Anda di halaman 1dari 64

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Program Kesehatan Berorientasi Komunitas merupakan salah satu

rangkaian proses Pendidikan yang dengan mempelajari dasar-dasar

kedokteran komunitas. Fokus utama kegiatan ini adalah pada area

kompetensi kedokteran 1 (Profesionalitas yang Luhur), kompetensi 3

(Komunikasi Efektif), kompetensi 5 (Landasar Ilmiah Kedokteran), dan

kompetensi 7 (Pengelolaan Masalah Kesehatan). Kedokteran Komunitas

adalah cabang kedokteran yang memusatkan perhatian kepada kesehatan

anggota-anggota komunitas, dengan menekankan diagnosis dini penyakit,

memperhahtikan faktor-faktor yang membahayakan kesehatan yang

berasal dari lingkungan dan pekerjaan, serta pencegahan penyakit pada

komunitas.

Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas

adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya

kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan perseorangan (UKP)

tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan

preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-

tingginya di wilayah kerjanya Puskesmas sebagai salah satu jenis fasilitas

pelayanan kesehatan tingkat pertama memiliki peranan penting dalam

sistem kesehatan nasional, khususnya subsistem upaya kesehatan.

1
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014

tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, disebutkan bahwa Puskesmas

mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai

tujuan pembangunan kesehatan diwilayah kerjanya dan berfungsi

menyelenggarakan UKM dan UKP tingkat pertama diwilayah kerjanya.

UKM adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan

kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah

kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat. UKP

adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan

yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit,

pengurangan penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatan

perseorangan.

1.2 Rumusan Masalah

“Apakah terdapat masalah kesehatan berbasis komunitas di

Puskesmas Pasar Ambon dan bagaimana pemecahan masalah tersebut ?”

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan umum

Meningkatkan kompetensi mahasiswa pada kasus Program Kesehatan

Berorientasi Komunitas sehingga mahasiswa mampu mengelola

berbagai kasus yang terjadi dalam praktek di kemudian hari.

1.3.2 Tujuan Khusus

2
1. Mampu melaksanakan praktik kedokteran yang professional sesuai

dengan nilai dan prinsip ke-Tuhanan, moral luhur, etika, disiplin,

hukum, dan sosial budaya

2. Mampu menggali dan bertukar informasi secara verbal dan nonverbal

dengan pasien pada semua usia, anggota keluarga, masyarakat, kolega,

dan profesi lain.

3. Mampu menyelesaikan masalah kesehatan berdasarkan landasan

ilmiah ilmu kedokteran dan kesehatan yang mutakhir untuk mendapat

hasil yang optimum.

4. Mampu mengelola masalah kesehatan individu, keluarga, maupun

masyarakat secara komprehensif, holistik, terpadu, dan

berkesinambungan dalam konteks pelayanan kesehatan primer.

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat Umum

Mendapatkan wawasan dan pengetahuan terkait dengan kesehatan

komunitas

1.4.2 Manfaat Khusus

1. Mendapatkan pengalaman kesehatan baik secara praktik maupun

observasi di Puskesmas

2. Mendapatkan pengalaman berkomunikasi secara langsung dengan

pasien dan tenaga kesehatan lain di Puskesmas

3. Mendapatkan wawasa tentan analisis masalah kesehatan individu,

keluarga, maupun masyarakat, serta cara menanggulanginya.

3
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Puskesmas

2.1.1 Definisi Puskesmas

Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan

untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif,

preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah,

pemerintah daerah dan/atau masyarakat. Puskesmas adalah fasilitas

pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat

dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih

mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

2.1.2 Tujuan Puskesmas

Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas

bertujuan untuk mewujudkan mendukung terwujudnya kecamatan sehat

dan masyarakat yang:

1. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan

kemampuan hidup sehat;

2. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutun

3. Hidup dalam lingkungan sehat; dan

4
4. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,

kelompok dan masyarakat.

