KONSEP KELUARGA
PEMBIMBING
Di Susun Oleh:
RUSMINI
NPM. 2014901210138
B. Tipe Keluarga
1. Keluarga inti (Nuclear family) yaitu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-
anak.
2. Keluarga besar (Exstended family) yaitu keluarga inti ditambah dengan sanak
saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan
sebagainya.
3. Keluarga berantai (serial family) yaitu keluarga yang terdiri dari wanita dan pria
yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti
4. Keluarga duda/janda (single family) yaitu keluarga yang terjadi karena perceraian
atau kematian.
5. Keluarga berkomposisi (Composite) yaitu keluarga yang perkawinannya
berpoligami dan hidup secara bersama
6. Keluarga kabitas (Cahabitation) yaitu dua orang menjadi satu tanpa pernikahan
tetapi membentuk suatu keluarga.
C. Peranan Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar pribadi, sifat, kegiatan
yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan pribadi
dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan
masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut:
1. Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperan sebagai pencari nafkah,
pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai
anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota dari kelompok sosialnya
serta sebagai anggota masyarakat lingkungannya.
2. Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya , ibu mempunyai peranan untuk mengurus
rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai
salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai masyarakat dari
lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah
tambahan dalam keluarganya.
3. Anak-anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat
perkembangannya baik fisik, mental, social dan spiritual.
D. Tugas Keluarga
Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut:
1. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.
2. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.
3. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya
masing-masing.
4. Sosialisasi antar anggota keluarga.
5. Pengaturan jumlah anggota keluarga.
6. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarganya,
7. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.
8. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya.
E. Fungsi Keluarga
Fungsi yang dijalankan keluarga adalah:
1. Fungsi afektif. Mengkaji gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan
dimiliki keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya,
kehangatan pada keluarga dan keluarga mengembangkan sikap saling menghargai.
2. Fungsi sosialisasi. Bagaimanaa interaksi atau huubungan dalam keluarga dan
sejauhmana anggota keluarga belajar disiplin, norma atau budaya dan perilaku.
3. Fungsi perawatan kesehatan. Sejauh mana keluarga menyediakan makanan,
pakaianan dan perlindungan terhadap anggota yang sakit. Pengetahuan keluarga
mengenai sehat-sakit, kesanggupan keluarga melakukan pemenuhan tugas
perawatan keluarga yaitu :
a. Mengenal masalah kesehatan: sejauhmana keluarga mengenal fakta-fakta dari
masalah kesehatan meliputi pengertian, tanda dan gejala, penyebab dan yang
mempengaruhi serta persepsi keluarga terhadap masalah.
b. Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat : sejauhmana
keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah, apakah masalah
dirasakan, menyerah terhadap masalah yang dialami, takut akan akibat dari
tindakan penyakit, mempunyai sikap negative terhadap masalah kesehatan,
dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang ada, kurang percaya terhadap
tenaga kesehatan dan mendapat informasi yang salah terhadap tindakan dalam
mengatasi masalah.
c. Merawat anggota keluarga yang sakit: sejauhmana keluarga mengetahui
keadaan penyakitnya, mengetahu tentang sifat dan perkembangan perawatan
yang dibutuhkan, mengetahui sumber-sumber yang ada dalamn keluarga
(anggota keluarga yang bertanggung jawab, keuangan, fasilitas fisik,
psikososial), mengetahui keberadaan fasilitas yang diperlukan untuk
perawatan dan sikap keluarga terhadap yang sakit.
d. Memelihara lingkungan rumah yang sehat: sejauhmana mengetahui sumber-
sumber keluarga yang dimiliki, keuntungan/manfaat pemeliharaan
lingkungan, mengetahui pentingnya hygiene sanitasi dan kekompakan antar
anggota keluarga.
e. Menggunakan fasilitas atau pelayanan kesehatan di masyarakat : apakah
keluarga mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan, memahami keuntungan
yang diperoleh dari fasilitas kesehatan, tingkat kepercayaan keluarga terhadap
petugas kesehatan dan fasilitas kesehatan tersebut terjangkau oleh keluarga
4. Fungsi reproduksi. Mengkaji berapa jumlah anak, merencanakan jumlah anggota
keluarga, metode apa yang digunakan keluarga dalam mengendalikan jumlah
anggota keluarga.
