Anda di halaman 1dari 54

ANALISIS : ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSI PADA NY.

E
DENGAN KOMPRES AIR HANGAT DI TENGKUK UNTUK
MENURUNKAN INTENSITAS NYERI DI PERUM JATI TAROGONG AREA
PKM TAROGONG

KARYA ILMIAH AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Ujian propesi Pada Program

Studi Propesi Ners

Sekolah Tinggi IlmuKesehatan Karsa Husada Garut

AJENG SINTA NURYANI S. Kep

NIM KHGD. 21061

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARSA HUSADA GARUT


PROGRAM STUDI PROFESI NERS

2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah
sistolik> 140 mmHg dan tekanan darah diastolik> 90mmHg pada dua kali
pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat atau
tenang (Widyarani, 2017)
Hipertensi dapat diartikan sebagai suatu keadaan dimana tekanan darah
menjadi naik karena gangguan pada pembuluh darah. Hal ini mengakibatkan
suplai oksigen dan nutrisi terganggu sampai ke jaringan tubuh yang
membutuhkannya (Nurarif dan Kusuma, 2016)
Data WHO 2015 menunjukkan sekitar 1,13 miliar orang di dunia
menderita Hipertensi, yang artinya 1 dari 3 orang di dunia terdiagnosis menderita
Hipertensi. Diperkirakan juga setiap tahun ada 9,4 juta orang meninggal akibat
hipertensi dan komplikasi (Kemenkes, 2018) Hipertensi di Asia tercatat 38,4 juta
tahun 2000 dan diprediksi akan meningkat menjadi 67,4 juta orang pada tahun
2025.Hipertensi di Asia Tenggara sendiri merupakan faktor risiko kesehatan
utama. Setiap tahunnya hipertensi membunuh 2,5 juta orang di Asia Tenggara.
Jumlah penderita hipertensi di dunia terus meningkat (Masriadi, 2016).
Berdasarkan data Riskesdas 2018, prevalensi hipertensi mengalami peningkatan
sebesar8,31% dari sebelumnya 25,8% (Riskesdas,2018)
Prevalensi penderita Hipertensi di Indonesia menurut Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan (BalitBanKes) melalui data hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) 2018 saat ini sebanyak 34,1% dimana mengalami kenaikan dari angka
sebelumnya di tahun 2013 yaitu sebanyak 25,8%.sedangkan Pada tahun 2016 di Jawa
Barat ditemukan 790.382 kasus hipertensi dengan jumlah kasus yang diperiksa
8.029.245 orang, tersebar di 27 Kabupaten atau Kota dan Kabupaten Indramayu pada
posisi ke-12 yaitu sebanyak 3,12% (Dinkes Jawa Barat, 2018). Sedangkan di
Kabupaten Garut penyakit hipertensi merupakan penyakit yang paling banyak diderita
yaitu menempati urutan ke-3 dengan jumlah penderita 71.776 jiwa.
1.2 Tujuan karya ilmiah
Tujuan karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui terjadinya hipertensi dan cara
menobatinya di ruang lingkup perumahan jati.
1.3 Manfaat Karya ilmiah
1.3.1. Manfaat Praktis
1. karya ilmiah ini dapat dijadikan bahan informasi dan masukan untuk melakukan
perbaikan dalam upaya penanggulangan masalah Kejadian Hipertensi.
2. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan dari hasil temuan pengkajian.
3. Mampu menyusun intervensi dari tiap-tiap diagnosa yang telah dibuat.
4. Melaksanakan implementasi terhadap intervensi yang telah direncanakan.
5. Melaksanakan evaluasi dan implementasi yang telah dilakukan.
6. Mampu menganalisa antara teori dan praktik terkait asuhan keperawatan maternitas
yang diberikan berbasis evidence based practice.
7. Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan Gerontik
1.1. MANFAAT PENULISAN
1.1.1. Manfaat bagi Institusi Pendidikan
Mengenal keperawatan penurunan nyeri dengan teknik kompres air hangat di
tengkuk dan juga sebagai acuan dalam mengembangkan Ilmu Keperawatan Gerontik
bagi peserta didik khususnya Prodi Profesi Ners STIKes Karsa Husada Garut. Hasil ini
diproses dapat menjadi dasar atau data yang mendukung untuk pengajaran Ilmu
Keperawatan gerontik .
1.1.2. Manfaat Bagi Perawat
Manfaat penulisan bagi penulis dan perawat adalah menambah wawasan penelitian
tentang penurunan nyeri dengan teknik kompres air hangat di tengkuk
1.1.3 Manfaat Bagi Pelayanan Kesehatan
Hasil karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
pengetahuan khususnya perawat agar pihak rumah sakit melakukan penerapan teknik
kompres air hangat di tengkuk sebagai salah satu intervensi penurunan nyeri pada
pasien Hipertensi
1.4 SISTEMATIKA PENULISAN
Metode penyusunan yang digunakan menggunakan metode deskriptif dengan
pendekatan studi kasus. Pengumpulan data digunakan secara langsung dan tidak
langsung.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hipertensi
2.1.1Pengertian Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik> 140
mmHg dan tekanan darah diastolik> 90mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu
lima menit dalam keadaan cukup istirahat atau tenang (Widyarani, 2017).
Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah yang memberikan gejala terus
menerus pada organ sasaran, seperti stroke pada otak, penyakit jantung koroner pada
pembuluh darah dan otot jantung. Hipertensi adalah kondisi tekanan sistolik sama dengan atau
lebih tinggi dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih tinggi dari 90 mmHg.
Hipertensi terjadi akibat penurunan elastisitas arteri akibat proses penuaan pada lansia
(Asmaravan et al., 2018)
Hipertensi adalah penyakit yang mematikan. Seringkali penderita tidak mengetahui
gejalanya. Kalaupun muncul, gejala-gejala tersebut tergolong kelainan normal sehingga tidak
jarang penderitanya terlambat menyadari bahwa dirinya mengidap penyakit tersebut sebelum
memeriksakan tekanan darahnya. Hipertensi datang begitu saja. Oleh karena itu, hipertensi
disebut sebagai (silent killer) (Trisnawan, 2019).
Dapat disimpulkan bahwa hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik> 140
mmHg dan tekanan diastolik> 90 mmHg. Yang dapat memicu gejala untuk bertahan di organ
target seperti stroke pada otak, penyakit jantung koroner, untuk pembuluh darah dan otot
jantung. Sehingga hipertensi bisa dikatakan penyakit yang mematikan, karena penderita
hipertensi tidak menyadari gejala yang ditimbulkan oleh penderita hanya menganggap gejala
kelainan biasa.
2.1.2 Etiologi Hipertensi
Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dapat dibedakan menjadi dua yaitu. Hipertensi
Primer (Esensial) dan Hipertensi Sekunder (Ginjal). Menurut (Trisnawan, 2019):
a. Hipertensi Primer (Esensial)
Hipertensi primer merupakan hipertensi yang penyebabnya tidak jelas.
Menurut penelitian, sebagian besar orang (90%) mengalami hipertensi jenis ini. Ada
berbagai faktor yang diduga berperan dalam menyebabkan hipertensi ini. Berbagai
faktor yang dimaksud meliputi:
a) Faktor lingkungan.
b) Bertambahnya usia.
c) Faktor psikologis.
d) Keturunan.
e) Gangguan metabolisme intraseluler.
f) Obesitas.
g) Konsumsi alkohol.
h) Merokok.
i) Gangguan darah (polycythemia)
b. Hipertensi Sekunder (Renal)
Hipertensi sekunder merupakan hipertensi yang penyebabnya dapat dikatakan
diketahui secara jelas. Penyebab hipertensi ini antara lain:
a) Gangguan hormonal.
b) Penyakit jantung.
c) Diabetes.
d) Gangguan fungsi ginjal.
e) Penyakit pembuluh darah.
f) Penggunaan kontrasepsi oral atau gangguan yang berhubungan dengan kehamilan.
2.1.3 Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi Menurut WHO ( World Health Organization) dan ISH ( International
Socoety of Hypertension ) Mengelompokan Hipertensi Sebagai berikut.
Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi Menurut WHO – ISH

Tekanan Darah Tekanan Darah


Kategori
Sistolik (Mmhg) Sistolik (Mmhg)
Optimal < 120 80
Normotensi < 140 90
Hipertensi Sistolik terisolasi < 140 90
Hipertensi Sistolik Perbatasan 140-149 90
Grade 1 140-159
90-99
( Hipertensi Ringan)
Grade 2
160-179 100-109
( Hipertensi Ringan)
Grade 3
180 110
( Hipertensi Berat)
Sumber : Suparto (2015)