2.1.3 Prinsip Penyelenggaraan Puskesmas

Prinsip penyelenggaraan Puskesmas meliputi:

1. Paradigma sehat

2. Pertanggungjawaban wilayah

3. Kemandirian masyarakat

4. Pemerataan

5. Teknologi tepat guna dan

6. Keterpaduan dan kesinambungan

2.1.4 Fungsi Puskesmas

Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan

untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam

rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Puskesmas

menyelenggarakan fungsi:

1. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya

2. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya

2.1.5 Wewenang Puskesmas

Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam

penyelenggaraan UKM Puskesmas berwenang untuk:

1. Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan

masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan

2. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan;

5
3. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan

masyarakat dalam bidang kesehatan;

4. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan

masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang

bekerjasama dengan sektor lain terkait;

5. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya

kesehatan berbasis masyarakat;

6. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia

Puskesmas;

7. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan;

8. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses mutu,

dan cakupan Pelayanan Kesehatan;

9. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat,

termasuk dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon

penanggulangan penyakit.

Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam

penyelenggaraan UKP Puskesmas, Puskesmas berwenang untuk:

1. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dasar secara komprehensif,

berkesinambungan dan bermutu;

2. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan upaya

promotif dan preventif;

3. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada

individu, keluarga, kelompok dan masyarakat;

6
4. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan

keamanan dan keselamatan pasien, petugas dan pengunjung;

5. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip koordinatif

dan kerja sama inter dan antar profesi;

6. Melaksanakan rekam medis;

7. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan

akses Pelayanan Kesehatan;

8. Melaksanakan peningkatan kompetensi Tenaga Kesehatan;

9. Mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas pelayanan

kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan

10. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan

Sistem Rujukan.

2.2 Pokok-Pokok Pelayanan Puskesmas

2.2.1 Administrasi

1. Pengertian Administrasi

Beberapa pakar menafsirkan bahwa istilah administrasi

mengandung arti lebih luas dibanding manajemen. Administrasi

mencakup penentuan kebijaksanaan atau policy dan goal dalam arti

luas. Sedang manajemen lebih ditekankan pada rangkaian tindakan

untuk mencapai tujuan dengan emmperhatikan kebijaksanan yang telah

ditetapkan batasan administrasi kesehatan. Administrasi adalah segala

kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Administrasi

berkaitan dengan pelaksanaan kerja untuk pencapaian tujuan yang

7
telah ditetapkan Administrasi adalah pembimbingan, kepemimpinan

dan pengawasan usaha-usaha suatu kelompok orang-orang ke arah

pencapaian tujuan bersama. Administrasi kesehatan diartikan sebagai

pengadministrasian upaya kesehatan. Pengadministrasian upaya

kesehatan adalah menerapkan fungsi-fungsi administrasi terhadap

sumber daya yang tersedia secara efektif dan efisien untuk dapat

menghasilkan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan atau dituntut

untuk dapat mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi.

2. Pengertian Manajemen

Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan dan pemantauan berbagai upaya dari anggota organisasi

dan menggunakan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan

organisasi (JAF Stoner). Manajemen adalah proses yang khas, yang

terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan pelaksanaan

dan pengendalian yag dilakukan untuk menentukan serta mencapai

sasaran yang telah ditentukan dengan memanfaatkan sumber daya

manusia dan sumberdaya lainnya

3. Manajemen Puskesmas

Adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik

untuk menghasilkan luaran Puskesmas yang efektif dan efisien.

Rangkaian kegiatan sistematis yang dilaksanakan oleh Puskesmas akan

membentuk fungsi-fungsi manajeman, yaitu perencanaan,

penggerakan, pelaksanaan, pengendalian, pengawasan dan

pertanggungjawaban.

8
4. Model Manajemen Puskesmas

Model P1 – P2 – P3 (perencanaan, pergerakan pelaksanaan,

pengawasan - pengendalian penilaian)

1. Perencanaan

Tahap perencanaan dimulai dengan mengumpulkan semua

data tersebut, menganalisisnya, merekomendasikan dan

merencanakan tindak lanjutnya (Peraturan Menteri Kesehatan No.

44 Tahun 2016). Pada tahap pengumpulan data, diharapkan

puskesmas sudah memiliki data baik data lama maupun data baru,

baik yang berasal dari Top Down, Horisontal maupun Bottom Up.

