Anda di halaman 1dari 16

TUGAS KESMAS INTERMEDIATE

OLEH :

Tri Josih Pebriani

NPM. 22.13101.12.35

DOSEN PENGAMPU :

Dr. Erma Gustina, ST,M.Kes

PROGRAM PASCA SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA HUSADA PALEMBANG
TAHUN 2022
Soal :
1. Ceritakan sejarah IKM dari Abad 18,19 dan 20
2. Berikan contoh dan jelaskan bagian dari 7 Pilar utama dari IKM

SEJARAH ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


ABAD 18,19 HINGGA 20

Lahirnya Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat adalah sebagai berikut :

Cerita tentang Kesehatan masyarakat tidak terlepas dari dua tokoh mitologi Yunani yaitu
Asclepius dan Higeia. Berdasarkan cerita Mitos Yunani tersebut Asclepius disebutkan
sebagai seorang dokter pertama yang tampan dan pandai meskipun tidak disebutkan sekolah
atau pendidikan apa yang telah ditempuhnya, tetapi diceritakan bahwa ia telah dapat
mengobati penyakit dan bahkan melakukan bedah berdasarkan prosedur-prosedur tertentu
dengan baik. Hegeia, seorang asistenya yang juga istrinya juga telah melakukan upaya
kesehatan. Bedanya antara Asclepius dengan Higeia dalam pendekatan/penanganan masalah
kesehatan adalah:
1. Asclepius melakukan pendekatan (pengobatan penyakit), setelah penyakit tersebut
terjadi pada seseorang.
2. Higeia mengajarkan kepada pengikutnya dalam pendekatan masalah kesehatan melalui
“hidup seimbang”, seperti mengindari makanan/minuman yang beracun, makan
makanan yang bergizi (baik) cukup istirahat dan melakukan olahraga. Apabila orang
sudah jatuh sakit Higeia lebih menganjurkan melakukan upaya-upaya secara alamiah
untuk menyembuhkan penyakitnya tersebut, anatara lain lebih baik dengan memperkuat
tubuhnya dengan makanan yang baik, daripada dengan pengobatan/pembedahan.
Dari kedua tokoh itulah akhirnya muncul dan berkembang 2 ilmu kesehatan yang
berbeda, meskipun saling melengkapi:
 Dari tokoh Asclepius berkembang ilmu kedokteran (pengobatan dan pemulihan atau 
kuratif dan rehabilitatif)
 Dari tokoh Hegiea berkembang ilmu kesehatan masyarakat (pencegahan dan
peningkatan atau preventif dan promotif )
Perkembangan Kesehatan Masyarakat
 Periode sebelum  ilmu pengetahuan (Zaman Romawi dan Yunani serta Zaman
pertengahan)
Pada periode ini masyarakat belum terlalu memahami arti pentingnya kesehatan
dalam kehidupannya dalam sehari-hari, ini ditandai dengan adanya peraturan tertulis
yang mengatur pembuangan limbah kotoran yang tujuan awalnya tidak untuk
kesehatan tetapi karena limbah menimbulkan bau tidak sedap. Namun lama-lama
mereka makin menyadari pentingnya kesehatan masyarakat setelah timbulnya
berbagai macam penyakit menular menyerang sebagian penduduk dan menjadi
epidemi bahkan telah menjadi endemi. Contohnya kolera namun upaya pemecahan
masalah secara menyeluruh belum dilakukan.
 Periode ilmu pengetahuan (Abad 18-19 dan Abad ke 20)
Periode ini masalah penyakit merupakan masalah yang komplek, sehingga jika pada
periode sebelum ilmu pengetahuan belum ditemukan pemecahan masalah, pada
periode ini mulai ditemukann penyebab-penyebab penyakit dan vaksin sebagai
pencegah, ini dibuktikan Lous Pasteur menemukan vaksin pencegah cacar. Josep
Lister menemukan asam karbol untuk sterilisasi ruang operasi dan William Marton
menemukan ether sebagai anestesi pada waktu operasi. Penyelidikan dan upaya-upaya
kesehatan masyarakat secara ilmiah pun mulai digalakkan. Ini dibukatikan dengan
telah dikembangkannya pendidikan tenaga kesehatan profesional oleh seorang
pedagang wiski dari baltimor Amerika dengan berdirinya universitas serta pemerintah
Amerika membentuk departemen kesehatan untuk menyelenggarakan pelayanan
kesehatan bagi penduduk, juga perbaikan dan pengawasan sanitasi lingkungan.
Kesehatan Masyarakat Sebelum Ilmu Pengetahuan
 Zaman Romawi dan Yunani kuno (BC), diketemukan dokomen tertulis yang
mengindikasikan:
1. Adanya upaya penanggulangan penyakit
2. Adanya peraturan tertulis tentang pemukiman, pembuangan air limbah dan sistem
drainase, air minum, pembuangan tinja, dsb, walaupun bukan kerena alasan kesehatan,
melainkan untuk estetika.
3. Adanya keharusan dari pemerintah kerajaan untuk peninjauanan warung-warung
minuman (public bar), rumah makan, dsb.
 Zaman Pertengahan (Abad  ke 1-7):
Beberapa penyakit menular mulai menyerang penduduk dunia (typhus, kolera, pes, dsb).
 Zaman pertengahan (abad 8-18):
1. Tahun 1340 terjadi wabah pes paling dahyat di Cina, India dan Mesir. Tercatat
13.000.000 orang meninggal karena wabah pes, dan 60.000.000 orang meninggal untuk
seluruh dunia. Sehingga masa itu disebut “the black death”.
2. Sementara itu wabah kolera, typhus dan disentri masih berlangsung sampai abad ke 18.
3. Upaya upaya penaggulangan penyakit menular secara menyeluruh dan sistematis hampir
dikatakan belum ada.

