OLEH :
NPM. 22.13101.12.35
DOSEN PENGAMPU :
Cerita tentang Kesehatan masyarakat tidak terlepas dari dua tokoh mitologi Yunani yaitu
Asclepius dan Higeia. Berdasarkan cerita Mitos Yunani tersebut Asclepius disebutkan
sebagai seorang dokter pertama yang tampan dan pandai meskipun tidak disebutkan sekolah
atau pendidikan apa yang telah ditempuhnya, tetapi diceritakan bahwa ia telah dapat
mengobati penyakit dan bahkan melakukan bedah berdasarkan prosedur-prosedur tertentu
dengan baik. Hegeia, seorang asistenya yang juga istrinya juga telah melakukan upaya
kesehatan. Bedanya antara Asclepius dengan Higeia dalam pendekatan/penanganan masalah
kesehatan adalah:
1. Asclepius melakukan pendekatan (pengobatan penyakit), setelah penyakit tersebut
terjadi pada seseorang.
2. Higeia mengajarkan kepada pengikutnya dalam pendekatan masalah kesehatan melalui
“hidup seimbang”, seperti mengindari makanan/minuman yang beracun, makan
makanan yang bergizi (baik) cukup istirahat dan melakukan olahraga. Apabila orang
sudah jatuh sakit Higeia lebih menganjurkan melakukan upaya-upaya secara alamiah
untuk menyembuhkan penyakitnya tersebut, anatara lain lebih baik dengan memperkuat
tubuhnya dengan makanan yang baik, daripada dengan pengobatan/pembedahan.
Dari kedua tokoh itulah akhirnya muncul dan berkembang 2 ilmu kesehatan yang
berbeda, meskipun saling melengkapi:
Dari tokoh Asclepius berkembang ilmu kedokteran (pengobatan dan pemulihan atau
kuratif dan rehabilitatif)
Dari tokoh Hegiea berkembang ilmu kesehatan masyarakat (pencegahan dan
peningkatan atau preventif dan promotif )
Perkembangan Kesehatan Masyarakat
Periode sebelum ilmu pengetahuan (Zaman Romawi dan Yunani serta Zaman
pertengahan)
Pada periode ini masyarakat belum terlalu memahami arti pentingnya kesehatan
dalam kehidupannya dalam sehari-hari, ini ditandai dengan adanya peraturan tertulis
yang mengatur pembuangan limbah kotoran yang tujuan awalnya tidak untuk
kesehatan tetapi karena limbah menimbulkan bau tidak sedap. Namun lama-lama
mereka makin menyadari pentingnya kesehatan masyarakat setelah timbulnya
berbagai macam penyakit menular menyerang sebagian penduduk dan menjadi
epidemi bahkan telah menjadi endemi. Contohnya kolera namun upaya pemecahan
masalah secara menyeluruh belum dilakukan.
Periode ilmu pengetahuan (Abad 18-19 dan Abad ke 20)
Periode ini masalah penyakit merupakan masalah yang komplek, sehingga jika pada
periode sebelum ilmu pengetahuan belum ditemukan pemecahan masalah, pada
periode ini mulai ditemukann penyebab-penyebab penyakit dan vaksin sebagai
pencegah, ini dibuktikan Lous Pasteur menemukan vaksin pencegah cacar. Josep
Lister menemukan asam karbol untuk sterilisasi ruang operasi dan William Marton
menemukan ether sebagai anestesi pada waktu operasi. Penyelidikan dan upaya-upaya
kesehatan masyarakat secara ilmiah pun mulai digalakkan. Ini dibukatikan dengan
telah dikembangkannya pendidikan tenaga kesehatan profesional oleh seorang
pedagang wiski dari baltimor Amerika dengan berdirinya universitas serta pemerintah
Amerika membentuk departemen kesehatan untuk menyelenggarakan pelayanan
kesehatan bagi penduduk, juga perbaikan dan pengawasan sanitasi lingkungan.
