Disusun Oleh
KHG.D 20022
2020-2021
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Tinjauan Teori
1. Konsep Keluarga
Keluarga adalah sistem sosial yang terdiri dari dua orang atau lebih yang
dihubungkan karena hubungan darah, hubungab perkawinan, hubungan adopsi dan
tinggal bersama untuk menciptakan budaya tertentu (Kemenkes RI, 2010).
Menurut Duvall dalam (Harmoko, 2012) konsep keluarga merupakan
sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang
bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum : meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial dari tiap anggota. Keluarga
merupakan aspek terpenting dalam unit terkecil dalam masyarakat, penerima asuhan,
kesehatan anggota keluarga dan kualitas kehidupan keluarga saling berhubungan,
dan menempati posisi antara individu dan masyarakat (Harmoko.2012).
Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui
pertalian darah, adopsi atau perkawinan. (WHO, dalam Harmoko 2012).
Keluarga adalah sekelompok manuasia yang tinggal dalam satu rumah tangga
dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat. (Helvie, dalam Harmoko
2012).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa definisi dari keluarga merupakan sekumpulan
orang yang terikat oleh ikatan perkawinan, darah serta adopsi dan tinggal dalam satu
rumah.
2. Struktur Keluarga
Struktur keluarga oleh Friedman di gambarkan sebagai berikut :
a. Struktur komunikasi
Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila dilakukan secara
jujur, terbuka, melibatkan emosi, konflik selesai dan hierarki kekuatan. Komunikasi
keluarga bagi pengirim yakin mengemukakan pesan secara jelas dan berkualitas, serta
meminta dan menerima umpan balik. Penerima pesan mendengarkan pesan,
memberikan umpan balik, danvalid.
Komunikasi dalam keluarga dikatakan tidak berfungsi apabila tertutup, adanya
isu atau berita negatif, tidak berfokus pada satu hal, dan selalu mengulang isu dan
pendapat sendiri. Komunikasi keluarga bagi pengirim bersifat asumsi, ekspresi
perasaan tidak jelas, judgemental ekspresi, dan komunikasi tidak sesuai. Penerima
pesan gagal mendengar, diskualifikasi, ofensif (bersifat negatif), terjadi
miskomunikasi, dan kurang atau tidak valid.
1. Karakteristik pemberi pesan :
Yakin dalam mengemukakan suatupendapat.
Apa yang disampaikan jelas danberkualitas.
Selalu menerima dan meminta timbalbalik.
2. Karakteristikpendengar
Siapmendengarkan
Memberikan umpan balik
Melakukan validasi
b. Struktur Peran
Struktur peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai posisi
sosial yang diberikan. Jadi, pada struktur peran bisa bersifat formal atau informal.
Posisi/status adalah posisi individu dalam masyarakat misal status sebagai
istri/suami.
c. Struktur kekuatan
Struktur kekuatan adalah kemampuan dari individu untuk mengontrol,
memengaruhi, atau mengubah perilaku orang lain. Hak (legimate power), ditiru
(referent power), keahlian (exper power), hadiah (reward power), paksa (coercive
power), dan efektif power.
d. Struktur nilai dan norma
1. Nilai adalah sistem ide-ide, sikap keyakinan yang mengikat anggota keluarga
dalam budaya tertentu. Sedangkan norma adalah pola perilaku yang diterima
pada lingkungan sosial tertentu, lingkungan keluarga, dan lingkungan
masyarakat sekitar keluarga.
2. Nilai, suatu sistem, sikap, kepercayaan yang secara sadar atau tidak dapat
mempersatukan anggotakeluarga.
3. Norma, pola perilaku yang baik menurut masyarakat
berdasarkan sistem nilai dalamkeluarga.