5. Fungsi ekonomi. Mengkaji sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan sandang,
pangan dan papan, dan memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat dalam
upaya meningkatkan status kesehatan keluarga.
F. Bentuk Keluarga
Ada dua macam bentuk keluarga dilihat dari bagaimana keputusan diambil, yaitu
berdasarkan lokasi dan berdasarkan pola otoritas.
1. Berdasarkan lokasi
- Adat utrokal, yaitu adat yang member kebebasan kepada sepasang suami istri
untuk memilih tempat tinggal, baik itu di sekitar kediaman kaum kerabat
suami ataupun di sekitar kediaman kaum kerabat istri.
- Adat verilokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri
diharuskan menetap di sekitar pusat kediaman kaum kerabat suami.
- Adat uxurilokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri
harus tinggal di sekitar kediaman kaum kerabat istri.
- Adat bilokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri dapat
tinggal di sekitar pusat kediaman kerabat suami pada masa tertentu, dan di
sekitar pusat kediaman kaum kerabat istri pada masa tertentu pola
(bergantian).
- Adat nonlocal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri dapat
menempati tempat yang baru, dalam arti kata tidak berkelompok bersama
kaum kerabat suami maupun istri.
- Adat avunkulokal, yaitu adat yang mengharuskan sepasang suami istri untuk
menetap di sekitar tempat kediaman saudara laki-laki ibu (avunculus) dari
pihak suami.
- Adat natalokal, yaitu adat yang menentukan bahwa suami dan istri masing-
masing hidup terpisah dan masing-masing dari mereka juag tinggal di sekitar
pusat kaum kerabatnya sendiri.
2. Berdasarkan pola otoritas
- Patriarkal, yaitu otoritas di dalam keluarga dimiliki oleh laki-laki (laki-laki
tertua, umumnya ayah).
- Matriarkal, yakni otoritas di dalam keluarga dimiliki oleh perempuan
(perempuan tertua, umumnya ibu).
- Equalitarium, yakni suami dan istri berbagi otoritas secara seimbang.
3. Subsistem sosial
Terdapat tiga jenis subsistem dalam keluarga, yakni subsistem suami-istri,
subsistem orang tua-anak, dan subsistem sibling (kakak-adik). Subsistem suami-
istri terdiri dari seorang laki-laki dan perempuan yang hidup bersama dengan
tujuan eksplisit membangun keluarga. Pasangan ini menyediakan dukungan
mutual satu dengan yang lain dan membangun sebuah ikatan yang melindungi
subsistem tersebut dari yang ditimbulkan oleh kepentingan maupun kebutuhan
dari subsistem-subsistem lain. Subsistem orang tua-anak terbentuk sejak
kelahiran seorang anak dalam keluarga, subsistem ini meliputi transfer nilai dan
pengetahuan dan pengenalan akan tanggung jawab terkait dengan relasi orang tua
dan anak.
2. Perumusan Masalah
Perumusan masalah kesehatan keluarga dapat menggambarkan keadaan
kesehatan dan status kesehatan keluarga, karena merupakan hasil dari pemikiran
dan pertimbangan yang mendalam tentang situasi kesehatan, lingkungan, nilai,
norma, kultur yang dianut oleh keluarga mengacu pada tipologi masalah kesehatan
dan keperawatan serta berbagai alasan dari ketidakmampuan keluarga dalam
melaksanakan tugas-tugas keluarga dalam bidang kesehatan.