Kemudian data-data tersebut dikelompokkan sesuai kelompok

penyelenggaraan (ADMEN, UKM dan UKP), dikelompokkan pula

dalam usulan peningkatan mutu dan keselamatan pasien dan

dikelompokkan sesuai dengan prioritas yang dihadapi. Penentuan

prioritas dapat dilakukan bersama-sama saat menganalisis data

melalui analisis yang direkomendasikan yaitu fish bone sebagai

analisis penyebab dan penunjang dengan bentuk seperti tulang ikan

serta USG (Urgency, Severity dan Grouth) sebagai analisis

prioritas, berat ringan dan peluangnya. Hasil dari analisis data

adalah status untuk kegiatan atau program yang berhubungan

dengan penyelenggaraan puskesmas. Kemudian tersusunlah

rekomendasi kegiatan apa yang harus dilaksanakan untuk

mengatasi hasil ini. Jika datanya buruk maka kegiatannya adalah

untuk memperbaiki, jika datanya standar maka kegiatannya adalah

9
untuk meningkatkannya dan jika datanya baik, maka kegiatannya

untuk mempertahankan.

Bagian terakhir dalam perencanaan adalah menentukan

Rencana Tindak Lanjut atau kapan kegiatan-kegiatan tersebut

dilaksanakan. Penentuan harus secara detail hingga ke tanggal

pelaksanaan. Hasil akhir dari tahap ini adalah keluarlah

perencanaan tingkat puskesmas (PTP) yang terdiri atas Rencana

Usulan Kegiatan (RUK) dan ketika disesuaikan dengan

ketersediaan anggaran yang ada maka menjadi Rencana

Pelaksanaan Kegiatan (RPK)

2. Pelaksanaan-Penggerakan

Tahap pelaksanaan dan penggerakan adalah tahap

melakukan apa yang sudah direncanakan dalam tahap perencanaan.

Pada tahap ini semua kegiatan yang sudah direncanakan harus

dapat terlaksana secara terukur, terjaga, jelas arahnya dan jelas

penggunaan semua penunjangnya, termasuk anggarannya. Oleh

karena itu pada tahap ini harus memiliki teknis yang dapat

dipertanggungjawabkan, mulai dari proses pelaksanaan kegiatan

hingga output dan outcome yang diharapkan. Kegiatan-kegiatan

pada tahap ini dapat ditunjang oleh pertemuan-pertemuan

koordinasi seperti lokakarya mini bulanan puskesmas (lokmin)

untuk lintas program puskesmas dan Lokakarya mini tri bulanan

puskesmas (loktri) untuk lintas sektor.

10
3. Pengawasan-Pengendalian-Penilaian

Tahap Pengawasan, pengendalian dan penilaian adalah

tahap menentukan apakah kegiatan yang dilaksanakan sudah sesuai

dengan yang direncanakan atau apakah hasil, output dan outcome

sudah sesuai dengan yang diharapkan. Jjika belum maka harus

dilakukan evaluasi apa yang menyebabkan masalah tersebut,

dilanjukan dengan rekomendasi kembali kegiatan perbaikannya

dan tentunya rencana tindak lanjut kembali, begitu seterusnya

sehingga akan menyerupai suatu siklus. Siklus ini digambarkan

sebagai siklus rencanakan, kerjakan, periksa dan lakukan (plan, dp,

check dan action yang disingkat dengan PDCA).

Tiga tahap puskesmas ini harus benar-benar terlaksana

sehingga mampu membentuk sistem yang kuat. Inilah sistem

manajemen yang ada di puskesmas.

2.2.2 Sumber Pembiayaan

1. APBN

3. APBD

4. P2KM

5. BPJS

6. UMUM

2.2.3 Program Prioritas Kesehatan Tahun 2019

1. Angka Kematian Ibu (AKI ) atau Angka Keatian Neonatal (AKN )

2. Stunting (pendek)

11
3. Penjaringan suspek TB Paru

4. Penyakit Tidak Menular ( PTM )

5. Imunisasi

2.2.4 Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)

2.2.4.1 Definisi dan Klasifikasi

Puskesmas menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat tingkat

pertama dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama dilaksanakan

secara terintegrasi dan berkesinambungan. Upaya kesehatan masyarakat

tingkat pertama meliputi upaya kesehatan masyarakat esensial dan upaya

kesehatan masyarakat pengembangan.

