T
DENGAN HIPERTENSI
DI
DESA BROGES
DI SUSUN OLEH :
SELVYANA TA’DUNG
202106040151
2. Type-type keluarga :
a. Keluarga inti (Nuclear family) yaitu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan
anak-anak.
b. Keluarga besar (Exstended family) yaitu keluarga inti ditambah dengan anak
saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan
sebagainya.
c. Keluarga berantai (serial family) yaitu keluarga yang terdiri dari wanita dan
pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
d. Keluarga duda/janda (single family) yaitu keluarga yang terjadi karena
perceraian atau kematian.
e. Keluarga berkomposisi (Composite) yaitu keluarga yang perkawinannya
berpoligami dan hidup secara bersama.
f. Keluarga kabitas (Cahabitation) yaitu dua orang menjadi satu tanpa pernikahan
tetapi membentuk suatu keluarga.
b. Dokumentasi
Pendokumentasian yang dilakukan selama perawatan di rumah sangat
penting untuk melihat kemajuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan
yang dialaminya.
c. Koordinasi antara pelayanan dan manajemen kasus
Perawat bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan para professional
lain dalam memberikan pelayanan kepada keluarga. Focus peran perawat yang
yang menjadi manajer kasus adalah kemampuan untuk mengkaji kebutuhan,
menentukan prioritas kebutuhan, mengidentifikasi cara untuk memenuhi
kebutuhan tersebut dan mengimplementasikan rencana yang disusun.
d. Menentukan frekuensi dan lama perawatan
Frekuensi kunjungan adalah kekerapan kunjungan yang dilakukan selama
periode waktu tertentu sedangkan lama perawatan adalah lamanya waktu
perawatan yang dilakukan di rumah.
e. Advocacy
Tanggung jawab sebagai penasehat bagi klien yang dimaksud di sini
adalah peran perawat sebagai penasehat terutama yang berhubungan dengan
masalah pembayaran yang terkait dengan pelayanan yang diberikan.
4. Asuhan Keperawatan Keluarga
Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks dengan
menggunakan pendekatan sistematik untuk bekerjasama dengan keluarga dan
individu sebagai anggota keluarga.
a. Tahap pengkajian
Pengkajian adalah tahapan dimana seorang perawat mengambil
informasi secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya. Hal
– hal yang dikaji dalam keluarga adalah :
1. Data umum :
o Meliputi nama kepala keluarga, alamat, pekerjaan dan pendidikan
kepala keluarga, komposisi keluarga yang terdiri dari nama, jenis
kelamin, hubungan dengan KK, umur, pendidikan, dan status imunisasi
dari masing – masing anggota keluarga serta genogram.
o Type keluarga. Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta
kendala atau masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.
o Suku bangsa. Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta
mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan
o Agama. Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan
yang dapat mempengaruhi kesehatan.
o Status sosial ekonomi keluarga. Status social ekonomi keluarga
ditentukan oleh pendapatan baik dari kepala keluarga maupun anggota
keluarga lainnya. Selain itu status social ekonomi keluarga ditentukan
pula oleh kebutuhan – kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta
barang – barang yang dimiliki oleh keluarga.
o Aktivitas rekreasi keluarga. Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan
saja keluarga pergi bersama – sama untuk mengunjungi tempat rekreasi
tertentu namun dengan menonton TV dan mendengarkan radio juga
merupakan aktivitas rekreasi.
2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
o Tahap perkembangan keluarga saat ini. Dimana ditentukan oleh anak
tertua dari keluarga inti.
o Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi. Menjelaskan
bagaimana tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta
kendalanya.
o Riwayat keluarga inti. Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada
keluarga inti, yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan
masing – masing anggota dan sumber pelayanan yang digunakan keluarga.
3. Pengkajian lingkungan
a. Karakteristik rumah. Diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe
rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaat ruangan, peletakan
perabotan rumah, dan denah rumah.
b. Karakteristik tetangga. Menjelaskan mengenai karakteristik tetangga dan
komunitas setempat yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan
atau kesepakatan penduduk setempat, budaya yang mempengaruhi
kesehatan.
c. Mobilitas geografis keluarga. Mobilitas geografis keluarga yang
ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah tempat.
