Anda di halaman 1dari 4

PENGGUNAAN BETAHISTIN DAN CINNARIZIN SEBAGAI TERAPI

PENYAKIT MENIERE

Jasminka Djelilovic-Vranic1, Azra Alajbegovic1, Merita Tiric-Campara1, Aida Volic2,


Zehra Sarajlic2, Eldina Osmanagic3, Ljubica Todorovic1, Omer Beslagic1

Klinik Neurologi, Pusat Klinik Universitas Sarajevo, Bosnia dan Herzegovina1


Klinik Otorinolaringologi, Pusat Klinik Universitas Sarajevo, Bosnia dan
Herzegovina2
Pusat Diagnostik Radiologi, Sarajevo, Bosnia dan Herzegovina3

1. LATAR BELAKANG
Penyakit Meniere adalah sebuah keadaan yang ditandai dengan munculnya
serangan vertigo yang mendadak dengan mual dan muntah disertai hilangnya fungsi
pendengaran serta rasa mendengung pada telinga (tinnitus yang biasanya unilateral).
Meskipun penyebab penyakit meniere masih tidak jelas, diperkirakan bahwa penyakit
ini disebabkan akibat gangguan keseimbangan antara produksi dan readsorpsi cairan
endolimfe pada vestibuler yang berujung pada rupturnya membran reissner dan
terjadi percampuran antara endolimfe dan perilimfe sehingga menyebabkan destruksi
dari labirin vestibular dan meningkatkan kejadian vertigo dan ketulian.

2. TUJUAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan pengobatan mana yang
lebih efektif sebagai terapi dari penyakit meniere, apakah Betahistin atau Cinnarizin.
Betahistin adalah analog histamin dengan efek agonis pada reseptor histamin H1 yang
lebih lemah dan memiliki efek yang lebih kuat pada resepor histamin H3 sedangkan
Cinnarizin memilik efek yang lebih kuat pada reseptor H1.

3. MASALAH PENELITIAN
Pada penelitian ini, peneliti membandingkan dua kelompok pasien untuk
dianalisa, dimana grup pertama adalah kelompok pasien – pasien dengan gejala trias
klasik dari penyakit meniere yang sangat berat dan ditangani dirumah sakit untuk
beberapa hari, dan kemudian diikuti pada saat kontrol di poliklinik dan grup kedua
adalah kelompok pasien dengan gejala penyakit Meniere yang lebih ringan yang
ditangani sebagai pasien kontrol di poliklinik. Pada semua pasien dilakukan
pemeriksaan laboratorium CAT otak (untuk menyingkirkan kemungkinan proses
invasif, MS atau stroke) dan TCD untuk menyingkirkan gangguan sirkulasi pada
sistem vertebrobasiler.

4. HASIL
Kelompok pertama dengan gejala yang lebih berat terdiri dari 37 pasien (20 laki
– laki dan 17 perempuan), berumur 31 -54 tahun dan kelompok kedua dengan gejala
yang lebih ringan terdiri dari 36 pasien (17 laki – laki dan 19 perempuan), berumur
27 – 49 tahun).

Pada kelompok pasien yang diterapi dengan Betahistin, setelah 7 hari


pemberian obat terdapat pengurangan vertigo dan hilangnya mual & muntah dengan
masih adanya residual dari tinnitus dan gangguan pendengaran. Sedangkan pada
kelompok pasien yang diberikan Cinnarizin, gangguan vertigo masih tetap ada
disertai dengan berkurangnya mual – muntah.

Follow up yang lebih lanjut setelah 8 minggu menunjukkan bahwa pasien –


pasien yang menggunakan Betahistin tidak merasakan vertigo lagi (hanya
menyisakan sedikit tinitus dan gangguan pendengaran (dengan catatan residual ini
merupakan sisa dari episode penyakit meniere episode yang pertama kali terjadi),
sedangkan kelompok yang diterapi dengan Cinnarizin kadang – kadang masih
merasakan vertigo.
5. PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok pasien yang diterapi
Betahistin setelah 1 minggu pemberian obat didapatkan pengurangan gejala vertigo
serta hilangnya mual dan muntah. disertai masih terdapatnya residual tinitus dan
gangguan pendengaran, sedangkan pada kelompok pasien yang diberikan Cinnarizin,
gangguan vertigo masih tetap ada disertai mual dalam bentuk yang lebih ringan dan
terjadi sekali – sekali saja.

Seperti obat – obat lainnya, Betahistin juga mempunyai beberapa efek samping,
yang paling sering terjadi, yaitu : hipersensitivitas dan reaksi alergi, gangguan
pencernaan, gangguan sistem saraf (kejang, mengantuk, bingung dan halusinasi)
tekanan darah rendah, aritmia, sakit kepala, gangguan hati, dll. Sedangkan efek
samping Cinnarizin yan dapat terjadi : mulut kering, sakit kepala ringan, berkurang
atau bertambahnya berat badan, tremor, ikterus, reaksi kulit yang berat pada orang
tua. dll.

6. KESIMPULAN

 Betahistin lebih cepat mengurangi gejala dan mengembalikan tingkat


fungsional seseorang lebih baik dibandingkan Cinnarizin.
 Terapi Betahistin yang lebih awal dapat mencegah dan menghilangkan
komplikasi kronik dari Penyakit Meniere.
 Pemberian Betahistin sangat dianjurkan sebagai terapi utama pada penyakit
Meniere.

NAMA : INDRIYATI JANUAR TRISNAWAN

NPM : 16310139

KEL : 10

Anda mungkin juga menyukai