Anda di halaman 1dari 42

1

BAB III

TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. TINJAUAN KASUS

Nama Mahasiswa : Hasan Rizal

NIM : KHGD21091

Tanggal Pengkajian : 21 Desember 2021

Ruangan : Jade RSUD dr. Slamet Garut

3.1 PENGKAJIAN KEPERAWATAN

3.1.1. Biodata

A. Identitas Pasien :

Nama : Ny. N

Umur : 22 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Tarogong Kidul

Agama : Islam

Suku : Sunda

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

No. Register : 01297623

Diagnosa medis : Post Op, P1 A0 Partus Maturus SC

Indikasi Gawat Janin + IUD

Tanggal Persalinan : 21-12-2021

Tanggal Masuk : 21-12-2021


2

Tanggal Pengkajian : 21-12-2021

B. Identitas Penanggung Jawab :

Nama : Tn. I

Umur : 25 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Wiraswasta

3.1.2. Alasan Masuk RS

Pasien dirujuk oleh bidan Puskesmas karena pasien awalnya mengalami

ketuban pecah dini. Sehingga pasien dilakukan persalinan secara sectio

caesarea di RSUD dr. Slamet Garut.

3.1.3. Keluhan Utama Saat Dikaji

Pasien mengatakan nyeri perut bagian bawah pada daerah sectio caesarea,

sedikit ngilu saat bergerak, dan lemas pusing.

3.1.4. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien mengatakan ini merupakan pertama kalinya melahirkan secara SC.

Pasien mengeluh nyeri perut bagian bawah luka post SC, nyeri yang

dirasakan ngilu, nyeri dirasakan saat ada pergerakan, nyerinya seperti di

sayat-sayat, dengan skala nyeri 7 (1-10). Nyeri berkurang saat istirahat

terlentang dan setelah minum obat. Pasien tampak berbaring di tempat tidur

hanya bisa melakukan mobilisasi ringan seperti miring kiri miring kanan,

karena masih lemas dan kakinya masih sulit digerakkan. Terdapat luka pada

perut bagian bawah ukuran 10 cm.


3

3.1.5. Riwayat Kesehatan Dahulu

Pasien mengatakan melakukan imunisasi TT pada saat sebelum dan

setelah menikah, pasien tidak mempunyai alergi terhadap makanan ataupun obat-

obatan, dan pasien tidak mempunyai riwayat penyakit apapun sebelum hamil.

3.1.6. Riwayat Kesehatan Keluarga

Pasien mengatakan anggota keluarganya tidak mempunyai riwayat

penyakit menular, jiwa, kronik, dll.

Genogram

Laki- Laki

Perempuan

Pasien

Serumah

Garis Keturunan
4

3.1.7. Riwayat Obstetri Ginekologi

1. Riwayat Ginekologi

a. Riwayat Menstruasi

Pasien mengalami menarche pada usia 13 tahun, lama 5-6 hari dengan

siklus 28 hari. Darah yang dikeluarkan cukup banyak, warna merah, encer

bau amis. Haid pertama haid terakhir 13-3-2021. Taksiran persalinan 20-12-

2021.

b. Riwayat Perkawinan (Suami-Istri)

Pasien berusia perkawinan selama 2 tahun, dan menikah tahun 2019 ini

merupakan pernikahan pertama bagi pasien dan suaminya.

c. Riwayat Kontrasepsi

Pasien belum pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun, pasien

berencana mempunyai anak 3 orang, dan pasien mempunyai rencana untuk

melakukan kontrasepsi IUD.

2. Riwayat Obstetri

a. Riwayat Kehamilan

P1 A0

b. Riwayat Kehamilan Sekarang

Pasien merasa hamil 9 bulan (39-40) minggu, keluhan yang dirasakan saat

hamil yaitu pasien mengatakan ada cairan yang keluar atau rembes di vagina

sehingga di rujuk ke RSUD dr. Slamet, gerakan anak pertama kali pada usia

4 bulan atau sekitar 16 minggu. Pasien melakukan imunisasi 2x,

penambahan BB saat hamil yaitu sekitar 15 Kg. Pemeriksaan kehamilan


5

dilakukan secara teratur di Posyandu ataupun di bidan praktek mandiri dekat

rumah.

3.1.8. Data Biologis

1. Aktivitas Kehidupan Sehari-hari

No ADL Sebelum Operasi Sesudah Operasi

1 Nutrisi

Makan

- Jenis menu Nasi dan lauk pauk Bubur

- Frekuensi 3x1 3x1

- Porsi 1 porsi 1 porsi

- Pantangan Makanan pedas dll Makanan pedas dll

- Keluhan Tidak ada Tidak ada

Minum
Air putih Air putih
- Jenis minuman
8 gelas 8 gelas
- Frekuensi
± 2 liter ± 2 liter
- Jumlah
Tidak ada Tidak ada
- Pantangan
Tidak ada Tidak ada
- Keluhan

2 Istirahat dan Tidur

Malam

- Berapa jam ± 8 jam ± 2-3 jam

- Dari jam ...s.d jam ... 21.00 - 04.30 02.00 - 05.00

- Kesukaran tidur Tidak Iya

Siang
6

- Berapa jam ± 1 jam -

- Dari jam ...s.d jam ... 13.00-14.00 -

- Kesukaran tidur Tidak Ada

3 Eliminasi

BAK

- Frekuensi 5-6 x/hari Terpasang DC

- Jumlah ±1.000 cc ±1.000 cc

- Warna Kuning jernih Kuning urin

- Bau Pesing Khas urin Pesing Khas urin

- Kesulitan Tidak ada -

BAB
1x sehari Belum BAB
- Frekuensi
±500 cc -
- Jumlah
Kuning khas feces -
- Warna
Khas feces -
- Bau
Tidak ada -
- Kesulitan