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat. Menjelaskan
mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta
perkumpulan keluarga yang ada.
e. Sistem pendukung keluarga. Yang termasuk sistem pendukung adalah
jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas yang dimiliki keluarga
untuk menunjang kesehatan yang meliputi fasilitas fisik, psikologis, atau
dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan
masyarakat setempat.
4. Struktur keluarga
a. Pola komunikasi keluarga. Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi
antar anggota keluarga.
b. Struktur kekuatan keluarga. Kemampuan anggota keluarga
mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk mengubah perilaku.
c. Struktur peran. Menjelaskan peran dari masingg – masing anggota
keluarga baik secara formal maupun informal.
d. Nilai atau norma keluarga. Menjelaskan mengenai nilai norma yang
dianut keluarga, yang berhubungan dengan kesehatan.
5. Fungsi keluarga
o Fungsi afektif. Mengkaji gambaran diri anggota keluarga,
perasaan memiliki dan dimiliki keluarga, dukungan keluarga
terhadap anggota keluarga lainnya, kehangatan pada keluarga
dan keluarga mengembangkan sikap saling menghargai.
o Fungsi sosialisasi. Bagaimanaa interaksi atau hubungan dalam
keluarga dan sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin,
norma atau budaya dan perilaku.
o Fungsi perawatan kesehatan. Sejauh mana keluarga
menyediakan makanan, pakaianan dan perlindungan terhadap
anggota yang sakit. Pengetahuan keluarga mengenai sehat –
sakit, kesanggupan keluarga melakukan pemenuhan tugas
perawatan keluarga yaitu :
o mengenal masalah kesehatan : sejauh mana keluarga mengenal
fakta – fakta dari masalah kesehatan meliputi pengertian, tanda
dan gejala, penyebab dan yang mempengaruhi serta persepsi
keluarga terhadap masalah.
o mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat : sejauh
mana keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah, apakah
masalah dirasakan, menyerah terhadap masalah yang dialami, takut akan
akibat dari tindakan penyakit, mempunyai sikap negative terhadap masalah
kesehatan, dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang ada, kurang percaya
terhadap tenaga kesehatan dan mendapat informasi yang salah terhadap
tindakan dalam mengatasi masalah.
o merawat anggota keluarga yang sakit : sejauhmana keluarga
mengetahui keadaan penyakitnya, mengetahui tentang sifat dan
perkembangan perawatan yang dibutuhkan, mengetahui
sumber – sumber yang ada dalam keluarga (anggota keluarga
yang bertanggung jawab, keuangan, fasilitas fisik, psikososial),
mengetahui keberadaan fasilitas yang diperlukan untuk
perawatan dan sikap keluarga terhadap yang sakit.
o memelihara lingkungan rumah yang sehat : sejauh mana
mengetahui sumber – sumbver keluarga yang dimiliki,
keuntungan/manfaat pemeliharaan lingkungan, mengetahui
pentingnya hygiene sanitasi dan kekompakan antar anggota
keluarga.
o menggunakan fasilitas atau pelayanan kesehatan di
masyarakat : apakah keluarga mengetahui keberadaan fasilitas
kesehatan, memahami keuntungan yang diperoleh dari fasilitas
kesehatan, tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas
kesehatan dan fasilitas kesehatan tersebut terjangkau oleh
keluarga.
o Fungsi reproduksi. Mengkaji berapa jumlah anak,
merencanakan jumlah anggota keluarga, metode apa yang
digunakan keluarga dalam mengendalikan jumlah anggota
keluarga.
o Fungsi ekonomi. Mengkaji sejauhmana keluarga memenuhi
kebutuhan sandang, pangan dan papan, dan memanfaatkan
sumber yang ada di masyarakat dalam upaya meningkatkan
status kesehatan keluarga.
