Disusun oleh :
ii
Bab I Pendahuluan
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan bahan
alam sebagai antihipertensi. Upaya pengobatan dilakukan dengan
menggunakan obat tradisional yang mudah didapat, murah, serta diyakini
relatif sedikit efek samping yang ditimbulkan, sehingga tanaman tradisional
relatif lebih aman dari pada bahan kimiawi atau sintetik yang beredar
dipasaran ( Sopi dan Tallan, 2015; Katno dan Pramono, 2008).
Tanaman tradisional yang berpotensi memiliki aktivitas sebagai
antihipertensi yaitu daun pegagan (Centella asiatica). Bagian daunnya
mengandung senyawa aktif seperti terpenoid (Nisa dan Dewi, 2018; Putra,
Dewi dan Purnomo, 2015), flavonoid (quersetin dan kaempferol) ( Nisa dan
Dewi, 2018; Sutardi, 2016; Fauziah, Dewi dan Wahyuningsih, 2015; Putra,
Dewi dan Purnomo, 2015), triterpenoid (asiaticosida, asam asiatik,
madekasida, dan madekasosida) (Sutardi, 2016), serta glikosida
(brahmosida dan brahminosida) (Sutardi, 2016; Astana, Ardianto dan
Triyono, 2015) yang dapat menurunkan tekanan darah serta memperbaiki
elastisitas pembuluh darah (Nisa dan Dewi, 2018).
II.1. Hipertensi
II.1.1 Definisi Hipertensi
Hipertensi merupakan penyakit metabolik yang ditandai dengan
peningkatan tekanan darah arterial yang abnormal dan berlangsung secara
terus menerus akibat penumpukan protein pada lapisan otot, sehingga
terjadi penurunan elastisitas pembuluh darah dan meningkatkan resistensi
perifer serta aktivitas simpatik ( Chisholm-Burns, M. A et al., 2016;
Nuraini, 2015; Wells et al., 2015).
b. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder merupakan hipertensi yang dapat diidentifikasi
penyebabnya. Penyebab umum hipertensi sekunder yaitu : penyakit ginjal
kronis, hipertensi renovaskular (tekanan darah tinggi akibat penyempitan
arteri yang membawa darah ke ginjal), kelainan hormonal, sleep apnea
(gangguan tidur), serta induksi yang disebabkan oleh obat dan alkohol
(Chisholm-Burns, M. A et al., 2016; Wells et al., 2015).
(mmHg) (mmHg)
Wanita
Wanita
Glukosa darah puasa Pria dan Lebih besar dari atau sama
wanita dengan 100 mg/dL.
<150/90 mmHg
<140/90 mmHg
PWV = √ (E inc • h / 2 r ρ)
Batang tanaman pegagan memiliki tekstur yang lunak dan beruas. Pada
tdiap ruas batang, tumbuh akar dan daun disertai tangkai daun dengan
panjang sekitar 5-15 cm (Kristina dkk., 2009).
Daun pegagan berwarna hijau dengan permukaan dan punggung daun yang
licin. Memiliki bentuk sekop atau seperti bentuk ginjal, dengan tepi daun
yang melengkung ke atas dan bergerigi dengan panjang sekitar 2-6 cm dan
lebar sekitar 1,5-5 cm (Singh et al., 2010). Jumlah daun pegagan tiap
tanaman berbeda-beda, apabila pada tanaman induk jumlah daunnya
berkisar 5-8. Sedangkan pada tanaman anakan, jumlah daunnya berkisar 2–
5 ( Kristina dkk., 2009; Bermawie dan Purwiyanti, 2008).
Bunga tanaman pegagan berbentuk payung yang terletak di kepala bunga
(umbel), masing-masing kepala bunga (umbel) terdiri dari 3-4 bunga
berwarna merah muda atau putih (Singh et al., 2010; Winarto W. P, dkk.,
2003).
Buahnya berdinding tebal, berbentuk bulat dan panjang, serta memiliki kulit
keras yang tumbuh di sepanjang musim (Singh et al., 2010; Winarto., 2003).
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Famili : Apiaceae (Umbelifera)
Genus : Centella
Spesies : Centella asiatica
( Israt, 2017; Brinkhaus et al., 2000).
