Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

DASAR ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

DI

OLEH :

RACHMAYANA SARI

NIM. 2313201010

YAYASAN PERGURUAN TINGGI KARYA DHARMA MAKASSAR


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS PEJUANG REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 2023

I
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan Rahmat-Nya serta Hidayah-Nya sehingga penulis bisa menyelesiakan makalah

ini tepat waktu dengan judul makalah “Dasar Ilmu Kesehatan Msayarakat”. Makalah ini

disusun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah matrikulasi oleh Dosen Pengampuh

Bapak DR. Abdul Gafur, SKM.,M.Kes.

Penulis sadar bahwa laporan aktualisasi ini masih jauh dari kata sempurna karena

keterbatasan yang penulis miliki. Untuk itu, Penulis berharap adanya masukan yang

membangun dari berbagai pihak guna membuat makalah ini menjadi lebih baik sehingga

memberikan manfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Penulis,

Rachmayana Sari

I
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................................ ii

Daftar Isi ................................................................................................................................. iii

Bab I Pendahulan

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................................. 1

Bab II Pembahasan

A. Sejarah Ilmu Kesehatan Masyarakat ........................................................................... 2

B. Definisi Kesehatan Masyarakat ................................................................................... 4

C. Fungsi Utama Ilmu Kesehatan Masyarakat ................................................................. 7

D. Layanan Esensial Kesehatan Masyarakat .................................................................... 8

E. Profil dan Kompetensi Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia ....................................

10

F. Kompetensi Utama Ahli Kesehatan Masyarakat ........................................................ 10

Bab III Penutup .......................................................................................................................

16

Daftar Pustaka .........................................................................................................................

17

G.

II
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Semenjak umat manusia menghuni planet bumi ini, sebenarnya mereka sudah

seringkali menghadapi masalah-masalah kesehatan serta bahaya kematian yang disebabkan

oleh faktor-faktor lingkungan hidup yang ada di sekeliling mereka seperti benda mati,

mahkluk hidup, adat istiadat, kebiasaan dan lain-lain. Namun oleh karena keterbatasan ilmu

pengetahuan mereka pada saat itu, maka setiap kejadian yang luar biasa dalam kehidupan

mereka selalu diasosiasikan dengan hal-hal yang bersifat mistik, seperti wabah penyakit

sampar yang berjangkit di suatu tempat dianggap sebagai kutukan dan kemarahan dewata.

Masalah kesehatan merupakan masalah yang sangat penting yang di hadapi oleh

masyarakat kita saat ini . Semakin maju teknologi di bidang kedokteran ,semakin banyak pula

macam penyakit yang mendera masyarakat.

Ilmu kesehatan masyarakat sebagai terjemahan dari public health pendekatannya

berbeda dengan kedokteran klinik (medical clinic). Pada kedokteran klinik individu- individu

yang datang sudag dalam keadaan sakit. Keadaan berbeda terjadi pada kesehatan masyarakat,

di mana individuindividu tersebut berada dalam suatu komunitas tertentu (community),

namun bisa juga pada masyarakat yang lebih luas dan umum (public). Pada masyarakat yang

luas kita menangani yang sakit maupu tidak sakit dan masih dalam status sehat. Pada

pengantar kesehatan masyarakat kita perlu memahami materi berbagai area. Untuk

memudahkan segi praktisnya bila pengantar kesehatan masyarakat kita “berlakukan” sebagai

pokok bahasan, maka komplemenkomplemen pendukungnya kami istilahkan sebagai

subpokok bahasannya.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Ilmu Kesehatan Masyarakat

Membicarakan kesehatan masyarakat tidak terlepas dari 2 tokoh metologi Yunani,

yakni Asclepius dan Higeia. Berdasarkan cerita mitos Yunani tersebut Asclepius disebutkan

sebagai seorang dokter pertama yang tampan dan pandai meskipun tidak disebutkan sekolah

atau pendidikan apa yang telah ditempuhnya tetapi diceritakan bahwa ia telah dapat

mengobati penyakit dan bahkan melakukan bedah berdasarkan prosedur-prosedur tertentu

(surgical procedure) dengan baik.

Higeia, seorang asistennya, yang kemudian diceritakan sebagai isterinya juga telah

melakukan upaya-upaya kesehatan. Beda antara Asclepius dengan Higeia dalam pendekatan /

penanganan masalah kesehatan adalah, Asclepius melakukan pendekatan (pengobatan

penyakit), setelah penyakit tersebut terjadi pada seseorang. Sedangkan Higeia mengajarkan

kepada pengikutnya dalam pendekatan masalah kesehatan melalui “hidup seimbang”,

menghindari makanan / minuman beracun, makan makanan yang bergizi (baik), cukup

istirahat dan melakukan olahraga.