4. Budaya, kumpulan daripada perilaku yang dapat dipelajari, dibagi dan
ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah. (Friedman, dalam
Harmoko hal 19;2012)
3. Fungsi Keluarga
Menurut Marilyn M. Friedman (2010) fungsi keluarga dibagi menjadi 5 yaitu:
a. Fungsi Afektif
Memfasilitasi stabilisasi kepribadian orang dewasa, memenuhi kebutuhan
psikologis anggota keluarga.
b. Fungsi Sosialisasi
Memfasilitasi sosialisasi primer anak yang bertujuan menjadikan anak sebagai
anggota masyarakat yang produktif serta memberikan status pada anggota
keluarga.
c. Fungsi Reproduksi
Untuk mempertahankan kontinuitas keluarga selama beberapa generasi dan untuk
keberlangsungan hidup masyarakat,.
d. Fungsi ekonomi
Menyediakan sumber ekonomi yang cukup dan alokasi efektifnya.
e. Fungsi perawatan kesehatan
Menyediakan kebutuhan fisik-makanan,pakaian, tempat tinggal,
perawatan kesehatan. (Marilyn M. Friedman, hal 86;2010).
Menurut Frieman (1998) tipe keluarga dari dua tipe yaitu keluarga tradisional dan
keluarga non tradisional.
a. Keluarga communy yang terdiri dari satu keluarga tanpa pertalian darah, hidup
dalam satu rumah.
b. Orang tua (ayah, ibu) yang tidak ada ikatan perkawinan dan anak hidup
bersama dalam satu rumah tangga.
c. Homo seksual dan lesbian adalah dua individu sejenis yang hidup bersama
dalam satu rumah dan berprilaku layaknya suami istri.
Dari uraian di atas Tn.O termasuk kedalam tipe keluarga tradisional yaitu
Nuclear family atau keluarga inti adalah suatu rumah tangga yang terdiri dari suami,
istri dan anak kandung atau anak adopsi.
2. Pengertian Gastritis
tidak sesuai. Individu ini makan terlalu banyak atau terlalu cepat atau makan makan
gastritis akut mencakup alkohol, aspirin, refluks empedu, atau terapi radiasi. Bentuk
terberat dari gastritis akut disebabkan oleh mencerna asam terlalu alkali kuat, yang
paling banyak terutama didaerah epigaster. Lambung terdiri dari bagian atas fundus
diafragma di depan pankreas dan limpa, menempel di sebelah kiri fundus uteri.
a. Fundus ventrikuli
Adalah bagian yang menonjol ke atas terletak di sebelah kiri osteum kardium
c. Antrum pilorus
Adalah bagian lambung berbentuk tabung mempunyai otot yang tebal membentuk
spinter pilorus.
d. Kurvatura minor
pilorus.
e. Kurvatura mayor
Lebih panjang dari kurvatura minor terbentang dari sisi kiri osteum kardiokum
f. Osteum kardiak
Susunan lapisan dari dalam keluar, terdiri dari lapisan selaput lendir, apabila
lambung ini dikosongkan, lapisan ini akan berlipat-lipat yang disebut rugae, lapisan
(peritonium).
Sekresi getah lambung mulai terjadi pada awal orang makan. Bila melihat orang
makan dan mencium bau makanan maka sekresi lambung akan terangsang. Rasa
sekresi getah lambung. Getah lambung dihalangi oleh sistem saraf simpatis yang
dapat terjadi pada waktu gangguan emosi seperti marah dan rasa takut.
Fisiologi
a) Pepsin
c) Renin
d) Lapisan lambung
2. Etiologi Gastritis
Menurut Brunner & Suddart (2002), gastritis akut merupakan iritasi mukosa
lambung yang sering diakibatkan karena diet yang tidak teratur. Dimana individu
makan terlalu banyak atau terlalu cepat atau makan makanan yang terlalu berbumbu
yaitu : obat-obatan karena terutama merokok, alkohol, kafein, dan stres baik stres
Penyebab dari Gastritis dapat dibedakan sesuai dengan klasifikasinya sebagai berikut:
a. Obat-obatan seperti obat anti inflamasi nonsteroid, silfonamide merupakan obat
f. Stress fisik yang disebabkan oleh luka bakar, trauma, pembedahan.
g. Makanan dan minuman yang bersifat iritan. Makanan berbumbu dan minuman
dengan kandungan kafein dan alkohol merupakan salah satu penyebab iritasi mukosa
lambung.