1. Esensial

Upaya kesehatan masyarakat esensial, terdiri dari :

a. pelayanan promosi kesehatan

b. pelayanan kesehatan lingkungan

c. pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana;

d. pelayanan gizi dan

e. pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.

f. pelayanan program pengobatan.

g. sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas.

12
Upaya kesehatan masyarakat esensial harus diselenggarakan oleh

setiap Puskesmas untuk mendukung pencapaian standar pelayanan

minimal kabupaten/kota bidang kesehatan.

2. Pengembangan

Upaya kesehatan masyarakat pengembangan merupakan upaya

kesehatan masyarakat yang kegiatannya memerlukan upaya yang

sifatnya inovatif dan/atau bersifat ekstensifikasi dan intensifikasi

pelayanan, disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan,

kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang tersedia di

masing-masing Puskesmas.

2.2.5 Pelayanan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)

Upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama dilaksanakan dalam

bentuk:

a. Rawat jalan

b. Pelayanan gawat darurat

c. Pelayanan satu hari

d. Home care

e. Rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan.

2.3 Perumusan Masalah

2.3.1 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dilaksanakan dengan membuat daftar masalah

yang dikelompokkan menurut jenis upaya, target, pencapaian, dan

masalah yang ditemukan.

13
Tabel 2.1 Contoh Tabel Identifikasi Masalah

Keterangan:

Masalah dirumuskan berdasarkan prinsip 5W1H (What,

Who,When, Where, Why and How/Apa masalahnya, siapa yang terkena

masalahnya, kapan masalah itu terjadi, dimana masalah itu terjadi, kenapa

dan bagaimana masalah itu terjadi).

2.3.2 Menentukan Urutan Prioritas Masalah

Mengingat adanya keterbatasan kemampuan dalam mengatasi

masalah, ketidaktersediaan teknologi yang memadai atau adanya

keterkaitan satu masalah dengan masalah lainnya, maka perlu dipilih

masalah prioritas dengan jalan kesepakatan tim. Bila tidak dicapai

kesepakatan dapat ditempuh dengan menggunakan kriteria lain. Dalam

penetapan urutan prioritas masalah dapat mempergunakan berbagai

macam metode seperti metode USG (Urgency, Seriousness, Growth) dan

sebagainya.

Urgency, Seriousness, Growth (USG) adalah salah satu alat untuk

menyusun urutan prioritas isu yang harus diselesaikan. Caranya dengan

menentukan tingkat urgensi,keseriusan, dan perkembangan isu dengan

menentukan skala nilai 1 – 5 atau 1 – 10. Isu yang memiliki total skor

14
tertinggi merupakan isu prioritas. Untuk lebih jelasnya, dapat diuraikan

sebagai berikut:

1. Urgency

Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan

waktu yang tersedia dan seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk

memecahkan masalah yang menyebabkan isu tadi. Urgency dilihat dari

tersedianya waktu, mendesak atau tidak masalah tersebut diselesaikan.

2. Seriousness

Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat

yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang

menimbulkan isu tersebut atau akibat yang menimbulkan masalah-

masalah lain kalau masalah penyebab isu tidak dipecahkan. Perlu

dimengerti bahwa dalam keadaan yang sama, suatu masalah yang

dapat menimbulkan masalah lain adalah lebih serius bila dibandingkan

dengan suatu masalah lain yang berdiri sendiri. Seriousness dilihat dari

dampak masalah tersebut terhadap produktifitas kerja, pengaruh

terhadap keberhasilan, dan membahayakan sistem atau tidak.

3. Growth:

Seberapa kemungkinannya isu tersebut menjadi berkembang

dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan makin memburuk

kalau dibiarkan.

4. Feasibility:

15
Yakni apakah masalah tersebut mudah diatasi mengacu kepada

kemampuan keluarga / RT / RW /Kelurahan / Desa / Kecamatan /

Puskesmas.

Data atau informasi yang dibutuhkan dalam pelaksanaan metode

USG, yakni sebagai berikut:

a. Hasil analisa situasi

b. Informasi tentang sumber daya yang dimiliki

c. Dokumen tentang perundang-undangan, peraturan, serta kebijakan

pemerintah yang berlaku.