Kesehatan Masyarakat Sebelum Ilmu Pengetahuan
Zaman Romawi dan Yunani kuno (BC), diketemukan dokomen tertulis yang
mengindikasikan:
1. Adanya upaya penanggulangan penyakit
2. Adanya peraturan tertulis tentang pemukiman, pembuangan air limbah dan sistem
drainase, air minum, pembuangan tinja, dsb, walaupun bukan kerena alasan kesehatan,
melainkan untuk estetika.
3. Adanya keharusan dari pemerintah kerajaan untuk peninjauanan warung-warung
minuman (public bar), rumah makan, dsb.
Zaman Pertengahan (Abad ke 1-7):
Beberapa penyakit menular mulai menyerang penduduk dunia (typhus, kolera, pes, dsb).
Zaman pertengahan (abad 8-18):
1. Tahun 1340 terjadi wabah pes paling dahyat di Cina, India dan Mesir. Tercatat
13.000.000 orang meninggal karena wabah pes, dan 60.000.000 orang meninggal untuk
seluruh dunia. Sehingga masa itu disebut “the black death”.
2. Sementara itu wabah kolera, typhus dan disentri masih berlangsung sampai abad ke 18.
3. Upaya upaya penaggulangan penyakit menular secara menyeluruh dan sistematis hampir
dikatakan belum ada.
Tahun 1979 Tidak dibedakan antara Puskesmas A atau B, hanya ada satu tipe
Puskesmas saja, yang dikepalai seorang dokter dengan stratifikasi
puskesmas ada 3 (sangat baik, rata-rata dan standard).
Selanjutnya Puskesmas dilengkapi dengan piranti manajerial
yang lain, yaitu Micro Planning untuk perencanaan, dan
Lokakarya Mini (LokMin) untuk pengorganisasian kegiatan dan
pengembangan kerjasama tim.
1. Epidemiologi,
2. Biostatistik/statistik kesehatan,
3. Kesehatan lingkungan,
6. Gizi masyarakat,
7. Kesehatan kerja.
PENJELASAN
1. Epidemiologi
Epidemiologi berasal dari kata yunani yaitu (epi=pada, demos=penduduk,
logos=ilmu) dengan demikian epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari hal-hal
yang terjadi pada rakyat.
Beberapa definisi epidemiologi sebagai berikut:
W.H. Welch : Epidemiologi adalah Suatu ilmu yang mempelajari tentang
timbulnya perjalanan dan pencegahan penyakit terutama penyakit infeksi
menular.
Mac Mahon dan Pugh : Ilmu yang mempelajari tentang penyebaran penyakit
dan faktor-
faktor yang menentukan terjadinya penyakit pada manusia
Last, Beagehole et al, (1993) : Studi tentang distribusi dan faktor-faktor yang
menentukan keadaan yang berhubungan dengan kesehatan atau kejadian-kejadian
pada kelompok penduduk tertentu
W.H. Frost : Ilmu yang mempelajari timbulnya distribusi dan jenis penyakit
pada manusia menurut waktu dan tempat
Azrul azwar : Ilmu yang mempelajari tentang frekuensi dan penyebaran masalah
kesehatan
pada sekelompok manusia/masyarakat serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Contoh :
Melihat penyebab timbulnya masalah Peningkatan Angka Kematian Ibu dan Angka
Kematian Bayi
2. Biostatistik/statistik kesehatan
Pada pilar ini akan mempelajari mengenai konsep teoritis tentang data, jenis
dan sumber data kesehatan dan kependudukan, cara mengolah, menganalisis data, dan
menginterpretasikan data, konsep teoritis tentang kependudukan, konsep teoritis
tentang teknik sampling, dan konsep teoritis tentang validasi dan reliabilitas, serta
konsep teoritis tentang rekam medis.
Biostatistik merupakan ilmu dasar dari Kesehatan Masyarakat. Penelitian-penelitiana
kesehatan masyarakat menggunakan metode Kuantitatif yang mengkombinasikan
disiplin ilmu epidemiologi dan biostatistik.