Perhimpunan Hipertensi Indonesia pada januari 2007 meluncurkan pedoman


penanganan Hipertensi di indonesia yang diambil dari pedoman negara maju dan negara
tetangga dengan menunjukan hasil JNC dan WHO .
Tabel 2.2 Klasifikasi Hipertensi Hasil Konsensus

Perhimpunan Hipertensi Indonesia

Tekanan Darah Tekanan Darah


Kategori
Sistolik (Mmhg) Diastolik (Mmhg)
Normal <120 <80
Prehipertensi 120-139 80-89
Hipertensi Stadium I 140-159 90-90
Hipertensi Stadium II >160 >100
Hipertensi Sistolik ≥140 <90
Terisolasi
Sumber : Aris (2018)

2.1.4 Manifestasi Klinis Hipertensi

Menurut (Nurafif & Kusuma, 2015). Tanda dan gejala hipertensi dibedakan menjadi:
a. Tidak ada gejala.
Tidak ada gejala khusus yang dapat dikaitkan dengan peningkatan tekanan
darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksanya. Artinya,
hipertensi arteri tidak akan pernah terdiagnosis jika tekanan arteri tidak diukur.
b. Gejala biasa.
Sering dikatakan bahwa gejala paling umum yang menyertai hipertensi
termasuk sakit kepala dan kelelahan. Faktanya ini adalah gejala paling umum yang
mempengaruhi kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis. Beberapa penderita
hipertensi adalah:
a) Mengeluh sakit kepala, pusing.
b) Lunglai, lelah.
c) Sesak napas.
d) Gelisah.
e) Mual.
f) Muntah.
g) Epistaksis.
h) Kesadaran menurun.
2.1.5 Patofisiologi Hipertensi
Mekanisme yang mengontrol penyempitan dan relaksasi pembuluh darah terletak di
pusat vasomotor, di medula otak. Dari pusat vasomotor ini memulai jalur saraf simpatis, yang
berlanjut ke sumsum tulang belakang dan keluar dari tulang belakang di dada dan perut.
Stimulasi vasomotor sentral diberikan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui
sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglionik melepaskan
asetilkolin, yang menstimulasi serabut saraf pasca-ganglion ke dalam pembuluh darah.
Dimana dengan keluarnya noreepineprin menyebabkan penyempitan pembuluh darah.
Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh
darah terhadap rangsangan vasokonstriksi. Orang dengan hipertensi sangat sensitif terhadap
norepinefrin, meskipun tidak jelas mengapa hal ini terjadi.
Pada saat yang sama sistem saraf simpatis menstimulasi pembuluh darah sebagai
respons terhadap rangsangan emosional, kelenjar adrenal mengeluarkan epinefrin, yang
menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mengeluarkan kortisol dan steroid lain, yang
dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi menyebabkan
penurunan aliran ke ginjal, yang menyebabkan pelepasan renin. Renin merangsang
pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II. Vasokonstriktor
yang kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon
ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan
volume intravaskular. Semua faktor tersebut cenderung memicu hipertensi. (Ice, 2018)
Penurunan tonus otot vaskular merangsang saraf simpatis untuk diturunkan ke sel
jugularis. Sel jugularis ini menyebabkan peningkatan tekanan darah, jika sel jugularis ini
diteruskan ke ginjal maka akan mempengaruhi ekskresi renin yang berhubungan dengan
angiotensin, perubahan angiotensin II mengakibatkan vasokonstriksi pembuluh darah dan
dapat meningkatkan hormon aldosteron yang menyebabkan retensi natrium. Ini akan
mengakibatkan peningkatan tekanan darah. Tekanan darah yang meningkat akan
menyebabkan kerusakan pada organ seperti ginjal, mata, jika hipertensi tidak ditangani
dengan baik dapat mengakibatkan stroke, gagal jantung, gagal ginjal dan gangguan
penglihatan (Lumi et al., 2018).
2.1.6 Diagnosis
Untuk mengukur tekanan darah, dokter atau tenaga ahli biasanya akan memakaikan
manset lengan tiup di sekitar lengan dan mengukur tekanan darah dengan menggunakan alat
pengukur tekanan.
Hasil pengukuran tekanan darah dibagi menjadi empat kategori umum
a. Tekanan darah normal, yaitu di bawah 120/80 mmHg.
b. Tekanan darah tinggi, bila tekanan sistolik berada di kisaran 120-129 mmHg dan
tekanan diastolik berada di bawah 80 mmHg. Q2 Hipertensi stadium 1, bila tekanan
sistolik berada di kisaran 130-139 mmHg dan tekanan diastolik berkisar antara 80-89
mmHg.
c. Hipertensi stadium 2. Ini adalah kondisi hipertensi yang lebih parah. Hipertensi tahap
adalah ketika tekanan sistolik 140 mmHg atau lebih tinggi atau tekanan diastolik 90
mmHg atau lebih tinggi.
2.1.7 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang menurut (Nurafif & Kusuma, 2015).
1. Pemeriksaan laboratorium
a) Hb / Ht: untuk menilai hubungan sel dengan volume cairan (viksostas) dan dapat
menunjukkan faktor risiko seperti hipokoagulabilitas, anemia.
b) BUN / kreatinin: memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal.
c) Glukosa: Hiperglikemia (DM merupakan pemicu hipertensi) bisa disebabkan oleh
pelepasan kadar ketokolamin.
d) Urinalisis: darah, protein, glukosa, menunjukkan disfungsi ginjal dan
diabetes.
2. CT Scan: menilai keberadaan tumor otak, encelopathy.
3. EKG: dapat menunjukkan pola regangan, di mana gelombang P yang lebar dan
meninggi adalah salah satu tanda awal penyakit jantung hipertensi.
4. IUP: mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti: Batu ginjal, perbaikan ginjal.
5. Radiografi dada: menunjukkan kerusakan kalsifikasi di area katup, jantung membesar.
2.1.8 Komplikasi Hipertensi
Menurut (Nelwan & Sumampouw, 2019). Hipertensi yang tidak terkontrol dapat
menyebabkan komplikasi sebagai berikut:
a. Arteriosklerosis (pembuluh darah yang memasok oksigen dan nutris lain ke organ
tubuh mengeras dan menjadi lebih sempit) Arteriosklerosis dapat menyebabkan
penyakit serius, seperti penyakit jantung dan stroke.
b. Aneurisma : hipertensi yang tidak terkontrol (pembengkakan pembuluh darah) dapat
menyebabkan pembuluh darah menipis dan mengembang, sehingga terjadi
aneurisma. Ini bisa berakibat fatal jika aneurisma pecah.
c. Gagal jantung: peningkatan tekanan darah akan meningkatkan resistensi pembuluh
darah, memberikan tekanan tambahan pada jantung, dan akan mengakibatkan gagal
jantung.
d. Stroke: pecahnya aneurisma di otak dapat menyebabkan stroke. Hipertensi yang tidak
terkontrol juga dapat menyebabkan pembekuan darah di arteri karotis (arteri di
leher). Bekuan darah juga bisa menyebabkan stroke emboli saat masuk ke otak.
e. Gagal ginjal: hipertensi yang tidak terkontrol akan mempengaruhi arteri di ginjal
sehingga menyebabkan kerusakan fungsi ginjal.
f. Retinopati (kerusakan pembuluh darah di jaringan peka cahaya di bagian belakang
mata): hipertensi yang tidak terkontrol akan mempengaruhi arteriol (cabang arteri) di
mata sehingga menimbulkan lesi.
2.1.9 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Hipertensi
Hipertensi seringkali tidak menimbulkan gejala yang khas. Sedangkan tekanan darah
yang tinggi secara terus menerus dalam waktu lama dapat menyebabkan komplikasi.
Sehingga penyebab hipertensi belum dapat diketahui, namun ditemukan beberapa faktor
risiko (Yonata & Pratama, 2016). Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi
secara umum yaitu:
a. Bertambahnya usia
Bertambahnya usia seseorang dapat menyebabkan regulasi metabolisme
khususnya kalsium atau kalsium terganggu. Ini ditunjukkan dengan jumlah kalsium
atau kalsium yang bersirkulasi dengan darah (hiperkalsidemia). Jika sudah demikian
maka darah akan menjadi lebih padat sehingga darah juga akan bertambah. Begitu
juga jika kalsium mengendap di dinding pembuluh darah (arteriosklerosis) maka
akan menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Akibatnya aliran darah menjadi
terganggu yang menyebabkan tekanan darah meningkat (Trisnawan, 2019)
b. Gaya Hidup Modern
Gaya hidup modern dapat mengakibatkan berkurangnya kesempatan atau
waktu untuk melakukan olahraga dan aktivitas untuk menjaga kesehatan pribadi
(Trisnawan, 2019).
c. Makanan cepat saji
Perlu diperhatikan bahwa dibalik manfaat fast food, mungkin saja tersimpan
beberapa zat yang kurang bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Misalnya, sering
mengonsumsi makanan yang ditambah dengan bumbu (monosodium glutamat/msg)
dalam jumlah tinggi dianggap dapat meningkatkan atau meningkatkan tekanan darah
seseorang. Hal ini dikarenakan jumlah natrium yang berlebihan dan dapat menahan
air (retensi) sehingga jumlah volume darah meningkat. Akibatnya jantung harus
bekerja keras untuk memompa dan hal ini menyebabkan tekanan darah meningkat
(Trisnawan, 2019).
d. Berat badan berlebih atau obesitas
Pola makan yang salah atau tidak terkontrol dapat menyebabkan seseorang
menjadi kelebihan berat badan atau obesitas, obesitas cenderung terjadi karena
seseorang mengkonsumsi kalori lebih banyak dari yang dibutuhkan tubuh
(Trisnawan, 2019).
e. Keturunan
Penyebab hipertensi karena faktor keturunan adalah hipertensi yang rawan
terjadi pada orang dari keluarga yang memiliki riwayat tekanan darah tinggi
f. Kekurangan kalium
Faktor penyebab hipertensi adalah terlalu sedikit mengonsumsi makanan
yang mengandung kalium. Hal ini rupanya juga menyebabkan natrium tinggi dalam
darah, sehingga cairan tertahan dan meningkatkan tekanan pada pembuluh darah
g. Kurangnya aktivitas fisik dan olah raga
Penyebab hipertensi adalah kurangnya aktivitas tubuh. Hal ini akan
mengakibatkan peningkatan detak jantung, sehingga jantung harus bekerja lebih
keras untuk memompa darah. Kurangnya aktivitas dan olahraga juga dapat
menyebabkan penambahan berat badan, yang merupakan faktor risiko hipertensi
h. Merokok
Penyeba