Tabel 2.2 Contoh matriks pemecahan masalah dengan metode

USG

No MASALAH U S G TOTAL

1. Masalah A 5 3 3 11

2. Masalah B 4 4 4 12

3. Masalah C 3 5 5 13

Keterangan: berdasarkan skala likert 1-5 (5=sangat besar, 4=besar,

3=sedang, 2=kecil, 1=sangat kecil). Atas dasar contoh tersebut maka isu

yang merupakan prioritas adalah Isu C.

2.3.3 Mencari Akar Peyebab Masalah

16
Setelah ditentukan masalah yang menjadi prioritas, selanjutnya

dicari akar penyebab dari masalah tersebut. Penyebab masalah agar

dikonfirmasi dengan data di Puskesmas. Beberapa metode yang dapat

dipergunakan dalam mencari akar penyebab masalah yaitu:

1) Diagram sebab akibat dari Ishikawa (diagram tulang ikan/ fish bone).

Diagram sebab akibat digambarkan seperti contoh pada formulir 1

terlampir, langkah-langkah penyusunannya meliputi:

a. Tuliskan “masalah” pada bagian kepala ikan.

b. Buat garis horizontal dengan anak panah menunjuk kearah kepala

ikan.

c. Tetapkan kategori utama dari penyebab.

d. Buat garis dengan anak panah menunjuk ke garis horizontal.

e. Lakukan brainstorming (curah pendapat) dan fokuskan pada

masing-masing kategori.

f. Setelah dianggap cukup, dengan cara yang sama lakukan untuk

kategori utama yang lain.

g. Untuk masing-masing kemungkinan penyebab, coba membuat

daftar sub penyebab dan letakkan pada cabang yang lebih kecil.

h. Setelah semua ide/pendapat dicatat, lakukan klarifikasi data untuk

menghilangkan duplikasi ketidaksesuaian dengan masalah, dll.

Yang perlu diperhatikan:

a. Fish bone diagram hanya menggambarkan tentangkemungkinan

suatu penyebab, bukan fakta/penyebab yang sesungguhnya, untuk

17
itu diperlukan konfirmasi dengan data di Puskesmas untuk

memastikannya.

b. Efek (masalah) perlu diidentifikasi dan dipahami dengan jelas

sehingga tidak terjadi kerancuan dalam mencari kemungkinan

penyebabnya.

c. Alat ini merupakan cara terbaik untuk mengidentifikasi

kemungkinan penyebab secara terfokus sehingga dapat dihindari

kemungkinan terlewatnya penyebab.

d. Pastikan bahwa setiap anggota tim dapat terlibat secara penuh

dalam proses penyusunan fish bone diagram tersebut.

2) Pohon Masalah (Problem Trees).

Pohon Masalah terlihat seperti pada contoh formulir 2 terlampir.

Langkah-langkah penyusunannya meliputi:

a. Tuliskan “masalah” pada kotak di puncak pohon masalah.

b. Buat garis panah vertikal menuju kotak tersebut.

c. Tetapkan kategori utama dari penyebab dan tuliskan pada kotak

dibawahnya dengan arah panah menuju ke kotak masalah.

d. Lakukan curah pendapat dan fokuskan pada masing-masing

kategori.

e. Setelah dianggap cukup, dengan cara yang sama lakukan untuk

kategori utama yang lain.

f. Untuk masing-masing kemungkinan penyebab, coba membuat

daftar sub penyebab dan letakkan pada kotak yang ada

dibawahnya.

18
g. Setelah semua pendapat tercatat, lakukan klarifikasi data untuk

menghilangkan duplikasi, tidak sesuai dengan masalah, dan lain-

lain.

Kemungkinan penyebab masalah dapat berasal dari:

1) Input (sumber daya): sarana, prasarana, alat kesehatan, tenaga, obat

dan bahan habis pakai, anggaran dan data.

2) Proses (pelaksanaan kegiatan).

3) Lingkungan.

2.3.4 Menetapkan Cara Pemecahan Masalah

Untuk menetapkan cara pemecahan masalah dapat dilakukan

kesepakatan di antara anggota tim dengan didahului brainstorming (curah

pendapat). Bila tidak terjadi kesepakatan dapat digunakan tabel cara

pemecahan masalah. Langkah-langkah pemecahan masalah sebagai

berikut:

1) Brainstorming (curah pendapat).