Penyebab pasti dari gastritis kronik belum diketahui, tapi ada dua predisposisi
penting yang bisa meningkatkan kejadian gastritis kronik, yaitu infeksi dan non-
Beberapa agen infeksi bisa masuk ke mukosa lambung dan memberikan manifestasi
1) Gastropai akbiat kimia, dihubungkan dengan kondisi refluks garam empedu kronis
2) Gastropati uremik, terjadi pada gagal ginjal kronik yang menyebabkan ureum
3. Patofisiologi Gastritis
memungkinkan difusi kembali asam pepsin ke dalam jaringan lambung, hal ini
(sering disebut sebagai gastritis autoimun) diakibatkan dari perubahan sel parietal,
yang menimbulkan atrofi dan infiltrasi seluler. Hal ini dihubungkan dengan penyakit
autoimun seperti anemia pernisiosa dan terjadi pada fundus atau korpus dari lambung.
Tipe B (kadang disebut sebagai gastritis H. Pylori) mempengaruhi antrum dan pilorus
(ujung bawah lambung dekat duodenum). Ini dihubungkan dengan bakteri H. Pylori ;
faktor diet seperti minum panas atau pedas; penggunaan obat- obatan dan alkohol;
merokok; atau refluks isi usus kedalam lambung (Burnner dan Suddarth, 2002).
Pasien dengan gastritis tipe A secara khusus asimtomatik kecuali untuk gejala
defisiensi vitamin B12. Pasien gastritis tipe B; pasien mengeluh anoreksia (napsu
makan buruk), nyeri ulu hati setelah makan, kembung, rasa asam di mulut, atau mual
a. Manifestasi klinis
Gartritis Akut:
a. Nyeri lambung
b. Mual muntah
c. Terjadi perdarahan pada saluran pencernaan
Gastritis Kronik:
a. Nyeri ulu hati
b. Mual muntah
c. Rasa asam di mulut
d. Tidak ada nafsu makan
e. Pusing
f. Lemah
b. Komplikasi
a. Terjadi perdarahan saluran pencernaan bagian atas berupa muntah darah dan
berak darah
b. Syok karena perdarahan
c. Anemia/ kurang darah
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Darah
c. Pemeriksaan Feses
f. Biopsi
6. Penatalaksanaan
Pada gastritis akut dapat diatasi dengan menghindari makanan dan minuman
yang meningkatkan sekresi asam lambung seperti alkohol. Bila pasien mampu makan
melalui mulut, diit mengandung gizi dianjurkan. Bila gejala menetap, cairan perlu
serupa dengan prosedur yang dilakukan untuk hemoragi saluran gastrointestinal atas.
bila gastritis yang diakibatkan oleh makanan yang sangat asam, pengobatannya terdiri
dari pencernaan dan penetralisasian agen penyebab seperti antasida. Obat-obatan anti
dan memulai farmakologi terapi. Helicobacter pylori diatas dengan antibiotik (seperti
Vitamin B 12 dan terapi yang sesuai lainnya diberikan pada anemia pernisiosa
2. Proton pump inhibitor (Menghentikan produksi asam lambung dan menghambat
3. Cytoprotective Agent (Melindungi jaringan mukosa lambung dan usus halus)
gangguan sakit pencernaan seperti perut kembung, mual, dan sering mengeluarkan
gas)
Selain itu penyakit ini dipercaya memiliki beberapa jenis minuman dan makanan yang
1. Minuman yang merangsang pengeluaran asam lambung antara lain : kopi, anggur
putih, sari buah sitrus, dan susu, yang mengandung ragi seperti tape roti dan lain lain.
2. Makanan yang sangat asam atau pedas seperti cuka, cabai, dan merica (makanan
3. Makanan yang sulit dicerna dan dapat memperlambat pengosongan lambung.
Karena hal ini dapat menyebabkan peningkatan peregangan di lambung yang akhirnya
dapat meningkatkan asam lambung antara lain makanan berlemak, kue tar, coklat, dan
keju.
4. Makanan yang melemahkan klep kerongkongan bawah sehingga menyebabkan
cairan lambung dapat naik ke kerongkongan seperti alkohol, coklat, makanan tinggi
5. Makanan dan minuman yang banyak mengandung gas dan juga yang terlalu
c. Makanan berserat tinggi tertentu seperti kedondong dan buah yang dikeringkan
7. Pathofisiologi
B. Tahapan Perkembangan Keluarga TN.O
a. Keluarga baru (beginning family), yaitu perkawinan dari sepasang insan yang menandakan
bermulanya keluarga baru. Keluarga pada tahap ini mempunyai tugas perkembangan, yaitu
membina hubungan dan kepuasan bersama, menetapkan tujuan bersam, membina hubungan
dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial dan merencanakan anak atau KB.
