Anda di halaman 1dari 31

KEPERAWATAN KELUARGA

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

OLEH KELOMPOK 3 :
I Putu Gede Sanjaya (203213213)
Ni Putu Regita Yunika Arnidya (203213216)
Ni Putu Anggi Diah Prabasari (203213223)
Komang Ira Yunita Apsari (203213224)
I Made Dwi Aditya Putra Suarjaya (203213226)
A.A Gede Radiskha Fernanda (203213231)
I Wayan Dedy Gunawan (203213233)

A-14A KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
TAHUN 2023
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
A. Pengkajian Asuhan Keperawatan Keluarga
Pengkajian merupakan suatu proses berkelanjutan, dimana pengkaji menggambarkan
kondisi/situasi klien sebelumnya dan saat ini sehingga informasi tersebut bisa
digunakan untuk memprediksi di masa yang akan datang.
Pengkajian Keluarga Model Friedman
Asumsi yang mendasari adalah keluarga sebagai sistem sosial, merupakan kelompok
kecil dari masyarakat. Friedman memberikan batasan 6 katagori dalam memberikan
pertanyaan-pertanyaan saat melakukan pengkajian :
a. Data pengenalan keluarga
b. Riwayat dan tahapan perkembangan keluarga
c. Data lingkungan
d. Struktur keluarga
e. Fungsi keluarga
f. Koping keluarga.

Setiap kategori terdiri dari banyak sub kategori, perawat yang mengkaji keluarga harus
mampu memutuskan kategori mana yang relevan dengan kasus yang dihadapi sehingga
dapat digali lebih dalam pada saat kunjungan, dengan demikian masalah dalam
keluarga dapat mudah diidentifikasi. Tidak semua dari kategori harus di kaji tetapi
tergantung pada tujuan, masalah dan sumber-sumber yang dimiliki oleh keluarga.
Berikut adalah uraian dari pengkajian keluarga model Friedman :