Apabila orang yang sudah jatuh sakit Higeia lebih menganjurkan melakukan upaya-

upaya secara alamiah untuk menyembuhkan penyakitnya tersebut, antara lain lebih baik

dengan memperkuat tubuhnya dengan makanan yang baik daripada dengan pengobatan /

pembedahan.

Dari cerita mitos Yunani, Asclepius dan Higeia tersebut, akhirnya muncul 2 aliran

atau pendekatan dalam menangani masalah-masalah kesehatan. Kelompok atau aliran

pertama cenderung menunggu terjadinya penyakit (setelah sakit), yang selanjutnya disebut

2
pendekatan kuratif (pengobatan). Kelompok ini pada umumnya terdiri dari dokter, dokter

gigi, psikiater dan praktisi-praktisi lain yang melakukan pengobatan penyakit baik fisik,

psikis, mental maupun sosial.

Sedangkan kelompok kedua, seperti halnya pendekatan Higeia, cenderung melakukan

upaya-upaya pencegahan penyakit dan meningkatkan kesehatan (promosi) sebelum terjadinya

penyakit. Kedalam kelompok ini termasuk para petugas kesehatan masyarakat lulusan-

lulusan sekolah atau institusi kesehatan masyarakat dari berbagai jenjang. Dalam

perkembangan selanjutnya maka seolah-olah timbul garis pemisah antara kedua kelompok

profesi, yakni pelayanan kesehatan kuratif (curative health care) dan pelayanan pencegahan

atau preventif (preventive health care). Kedua kelompok ini dapat dilihat perbedaan

pendekatan yang dilakukan antara lain sebagai berikut :

1. Pendekatan kuratif pada umumnya dilakukan terhadap sasaran secara individual, kontak

terhadap sasaran (pasien) pada umumnya hanya sekali saja. Jarak antara petugas

kesehatan (dokter, drg, dan sebagainya) dengan pasien atau sasaran cenderung

jauh.Sedangkan pendekatan preventif, sasaran atau pasien adalah masyarakat (bukan

perorangan) masalah-masalah yang ditangani pada umumnya juga masalah-masalah yang

menjadi masalah masyarakat, bukan masalah individu. Hubungan antara petugas

kesehatan dengan masyarakat (sasaran) lebih bersifat kemitraan tidak seperti antara

dokter-pasien.

2. Pendekatan kuratif cenderung bersifat reaktif, artinya kelompok ini pada umumnya

hanya menunggu masalah datang. Seperti misalnya dokter yang menunggu pasien datang

di Puskesmas atau tempat praktek. Kalau tidak ada pasien datang, berarti tidak ada

masalah, maka selesailah tugas mereka, bahwa masalah kesehatan adalah adanya

penyakit.Sedangkan kelompok preventif lebih mengutamakan pendekatan proaktif,

artinya tidak menunggu adanya masalah tetapi mencari masalah. Petugas kesehatan

3
masyarakat tidak hanya menunggu pasien datang di kantor atau di tempat praktek

mereka, tetapi harus turun ke masyarakat mencari dan mengidentifikasi masalah yang

ada di masyarakat, dan melakukan tindakan.

3. Pendekatan kuratif cenderung melihat dan menangani klien atau pasien lebih kepada

sistem biologis manusia atau pasien hanya dilihat secara parsial, padahal manusia terdiri

dari kesehatan bio-psikologis dan sosial, yang terlihat antara aspek satu dengan yang

lainnya.

Sedangkan pendekatan preventif melihat klien sebagai makhluk yang utuh, dengan

pendekatan yang holistik. Terjadinya penyakit tidak semata-mata karena terganggunya sistem

biologi individual tetapi dalam konteks yang luas, aspek biologis, psikologis dan sosial.

Dengan demikian pendekatannya pun tidak individual dan parsial tetapi harus secara

menyeluruh atau holistik.

B. Definisi Kesehatan Masyarakat

Sebagai seorang tenaga kesehatan tentu sudah sering mendengarkan kata Kesehatan,

yang diartikan sebagai keadaan sejahtera dari badan jiwa dan sosial yang memungkinkan

setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis sedangkan masyarakat adalah

sekumpulan manusia yang saling bergaul atau dengan istilah lain saling berinteraksi. Arti lain

kesehatan menurut World Health Organization (WHO): "Kesehatan masyarakat adalah

ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang kehidupan, mengembangkan dan

mempromosikan kesehatan fisik dan mental melalui upaya yang terorganisir dari masyarakat.