b. Keluarga sedang mengasuh anak (child bearing family), yaitu dimulai dengan kelahiran
anak pertama hingga bayi berusia 30 bulan. Mempunyai tugas perkembangan seperti
persiapan bayi, membagi peran dan tanggungjawab, adaptasi pola hubungan seksual,
pengetahuan tentang kehamilan, persalinan dan menjadi orang tua.
c. Keluarga dengan usia anak pra sekolah, yaitu kelurga dengan anak pertama yang berumur 30
bulan sampai dengan 6 tahun. Mempunyai tugas perkembangan, yaitu membagi waktu,
pengaturan keuangan, merencanakan kelahiran yang berikutnya dan membagi
tanggungjawab dengan anggota keluarga yang lain.
d. Keluarga dengan anak usia sekolah, yaitu dengan anak pertama berusia 13 tahun. Adapun
tugas perkembangan keluarga ini, yaitu menyediakan aktivitas untuk anak, pengaturan
keuangan, kerjasama dalkam memnyelesaikan masalah, memperhatikan kepuasan anggota
keluarga dan sistem komunikasi keluarga.
e. Keluarga dengan anak remaja, yaitu dengan usia anak pertam 13 tahun sampai dengan 20
tahun. Tugas pekembangan keluarga ini adalah menyediakan fasilitas kebutuhan keluarga
yang berbeda, menyertakan keluarga dalam bertanggungjawab dan mempertahankan filosofi
hidup.
f. Keluarga dengan anak dewasa, yaitu keluarga dengan anak pertama, meninggalkan rumah
dengan tugas perkembangan keluarga, yaitu menata kembali sumber dan fasilitas, penataan
yanggungjawab antar anak, mempertahankan komunikasi terbuka, melepaskan anak dan
mendapatkan menantu.
g. Keluarga usia pertengahan, yaitu dimulai ketika anak terakhir meninggalakan rumah dan
berakhir pada saat pensiun. Adapaun tugas perkembangan, yaitu mempertahankan suasana
yang menyenangkan, bertanggungjawab pada semua tugas rumah tangga, membina
keakraban dengan pasangan, mempertahankan kontak dengan anak dan berpartisipasi dalam
aktivitas sosial.
h. Keluarga usia lanjut, tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dari salah satu
pasangan memasuki masa pensiun, terus berlangsung hingga salah satu pasangan meninggal
dunia. Adapun tugas perkembangan keluarga ini, yaitu menghadapi pensiun, saling rawat,
memberi arti hidup, mempertahankan kontak dengan anak, cucu dan masyarakat.
Dari pengkajian Tn.O tahap perkembangan keluarga termasuk kedalam Keluarga dengan
anak remaja, yaitu dengan usia anak pertam 13 tahun sampai dengan 20 tahun. Tugas
pekembangan keluarga ini adalah menyediakan fasilitas kebutuhan keluarga yang berbeda,
menyertakan keluarga dalam bertanggungjawab dan mempertahankan filosofi hidup.
Koping melibatkan upaya untuk mengelola situasi yang membebani, memperluas usaha
untuk memecahkan masalah-masalah hidup, dan berusaha untuk mengatasi dan menguragi stres.
mengenai kendali pribadi, emosi positif, dan sumber daya personal (Folkman & Moskowitz,
2004). Meskipun demikian keberhasilan dalam koping juga tergantung pada strategi-strategi
Relevan dengan perbedaan individual dalam merespons situasi penuh stres merupakan
konsep koping, yaitu bagaimana orang berupaya mengatasi masalah atau menangani emosi yang
umumnya negatif yang ditimbulkannya. Bahkan di antara mereka yang menilai suatu situasi
sebagai penuh stres, efek stres dapat bervariasi tergantung pada bagaimana individu menghadapi
Menurut Lazarus dan Folkman (dalam Smet, 1994: 143) mengatakan bahwa perilaku
koping merupakan suatu proses dimana individu mencoba mengelola jarak yang ada antara
tuntutan-tuntutan (baik itu tuntutan yang berasal dari individu maupun tuntutan yang berasal dari
lingkungan) dengan sumber-sumber daya yang mereka gunakan dalam menghadapi situasi yang
a. Koping yang berfokus pada masalah (problem focused coping) mencakup bertindak
secara langsung untuk mengatasi masalah atau mencari informasi yang relevan dengan solusi.