a) Identifikasi Data Keluarga


Informasi identifikasi tentang anggota keluarga sangat diperlukan untuk
mengetahui hubungan masing-masing anggota keluarga dan sebagi upaya untuk
lebih mengenal masing-masing anggota keluarga. Data yang diperlukan
meliputi :
1. Nama keluarga
2. Alamat dan Nomor telepon
3. Komposisi Keluarga
Komposisi keluarga menyatakan anggota keluarga yang diidentifikasi
sebagai bagian dari keluarga mereka. Friedman dalam bukunya
mengatakan bahwa komposisi tidak hanya terdiri dari penghuni rumah,
tetapi juaga keluarga besar lainnya atau keluarga fiktif yang menjadi
bagian dari keluarga tersebut tetapi tidak tinggal dalam rumah tangga
yang sama. Pada komposisi keluarga, pencatatan dimulai dari anggota
keluarga yang sudah dewasa kemudian diikuti anak sesuai dengan
urutan usia dari yang tertua, bila terdapat orang lain yang menjadi bagian
dari keluarga tersebut dimasukan dalam bagian akhir dari komposisi
keluarga.
4. Tipe Bentuk Keluarga
Tipe keluarga didasari oleh anggota keluarga yang berada dalam satu
rumah. Tipe keluarga dapat dilihat dari komposisi dan genogram dalam
keluarga.
5. Latar Belakang Budaya Keluarga
Latar belakang kultur keluarga merupakan hal yang penting untuk
memahami perilaku sistem nilai dan fungsi keluarga, karena budaya
mempengaruhi dan membatasi tindakan-tindakan individual maupun
keluarga. Perbedaan budaya menjadikan akar miskinnya komunikasi
antar individu dalam keluarga. Dalam konseling keluarga kebudayaan
merupakan hal yang sangat penting.
Pengkajian terhadap kultur / kebudayaan keluarga meliputi :
a. Identitas suku bangsa
b. Jaringan sosial keluarga ( kelopok etnis yang sama )
c. Tempat tinggal keluarga ( bagian dari sebuah lingkungan yang secara
etnis bersifat homogen)
d. Kegiatan-kegiatan keagamaan, sosial, budaya, rekreasi dan Pendidikan
e. Bahasa yang digunakan sehari-hari
f. Kebiasaan diit dan berpakaian
g. Dekorasi rumah tangga ( tanda-tanda pengaruh budaya )
h. Porsi komunitas yang lazim bagi keluarga-komplek teritorial keluarg
(Apakah porsi tersebut semata-mata ada dalam komunitas etnis )
i. Penggunaan jasa-jasa perawatan kesehatan keluarga dan praktisi.
Bagaimana keluarga terlibat dalam praktik pelayanan kesehatan
tradisional atau memiliki kepercayaan tradisional yang berhubungan
dengan kesehatan.
j. Negara asal dan berapa lama keluarga tinggal di suatu wilayah.
6. Identifikasi Religius
Pengkajian meliputi perbedaan keyakinan dalam keluarga, seberapa
aktif keluarga dalam melakukan ibadah keagamaan, kepercayaan dan
nilai-nilai agama yang menjadi fokus dalam kehidupan keluarga.
7. Status Kelas Sosial (Berdasarkan Pekerjaan, Pendidikan dan
Pendapatan)
Kelas sosial keluarga merupakan pembentuk utama dari gaya hidup
keluarga. Perbedaan kelas sosial dipengaruhi oleh gaya hidup keluarga,
karakteristik struktural dan fungsional, asosiasi dengan lingkungan
eksternal rumah. Dengan mengidentifikasi kelas sosial keluarga,
perawat dapat mengantisipasi sumber- sumber dalam keluarga dan
sejumlah stresornya secara baik. Bahkan fungsi dan struktur keluarga
dapat lebih dipahami dengan melihat latar belakang kelas sosial
keluarga. Hal-hal yang perlu dikaji dalam status sosial ekonomi dan
mobilitas keluarga adalah :
a. Status kelas Sosial
Status kelas sosial keluarga ditentukan berdasarkan tingkat
pendapatan keluarga dan sumber pendapatan keluarga,
pekerjaan dan pendidikan keluarga. Friedman membagi kelas
sosial menjadi enam bagian yaitu kelas atas-atas, kelas atas
bawah, kelas menegah atas, kelas menengah bawah, kelas
pekerja dan kelas bawah.
b. Status Ekonomi
Status ekonomi ditentukan oleh jumlah penghasilan yang
diperoleh keluarga. Perlu juga diketahui siapa yang menjadi
pencari nafkah dalam keluarga, dana tambahan ataupun bantuan
yang diterima oleh keluarga, bagaimana keluaraga mengaturnya
secara finansial. Selain itu juga perawat perlu mengetahui
sejauhmana pendapatan tersebut memadai serta sumber-sumber
apa yang dimiliki oleh keluarga terutama yang berhubungan
dengan pelayanan kesehatan seperti asuransi kesehatan dan lain-
lain.
c. Mobilitas Kelas Sosial
Menggambarkan perubahan yang terjadi sehingga
mengakibatkan terjadinya perubahan kelas sosial, serta
bagaimana keluarga menyesuaikan diri terhadap perubahan
tersebut.
8. Aktifitas rekreasi keluarga
Kegiatan-kegiatan rekreasi keluarga yang dilakukan pada waktu luang.
Menggali perasaan anggota keluarga tentang aktifitas rekreasi pada
waktu luang. Bentuk rekreasi tidak harus mengunjungi tempat wisata,
tetapi bagaimana keluarga memanfaatkan waktu luang untuk melakukan
kegiatan bersama ( nonton TV, mendengarkan radio, berkebun bersama
keluarga , bersepeda bersama keluarga dll )
b) Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
Yang perlu dikaji pada tahap perkembangan adalah :
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini
2) Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan tentang tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi oleh
keluarga serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.
3) Riwayat keluarga Inti.
Riwayat keluarga mulai lahir hingga saat ini, yang meliputi riwayat penyakit
keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian
terhadap pencegahan penyakit (imunisasi), sumber pelayanan kesehatan yang
bisa digunakan serta riwayat perkembangan dan kejadian-kejadian atau
pengalaman penting yang berhubungan dengan kesehatan (perceraian,
kematian, kehilangan)
4) Riwayat keluarga sebelumnya
Menjelaskan mengenai riwayat asal kedua orang tua ( riwayat kesehatan, seperti
apa keluarga asalnya, hubungan masa silam dengan kedua orang tua).
c) Lingkungan Keluarga
Meliputi seluruh alam kehidupan keluarga mulai dari pertimbangan bidang-
bidang yang paling kecil seperti aspek dalam rumah sampai komunitas yang
lebih luas dimana keluarga tersebut berada. Pengkajian lingkungan meliputi :
a. Karakteristik rumah, Karakteristik rumah diidentifikasi dengan :
• Tipe tempat tinggal ( rumah sendiri, apartemen, sewa kamar)
• Gambaran kondisi rumah (baik interior maupun eksterior rumah).
Interior rumah meliputi : jumlah ruangan, tipe kamar/pemanfaatan
ruangan ( ruang tamu, kamar tidur, ruang keluarga ), jumlah jendela,
keadaan ventilasi dan penerangan ( sinar matahari ), macam perabot
rumah tangga dan penataannya, jenis lantai, kontruksi bangunan,
keamanan lingkungan rumah, kebersihan dan sanitasi rumah, jenis
septic tank, jarak sumber air minum dengan septic tank, sumber air
minum yang digunakan, keadaan dapur (kebersihan, sanitasi,
keamanan).
Perlu dikaji pula perasaan subyektif keluarga terhadap rumah,
identifikasi teritorial keluarga, pengaturan privaci dan kepuasan
keluarga terhadap pengaturan rumah. Lingkungan luar rumah meliputi
keamanan ( bahaya- bahaya yang mengancam ) dan pembuangan
sampah.
b. Karakteristik Lingkungan dan Komunitas Tempat Tinggal yang Lebih Luas.
Menjelaskan tentang :
• Karakteristik fisik dari lingkungan, yang meliputi : tipe
lingkungan/komunitas (desa, sub kota, kota), tipe tempat tinggal
(hunian, industri, hunian dan industri, agraris ), kebiasaan , aturan /
kesepakatan, budaya yang mempengaruhi kesehatan, lingkungan umum
( fisik, sosial, ekonomi ),
• Karakteristik demografis dari lingkungan dan komunitas, meliputi kelas
sosial rata-rata komunitas, perubahan demografis yang sedang
berlangsung.
• Pelayanan kesehatan yang ada di sekitar lingkungan serta fasilitas-
fasilitas umum lainnya seperti pasar, apotik dan lain-lain
• Bagimana fasilitas-fasilitas mudah diakses atau dijangkau oleh keluarga
• Tersediannya transportasi umum yang dapat digunakan oleh keluarga
dalam mengakses fasilitas yang ada.
• Insiden kejahatan disekitar lingkungan.
c. Mobilitas geografis keluarga
Mobilitas keluarga ditentukan oleh : kebiasaan keluarga berpindah tempat,
berapa lama keluarga tinggal di daerah tersebut, riwayat mobilitas geografis
keluarga tersebut ( transportasi yang digunakan keluarga, kebiasaan anggota
keluarga pergi dari rumah : bekerja, sekolah )
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan tentang waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta
perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana keluarga melakukan interak
dengan masyarakat. Perlu juga dikaji bagaimana keluarga memandang
kelompok masyarakatnya.
e. Sistem pendukung keluarga
Siapa yang menolong keluarga pada saat keluarga membutuhkan bantuan,
dukungan konseling aktifitas-aktifitas keluarga. Yang termasuk pada sistem
pendukung keluarga adalah Informal ( jumlah anggota keluarga yang sehat,
hubungan keluarga dan komunitas, bagaimana keluarga memecahkan masalah,
fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan ), Dan formal yaitu
hubungan keluarga dengan pihak yang membantu yang berasal dari lembaga
perawatan kesehatan atau lembaga lain yang terkait (ada tidaknya fasilitas
pendukung pada masyarakat terutama yang berhubungan dengan kesehatan ).
d) Struktur Keluarga
Struktur keluarga yang dapat dikaji menurut Friedman adalah :
1) Pola dan komunikasi keluarga
Menjelaskan cara berkomunikasi antar anggota keluarga, sistem komunikasi
yang digunakan, efektif tidaknya ( keberhasilan ) komunikasi dalam keluarga.
2) Struktur kekuatan keluarga
Kemampuan keluarga mmengendalikan dan mempengaruhi orang lain/anggota
keluarga untuk merubah perilaku. Sistem kekuatan yang digunakan dalam
mengambil keputusan, yang berperan mengambil keputusan, bagaimana
pentingnya keluarga terhadap putusan tersebut.
3) Struktur Peran
Mengkaji struktur peran dalam keluarga meliputi :
• Struktur peran formal
- Posisi dan peran formal yang telah terpenuhi dan gambaran
keluarga dalam melaksanakan peran tersebut.
- Bagaimana peran tersebut dapat diterima dan konsisten dengan
harapan keluarga, apakah terjadi konflik peran dalam keluarga.
- Bagaimana keluarga melakukan setiap peran secara kompeten.
- Bagaimana fleksibilitas peran saat dibutuhkan
• Struktur peran informal
- Peran-peran informal dan peran-peran yang tidak jelas yang ada
dalam keluarga, serta siapa yang memainkan peran tersebut dan
berapa kali peran tersebut sering dilakukan secara konsisten
- Identifikasi tujuan dari melakukan peran indormal, ada tidaknya
peran disfungsional serta bagaimana dampaknya terhap anggota
keluarga
• Analisa Model Peran
- Siapa yang menjadi model yang dapat mempengaruhi anggota
keluarga dalam kehidupan awalnya, memberikan perasaan dan
nilai-nilai tentang perkembangan, peran-peran dan teknik
komunikasi.
- Siapa yang secara spesifik bertindak sebagai model peran bagi
pasangan dan sebagai orang tua.
• Variabel-variabel yang mempengaruhi struktur peran :
- Pengaruh-pengaruh kelas sosial : bagaimana latar belakang kelas
sosial mempengaruhi struktur peran formal dan informal dalam
keluarga.
- Pengaruh budaya terhadap struktur peran
- Pengaruh tahap perkembangan keluarga terhadap struktur peran.
- Bagaimana masalah kesehatan mempengaruhi struktur peran.
4) Nilai-Nilai Keluarga
Hal-hal yang perlu dikaji pada struktur nilai keluarga menurut Friedman adalah:
• Pemakaian nilai-nilai yang dominan dalam keluarga
• Kesesuaian nilai keluarga dengan masyarakat sekitarnya
• Kesesuaian antara nilai keluarga dan nilai subsistem keluarga
• Identifikasi sejauh mana keluarga menganggap penting nilai-nilai
keluarga serta kesadaran dalam menganut sistem nilai.
• Identifikasi konflik nilai yang menonjol dalam keluarga
• Pengaruh kelas sosial, latar belakang budaya dan tahap perkembangan
keluarga terhadap nilai keluarga
• Bagaimana nilai keluarga mempengaruhi status kesehatan keluarga.
e) Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga yang perlu dikaji menurut Friedman meliputi :
❖ Fungsi Afektif
Pengkajian fungsi afektif menurut Friedman meliputi :
• Pola kebutuhan keluarga
- Sejauh mana keluarga mengetahui kebutuhan anggota
keluarganya, serta bagaimana orang tua mampu
menggambarkan kebutuhan dari anggota keluarganya.
- Sejauhmana keluarga mengahargai kebutuhan atau keinginan
masing- masing anggota keluarga