6. Stres dan koping keluarga
a. Stressor jangka pendek yaitu yang dialami keluarga yang memerlukan
penyelesaian dalam waktu kurang dari 6 bulan dan jangka panjang yaitu
yang memerlukan penyelesaian lebih dari 6 bulan.
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stressor. Mengkaji
sejauhmana keluarga berespon terhadap situasi atau stressor.
c. Strategi koping yang digunakan. Strategi koping apa yang digunakan
keluarga bila menghadapi permasalahan.
d. Strategi adaptasi disfungsional. Dijelaskan mengenai adaptasi
disfungsional yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
7. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode
yang digunakan pada pemeriksaan, tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di
klinik.
8. Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga
terhadap petugas kesehatan yang ada.
2. Klasifikasi Hipertensi
a. Tekanan darah normal yaitu bila sistolik kurang atau sama dengan 140 mmHg
dan diastolik kurang atau sama dengan 90 mmHg
b. Tekanan darah perbatasan (broder line) yaitu bila sistolik 141-149 mmHg dan
diastolik 91-94 mmHg
c. Tekanan darah tinggi (hipertensi) yaitu bila sistolik lebih besar atau sama
dengan 160 mmHg dan diastolik lebih besar atau sama dengan 95mmHg.
a. Diastolik
1) < 85 mmHg : Tekanan darah normal
2) 85 – 99 mmHg : Tekanan darah normal tinggi
3) 90 -104 mmHg : Hipertensi ringan
4) 105 – 114 mmHg : Hipertensi sedang
5) >115 mmHg : Hipertensi berat
b. Sistolik (dengan tekanan diastolik 90 mmHg)
1) < 140 mmHg : Tekanan darah normal
2) 140 – 159 mmHg : Hipertensi sistolik perbatasan terisolasi
3) > 160 mmHg : Hipertensi sistolik teriisolasi
Krisis hipertensi adalah Suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang
mendadak (sistole ≥180 mmHg dan/atau diastole ≥120 mmHg), pada penderita
hipertensi, yg membutuhkan penanggulangan segera yang ditandai oleh tekanan
darah yang sangat tinggi dengan kemungkinan timbulnya atau telah terjadi
kelainan organ target (otak, mata (retina), ginjal, jantung, dan pembuluh darah).
Tingginya tekanan darah bervariasi, yang terpenting adalah cepat naiknya tekanan
darah, diantaranya yaitu:
a. Hipertensi Emergensi
Situasi dimana diperlukan penurunan tekanan darah yang segera dengan
obat antihipertensi parenteral karena adanya kerusakan organ target akut atau
progresif target akut atau progresif. Kenaikan TD mendadak yg disertai
kerusakan organ target yang progresif dan di perlukan tindakan penurunan TD
yg segera dalam kurun waktu menit/jam.
b. Hipertensi Urgensi
Situasi dimana terdapat peningkatan tekanan darah yang bermakna
tanpa adanya gejala yang berat atau kerusakan organ target progresif bermakna
tanpa adanya gejala yang berat atau kerusakan organ target progresif dan
tekanan darah perlu diturunkan dalam beberapa jam. Penurunan TD harus
dilaksanakan dalam kurun waktu 24-48 jam (penurunan tekanan darah dapat
dilaksanakan lebih lambat (dalam hitungan jam sampai hari).
3. Etiologi
Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik
(idiopatik). Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau
peningkatan tekanan perifer. Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi
terjadinya hipertensi:
a. Genetik: Respon neurologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau transport
Na.
b. Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan tekanan
darah meningkat.
c. Stress Lingkungan.
d. Hilangnya Elastisitas jaringan dan arterosklerosis pada orang tua serta
pelebaran pembuluh darah.
Berdasarkan etiologinya Hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu:
a. Hipertensi Primer
Penyebab tidak diketahui namun banyak factor yang mempengaruhi seperti
genetika, lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatik, system rennin
angiotensin, efek dari eksresi Na, obesitas. Ciri lainnya yaitu: umur (jika umur
bertambah maka TD meningkat), jenis kelamin (laki-laki lebih tinggi dari
perempuan), ras (ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih), kebiasaan hidup
(konsumsi garam yang tinggi melebihi dari 30 gr, kegemukan atau makan
berlebihan, stres, merokok, minum alcohol, dan minum obat-obatan
(ephedrine, prednison, epineprin).
b. Hipertensi Sekunder
Dapat diakibatkan karena penyakit parenkim renal/vaskuler renal, diabetes
melitus, stroke.