4 Personal Hygiene

Mandi

- Frekuensi 2x1 sehari Belum Mandi

- Menggunakan sabun Iya sabun cair Tidak

- Frekuensi gosok gigi 3x sehari 1x sehari

- Gangguan Tidak ada Dibantu keluarga

Berpakaian
2x sehari 2x sehari
- Frekuensi ganti
7

pakaian

5 Mobilitas dan Aktivitas

- Aktivitas yang Jalan jalan pagi/sore Pasien hanya bisa

dilakukan miring kanan dan

- Kesulitan Tidak ada kiri

2. Pemeriksaan Fisik

1. Status Obstretik : P1 A0

2. Keadaan Umum : Baik, Kesadaran : CM, BB/TB : 65Kg/155 CM

3. Tanda Vital : TD : 100/80 mmHg, Nadi : 92 x/Menit, Suhu : 37 C0

Pernafasan : 22 x/Menit

4. Kepala Leher Kepala : Normal

Mata : Simetris kiri dan kanan, anemis (-), secret (-)

Hidung : Normal tidak ada secret (-)

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar

Masalah Khusus : Tidak ada

5. Dada Jantung : Tidak ada lesi, kardiomegali tidak ada

Paru : Vesikuler, Mengi(-/-), Wheezing (-/-).

Payudara : bersih, teraba keras, ariola mamae hitam kecoklatan, papilla

mamae menonjol, nyeri tidak ada, colustrum tidak ada, bayi belum

menyusui dengan ibunya karena masih di Perinatologi (PRT).

Masalah Khusus : Tidak ada

Abdomen dinding abdomen kendor (diastesis rektus abdominalis) dan

lunak, ada garis striae, tinggi fundus uteri 2 jari di bawah umbilikus/pusat,
8

konsistensi uterus keras, posisi uterus keras, posisi uterus diantara umbilikus

dan simfisis (dibawah pusat), saat uterus berkontraksi di rasakan seperti

kram/mules pada abdomen dan tidak berlangsung lama, nyeri tekan ada,

kandung kemih kosong karena terpasang kateter, terdapat luka jahitan/

operasi post SC pada dinding /kulit abdomen, panjang ± 12 cm dengan jenis

insisi horizontal, kondisi luka ditutup perban dengan menggunakan kasa

steril ukuran ± 4 x 12 cm, pasien mengatakan nyeri luka bekas operasi dan

tidak nyaman dengan lukanya.

Masalah Khusus : Nyeri Akut

6. Perineum dan Genetalia

Edema : Tidak ada memar : Tidak ada hematom : Tidak ada

Perineum : Utuh/Episiotomi/Ruptur

Tanda : REEDA

R : Kemerahan : Tidak

E : Bengkak : Tidak

E : Echimosis : Tidak

D : Discharge : Tidak ada

A : Apporximate : Baik/Tidak

Kebersihan : Bersih, tampak terdapat darah bekas sisa-sisa post op sectio

cesarea post partum hari ke 1

Lokia : Jumlah ± 50 cc, ganti pembalut 4-6 x sehari

Jenis Lochea : Jenis lochea rubra

Konsitensi : Cair

Bau : Amis
9

Masalah Khusus : Tidak ada

7. Ekstremitas

a. Ekstremitas atas

Ekstremitas atas simetris kiri dan kanan, tidak ada oedema, tidak

ada varises, rentang gerak agak terbatas karena terpasang infus RL

20 tetes/menit di ekstremitas atas bagian kiri.

b. Ekstremitas Bawah

Ekstremitas bawah simetris kiri dan kanan, tidak ada varises di

tungkai kaki, tidak ada oedema, tidak ada kemerahan pada tungkai,

pasien mengatakan belum mampu menggerakkan kedua

kakinya akibat efek dari obat spinal.

Masalah Khusus : Tidak ada

8. Eliminasi

a. BAK

Pasien terpasang kateter dengan jumlah cairan 200cc/4 jam warna urin

kuning, nyeri +.

b. BAB

Saat dilakukan pengkajian pasien belum BAB

Masalah Khusus : Nyeri post terpasang cateter

9. Pemeriksaan Fungsi Reflek

a. Bisep : kanan ( + ) kiri ( + )

b. Trisep : kanan ( + ) kiri ( + )

c. Patella : kanan ( + ) kiri ( + )

d. Achiless : kanan ( + ) kiri ( + )


10

e. Babinski : kanan ( + ) kiri ( + )

10. Istirahat dan Kenyamanan

Pola tidur : Pasien mengatakan malam tidur kurang, sering terbangun, tidur

hanya ±2-3 jam sampai saat ini belum tidur lagi. Pasien mengatakan tidak

nyaman dengan kondisinya saat ini. Masalah nyeri lokasi : Abdomen (bekas

post op sectio secarea)

11. Keadaan Mental

Adaptasi Psikologis : Taking hold

Penerimaan terhadap bayi : kehadiran bayinya sangat diharapkan

Masalah Khusus : Tidak ada.