Kesehatan Masyarakat Periode Ilmu Pengetahuan


Abad bangkitnya ilmu pengetahuan dimulai pada akhir abad ke 18 dan awal abad ke
19, termasuk ilmu kesehatan (kedokteran dan kesehatan masyarakat). Apabila sebelumnya
masalah kesehatan, utamanya penyakit hanya dilihat sebagi fenomena biologis, kemudian
bergeser kefenomena sosial yang kompleks. Apabila sebelumnya pendekatan terhadap
masalah kesehatan hanya dari satu segi (sektor) saja, kemudian bergeser kependekatan yang
multisektoral.
Ditemukannya vaksin pencegah cacar oleh Louis Pasteur,  asam karbol (asam karbol )
untuk sterilisasi ruang operasi oleh Joseph Lister, dan eter sebagai anestesi oleh Wiliam
Marton. Tahun 1832 terjadi epidemi kolera di Inggris, terutama didaerah perkotaan.
Kemudian Edwin Chardwich seorang ilmuwan sosial melakukan penyelidikan. Hasil
penyelidikannya menyimpulkan bahwa penyebab  wabah kolera ini adalah karena sanitasi
lingungan penduduk kota yang sangat buruk, pekerja perkotaan yang upahnya sangat rendah,
gizi masyarakat rendah.
Hasil penyelidikan Chardwich ini dianalisis dan disajikan dengan baik dan sahih.
Berdasarkan laporan Charwich ini akhirnya Parlemen Inggris mengeluarkan UU yang
mengatur tentang sanitasi lingkungan, sanitasi tempat kerja (pabrik), sanitasi tempat umum,
dsb.
Tahun 1848, Jons Simon diangkat sebagai menteri untuk menangani kesehatan
penduduk (masyrakat). Pada akhir abad ke 19 dan awal abad ke 20, di Inggris dan negara-
negara Eropa lainnya,dan Amerika mulai dibuka pendidikan bagi tenaga-tenaga kesehatan
untuk kesehatan masyarakat (publik).
Pada tahun 1894 John Hopkins seorang pedagang wiski mempelopori mendirikan
Universitas, yang didalamnya terdapat program studi kedokteran dan  “public health”. Pada
tahun 1855 pemerintah Amerika membentuk Kementerian Kesehatan yang pertama kali,
yang didalamnya terdapat bagian yang menangani kesehatan masyarakat (publik).
Tahun 1872 dibentuk asosiasi dari para akademisi dan praktisi Kesehatan Masyarakat,
yang disebut “American Public Health Association”.

