Oleh:
KELOMPOK 7
PROGRAM S1 KEPERAWATAN
2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................. i
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................. 2
3.1 Kesimpulan............................................................................................................11
3.2 Saran......................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................12
i
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Jadi, kebudayaan menunjuk pada berbagai aspek kehidupan. Istilah ini meliputi cara-
cara berlaku, kepercayaan-kepercayaan dan sikap-sikap, dan juga hasil dari kegiatan
manusia yang khas untuk suatu masyarakat atau kelompok penduduk tertentu.
2
2. Pengertian Rumah Sakit
Rumah sakit adalah sebuah institusi perawatan kesehatan profesional yang
pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya.
Berikut ini ialah beberapa jenis-jenis rumah sakit yang akan dijelaskan untuk
memberikan gambaran mengenai Kebudayaan rumah sakit
1) Rumah sakit umum
Rumah sakit umum biasanya merupakan fasilitas yang mudah ditemui di suatu
negara, dengan kapasitas rawat inap sangat besar untuk perawatan intensif
ataupun jangka panjang. Rumah sakit jenis ini juga dilengkapi dengan fasilitas
bedah, bedah plastik, ruang bersalin, laboratorium, dan sebagainya. Tetapi
kelengkapan fasilitas ini bisa saja bervariasi sesuai kemampuan
penyelenggaranya. Rumah sakit yang sangat besar sering disebut Medical Center
(pusat kesehatan), biasanya melayani seluruh pengobatan modern. Sebagian besar
rumah sakit di Indonesia juga membuka pelayanan kesehatan tanpa menginap
(rawat jalan) bagi masyarakat umum (klinik). Biasanya terdapat beberapa
klinik/poliklinik di dalam suatu rumah sakit.
2) Rumah sakit terspesialisasi
Jenis ini mencakup trauma center, rumah sakit anak, rumah sakit manula, atau
rumah sakit yang melayani kepentingan khusus seperti psychiatric (psychiatric
hospital), penyakit pernapasan, dan lain-lain. Rumah sakit bisa terdiri atas
gabungan atau pun hanya satu bangunan. Kebanyakan mempunyai afiliasi dengan
universitas atau pusat riset medis tertentu. Kebanyakan rumah sakit di dunia
didirikan dengan tujuan nirlaba.
3) Rumah sakit penelitian/pendidikan
Rumah sakit penelitian/pendidikan adalah rumah sakit umum yang terkait dengan
kegiatan penelitian dan pendidikan di fakultas kedokteran pada suatu
universitas/lembaga pendidikan tinggi. Biasanya rumah sakit ini dipakai untuk
pelatihan dokter-dokter muda, uji coba berbagai macam obat baru atau teknik
pengobatan baru. Rumah sakit ini diselenggarakan oleh pihak
universitas/perguruan tinggi sebagai salah satu wujud pengabdian masyararakat /
Tri Dharma perguruan tinggi.
4) Rumah sakit lembaga/perusahaan
Rumah sakit yang didirikan oleh suatu lembaga/perusahaan untuk melayani
pasien-pasien yang merupakan anggota lembaga tersebut/karyawan perusahaan
3
tersebut. Alasan pendirian bisa karena penyakit yang berkaitan dengan kegiatan
lembaga tersebut (misalnya rumah sakit militer, lapangan udara), bentuk jaminan
sosial/pengobatan gratis bagi karyawan, atau karena letak/lokasi perusahaan yang
terpencil/jauh dari rumah sakit umum. Biasanya rumah sakit lembaga/perusahaan
di Indonesia juga menerima pasien umum dan menyediakan ruang gawat darurat
untuk masyarakat umum.
5) Klinik
Fasilitas medis yang lebih kecil yang hanya melayani keluhan tertentu. Biasanya
dijalankan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat atau dokter-dokter yang ingin
menjalankan praktek pribadi. Klinik biasanya hanya menerima rawat jalan.
Bentuknya bisa pula berupa kumpulan klinik yang disebut poliklinik.