12. Kemampuan menyusui

Saat pengkajian ibu belum menyusui karena bayi masih di ruang

Perinatologi.

3.1.9. Data Psikososial Spiritual

a. Pola Kognitif/Persepsi

1) Tingkat Kesadaran : Compos Mentis

Orientasi pasien terhadap orang, tempat dan waktu baik, pasien

sadarkan diri dan dapat mengenali setiap orang yang datang

mengunjunginya.

2) Nyeri : Pasien merasakan nyeri pada bagian luka post op

Manajemen nyeri yang digunakan : teknik relaksasi nafas dalam

3) Sensori:

a) Telinga / Pendengaran : Normal

b) Mata / Penglihatan : Normal


11

c) Hidung / Penghirup : Normal

d) Lidah / Perasa : Normal

e) Kulit / Sentuhan : Normal, turgor kulit pasien elastis, warna kulit

putih, kulit tampak bersih, tidak pucat, tidak ada lesi.

f) Baal / Hilang Rasa : Tidak ada

g) Vertigo : Tidak

h) Gangguan Bicara : Tidak ada

b. Toleransi koping terhadap stress/konsep diri

1) Fokus perhatian pertama / utama pasien sejak dirawat : Keluarga

berharap pasien cepat keluar dan pulang dari rumah sakit.

2) Status emosional pasien : Status emosional pasien dalam keadaan

baik

3) Manajemen stress yang dilakukan : diskusi bersama suami dan

keluarga, selalu sabar dan tabah dalam mengatasi masalah yang ada.

4) Adanya kelompok pendukung : Keluarga mengatakan ada, yaitu

keluarga terdekat

c. Suasana hati

Pasien mengatakan sangat senang dan bahagia karena anaknya sudah

lahir dengan keadaan selamat, sehat dan tidak ada yang kurang dalam

fisik anaknya. Pasien merencanakan merawat sendiri bayinya dan siap

menyusui bayinya sampai anak usia 2 tahun.


12

d. Hubungan/komunikasi

1) Bicara

Bahasa utama yang digunakan adalah bahasa sunda orientasi pasien

terhadap orang, tempat dan waktu baik, pasien dapat mengenali setiap

orang yang datang mengunjunginya dan pasien bisa menyebutkan

tanggal dan hari apa sekarang.

2) Tempat tinggal: Pasien selama ini tinggal dirumah orang tuanya

beserta keluarganya.

3) Kehidupan keluarga

Adat istiadat yang dianut pasien adalah adat sunda, dalam pembuatan

keputusan didalamnya keluarga dilakukan dengan cara musyawarah.

Pola komunikasi terjadi dengan baik. Keuangan dalam batas normal

karna pasien tinggal dengan keluarganya.

4) Kesulitan dalam keluarga tidak ada masalah selama ini, hubungan

dengan keluarga terjalin dengan baik dibuktikan dengan adanya

keluarga menjenguk selama dirawat dirumah sakit.

e. Kebiasaan seksual

Pasien belum bisa menjalankan perannya sebagai istri, pasien belum

bisa memenuhi kebutuhan seksual karena masih dalam masa nifas

hingga 42 hari kedepan.

f. Pertahan Koping

1) Pengambilan keputusan pasien dibantu oleh suami dan keluarganya.

2) Yang disukai tentang diri sendiri: Pasien merasa bangga sebagai


13

anak yang berbakti pada orang tua dan menjadi kakak/adik buat

keluarganya.

3) Yang ingin dirubah dari kehidupan : tidak ada karna menurut pasien

semua yang dialaminya adalah kehendak Allah SWT

g. Yang dilakukan pasien jika stres adalah mencari pemecahan masalah,

berdiskusi dengan suami dan keluarga.

h. Sistem Nilai Kepercayaan

Pasien yakin dan percaya sama Allah SWT dan selalu berdo’a akan

kesembuhannya serta kesehatan bayinya. Pasien tidak melaksanakan

sholat 5 waktu karena pasien dalam masa nifas. Pasien mengikuti nilai-

nilai serta peraturan yang ada dirumah sakit.

3.1.10. Data Penunjang

Sebelum operasi : Setelah Operasi :

✓ Hemoglobin : 11 gr/dl ✓ Haemoglobin : 9,6 gr/dl

✓ Leukosit : 10.600 Sel/mm3 ✓ Leukosit 92.000 Sel/mm3

✓ Hematokrit : 36 % ✓ Hematokrit : 30 %

✓ Trombosit : 339.000 Sel/mm3 ✓ Trombosit : 364.000 Sel/mm3

3.1.11. Pengobatan

1. IVFD RL : 20 tetes/menit

2. Injeksi Cefotaxime 2x1 gram

3. Injeksi Dexamethasone 2x1

4. Injeksi Ketorolac 3x1 amp

5. Metronidazole Inj

3.2 ANALISA DATA


14

No Data Etiologi Masalah

1 Data Subjektif : Agen injury luka Nyeri Akut

- Pasien mengatakan nyeri pada operasi

bagian luka bekas operasi

- Pasien mengatakan nyeri Luka post operasi

seperti disayat-sayat

- Skala nyeri 7 (0-10) Jaringan terputus

- Nyeri dirasakan lebih saat


Merangsang area
melakukan gerakan-gerakan
sensorik
tubuh

- Nyeri hilang pada saat minum


Gangguan rasa
obat dan beristirahat terlentang
nyaman
Data Objektif :