b hipertensi adalah merokok. Bahan kimia dalam rokok dapat menyebabkan


pembuluh darah mengerut. Hal tersebut akan berdampak pada peningkatan tekanan
pada pembuluh darah jantung.
2.1.10 Dampak Hipertensi
Menurut (Trisnawan, 2019). Ada beberapa penyakit yang disebabkan oleh
hipertensi, yaitu:
a. Sakit kepala, nyeri, perasaan tidak nyaman, berputar atau ingin jatuh, detak jantung
cepat, telinga berdenging.
b. Gagal jantung, karena jantung bekerja lebih keras sehingga otot jantung membesar.
c. Akumulasi atau perkembangan plak lemak di dinding pembuluh darah
(aterosklerosis) dan plak garam-garam (arteriosklerosis).
d. Pecahnya pembuluh kapiler dalam darah, menyebabkan perdarahan sehingga sel saraf
bisa mati atau tidak berfungsi. Penyakit ini lebih dikenal dengan stroke berdarah
(stroke hemoragik) dan seringkali menyebabkan kematian mendadak.
e. Pecahnya pembuluh darah menyebabkan banyak organ menjadi lumpuh.
f. Pecahnya pembuluh darah ginjal menyebabkan perdarahan pada ginjal dan gagal
ginjal.
g. Pecahnya pembuluh darah retinal menyebabkan penglihatan kabur dan bahkan
kebutaan.
h. Pecahnya pembuluh darah kanopi di jantung menyebabkan kerusakan beberapa sel
otot jantung, sehingga mengakibatkan gagal jantung.
i. Adanya penyumbatan aliran darah dan potensi kebocoran pembuluh darah.
Penyumbatan di arteri leher bisa menyebabkan suplai oksigen ke sel otak berkurang.
Jika demikian, dapat menyebabkan kerusakan sel saraf otak atau kematian (stroke
iskemik), rematik, dan peningkatan kadar lemak (hiperlipidemia).
j. Seiring dengan hipertensi, seseorang dapat menderita penyakit kencing manis
(diabetes melitus), rematik, dan peningkatan kadar lemak (hiperlipidemia).
2.1.11 Pencegahan Hipertensi
Menurut (Trisnawan, 2019). Ada beberapa cara untuk mencegah hipertensi:
a. Berolahragalah dengan cukup
Untuk mencegah hipertensi, seseorang sangat dianjurkan untuk melakukan
olahraga yang cukup. Olahraga yang bisa dilakukan antara lain:
a). Aerobik, seperti jalan kaki, jogging, lari, bersepeda dan berenang.
b). Yoga.
c). Meditasi.
b. Jangan merokok
Tidak merokok itu baik untuk kesehatan. Namun, jika sudah memiliki
kebiasaan merokok, akan sulit baginya untuk menghentikannya. Kebiasaan merokok
dapat meningkatkan risiko kerusakan pembuluh darah dengan mengendapkan
kolesterol di arteri koroner. Karena itu, jantung akan bekerja lebih keras.
c. Jangan minum alkohol
Tidak meminum alkohol, baik yang diproduksi maupun tradisional, dapat
mencegah hipertensi. Sebab, alkohol akan merugikan penderita hipertensi. Alkohol
juga ditemukan di air tape dan brem. Jadi, bagi penderita hipertensi ada baiknya tidak
mencoba minum alkohol. Atau, mereka yang pernah minum alkohol sebaiknya
segera menghentikannya.
d. Sesuaikan diet
Pola makan yang dianjurkan kecil tapi sering, tidak makan banyak tapi
jarang. Yang terpenting adalah memperhatikan kandungan nutrisi dalam makanan.
Selain itu, Anda harus banyak minum air putih.
e. Istirahat yang cukup
Istirahat yang cukup dapat mengurangi ketegangan dan kelelahan otot yang
bekerja. Dengan istirahat yang cukup dapat menyegarkan tubuh dan pikiran, istirahat
yang baik adalah tidur. Tidur telentang dapat memulihkan aliran darah ke otak. Oleh
karena itu, penderita hipertensi berusaha untuk beristirahat setelah melakukan
aktivitas atau rutinitas.
f. Pencegahan medis
Pencegahan hipertensi medis melibatkan perawatan dokter dan tenaga medis
lainnya. Orang yang berisiko terkena hipertensi dapat memeriksakan diri ke dokter
secara teratur. Ingat, mencegah lebih baik dan lebih mudah daripada mengobati.
Pengobatan hipertensi harus sesuai petunjuk dokter. Jangan pernah minum obat tanpa
instruksi dokter. Karena hal ini dapat menimbulkan resistensi terhadap obat tertentu
dan kerusakan ginjal.
g. Pencegahan Tradisional
Banyak ramuan dan terapi tradisional dipercaya dapat menurunkan
hipertensi dari generasi ke generasi. Meskipun sifatnya tradisional, ramuan tersebut
harus melalui penelitian dan pengujian laboratorium. Ada beberapa ramuan yang
memiliki khasiat untuk menurunkan hipertensi:
a) Mengkudu.
b) Alpukat.
c) Mentimun.
d) Bawang Merah.
e) Belimbing.
f) Melon.
g) Daun seledri
h) Bawang putih.
i) Daun Tapak dara.
j) Akar pepaya.
Dengan mengonsumsi salah satu ramuan tersebut secara rutin, hipertensi bisa
diturunkan. Jika tekanan darah normal, konsumsi zat tersebut bisa dihentikan. Karena
penggunaan berlebihan bisa menurunkan tekanan darah di bawah normal.
A. Pengkajian
Pengkajian secara Umum
1. Identitas Pasien
Hal-hal yang perlu dikaji pada bagian ini yaitu antara lain: Nama, Umur, Jenis
Kelamin, Pendidikan, Pekerjaan, Agama, Status Mental, Suku, Keluarga/orang
terdekat, alamat, nomor registrasi.
2. Riwayat atau adanya factor resiko
a. Riwayat garis keluarga tentang hipertensi
b. Penggunaan obat yang memicu hipertensi
3. Aktivitas / istirahat
a. Kelemahan,letih,napas pendek,gaya hidup monoton.
b. Frekuensi jantung meningkat
c. Perubahan irama jantung
d. Takipnea
4. Integritas ego
a. Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria atau marah
kronik.
b. Faktor faktor stress multiple (hubungan, keuangan yang berkaitan dengan
pekerjaan).
5. Makanan dan cairan
a. Makanan yang disukai, dapat mencakup makanan tinggi garam, tinggi lemak,
tinggi kolesterol (seperti makanan yang digoreng,keju,telur)gula-gula yang
berwarna hitam, kandungan tinggi kalori.
b. Mual, muntah.
c. Perubahan berat badan akhir-akhir ini (meningkat atau menurun).
6. Nyeri atau ketidak nyamanan
a. Angina (penyakit arteri koroner /keterlibatan jantung)
b. Nyeri hilang timbul pada tungkai.
c. Sakit kepala oksipital berat seperti yang pernah terjadi sebelumnya.
d. Nyeri abdomen.
Pengkajian Persistem
1. Sirkulasi
a. Riwayat hipertensi, ateroskleorosis, penyakit jantung koroner atau katup dan
penyakit cerebro vaskuler.
b. Episode palpitasi,perspirasi.
2. Eleminasi
a. Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu seperti infeksi atau obtruksi atau
riwayat penyakit ginjal masa lalu.
3. Neurosensori
a. Keluhan pusing.
b. Berdenyut, sakit kepala subokspital (terjadi saat bangun dan menghilang
secara spontan setelah beberapa jam).
4. Pernapasan
a. Dispnea yang berkaitan dengan aktifitas/kerja
b. Takipnea, ortopnea, dispnea noroktunal paroksimal.
c. Batuk dengan/tanpa pembentukan sputum.
d. Riwayat merokok
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri bd peningkatan tekanan vascular Cerebral
2. Intoleransi aktivitas bd kelemahan umum
3. Defisit pengetahuan bd kurang terpapar informasi.
4. Cemas bd krisis situasional sekunder
5. Penurunan curah jantung
6. Gangguan pola nafas
7. Perfusi perifer tidak efektif