5
2.3 Kebudayaan Rumah Sakit
Rumah sakit adalah suatu organisasi yang unik dan kompleks karena ia merupakan
institusi yang padat karya, mempunyai sifat-sifat dan ciri-ciri serta fungsi-fungsi yang
khusus dalam proses menghasilkan jasa medik dan mempunyai berbagai kelompok
profesi dalam pelayanan penderita. Di samping melaksanakan fungsi pelayanan kesehatan
masyarakat, rumah sakit juga mempunyai fungsi pendidikan dan penelitian. Rumah sakit
di Indonesia pada awalnya dibangun oleh dua institusi. Pertama adalah pemerintah
dengan maksud untuk menyediakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat umum
terutama yang tidak mampu.
Kedua adalah institusi keagamaan yang membangun rumah sakit nirlaba untuk melayani
masyarakat miskin dalam rangka penyebaran agamanya. Mengingat adanya dinamika
internal (perkembangan peran) dan tuntutan eksternal yang semakin berkembang, rumah
sakit dihadapkan pada upaya penyesuaian diri untuk merespons dinamika eksternal dan
integrasi potensi-potensi internal dalam melaksanakan tugas yang semakin kompleks.
Upaya ini harus dilakukan jika organisasi ini hendak mempertahankan kinerjanya
(pelayanan kesehatan kepada masyarakat sekaligus memperoleh dana yang memadai bagi
kelangsungan hidup organisasi).
Dalam konteks tersebut, pemahaman atas budaya pada tingkat organisasi ini merupakan
sarana terbaik bagi penyesuaian diri anggota-anggotanya, bagi orang luar yang terlibat
(misalnya pasien dan keluarganya) dan yang berkepentingan (seperti investor atau
instansi pemerintah terkait) maupun bagi pembentukan dan pengembangan budaya
organisasi itu sendiri dalam mengatasi berbagai masalah yang sedang dan akan dihadapi.
Seiring dengan membaiknya tingkat pendidikan, meningkatnya keadaan sosial ekonomi
masyarakat, serta adanya kemudahan dibidang transportasi dan komunikasi, majunya
IPTEK serta derasnya arus sistem informasi mengakibatkan sistem nilai dalam
masyarakat berubah. Masyarakat cenderung menuntut pelayanan umum yang lebih
bermutu termasuk pelayanan kesehatan. Pelayanan rumah sakit yang baik bergantung dari
kompetensi dan kemampuan para pengelola rumah sakit. Untuk meningkatkan
kemampuan para pengelola rumah sakit tersebut selain melalui program pendidikan dan
pelatihan, juga diperlukan pengaturan dan penegakan disiplin sendiri dari para pengelola
rumah sakit serta adanya yanggung jawab secara moral dan hukum dari pimpinan rumah
sakit untuk menjamin terselenggaranya pelayanan yang baik.
Selain itu, dalam perkembangan teknologi dan berbagai bidang yang lainnya tercipta
sebuah istilah yang menandakan sebagai suatu Budaya dalam lingkup kesehatan istilah
6
tersebut ialah Komite Etik Rumah Sakit (KERS), dapat dikatakan sebagai suatu badan
yang secara resmi dibentuk dengan anggota dari berbagai disiplin perawatan kesehatan
dalam rumah sakit yang bertugas untuk menangani berbagai masalah etik yang timbul
dalam rumah sakit. KERS dapat menjadi sarana efektif dalam mengusahakan saling
pengertian antara berbagai pihak yang terlibat seperti dokter, pasien, keluarga pasien dan
masyarakat tentang berbagai masalah etika hukum kedokteran yang muncul dalam
perawatan kesehatan di rumah sakit.
Ada tiga fungsi KERS ini yaitu pendidikan, penyusun kebijakan dan pembahasan kasus.
Jadi salah satu tugas KERS adalah menjalankan fungsi pendidikan etika. Dalam rumah
sakit ada kebutuhan akan kemampuan memahami masalah etika, melakukan diskusi
multidisiplin tentang kasus mediko 5 legal dan dilema etika biomedis dan proses
pengambilan keputusan yang terkait dengan permasalahan ini.
8
Perbedaan jenis kelamin akan menghasilkan penyakit yang berbeda pula. Misalnya
di kalangan wanita lebih banyak menderita kanker payudara, sedangkan laki-laki
banyak menderita kanker prostat.