Menurut undang-undang nomor 17 tahun 2023 tentang kesehatan menyatakan bahwa

Kesehatan adalah keadaan sehat seseorang, baik secara frsik, jiwa, maupun sosial dan bukan

sekadar terbebas dari penyakit untuk memungkinkannya hidup produktif . keadaan sejahtera

dari badan jiwa dan sosial yang mungkin hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Sehat

4
secara mental (kesehatan jiwa) adalah suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan

fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan

selaras dengan keadaan orang lain. Sehat secara sosial adalah peri kehidupan seseorang

dalam masyarakat, yang artinya nya bahwa seseorang mempunyai cukup kemampuan untuk

memelihara dan memajukan kehidupannya sendiri dan kehidupan keluarga sehingga

memungkinkan untuk bekerja, beristirahat dan menikmati liburan.

Berdasarkan dua pengertian kesehatan tersebut dapat disarikan bahwa kesehatan ada 4

dimensi yaitu fisik (badan), mental (jiwa), sosial dan ekonomi yang saling mempengaruhi

dalam mewujudkan tingkat kesehatan pada seseorang, kelompok, atau masyarakat oleh

karena itu, keadaan bersifat holistik atau menyeluruh, tidak hanya memandang kesehatan dari

segi fisik saja. Sudah banyak ahli-ahli kesehatan didunia yang membuat batasan tentang

difinisi Kesehatan Masyarakat, sehingga definisi dari abad ke abad tentang kesmas

mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal ini dapat dilihat dari definisi Kesehatan yaitu

upaya-upaya untuk mengatasi masalah-masalah sanitasi yang mengganggu kesehatan.

Kesehatan masyarakat terdiri dari beberapa batasan, dimulai dari batasan yang paling sempit

sampai yang luas.

Kesehatan Masyarakat adalah ilmu dan seni memelihara, melindungi, dan

menigkatkan kesehatan masyarakat melalui usaha-usaha masyarakat dalampengadaan

pelayanan kesehatan, pencegahan, dan pemberantasan penyakit. Adapun definisi-definisi

kesehatan masyarakat adalah sebagai berikut :

1. Batasan paling tua kesmas adalah upaya untuk mengatasi masalah yang mengganggu

kesehatan (Kesma=Sanitasi)

2. Akhir abad ke 18 kesehatan masyarakat adalah pencegahan penyakit yang terjadi dalam

masyarakat melalui perbaikan sanitasi lingkungan dan pencegahan penyakit melalui

imunisasi.

5
1. Awal abad ke -19, kesehatan masyarakat diartikan sebagai aplikasi keterpaduan antara

ilmu kedokteran, sanitasi dan ilmu social dalam mencegah penyakit yang terjadi di

masyarakat.

2. Awal abad 20 oleh Wislow mendifinisikan kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni

untuk mencegah, memperpanjang hidup dan meningkatkan kesehatan masyarakat

melalui usaha pengorganisasian untuk :

a. Perbaikan sanitasi lingkungan

b. Pemberantasan penyakit menular

c. Pendidikan kebersihan perorangan

d. Pengorganisasian pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosa dini dan

pengobatan e. Pengembangan rekayasa social untuk menjamin setiap orang

terpenuhi kebutuhan hidup yang layak dala memelihara kesehatannya

Berikut ini beberapa definisi kesehatan masyarakat yang lainnya :

1. Ilmu kesehatan masyarakat (public health) menurut profesor winslow (leavell and Clark,

1958) adalah ilmu dan seni mencegah penyakit memperpanjang hidup dan meningkatkan

kesehatan fisik dan mental dan efisiensi melalui usaha masyarakat yang terorganisir

untuk meningkatkan sanitasi lingkungan, kontrol infeksi di masyarakat, pendidikan

individu tentang kebersihan perorangan, pengorganisasian pelayanan medis dan

perawatan untuk diagnosis dini, dan pencegahan penyakit dan pengembangan aspek

sosial, yang akan mendukung agar setiap orang di masyarakat mempunyai standar

kehidupan yang kuat untuk menjaga kesehatannya.

2. Kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni memelihara melindungi dan meningkatkan

kesehatan masyarakat melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat (Ikatan Dokter

Amerika, AMA, 1948)

6
3. Kesehatan masyarakat diartikan sebagai aplikasi dan kegiatan terpadu antara sanitasi dan

pengobatan dalam pencegahan penyakit yang melanda penduduk atau masyarakat.

Kesehatan masyarakat adalah kombinasi antara teori ( ilmu) dan praktik (seni) yang

bertujuan untuk mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan

penduduk (masyarakat). Kesehatan masyarakat adalah sebagai aplikasi keterpaduan

antara ilmu kedokteran, sanitasi, dan ilmu sosial dalam mencegah penyakit yang terjadi

di masyarakat. Kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni memelihara, melindungi, dan

meningkatkan kesehatan masyarakat melalui usaha-usaha masyarakat dalam pengadaan

pelayanan kesehatan pencegahan dan pemberantasan penyakit. Kesehatan masyarakat

mencakup semua kegiatan, baik langsung maupun tidak langsung, untuk mencegah

penyakit (preventif), terapi (kuratif), maupun pemulihan (rehabilitatif). Pilar utama ilmu

Kesehatan masyarakat antara lain epidemiologi biostatistik, kesehatan lingkungan,

pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku, administrasi kesehatan, gizi masyarakat, serta

pelayanan kesehatan

C. Fungsi Utama Ilmu Kesehatan Masyarakat

1. Mengkaji dan memantau masalah kesehatan di masyarakat atau kelompok

berisiko dalam upaya mengidentifikasi masalah dan menetapkan prioritas masalah.

2. Memformulasikan kebijakan kesehatan  bekerja sama dengan masyarakat dan

pemerintah dalam menyusun dan mengawal kebijakan publik guna menyelesaikan

masalah kesehatan.

3. Menjamin agar masyarakat memiliki akses yang tepat terhadap pelayanan yang

cost effective  termasuk menjamin agar masyarakat memperoleh haknya atas

7
informasi yang benar tentang berbagai masalah kesehatan dan atas berbagai jenis

pelayanan kesehatan promotif dan preventif.

D. Layanan Esensial Kesehatan Masyarakat

1. Memantau status kesehatan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan masyarakat.

2. Mendiagnosis dan menyelidiki masalah kesehatan dan bahaya kesehatan dalam

masyarakat.

3. Menginformasikan, mendidik, dan memberdayakan masyarakat berkaitan dengan

masalah kesehatan.

4. Menggerakkan kemitraan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan

masalah kesehatan.

5. Mengembangkan kebijakan dan rencana yang mendukung upaya kesehatan individual

dan upaya kesehatan masyarakat.

6. Menegakkan hukum dan peraturan yang melindungi kesehatan dan menjamin

keselamatan.

7. Menghubungkan penduduk dengan layanan kesehatan yang dibutuhkan dan menjamin

pemberian layanan kesehatan yang dalam kondisi tertentu sulit tersedia.

8. Menjamin tenaga kerja layanan kesehatan perorangan dan layanan kesehatan

masyarakat yang kompeten.

9. Mengevaluasi keefektifan, keterjangkauan, dan mutu layanan kesehatan berbasis

penduduk dan individu.

10. Melakukan penelitian untuk mencari pengetahuan, wawasan baru dan solusi yang

inovatif atas berbagai masalah kesehatan.

8
Melakukan pengkajian

1. Melaksanakan pemantauan status kesehatan untuk mengidentifikasikan masalah

kesehatan, berbagai bahaya kesehatan atau kondisi lingkungan yang berbahaya.

2. Mendiagnosis dan menyelidiki masalah kesehatan dengan mempelajari kondisi

lingkungan atau perilaku masyarakat yang menjadi faktor risiko terjadinya masalah

kesehatan.

Menyusun dan melaksanakan kebijakan kesehatan

3. Memberi informasi, mendidik, dan memberdayakan penduduk seputar persoalan

kesehatan.

4. Menggerakkan kemitraan dengan masyarakat untuk mengidentifikasi dan

menyelesaikan masalah kesehatan.

5. Mengembangkan kebijakan dan perencanaan untuk mendukung penyelenggaraan

upaya kesehatan perorangan maupun upaya kesehatan masyarakat.

Menjamin akses yang tepat terhadap pelayanan yang cost effective

6. Menegakkan hukum dan peraturan yang melindungi kesehatan dan menjamin

keselamatan.

7. Menciptakan sistem rujukan yang dapat menjamin pemberian layanan kesehatan

yang dalam kondisi tertentu sulit tersedia.