Intervensi
SDKI SLKI SIKI
Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan MANAJEMEN NYERI (I. 08238)
keperawatan selama 1x24 jam
1. Observasi
diharapkan rasa nyeri berkurang
o lokasi, karakteristik,
dengan kriteria hasil :
durasi, frekuensi, kualitas,
o Keluhan nyeri
intensitas nyeri
berkurang
o Identifikasi skala nyeri
o Tidak tampak
o Identifikasi respon nyeri
meringgis
non verbal
o Tidak gelisah
o Identifikasi faktor yang
o Frekuensi nadi
memperberat dan
normal
memperingan nyeri
o Tekanan darah
o Identifikasi pengetahuan
menurun
dan keyakinan tentang
nyeri
o Identifikasi pengaruh
budaya terhadap respon
nyeri
o Identifikasi pengaruh
nyeri pada kualitas hidup
o Monitor keberhasilan
terapi komplementer yang
sudah diberikan
o Monitor efek samping
penggunaan analgetik
2. Terapeutik
o Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
(mis. TENS, hypnosis,
akupresur, terapi musik,
biofeedback, terapi pijat,
aroma terapi, teknik
imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin,
terapi bermain)
o Control lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
(mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
o Fasilitasi istirahat dan
tidur
o Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
3. Edukasi
o Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri
o Jelaskan strategi
meredakan nyeri
o Anjurkan memonitor nyri
secara mandiri
o Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
o Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
4. Kolaborasi
o Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu

Intoleransi Setelah dilakukan tindakan MANAJEMEN ENERGI (I. 05178)


aktivitas keperawatan selama 1x24 jam
1. Observasi
diharapkan klien akan
o Identifkasi gangguan
menunjukkan dengan kriteria
fungsi tubuh yang
hasil :
mengakibatkan kelelahan
:
o Monitor kelelahan fisik
- Tidak mengeluh lelah
- Frekuensi jantung tidak dan emosional

meningkat o Monitor pola dan jam

- Tidak merasa lemah tidur

Dapat melakukan aktivitas o Monitor lokasi dan

ringan ketidaknyamanan selama


melakukan aktivitas
2. Terapeutik
o Sediakan lingkungan
nyaman dan rendah
stimulus (mis. cahaya,
suara, kunjungan)
o Lakukan rentang gerak
pasif dan/atau aktif
o Berikan aktivitas distraksi
yang menyenangkan
o Fasilitas duduk di sisi
tempat tidur, jika tidak
dapat berpindah atau
berjalan
3. Edukasi
o Anjurkan tirah baring
o Anjurkan melakukan
aktivitas secara bertahap
o Anjurkan menghubungi
perawat jika tanda dan
gejala kelelahan tidak
berkurang
o Ajarkan strategi koping
untuk mengurangi
kelelahan
4. Kolaborasi
o Kolaborasi dengan ahli
gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan.

Defisit Setelah dilakukan tindakan EDUKASI KESEHATAN


pengetahuan keperawatan selama 1x24 jam 1. Observasi
diharapkan klien mampu Identifikasi kesiapan dan
memahami tentang penyakit kemampuan menerima informasi
hipertensi dengan kriteria hasil : dan kaji pengetahuan pasien
- Klien memahami mengenai manfaat zat besi
- Menunjukkan perilaku Terapeutuk
sesuai anjuran Berikan kesempatan untuk
- Menjalani pemeriksaann bertanya
secara tepat Edukasi
a. Jelaskan manfaat zat besi
selama kehamilan dan factor
resiko yang dapat
memengaruhi kesehatan,
seperti kurangnya
mengomsumsi zat besi
b. Ajarkan cara mengomsumsi
zat besi dengan rutin
2. Edukasi perawatan
kehamilan
Observasi
a. Identifikasi pengetahuan
tentang perawatan masa
Edukasi
a. Jelaskan perkembangan janin
b. Jelaskan kebutuhan nutrisi
kehamilan
Anjurkan ibu rutin
memeriksakan kehamilan
Cemas Setelah dilakukan tindakan REDUKSI ANXIETAS (I.09314)
keperawatan 1 x 24 jam
1.  Observasi
dharapkan tingkat ansietas
o Identifikasi saat tingkat
menurun demham krikteria
anxietas berubah (mis.
hasil :
Kondisi, waktu, stressor)
o Konsentrasi menurun o Identifikasi kemampuan
o Pola tidur menurun mengambil keputusan
o Perilaku gelisah cukup o Monitor tanda anxietas

meningkat (verbal dan non verbal)


o Verbalisasi kebingungan 2. Terapeutik

meningkat o Ciptakan suasana 

o Perilaku tegang terapeutik untuk

meningkat menumbuhkan
kepercayaan
o Temani pasien untuk
mengurangi kecemasan ,
jika memungkinkan
o Pahami situasi yang
membuat anxietas
o Dengarkan dengan penuh
perhatian
o Gunakan pedekatan yang
tenang dan meyakinkan
o Motivasi mengidentifikasi
situasi yang memicu
kecemasan
o Diskusikan perencanaan 
realistis tentang peristiwa
yang akan datang
3. Edukasi
o Jelaskan prosedur,
termasuk sensasi yang
mungkin dialami
o Informasikan secara
factual mengenai
diagnosis, pengobatan,
dan prognosis
o Anjurkan keluarga untuk
tetap bersama pasien, jika
perlu
o Anjurkan melakukan
kegiatan yang tidak
kompetitif, sesuai
kebutuhan
o Anjurkan
mengungkapkan perasaan
dan persepsi
o Latih kegiatan
pengalihan, untuk
mengurangi ketegangan
o Latih penggunaan
mekanisme pertahanan
diri yang tepat
o Latih teknik relaksasi
4. Kolaborasi
o Kolaborasi pemberian
obat anti anxietas, jika
perlu

Penurunan curah Setelah dilakukan tindakan ERAWATAN JANTUNG (I.02075)