- Wajah Ny. N tampak tidak


Nyeri akut
rilek dan meringis

- Pasien tampak mengelus-elus

perut bagian post op

TTV : TD : 100/80 mmHg

Nadi : 92 x/menit

Suhu : 37 C0

Pernafasan : 22 x/ menit

2 Data Subjektif : Nyeri luka operasi Gangguan Pola

-Pasien mengatakan tidur malam Tidur

kurang Gangguan
15

-Pasien mengatakan sering frekuensi tidur

terbangun

-Pasien mengatakan tidur hanya ± Frekuensi tidur

4 jam menurun

-Pasien mengatakan tidak

nyaman dengan kondisinya Insomnia

kadang merasa pusing


Ketidakpuasan
Data objektif :
tidur
-Pasien terlihat lemas

-Pasien terlihat mengantuk


Gangguan tidur
-Pasien terdapat kantung mata

TTV : TD : 100/80 mmHg

Nadi : 92 x/ menit

Suhu : 37 C0

Pernafasan : 22 x/ menit

3 Data Subjek : Luka insisi Resiko Infeksi

-Pasien ada luka operasi pada

perut operasi bagian bawah Jaringan terbuka

Data Objektif :

-Terdapat luka jahitan operasi Proteksi kurang

post Sectio Caesarea (SC)


Invasi bakteri
pada

dinding/kulit abdomen, dengan


Resiko Infeksi
jenis insisi horizontal.
16

-Kondisi luka ditutup perban

dengan menggunakan kasa

steril ukuran ± 4x12 cm,

-Kulit dipinggir luka tampak

berwarna merah muda, luka

hari pertama fase inflamasi,

panjang luka ± 12 cm.

-Tanda-Tanda Vital :

TD : 100/80 mmHg

Nadi : 92 x/ menit

Suhu : 37 C0

Pernafasan : 22 x/ menit

3.3 DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. D.0077 Nyeri Akut

2. D.0055 Gangguan Pola Tidur.

3. D.0142 Risiko Infeksi


17

3.4 INTERVENSI KEPERAWATAN

No SDKI SLKI SIKI

1 Nyeri Akut (D.077) Setelah dilakukan intervensi Manajemen nyeri :

keperawatan selama 3x24 jam - Observasi :

diharapkan tingkat nyeri menurun 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,

dengan kriteria hasil : intensitas nyeri

- Keluhan nyeri menurun 2. Identifikasi skala nyeri

- Meringis menurun 3. Identifikasi respon nyeri non verbal

- Gelisah menurun 4. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri

- Kesulitan tidur menurun 5. Monitor efek samping penggunaan analgetik

- Frekuensi nadi membaik - Terapeutik :

- Tekanan darah membaik 1. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri

- Pola tidur membaik 2. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri

3. Fasilitasi istirahat dan tidur


18

4. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi

meredakan nyeri

- Edukasi :

1. Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri

2. Jelaskan strategi meredakan nyeri

3. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri

4. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat

5. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri

dengan teknik relaksasi nafas dalam (Sesuai EBP)

- Kolaborasi :

1. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu

2 Gangguan Pola Setelah dilakukan intervensi Dukungan tidur

Tidur (D.055) keperawatan selama 3x24 jam - Identifikasi pola aktifitas dan tidur

diharapkan tingkat pola tidur 1. Identifikasi faktor pengganggu tidur


19

membaik dengan kriteria hasil : 2. Identifikasi makanan dan minuman yang mengganggu tidur

- Keluhan sulit tidur 3. Identifikasi obat tidur yang dikonsumsi

menurun - Terapeutik

- Keluhan sering terjaga 1. Modifikasi lingkungan

menurun 2. Batasi waktu tidur siang, jika perlu

- Keluhan tidak puas tidur 3. Fasilitasi menghilangkan stress sebelum tidur

menurun 4. Terapkan jadwal tidur rutin

- Keluhan pola tidur berubah 5. Lakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan

menurun - Edukasi

1. Jelaskan pentingnya tidur cukup

2. Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur

3. Anjurkan menghindari mengkonsumsi makanan/minuman yang

menganggu tidur

4. Ajarkan relaksasi otot autogenik atau cara nonfarmakologis


20

lainnya

3 Resiko Infeksi Setelah dilakukan intervensi Pencegahan Infeksi

keperawatan selama 3x24 jam - Observasi

diharapkan tingkat infeksi menurun 1. Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik

dengan kriteria hasil : - Terapeutik

- Nyeri menurun 1. Batasi jumlah pengunjung

- Kemerahan menurun 2. Berikan perawatan kulit pada area edema

- Demam menurun 3. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan

- Tidak bengkak lingkungan pasien

4. Pertahankan tekinik aspek pada pasien beresiko tinggi

- Edukasi

1. Jelaskan tanda dan gejala infeksi

2. Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar

3. Ajarkan etika batuk


21

4. Ajarkan meningkatkan asupan nutrisi

5. Ajarkan meningkatkan asupan cairan

- Kolaborasi

1. Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu


22

3.5 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Catatan Perkembangan

Nama
Hari/Tgl Dx Jam Implementasi Evaluasi
Perawat

Selasa 1 07.00  Melakukan identifikasi lokasi, karakteristik, S : Pasien mengatakan nyeri pada luka

21-12-21 durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri post operasi, nyeri dirasakan ngilu

