TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi hipertensi
ditunjukkan oleh angka sistolik (bagian atas) dan diastolik (bagian bawah) pada
atau tekanan darah diastolik sedikitnya 90 mmHg (Price & Wilson, 2013).
darah secara abnormal dan terus menerus pada beberapa kali pemeriksaan tekanan
darah yang disebabkan satu atau beberapa faktor risiko yang tidak berjalan
sebagai mana mestinya dalam mempertahankan tekanan darah normal (Wijaya &
Putri, 2013). Jadi dapat disimpukan hipertensi merupakan suatu keadaan dimana
terjadi peningkatan tekanan darah persisten dengan tekanan darah sistolik di atas
140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg yang diukur paling sedikit
2. Klasifikasi hipertensi
High Blood Pressure VIII dalam Bell et al, (2015) mengklasifikasikan tekanan
darah pada orang dewasa berusia 18 tahun atau ke atas sebagai berikut :
Tabel 1
Klasifikasi Hipertensi
3. Penyebab hipertensi
penyebab lain seperti kehamilan, luka bakar, tumor otak dll (Aspiani, 2015).
Faktor risiko hipertensi dbagi menjadi 2 kelompok yaitu faktor yang tidak
dapat diubah dan faktor yang dapat diubah. Faktor risiko yang tidak dapat diubah
antara lain umur, jenis kelamin, dan genetik. Faktor risiko yang dapat diubah
antara lain kebiasaan merokok, konsumsi serat, stres, aktivitas fisik, konsumsi
garam,
10
kegemukan, kebiasaan konsumsi alkohol dan dislipidemia (Kementerian
bertahun-tahun. Gejala yang paling sering muncul pada pasien hipertensi jika
hipertensinya sudah bertahun-tahun dan tidak diobati antara lain seperti sakit
kepala, kelelahan, mual, muntah, sesak nafas, gelisah, pandangan menjadi kabur,
dimulai dari jaras saraf simpatis yang berada dipusat vasomotor medula spinalis.
Jaras saraf simpatis dari medula spinalis berlanjut ke korda spinalis dan keluar
dari kolumna medula spinalis menuju ganglia simpatis di toraks dan abdomen.
Wilson, 2013).
11
dan air oleh tubulus ginjal sehingga meningkatkan volume intravaskular (Price &
tekanan darah.
7. Penatalaksanaan hipertensi
a. Terapi farmakologis
diberikan tepat waktu dapat menurunkan kejadian stroke hingga 35-40 %, infark
miokard 20-25 %, dan gagal jantung lebih dari 50 %. Obat-obatan yang diberikan
Pengelolaan diet yang sesuai terbukti dapat menurunkan tekanan darah pada
gula, garam, cukup buah, sayuran, makanan rendah lemak, usahakan makan ikan
berminyak seperti tuna, makarel dan salmon (Kementerian Kesehatan RI, 2013).
berat badan dapat menurunkan tekanan darah karena mengurangi kerja jantung
kelebihan
12
berat badan (obesitas) dianjurkan untuk menurunkan berat badan hingga mencapai
IMT normal 18,5 – 22,9 kg/m2, lingkar pinggang <90 cm untuk laki-laki dan <80
2015). Senam aerobic atau jalan cepat selama 30-45 menit lima kali perminggu
dapat menurunkan tekanan darah baik sistole maupun diastole. Selain itu,
berbagai cara relaksasi seperti meditasi dan yoga merupakan alternatif bagi
4) Berhenti Merokok
asap rokok yang mengandung zat-zat kimia beracun seperti nikotin dan karbon
monoksida yang dihisap melalui rokok dapat menurunkan aliran dara ke bebagai
6) Mengurangi stres
oleh karena itu dengan mengurangi stres seseorang dapat mengontrol tekanan
13
8. Komplikasi hipertensi
Tekanan darah yang tidak terkontrol dan tidak segera diatasi dalam jangka
organ- organ diantaranya jantung, otak, ginjal dan mata. Hipertensi yang tidak
pembesaran ventrikel kiri dengan atau tanpa payah jantung. Hematuria (urine
hipertensi pada ginjal. Komplikasi hipertensi juga dapat terjadi pada mata berupa
pada organ otak sebagai akibat hipertensi yang tidak ditangani dalam waktu lama
1. Beban kerja
harus dipikul oleh suatu jabatan/unit organisasi dan merupakan hasil kali antara
volume kerja dan norma waktu. Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi beban
1. Faktor eksternal Faktor eksternal adalah beban kerja yang berasal dari
• Tugas (Task). Meliputi tugas bersifat seperti, stasiun kerja, tata ruang tempat
kerja, kondisi ruang kerja, kondisi lingkungan kerja, sikap kerja, cara angkut, beban
yang diangkat. Sedangkan tugas yang bersifat mental meliputi, tanggung jawab,
• Organisasi kerja. Meliputi lamanya waktu kerja, waktu istirahat, shift kerja,
14
sistem kerja dan sebagainya. Lingkungan kerja dapat memberikan beban tambahan
yang meliputi, lingkungan kerja fisik, lingkungan kerja biologis dan lingkungan
kerja psikologis.
2. Faktor internal Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam
tubuh akibat dari reaksi beban kerja eksternal yang berpotensi sebagai stresor,
meliputi faktor somatis (jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, status gizi, kondisi
Hipertensi timbul akibat adanya interaksi dari berbagai faktor risiko yaitu:
umur, jenis kelamin, obesitas, alkohol, genetik, stres, asupan garam, merokok, pola
aktivitas fisik, penyakit ginjal dan diabetes melitus. Oleh karena hipertensi timbul
dari adanya interaksi dari berbagai faktor yang telah disebutkan, faktor mana yang
diketahui dengan pasti (Anggara, 2013). Hipertensi salah satunya disebabkan oleh
faktor gaya hidup modern, orang zaman sekarang lebih mengutamakan pekerjaan
untuk mencapai kesuksesan. Kesibukan dan kerja keras serta tujuan-tujuan yang
berat mengakibatkan timbulnya rasa stres dan tekanan yang tinggi. Hal tersebut
diperkuat oleh penelitian Suoth (2014) yang menemukan bahwa terdapat hubungan
bermakna antara gaya hidup dalam bentuk kemampuan mengatur stres dan kejadian
hipertensi. Perasaan tertekan membuat tekanan darah menjadi naik. Selain itu,
orang yang sibuk juga tidak sempat untuk berolahraga. Akibatnya lemak dalam
tubuh semakin banyak dan tertimbun yang dapat menghambat aliran darah.
Pembuluh yang terhimpit oleh tumpukan lemak menjadikan tekanan darah menjadi
15
16