1. Latar Belakang
Cedera kepala yang akan dibicirakan adalah cedera akibat rudapaksa kepala
(trauma capitis). Dinegara maju kecelakaan lalu lintas merupakan penyebab kematian
utama pada umur antara 2-44 tahun, dimana 70% diantaranya mengalami rudapaksa
kepala.
Trauma capitis merupakan kejadian yang sangat sering dijumpai. Lebih dari
50% penderita trauma adalah trauma capitis. Bila multi trauma (cedera lebih dari 1
2. Tujuan Penulisan
Tujuan umum :
Tujuan Khusus:
Untuk mengetahui tanda dan gejala yang ditimbulkan dari trauma brain injury.
darurat yang tepat diberikan pada pasien yang mengalami trauma brain injury.
3. Manfaat Penulisan
Agar kita dapat mengetahui penyebab, tanda dan gejala dari trauma brain
injury.
Agar kita dapat mempratekkan Asuhan Keperawatan gawat darurat yang tepat
1. PENGERTIAN
utama pada kelompok usia produktif dan sebagian besar terjadi akibat kecelakaan
Trauma kepala adalah suatu trauma yang mengenai daerah kulit kepala,
tulang tengkorak atau otak yang terjadi akibat injury baik secara langsung maupun
disebabkan oleh serangan/benturan fisik dari luar, yang dapat mengurangi atau
fungsi fisik.
2. ETIOLOGI
Cidera kepala merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan utama
pada kelompok usia produktif dan sebagian besar terjadi akibat kecelakaan lalu
lintas ( Mansjoer 2000). Penyebab cidera kepala antara lain: kecelakaan lalu lintas,
perkelahian, terjatuh, dan cidera olah raga. Cidera kepala terbuka sering disebabkan
a. Cedera Kepala Primer yaitu cedera yang terjadi akibat langsung dari trauma:
2) Tulang : Fraktur lineal, fraktur bersih kranial, fraktur infresi (tertutup &
terbuka).
3) Otak : Cedera kepala primer, robekan dural, contusio (ringan, sedang,
1) Oedema otak
2) Hipoksia otak
3) Kelainan metabolic
5) Syok
Adapun etiologi dari cedera kepala menurut Suriadi & Yuliani (2001), yaitu :
2) Jatuh.
Menurut Sjamsuhidajat, R & Jong, WD (2004), etiologi dari trauma kepala terdiri
dari :
1) Benda tajam.
2) Benda tumpul.
3) Peluru.
1) Olah raga.
2) Jatuh.
3) Kecelakaan kenderaan bermotor.
3. MANIFESTASI KLINIK
a. Berdasarkan anatomis
kehilangan kesadaran
detik/menit
2) Edema Cerebri
e) Penurunan kesadaran
g) Defisit neurologis
h) Herniasi
4) Laserasi
a) Hematoma Epidural
Talk dan die” tanda klasik: penurunan kesadaran ringan saat benturan,
hernia):
b) Hematoma subdural
epidural
berbulan-bulan
peningkatan TIK
disfasia
c) Perdarahan Subarachnoid
Kaku kuduk
b. Berdasarkan nilai GCS (Glasgow Coma Scale)
a) GCS 13-15
a) GCS 9-12
b) Kehilangan kesadaran dan atau amnesia >30 menit tetapi kurang dari
24 jam
a) GCS 3-8
jaringan otak dan melukai durameter, saraf otak, jaringan otak dan
terdapat tanda dan gejala dari fraktur basis trauma kepala terbuka yaitu :
1. Komosio
Disorientasi sementara.
2. Konkusio.
Perdarahan
Gejalanya :
Gejalanya :
Koma.