Contohnya adalah menyusun jadwal untuk menyelesaikan berbagai tugas dalam satu semester
b. Koping yang berfokus pada emosi (emotion focused coping) merujuk pada berbagai
upaya untuk mengurangi berbagai reaksi emosional negatif terhadap stres, contohnya dengan
mengalihkan perhatian dari masalah, melakukan relaksasi, atau mencari rasa nyaman dan orang
lain.
Mengatasi stres yang diarahkan pada masalah yang mendatangkan stres (problem focused
coping) bertujuan untuk mengurangi tuntutan hal, peristiwa, orang, keadaan yang mendatangkan
stres atau memperbesar sumber daya untuk menghadapinya. Metode yang dipergunakan adalah
metode tindakan langsung. Sedangkan pengatasan stres yang diarahkan pada pengendalian
emosi (emotion focused coping) bertujuan untuk menguasai, mengatur, dan mengarahkan
tanggapan emosional terhadap situasi stres. Pengendalian emosi ini dapat dilakukan lewat
perilaku negatif seperti menenggak minuman keras atau obat penenang, atau dengan perilaku
positif seperti olahraga, berpaling pada orang lain untuk meminta bantuan pertolongan. Cara
lain yang dipergunakan dalam penanganan stres lewat pengendalian emosi adalah dengan
mengubah pemahaman terhadap masalah stres yang di hadapi (Bart Smet, 1994: 143- 145).
mengembagkan teori koping dari Folkman dan Lazarus (Bart Smet, 1994; 145) menjadi 8
macam indikator srtategi koping yang tergabung dalam kedua strategi diatas, yaitu :
1. Konfrontasi: individu berpegang teguh pada pendiriannya dan mempertahankan apa yang
diinginkannya. Mengubah situasi secara agresif dan adanya keberanian mengambil resiko.
2. Mencari dukungan sosial: individu berusaha untuk mendapatkan bantuan dari orang lain.
3. Penilaian kembali secara positif: dapat menerima masalah yang sedang terjadi dengan
4. Menerima tanggung jawab: menerima tugas dalam keadaan apapun saat menghadapi
5. Lari atau penghindaran: menjauh dan menghindar dari permasalahan yang dialaminya.
Pembagian koping stres yang dikemukakan oleh Aldwin dan Revenson, dengan
menguraikan dalam dua bagian utama, yaitu koping stres yang berpusat pada pemecahan
masalah dan berpusat pada emosi. koping stres yang berpusat pada masalah (problem focused
coping), yaitu:
3. Negosiasi: usaha yang memusatkan perhatian pada taktik untuk memecahkan masalah
secara langsung dengan orang lain dengan harapan masalah dapat terselesaikan.
1. Pelarian diri dari masalah: suatu usaha dari individu untuk meninggalkan masalah dengan
2. Meringankan beban masalah: usaha untuk mengurangi, merenungkan suatu masalah dan
3. Menyalahkan diri sendiri: suatu tindakan pasif yang berlangsung dalam batin, kemudian baru
pada masalah dihadapinya dengan jalan menganggap bahwa masalah itu terjadi karena
kesalahannya.
4. Mencari arti: usaha untuk menemukan kepercayaan baru atau sesuatu yang penting dari
kehidupan.
3. Macam-macam Koping
a. Koping Psikologis
Pada umumnya gejala yang ditimbulkan akibat stres psikologis tergantung pada dua
faktor, yaitu:
1. Bagaimana persepsi atau penerimaan individu terhadap stressor, artinya seberapa berat
ancaman yang dirasakan oleh individu tersebut terhadap stressor yang diterima
2. Keefektifan strategi koping yang digunakan oleh individu, artinya dalam menghadapi
stressor, jika strategi yang digunakan efektif maka menghasilkan adaptasi yang baik dan
menjadi suatu pola baru dalam kehidupan, tetapi jika sebaliknya dapat mengakibatkan
gangguan kesehatan fisik maupun psikologis.