• Saling memperhatikan dan keakraban dalam keluarga


- Sejauhmana keluarga memberi perhatian pada anggota keluarga
satu sama lain serta bagaimana mereka saling mendukung
- Sejauhmana keluarga mempunyai perasaan akrab dan intim satu
sama lain, serta bentuk kasih sayang yang ditunjukkan keluarga.
• Keterpisahan dan Keterikatan dalam keluarga
- Sejauhmana keluarga menanggapi isu-isu tentang perpisahan
dan keterikatakan serta sejauhmana keluarga memelihara
keutuhan rumah tangga sehingga terbina keterikatan dalam
keluarga.
❖ Fungsi sosialisasi
Pengkajian fungsi sosialisasi meliputi :
• Praktik dalam membesarkan anak meliputi : kontrol perilaku sesuai
dengan usia, memberi dan menerima cinta serta otonomi dan
ketergantungan dalam keluarga
• Penerima tanggung jawab dalam membesarkan anak
• Bagaimana anak dihargai dalam keluarga
• Keyakinan budaya yang mempengaruhi pola membesarkan anak
• Faktor-faktor yang mempengaruhi pola pengasuhan anak
• Identifikasi apakah keluarga beresiko tinggi mendapaat masalah dalam
membesarkan anak
• Sejauh mana lingkungan rumah cocok dengan perkembangan anak.
❖ Fungsi Perawatan Kesehatan
Pengkajian fungsi perawatan kesehatan meliputi :
• Sejauh mana keluarga mengenal masalah kesehatan pada keluarganya.
- Keyakinan, nilai-nilai dan perilaku terhadap pelayanan
Kesehatan
- Tingkat pengetahuan keluarga tentang sehat sakit.
- Tingkat pengetahuan keluarga tentang gejala atau perubahan
penting yang berhubungan ddengan masalah kesehatan yang
dihadapi.
- Sumber-sumber informasi kesehatan yang didapat
• Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan
• Kemampuan keluarga melakukan perawatan terhadap anggota keluarga
yang sakit.
• Kemampuan keluarga memodifikasi dan memelihara lingkungan
• Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan.
f) Koping Keluarga
Pengkajian koping keluarga meliputi :
• Stressor-stressor jangka panjang dan jangka pendek yang dialami oleh keluarga,
serta lamanya dan kekuatan strssor yang dialami oleh keluarga.
• Tindakan obyektif dan realistis keluarga terhadap stressor yang dihadapi.
• Sejauh mana keluarga bereaksi terhadap stressor, strategi koping apa yang
digunakan untuk menghadapi tipe-tipe masalah, serta strategi koping internal
dan eksternal yang digunakan oleh keluarga.
• Strategi adaptasi disfungsional yang digunakan oleh keluarga. Identifikasi
bentuk yang digunakan secara ekstensif : kekerasan, perlakukan kejam terhadap
anak, mengkambing hitamkan, ancaman, mengabaikan anak, mitos keluarga
yang merusak, pseudomutualitas, triangling dan otoritarisme.
B. Diagnosa Asuhan Keperawatan Keluarga

Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggunakan dan menggambarkan respons


manusia. Dimana keadaan sehat atau perubahan pola interaksi potensial/aktual dari
individu atau kelompok dimana perawat dapat menyusun intervensi-intervensi definitif
untuk mempertahankan status kesehatan atau untuk mencegah perubahan (Carpenito,
2008). Untuk menegakkan diagnosa dilakukan 2 hal, yaitu :

a) Analisa Data
Mengelompokkan data subjektif dan objektif, kemudian dibandingkan dengan
standar normal sehingga didapatkan masalah keperawatan.
b) Perumusan Diagnosa Keperawatan
Komponen rumusan diagnosa keperawatan meliputi :
1 Masalah (problem) adalah suatu pernyataan tidak terpenuhinya kebutuhan
dasar manusia yang dialami oleh keluarga atau anggota keluarga.
2 Penyebab (etiologi) adalah kumpulan data subjektif dan objektif.
3 Tanda (sign) adalah sekumpulan data subjektif dan objektif yang diperoleh
perawat dari keluarga secara langsung atau tidak langsung atau tidak yang
mendukung masalah dan penyebab.
Dalam penyusunan masalah kesehatan dalam perawatan keluarga mengacu pada
tipologi diagnosis keperawatan keluarga yang dibedakan menjadi 3 kelompok,
yaitu:
1 Diagnosa Sehat/Wellness/Potensial
Yaitu keadaan sejahtera dari keluarga ketika telah mampu memenuhi
kebutuhan kesehatannya dan mempunyai sumber penunjang kesehatan yang
memungkinkan dapat digunakan. Perumusan diagnosa potensial ini hanya
terdiri dari komponen problem (P).
2 Diagnosa Ancaman/Risiko
Yaitu masalah keperawatan yang belum terjadi. Diagnosa ini dapat menjadi
masalah aktual bila tidak segera ditanggulangi. Perumusan diagnosa risiko
ini terdiri dari komponen problem (P) dan etiologi (E).
3 Diagnosa Nyata/Aktual/Gangguan
Yaitu masalah keperawatan yang sedang dijalani oleh keluarga dan
memerlukan bantuan dengan cepat. Perumusan diagnosa aktual terdiri dari
problem (P), etiologi (E), dan sign/symptom (S).
Perumusan problem (P) merupakan respon terhadap gangguan pemenuhan
kebutuhan dasar. Sedangkan etiologi mengacu pada 5 tugas keluarga.
• Domain Promosi Kesehatan
- Ketidakefektifan manajemen Kesehatan
- Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga
- Perilaku kesehatan cenderung beresiko
• Domain Nutrisi
- Kesiapan meningkatkan pemberian ASI

• Domain Aktivitas
- Hambatan pemeliharaan rumah
• Domain Persepsi/Kognisi
- Ketidakefektifan control impuls
- Kesiapan meningkatkan pengetahuan
- Kesiapan meningkatkan komunikasi
• Domain Hubungan Peran
- Ketegangan peran pemberi asuhan
- Resiko ketegangan peran pemberi asuhan
- Hambatan menjadi orang tua
- Resiko hambatan menjadi orang tua
- Kesiapan meningkatkan menjadi orang tua
- Kesiapan meningkatkan proses keluarga
- Konflik peran orang tua
• Domain Koping/Toleransi Stress
- Ketidakefektifan perencanaan aktivitas
- Risiko ketidakefektifan perencanaan aktivitas
- Pelemahan koping keluarga
- Ketidakmampuan koping keluarga
- Kesiapan meningkatkan koping keluarga
C. Intervensi Asuhan Keperawatan Keluarga
Perencanaan adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan perawat untuk dilaporkan
dalam memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang telah diidentifikasi
(Efendy,1998). Penyusunan rencana perawatan dilakukan dalam 2 tahap yaitu
pemenuhan skala prioritas dan rencana perawatan (Suprajitno, 2004).
1) Menentukan prioritas masalah keperawatan
Prioritas didasarkan pada diagnosis keperawatan yang mempunyai skor tinggi
dan disusun berurutan sampai yang mempunyai skor terendah. Dalam
menyusun prioritas masalah kesehatan dan keperawatan keluarga harus
didasarkan beberapa kriteria sebagai berikut :
• Sifat masalah (aktual, risiko, potensial)
• Kemungkinan masalah dapat diubah
• Potensi masalah untuk dicegah
• Menonjolnya masalah
Skoring dilakukan bila perawat merumuskan Diagnose keperawatan telah dari satu
proses skoring menggunakan skala yang telah dirumuskan oleh Bailon dan Maglay
(1978) dalam Effendy (1998)
Tabel Proses Skoring
Proses scoring dilakukan untuk setiap diagnosa keperawatan :

• Tentukan skornya sesuai dengan kriteria yang dibuat perawat.


• Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikalikan dengan bobot.
• Jumlahkan skor untuk semua kriteria.
• Skor tertinggi berarti prioritas (skor tertinggi 5).