 Melakukan identifikasi skala nyeri seperti disayat sayat, nyeri hilang

 Melakukan identifikasi respon nyeri non verbal timbul, nyeri bertambah jika ada

 Melakukan identifikasi faktor yang memperberat pergerakan lebih dan berkurang jika

dan memperingan nyeri istirahat dan minum obat, skala nyeri

7 (0-10)
 Memberikan teknik tarik nafas dalam untuk
O : Pasien tampak meringis dan gelisah
mengurangi rasa nyeri
TTV : TD : 100/80 mmHg
 Mengajarkan teknik tarik nafas dalam untuk
Nadi : 92 x/ menit
mengurangi rasa nyeri (Sesuai EBP)
23

 Memberikan obat metronidazole infus 500 Suhu : 37 C0

mg/100 ml Pernafasan : 22 x/ menit

 Memberikan obat ketorolac 1 ml, cefotaxime A : Masalah belum teratasi

5mg, dexamethasone 1 ml P : lanjutkan intervensi

2 12.00  Melakukan identifikasi pola aktifitas dan tidur S : Pasien mengatakan susah tidur dan

 Melakukan identifikasi faktor pengganggu tidur kurang tidur karena nyeri pada luka

 Menerapkan jadwal rutin tidur post op.

O : Pasien terlihat lemas dan mengantuk


 Menjelaskan pentingnya tidur yang cukup
Pasien terdapat kantung mata
 Menganjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
Jumlah tidur pasien 2-3 jam
 Menganjurkan menghindari makanan/minuman
A : Masalah belum teratasi
yang mengganggu tidur
P : Lanjutkan intervensi
 Mengajarkan relaksasi seperti tarik nafas dalam

(Sesuai EBP)
24

3 07.00  Melakukan monitor tanda dan gejala infeksi lokal S : Pasien mengatakan nyeri pada luka

dan sistemik post op

 Membatasi jumlah pengunjung O : Tidak ada kemerahan, demam,

 Memberikan penjelasan tentang tanda dan gejala bengkak

infeksi TD : 100/80 mmHg

 Menganjurkan meningkatkan asupan nutrisi dan Nadi : 92 x/ menit

cairan Suhu : 37 C0

 Mengajarkan mencuci tangan degan benar dan Pernafasan : 22 x/ menit

etika batuk A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

Rabu 1 07.00  Melakukan identifikasi lokasi, karakteristik, S : Pasien mengatakan nyeri pada luka

22-12-21 durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri post operasi, nyeri dirasakan ngilu

 Melakukan identifikasi skala nyeri seperti disayat sayat, nyeri hilang

 Melakukan identifikasi respon nyeri non verbal timbul, nyeri bertambah jika ada
25

 Melakukan identifikasi faktor yang memperberat pergerakan lebih dan berkurang jika

dan memperingan nyeri istirahat dan minum obat, skala nyeri

 Memberikan teknik tarik nafas dalam untuk 5 (0-10)

mengurangi rasa nyeri O : Pasien tampak meringis dan gelisah

 Mengajarkan teknik tarik nafas dalam untuk TTV : TD : 110/70 mmHg

mengurangi rasa nyeri (Sesuai EBP) Nadi : 95 x/ menit

 Memberikan obat metronidazole infus 500mg/100 Suhu : 36,5 C0

ml Pernafasan : 20 x/ menit

 Memberikan obat ketorolac 1 ml, cefotaxime A : Masalah belum teratasi

5mg, dexamethasone 1 ml P : lanjutkan intervensi

2 12.00  Melakukan identifikasi pola aktifitas dan tidur S : Pasien mengatakan susah tidur dan

 Melakukan identifikasi faktor pengganggu tidur kurang tidur karena nyeri pada luka

 Menerapkan jadwal rutin tidur post OP

O : Pasien terdapat kantung mata, lemas


26

 Menjelaskan pentingnya tidru yang cukup Jumlah tidur pasien 2-3 jam

 Menganjurkan menepati kebiasaan waktu tidur A : Masalah belum teratasi

 Menganjurkan menghindari makanan/minuman P : Lanjutkan intervensi

yang mengganggu tidur

 Mengajarkan relaksasi seperti tarik nafas dalam

(Sesuai EBP)

3 07.00  Melakukan monitor tanda dan gejala infeksi lokal S : Pasien mengatakan nyeri pada luka

dan sistemik post OP

 Membatasi jumlah pengunjung O : Tidak ada kemerahan, demam,

 Memberikan penjelasan tentang tanda dan gejala bengkak

infeksi TTV : TD : 110/70 mmHg

 Menganjurkan meningkatkan asupan nutrisi dan Nadi : 95 x/ menit

cairan Suhu : 36,5 C0 Pernafasan : 20 x/i

A : Masalah belum teratasi


27

 Mengajarkan mencuci tangan dengan benar dan P : Lanjutkan intervensi

etika batuk

Kamis 1 14.00  Melakukan Identifikasi lokasi, karakteristik, S : Pasien mengatakan nyeri pada luka

23-12-21 durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri post operasi berkurang, nyeri

 Melakukan identifikasi skala nyeri dirasakan ngilu seperti disayat sayat,

 Melakukan identifikasi respon nyeri non verbal nyeri hilang timbul, skala nyeri 3 (0-