Perkembangan Kesehatan Masyarakat di Indonesia:


Abad Ke-16 Pemerintahan Belanda mengadakan upaya pemberantasan cacar
dan kolera yang sangat ditakuti masyarakat pada waktu itu.
Sehingga berawal dari wabah kolera tersebut maka pemerintah
Belanda pada waktu itu melakukan upaya-upaya kesehatan
masyarakat.
Tahun 1807 Pemerintahan Jendral Daendels, telah dilakukan pelatihan dukun
bayi dalam praktek persalinan. Upaya ini dilakukan dalam rangka
upaya penurunan angka kematian bayi pada waktu itu, tetapi
tidak berlangsung lama, karena langkanya tenaga pelatih.
Tahun 1888 Berdiri pusat laboratorium kedokteran di Bandung, yang
kemudian berkembang pada tahun-tahun berikutnya di Medan,
Semarang, surabaya, dan Yogyakarta. Laboratorium ini
menunjang pemberantasan penyakit seperti malaria, lepra, cacar,
gizi dan sanitasi.
Tahun 1925 Hydrich, seorang petugas kesehatan pemerintah Belanda
mengembangkan daerah percontohan dengan melakukan
propaganda (pendidikan) penyuluhan kesehatan di Purwokerto,
Banyumas, karena tingginya angka kematian dan kesakitan.
Tahun 1927 STOVIA (sekolah untuk pendidikan dokter pribumi) berubah
menjadi sekolah kedokteran dan akhirnya sejak berdirinya UI
tahun 1947 berubah menjadi FKUI. Sekolah dokter tersebut
punya andil besar dalam menghasilkan tenaga-tenaga (dokter-
dokter) yang mengembangkan kesehatan masyarakat Indonesia.
Tahun 1930 Pendaftaran dukun bayi sebagai penolong dan perawatan
persalinan.
Tahun 1935 Dilakukan program pemberantasan pes, karena terjadi epidemi,
dengan penyemprotan DDT dan vaksinasi massal.
Tahun 1951 Diperkenalkannya konsep Bandung (Bandung Plan) oleh Dr.Y.
Leimena dan dr. Patah (yang kemudian dikenal dengan
Patah-Leimena), yang intinya bahwa dalam pelayanan kesehatan
masyarakat, aspek kuratif dan preventif tidak dapat dipisahkan.
konsep ini kemudian diadopsi oleh WHO. Diyakini bahwa
gagasan inilah yang kemudian dirumuskan sebagai konsep
pengembangan       sistem pelayanan kesehatan tingkat primer
dengan membentuk unit-unit organisasi fungsional dari Dinas
Kesehatan Kabupaten di tiap kecamatan yang mulai
dikembangkan sejak tahun 1969/1970 dan kemudian
disebut Puskesmas.

Tahun 1952 Pelatihan intensif dukun bayi dilaksanakan


Tahun 1956 Dr.Y.Sulianti mendirikan “Proyek Bekasi” sebagai proyek
percontohan/model pelayanan bagi pengembangan kesehatan
masyarakat dan pusat pelatihan, sebuah model keterpaduan antara
pelayanan kesehatan pedesaan dan pelayanan medis.

Tahun 1967 Seminar membahas dan merumuskan program kesehatan


masyarakat terpadu sesuai dengan masyarakat Indonesia.
Kesimpulan seminar ini adalah disepakatinya sistem Puskesmas
yang terdiri dari Puskesmas tipe A, tipe B, dan C.

Tahun 1968 Rapat Kerja Kesehatan Nasional, dicetuskan bahwa Puskesmas


adalah merupakan sistem pelayanan kesehatan terpadu, yang
kemudian dikembangkan oleh pemerintah (Depkes) menjadi
Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Puskesmas
disepakati sebagai suatu unit pelayanan kesehatan yang
memberikan pelayanan kuratif dan preventif secara terpadu,
menyeluruh dan mudah dijangkau, dalam wilayah kerja
kecamatan atau sebagian kecamatan di kotamadya/kabupaten.