4. Hematoma subdural
Akut = gejala 24-48 jam, sering berhubungan dengan cedera otak dan medula
Subakut = berkembang 7-10 hari, konkusio agak lambat, adanya gejala TIK
Kronis = perdarahan kecil terkumpul dan meluas, sakit kepala, lethargi, kacau
4. PATOFISIOLOGI
Otak di lindungi dari cedera oleh rambut, kulit, dan tulang yang
membungkusnya. Tanpa perlindungan ini, otak yang lembut (yang membuat kita
seperti adanya) akan mudah sekali terkena cedera dan mengalami kerusakan. Cedera
konsekuensi patofisiologis dari suatu trauma kepala.. Lesi pada kepala dapat terjadi
pada jaringan luar dan dalam rongga kepala. Lesi jaringan luar terjadi pada kulit
kepala dan lesi bagian dalam terjadi pada tengkorak, pembuluh darah tengkorak
Terjadinya benturan pada kepala dapat terjadi pada 3 jenis keadaan, yaitu :
c. Kepala yang tidak dapat bergerak karena bersandar pada benda yang lain
Terjadinya lesi pada jaringan otak dan selaput otak pada cedera kepala
Dalam mekanisme cedera kepala dapat terjadi peristiwa contre coup dan
coup. Contre coup dan coup pada cedera kepala dapat terjadi kapan saja pada orang-
orang yang mengalami percepatan pergerakan kepala. Cedera kepala pada coup
disebabkan hantaman pada otak bagian dalam pada sisi yang terkena sedangkan
contre coup terjadi pada sisi yang berlawanan dengan daerah benturan. Kejadian
coup dan contre coup dapat terjadi pada keadaan.;Keadaan ini terjadi ketika
bagian depan dari tulang kepala meskipun kepala pada awalnya bergerak ke
belakang yang cepat dari kepala, sehingga pergerakan otak terlambat dari tulang
tengkorak, dan bagian depan otak menabrak tulang tengkorak bagian depan. Pada
keadaan ini,
membuat ruang antara otak dan tulang tengkorak bagian belakang dan terbentuk
gelembung udara. Pada saat otak bergerak ke belakang maka ruangan yang tadinya
bertekanan rendah menjadi tekanan tinggi dan menekan gelembung udara tersebut.
pembuluh darah otak karena terjadi penekanan, sehingga daerah yang memperoleh
suplai darah dari pembuluh tersebut dapat terjadi kematian sel-sel otak. Begitu juga
5. PENATA LAKSAAN
diruang gawat darurat, kamar Ro, sampai ruang operasi, ruang perawatan/ ICU
otak
(IPPV).
Indikasi CT san:
b. Traumatik Amnesia
6. KOMPLIKASI
Edema serebral adalah penyebab paling umum peningkatan TIK pada pasien
yang mendapat cedera kepala, puncak pembengkakan yang terjadi kira kira 72
trauma..
Pasien cedera kepala dapat mengalami paralysis saraf fokal seperti anosmia
(tidak dapat mencium bau bauan) atau abnormalitas gerakan mata, dan defisit
neurologik seperti afasia, defek memori, dan kejang post traumatic atau
epilepsy.
abses otak)
d. Komplikasi lain:
1) Peningkatan TIK
2) Hemorarghi
3) Kegagalan nafas
4) Diseksi ekstrakranial
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan Laboratorium
O2 dan CO2 dalam tubuh di lakukan pemeriksaan AGD adalah salah satu test
jaringan otak.
1. PENGKAJIAN
Umum
a. Airway
2) Atur posisi : posisi kepala flat dan tidak miring ke satu sisi untuk mencegah
b. Breathing
c. Circulation
1) Kaji keadaan perfusi jaringan perifes (akral, nadi capillary rafill, sianosis
cahaya
Khusus
steroid
e. Rehabilitasi, fisioterapi
Prioritas Keperawatan
b. Mencegah/meminimalkan komplikasi
e. Memberikan informasi
Kebutuhan sehari-hari :
a. Aktivitas/Istirahat
b. Sirkulasi
c. Integritas Ego
inpulsif
d. Eliminasi
e. Makanan/Cairan
disfagia)
f. Neurosensori
ketidakmampuan mengikuti.
Wajah tidak simetris, genggaman lemah, tidak seimbang, reflek tendon dalam
h. Nyeri/kenyamanan
Gejala : Sakit kepala dengan intensitas dan lokasi yang berbeda, biasanya lama
Tanda : Wajah menyeringai, respon menarik pada rangsangan nyeri yang hebat,
i. Pernafasan
Tanda : Perubahan pola nafas (apnea yang diselingi oleh hiperventilasi). Napas
respirasi)
j. Keamanan
k. Kulit: laserasi, abrasi, perubahan warna, spt “raccoon eye”, tanda battle disekitar
telinga (merupakan tanda adanya trauma). Adanya aliran cairan (drainase) dari
telinga/hidung (CSS).
l. Gangguan kognitif, gangguan rentang gerak, tonus otot hilang, kekuatan secara
m. Interaksi Sosial
Tanda : Afasia motorik dan sensorik, bicara tanpa arti, bicara berulang ulang,
disartris, anomia.
n. Penyuluhan/pembelajaran