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan-
perubahan pada:
a. Elastisitas dinding aorta menurun.
b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku.
c. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun
sesudahberumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun
menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena kurangnya
efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi Meningkatnya resistensi
pembuluh darah perifer.
4. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula
saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna
medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat
vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui
system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion
melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke
pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan
konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan
dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi.
Individu dengan hipertensi sangat sensitiv terhadap norepinefrin, meskipun tidak
diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh
darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang,
mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi
epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol
dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh
darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal,
menyebabkan pelepasan rennin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I
yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang
pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini
menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan
peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung mencetuskan
keadaan hipertensi.
Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan structural
dan fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan
tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi
aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi
otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan
distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar
berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa
oleh jantung (volume sekuncup) mengakibatkan penurunan curang jantung dan
peningkatan tahanan perifer (Smeltzer, 2001).
Pada usia lanjut perlu diperhatikan kemungkinan adanya “hipertensi palsu”
disebabkan kekakuan arteri brachialis sehingga tidak dikompresi oleh cuff
sphygmomanometer (Darmojo, 1999).
Menurunnya tonus vaskuler merangsang saraf simpatis yang diteruskan ke
sel jugularis. Dari sel jugularis ini bisa meningkatkan tekanan darah. Dan apabila
diteruskan pada ginjal, maka akan mempengaruhi eksresi pada rennin yang
berkaitan dengan Angiotensinogen. Dengan adanya perubahan pada
angiotensinogen II berakibat pada terjadinya vasokontriksi pada pembuluh darah,
sehingga terjadi kenaikan tekanan darah.Selain itu juga dapat meningkatkan
hormone aldosteron yang menyebabkan retensi natrium. Hal tersebut akan
berakibat pada peningkatan tekanan darah. Dengan peningkatan tekanan darah
maka akan menimbulkan kerusakan pada organ-organ seperti jantung. (Suyono,
Slamet. 1996).
5. Tanda Dan Gejala
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi
nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim
yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.
Menurut Rokhaeni (2001) manifestasi klinis beberapa pasien yang
menderita hipertensi yaitu: mengeluh sakit kepala, pusing lemas, kelelahan, sesak
nafas, gelisah, mual muntah, epistaksis, kesadaran menurun.
Manifestasi klinis pada klien dengan hipertensi adalah:
a. Peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg.
b. Sakit kepala
c. Pusing / migraine
d. Rasa berat ditengkuk
e. Penyempitan pembuluh darah
f. Sukar tidur
g. Lemah dan lelah
h. Nokturia
i. Azotemia
j. Sulit bernafas saat beraktivitas
6. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan dua cara yaitu:
a. Pemeriksaan yang segera seperti:
1) Darahrutin (Hematokrit/Hemoglobin): untuk mengkaji hubungandari sel-
sel terhadap volume cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan factor
resiko seperti: hipokoagulabilitas, anemia.
2) Blood Unit Nitrogen/kreatinin: memberikan informasi tentang perfusi /
fungsi ginjal.
3) Glukosa: Hiperglikemi (Diabetes Melitus adalah pencetus hipertensi)
dapat diakibatkan oleh pengeluaran Kadar ketokolamin (meningkatkan
hipertensi).
4) Kalium serum: Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron
utama (penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik.
5) Kalsium serum: Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan
hipertensi.
6) Kolesterol dan trigliserid serum: Peningkatan kadar dapat
mengindikasikan pencetus untuk/ adanya pembentukan plak ateromatosa
(efek kardiovaskuler).
7) Pemeriksaan tiroid: Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi
dan hipertensi.
8) Kadar aldosteron urin/serum: untuk mengkaji aldosteronisme primer
(penyebab).