19
Dilaksanakan untuk membangkitkan ide/gagasan/pendapat tentang

suatu topik atau masalah tertentu dari setiap anggota tim dalam periode

waktu yang singkat dan bebas dari kritik. Manfaat dari brainstorming

adalah untuk:

a. Mendapatkan ide/pendapat/gagasan sebanyak-banyaknya

b. Pengembangan kreatifitasi berpikir dari anggota tim

c. Memacu keterlibatan seluruh peserta (anggota tim).

Tipe brainstorming:

a. Terstruktur, tiap anggota tim menyampaikan ide/gagasan

bergiliran.

b. Tidak terstruktur, tiap peserta yang mempunyai ide/gagasan dapat

langsung menyampaikannya.

Langkah-langkah:

a. Tetapkan suatu topik/masalah sejelas mungkin.

b. Beri waktu beberapa saat kepada anggota untuk memahami dan

memikirkannya.

c. Tetapkan waktu yang akan digunakan untuk curah pendapat,

misalnya 30-45 menit.

d. Anggota tim menyampaikan ide.

e. Apabila terdapat beberapa anggota yang mendominasi, gunakan

curah pendapat terstruktur sehingga seluruh anggota mempunyai

kesempatan yang sama. Bila yang dipilih secara terstruktur,

anggota yang tidak menyampaikan pendapat pada gilirannya harus

20
mengucapkan “Pass” dan kesempatan diberikan pada anggota

berikutnya.

f. Beri dorongan/rangsangan agar anggota berani

memberikan/mengajukan pendapat.

g. Selama brainstorming berjalan, tidak dibenarkan menanggapi

pendapat anggota yang sedang berbicara. Bila ini terjadi, pimpinan

sidang harus segera menegur.

h. Tuliskan setiap ide/gagasan tersebut pada flipchart sehingga dapat

dilihat oleh seluruh anggota.

i. Teruskan brainstorming sampai waktu yang telah ditetapkan habis.

j. Lakukan klarifikasi, hilangkan sesuatu yang menyimpang dari

topik atau duplikasi yang terjadi.

k. Buat list pendek yang berhubungan dengan topik yang dibahas.

2) Kesepakatan di antara anggota tim, berdasarkan hasil dari curah

pendapat (brainstorming). Hasil kesepakatan dipergunakan sebagai

bahan penyusunan Rencana Lima Tahunan.

3) Bila tidak terjadi kesepakatan, digunakan metode Tabel cara

pemecahan masalah sebagai berikut:

Tabel 4. Contoh Tabel Cara Pemecahan Masalah

21
Berdasarkan kesepakatan cara pemecahan masalah dapat

dikembangkan program kegiatan dan ditentukan target yang akan dicapai.

Pengawasan dan pengendalian untuk pencapaian target Rencana Lima

Tahunan dilakukan setiap tahun, dan pada tengah periode lima tahunan

dilakukan evaluasi periode tengah lima tahun (Midterm evaluation), untuk

menyesuaikan target akhir Rencana Lima Tahunan. Hal ini perlu

dilakukan untuk mengakomodir perubahan kebijakan ataupun kebijakan

yang baru, hasil analisis trend pencapaian program, kemungkinan

penambahan sumber daya dan kemungkinan masalah kesehatan yang baru.

Rincian pelaksanaan kegiatan dalam mencapai target prioritas yang telah

ditetapkan pada perencanaan lima tahunan akan disusun dalam

perencanaan tahunan Puskesmas. Perencanaaan Lima Tahunan dibuat

sesuai contoh formulir 3 terlampir.

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Profil Puskesmas Pasar Ambon

3.1.1. Visi dan Misi Puskesmas Pasar Ambon

22
Visi

Terwujudnya Masyarakat Sehat melalui Peningkatan Mutu Pelayanan dan

Pemberdayaan Masyarakat di Wilayah Puskesmas Pasar Ambon.

Misi

1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar yang bermutu dan

berstandar.

2. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga,

kelompok masyarakat beserta lingkungannya.

3. Meningkatkan kesejahteraan pegawai Puskesmas.

3.1.2. Sejarah Puskesmas Pasar Ambon

Dalam rangka meningkat kesehatan yang optimal, pemerintah telah

banyak mendirikan sarana kesehatan yang salah satunya adalah Puskesmas

Induk Pasar Ambon. Puskesmas Pasar Ambon didirikan pada tahun 1960

yang merupakan salah satu puskesmas yang terletak di daerah perkotaan

sebagai puskesman rawat jalan.