2) Rencana
Langkah pertama yang dilakukan adalah merumuskan tujuan keperawatan.
Tujuan dirumuskan untuk mengetahui atau mengatasi serta meminimalkan
stressor dan intervensi dirancang berdasarkan tiga tingkat pencegahan.
Pencegahan primer untuk memperkuat garis pertahanan fleksibel, pencegahan
sekunder untuk memperkuat garis pertahanan sekunder, dan pencegahan tersier
untuk memperkuat garis pertahanan tersier (Anderson & Fallune, 2000).
Tujuan terdiri dari tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Tujuan
jangka panjang mengacu pada bagaimana mengatasi problem/masalah (P) di
keluarga. Sedangkan penetapan tujuan jangka pendek mengacu pada bagaimana
mengatasi etiologi yang berorientasi pada lima tugas keluarga. Adapun bentuk
tindakan yang akan dilakukan dalam intervensi nantinya adalah sebagai berikut:
• Menggali tingkat pengetahuan atau pemahaman keluarga mengenai
masalah.
• Mendiskusikan dengan keluarga mengenai hal-hal yang belum diketahui
dan meluruskan mengenai intervensi/interpretasi yang salah.
• Memberikan penyuluhan atau menjelaskan dengan keluarga tentang
faktor- faktor penyebab, tanda dan gejala, cara menangani, cara
perawatan, cara mendapatkan pelayanan kesehatan dan pentingnya
pengobatan secara teratur.
• Memotivasi keluarga untuk melakukan hal-hal positif untuk kesehatan.
• Memberikan pujian dan penguatan kepada keluarga atas apa yang telah
diketahui dan apa yang telah dilaksanakan.
D. Evaluasi Asuhan Keperawatan Keluarga
Pada tahapan evaluasi, perawat melakukan penilaian terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan. Sesuai dengan rencana tindakan yang diberikan, dilakukan penilaian
untuk melihat keberhasilannya. Bila tidak/belum berhasil perlu disusun rencana baru
yang sesuai. Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilakukan dalam satu
kali kunjungan ke keluarga. Untuk itu dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan
waktu dan kesediaan keluarga. Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP secara
operasional. S (subyektif) adalah hal-hal yang ditemukan oleh keluarga secara
subyektif setelah dilakukan intervensi keperawatan, misalnya : Keluarga menyatakan
nyerinya berkurang. O (Obyektif) adalah hal-hal yang ditemukan oleh perawat secara
obyektif setalah dilakukan intervensi keperawatan ,miasalnya : Berat badan naik 1 kg
dalam 1 bulan. A (analisa) adalah analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu
pada tujuan yang terkait dengan diagnosis. P (perencanaan) adalah perencanaan yang
akan datang setelah melihat respon dari keluarga pada tahapan evaluasi. Tahapan
evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi formatif adalah evaluasi
yang dilakukan selama proses asuhan keperawatan, sedangkan evaluasi sumatif adalah
evaluasi akhir.
DAFTAR PUSTAKA
Mubarak, W. I., & Chayatin, N. (2011). Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar dan Teori.

Jakarta: Salemba Medika.

Sudiharto.(2007).Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pendekatan Keperawatan


Transkultural.Jakarta : EGC

Friedman, M.M, 1998, Family Nursing : Reseacrh Theory & Practice, 4th Ed, Stamford
:Appleton & Lange

Keliat Budi, 2018, Nanda-1 Diagnosis Keperawatan, EGC : Jakarta


Carpenitto, L. J. 2008. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta : EGC.

Suprajitno. 2004. Asuhan Keprawatan Keluarga Aplikasi dalam Praktek. Jakarta : EGC

Effendy, Nasrul. 1998. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC.

Suprajitno. 2004. Asuhan Keprawatan Keluarga Aplikasi dalam Praktek. Jakarta : EGC
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA BAPAK “S”
DENGAN HIPERTENSI PADA Ny. S
DI BR.KWANJI KAJA SEMPIDI, BADUNG

OLEH KELOMPOK 3 :
I Putu Gede Sanjaya (203213213)
Ni Putu Regita Yunika Arnidya (203213216)
Ni Putu Anggi Diah Prabasari (203213223)
Komang Ira Yunita Apsari (203213224)
I Made Dwi Aditya Putra Suarjaya (203213226)
A.A Gede Radiskha Fernanda (203213231)
I Wayan Dedy Gunawan (203213233)

A-14A KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
TAHUN 2023
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA BAPAK “S”
DENGAN HIPERTENSI PADA Ny. S
DI BR.KWANJI KAJA SEMPIDI, BADUNG

A. Pengkajian
a. Data Umum
1. Nama Keluarga (KK) : Bp. S
2. Jenis Kelamin : Laki – Laki
3. Pendidikan Terakhir : SMK
4. Usia : 54 Tahun
5. Pekerjaan : Swasta
6. Alamat : Br. Kwanji Kaja, Sempidi, Badung
7. Komposisi Keluarga :

No Nama Jenis Hub dgn Usia Pendidikan


Kelamin KK
1 Ibu S Perempuan Istri 54 Tahun S1
2 An. B Laki - Laki Anak 6 Tahun -

Genogram :

---------
---------- ---------
----------
--------------
-------------

----------------------------------

------- -------
Ny.
------------------------------

S S
-------------------------------------------------------------------------------

An.B

----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Keterangan :