II.4.3 Nama Tanaman Pegagan (Centella asiatica)
Tabel Sedangkan penyebab lain hipertensi sekunder yaitu
pheochromocytoma (tumor langka pada kelenjar adrenal), sindrom cushing
(kumpulan gejala klinis akibat kelebihan kadar hormon kortisol dalam
tubuh), penyakit hipotiroid (kekurangan hormon tiroid), penyakit hipertiroid
(kelebihan hormon tiroid), penyakit hiperparatiroid (kelebihan hormon
paratiroid), dan penyempitan aorta (Chisholm-Burns, M. A et al., 2016;
Wells et al., 2015)..5 Nama Tanaman Pegagan di Berbagai Negara
(Centella asiatica)
Sulawesi (pagaga,
tungke-tungke).
Bali (papaiduh,
pepiduh, piduh).
Hindi (khulakudi,
brahmamanduki).
Metode ekstraksi yang biasa digunakan pada daun pegagan adalah metode
fluida superkritis, sonikasi, maserasi, dan sokletasi. Pemilihan metode
ekstraksi yang tepat, dapat dipertimbangkan melalui kelebihan dan
kekurangan masing-masing metode. Berikut adalah kelebihan dan
kekurangan dari metode ekstraksi daun pegagan:
Tabel Sedangkan penyebab lain hipertensi sekunder yaitu
pheochromocytoma (tumor langka pada kelenjar adrenal), sindrom cushing
(kumpulan gejala klinis akibat kelebihan kadar hormon kortisol dalam
tubuh), penyakit hipotiroid (kekurangan hormon tiroid), penyakit hipertiroid
(kelebihan hormon tiroid), penyakit hiperparatiroid (kelebihan hormon
paratiroid), dan penyempitan aorta (Chisholm-Burns, M. A et al., 2016;
Wells et al., 2015)..6 Kelebihan dan Kekurangan Metode Ekstraksi
Tanaman Pegagan (Centella asiatica)
Kelebihan Kekurangan
Metode Sonikasi
(Febriyanti, Iswarin dan Digjayanti, 2016; Sondari et al., 2016; Majid
dan Nayik, 2015).
Metode Maserasi
(Puspitasari dan Proyogo, 2017; Zulfajri, M dan Mutakkin, 2017;
Sondari et al., 2016).
Metode sokletasi
(Puspitasari dan Proyogo, 2017; Sondari et al., 2016)
Menggunakan pelarut yang lebih Memberikan hasil ekstrak
sedikit. yang lebih sedikit dibanding
metode fluida superkritis,
metode sonikasi, dan metode
maserasi.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Y. K. et al. (2018) ‘Assessment of Vitamin D Status In Patients
With Essential Hypertension’, 72(July), pp. 4434–4438.
Alberti, K. G. M. M. et al. (2009) ‘Harmonizing The Metabolic Syndrome:
A Joint Interim Statement of The International Diabetes Federation
Task Force on Epidemiology and Prevention; National Heart, Lung,
and Blood Institute; American Heart Association; World Heart
Federation; International’, Circulation, 120(16), pp. 1640–1645. doi:
10.1161/CIRCULATIONAHA.109.192644.
American College of Cardiology/ American Heart Association Task Force
on Clinical Practice Guidelines (2017) ‘2017 Guideline for the
Prevention, Detection, Evaluation and Management of High Blood
Pressure in Adults’. doi:
10.1161/HYP.0000000000000065/-/DC1.The.
Astana, W., Ardianto, D. dan Triyono, A. (2015) ‘Studi Klinik Efek Ramuan
Jamu untuk Insomnia terhadap Fungsi Ginjal Pasien Klinik Hortus
Medicus’, Jurnal Farmasi Sains dan Terapan, 2 (1)(11), pp. 46–49.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI
(2013) Riset Kesehatan Dasar 2013, Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. doi: 10.1007/s13398-014-0173-7.2.
Bell, K., Twiggs, J., Olin, B. R. (2018) ‘Hypertension: The Silent Killer:
Updated JNC8 Guideline Recommendations Associate Clinical
Professor of Pharmacy Practice, Drug Information and Learning
Resource Center’. doi: 0178-0000-15-104-H01-P.