9) Urinalisa: Darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal dan ada
DM.
b Asam urat: Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi.
c Steroid urin: Kenaiakn dapat mengindikasikan hiperadrenalisme.
d EKG: 12 Lead, melihat tanda iskemi, untuk melihat adanya hipertrofi ventrikel
kiri ataupun gangguan koroner dengan menunjukan pola regangan, dimana luas,
peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
e Foto dada: apakah ada oedema paru (dapat ditunggu setelah pengobatan
terlaksana) untuk menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup, pembesaran
jantung.
f.Pemeriksaan lanjutan (tergantung dari keadaan klinis dan hasilpemeriksaan
yang pertama):
1) IVP :Dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti penyakit parenkim
ginjal, batu ginjal / ureter.
2) CT Scan: Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati.
3) IUP: mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti: Batu ginjal,
perbaikan ginjal.
4) Menyingkirkan kemungkinan tindakan bedah neurologi: Spinal tab, CAT
scan.
5) USG untuk melihat struktur gunjal dilaksanakan sesuai kondisi klinis pasien
7. Komplikasi
Efek pada organ, otak (pemekaran pembuluh darah, perdarahan, kematian
sel otak: stroke), ginjal (malam banyak kencing, kerusakan sel ginjal, gagal ginjal),
jantung (membesar, sesak nafas, cepat lelah, gagal jantung)
8. Penatalaksanaan
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas
akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan
pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.
Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi:
a. Terapi tanpa Obat Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk
hipertensi ringan dan sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan
berat. Terapi tanpa obat ini meliputi: diet destriksi garam secara moderat dari
10 gr/hr menjadi 5 gr/hr, diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh.
b. Penurunan berat badan
c. Penurunan Asupan Etanol
d. Menghentikan merokok
e. Latihan Fisik
. e.
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk
penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip yaitu:
Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda,
berenang dan lain-lain. Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari
kapasitas aerobik atau 72-87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut zona
latihan. Lamanya latihan berkisar antara 20 – 25 menit berada dalam zona
latihan Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x
perminggu
f. Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi:
1) Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada
subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek
dianggap tidak normal.
Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi gangguan somatik
seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk gangguan psikologis seperti
kecemasan dan ketegangan.
2) Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk
mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita
untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks
Pendidikan Kesehatan (Penyuluhan).
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien
tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat
mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
g. Terapi dengan Obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah
saja tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar
penderita dapat bertambah kuat. Pengobatan hipertensi umumnya perlu
dilakukan seumur hidup penderita.
Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli Hipertensi (Joint
National Committee On Detection, Evaluation And Treatment Of High Blood
Pressure, Usa, 1988) menyimpulkan bahwa obat diuretika, penyekat beta,
antagonis kalsium, atau penghambat ACE dapat digunakan sebagai obat
tunggal pertama dengan memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain
yang ada pada penderita.
DAFTAR PUSTAKA
a. Pengkajian
b. Data Umum
Nama KK : Tn. A
Umur : 47 tahun
Alamat : Jl. Broges
Pendidikan :SLTA
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Toraja
Susunan Anggota Keluarga :
Hub.
No. Nama Sex Umur Pendd Agama Pekerjaan Status kesehatan
Dg. KK
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Klien
: Tinggal Serumah
DAPUR KAMAR 1
RUANG TAMU
RUANG NNTN TV
TERAS
JALAN
e. Fungsi Keluarga
i. Fungsi afeksi
Menurut keterangan Tn. A dalam kehidupan sehari-harinya mereka selalu
damai dan saling menjaga kepentingan bersama. Seperti misalnya:
Tetap menjaga keharmonisan dengan Istri yang tinggal di rumah dan warga
setempat walaupun jarak rumah bersatu.
ii. Fungsi sosial
Keluarga selalu mengajarkan dan menanamkan perilaku sosial yang baik.
Seperti berinteraksi dengan masyarakat.
iii. Fungsi perawatan kesehatan.