jantung keperawatan selama 1 x24 jam
1. Observasi
diharapkan ketidakadekuatan o Identifikasi tanda/gejala
primer Penurunan curah
jantung memompa darah
jantung (meliputi
meningkat dispenea, kelelahan,
adema ortopnea
Dengan krikteria hasil : paroxysmal nocturnal
dyspenea, peningkatan
o Tekanan darah menurun
CPV)
o CRT Menurun o Identifikasi tanda /gejala
sekunder penurunan curah
o Palpitasi meningkat jantung (meliputi
o Distensi vena jugularis peningkatan berat badan,
hepatomegali ditensi vena
meningkat jugularis, palpitasi, ronkhi
o Gambaran EKG aritmia basah, oliguria, batuk,
kulit pucat)
meningkat o Monitor tekanan darah
o Lelah meningkat (termasuk tekanan darah
ortostatik, jika perlu)
o Monitor intake dan output
cairan
o Monitor berat badan
setiap hari pada waktu
yang sama
o Monitor saturasi oksigen
o Monitor keluhan nyeri
dada (mis. Intensitas,
lokasi, radiasi, durasi,
presivitasi yang
mengurangi nyeri)
o Monitor EKG 12
sadapoan
o Monitor aritmia (kelainan
irama dan frekwensi)
o Monitor nilai
laboratorium jantung
(mis. Elektrolit, enzim
jantung, BNP, Ntpro-
BNP)
o Monitor fungsi alat pacu
jantung
o Periksa tekanan darah dan
frekwensi nadisebelum
dan sesudah aktifitas
o Periksa tekanan darah dan
frekwensi nadi sebelum
pemberian obat (mis.
Betablocker,
ACEinhibitor, calcium
channel blocker,
digoksin)
2. Terapeutik
o Posisikan pasien semi-
fowler atau fowler dengan
kaki kebawah atau posisi
nyaman
o Berikan diet jantung yang
sesuai (mis. Batasi asupan
kafein, natrium, kolestrol,
dan makanan tinggi
lemak)
o Gunakan stocking elastis
atau pneumatik
intermiten, sesuai indikasi
o Fasilitasi pasien dan
keluarga untuk modifikasi
hidup sehat
o Berikan terapi relaksasi
untuk mengurangi stres,
jika perlu
o Berikan dukungan
emosional dan spiritual
o Berikan oksigen untuk
memepertahankan
saturasi oksigen >94%
3. Edukasi
o Anjurkan beraktivitas
fisik sesuai toleransi
o Anjurkan beraktivitas
fisik secara bertahap
o Anjurkan berhenti
merokok
o Ajarkan pasien dan
keluarga mengukur berat
badan harian
o Ajarkan pasien dan
keluarga mengukur intake
dan output cairan harian
4. Kolaborasi
o Kolaborasi pemberian
antiaritmia, jika perlu
o Rujuk ke program
rehabilitasi jantung
Gangguan pola Setelah dilakukan tindakan o
tidur keperawatan selama 1x24 jam
diharapkan pola tidur membaik
dengan krikteria hasil :
o Keluhan sulit tidur
menurun
o Keluhan sering terjaga
o Keluhan tidak ouas tidur
menurun
o Keluhan pola tidur
berubah menurun
o Keluhan istirahat tidak
cukup menurun
Perfusi perifer Setelah dilakukan tindakan PERAWATAN SIRKULASI (I.02079)
tidak efektif keperawatan selama 1 x24
1. Observasi
jamdiharapkan ferpusi periper o Periksa sirkulasi
perifer(mis. Nadi perifer,
meningkat dengan krikteria hasil
edema, pengisian kalpiler,
: warna, suhu, angkle
brachial index)
o Warna kulit meningkat
o Identifikasi faktor resiko
o Edema periper meningkat gangguan sirkulasi (mis.
Diabetes, perokok, orang
o Kelelahan otot membaik tua, hipertensi dan kadar
o Pengisian kapiler kolesterol tinggi)
o Monitor panas,
kemerahan, nyeri, atau
bengkak pada ekstremitas
2. Terapeutik
o Hindari pemasangan infus
atau pengambilan darah
di area keterbatasan
perfusi
o Hindari pengukuran
tekanan darah pada
ekstremitas pada
keterbatasan perfusi
o Hindari penekanan dan
pemasangan torniquet
pada area yang cidera
o Lakukan pencegahan
infeksi
o Lakukan perawatan kaki
dan kuku
o Lakukan hidrasi
3. Edukasi

o Anjurkan berhenti merokok


o Anjurkan berolahraga rutin
o Anjurkan mengecek air mandi
untuk menghindari kulit terbakar
o Anjurkan menggunakan obat
penurun tekanan darah,
antikoagulan, dan penurun
kolesterol, jika perlu
o Anjurkan minum obat pengontrol
tekakan darah secara teratur
o Anjurkan menghindari
penggunaan obat penyekat beta
o Ajurkan melahkukan perawatan
kulit yang tepat(mis.
Melembabkan kulit kering pada
kaki)
o Anjurkan program rehabilitasi
vaskuler
o Anjurkan program diet untuk
memperbaiki sirkulasi( mis.
Rendah lemak jenuh, minyak
ikan, omega3)
o Informasikan tanda dan gejala
darurat yang harus
dilaporkan( mis. Rasa sakit yang
tidak hilang saat istirahat, luka
tidak sembuh, hilangnya rasa)
LAPORAN KASUS

A.PENGKAJIAN

 Identitas
1. Nama : NY.E
2. Tempat tanggal lahir : 05 – 06 – 1960 (62 Tahun)
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Status perkawinan : Janda ( ditinggal meninggal)
5. Agama : Islam
6. Suku : Sunda
 Riwayat pekerjaan dan status ekonomi
1. Pekerjaan saat ini : Berjualan
2. Pekerjaan sebelumnya : Berjualan
3. Sumber pendapatan :-
4. Kecukupan Pendapatan : Cukup
 Lingkungan tempat tinggal
Rumah klien bersih terdapat banyak fentilasi udara klien mempuyai wc di dalam
rumah yang cukup bersih. Klien memouyai warung yang cukup rapih. Halaman rumah
klien di tanami bunga bunga.
 Riwayat kesehatan
1. Keluhan utama dalam 1 tahun terakhir : Pusing
2. Gejala yang dirasakan : sakit kepala
3. Faktor pencetus : hipertensi
4. Timbul keluhan : tiap makan yang berlemak atau makanan manis
5. Upaya mengatasi : kompres air hangat
6. Pergi ke RS/KLINIK/DOKTER/BIDAN/PERAWAT
7. Mengkonsumsi obat obatan sendiri atau Tradisional
 Riwayat kesehatan masa lalu
1. Penyakit yang pernah di derita : Hipertensi
2. Riwayat alergi (obat, makananan) : tidak ada
3. Riwayat kecelakaan : belum pernah
4. Riwayat pernah di rawat di RS : belum pernah
5. Riwayat pemakaian obat : belum pernah
 Riwayat kesehatan
-Keluhan utama
Klien mengatakan sakit kepala, nyeri kaki dan batuk pilek.
-Riwayat penyakit sekarang
Klien mengatakan sakit kepala, nyeri kaki dan batuk pilek.
-Riwayat kesehatan dahulu
Klien mengatakan belum pernah memiliki penyakit apapun selain hipertensi sepertei
sekarang.

-riwayat kesehatan keluarga


Klien mengatakan keluarga klien tidak memiliki riwayat penyakit apapun.
- GENOGRAM

Ket : = laki laki = meninggal

= perempuan = klien

= garis pernikahan = garis keturunan

a. Pemeliharaan kesehatan
Hasil kajian :
b. Nutrisi metabolik

NO JENIS SEHAT SAKIT


1. POLA MAKAN
Jenis Nasi,Ikan,Daging,sayuran Nasi,Ikan,Daging,sayuran
Porsi ½ porsi ½ porsi
Frekuensi 3x 2x
Diet khusus Nasi merah Nasi merah
Makanan disukai Nasi padang biskuit
Kesulitan menelan Tidak ada Tidak ada
Gigi palsu Tidak ada Tidak ada
Nafsu makan Ada ada
2. POLA MINUM Air putih
Jenis Air putih 5-6 gelas
Frekuensi 5-6 gelas -
Jumlah - Tidak ada
Pantrangan Tidak ada Jus buah naga
Minuman yang disukai Jus buah naga

c. Pola eliminasi

NO JENIS SEHAT SAKIT


1. BAB
Frekuensi 1x sehari 1x sehari
Warna Khas feses Khas feses
Masalah Tidak ada Tidak ada
2. BAK
Frekuensi 4-5x 4-5x
Jumlah - -
Warna Kuning bening Kuning bening
Masalah Tidak ada Tidak ada
d. Pola aktivitas sehari hari

NO JENIS 0 1 2 3 4
1. Mandi 
2. Berpakaian 
3. Eliminasi 
4. Mobolitas ditempat tidur 
5. Berpindah 
6. Berjalan 
7. Memasak 
8. Naik tangga 
9. Pemeliharaan rymah 
10. Berbelanja 

NO JENIS SEHARI HARI


1. Mandi Frekuensi :2 x sehari
Jenis :-
2. Berpakaian Frekuensi : 3x sehari
Jenis :-
3. Mobilitas ditempat tidur Frekuensi : 2x sehari
Jenis :-

e. Pola istirahat tidur

NO JENIS 2 HARI SEBELUMNYA 1 HARI


SEBELUMNYA
1. Tidur siang
Lama tidur 1jam 1jam
Keluhan - -
2. Tidur malam
Lama tidur 6 jam 5 jam
Keluhan Kadang sulit tidur Kadang sulit tidur

f. Pola konsep diri


Konsep diri :
Klien berharap selalu berkumpul dengan keluarganya
Ideal diri :
Klien seorang ibu dari 2 anak
Peran diri :
Klien melakukan perannya di kehidupan sehari hari sebagai seorang ibu rumah
tangga.
g. Pola peran dan hubungan
Klien seorang ibu 2 anak dan klien dapar berhubungan dan interaksi dengan
lingkungan sekitar.
h. Pola reproduksi dan seksual
Klien seorang janda yang ditinggal meninggal oleh suaminya.
i. Pola pertahanan koping
Klien mengatakan jika ada masalah selalu di musyawarahkan.
j. Pola keyakinan dan koping

k. Pemeriksaan status mental san spiritual

a.apakah suasana hati klien bergembita (ya)

b.apakah sesuai dengan ekspresi wajahnya (ya)