3. Prioritas Masalah
Dalam menyusun prioritas masalah kesehatan dan keperawatan keluarga harus
didasarkan pada beberapa criteria sebagai berikut :
a. Sifat masalah dikelompokkan menjadi:
1) Keadaan tidak atau kurang sehat
2) Ancaman kesehatan
3) Keadaan sejahtera
b. Kemungkinan masalah dapat dirubah adalah kemungkinan keberhasilan untuk
mengurangi masalah atau mencegah masalah bila dilakukan intervensi
keperawatan dan kesehatan. Hal-hal yang perlu diperhatikan:
1) Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi, dan tindakan untuk menangani
masalah
2) Sumber daya keluarga : fisik, keuangan, tenaga
3) Sumber daya perawat : pengetahuan, keterampilan, waktu
4) Sumber daya lingkungan : fasilitas, organisasi dan dukungan
c. Potensi masalah untuk dicegah adalah sifat dan beratnya masalah yang akan
timbul dan dapat dikurangi atau dicegah melalui tindakan keperawatan dan
kesehatan. Yang perlu diperhatikan:
1) Lamanya masalah yang berhubungan dengan jangka waktu
2) Tindakan yang sedang dijalankan atau yang tepat untuk memperbaiki
masalah
3) Adanya kelompok yang beresiko untuk dicegah agar tidak aktual dan
menjadi parah
d. Masalah yang menonjol adalah cara keluarga melihat dan menilai masalah
dalam hal beratnya dan diatasi melalui intervensi keperawatan, perawat perlu
menilai persepsi atau bagaimana keluarga menilai masalah keluarga tersebut.
Dalam menentukan prioritas kesehatan dan keperawatan keluarga perlu disusun
skala prioritas sebagai berikut:
Tabel Skala Prioritas Dalam Menyusun Masalah Kesehatan Keluarga
No. Kriteria Nilai Bobot
Sifat masalah 1
Skala : Ancaman kesehatan
3
1 Tidak atau kurang sehat
2
Krisis
1
Kemungkinan masalah yang dapat diubah 2
Skala : dengan mudah 2
2 Hanya sebagian
1
Tidak dapat 0
Potensi masalah dapat dicegah tinggi 1
Skala : tinggi
3
3 Cukup 2
Rendah
1
Menonjolnya masalah 1
Skala : masalah berat harus ditangani
2
4 Masalah tidak perlu ditangani
1
Masalah tidak dirasakan
0
Skoring :
a) Tentukan skor untuk setiap kriteria
b) Skor dibagi dengan angka dan dikalikan dengan bobot
c) Jumlah skor untuk semua kriteria
d) Skor tertinggi adalah 5 dan sama untuk seluruh bobot
6. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga didasarkan pada
rencana asuhan keperawatan yang telah disusun.
Kegagalan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan dan kesehatan dalam
memecahkan masalah kesehatan keluarga disebabkan oleh banyak faktor,
diantaranya adalah :
a. Kurang pengetahuan dalam bidang kesehatan
b. Informasi yang diperoleh keluarga tidak menyeluruh
c. Tidak mau mengatasi situasi
d. Adat istiadat yang berlaku
e. Mempertahankan suatu pola tingkah laku
f. Kegagalan mengaitkan tindakan dengan sasaran
g. Kurang percaya terhadap tindakan yang diusulkan
7. Evaluasi
Merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil implementasi dan
kriteria yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya. Bila hasil evaluasi
tidak atau berhasil sebagian, perlu disusun rencana perawatan yang baru.
Evaluasi perlu dilakukan beberapa kali dengan melibatkan keluarga
sehingga penting diperhatikan waktu yang sesuai dengan kesediaan keluarga.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan keluarga dengan Hipertensi
diharapkan :
a. Keluarga mampu mengenal masalah
b. Keluarga mampu mengambil keputusan dalam melakukan tindakan yang tepat
c. Keluarga mampu melakukan perawatan yang tepat pada anggota keluarga yang
sakit
d. Keluarga dapat memodifikasi lingkungan untuk menunjang penyembuhan dan
pencegahan penyakit
e. Keluarga mampu menggunakan tempat pelayanan kesehatan yang tepat untuk
penatalaksanaan hipertensi.
Daftar Pustaka
Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New
Jersey: Upper Saddle River
Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second Edition.
New Jersey: Upper Saddle River