: Laki – laki : Hubungan Keluarga

: Perempuan ---- : Tinggal Serumah

: Meninggal : Klien

8. Tipe Keluarga :
Keluarga Tn.S adalah keluarga inti (nuclear family) yang terdiri dari
Bp. S, Ibu S dan 1 orang anaknya yaitu, An. B.
9. Suku Bangsa :
Bp. S berasal dari Bali dan istrinya, Ibu s juga berasal dari Bali. Bahasa
dominan yang mereka gunakan sehari-hari di rumah adalah Bahasa Bali dalam
percakapan. Ibu S mengatakan keluarganya tidak memiliki kebiasaan khusus
yang mempengaruhi status kesehatan keluarga yang diajarkan turun-temurun.
10. Agama :
Seluruh keluarga Bp. S beragama Hindu. Kegiatan ibadah keagamaan
keluarga Bp. S yaitu sembahyang sehari – hari dan pada saat hari penting atau
rahinan.
11. Status Sosial Ekonomi Keluarga :
Penghasilan keluarga Bp. S diperoleh dari Bp. S yang bekerja sebagai
swasta dengan penghasilan Rp 4.000.000 setiap bulan. IbuS bekerja di koperasi
simpan pinjam dengan penghasilan perhari Rp. 3.500.000 – Rp. 4.000.000
Keperluan keluarga sehari-hari adalah untuk makan, upacara dan keperluan
lainnya. Ibu S mengatakan bahwa dirinya merasa cukup dengan penghasilan
saat ini. Sisa penghasilan yang dapat ditabungkan setiap bulannya kurang lebih
sebesar Rp 150.000 Keluarga Bp. S semua sudah memiliki BPJS.
12. Aktvitas Rekreasi Keluarga :
Keluarga Bp. S tidak memiliki jadwal khusus untuk rekreasi keluarga,
hanya sesekali anaknya mengajak berwisata ke pantai atau Sangeh . Di rumah
Ibu S mengatakan keluarganya dapat menikmati hiburan melalui TV dan
Gadget.
b. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
13. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini :
Tahap perkembangan keluarga bapak KS saat ini termasuk pada tahap IV
yaitu keluarga dengan anak sekolah (family with school children). Tugas
perkembangan keluarga Tn. S pada tahap ini meliputi:
a) Membantu sosialisasi anak untuk meningkatkan prestasi
belajar anak. Namun untuk itu An.B sulit untuk diajak
belajar.
b) Mempertahankan hubungan perkawinan yang bahagia.
Bapak S selalu meluangkan waktu untuk keluarganya.
c) Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat
termasuk biaya kesehatan. Bapak S dan istri selalu bekerja keras untuk
memenuhi kebutuhan pangan, sangan, maupun papan.
14. Tahap Perkembangan Keluarga yang belum tercapai :
Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi yaitu
membantu sosialisasi anak untuk menigkatkan prestasi belajar anak.
15. Riwayat Keluarga Inti :
Secara status kesehatan, Ibu S istri dari Bapak S terkadang mengalami
pusing-pusing dan pegal pada tengkuk, disebabkan karena Ibu S memiliki
riwayat hipertensi, Ibu S juga sering makan makanan berlemak seperti
gorengan. Dan Bapak S sering cemas memikirkan kondisi istrinya. Anak B
tidak pernah mengalami penyakit yang serius hanya pernah mengalami sakit
batuk, pilek, demam. Bp. S dan Ibu S menikah pada tahun 2010, dan anak
pertamanya lahir setelah tahun menunggu yaitu, 2017. Keluarga Ibu S memiliki
penyakit keturunan yaitu Hipertensi.
16. Riwayat Keluarga Sebelumnya :
Keluarga Ibu S ibu dari Ibu S memiliki Riwayat hipertensi dan saat ini
telah meninggal dunia.
c. Lingkungan
17. Karakteristik Rumah :
Rumah yang ditinggali Bp. S sekeluarga adalah rumah pekarangan yang
berukuran 2.500 m2. Desain rumah terbagi menjadi 5 bangunan, 1 bangunan
yang terdiri dari dari tempat tidur, ruang tamu, Bale Daja, 2 bangunan lainnya
yaitu Merajan dan Bale Delod, 2 bangunan lainnya terdiri dari Dapur dan
Toilet. Setiap kamar saling berdempetan, dan terdapat jendela pada setiap
tempat tidur sehingga ventilasi cukup baik. Warna dinding rumah yaitu
berwarna hijau dengan lantai rumah menggunakan keramik. Terdapat beberapa
perabotan rumah tangga, kondisi rumah tampak rapi dan bersih. Sumber air
yang di gunakan oleh keluarga berasal dari PDAM. Tempat sampah tertutup,
dan sampah rumah tangga yang di hasilkan akan di ambil oleh petugas
kebersihan, dan untuk limbah air rumah tangga sudah terdapat aliran khusus
yang akan mengalir ke sepitank. Pada kondisi malam, pencahayaan dalam
rumah terbilang cukup terang.

Denah :

Kamar
Bale Daja Merajan

U
Halaman cv
B T
Bale Delod
Dapur S

Toilet
Pintu Masuk

18. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW :


Bp. S jarang berkumpul dengan tetangga karena kesibukannya, namun
Bp. S rajin untuk ngayah. Kehidupan bertetangga terlihat rukun dan harmonis.
Tetangga dan keluarga Bp. S pada saat bertemu saling menyapa, tidak ada
perbedaan kepercayaan yang mempengaruhi keseharian masing – masing
keluarga di lingkungan tempat tinggalnya.
19. Mobilitas Geografis Keluarga :
Saat ini keluarga Bp. S sudah tinggal menetap di rumah yang sekarang
dan tidak berniat untuk pindah. Bp.S sendiri sudah tinggal di rumah tersebut
sejak tahun 1997. Rumah Bp. Y berada kurang lebih 250 meter dari jalan raya,
jenis kendaraan yang dipakai biasanya adalah sepeda motor.
20. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat :
Hubungan anggota keluarga terlihat rukun, tidak ada konflik antara satu
dengan yang lain (terlihat harmonis). Ibu S juga bersosialisasi dengan tetangga
di kanan, kiri dan depan rumahnya, dan Ibu S juga sering mengikuti kegiatan
PKK. Bp. S sering mengikuti kegiatan di Banjar.
21. Sistem Pendukung Keluarga :
Keluarga Bp. S bila ada masalah dalam keluarga, keluarga lebih senang
menyelesaikan dengan anggota keluarga. Kadang juga melibatkan kepada
saudara terdekat.
d. Struktur Keluarga
22. Pola Komunikasi Keluarga :
Interaksi keluarga paling sering dilakukan pada saat santai yaitu pada
malam hari. Ibu S mengatakan bahwa komunikasi dengan keluarganya
menekankan keterbukaan. Bila ada masalah dalam keluarga, Ibu S
mendiskusikan bersama Bp. S, terkadang meminta bantuan nasihat dari ipar
atau orang terdekat.
23. Struktur Kekuatan Keluarga :
Keluarga Bp. S saling mendukung satu sama lain, respon keluarga bila
ada anggota yang bermasalah selalu mencari jalan keluarnya bersama-sama.
Pemegang keputusan di keluarga adalah Bp. S sebagai kepala keluarga, tetapi
tidak menutup kemungkinan suatu ketika Ibu S punya pendapat sendiri dan
membuat keputusan sendiri
24. Struktur Peran :
a) Bp. S
Bp. S sebagai kepala keluarga, bertanggung jawab dalam mencari
nafkah untuk kebutuhan sehari-hari dalam rumah tangga.
b) Ibu S
Ibu S mengatakan urusan anaknya lebih banyak diserahkan kepada
dirinya, dan sebagai pengatur rumah tangga.
c) An.B
An. B sebagai anak pertama dari Bp. S dan Ibu S. An. B lebih sering
menghabiskan waktunya bermain di rumah bersama ibu S dan
sepupunya. Ibu S mengatakan An. B sangat aktif dan sudah bersekolah.
25. Nilai dan Norma Keluarga :
Nilai dan norma yang dipegang oleh Bp. S adalah sesuai dengan nilai-
nilai ajaran Hindu. Penerimaan keluarga terhadap mahasiswa perawat sangat
baik, setiap masalah yang ada diutarakan dan menerima kehadiran mahasiswa
perawat.
e. Fungsi Keluarga
26. Fungsi Afektif :
a) Perasaan saling memiliki : keluarga bapak S menunjukan kasih sayang
biasanya melalui tindakan seperti menunjukkan perhatian, memberikan
apresiasi dan hadiah ketika ada yang berhasil meraih sesuatu, dan selalu
merayakan ulang tahun bersama-sama.
b) Dukungan terhadap anggota keluarga : keluarga bapak S selalu saling
mendukung kegiatan atau minat masing-masing anggota keluarga.
c) Kehangatan keluarga : keluarga bapak S selalu berbincang-bincang pada
malam hari dan menunjukkan perhatian melalui tindakan serta sering
bercanda.
27. Fungsi Sosialisasi :
Hubungan antar anggota keluarga dalam rumah berjalan dengan baik.
Hubungan anggota keluarga dengan tetangga juga baik. Keluarga Bp. S tidak
membatasi anggota keluarganya dalam bersosialisasi dengan masyarakat
sekitar.
28. Fungsi Reproduksi :
Karena ibu S sudah memiliki 1 orang anak, maka ibu S memilih untuk
menggunakan KB dan tidak ada masalah seksual dengan Bp. S meskipun Bp.
Sering pergi untuk bekerja.
29. Fungsi Ekonomi :
Bp. S mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti
sandang, pangan, papan, menabung untuk memenuhi kebutuhan anaknya dan
jaminan hari tua dan jaminan Kesehatan.
30. Fungsi Perawatan Keluarga :
a) Mengenal masalah Kesehatan
Keluarga Bp. S mengatakan sejauh ini mengetahui masalah yang
dialami ibu S.
b) Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat
Keluarga Bp. S mengatakan ini saat ibu S mengalami hipertensi dan
meminta untuk meminum obat secara rutin dan Bp. S membawa Ibu S
untuk pergi ke pelayanan kesehatan terdekat.
c) Merawat keluarga yang sakit
Keluarga Bp. S mengatakan selalu memeriksakan rutin ke pelayanan
Kesehatan.
d) Memodifikasi lingkungan rumah yang sehat
Keluarga Bp. S mengatakan lingkungan keluarga Bp. S lumayan jauh
dari jalan raya besar sehingga jauh dari kebisingan dan polusi udara.
e) Menggunakan fasilitas pelayanan masyarakat
Keluarga Ibu S jika hanya mengalami sakit ringan tidak pernah
memanfaatkan pelayanan kesehatan di klinik, tetapi jika tidak sembuh
maka akan segera di bawa ke pelayanan kesehatan yaitu ke RS.
f. Stress dan Koping Keluarga :
f) Stressor Jangka Pendek :
Bapak S mengatakan dirinya cemas terhadap penyakit hipertensi yang
dideritas istrinya yaitu Ibu S
g) Stressor Jangka Panjang
Bapak S mengatakan istrinya sudah lama mengidap penyakit hipertensi
selama 2 tahun dan bapak S ingin penyakit Ibu S cepat sembuh.
h) Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah :
Bapak S mengatakan bila ada sesuatu permasalahan bapak S tidak
menyampaikannya secara emosi tetapi hanya bisa diam.
i) Strategi Koping yang digunakan :
Bila ada suatu permasalahan bapak S selalu menceritakan masalahnya
kepada istri untuk mendapatkan solusi. Ibu S mengatakan selalu
menyerahkan semua masalah yang terjadi kepada Ida Sang Hyang
Widhi Wasa tetapi tetap berusaha untuk mengatasi masalah yang ada.
j) Strategi Adaptasi Disfungsional :
Jika ada masalah dengan anggota keluarganya bapak S hanya terdiam
sehingga masalah tersebut menjadi beban pikiran baginya.Keluarga
bapak S tidak pernah melakukan tindakan-tindakan negative ketika
megalami stress seperti contohnya menyakiti diri sendiri.
g. Harapan Keluarga
Keluarga berharap dengan kedatangan mahasiswa perawat berkunjung ke
rumahnya adalah keluarga dapat mengetahui status kesehatan keluarga. Mereka
juga berharap akan banyak mendapatkan banyak pengetahuan tentang berbagai
macam jenis penyakit dan cara perawatannya.
h. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Tn. S Ny. S An. B
Fisik
Tekanan Darah 120/80 mmHg 160/90 mmHg -
Nadi 85x/menit 85x/menit 80x/menit
RR 20x/menit 20x/menit 22x/menit
BB 80 kg 59 kg 24 kg
Kepala Mesochepal Mesochepal Mesochepal
Rambut Hitam bersih Hitam bersih Hitam bersih
Kulit Sawo matang, Sawo matang, Sawo matang,
turgor baik turgor baik turgor baik
Mata Simetris, Simetris, Simetris,
konjungtiva tidak konjungtiva tidak konjungtiva tidak
anemis dan sklera anemis dan sklera anemis dan sklera
tidak ikterik, tidak ikterik, tidak ikterik,
penglihatan baik penglihatan penglihatan baik
kurang baik
(kabur Ketika
melihat)
Hidung Bersih, fungsi Bersih, fungsi Bersih, fungsi
penghidu baik, penghidu baik, penghidu baik,
adanya rambut adanya rambut adanya rambut
hidung hidung hidung
Mulut & Bersih, tidak Bersih, tidak Bersih, tidak
Tenggorokan berbau, gigi berbau, gigi berbau, gigi
bersih, tidak ada bersih, tidak ada bersih, tidak ada
nyeri telan nyeri telan nyeri telan
Telinga Simetris, Simetris, Simetris,
pendengan baik, pendengan baik, pendengan baik,
tidak tidak tidak
menggunakan alat menggunakan alat menggunakan alat
bantu bantu bantu
Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar tiroid kelenjar tiroid kelenjar tiroid
Dada Tidak ada suara Tidak ada suara Tidak ada suara
wheezing wheezing wheezing
Perut Tidak kembung, Tidak kembung, Tidak kembung,
tidak ada nyeri tidak ada nyeri tidak ada nyeri
tekan tekan tekan
Ekstremitas Tidak ada Tidak ada Tidak ada
kelainan bentuk kelainan bentuk kelainan bentuk

B. Analisa Data
No Data Problem
1 Data Subjektif : Ketidakefektifan
• Bp. S mengatakan istrinya pemeliharaan Kesehatan
menderita penyakit hipertensi keluarga
sejak 2 tahun yang lalu
• Karena merasa sudah sehat, Bp. S
mengatakan istrinya jarang control
ke pelayanan Kesehatan
• Bp. S mengatakan istrinya sering
mengkonsumsi makanan yang
mengandung lemak seperti
gorengan

Data Objektif :
• Keluarga tampak sering bertanya
tentang penyakit hipertensi
• Tekanan darah 160/90 mmHg

C. Skoring Diagnosa Keperawatan


Diagnosa 1. Ketidakefektifan pemeliharaan Kesehatan keluarga
Kriteria Bobot Skor Pembenaran
Sifat Masalah : aktual 1 Aktual = 3 Masalah ini actual,
Risiko = 2 karena Ny. S sering
Potensial = 1 makan makanan
3/3 x 1 = 1 berlemak seperti
gorengan.
Kemungkinan masalah 2 Mudah = 2 Kemungkinan masalah
untuk diubah : sebagian Sebagian = 1 untuk diubah Sebagian
Tidak dapat = 0 karena saat Tn. S
1/2x2=1 melarang Ny. S makan
makanan berlemak ,
Ny. S jarang mengikuti
kata kata dari Tn.S.
Potensi masalah untuk 1 Tinggi = 3 Potensi masalah untuk
dicegah : cukup Cukup = 2 dicegah cukup, karena
Rendah = 1 di dalam keluarga
2/3 x 1 = 2/3 sudah mau mengawasi
dan melarang Ny. S
untuk makan makanan
yang dapat
meningkatkan
hipertensi
Menonjolnya masalah : 1 Segera diatasi = 2 Menonjolanya masalah
segera diatasi Tidak segera segera diatasi, karena
diatasi = 1 untuk mengurasi resiko
Tidak dirasakan hipertensi, Ny. S harus
adanya masalah = 0 mengurangi makan
2/2 x 1 = 1 makanan yang
meningkatkan
hipertensi
Total 3 2/3
D. Rencana Intervensi Keperawatan
No Data Diagnosa Nic Noc
Keperawatan
1 Data Subjektif : Ketidakefektifan Keluarga Mampu Keluarga Mampu
pemeliharaan Mengenal Mengenal
• Bp. S mengatakan Kesehatan keluarga
istrinya menderita Pengajaran Proses Pengajaran Proses
Penyakit Penyakit
penyakit
hipertensi sejak 2
Keluarga mampu Keluarga Mampu
tahun yang lalu memutuskan Memutuskan
• Karena merasa tindakan keyakinan
keluaraga untuk
sudah sehat, Bp. S meningkatkan atau
mengatakan memperbaiki
kesehatan
istrinya jarang
control ke Kemampuan
berpatisipasi dalam Dukungan pengambilan
pelayanan memutuskan keputusan
Kesehatan perawatan kesehatan

• Bp. S mengatakan
istrinya sering
mengkonsumsi
makanan yang Keluarga mampu Keluarga mampu
merawat merawat
mengandung
lemak seperti - Prilaku kepatuhan
diet yang dianjurkan - Konseling nutrisi
gorengan

Data Objektif : - Orientasi kesehatan - Monitoring nutrisi


• Keluarga tampak
sering bertanya - Status kesehatan - Manajemen nyeri
tentang penyakit personal

hipertensi
• Tekanan darah
160/90 mmHg
Keluarga mampu Keluarga mampu
memodifikasi memodifikasi
Lingkungan Lingkungan

Deteksi Resiko Identifikasi Resiko

Keluarga Mampu Keluarga Mampu


memanfaatkan memanfaatkan
pelayanan pelayanan Kesehatan
Kesehatan

- Partisipasi
keluarga Rujukan
dalam
perawatan
keluarga

Anda mungkin juga menyukai