Bermawie, N. dan Purwiyanti, S. (2008) ‘Keragaan Sifat Morfologi, Hasil
dan Mutu Plasma Nutfah Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban.)’,
Bul. littro, XIX(1), pp. 1–17.
Brinkhaus, B. et al. (2000) ‘Chemical, Pharmacological and Clinical Profile
of The East Asian Medical Plant Centella asiatica’, Phytomedicine,
7(5), pp. 427–448. doi: 10.1016/S0944-7113(00)80065-3.
Chisholm-Burns, M. A. et al. (2016) Pharmacotherapy Principle &
Practice Fourth Edition. 9 th. Inggris: McGraw-Hill Education
Companies.
Dinata, W. W. (2015) ‘Menurunkan Tekanan Darah Pada Lansia Melalui
Senam Yoga’, Jurnal Olahraga Prestasi, 11(2), pp. 77–90.
Fauziah, I., Dewi, A. R. dan Wahyuningsih, D. (2015) ‘Efek Kombinasi
Ekstrak Pegagan (Centella Asiatica), Gandarusa (Justicia
Gendarussa), Dan Alang-Alang (Imperata Cylindrica) Terhadap
Kadar Ureum-Kreatinin Serum Tikus Hipertensi’, Jurnal
Kedokteran Komunitas, 3(1), pp. 269–276.
Febriyanti, A. F., Iswarin, S. J. dan Digjayanti, T. (2016) ‘Perbandingan
Kadar Asiatikosida Dalam Ekstrak Etanol 70% Pegagan (Centella
asiatica) (L.)Urban) Dengan Metode Ekstraksi Maserasi dan
Sonikasi Secara LC-MS’, 4(2), pp. 50–57.
Fleenor, B. S. dan Berrones, A. J. (2015) Arterial Stiffness : Implications
and Interventions. Springer Briefs In Physiology.
Gray, N. E. et al. (2018) ‘Centella asiatica: Phytochemistry and
Mechanisms of Neuroprotection and Cognitive Enhancement’,
Phytochemistry Reviews. Springer Netherlands, 17(1), pp. 161–194.
doi: 10.1007/s11101-017-9528-y.
Israt, J. F. (2017) ‘Ethnobotanical Survey on Joypurhat Sadar region of
Joypurhat District of Bangladesh’.
Joshi, Y. (2015) ‘Seminar Report on Supercritical Fluids and Its
Applications’, pp. 1–43.
Katno dan Pramono, S. (2008) ‘Tingkat Manfaat, Keamanan dan Efektifitas
Tanaman Obat dan Obat Tradisional’, Balai Penelitian Tanaman
Obat Tawangmangu. doi: 10.1038/296008a0.
Kaur, J. (2014) ‘A Comprehensive Review on Metabolic Syndrome’,
Cardiology Research and Practice. Hindawi Publishing Corporation,
pp. 1–20. doi: 10.1155/2014/943162.
Kim, W. J. et al. (2009) ‘Extraction of Bioactive Components From
Centella asiatica Using Subcritical Water’, Journal of Supercritical
Fluids, 48(3), pp. 211–216. doi: 10.1016/j.supflu.2008.11.007.
Kristina, N. N. et al. (2009) ‘Analisis Fitokimia dan Penampilan Polapita
Protein Tanaman Pegagan (Centella asiatica) Hasil Konservasi In
Vitro’, Bul Littro, 20(1), pp. 11–20.
Majid, I. dan Nayik, G. A. (2015) ‘Ultrasonication and Food Technology: A
review. Food Science And Technology’, Food Science And
Technology. Cogent, 1, pp. 1–11. doi: 10.4172/2155-9600.1000384.
Maulidiani et al. (2014) ‘Chemical Characterization and Antioxidant
Activity of Three Medicinal Apiaceae Spesies’, Industrial Crops and
Products. Elsevier B.V., 55, pp. 238–247. doi:
10.1016/j.indcrop.2014.02.013.