b. Koping psiko-sosial
Adalah reaksi psiko-sosial terhadap adanya stimulus stres yang diterima atau
dihadapi oleh klien. Menurut Struat dan Sundeen mengemukakan bahwa terdapat 2 kategori
Cara ini digunakan untuk menyelesaikan masalah, konflik dan memenuhi kebutuhan
Merupakan perilaku yang menunjukkan pengasingan diri dari lingkungan dan orang lain.
c. Kompromi
Reaksi ini sering digunakan oleh individu dalam menghadapi stres, atau ancaman, dan jika
dilakukan dalam waktu sesaat maka akan dapat mengurangi kecemasan, tetapi jika digunakan
dalam waktu yang lama akan dapat mengakibatkan gangguan orientasi realita, memburuknya
Menurut Smet (dalam smet, 1994: 130) perilaku koping dipengaruhi beberapa faktor, antara
lain :
dan ketahanan.
c. Sosial-kognitif: dukungan sosial, dukungan yang diterima, integrasi dalam jaringan sosial.
3. Bentuk Stres
a. Pengertian Stres
Stres merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari. Sarafino mendefinisikan stres
sebagai suatu kondisi yang disebabkan oleh transaksi antara individu dengan lingkungan yang
menimbulkan jarak antara tuntutan-tuntutan yang berasal dari berbagai situasi dengan sumber-
sumber daya sistem biologis, psikologis dan sosial seseorang (Smet. 1994: 112). Menurut Ardani
dalam bukunya psikologi klinis bahwa stres adalah keadaan dimana seseorang yang mengalami
ketegangan karena adanya kondisi-kondisi yang mempengaruhi dirinya (Ardani, 2007: 37).
Maramis menyatakan bahwa stres adalah segala masalah atau tuntutan menyesuaikan
diri, yang karena tuntutan itulah individu merasa terganggu keseimbangan hidupnya (Maramis,
1994: 134).
4. Gejala-gejala Stres
Stres yang tidak teratasi menimbulkan gejala badaniah, jiwa dan gejala sosial. Gejala-gejala
a. Gejala badan: sakit kepala, sakit maag, mudah kaget (berdebar-debar), banyak keluar
keringat dingin, gangguan pola tidur, lesu, letih, kaku leher belakang sampai punggung,
b. Gejala Emosional: pelupa, sukar konsentrasi, sukar mengambil keputusan, cemas, was-
menarik diri dari pergaulan sosial, mudah bertengkar, membunuh dan lainnya (Anaroga,
2005: 110).
Indikator stres dapat dilihat dari dua gejala, yaitu gejala fisik dan gejala mental. Adapun
yang termasuk gejala fisik antara lain: tidak peduli dengan penampilan fisik, menggigit kuku,
berkeringat, mulut kering, mengetukkan atau menggerakkan kaki dengan snewen, wajah tampak
lelah, gangguan pola tidur yang normal, memiliki kecenderungan yang berlebihan pada makanan
dan terlalu sering ke toilet. Sedangkan untuk gejala mentalnya antara lain: kemarahan yang tak
memprioritaskan, berkonsentrasi dan memutuskan apa yang harus dilakukan, suasana hati yang
sulit ditebak atau tingkah laku yang tak wajar, ketakutan atau fobia yang berlebihan, hilangnya
kepercayaan pada diri sendiri, cenderung menjaga jarak, terlalu banyak berbicara atau menjadi
benar-benar tidak komunikatif, ingatan terganggu dan dalam kasus-kasus yang ekstrem benar-
respon stres. Stresosr dapat berasal dari berbagai sumber, baik dari kondisi fisik, psikologis,
maupun sosial, dan juga muncul pada situasi kerja, di rumah, dalam kehidupan sosial, dan
lingkungan luar lainnya (Wulandari, 2008: 10).
1. Stresor Mayor
Berupa major life events yang meliputi peristiwa kematian orang yang di sayangi, masuk sekolah
2. Stresor Minor
Biasanya berawal dari stimulus tentang masalah hidup sehari-hari, misalnya ketidaksenangan
emosional terhadap hal-hal tertentu sehingga menyebabkan munculnya stres (Wulandari, 2008:
11).