 Melakukan identifikasi faktor yang memperberat 10)

dan memperingan nyeri O : Pasien tampak tenang

TD : 120/80 mmHg
 Memberikan teknik tarik nafas dalam untuk
Nadi : 95 x/ menit
mengurangi rasa nyeri
Suhu : 36 C0
 Mengajarkan teknik tarik nafas dalam untuk
Pernafasan : 21 x/ menit
mengurangi rasa nyeri (Sesuai EBP)
A : Masalah teratasi
 Memberikan obat metronidazole infus 500mg/100
P : Pertahankan intervensi
ml
28

 Memberikan obat ketorolac 1 ml, cefotaxime

5mg, dexamethasone inj 1 ml

2 16.00  Melakukan Identifikasi pola aktifitas dan tidur S : Pasien mengatakan susah tidur

 Melakukan Identifikasi faktor pengganggu tidur berkurang

 Menerapkan jadwal rutin tidur O : Pasien terdapat kantung mata

berkurang
 Menjelaskan pentingnya tidru yang cukup
Jumlah tidur pasien 5 jam
 Menganjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
A : Masalah teratasi sebagian
 Menganjurkan menghindari makanan/ minuman
P : Pertahankan intervensi
yang mengganggu tidur

 Mengajarkan relaksasi seperti tarik nafas dalam

(Sesuai EBP)

3 14.00  Melakukan Monitor tanda dan gejala infeksi lokal S : Pasien mengatakan nyeri pada luka

dan sistemik post op berkurang

O : Tidak ada kemerahan, demam,


29

 Membatasi jumlah pengunjung bengkak

 Memberikan penjelasan tentang tanda dan gejala TD : 120/80 mmHg

infeksi Nadi : 95 x/ menit

 Menganjurkan meningkatkan asupan nutrisi dan Suhu : 36 C0

cairan Pernafasan : 21 x/ menit

 Mengajarkan mencuci tangan dengan benar dan A : Masalah teratasi

etika batuk P : Pertahankan intervensi

Jum’at 1 14.00  Melakukan identifikasi lokasi, karakteristik, S : Pasien mengatakan nyeri pada luka

24-12-21 durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri post operasi berkurang, nyeri

 Melakukan identifikasi skala nyeri dirasakan ngilu seperti disayat sayat,

 Melakukan identifikasi respon nyeri non verbal nyeri hilang timbul, skala nyeri 2 (0-

 Melakukan identifikasi faktor yang memperberat 10)

dan memperingan nyeri O : Pasien tampak tenang

TD : 110/80 mmHg
 Memberikan teknik tarik nafas dalam untuk
30

mengurangi rasa nyeri Nadi : 93 x/ menit

 Mengajarkan teknik tarik nafas dalam untuk Suhu : 36,6 C0

mengurangi rasa nyeri (Sesuai EBP) Pernafasan : 21 x/i

 Memberikan obat metronidazole infus 500mg/100 A : Masalah teratasi

ml P : Pertahankan intervensi

 Memberikan obat ketorolac 1 ml, cefotaxime

5mg, dexamethasone 1 ml

2 16.00  Melakukan identifikasi pola aktifitas dan tidur S : Pasien mengatakan susah tidur

 Melakukan identifikasi faktor pengganggu tidur berkurang

 Menerapkan jadwal rutin tidur O : Pasien terdapat kantung mata

berkurang
 Menjelaskan pentingnya tidur yang cukup
Jumlah tidur pasien 6 jam
 Menganjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
A : Masalah teratasi sebagian
 Menganjurkan menghindari makanan/minuman
P : Pertahankan intervensi
31

yang mengganggu tidur

 Mengajarkan relaksasi seperti tarik nafas dalam

(Sesuai EBP)

3 14.00  Melakukan monitor tanda dan gejala infeksi lokal S : Pasien mengatakan nyeri pada luka

dan sistemik post op berkurang

 Membatasi jumlah pengunjung O : Tidak ada kemerahan, demam,

 Memberikan penjelasan tentang tanda dan gejala bengkak

infeksi TD : 110/80 mmHg

 Menganjurkan meningkatkan asupan nutrisi dan Nadi : 93 x/ menit

cairan Suhu : 36,6 C0

 Mengajarkan mencuci tangan dengan benar dan Pernafasan : 21 x/ menit

etika batuk A : Masalah teratasi

P : Pertahankan intervensi
32

3.6 EVIDENCE BASED PRACTICE

Evidence Based Practice ini dilakukan penganalisaan terhadap beberapa

jurnal pilihan yang sesuai dengan topik permasalahan yang diangkat.

1. Judul Efektifitas Teknik Relaksasi Nafas Dalam dan Pijatan

Effleurage terhadap penurunan skala nyeri pada post

sectio caesarea

Penulis Siti Rochimatul Lailiyah, Henny Pertiwi

Tahun 2017

Metode Penelitian eksperimental quasi dengan pendekatan

Randomized pretest-post test control group design

Subjek 9 Pasien Post SC

Instrumen Observasi

Hasil Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kedua intervensi

sama-masa menurunkan skala nyeri. Maka dalam

penerapannya di lapangan dapat dilakukan secara bersama-

sama untuk meningkatkan efek penurunan skala nyeri.