AFGAR KELUARGA

NO ITEM PENILAIAN SELALU KADANG TIDAK


KADANG PERNAH
1. A : ADAPTASI 
Saya puas karna saya dapat kembali ke
keluarga (teman teman) saya untuk
membantu pada sesuatu mengusahakan
saya
2. P : PARTHNERSHIP 
Saya puas karna saya dapat kembali ke
keluarga (teman teman) membicarakan
sesuatu dengan saya dan mengungkapkan
masalah saya
3. G : GROWTH 
Saya puas nahwa keluarga teman teman
menerima mendukung keinginan saya
untuk aktifitas dan keinginan yang baru.
4. A : AFEK 
Saya puas dengan cara keluarga 9 teman-
teman) saya mengekpresikan afek dan
berespon terhadap emosi emosi saya
seperti marah sedih dan mencintai
5. R : RESOLVE 
Saya puas dengan cara teman teman saya
dan saya menyediakan waktu bersama
sama mengekspresikan afek dan
berespon

PENGKAJIAN FUNGSI KOGNITIF (SPMSQ)

NO ITEM PERTANYAAN BENER SALAH

1. Jam berapa sekarang? 


Jawab : jam 11.00

2. Tahun Berapa Sekarang ? 

Jawab : 2022

3. Lapan ibu lahir? 

Jawab : 05-06-1966

4. Berapa umur ibu 

jawab :55 tahun

5. Berapa jumlah anggota yang tinggal bersama ibu ? 

Jawab : 1 orang

6. Dimana alamat ibu ? 

Jawab: perum jati

7. Siapa nama anggota keluarga yang tinggal bersama ibu? 

Jawab : diki

8. Tahun berapa hari kemerdekaan RI ? 

Jawab : 1945

9. Siapakah presiden indonesia sekarang? 

Jawab : jokowi

10. Coba hitung terbalik dari angka 20-1 

Jawab : 20,19,18,17,16,15,14,13,12,11,10 Dst


FORMAT PENGKAJIAN MMSE

NO ITEM PENILAIAN BENE SALAH


R
1. ORIENTASI
1. Tahun berapa sekarang ?2022 
2. Musim apa sekarang ? hujan 
3. Tanggal berapa sekarang ? 23-02-2022 

4. Hari apa sekarang ? rabu 

5. Bulan apa sekarang ? februari 

6. Dinegara apa anda tinggal ? indonesia 



7. Diprovinsi mana anda tinggal ? jawa barat

8. Dikabupaten mana anda tinggal garut ?

9. Dikecamatan mana anda tinggal ? tarogong kaler

10. Didesa mana anda tinggal ? jati

2. REGISTRASI
11. Air mineral 
12. Buku 
13. Pulpen 

3. PERHATIAN DAN KALKULASI


Meminta klien mengeja kata 5 huruf dari belakang BAPAK
14.K 

15.A 

16.P 

17.A 
18.B
4. MENINGAT
Meminta klien mengulang objek diatas
19. air minral 

20. buku 

21. pulpen 
5. BAHASA
1. Tunjukan 2 benda daan meminta klien untuk meletakan dibawah
22. jam 

23. pensil 

b.pengulangan
minta klien mengulang 3kalimat berikut

24. tak ada jika atau tetapi
c.perontah 3 langkah

25. ambil kertas

26. lipat dua

27. taruh dilantai
d.Turuti hal brikut
28.tutup mata 
29.tulis satu kalimat 
30.salin gambar 
PENGKAJIAN STATUS FUNGSIONAL (Indeks kemandirian katz)

NO AKTIVITAS MANDIRI TERGANTUNG


1. Mandi 
Mandi sendiri sepenuhnya
2. Berpakaian 
Mengambil baju di lemari sendiri
3. Ke kamar kecil 
Masuk ke kamar kecil sendiri
4. Makan 
Mengambil makanan sendiri dan menyuapi sendiri
SCREENING FAAL DUNGSIONAL REACH (FR)TEST

NO LANGKAH
1. Meminta klien berdiri di sisi tembok dan merentangkan tangan kedepan
2. Beri tanda letak 1 tangan
3. Meminta klien condong kedepan tanpa melangkah selama 1-2 menit dengan yangan di
rentangkan kedepan
4. Beri tangan di letak 11 pada posisi condong
5. Ukur jarak antara tangan 1 ke 2

Hasil pemeriksaan :

GERIATRICE DEPRESSION SCALE (SKALA DEPRESI)

NO PERTANYAAN JAWABAN JAWABAN


1. Apa kah anda sebenarnya puas dengan kehidupan anda tidak
2. Apakah anda telah meninggalmkan kegiatan dan ya
kesenangan anda
3. Apakah anda merasa kehidupan kosong ya
4. Apakah anda sering merasa bosan ya
5. Apakah anda mempuyai rasa semangat setiap hari tidak
6. Apakah anda merasa takut sesuatu yang terjadi pada ya
kehidupan anda
7. Apakah anda merasa bahagia untuk sebagian besar hidup tidak
anda
8. Apakah sering anda tidak berdaya ya
9. Apakah anda sering erada di rumah dari pda and keluar dan ya
mengajarkan sesuatu yang baru
10. Apakah anda merasa mempuyai banyak masalahdengan ya
daya ingat anda dibanding kebanyakan orang
11. Apakah anda berpikir bahwa kehidupan anda tidak
menggencangkan
12. Apakah anda merasa tidak berharga seperti saat ini Ya
13/ Apakah anda merasa penuh semangat tidak
14. Apakah anda merasa bahwa kehidupan anda tidak ada Ya
harapan
15. Apakah anda pikir bahwa orang lain baik di bandingkan Ya
anda
HASIL :

PEMERIKSAAN FISIK
a.Tekanan darah :150/90 MMHG
b. Nadi : 96X/menit
c. Respirasi : 29X/menit
d. Suhu : 36,6°C
e. Spo2 : 98
Kesadaran : Composmentis
Intragumen : Kulit terlihat keriput, warna kulit sawo matang, tidak ada luk,a tidak ada
edema.
Kepala : bentuk kepala bulat,rambut merata, warna rambut hitam.
Mata : simetris kiri kanan, sklera putih konjungtiva tidak anemis.
Telinga : tampak simetris tidak ada benjolan,tidak ada cairan yang keluar tidak ada
tampak nyeri tekan fungsi pendengaran baik.
Hidung : hidung tampak simetris, tidak ada cupping hidung, tidak ada secret.
Mulut : mulut bersih, tidak ada caries, lidah tidak kotor.
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
Dada : bentuk dada normal, bentuk dada simetris, tidak ada alat bantu.
Kardiovskuler : Tekanan darah 150/90 mmhg.
Abdomen : tampak simetris tidak ada luka BAB 1X Sehari.
Ekstremitas : tidak ada edema, tidak ada benjolan, tidak ada lesi.
ANALISA DATA

NO DATA MASALAH ETIOLOGI


1. DS : Klien mengatakan nyeri di Nyeri kronis Hipertensi
bagian kepala ꜜ
DO : Klien tampak meringis Kerusakan vaskuler
menahan nyero pembuluh darah
- Skala 5 (0-10) ꜜ
- TD 150/90 Mmhg Perubahan stuktur

penyumbatan pembuluh
darah

Vasokontraksi

Gangguan sirkulasi
2. DS : klien mengatakan sering Gangguan pola tidur
terbangun pada malam hari dan sulit
tidur lagi
DO : Klien sukar tidur siang
walaupun sebentar
TB : 150/100 Mmhg
3. DO : Klien mengatakan kurang Defisit pengetahuan Hipertensi
pengetahuan tentang penyakit ꜜ
Hipertensi. Kurangnya terpapar
DS : Klien bertanya tentang penyakit informasi
penyakit hipertensi ꜜ
- Klien bertanya tentang Kurangnya pengetahuan
cara menurunkan darah. tentang penyakit

Defisit pengetahuan

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri Kronis
2.Gangguan Pola Tidur
3. Defisit Pengetahuan