Tahun 1969 Sistem Puskesmas disepakati 2 saja, yaitu tipe A (dikepalai


dokter) dan tipe B (dikelola paramedis). Pada tahun 1969-1974
yang dikenal dengan masa Pelita 1, dimulai program kesehatan
Puskesmas di sejumlah kecamatan dari sejumlah Kabupaten di
tiap Propinsi.

Tahun 1979 Tidak dibedakan antara Puskesmas A atau B, hanya ada satu tipe
Puskesmas saja, yang dikepalai seorang dokter dengan stratifikasi
puskesmas ada 3 (sangat baik, rata-rata dan standard).
Selanjutnya Puskesmas dilengkapi dengan piranti manajerial
yang lain, yaitu Micro Planning untuk perencanaan, dan
Lokakarya Mini (LokMin) untuk pengorganisasian kegiatan dan
pengembangan kerjasama tim.

Tahun 1984 Dikembangkan program paket terpadu kesehatan dan keluarga


berencana di Puskesmas (KIA, KB, Gizi, Penaggulangan Diare,
Immunisasi).

awal tahun 1990- Puskesmas menjelma menjadi kesatuan organisasi kesehatan


an fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan
masyarakat yang juga memberdayakan peran serta masyarakat,
selain memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu
kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan
pokok.

Batasan Kesehatan Masyarakat


 Winslow (1920), Kesehatan Masyarakat (Public Health) adalah Ilmu dan seni untuk
mencegah penyakit dan memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan melalui
“usaha-usaha pengorganisasian masyarakat” guna:
1. Perbaikan lingkungan
2. Pembrantasan penyakit menular
3. Pendidikan untuk kebersihan perorangan
4. Pengorganisasian pelayanan kesehatan medis dan perawatan untuk diagnosis dini dan
pengobatan
5. Pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi kebutuhan hidup
yang layak dalam memlihara kesehatannya 
Public Health is an organized community effort for:
1. Protection
2. Promotion maintenance, and
3. Restoration of the of population (JM.Last, 1979)
Public Health is the organized global and local effort to promote and protect the health of
population and to reduce health inequalities.

Deklarasi Alma Ata (Kesmas Abad 20)