Biostatistik adalah aplikasi statistic pada masalah ilmu biologi, kesehatan dan
pengobatan. Adapun peran biostatistik dalam kesehatan masyarakat adalah :
a. Pengumpulan data
b. Mendeskripsikan data Observasi
c. Menilai kekuatan bukti untuk/melawan hipotesis
d. Merekomendasikan intervensi atau program pencegahan masalah kesehatan
Sebagai Contoh :
Menghitung tingkat insiden kanker yang disesuaikan usia untuk
menentukan trend dari waktu kewaktu suatu daerah
Menghitung statistic resiko pengembangan tumor otak setelah penggunaan
ponsel
Menghitung angka dan prevalensi Stunting di wilayah kerja Dinas
Kesehatan Kabupaten
3. Kesehatan Lingkungan
Lingkungan sehat menurut WHO adalah “keadaan yg meliputi kesehatan fisik,
mental,
dan sosial yang tidak hanya berarti suatu keadaan yg bebas dari penyakit dan
kecacatan”. Sementara itu, pengertian Lingkungan hidup menurut Undang-Undang RI
Nomor 23 Tahun 1997 yang dimaksud dengan lingkungan hidup adalah kesatuan ruang
dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan
perilakunya, yang memengaruhi perikehidupan dan kesejahteraa manusia serta mahluk
hidup lainya.
perumahan, penyediaan air minum, jamban dan pembuangan sampah, akan dibahas
Topik Perilaku Kesehatan membahas pengertian dan teori perilaku serta domain
perilaku yang mencakup pengetahuan, sikap, tindakan, dan faktor-faktor yang
memengaruhi pengetahuan dan tindakan. Kemudian membahas program Kementerian
Kesehatan terkait dengan pemberdayaan masyarakat dalam perilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS). Topik Promosi Kesehatan membahas pengertian, tujuan dan ruang lingkup
promosi kesehatan, teori komunikasi sebagai unsur promosi kesehatan, alat bantu
(peraga), media, dan sasaran komunikasi. Kemudian membahas program Kementerian
Kesehatan terkait promosi kesehatan di puskesmas.
1. Perilaku sakit (illness behavior), yaitu segala tindakan atau kegiatan yang dilakukan oleh
orang sakit untuk merasakan dan mengenal keadaan kesehatannya, termasuk kemampuan
untuk mengidentifikasi penyakit, penyebab penyakit, serta usaha pencegahannya.
2. Perilaku terhadap pelayanan kesehatan (health service behavior), yaitu perilaku
terhadap fasilitas pelayanan kesehatan tradisional maupun modern, yang terwujud dalam
pengetahuan,
makanan sebagai kebutuhan vital bagi kehidupan, meliputi pengetahuan, sikap dan
meliputi pengetahuan, sikap dan tindakan terkait air bersih, pembuangan air limbah,
lmu gizi adalah Ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang makanan dalam
hubungannya dengan kesehatan optimal. Makanan adalah bahan selain obat yang
mengandung zat-zat gizi dan atau unsur/ikatan kimia yang dapat diubah menjadi zat gizi oleh
tubuh, yang berguna bila dimasukkan ke dalam tubuh. Zat gizi adalah ikatan kimia yang
diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya yaitu menghasilkan energi, membangun dan
memelihara jaringan, serta mengatur proses kehidupan. Marasmus terjadi jika berat badan
menurut usia <60 di bawah standar internasional, penderita marasmus terlihat seperti hanya “
tulang dan kulit”. Kwasiorkor terjadi jika berat badan menurut usia < 80 di bawah standar
internasional. Xeroftalmia penyakit yang terjadi akibat kekeringan pada selaput lendir dan
kornea mata yang disebabkan karena kekurangan vitamin A. Kegemukan (obesitas) kelebihan
berat badan sebagai akibat penimbunan lemak tubuh yang berlebihan. Terjadi obesitas jika
nilai IMT-nya ≥ 27,0 kg/m2. IMT adalah alat atau cara yang sederhana
7. Kesehatan kerja.
Keselamatan dan Kesehatan kerja kondisi dan factor yang dapat berdampak pada
keselamatan dan kesehatan kerja tenaga kerja mapun orang lain yang berada di tempat kerja .