INTERVENSI KEPERAWATAN

NO SDKI SLKI SIKI


1. Nyeri Kronis Setelah dilakukan tindakan 1.Identifikasi lokasi karakteristik,
keperawatan diharapkan tingkat durasi,frekuensi,kualitas,intensitas
nyeri menuru dengan krikteria nyeri.
hasil: Identifikasi skala nyeri
1. Keluhuan nyeri menurun. 3. Identifikasi faktor yang
2. Meringis menurun. memperberat dan memperingan
3. Gelisah menurun. nyeri
4. Kesulitan tidur menurun 4.Berikan nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri.
5. Kontrol lingkungan yang
memperberat nyeri.
6.Fasilitasi istirahat tidur
7.Ajarkan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri.
2. Gangguan Pola Setelah dilakukan tindakan 1.Identifikasi pola aktivitas dan
Tidur keperawatan diharapkan gangguan tidur
pola tidur membaik dengan 2.Identifikasi faktor pengganggu
krikteria hasil: tidur
3.Identifikasi makanan dan
1.Keluhan sulit tidur minuman pengganggu tidur
2.Keluhan tidur puas 4.Batasi waktu tidur siang
3.Keluhan pola tidur 5.Modifikasi lingkungan.
4.Keluhan istirahat tidur cukup 6. Terapkan jadwal tidur
7.Amjurkan makanan dan
minuman yang mengganggu pola
tidur.
8.Anjurkan menempati kebiasaan
waktu tidur.

3. Kurang Setelah dilakukan tindakan 1.Identifikasi kesiapan dan


Pengatahuan keperawatan diharapkan tingkat kemampuan menerima Informasi
pengetahuan meningkat dengan 2.Identifikasi faktor faktor yang
krikteria hasil: dapat meningkatkan dan
1.Perilaku sesuai anjuran menurunkan motivasi perilaku
meningkat. hidup bersih dan sehat.
2.Pertanyaan yang dihadapi 3.Sediakan materi dan media
masalah menurun. pendidikan kesehatan.
3.Persepsi yang keliru terhadap 4.Jadwalkan pendidikan
masalah menurun. kesehatan sesuai kesepakatan
4.Menjalani pemeriksaan yang 5.Berikan kesempatan untuk
tidak tepat. bertanya
6.jelaskan faktor yang dapat
mempengaruhikesehatan
7.Ajarkan perilaku hidup sehat.
8.Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk hidup sehat.
IMPLEMENTASI

Tanggal NO IMPLEMENTASI EVALUASI Paraf


/jam DX
23/02/202 1 1.Mengidentifikasi lokasi nyeri. S : Klien mengatakan nyeri Ajeng
2 2. Melakukan pengkajian. di kepala dan tengkuk
3.Mengidentifikasi skala nyeri. -Nyeri dirasakan seperti di
4.Mengidentifikasi faktor yang tusuk tusuk.
memperberat dan memperingan O : TD 150/90 mmhg
nyeri. Skala nyeri 5 (0-10)
5. Mengukur ttv. A : Masalah belum teratasi
6. Melakukan teknik kompres hangat P : Monitor TTV
di tengkuk selama 20 menit.

25/02/202 2 1.Mengidentifikasi pola tidur dan S : Sering terbangun pada Ajeng


2 aktifitas malam hari
2.Mengidentifikasi faktor yang O : TD 150/90 mmhg
memperberat tidur A : Masalah belum teratasi
3. Mengidentifikasi makanan dan P : -Kaji faktor pengganggu
minuman yang memperberat tidur. tidur.
4.Membatasi waktu tidur siang - Kaji pola tidur.
5. Menerapkan jadwal tidur rutin. - Monitor TTV.
6.Mengukur TTV.
26/02/202 3 Identifikasi kesiapan dan S : Klien mengatakan Ajeng
2 kemampuan menerima Informasi sedikit paham tentang
2.Sediakan materi dan media penyakit yang menyebabkan
pendidikan kesehatan. susah tidur setelah
3.Jadwalkan pendidikan kesehatan dilakukan penkes.
sesuai kesepakatan O : Klien tampak mengerti
mempengaruhikesehatan setelah diberikan penkes.
4.Melakukan penkes tentang A :Masalah Teratasi
hipertensi dan teknik relaksasi Sebagian
kompres hamhat di tengkuk P : Monitor TTV
5,Melakukan kesempatan untuk
bertanya.
6.Melakukan TTV

EVALUASI

Tanggal EVALUAIS Paraf


Jam
26-02-22 S : Klien mengatakan nyeri dibagian kepala dan sering terbangun Ajeng
10.00 O : - Klien tampak meringis.
TD 140/70
A : Nyeri Kronis , Gangguan pola tidur
P : -Mengidentifikasi skala nyeri.
-Mengidentifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri.
-Melakukan teknik kompres hangat.
-Identifikasi fantor pengganggu tidur
I : Mengukur tekanan darah
E : - TD 140/70 mmhg
- Skala nyeri 5 ( 0-10 )
26-02-22 S : Klien mengatakan nyeri berkurang Ajeng
O : TD 150/80 mmhg
A : Nyeri kronis, gangguan pola tidur.
P : - identifikasi skala nyeri
- Identifikasi faktor pengganggu tidur
I : - Mengukur tekanan darah
-Mengukur sakala nyeri
27-02-22 S : Klien mengatakan nyeri tidak ada Ajeng
O : TD 150/80 mmhg
-Klien tampak lemas
A : Gangguan pola tidur
P : Identifikasi faktor pengganggu tidur
-Idenrifikasi makanan minuman pengganggu tidur
I : Mengukur tekanan darah
28-02-22 S : Klien mengatakan nyeri tidak ada suit tidur tidak ada Ajeng
O : 130/80 mmhg
A : masalah teratasi sebagian
P : Pertahankan Intervensi
I : Melakukan Healty Education
E : Pertahankan intervensi
R : Melakukan terminasi.

PEMBAHASAN

Pada pembahasan ini membandingkan antara teori dengan kasus pada Ny. E dengan

diagnosa Hipertensi , pada tanggal 2022 di Area Perumahan jati tarogong kaler PKM

Tarogong 2022. Berikut akan diuraikan pelaksanaan keperawatan pada Ny. E dengan

diagnosa Hipertensi fase dalam tahapan mulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan,

perencanaan, pelaksanaan, evaluasi serta dilengkapi pembahasan dokumentasi keperawatan.

1. Pengkajian

Pengkajian pada Ny. E dengan diagnosa hipertensi dilakukan dengan cara anamnesa

(keluhan utama, riwayat yang berhubungan dengan keluhan utama, pengkajian psikososial,

spiritual, observasi, wawancara pada keluarga klien, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan

diagnostik). Pengkajian adalah suatu usaha yang dilakukan perawat dalam menggali

permasalahan dari klien meliputi pengumpulan data tentang status kesehatan klien secara
sistematis, menyeluruh, akurat, singkat dan berkesinambungan (Novi, 2019). Pada

pengkajian tidak semua pemeriksaan fisik yang diteori timbul pada kasus. Tidak ada kendala

berarti selama melakukan pengkajian karena semua pihak dapat bekerja sama yang baik dan

saling mendukung satu sama lainnya. Data yang terdapat pada tinjauan teori sesuai dengan

data yang ditemukan penulis saat melakukan pengkajian. Tahap – tahap pengkajian dalam

tinjauan teori sudah di aplikasikan oleh penulis. Data keluhan utama yang di temukan di

tinjauan teori yaitu nyeri akut pada hipertensi nyeri dikepala sama dengan yang di temukan

dengan kasus, pengkajian pada tanggal ..... 2022 didapatkan hasil Ny. E mengatakan bahwa

nyeri pada Kepala , nyeri dirasakan seperti ditusuk tusuk , skala nyeri 5, nyeri dirasakan

lebih saat beraktifitas, klien juga mengatakan nyeri hilang timbul, Ny. E juga mengatakan

bahwa ketidak nyaman dengan kondisinya saat ini, pada saat diobservasi tampak meringis,

lemas dan mengantuk. Hasil Tanda-Tanda Vital : TD : 150/90 mmHg Nadi : 96 x/i Suhu :

36,5 0C Pernapasan : 22 x/i

Diagnosa Keperawatan

Untuk diagnosa keperawatan yang muncul pada tinjauan pustaka ada 7 diagnosa

keperawatan yang muncul, diantaranya :

1) Nyeri akut

2) Intoleransi aktivitas

3) Defisit pengetahuan

4) Cemas

5) Penurunan curah jantung

6) Gangguan pola nafas

7) Perfusi perifer tidak efektif


Sedangkan pada kasus yang diagnosa yang muncul adalah :