8. Menjamin tenaga kesehatan yang bekerja melayani masyarakat memiliki kompetensi

yang tepat dan sesuai.

9. Mengevaluasi keefektifan, keterjangkauan, dan mutu layanan kesehatan, baik layanan

kesehatan perorangan maupun layanan kesehatan masyarakat.

9
Mencari solusi inovatif

10. Melakukan penelitian untuk mencari pengetahuan, wawasan baru dan solusi yang

inovatif terhadap masalah kesehatan.

E. Profil dan Kompetensi Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia

M MANAGER

MANAJER

I INNOVATOR

PEMBAHARU

R RESEARCHER

PENELITI

A APPRENTICER

PEMBELAJAR

C COMMUNITARIAN

MERAKYAT

L LEADER

PEMIMPIN

E EDUCATOR

PENDIDIK

F. Kompetensi Utama Ahli Kesehatan Masyarakat

1. Mengkaji dan Menganalisis Situasi Kesehatan Masyarakat

a. Mampu mendefinisikan masalah secara tepat

10
b. Mampu menentukan kegunaan dan keterbatasan data

c. Mampu mengidentifikasi data secara tepat dan relevan sebagai sumber

informasi

d. Mampu mengevaluasi integritas dan komparabilitas data

e. Mampu menggunakan prinsip-prinsip etika dalam mengumpulkan data dan

informasi

f. Mampu membuat inferens yang relevan dari data kuantitatif dan kualitatif

g. Mampu mengambil dan menginterpretasikan data dan informasi yang terkait

dengan resiko dan keuntungan

h. Mampu menerapkan proses pengumpulan data dan aplikasi teknologi

informasi

2. Mengembangkan & Merancang Kebijakan dan Program Kesehatan

a. Mampu mengumpulkan, meringkaskan dan menginterpretasikan informasi

tentang berbagai isu kesehatan

b. Mampu menyatakan pilihan kebijakan dan memformulasikannya dengan jelas

dan padat

c. Mampu membahasakan implikasi kesehatan, fiskal, administrasi, legal, sosial,

dan politik

d. Mampu menyatakan feasibility dan outcome yang diharapkan dari setiap pilihan

kebijakan

e. Mampu menggunakan teknik terbaru dalam analisis penentuan dan perencanaan

kesehatan

f. Mampu memutuskan tindakan yang sesuai dengan masalah yang dihadapi

11
g. Mampu mengembangkan suatu perencanaan untuk mengimplementasikan

kebijakan

h. Mampu mengubah kebijakan menjadi rencana organisasi, struktur, dan program

3. Berkomunikasi Secara Efektif

a. Melakukan komunikasi melalui tulisan, lisan, atau metode lainnya

b. Mampu meminta input dari individu dan organisasi

c. Mampu mengadvokasi program dan sumber daya kesehatan

d. Mampu memimpin dan berpartisipasi dalam kelompok untuk menyatakan isu

spesifik

e. Mampu menggunakan media, teknologi , dan jaringan untuk menyebarkan

informasi

f. Mampu memutuskan tindakan berkomunikasi yang sesuai

g. Mampu mempresentasikan informasi yang akurat tentang demografi, statistik,

program, dan saintifik kepada masyarakat profesional

4. Memahami Budaya Setempat

a. Mampu menggunakan metode yang tepat untuk berinteraksi secara sensitif,

efektif, dan profesional dengan orang yang berbeda latar belakang budaya

b. Mampu mengembangkan dan mengadaptasikan berbagai pendekatan untuk

menanggulangi masalah yang terkait dengan perbedaan budaya

c. Mampu memahami adanya dinamika yang berkontribusi terhadap keragaman

12
budaya (sikap)

d. Memahami pentingnya pekerja Kesehatan Masyarakat yang beragam (sikap)

3. Memberdayakan Masyarakat

a. Mampu menggabungkan berbagai strategi untuk berinteraksi dengan orang dari

berbagai latar belakang

b. Mampu mengidentifikasi peran faktor budaya, sosial dan perilaku dalam

pelayanan kesehatan

c. Merespon berbagai kebutuhan sebagai konsekuensi keragaman budaya

d. Mampu mengindentifikasi dan menjaga hubungan dengan berbagai pemangku

kepentingan

e. Mampu menggunakan proses dinamika kelompok untuk meningkatkan peran

serta masyarakat

f. Mampu mendeskripsikan peran pemerintah dalam menyediakan pelayanan

kesehatan masyarakat

g. Mampu mendeskripsikan peran swasta dalam menyediakan pelayanan

kesehatan masyarakat

h. Mampu mengidentifikasi potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat

4. Menguasai Dasar-Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat

a. Mampu mengidentifikasi kewajiban individu dan organisasi dalam konteks pelayanan

kesehatan masyaraat esensial dan fungsi-fungsi dasar

b. Mampu mendefinisikan, menilai, dan memahami status kesehatan pada populasi,

determinan kesehatan dan penyakit, dan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap

13
promosi kesehatan dan pencegahan penyakit

c. Memahami perkembangan sejarah, struktur, dan interaksi antara Kesehatan

Masyarakat dan Sistem Pelayanan Kesehatan

d. Mampu mengidentifikasi dan mengaplikasikan metode riset dasar yang digunakan

dalam Kesehatan Masyarakat

5. Memahami Dasar-Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat

a. Mampu menggunakan proses dinamika kelompok untuk meningkatkan peran serta

masyarakat

b. Mampu menerapkan Ilmu Kesehatan Masyarakat, termasuk ilmu-ilmu sosial dan

perilaku, penyakit kronik, infeksi, dan kecelakaan

c. Mampu mengidentifikasi keterbatasan riset dan pentingnya observasi dan kesaling-

hubungan (interrelationship)

d. Mampu mengembangkan komitmen sepanjang masa untuk belajar dan

mengembangkan pemikiran kritis yang kuat (sikap)

6. Perencanaan Keuangan dan Keterampilan Manajerial

a. Mampu mengembangkan dan mempresentasikan suatu anggaran

b. Mampu mengelola program sesuai dengan kondisi keuangan

c. Mampu menerapkan proses penganggaran (budgeting)

d. Mampu mengembangkan strategi untuk menentukan prioritas anggaran

e. Mampu memantau kinerja program

f. Mampu mempersiapkan proposal untuk memperoleh dana dari sumber eksternal

14
g. Mampu menerapkan keterampilan dasar hubungan antar manusia dalam

manajemen organisasi, motivasi staf, dan penyelesaian konflik

h. Mampu melakukan negosiasi dan mengembangkan kontrak dan dokumen lainnya

untuk penyediaan pelayanan berbasis masyarakat

7. Mampu Memimpin dan Berfikir SIstem

a. Menciptakan budaya berdasarkan stardard etika dalam organisasi dan komunitas

b. Membantu menciptakan nilai dasar dan visi bersama dan menggunakan prinsip-

prinsip ini sebagai pedoman pelaksanaan program kesehatan masyarakat

c. Mengidentifikasi isu internal dan eksternal yang dapat berdampak terhadap

penerapan pelayanan esensial kesehatan masyarakat (menyusun Rencana

Strategis)

d. Memfasilitasi kerja sama kelompok internal dan eksternal untuk menjamin

partisipasi dari pemangku kepentingan kunci

e. Berkontribusi terhadap pengembangan, implementasi, dan pemantauan

standard kinerja organisasi

f. Mampu menggunakan sistem hukum dan politik untuk melakukan

perubahan

g. Mampu mengaplikasikan teori dari struktur organisasi terhadap praktek

profesional

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesehatan, yang diartikan sebagai keadaan sejahtera dari badan jiwa dan sosial yang

memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis sedangkan

masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul atau dengan istilah lain

saling berinteraksi. Arti lain kesehatan menurut World Health Organization

(WHO): "Kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni mencegah penyakit,

memperpanjang kehidupan, mengembangkan dan mempromosikan kesehatan fisik

dan mental melalui upaya yang terorganisir dari masyarakat. Menurut undang-undang

nomor 17 tahun 2023 tentang kesehatan menyatakan bahwa Kesehatan adalah

keadaan sehat seseorang, baik secara frsik, jiwa, maupun sosial dan bukan sekadar

terbebas dari penyakit untuk memungkinkannya hidup produktif.

16
DAFTAR PUSTAKA

Undang Undang Kesehatan Nomor 17 Tahun 2023 Tentang Kesehatan

Afriyana Melia Nuryadin, dkk. 2022. Buku Digital – Dasar Ilmu Kesehatan Msyarakat. Tahta

Media Group

Abdul Gafur. PPT-Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat

https://id.scribd.com/document/458790915/Makalah-Konsep-Kesehatan-Masyarakat

https://www.anekamakalah.com/2013/02/ilmu-kesehatan-masyarakat.html

17

Anda mungkin juga menyukai