Waktu 7 hari

2. Judul Pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap intensitas

nyeri pada pasien post operasi sectio caesarea di Rumah

Sakit Bengkulu

Penulis Dita, Fernalia, Rika

Tahun 2018

Metode Kuantitatif dengan desain pre eksperimen tanpa kelompok

kontrol
33

Subjek 30 Pasien Post SC

Instrumen Observasi

Hasil Hasil analisis data didapatkan bahwa ada pengaruh yang

bermakna penurunan intensitas nyeri (p= 0,004) setelah

dilakukan relaksasi nafas dalam

Waktu 5x dalam 2 hari

3 Judul Teknik Relaksasi Nafas Dalam Dapat Menurunkan

Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Op Section Caesarea

Penulis Manzahri

Tahun 2017

Metode Eksperimen dengan desain quasi experiment dengan

rancangan pre and post test.

Subjek 14 Pasien Post SC

Instrumen Observasi

Hasil Hasil penelitian diperoleh bahwa penurunan

intensitas nyeri sebesar 2,14. Uji statistic menunjukan hasil

p value = 0,000 pada = 0,05 yang berarti

bahwa ada Pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap

penurunan intensitas nyeri pada pasien

postop sectio caesarea di RSU Kartini Kalirejo Tahun

2017

Waktu 14 hari

4 Judul Teknik Relaksasi Nafas Dalam untuk Menurunkan

Intensitas Nyeri Post Operasi Sectio Caesarea di


34

RSIA Melati Magetan

Penulis Sri Suhartiningsih

Tahun 2019

Metode One Group Pretest Posttest Design

Subjek 23 Pasien post SC

Instrumen Observasi

Hasil Ada pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap

penurunan intensitas nyeri post operasi sectio caesarea di

RSIA Melati Magetan dibuktikan dengan hasil analisis

nilai p (0,000).

Waktu 30 hari

5 Judul Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap

Penurunan Tingkat Nyeri Pada Pasien Post Sectio Cesaria

Di Ruang Rawat Inap Kebidanan RSUD Pariaman

Penulis Sari Setiarini

Tahun 2018

Metode Quantitative approach with experimental quasi design

with One group Pretest-postest design

Subjek 10 Pasien Post SC

Instrumen Observasi

Hasil 1. Nilai skala nyeri responden sebelum dilakukan teknik

relaksasi nafas dalam yaitu dengan mean rank 5.50.

2. Nilai skala nyeri responden setelah dilakukan teknik

relaksasi nafas dalam yaitu dengan mean rank 0.00.


35

3. Terlihat antara pre test dengan post test 5.50. dan 0.00

dengan arti kata skala nyeri pre test lebih tinggi dari

pada post test.

4. Terdapat pengaruh teknik relaksasi nafas dalam

terhadap pemurunan tingkat nyeri post sectio cesaria

dengan nilai p= 0.04 (p<0.05).

Waktu 30 hari

6 Judul Effectiveness of Deep Breathing Relaxation and Music

Therapy as a Pain-Reducing Intervention in Post-

Caesarean Section Patients

Penulis Furry, Maruli, dkk

Tahun 2021

Metode Quasi-experimental study using pre-post design with

control group

Subjek 52 Respondents Post SC

Instrumen Observation

Hasil The result of this study showed that the combination of

deep breath relaxation techniques and music therapy was

more effective in reducing pain severity in post-cesarean

section patients (p value <0.0001; r -0.857) compared to

deep breathing relaxation techniques alone (p value

<0.0001; r -0.766)

Waktu 1 month
36

B. PEMBAHASAN

Pada pembahasan ini membandingkan antara teori dengan kasus

pada Ny. N dengan diagnosa Post Sectio Caesarea, pada tanggal 21

Desember 2021 di Ruang Jade RSUD dr. Slamet Garut tahun 2021.

Berikut akan diuraikan pelaksanaan keperawatan pada Ny. N dengan

diagnosa Post Sectio Caesarea sesuai fase dalam tahapan mulai dari

pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi

serta dilengkapi pembahasan dokumentasi keperawatan.

1. Pengkajian

Pengkajian pada Ny. N dengan diagnosa Post Sectio Caesarea

dilakukan dengan cara anamnesa (keluhan utama, riwayat yang

berhubungan dengan keluhan utama, pengkajian psikososial, spiritual,

observasi, wawancara pada keluarga pasien, pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan diagnostik). Pengkajian adalah suatu usaha yang dilakukan

perawat dalam menggali permasalahan dari pasien meliputi

pengumpulan data tentang status kesehatan pasien secara sistematis,

menyeluruh, akurat, singkat dan berkesinambungan (Novi, 2019).

Pada pengkajian tidak semua pemeriksaan fisik yang diteori

timbul pada kasus. Tidak ada kendala berarti selama melakukan

pengkajian karena semua pihak dapat bekerja sama yang baik dan

saling mendukung satu sama lainnya. Data yang terdapat pada tinjauan

teori sesuai dengan data yang ditemukan penulis saat melakukan

pengkajian. Tahap-tahap pengkajian dalam tinjauan teori sudah di

aplikasikan oleh penulis. Data keluhan utama yang di temukan di


37

tinjauan teori yaitu nyeri akut pada operasi sectio caesarea sama

dengan yang di temukan dengan kasus, pengkajian pada tanggal 21

Desember 2021 didapatkan hasil Ny. N mengatakan bahwa nyeri pada

bagian luka post sectio caesarea, nyeri dirasakan seperti tersayat sayat,

skala nyeri 7, nyeri dirasakan lebih saat beraktifitas, Pasien juga

mengatakan nyeri hilang timbul, Ny. N juga mengatakan bahwa ketidak

nyaman dengan kondisinya saat ini, pada saat diobservasi tampak

meringis, lemas dan mengantuk. Hasil tanda-tanda vital : TD : 100/80

mmHg Nadi : 92 x/ menit Suhu : 37 C0 Pernafasan : 22 x/ menit Tidak

ada kesenjangan antara teori dengan fakta.