Ada beberapa sumber stres yang berasal dari lingkungan, diantaranya adalah lingkungan
fisik seperti polusi udara, kebisingan, kesesakan, dan lingkungan kontak sosial yang bervariasi,
serta kompetisi hidup yang tinggi. Seperti yang dikutip oleh Patel bahwa pada Holmes and Rahe
schedule of Recent Life Events telah diteliti berbagai peristiwa kehidupan yang membutuhkan
penyesuaian sosial kembali dan memberinya rating berdasarkan muatan nilai stresnya. Stresor
yang berupa peristiwa- peristiwa perubahan di sekolah (change in school) berada pada peringkat
Hal ini berkaitan dengan adanya konflik. Pendorong atau penarik konflik
a. Approach-approach Conflict: muncul ketika tertarik terhadap dua tujuan yang sama-sama
baik.
b. Avoidance-avoidance Conflict: muncul ketika dihadapkan pada satu pilihan antara dua
c. Approach-avoidance Conflict: muncul ketika kita melihat kondisi yang menarik dalam satu
2. Dalam keluarga
Dari keluarga ini yang cenderung memungkinkan munculnya stres adalah hadirnya
Kontak dengan orang di luar keluarga menyediakan banyak sumber stres. Misalnya,
Sedangkan menurut Mulyadi beberapa masalah yang bisa menjadi stresor bagi mahasiswa
adalah:
a. Masalah konsentrasi: banyak mahasiswa mengeluh karena tidak bisa konsentrasi, sehingga
hasil belajar tidak maksimal. Sebab- sebabnya bermacam-macam, dapat dari diri mahasiswa
sendiri atau luar dirinya, seperti perasaan sepi, dorongan ingin pulang, konflik dan
lingkungannya.
b. Masalah yang berhubungan dengan sistem pengajarannya, yaitu kesulitan mengikuti kuliah,
c.Masalah tidak menyukai mata kuliah atau dosen tertentu. Jika mahasiswa tidak menyukai
dosen tertentu atau mata kuliah tertentu, ia cenderung tidak mau mengikuti mata kuliah.
d. Masalah daya tahan dan kelangsungan studi. Ada mahasiswa yang mudah kecewa karena
nilai yang rendah kemudian putus asa dan ingin berhenti kuliah, tidak tahan jauh dari orang
tua, konflik-konflik pribadi dan karena ketegangan sosial.
a.Masalah mencari teman. Ada mahasiswa yang canggung dalam pergaulan dan tidak tahu yang
tahu banyak soal tata cara kehidupan kampus dan mereka memerlukan berbagai informasi dan
bimbingan.
c.Kesulitan menyesuaiakan diri. Baik adat istiadat atau norma-norma lingkungan dimana
mahasiswa tinggal.
d. Konflik dengan teman sekamar, seasrama atau sejurusan. Ini terjadi biasanya
a. Masalah konflik dengan pacar atau pacar yang tidak disetujui orang tua.
4. Masalah ekonomi
Banyak mahasiswa mengalami kesulitan ekonomi karena kiriman uang terlambat, uang
Ada mahasiswa yang salah pilih jurusan dan ingin pindah, ada yang masuk jurusan
tertentu karena keinginan orang tua, ada yang merasa masa depannya tak menentu dan tidak tahu
apa yang diperbuat. Masalah-masalah ini dapat mengakibatkan rasa gelisah, cemas, ketegangan,
konflik dan frustasi, dan jika tidak secepatnya diatasi akan mengganggu kelancaran studi
mahasiswa. Ada mahasiswa yang cepat mengatasi persoalan-persoalan tetapi ada yang berlarut-
larut. Hal yang terakhir ini mengakibatkan energi mahasiswa banyak terbuang dan proses
belajarnya tidak efektif (Mulyadi, 2004: 233-235).
4. Bentuk Stres
Menurut Sarafino stres adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh transaksi antara
individu dengan lingkungan yang menimbulkan jarak antara tuntutan-tuntutan yang berasal dari
berbagai situasi dengan sumber- sumber daya system biologis, psikologis dan social seseorang.
1. Perubahan: kondisi yang dijumpai ternyata merupakan kondisi yang tidak semestinya serta
2. Tekanan: kondisi dimana terdapat suatu harapan atau tuntutan yang sangat besar terhadap
3. Konflik: kondisi ini muncul ketika dua atau lebih perilaku saling berbenturan, dimana
smemberatkan.