Nisa, U. dan Dewi, T. F. (2018) ‘Kombinasi Salam, Pegagan, Alang-alang,
dan Pala Terhadap Fungsi Kardiovaskular Pasien Hipertensi
Esensial’, Buletin Penelitian Kesehatan, 46(1), pp. 61–68.
Noerhadi, M. (2008) ‘Hipertensi Dan Pengaruhnya Terhadap Organ-Organ
Tubuh’, Medikora, IV(2), pp. 1–18.
Nuraini, B. (2015) ‘Risk Factors of Hypertension’, Jurnal Majority, 4(5),
pp. 10–19. Available at:
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/60
2/606.
Organization, W. H. (2013) ‘A Global Brief on Hypertension’, (9), pp. 10–
11. doi: 10.1136/bmj.1.4815.882-a.
Puspitasari, A. D. dan Proyogo, L. S. (2017) ‘Perbandingan Metode
Ekstraksi Maserasi dan Sokletasi Terhadap Kadar Fenolik Total
Ekstrak Etanol Daun Kersen (Muntingia calabura)’, Jurnal Ilmiah
Cendekia Eksakta, 2, pp. 1–8.
Putra, D. S. A., Dewi, A. R. dan Purnomo, Y. (2015) ‘Perbandingan Infusa
dan Dekokta Kombinasi Centella asiatica , Jucticia gendarussa ,
Imperata cylindrica terhadap Tekanan Darah Tikus Model
Hipertensi’, Jurnal Kedokteran Komunitas, 3(1), pp. 15–20.
Rini, S. (2015) ‘Sindrom Metabolik’, J Majority, 4(4), pp. 88–93. doi:
10.1073/pnas.95.3.861.
Singh, S. et al. (2010) ‘Centella asiatica (L.) : A Plant With Immense
Medicinal Potential But Threatened’, International Journal of
Pharmaceutical Sciences Review and Research, 4(2), pp. 9–17. doi:
10.1016/j.bandc.2009.07.010.
Sondari, D. et al. (2016) ‘Studi Awal Pengaruh Metode Ekstraksi Terhadap
Rendemen dan Kadar Asiaticoside dari Centella asiatica (L.) Urb’,
Jurnal Sains Materi Indonesia, 17(3), pp. 124–130.
Sopi, I. I. P. B. dan Tallan, M. M. (2015) ‘Kajian Beberapa Tumbuhan Obat
Yang Digunakan Dalam Pengobatan Malaria Secara Tradisional’,
Spirakel, 7(2), pp. 28–37.
Sutardi, S. (2016) ‘Kandungan Bahan Aktif Tanaman Pegagan Dan
Khasiatnya Untuk Meningkatkan Sistem Imun Tubuh’, Jurnal
Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 35(3), pp. 121–130. doi:
10.21082/jp3.v35n3.2016.p121-130.
Tedjasukmana, P. (2012) ‘Tata Laksana Hipertensi’, Journal CDK, 39(4),
pp. 251–255. doi: www.kalbemed.com/Portals/6/06_192Tata
%20Laksana%20Hipertensi.pdf.
Tripathi, G. et al. (2015) ‘Ethnopharmacological Importance of Centella
asiatica With Special Reference to Neuroprotective Activity’, Asian
Journal of Pharmacology and Toxicology, 3(10), pp. 49–53.
Wells, B. G. et al. (2015) Pharmacotherapy Handbook. Ninth Edition.
Inggris: McGraw-Hill Education Companies.
Whelton et al. (2017) 2017 Guideline for the Prevention, Detection,
Evaluation, and Management of High Blood Pressure in Adults A
Report of the American College of Cardiology / American Heart
Association T, Journal of American College of Cardiology. doi:
10.1161/HYP.0000000000000065/-/DC1.The.
Winarto, W. P., Surbakti, M., 2003. Khasiat dan Manfaat Pegagan :
Tanaman Penambah Daya Ingat. Jakarta : Agromedia Pustaka.
Zulfajri, M, Z. dan Mutakkin (2017) ‘Metode Ekstraksi Antosianin dari
Kulit Buah (Syzygium cumini(L.)) Skeels Sebagai Indikator Alami
Asam Basa’, 1, pp. 547–553.