STROKE
: OLEH
TINA LESTARI, S.Kep
2014901110090
1
LAPORAN PENDAHULUAN
STROKE
I. Konsep Penyakit
I.1 Definisi atau deskripsi penyakit.
Stroke adalah gangguan peredaran darah otak yang menyebabkan defisit
neurologis mendadak sebagai akibat iskemia atau hemoragi sirkulasi saraf otak
(Sudoyo Aru dalam huda dan Kusuma 2016)
Stroke adalah kondisi dimana terjadi gangguan neurologi baik lokal maupun
yang terjadi secara mendadak akibat perdarahan subdural. Menurut WHO stroke
adalah gangguan fungsional otak yang terjadi secara mendadak atau akut dengan
tanda klinis lokal yang berlangsung kurang lebih 24 jam.
Stroke adalah penyakit atau gangguan fungsional otak akut fokal maupun global
akibat terhambatnya peredaran darah ke otak. gangguan peredaran darah otak
berupa tersumbatnya pembuluh darah otak atau pecahnya pembuluh darah di
otak. otak yang seharusnya mendapat pasokanoksigen dan zat makanan menjadi
terganggu. kekurangan pasokan oksigen keotak akan memunculkan kematian sel
saraf (neuron). gangguan fungsi otak ini akan memunculkan gejala stroke
(junaidi, 2011).
Stroke merupakan gangguan fungsi syaraf otak yang disebabkan oleh gangguan
pembuluh darah dimana terjadi secara mendadak (dalam beberapa detik) atau
secara tepat dan (dalam beberapa jam) timbul gangguan.
2
2
I.3 Etiologi
1.2.1 Faktor Non Reversible
- Jenis kelamin : pria lebih sering terkena stroke dibanding wanita
- Usia : makin tinggi usia semakin tinggi terkena stroke
- keturunan
1.2.2 Hipertensi
1.2.3 Penyakit jantung
1.2.4 Kolestrol tinggi
1.2.5 Obesitas
1.2.6 Diabetes Mellitus
3
I.5 Patofisiologi
Pada dasarnya stroke insert serebral terjadi akibat kekurangan suplai peredaran
darah menuju otak. Suplai darah tidak dapat disampaikan kedaerah tersebut, oleh
karena itu arteri yang bersangkutan tersumbat atau pecah sehingga aliran darah
ke otak berkurang sampai 20 – 30 ml/100 gr. Jaringan akan terjadi iskemia untuk
jangka waktu yang lama dan bila otak hanya menerima suplai darah kurang dari
16 ml/100 gr akan terjadi kerusakan jaringan otak yang sifatnya permanen.
4
Gangguan aliran darah otak yang mengakibatkan stroke dapat disebabkan oleh
penyumbatan atau tertutupnya salah satu pembuluh darah ke otak dan ini dapat
terjadi karena:
1. Trombosis serebral yang mengakibatkan adanya arteriosklerosis yang pada
umumnya menyerang usia lanjut. Trombosis ini biasanya terjadi pada
pembuluh darah dimana sirkulasi terjadi. Trombosis ini dapat terjadi pada
orang tua yang mengalami penurunan aktifitas simpatis dan posisi rekumben,
menyebabkan tekanan darah meningkat sehingga dapat mengakibatkan
iskemia serebral.
2. Emboli serebral merupakan penyumbatan pembuluh darah ke otak oleh
bekuan darah, lemak atau udara. Pada umunya emboli berasal dari trombus
dijantung dilepas dan menyumbat sistem arteri serebral, biasanya dengan
cepat gejala timbul kurang dari 10-30 detik.
3. Perdarahan intra serebral terjadi akibat pembuluh darah pecah. Hal ini terjadi
karena arterisklerosis dan hipertensi. Keadaan ini umumnya terjadi pada usia
50 tahun.(Mutaqqin, 2008)
I.7 Komplikasi
1) Dini (0-48 jam)
Edema serebri, defisit neurologis, peningkatan TIK, herniasi dan kematian
2) Jangka pendek (1-14 hari)
Infark miokard, emboli paru
3) Jangka panjang (>14 har)
Stroke rekuren, infark miokard, gangguan vaskuler
I.8 Penatalaksanaan
1) Letakkan kepala pasien pada posisi 30 derajat.
2) Ubah posisi setiap 2 jam
3) Mempertahankan saluran nafas yang paten
4) Jika perlu lakukan intubasi
5) Mengendalikan tekanan darah
6) Mengendalikan hipertensi dan menurunkan TIK
7) Vasodilator
8) Dapat diberikan histamin, aminophilin, asetazolamid, papaverin intra
arterial,Anti agregasi thrombosis,Anti koagulan
9) Jika terdapat gangguan menelan, lakukan pemasangan NGT
10) pemmberian nutrisi dengan cairan isotonik, kristaloid Atau koloid sebanyak
1500-2000 ml atau sesuai kebutuhan
6
I.9 Pathway
7
0: Kemampuan Penuh
1: Klien butuh bantuan sedikit
2: Klien butuh bantuan / bimbingan sederhana
3: Klien butuh bantuan / peralatan yang banyak
4: Klien sangat tergantung pada pemberian pelayanan.
Ganti posisi klien setiap 2-4 jam
Bantu klien melakukan gerakan-gerakan sendiri secara pasif bila kesadaran
menurun dan secara aktif bila klien kooperatif
Bantu klien dalam pemenuhan ADL bila kesadaran belum pulih benar.