4. Frustasi: kondisi dimana seseorang merasa jalan yang akan ditempuh untuk meraih tujuan
Sedangkan Patel menjelaskan adanya berbagai jenis tingkat stress yang umumnya dialami
manusia meliputi:
Dalam kondisi ini, sesorang belum mengalami tantangan yang berat dalam memenuhi
stimulasi mengakibatkan munculnya kebosanan dan kurangnya makna dalam tujuan hidup.
2. Optimum Stres
Seseorang mengalami kehidupan yang seimbang pada situasi “atas” maupun “bawah”
akibat proses menajemen yang baik oleh dirinya. Kepuasan dan perasaan mampu individu
dalam meraih prestasi menyebabkan seseorang mampu menjalani kehidupan dan pekerjaan
sehari-hari tanpa menghadapi masalah yang terlalu banyak atau rasa lelah yang berlebihan.
Dalam kondisi ini, seseorang merasa telah melakukan pekerjaan yang terlalu banyak
setiap hari. Dia mengalami kelelahan fisik maupun emosional, serta tidak mampu
menyediakan waktu untuk beristirahat atau bermain. Kondisi ini dialami secara terus-
4. Breakdown Stres
Ketika pada tahap too much stress, individu tetap meneruskan usahanya pada kondisi
yang statis. Kondisi akan berkembang menjadi adanya kecenderungan neurotis yang kronis
atau munculnya rasa sakit psikosomatis. Misalnya pada individu yang memiliki perilaku
merokok atau kecanduan minuman keras, konsumsi obat tidur, dan terjadinya kecelakaan kerja.
Ketika individu tetap meneruskan usahanya ketika mengalami kelelahan, ia akan cenderung
mengalami breakdown baik secara fisik maupun psikis (Wulandari, 2008: 09).
Perubahan dalam kesehatan TN.O sering merasakan mual dan lambung perih.
TN.O bingung sakit gastritis muncul klien tidak bias bekerja seperti biasa
dikarnakan TN.O merupakan kepala keluarga yang mencari nafkah buat kehidupan sehari-
hari.
Fokus Intervensi
a. Nyeri kronik TN. O Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan masalah
gastritis.
Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosi yang tidak menyenangkan, akibat kerusakan
jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dengan istilah kerusakan (International
Asociation for the Study of Pain); awitan yang tiba-tiba atau perlahan dengan intensitas ringan
sampai berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau dapat diramalkan dan durasinya lebih
Tujuan Umum : setelah dilakukan tindakan 2 x pertemuan, masalah nyeri akut dapat berkurang.
Tujuan Khusus :
Setelah terjadi pertemuan selama 1x30 menit keluarga mampu mengenal penyakit gastritis,
antara lain :
point
intervensi :
intervensi :
4. Keluarga mampu memutuskan untuk merawat anggota keluarga dengan gastritis, antara lain :
Intervensi :
Diskusikan dengan keluarga tentang cara merawat anggota keluarga dengan gastritis
Motivasi keluarga untuk mengulang kembali cara merawat anggota keluarga dengan
gatritis.
intervensi :
dengan gatritis.
Intervensi :
dapat dikunjungi.
intervensi :
DAFTAR PUSTAKA
- Dermawan, 2013. Keterampilan dasar keperawatan (konsep dan prosedur).Gosyen
Publishing. Jogja.
- Friedman, M. (2010). Keperawatan Keluarga : Teori dan Praktek. Jakarta:EGC
- Friedman, M.M. (1998). Family Nursing : Research, Theory and Practice. (4th Ed.).
Norwalk CT : Alpleton & Lange.
- Harmoko, 2012. Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta:EGC
- Heryati., Rumdasih, Y., dan Paath, E. F. (2005). Gizi dalam kesehatan reproduksi.
Jakarta: EGC.
- Khasanah, N. (2012). Waspadai beragam penyakit degeneratif akibat pola makan.
Yogyakarta:
- Laksamana. Maulidiyah U. 2011. Hubungan Antara Stress dan Kebiasaan Makan dengan
Terjadinya Kekambuhan Penyakit Gastritis.
- Muttaqin, A., dan Sari, K. 2011. Gangguan Gastrointestinal Aplikasi Asuhan
Keperawatan Medical Bedah. Jakarta: Selemba Medika.