 Pada tanggal 6-12 September 1978 di Alma Ata (dulu USSR) diadakan konferensi “joint”
konferensi antara WHO dan UNICEF yang dihadiri oleh 140 negara.
 Konferensi itu mengahasilkan kesepakatan bersama yang dituangkan dalam deklarasi
Alma Ata tentang “Primary Health Care” dalam pencapaian “Health for all by the year
2000.”
 Semua negara, termasuk Indonesia menyepakati dalam rangka mencapai kesehatan untuk
semua (kesuma tahun 2000) harus melaksanakan pelayanan kesehatan pimer (primary
helth care).
Primary Health Care (Tonggak Sejarah Kesmas Abad 20), elemen:
 Pemeliharaan kesehatan
 Pencegahan penyakit
 Diagnosis dan pengobatan
 Rehabilitasi (pemulihan)
 Pelayanan tindak lanjut
 Pemberian sertifikasi
Tujuan dan sifat pelayanan:
 Acceptable (diteriama oleh masyarakat)
 Accessible  (terjangkau oleh masyarakat)
 Demanded (dibutuhkan masyarakat)
 Efektif dan efisien
Pelayanan Kesehatan Masyarakat Di Indonesia Setelah Kemerdekaan
1. Konsep Bekasi
 Tahun 1951 oleh dr. Leimena dan sdr.Patah diperkenalkan Konsep Bandung, intinya
pelayanan kuratif (pengobatan) tak ada artinya tanpa preventif (pencegahan). Pengobtan
dan pencegahan harus dilakukan bersama-sama.
 Tahun 1956 Dr. Sulianti Saroso merintis “Proyek Bekasi” sebagai proyek percontohan
sekali gus tempat pelatihan pelayanan kesehatan terpadu (kesehatan masyarakat) di
Indonesia.
 Tahun 1957 dikembangkan 8 wilayah pengembangan kesehatan masyarakat, sebagai
penerapan Konsep Bekasi.
 2. Dana Sehat Dan Pos Obat: Akar Kesehatan Masyarakat 
 Tahun 1960 an di Jawa Tengah, khususnya di Solo dan Banjarnegara telah tumbuh
kegiatan-kegiatan kesehatan  berbasis masyarakat : Dana Sehat, Pos Obat Desa, Arisan
rumah sehat, jamban keluarga, dsb.
 Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan oleh tokoh-tokoh masyarakat setempat dibawah
bimbingan petugas kesehatan.
 Dari kegiatan-kegiatan kesehatan masyarakat tersebut muncullah istilah “Kader
Kesehatan” sebaga tenaga inti dari pelayanan kesehatan yang bermotto “dari, oleh, dan
untuk masyarakat
 Tahun 1968 Ditetapkan Puskesmas sebagai sistem pelayanan kesehatan terpadu
(preventif dan kuratif), mengacu pada Konsep Bandung dan Bekasi
 Mula-mula Puskesmas hanya meyelenggarakan 5 pelayanan dasar, yakni:
         Pengobatan (BP)
         Kesehatan Ibu dan Anak/Keluarga Brencana
         Sanitasi lingkungan
         Penyuluhan kesehatan
         Pemberantasan penyakit menular
Tetapi akhirnya berkembang menjadi 7, 12, dan sampai sekarang telah menjadi 21
pelayanan
 Untuk meluaskan jangkauan Puskesmas dibentuklah: Pusling  (Puskesmas Keliling)
dan Pustu (Puskesmas Pembantu)
 Balkesmas (Balai Kesehatan Masyarakat) adalah Puskesmas yang diselenggarakan
oleh Swasta.
PKMD DAN PRIMARY HEALTH CARE (PHC)
 Sebagai komitmen Indonesia terhadap deklarasi Alma Ata, maka PKMD dinyatakan
sebagi bentuk operasional PHC  di Indonesia dalam rangka mencapai “helth for all by the
year 2000”
 Tahun 1982 ditetapkan SKN (Sistem Kesehatan Nasional) merupakan suatu sisten dari
supra system pembangunan Nasional.
 PKMD adalah merupkan salah satu bentuk pelayanan kesehatan masyarakat yang
diselenggarakan oleh  masyarakat  dan dibina oleh petugas kesehatan
 Tahun 1976 PKMD ditetapkan sebagai pendekatan yang strategis untuk meningkatkan
cakupan pelayanan kesehatan
 Tahun 1977 ditingkatkan, bukan hanya dikembangkan dipedesaan, tetapi juga di
perktaan, maka muncul istilah PKMD perkotaan.
 Sasaran utama PKMD adalah agar masyarakat mampu memelihara dan meningkatkan
kehidupan yang sehat dan sejahtera
 Tahun 1984 Dibentuk Pos Pelayanan Terpadu  (Posyandu) sebagai perpanjangan tangan
Puskesmas.
 Posyandu adalah perpaduan pelayanan kesehatan yang diselenggrakan oleh petugas
kesehatan dan masyarakat (kader)
Institusi Pendidikan Ilmu Kesehatan Masyarakat
1. Tahun 1965 didirikan Fakultas Kesehatan Masyarakat UI.
2. Tahun 1982-1987 dirintis adanya program studi Kesehatan di Fakultas Kedokteran: USU,
UNDIP, UNAIR, dan Unhas
3. Tahun 1988-1990 berdiri FKM di USU, UNDIP, UNAIR, dan Unhas
4. Sekarang sudah lebih dari 50 FKM atau Prodi IKM di seluruh Indonesia, baik negeri maupun
swasta.
PENJELASAN 7 PILAR UTAMA DARI IKM DAN
CONTOH
Pilar utama ilmu kesehatan masyarakat atau disiplin ilmu yang menopang ilmu kesehatan
masyarakat antara lain

1. Epidemiologi,

2. Biostatistik/statistik kesehatan,

3. Kesehatan lingkungan,

4. Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku,

5. Administrasi kesehatan masyarakat,

6. Gizi masyarakat,

7. Kesehatan kerja.

PENJELASAN

1. Epidemiologi
Epidemiologi berasal dari kata yunani yaitu (epi=pada, demos=penduduk,
logos=ilmu) dengan demikian epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari hal-hal
yang terjadi pada rakyat.
Beberapa definisi epidemiologi sebagai berikut:
 W.H. Welch : Epidemiologi adalah Suatu ilmu yang mempelajari tentang
timbulnya perjalanan dan pencegahan penyakit terutama penyakit infeksi
menular.
 Mac Mahon dan Pugh : Ilmu yang mempelajari tentang penyebaran penyakit
dan faktor-
faktor yang menentukan terjadinya penyakit pada manusia
 Last, Beagehole et al, (1993) : Studi tentang distribusi dan faktor-faktor yang
menentukan keadaan yang berhubungan dengan kesehatan atau kejadian-kejadian
pada kelompok penduduk tertentu
 W.H. Frost : Ilmu yang mempelajari timbulnya distribusi dan jenis penyakit
pada manusia menurut waktu dan tempat
 Azrul azwar : Ilmu yang mempelajari tentang frekuensi dan penyebaran masalah
kesehatan
pada sekelompok manusia/masyarakat serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Ruang lingkup epidemiologi adalah sebagai berikut:

a. Subjek dan objek epidemiologi : masalah kesehatan ( penyakit menular, penyakit

tidak menular, kecelakaan, bencana alam dan sebagainya).

b. Masalah kesehatan yang ditemukan pada sekelompok manusia.

c. Dalam merumuskan penyebab timbulnya suatu masalah kesehatan dimanfaatkan


data

tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan tesebut. Dalam metode


penelitian epidemiologi akan melihat penyebab masalah dan timbulnya masalah
kesehatan.

Contoh :

Menghitung Distribusi dan Frekuensi kejadian TBC

Melihat penyebab timbulnya masalah Peningkatan Angka Kematian Ibu dan Angka
Kematian Bayi

Melihat penyebab meningkatnya kejadian DBD di suatu wilayah

2. Biostatistik/statistik kesehatan
Pada pilar ini akan mempelajari mengenai konsep teoritis tentang data, jenis
dan sumber data kesehatan dan kependudukan, cara mengolah, menganalisis data, dan
menginterpretasikan data, konsep teoritis tentang kependudukan, konsep teoritis
tentang teknik sampling, dan konsep teoritis tentang validasi dan reliabilitas, serta
konsep teoritis tentang rekam medis.
Biostatistik merupakan ilmu dasar dari Kesehatan Masyarakat. Penelitian-penelitiana
kesehatan masyarakat menggunakan metode Kuantitatif yang mengkombinasikan
disiplin ilmu epidemiologi dan biostatistik.
Biostatistik adalah aplikasi statistic pada masalah ilmu biologi, kesehatan dan
pengobatan. Adapun peran biostatistik dalam kesehatan masyarakat adalah :
a. Pengumpulan data
b. Mendeskripsikan data Observasi
c. Menilai kekuatan bukti untuk/melawan hipotesis
d. Merekomendasikan intervensi atau program pencegahan masalah kesehatan
Sebagai Contoh :
 Menghitung tingkat insiden kanker yang disesuaikan usia untuk
menentukan trend dari waktu kewaktu suatu daerah
 Menghitung statistic resiko pengembangan tumor otak setelah penggunaan
ponsel
 Menghitung angka dan prevalensi Stunting di wilayah kerja Dinas
Kesehatan Kabupaten
3. Kesehatan Lingkungan
Lingkungan sehat menurut WHO adalah “keadaan yg meliputi kesehatan fisik,
mental,
dan sosial yang tidak hanya berarti suatu keadaan yg bebas dari penyakit dan
kecacatan”. Sementara itu, pengertian Lingkungan hidup menurut Undang-Undang RI
Nomor 23 Tahun 1997 yang dimaksud dengan lingkungan hidup adalah kesatuan ruang
dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan
perilakunya, yang memengaruhi perikehidupan dan kesejahteraa manusia serta mahluk
hidup lainya.

Apabila disimpulkan, pengertian kesehatan lingkungan adalah upaya perlindungan,


pengelolaan, dan modifikasi lingkungan yang diarahkan menuju keseimbangan ekologi
pada tingkat kesejahteraan manusia yang semakin meningkat. Menurut UU Nomor 23
Tahun 1992 tentang Kesehatan (Pasal 22 ayat 3), ruang lingkup kesehatan lingkungan

sebagai berikut: penyehatan air dan udara, pengamanan limbah padat/sampah,

pengamanan limbah cair, pengamanan limbah gas, pengamanan radiasi pengamanan

kebisingan, pengamanan vektor penyakit, penyehatan dan pengamanan lainnya, misalnya


pascabencana. Mengingat masalah kesehatan lingkungan di Indonesia berkisar pada

perumahan, penyediaan air minum, jamban dan pembuangan sampah, akan dibahas

keempat masalah tersebut.

4. Pendidikan kesehatan dan ilmu Perilaku


Perilaku baru khususnya perilaku yang berhubungan dengan perilaku masyarakat
dalam hidup sehat dapat dilakukan dengan melaksanakan pendekatan strategi yang
bersifat paripurna (komprehensif), yaitu dengan melakukan tindakan promosi kesehatan.
Kebijakan nasional promosi kesehatan telah menetapkan strategi dasar promosi, yaitu
gerakan pemberdayaan, bina suasana dan advokasi yang diperkuat oleh kemitraan serta
metode dan sarana komunikasi yang tepat. Ketiga strategi ini harus dilaksanakan secara
lengkap dan berkesinambungan dalam menangani setiap perilaku baru masyarakat yang
diperlukan oleh program kesehatan. Bab II terdiri atas Topik Perilaku Kesehatan dan
Topik Promosi Kesehatan.

Topik Perilaku Kesehatan membahas pengertian dan teori perilaku serta domain
perilaku yang mencakup pengetahuan, sikap, tindakan, dan faktor-faktor yang
memengaruhi pengetahuan dan tindakan. Kemudian membahas program Kementerian
Kesehatan terkait dengan pemberdayaan masyarakat dalam perilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS). Topik Promosi Kesehatan membahas pengertian, tujuan dan ruang lingkup
promosi kesehatan, teori komunikasi sebagai unsur promosi kesehatan, alat bantu
(peraga), media, dan sasaran komunikasi. Kemudian membahas program Kementerian
Kesehatan terkait promosi kesehatan di puskesmas.

Perilaku merupakan perbuatan atau tindakan dan perkataan seseorang yang


sifatnya dapat diamati, digambarkan dan dicatat oleh orang lain ataupun oleh orang yang
melakukannya. Berdasarkan sifatnya perilaku terbagi dua yaitu perilaku baik dan perilaku
buruk. Tolok ukur perilaku yang baik dan buruk dapat dinilai dari norma-norma yang
berlaku di masyarakat, berupa norma agama, hukum, kesopanan, kesusilaan dan norma-
norma lainnya. Dalam kesehatan perilaku sangat mempengaruhi kesehatan. Salah satu
contoh pesan yang sedang marak disampaikan oleh promotor kesehatan adalah mencuci
tangan sebelum makan. Kita semua tahu mencuci tangan adalah hal yang sederhana,
tetapi berdampak sangat besar terhadap kondisi kesehatan individu dan masyarakat.
Perilaku kesehatan adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan
dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makan, dan lingkungannya.
Perilaku kesehatan (health behavior) mencakup 4 (empat) hal sebagai berikut.

1. Perilaku sakit (illness behavior), yaitu segala tindakan atau kegiatan yang dilakukan oleh
orang sakit untuk merasakan dan mengenal keadaan kesehatannya, termasuk kemampuan
untuk mengidentifikasi penyakit, penyebab penyakit, serta usaha pencegahannya.
2. Perilaku terhadap pelayanan kesehatan (health service behavior), yaitu perilaku
terhadap fasilitas pelayanan kesehatan tradisional maupun modern, yang terwujud dalam
pengetahuan,

sikap dan penggunaan fasilitas pelayanan, petugas dan obat.

3. Perilaku terhadap makanan (nutrition behavior), yaitu perilaku seseorang terhadap

makanan sebagai kebutuhan vital bagi kehidupan, meliputi pengetahuan, sikap dan

praktik terhadap makanan, unsur-unsur gizi yang terkandung di dalamnya, pengelolaan

makanan, dan sebagainya.

4. Perilaku terhadap lingkungan kesehatan (environmental health behavior), yaitu


perilaku

seseorang terhadap lingkungan sebagai determinan kesehatan manusia yang

meliputi pengetahuan, sikap dan tindakan terkait air bersih, pembuangan air limbah,

rumah sehat, pembersihan sarang nyamuk (vector), dan sebagainya.

5. Administrasi kesehatan masyarakat,


Adalah Suatu Proses yang menyangkut perencanaan , penggorganisasian, pengarahan,
pengawasan , pengkoordinasian dan penilaian terhadap sumber , atat cara dan
kesanggupan yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan terhadap
kesehatan, perawatan kedokteran serta lingkungan yang sehat dengan jalan
menyediakan dan menyelenggarakan berbagai upaya kesehatan yang ditjukan kepada
perseorangan keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat.

Ruang lingkup administrasi kesehatan :


1. Melaksanakan segala fungsi administrasi (perencanaan , pengorganisasian,
pelaksanaan, penilaian)
2. Objek dan subjeknya adalah system kesehatan . dimana system kesehatan adalah
kumpulan berbagai factor yang komplek dan saling berhubunganyang terdapat pada
suatu negara dan yang diperlukaan untuk memenuhi kebutuhan dan tuntuntan kesehatan
masyarakat
6. GIZI KESEHATAN MASYARAKAT
Gizi kesehatan masyarakat merupakan penerapan ilmu pengetahuan dalam
memecahkan permasalahan kesehatan yang berhubungan dengan gizi. Sebagai Negara
berkembang saat ini Indonesia masih mengalami permasalahan gizi kurang, di samping itu
sebagai dampak dari keberhasilan ekonomi Indonesia juga mulai menghadapi masalah gizi
lebih. Saat ini diketahui ada sekitar empat puluh lima zat gizi yang harus tersedia di dalam
makanan sehari-hari dan masih terus diteliti zat-zat gizi lain yang diperlukan tubuh.

Pengetahuan tentang gizi mutlak diperlukan, pengetahuan tentang gizi akan


bermanfaat terhadap pemilihan makanan sehari hari agar semua zat gizi yang dibutuhkan oleh
fungsi normal tubuh dapat terpenuhi. Di samping itu bermanfaat pula untuk mengetahui
status gizi masyarakat. Pengetahuan tentang gizi semakin berkembang sehingga diketahui
gizi pengaruhnya terhadap perkembangan otak, perilaku, kemampuan dan produktivitas
dalam bekerja, daya tahan terhadap timbulnya penyakit infeksi, dan peranannya dalam
pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit degeneratif seperti jantung, diabetes melitus
dan kanker. Selain itu ditemukan pula pengaruh stres, faktor lingkungan, dan obat-obatan
terhadap status gizi.

lmu gizi adalah Ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang makanan dalam
hubungannya dengan kesehatan optimal. Makanan adalah bahan selain obat yang
mengandung zat-zat gizi dan atau unsur/ikatan kimia yang dapat diubah menjadi zat gizi oleh
tubuh, yang berguna bila dimasukkan ke dalam tubuh. Zat gizi adalah ikatan kimia yang
diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya yaitu menghasilkan energi, membangun dan
memelihara jaringan, serta mengatur proses kehidupan. Marasmus terjadi jika berat badan
menurut usia <60 di bawah standar internasional, penderita marasmus terlihat seperti hanya “
tulang dan kulit”. Kwasiorkor terjadi jika berat badan menurut usia < 80 di bawah standar
internasional. Xeroftalmia penyakit yang terjadi akibat kekeringan pada selaput lendir dan
kornea mata yang disebabkan karena kekurangan vitamin A. Kegemukan (obesitas) kelebihan
berat badan sebagai akibat penimbunan lemak tubuh yang berlebihan. Terjadi obesitas jika
nilai IMT-nya ≥ 27,0 kg/m2. IMT adalah alat atau cara yang sederhana

7. Kesehatan kerja.

Keselamatan dan Kesehatan kerja kondisi dan factor yang dapat berdampak pada
keselamatan dan kesehatan kerja tenaga kerja mapun orang lain yang berada di tempat kerja .

Anda mungkin juga menyukai