3. Pekerjaan
Ada hubungan antara jenis pekerjaan dengan pola penyakit, misalnya dikalangan
petani banyak yang menderita penyakit cacing akibat kerja yang banyak di lakukan
di sawah dengan lingkungan yang banyak cacing.
4. Social ekonomi
Keadaan social ekonomi juga berprngaruh pada pola penyakit misalnya menderita
obesitas lebih banyak ditemukan pada golongan masyarakat yang berstatus
ekonomi tinggi, dan sebaliknya malnutrisi lebih banyak ditemukan di kalangan
masyarakat yang status ekonominya rendah.
5. Aspek budaya yang mempengaruhi status kesehatan dan prilaku kesehatan
Aspek budaya dapat mempengaruhi kesehatan:
1) Pengaruh tradisi
Ada beberapa tradisi di dalam masyarakat yang dapat berpegaruh negative
terhadap kesehatan masyarakat.
2) Sikap fatalistis
Sikap fatalistis hal lain adalah yang juga mempengaruhi prilaku kesehatan.
Contoh beberapa anggota masyarakat dikalangan kelompok tertentu (fanatic)
yang beragama islam percaya bahwa anak adalah titipan tuhan dan sakit atau
mati adalah takdir, sehingga masyarakat kurang berusaha untuk segera mencari
pertolongan pengobatan bagi anaknya yang sakit.
3) Pengaruh Perasaan bangga pada statusnya
Dalam upaya perbaikan gizi, disuatu daerah perdesaan tertentu, menolak untuk
makan daun singkong, walaupun mereka tau kandungan vitaminnya tinggi.
Setelah di selidiki ternyata masyarakat beranggapan daun singkong hanya
pantas untuk makan kambing dan mereka menolaknya karena status mereka
tidak dapat disamakan dengan kambing.
4) Pengaruh norma
Upaya untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi banyak mengalami
hambatan karena ada norma yang melarang hubungan antar dokter yang
memberikan pelayanan dengan ibu hamil sebagai pengggunaan pelayanan.
5) Pengaruh nilai
9
Nilai yang berlaku didalam masyarakat berpengaruh terhadap prilaku
kesehatan. Contoh masyarakat memandang lebih bergengsi beras putih dari
pada beras merah padahal mereka mengetahui bahwa vitamin b1 lebih tinggi
beras merah daripada beras putih.
6) Pengaruh unsur budaya yang di pelajari pada tingkat awal dari proses
sosialisasi terhadap prilaku kesehatan
7) Pengaruh konsekuensi dari inovasi terhadap prilaku kesehatan Apabila seorang
petugas kesehatan ingin melakukan perubahan prilaku kesehatan masyarakat
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Budaya yaitu semua yang termasuk dalam pengetahuan, kepercayaan, seni, moral,
hukum, adat dan kebiasaan lain yang dilakukan manusia sebagai anggota masyarakat.
Oleh karena itu, apabila terjadi perubahan pada salah satu bagian dari keseluruhan
kompleks itu, dikatakan sebagai perubahan budaya.
Ada perilaku manusia, cara interaksi yang dipengaruhi kesehatan dan penyakit yang
terkait dengan budaya, diantaranya adalah prilaku keluarga dalam menghadapi
kematian, dari hasil studi. Menyimpulkan bahwa ada perbedaan sikap manusia dengan
berbagai kebudayaan yang berbeda-beda dalam menghadapi maut.
Budaya di masyarakat sangatlah mempengaruhi kesehatan dari masyarakat tersebut.
oleh karena itu kita sebagi seorang perawat harus bisa mengedukasikan atau
memberikan pendidikan kesehatan sehingga mereka tahu, paham akan kesehatan
3.2 Saran
Pelayanan kesehatan yang baik dan bermutu serta berkualitas penting dalam
pembangunan karena akan menimbulkan pelayanan kesehatan yang prima sehingga
kepuasan dapat dirasakan oleh setiap masyarakat olehnya itu pelayanan kesehatan harus
dikelola secara maksimal bukan saja oleh tenaga kesehatan tetapi seluruh masyarakat.
11
DAFTAR PUSTAKA
12