Dalam hal kesehatan keluarga tahu tentang pengaturan perabot dan
perlengkapan rumah tangga akan membantu dalam proses pencegahan
penyakit. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan teraturnya keluarga dalam
mengatur dan menata rumahnya terutama pakaian disimpan di lemari tempat
dan perabot lainnya yangtertata dengan rapi. Keluarga Tn. A juga memiliki
ventilasi, pencahayaan yang baik.
iv. Fungsi reproduksi
Istri Tn. A memiliki 3 orang anak dan sudah tidak berniat untuk memiliki
anak lagi.
v. Fungsi ekonomi
Pendapatan utama keluarrga ini adalah dari pendapatan Tn. A yang
bekerja sebagai Wiraswasta
g. Pemeriksaan Fisik
Melakukan pemeriksaan fisik pada setiap anggota keluarga terutama yang
diidentifikasi sebagai klien atau sasaran pelayanan asuhan keperawatan keluarga.
Dada -Dada tampak simetris kiri dan -Dada tampak simetris kiri dan kanan
paru-paru, kanan -Tidak terdapat nyeri tekan
jantung -Tidak terdapat nyeri tekan -Suara paru bunyi sonor
-Suara paru bunyi sonor -Tidak ada suara nafas
-Tidak ada suara nafas tambahan,detak jantung normal
tambahan,detak jantung
normal
Abdomen Tidak ada asites, tidak ada Tidak ada asites, tidak ada nyeri tekan
nyeri tekan dan nyeri lepas dan nyeri lepas disetiap kuadran
disetiap kuadran
Ekstremitas Simetris kiri dan kanan, Tidak Simetris kiri dan kanan, Tidak
Atas oedema, pergerakan baik oedema, pergerakan baik
Ekstremitas Simetris kiri dan kanan, Tidak Simetris kiri dan kanan, Tidak
Bawah oedema, varises tidak ada, oedema, varises tidak ada, turgor kulit
turgor kulit baik baik
h. Harapan Keluarga
Keluarga Tn. A mengatakan ingin sembuh.
b.
ANALISA DATA
Analisa DataTN. A
Data (DSdanDO) Penyebab Masalah
DS: a . Ketidakmampuan Nyeri akut
Keluarga mengenal (D.0077)
m engenal masalah
a. Klien mengatakan terkadang kesehatan
nyeri dibagian tengkuk b. Gejala Penyakit
b. TN. A mengatakan tidak
mengetahui cara mengatasi nyeri
yang dialami
c. TN. A mengatakan susah tidur
DO:
a. Klien tampak memegangi
tengkuk
b. Klien tampak gelisah
c.Klien tampak
meringis
d. TTV:
TD:160/100mmHg
N:80x/menit
R:20x/menit
DS:S:36,8oC a. Ketidakmampuan Ketidakpatuhan
a. TN. A mengatakan tidak keluarga mengenal
Mengetahui efek samping dari Masalah kesehatan
Program perawatan/pengobatan b. Kurang terpapar
b. TN. Amengatakan tidak Informasi
Menjalani perawatan/pengobatan
DO:
a.Klientampaktidak mengikuti
program perawatan/pengobatan
b.Klien tampak tidak menjalankan
anjuran yang telah di berikan
c. TTV:
TD:160/90mmHg
N:80x/menit
R:20x/menit
o
S:36,8 C
Skoring Prioritas Masalah keperawatan keluarga dengan
klien Hipertensi
3. Intervensi Keperawatan
2. Terapeutik
2.1Sediakan
Informasi tertulis
ttg jadwal
pengobatan
2.2Libatkan
Keluarga
Sebagai
pengawas
minum obat
2.3 Atur jadwal
minum obat
Dengan
menyesuaikan
aktifitas sehari-hari
bila
memungkinkan
3.Edukasi
3.1Jelaskan
Pentingnya
Mengikuti
Pengobatan
sesuai program
3.2Jelaskan akibat
Yg mungkin
Terjadi jika
tidak mematuhi
pengobatan
3.3 Jelaskan Strategi
memperoleh obat
secara kontinyu
3.4 Anjurkan
menyediakan
instruksi
penggunaan obat
3.5 Ajarkan strategi
untuk
mempertahankan
atau memperbaiki
kepatuhan
pengobatan
proses
patofisolo
gi
timbulnya
penyakit
3.3Jelaskan
tanda dan
gejala
yang
ditimbulka
npenyakit
3.4Jelaskan
kemungki
nan
terjadinya
komplikas
i
3.5Informasik
an kondisi
klien saat
ini.
