAWATAN METUARI WAYA MANADO
Melalui proses yang panjang, dengan memenuhi akreditasi melalui
kantor Wilayah Departemen Kesehatan RI Propinsi Sulawesi Utara,
maka terbitlah Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI. Nomor HK.00.
06. 1. 1. 1126 tanggal 10 April 1995. Berdasarkan SK tersebut,
Akademi Keperawatan Metuari Waya Manado menerima mahasiswa
baru dan mulai kegiatan pendidikan pada bulan Agustus 1995, dan
diresmikan oleh Kepala Kantor Wilayah Departemen Kesehatan RI
Propinsi Sulawesi UtaraDr. S.A. Tandayu, SKM dan pada tanggal 2
November 1995 dengan Ketua Yayasan Metuari Waya Manado Drs.
Jordan Kuhu, BSc, serta Direktur pertama Akademi Keperawatan
Metuari Waya Manado Ny. J.A. Mandang-Kolompoy
Peran Perawat
Komunitas
PERAN PERAWAT KOMUNITAS
DI INDONESIA
1. Manager Kasus
3. Pendidik
Berperan sebagai pendidik, perawat harus mampu
menjadi penyedia
informasi kesehatan dan mengajarkan komunitas atau
keluarga tentang upaya kesehatan yang dapat dilakukan
4. Pembela (Advocate)
Peran sebagai pembela (advocate) dapat dilakukan perawat
dengan mendukung pelayanan keperawatan yang berkualitas
dan kompeten. Sikap perawat yang selalu berupaya
meningkatkan kompetensinya agar asuhan keperawatan
komunitas yang diberikan terjaga kualitasnya, merupakan
contoh pelaksanaan peran sebagai pembela (advocate).
Bagaimana dengan Anda, apakah juga berkomitmen untuk
selalu menjaga kualitas asuhan keperawatan yang diberikan?
Cobalah Anda sejak saat ini terus menjaga komitmen tersebut.
5. Konselor
Perawat konselor membutuhkan
keterampilan khusus, yaitu
perawat tersebut adalah orang
yang memahami (expert) di bidang
keahliannya, dapat dipercaya
untuk membantu komunitas atau
keluarga dan mengembangkan
koping yang konstruktif dalam
penyelesaian masalah. Perawat
juga dapat memberikan berbagai
solusi dalam rangka menetapkan
cara yang lebih baik untuk
penyelesaian masalah.
6. Role Model
8. Pembaharu
Peran ini membantu komunitas untuk
melakukan perubahan ke arah kehidupan
yang lebih sehat.
TATANAN PRAKTIK DALAM
KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS