Anda di halaman 1dari 5

KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN ONE HEALTH

JAWABAN PERTANYAAN BAB I PENDAHULUAN

OLEH :

KELAS A

Indah Ihsan Wahyuni (190951 1025)


Mhey Chanthy Harlyana (1909511027)
Ahmad Mu’az Mua’ammar (1909511028)

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2022
Pertanyaan :

1. Jelaskan sejarah singkat tentang kesehatan masyarakat !


2. Jelaskan periode perkembangan dari kesehatan masyarakat !
3. Jelaskan perkembangan kesehatan masyarakat Veteriner di Indonesia !
4. Jelaskan hubungan antara kesehatan masyarakat dan kesehatan masyarakat veteriner
(kesmavet) !

Jawaban :

1. Mengenai kesehatan masyarakat (kesmas),tidak bisa diabaikan peran dari 2 tokoh


mitologi Yunani,yakni Asclepius dan Higeia. Asclepius disebutkan sebagai seorang
dokter pertama yang tampan dan pandai,walaupun tidak disebutkan sekolah atau
pendidikan apa yang ditempuhnya. Sedangkan Higeia, seorang asisten Asclepius, yang
kemudian diceritakan sebagai istrinya,juga telah melakukan berbagai upaya kesehatan.
Beda antara Asclepius dengan Higeia dalam pendekatan/penanganan masalah kesehatan
adalah sebagai berikut ini.
 Asclepius melakukan pengobatan penyakit setelah penyakit tersebut menyerang
seseorang.
 Higeia mengajarkan kepada pengikutnya pendekatan masalah kesehatan melalui”
hidup seimbang”,yaitu menghindari makanan/minuman yang beracun,makan
makanan yang bergizi,cukup istirahat dan melakukan olahraga.

Dari cerita mitos Yunani Asclepius dan Higeia tersebut,akhirnya muncul dua
aliran atau pendekatan dalam menangani masalah kesehatan. Dalam perkembang
selanjutnya, seolah-olah timbul garis pemisah antara kedua kelompok profesi, yakni
pelayanan kesehatan kuratif (curative health care) dan pelayanan pencegahan atau
preventif (preventive health care). Kedua kelompok ini mempunyai perbedaan
pendekatan kesehatan yang dilakukan antara lain sebagai berikut ini.

a. Pendekatan kuratif pada umumnya dilakukan terhadap sasaran secara individual;


kontak terhadap sasaran (pasien) pada umumnya hanya sekali saja. Sedangkan,
pendekatan preventif sasaran atau pasiennya adalah masyarakat (bukan perorangan);
masalah yang ditangani pada umumnya masalah masyarakat (bukan masalah
individu).
b. Pendekatan kuratif cenderung bersifat reaktif, artinya kelompok ini pada umumnya
hanya menunggu datangnya masalah. Namun, kelompok preventif lebih
menggunakan pendekatan proaktif, artinya tidak menunggu adanya masalah, tetapi
mencari masalah.
c. Pendekatan kuratif cenderung melihat dan menangani pasien lebih kepada system
biologis manusia atau pasien hanya di lihat secara partial. Sebaliknya,pendekatan
preventif melihat pasien sebagai makhluk yang utuh,dengan pendekatan holistik.
2. Terbagi menjadi dua periode :
a. Periode Sebelum Ilmu Pengetahuan
Diperoleh catatan bahwa pada zaman ini (Babylonia, Mesir, Yunani, dan
Romawi) telah dibangun tempat pembuangan kotoran (latrine) umum, karena baunya
yang tidak enak dan pandangannya yang tidak menyedapkan. Demikian juga,
masyarakat membuat sumur karena air minum kali yang mengalir sudah kotor itu
terasa tidak enak, bukan karena minum air kali dapat menimbulkan penyakit. Dari
dokumen lain tercatat bahwa pada zaman Romawi Kuno telah dikeluarkan suatu
peraturan yang mengharuskan masyarakat mencatat pembangunan rumah, melaporkan
adanya binatang-binatang yang berbahaya, dan binatang-binatang peliharaan yang
menimbulkan bau, dan sebagainya. Selanjutnya, pada permulaan abad pertama sampai
dengan kira-kira abad ketujuh, kesehatan masyarakat makin dirasakan
kepentingannya, karena berbagai macam penyakit menular mulai menyerang sebagian
besar penduduk. Pada abad ke-14 mulai terjadi wabah pes yang paling dahsyat di Cina
dan India. Menurut catatan, jumlah meninggal karena pes di seluruh dunia sebanyak
waktu itu mencapai lebih dari 600 juta orang. Oleh sebab itu, era itu disebut The
BlackDeath. Dari catatan-catatan tersebut di atas, dapat dilihat bahwa masalah
kesehatan masyarakat khususnya penyebaran penyakit menular sudah begitu meluas
dan dahsyat. Namun, upaya pemecahan maslah kesehatan masyarakat secara
menyeluruh belum dilakukan oleh orang pada zaman itu.
b. Periode Ilmu Pengetahuan
Bangkitnya ilmu pengetahuan pada akhir abad ke-18 dan awal ke-19
berdampak luas terhadap segala aspek kehidupan manusia, termasuk kesehatan. Pada
abad ilmu pengetahuan ini, juga mulai ditemukan berbagai macam penyebab penyakit
dan vaksin sebagai pencegah penyakit. Penyelidikan dan upaya menangani kesehatan
masyarakat secara ilmiah mulai dilakukan pada tahun 1832 di Inggris. Pada akhir
abad ke-19 dan awal abad ke-20, mulai dikembangkan pendidikan untuk tenaga
kesehatan yang profesional. Pada tahun 1893, John Hopkin seorang pedagang wiski
dari Baltimore, Amerika memelopori berdirinya universitas, dan di dalamnya terdapat
sekolah (fakultas) kedokteran. Mulai tahun 1908, sekolah kedokteran mulai menyebar
ke Eropa, Kanada dan sebagainya. Dari segi pelayanan kesehatan masyarakat, pada
tahun 1855 pemerintah Amerika telah membentuk Departemen Kesehatan yang
pertama kali. Pada tahun 1872, telah diadakan pertemuan orang-orang yang
mempunyai perhatian terhadap kesehatan masyarakat, baik dari universitas maupun
dari pemerintah di kota New York. Pertemuan tersebut menghasilkan berdirinya
Asosiasi Kesehatan Masyarakat Amerika (American Public Health Association).
3. Di Indonesia, kesehatan masyarakat veteriner, telah dimulai sejak adanya Veterinary
Hygiene di beberapa Kotamadya pada permulaan abad ke-20 yakni di Surabaya, Jakarta,
dan Semarang pada tahun 1911 dan di Bandung pada tahun 1917. Pemerintah menugasi
seorang dokter hewan di tiap kotamadyauntuk mengawasi kesehatan susu dan kesehatan
daging supaya susu/daging yang sampai di konsumen berada dalam keadaan utuh dan
tetap sehat. Pada awalnya, di Indonesia standar/kriteria “kesehatan susu” digunakan
standar Melk Codex, untuk “kesehatan daging” digunakan Lembaran Negara tahun 1912
N0.432 dan 435, untuk “sanitasi kandang” digunakan Vleeskeurings regulatief, dan untuk
“kesehatan hewan” digunakan Undang-undang gangguan(Hinder ordonantie ) tahun
1926.
4. Hubungan antara Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) dengan Kesehatan Masyarakat
Veteriner (kesmavet) Menurut Undang-undang nomor 6 tahun 1967 yang mengatur
Ketentuanketentuan Pokok Peternakan dan Kesehatan Hewan, pasal 1 ayat 1
menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan Kesmavet adalah segala urusan yang
berhubungan denganhewan dan bahanbahan yang berasal dari hewan yang secara
langsung atau tidak langsung mempengaruhi kesehatan manusia. Adapun fungsi dari
Kesmavet antara lain :
 Melindungi konsumen dari bahaya yang dapat menggangu kesehatan manusia
misalnya kemungkinan adanya penularan penyakit yang diakibatkan karena
mengkonsumsi bahan makanan asal hewan, yang disebut dengan istilah Foodborne
Diseases;
 Menjamin ketentraman bathin masyarakat terhadap kemungkinan adanya penularan
penyakit dari hewan ke manusia atau sebaliknya (zoonosis) ;
 Melindungi petani atau peternak terhadap penurunan nilai dan mutu bahan makanan
asal hewan yang diproduksinya.

Lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 tahun 1983 ,
yang mengatur ihwal Kesehatan Masyarakat Veteriner. Demikian pula, pada Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 tahun 1983 pada Bab IV pasal 24 ayat 2.
Demikian pula, pada Bab V yang mengatur ihwal pengawasan dan pengendalian zoonosis
lainnya,yaitu pada pasal 27. Untuk tujuan peningkatan pemberantasan dan
penanggulangan rabies juga telah dikeluarkan Surat Keputusan Bersama Menteri
Kesehatan,Menteri Pertanian, dan Menteri Dalam Negeri Nomor 279A, Nomor 522, dan
Nomor 143 tahun 1983.

Pertanyaan Diskusi :

Masalah kesehatan masyarakat adalah multikausal sehingga penangannya pun harus


multidisiplis, diskusikan mengapa demikian?

Jawaban :

Masalah kesehatan masyarakat adalah masalah kompleks yang dapat desebabkan oleh
banyak sebab, baik dari makanan, lingkungan dan perilaku masyarakat itu sendiri. Oleh
karena itu untuk menyelesaikan masalah yang multikausal harus deselesaikan secara
kolabrosi bidang keilmuan atau multidisipliner agar masalah yang multikausal itu dapat
segera diatasi.

Anda mungkin juga menyukai