4. Implementasi
- P: Masalah teratasi
Lanjutkan intervensi 1.1, 2.2,
- 3.4
27/07/ Edukasi Manajemen Nyeri S:
2022 (I.1239) - Klien mengatakan paham
1.1 Mengidentifikasi kesiapan dan dengan edukasi yang
kemampuan menerima dipaparkan selama ini
informasi - Klien mengatakan paham
2.2 Menjadwalkan pendidikan tentang nyeri dan bagaimana
kesehatan sesuai kesepakatan mengurangi rasa nyeri
2.3 Memberikan kesempatan - Klien mengatakan tehnik
bertanya relaksasi yang diajarkan
3.4 Mengajarkan tehnik cukup membantu mengurangi
nonfarmakologis untuk nyeri yang dirasakan
menguirangi rasa nyeri -Klien mengatakan bisa
melakukan teknik relaksasi
nafas dalam yang di ajarkan
TTV:
TD:160/90mmHG
N :80x/menit
R:20x/menit
A:
Masalah teratasi sebagian
P :
Lanjutkan intervensi
33
27/07/ Edukasi kepatuhan pengobatan S:
2022 3.1Menjelaskan pentingnya _-Klien mengatakan paham
mengikuti pengobatan sesuai dg Tentang pentingnya
program mengikuti pengobatan sesuai
3.2 Menjelaskan akibat yg mungki program
terjadi jika tidak mematuhi
pengobatan
3.3 Menjelaska strategi - Klien mengatakan paham
memperoleh obat secara Tentang akibat yang mungkin
kontinyu timbul jika tidak mematuhi
3.4 Menganjurkan menyediakan pengobatan
instruksi penggunaan obat
3.5 Mengajarkan strategi untk O:
mempertahankan atau _-Klien tampak dapat
memperbaiki kepatuhan minu menjelaskan tentang
obat pentingnya pengobatan sesuai
program
- Klien tampak kepatuhan
nimum obat
-TTV:
TD: 150/90 mmHG
N: 80x/menit
R:20x/menit
A:
- Masalah teratasi
P:
-Intervensi dihentikan
34
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup
dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam peranannya
masing- masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.
(Salvicion G Bailon dan Aracelis Maglaya 2014 ).
Type-type keluarga:
a. Keluarga inti (Nuclear family)
b. Keluarga besar (Exstended family)
c. Keluarga berantai (serial family)
d. Keluarga duda/janda (single family)
e. Keluarga berkomposisi (Composite
f. Keluarga kabitas (Cahabitation)
Perawat yang melakukan pelayanan keperawatan di rumah
mempunyai tanggung jawab yang meliputi:
- Memberikan pelayanan secara langsung
- Dokumentasi
- Koordinasi antara pelayanan dan manajemen kasus
- Menentukan frekuensi dan lama perawatan
- Advocacy
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten
dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90
mmHg. Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan
sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg
Saran
35
Untuk menerapkan asuhan keperawatan keluarga pada masalah
kesehatan keluarga, sebaiknya perawat mengkaji masalah yang ada pada
keluarga. Disamping itu, pengetahuan, sikap dan keterampilan perawat
juga diperlukan untuk memberikan asuhan keperawatan keluarga sesuai
rencana dan keadaan klien secara utuh, terencana dan sistematis
36
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
HIPERTENSI
IDENTIFIKASI MASALAH
Hipertensi adalah Suatu peningkatan tekanan darah didalam arteri yang
mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat
sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkan. Secara umum, hipertensi
merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tkanan yang abnormal tinggi di
dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke,gagal
jantung,serangan jantung,dan kerusakan ginjal yang merupakan penyebab utama
gagal jantung kronis.