1. Nyeri akut

2. Gangguan pola tidur b.d adanya trauma pada jaringan

3. Kurang pengetahuan

4. Intervensi Keperawatan

Diagnosa yang muncul disusun prioritas berdasarkan kebutuhan dasar

manusia menurut Maslow. Setelah diprioritaskan kemudian disusun rencana

keperawatan yang mengacu pada teori yang ada, namun disesuaikan dengan

kasus yang ada dan lebih banyak melihat dari kondisi klien, sarana dan

prasarana serta sumber daya dari tim kesehatan. Rencana keperawatan untuk

masing-masing diagnosa keperawatan diantaranya :

Pada teori dan kasus intervensi yang akan dilakukan sebagai berikut :

1. Nyeri Akut (D.077)

Manajemen nyeri :

Observasi :

a. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri

b. Identifikasi skala nyeri

c. Identifikasi respon nyeri non verbal

d. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri

e. Monitor efek samping penggunaan analgetik

Terapeutik :

- Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri

- Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri


- Fasilitasi istirahat dan tidur

- Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri

Edukasi :

- Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri

- Jelaskan strategi meredakan nyeri

- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri

- Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat

- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi :

- Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu

2. Gangguan Pola Tidur (D.055)

Dukungan tidur

- Identifikasi pola aktifitas dan tidur

- Identifikasi faktor pengganggu tidur

- Identifikasi makanan dan minuman yang mengganggu tidur

- Identifikasi obat tidur yang dikonsumsi

- Terapeutik

- Modifikasi lingkungan

- Batasi waktu tidur siang, jika perlu

- Fasilitasi menghilangkan stress sebelum tidur

- Terapkan jadwal tidur rutin

- Lakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan

Edukasi
- Jelaskan pentingnya tidur cukup

- Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur

- Anjurkan menghindari mengkonsumsi makanan/minuman yang menganggu tidur

- Ajarkan relaksasi otot autogenik atau cara nonfarmakologis lainnya

3. Kurang Pengetahuan

5. Implementasi Keperawatan

Pada tahap pelaksanaan ini, pada dasarnya disesuaikan dengan susunan perencanaan serta

asuhan keperawatan yang diberikan pada klien difokuskan dan penanganannya bersifat

menyeluruh. Dalam melaksanakan asuhan keperawatan ini, penulis melibatkan klien, keluarga

dan tim kesehatan lain sehingga dapat bekerjasama dalam memberikan asuhan keperawatan pada

klien. Implementasi yang diberikan untuk tiap diagnosa pada pasien yaitu disesuaikan dengan

kondisi pasien kelolaan yang diberikan asuhan keperawatan oleh kelompok berdasarkan

intervensi keperawatan yang telah ditentukan. Implementasi keperawatan dilakukan selama tiga

hari.

Implementasi diberikan pada pasien berdasarkan intervensi yang telah ditentukan dengan

berpedoman pada panduan SDKI, SLKI, SIKI, namun implementasi di fokus pada tindakan

relaksasi tarik napas dalam, respon yang ditunjukkan setelah dilakukan relaksasi tarik napas

dalam untuk mengurangi nyeri terlihat pengaruhnya, dibuktikan dengan penurunan skala nyeri,

kebutuhan tidur tepenuhi dan resiko infeksi tidak terjadi.

6. Evaluasi Keperawatan

Tahap evaluasi adalah menilai keberhasilan asuhan keperawatan yang telah dilakukan

berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan. Dari tiga diagnosa keperawatan yang telah ditegakkan,
implementasi yang telah dilakukan sesuai dengan rencana tindakan keperawatan maka

didapatkan hasil yang telah dicantumkan dalam evaluasi.

EVIDENCE BASED PRACTICE


Evidence based practice ini dilakukan pengenalisaan terhdap beberapa jurnal penelitian
yang sesuai dengan topik yang dia angkat.

1. Judul PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES HANGAT PADA LEHER


UNTUK MENGURANGI NYERI DI KEPALA PADA PASIEN
HIPERTENSI.
Penulis Arfah May Syara, Tiurma Siringoringo, Afeus Halawa, Kristina
Sitorus
Tahun 2021
Metode berupa sosialisasi penyuluhan kesehatan terkait dengan pemberian
kompres hangat di leher pada pasien hipertensi.
Subjek 14 orang
Insrumen Observasi
Hasil terapi kompres hangat, dikatakan nyeri sedang 4 orang responden
(28,6%), nyeri berat 10 orang responden (71,4%) dengan standar
deviasi 0,469. Skala nyeri pasien hipertensi
sesudah dilakukan terapi kompres hangat, dikatakan sedang 12 orang
responden
(85.7%), berat 2 orang responden (14.3%) dengan standar deviasi
0.426. Pasien hipertensi yang mengalami nyeri leher berat
mengalami penurunan, sebelum diberikan perlakuan sebanyak 10
orang, setelah diberikan perlakuan sebanyak 2
orang
Waktu 15 menit
2. Judul PENGARUH KOMPRES HANGAT PADA PASIEN HIPERTENSI
ESENSIAL DI
WILAYAH KERJA PUSKES KAHURPIAN KOTA
TASIKMALAYA
Penulis SITI ROHIMAH, ELI KURNIASIH
Tahun 2015
Metode Jenis penelitian ini adalah Quasi Eksperimental, dengan desain
penelitian pre test dan post test dengan kelompok kontrol (pre test-
post test with control group) yang mana pengelompokkan anggota
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan dengan cara
nonrandom.
Subjek 20 responden
Insrumen Observasi
Hasil Mayoritas responden dalam kelompok kontrol
mayoritas perempuan (85%) dan bermur lebih dari 50 tahun (75%).
Pada kelompok intervensi resonden dengan umur lebih dari 50 tahun
sebanyak 60% dan dan 90% berjenis kelamin perempuan
Waktu 15 menit
3. Judul PENERAPAN PEMBERIAN KOMPRES HANGAT PADA LEHER
TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI KEPALA
PADA PASIEN HIPERTENSI DI KOTA METRO
Penulis X Oscar Valerian, Sapti Ayubbana, Indhit Tri Utami
Tahun 2021
Metode Desain karya tulis ilmiah ini menggunakan desain stadi kasus (case
study).
Subjek Subyek yang digunakan dalam
studi kasus yaitu dengan pasien
hipertensi yang mengalami nyeri kepala.
Insrumen
Hasil Karakteristik dan gambaran subjek
penerapan yaitu Tn. D, berusia 63 tahun,
tingkat pendidikan SMA, subjek
mengatakan nyeri pada kepala, disertai
pegal-pegal pada leher yang menjalar
sampai ke pundak
Waktu 15 menit
4. Judul EFEKTIFITAS KOMPRES HANGAT DALAM PENURUNAN
SKALA NYERI PASIEN HIPERTENSI
Penulis Putra Agina Widyaswara Suwaryo*, Melly Eka Sri Utami
Tahun 2018
Metode Studi kasus ini menggunakan metode analisis-deskriptif.
Subjek Subyek terdiri dari 2 pasien dengan
diagnosa medis hipertensi dan mengalami masalah keperawatan nyeri
akut dengan kriteria
pasien dengan diagnosa medis hipertensi, memiliki masalah
keperawatan nyeri akut,
composmetis, pasien dewasa (40 – 60 tahun).
Insrumen
Hasil hasil asuhan keperawatan nyeri
akut pada pasien hipertensi di Ruang Arofah dan Multazam RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta.
Karya tulis ilmiah ini menggunakan metode deskriptif dengan
pendekatan studi kasus
Waktu 15 menit
5. Judul PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES HANGAT PADA LEHER
TERHADAP
PENURUNAN INTENSITAS NYERI KEPALA PADA PASIAN
HIPERTENSI DI RSUD
TUGUREJO SEMARANG
Penulis Dody Setyawan, Muslim Argo Bayu Kusuma
Tahun 2017
Metode Dalam penelitian menggunakan quasi
experiment design dengan rancangan non
equivalent control group design.
Subjek Berdasarkan
perhitungan rumus, didapatkan jumlah
sampel sebanyak 18 responden. Dalam
penelitian ini menggunakan kelompok
kontrol, sehingga dikalikan 2 menjadi 36 (18
responden untuk kelompok perlakuan dan 18
responden untuk kelompok kontrol
Insrumen
Hasil menyatakan bahwa sebagian besar
responden pada kelompok perlakuan berada
pada kategori usia dewasa yaitu 12 responden
(58%), sedangkan pada kelompok kontrol berada
pada kategori usia dewasa dan lansia yang
berjumlah sama besar yaitu 9 responden
Waktu 15 MENIT

Anda mungkin juga menyukai