2. Diagnosa Keperawatan

Untuk diagnosa keperawatan yang muncul pada tinjauan

pustaka ada 10 diagnosa keperawatan yang muncul, diantaranya :

1. D.0077 Nyeri Akut

2. D.0029 Menyusui Tidak Efektif

3. D.0040 Gangguan Eliminasi Urin

4. D.0055 Gangguan Pola Tidur.

5. D.0142 Risiko Infeksi

6. D.0109 Defisit Perawatan Diri.

7. D.0049 Konstipasi

8. D.0039 Risiko Syok

9. D.0111 Defisit Pengetahuan

Sedangkan pada kasus yang diagnosa yang muncul adalah :

1. D.0077 Nyeri Akut


38

2. D.0055 Gangguan Pola Tidur.

3. D.0142 Risiko Infeksi

3. Intervensi Keperawatan

Diagnosa yang muncul disusun prioritas berdasarkan kebutuhan

dasar manusia menurut Maslow. Setelah diprioritaskan kemudian

disusun rencana keperawatan yang mengacu pada teori yang ada,

namun disesuaikan dengan kasus yang ada dan lebih banyak melihat

dari kondisi pasien, sarana dan prasarana serta sumber daya dari tim

kesehatan. Rencana keperawatan untuk masing-masing diagnosa

keperawatan diantaranya :

Pada teori dan kasus intervensi yang akan dilakukan sebagai berikut :

1. Nyeri Akut (D.077)

Manajemen nyeri :

Observasi :

 Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,

intensitas nyeri

 Identifikasi skala nyeri

 Identifikasi respon nyeri non verbal

 Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri

 Monitor efek samping penggunaan analgetik

Terapeutik :

 Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri

 Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri

 Fasilitasi istirahat dan tidur


39

 Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi

meredakan nyeri

Edukasi :

 Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri

 Jelaskan strategi meredakan nyeri

 Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri

 Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat

 Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri

 Kolaborasi :

 Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu

2. Gangguan Pola Tidur (D.055)

Dukungan tidur

 Identifikasi pola aktifitas dan tidur

 Identifikasi faktor pengganggu tidur

 Identifikasi makanan dan minuman yang mengganggu tidur

 Identifikasi obat tidur yang dikonsumsi

 Terapeutik

 Modifikasi lingkungan

 Batasi waktu tidur siang, jika perlu

 Fasilitasi menghilangkan stress sebelum tidur

 Terapkan jadwal tidur rutin

 Lakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan

 Edukasi
40

 Jelaskan pentingnya tidur cukup

 Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur

 Anjurkan menghindari mengkonsumsi makanan/minuman yang

menganggu tidur

 Ajarkan relaksasi otot autogenik atau cara nonfarmakologis

lainnya

3. Resiko Infeksi (D.0142)

Pencegahan Infeksi

Observasi

 Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik

Terapeutik

 Batasi jumlah pengunjung

 Berikan perawatan kulit pada area edema

 Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan

lingkungan pasien

 Pertahankan tekinik aspek pada pasien beresiko tinggi

Edukasi

 Jelaskan tanda dan gejala infeksi

 Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar

 Ajarkan etika batuk

 Ajarkan meningkatkan asupan nutrisi

 Ajarkan meningkatkan asupan cairan

 Kolaborasi
41

 Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu

4. Implementasi Keperawatan

Pada tahap pelaksanaan ini, pada dasarnya disesuaikan dengan

susunan perencanaan serta asuhan keperawatan yang diberikan pada

Pasien difokuskan dan penanganannya bersifat menyeluruh. Dalam

melaksanakan asuhan keperawatan ini, penulis melibatkan pasien,

keluarga dan tim kesehatan lain sehingga dapat bekerjasama dalam

memberikan asuhan keperawatan pada pasien. Implementasi yang

diberikan untuk tiap diagnosa pada pasien yaitu disesuaikan dengan

kondisi pasien kelolaan yang diberikan asuhan keperawatan oleh

kelompok berdasarkan intervensi keperawatan yang telah ditentukan.

Implementasi keperawatan dilakukan selama tiga hari.

Implementasi diberikan pada pasien berdasarkan intervensi

yang telah ditentukan dengan berpedoman pada panduan SDKI, SLKI,

SIKI, namun implementasi di fokus pada tindakan relaksasi tarik nafas

dalam, respon yang ditunjukkan setelah dilakukan relaksasi tarik nafas

dalam untuk mengurangi nyeri terlihat pengaruhnya, dibuktikan

dengan penurunan skala nyeri, kebutuhan tidur tepenuhi dan resiko

infeksi tidak terjadi.

5. Evaluasi Keperawatan

Tahap evaluasi adalah menilai keberhasilan asuhan

keperawatan yang telah dilakukan berdasarkan tujuan yang telah

ditetapkan. Dari tiga diagnosa keperawatan yang telah ditegakkan,


42

implementasi yang telah dilakukan sesuai dengan rencana tindakan

keperawatan maka didapatkan hasil yang telah dicantumkan dalam

evaluasi.

Anda mungkin juga menyukai