Gangguan kesehatan ini ditandai terjadinya kenaikan tekanan darah sistolik
(atas) 140 mmHg atau lebih dan tekanan diastolik (bawah) 90 mmHg atau lebih.
Pada Populasi lansia,hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg
dan tekanan sistolik 100 mmHg. (Smelter,2001)
II. PENGANTAR
Topik : Hipertensi
Sub Topik : Pentingnya Pengetahuan Tentang Hipertensi
Sasaran : Keluarga Tn. A
Hari/Tanggal : Minggu,31 Juli 2022
Jam : 11.00 WIT - Selesai
Waktu : 30 menit
Tempat : Kediaman Tn. A
37
IV. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah mengikuti kegiatan Penyuluhan tentang Hipertensi di kediaman
Tn. A” selama 30 menit, diharapkan keluarga dapat mengetahui tentang:
1. Menjelaskan Pengertian Hipertensi
2. Menyebutkan 5 Penyebab dari 10 PenyebabHipertensi
3. Menyebutkan 4 Tanda dan Gejala dari 8 tanda dan gejala Hipertensi
4. Menyebutkan 2 Dampak & Komplikasi yang terjadi dari 4 Komplikasi
5. Menyebutkan3 atau 4 Pencegahan dan Penanganan dari 7 Pencegahan
V. MATERI
Terlampir
VI. MEDIA
1. Materi SAP
2. Leaflet
VII. METODE
1. Penyuluhan
2. Tanya jawab
3. Demonstrasi
38
1. 5 Pembukaan :
menit Menjawab
1. Memberi salam
salam
2. Menjelaskan tujuan
Mendengark
penyuluhan
an dan
3. Menyebutkan
memperhati
materi/pokok bahasan
kan
yang akan disampaikan
2. 10 Pelaksanaan :
menit Menjelaskan materi penyuluhan secara berurutan Menyimak
dan teratur. dan
Materi : memperhati
1. Pengertian Hipertensi kan
2. Penyebab Hipertensi
3. Gejala Hipertensi
4. Dampak & Komplikasi yang terjadi
5. Pencegahan dan Penanganan
3. 10 Evaluasi :
menit Menyimpulkan inti penyuluhan Menyimak
Menyampaikan secara singkat materi dan
penyuluhan mendengark
Memberi kesempatan kepada keluarga untuk an
bertanya
Memberi kesempatan kepada keluarga untuk
menjawab pertanyaan yang dilontarkan
4. 5 Penutup :
menit Menyimpulkan materi penyuluhan yang telah Menjawab
disampaikan salam
Menyampaikan terima kasih atas perhatian dan
39
waktu yang telah di berikan kepada peserta
Mengucapkan salam
B. Penyebab Hipertensi
40
1. Sakit kepala dan pusing (bagian belakang) terutama bila bangun tidur.
2. Terasa melayang.
3. Rasa berat ditengkuk atau leher.
4. Kadang mimisan.
5. Emosi yang tidak stabil, mudah tersinggung.
6. Telinga berdenging.
7. Sukar tidur.
8. Mata berkunang-kunang.
9. Rasa mual atau muntah.
41
3. Peminum alkohol
4. Penyakit DM dan jantung
5. Wanita yang tidak menstruasi
6. Stress
7. Kurang olah raga
8. Diet yang tidak seimbang, makanan berlemak
F. Komplikasi
42
5. Perhatikan keseimbangan gizi, perbanyak buah dan sayuran.
6. Hindari minum kopi yang berlebihan.
7. Batasi makanan.
8. Mempertahankan gizi (diet yang sehat seimbang).
9. Periksa tekanan darah secara teratur, terutama jika usia sudah mencapai
40 tahun.
Bagi yang sudah sakit
43
II. Keju, selai kacang tanah.
III. Margarine, mentega.
3. Acar, asinan sayuran, sayur dalam kaleng.
4. Asinan buah, manisan buah, buah dalam kaleng.
5. Kecap, terasi, petis, dan saos tomat.
44
45
46
47