Puskesmas Pasar Ambon terletak di jalan Laksamana Malahayati

yang dapat dengan mudah diakses dari beberapa wilayah di kota Bandar

Lampung yaitu Jl. KH. Hasyim Ashari, yang terletak di depan Puskesma.

Yang merupakan lalu lintas 2 arah yaitu dari utara ke selatan dan

sebaliknya dengan intensitas pemakaian tinggi.

Puskesmas Pasar Ambon sudah banyak menjalani perubahan-

perubahan baik dalam pelayanannya, maupun kepemimpinannya dari

tahun 1960 sampai sekarang sudah mengalami pergantian

kepemimpinannya, yaitu:

23
1. dr. Samsadigun (1960-1980)

2. dr. Semeru (1980-1987)

3. dr. Haryata (1987-1988)

4. dr. Novizul Agus (1988-1988)

5. dr. M. Natsir Siduppa (1988-1990)

6. dr. Endang Budiarti (1990-1993)

7. dr. Nunik (1993-1993)

8. dr. Indrasari (1993-1993)

9. dr. Gatot Kusharyoko (1993-1998)

10. drg. L. Priyanto (1998-2001)

11. drg. Lis Yunita Pohan (2001-2007)

12. drg. Kurnia Agus Jaya (2007-Juni 2014)

13. dr. Desmayanti Bahri (Juni 2014-sekarang)

3.1.3. Data Demografi

Puskesmas Pasar Ambon yang terletak di daerah perkotaan sebagai

puskesmas rawat jalan. Luas wilayah kerja Puskesmas Pasar Ambon 256,1

Ha, yang meliputi Lima Kelurahan, yaitu:

1. Kelurahan Teluk Betung

2. Kelurahan Pesawahan

3. Kelurahan Talang

4. Kelurahan Sumur Putri

5. Kelurahan Gedung Pakuon

Tabel. 3.1 Data Kependudukan

24
No Jumlah Penduduk
Kecamatan Puskesmas JUMLAH
. L P

1. Kec. Teluk Betung Selatan 19.728 19.106 38.834

1 Pkm Pasar Ambon 19.728 19.106 38.834

1 Gedung Pakuon 2.656 2.457 5.113

2 Talang 4.776 4.630 9.406

3 Pesawahan 6.498 6.446 12.944

4 Teluk Betung 2.592 2.583 5.175

5 Sumur Putri 3.206 2.990 6.196

Adapun batas wilayah kerja Puskesmas Pasar Ambon adalah sebagai

berikut:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Gunung Mas dan

Kecamatan Tanjung Karang Pusat.

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Bumi Waras.

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Teluk Lampung dan Teluk

Betung Timur.

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Teluk Betung Barat.

3.1.4. Sumber Daya

1. Sumber Daya Manusia

Jenis Ketenagaan Pns/Ptt Kontrak Jumlah Keterangan

Dokter Umum 5 1 6 Ka. Puskesmas

Dokter Gigi 1 1

Sarjana/D3

25
a. Sarjana Lain 1 1 Admin

b. S1 Kep/Akper 3/1 1 5

c. D4 Bidan/Akbid 4/2 1 7

d. AKL/SPPH 1 1

e. Akademi 1/1 2

Analis/SMAK

NUTRISIEN/ D3 Gizi 1 1 2

SPK 1 1

SPRG/D3 Perawat Gigi 1 1

Pengelola Obat 1 1 2

Pekarya kes/SPPM 2 2

II Puskesmas Pembantu

Ka. Puskesmas Pembantu 1 1

-Bidan 1 1

-Perawat 1 1

III. Poskeskel

-Bidan 0/3 2 5

-Perawat 9 9

Jumlah 24/3 14 42

Tabel 3.2 Data Ketenagaan di Puskesmas Pasar Ambon Tahun 2019

2. Sumber Daya Obat dan Perbekalan Farmasi Lainnya

Perbekalan farmasi terdiri dari obat-obatan, perbekalan farmasi

untuk keperluan Kesehatan gigi (seperti Kloretil, Amalgam dan

lainnya), perbekalan farmasi untuk kebidanan seperti pil KB dan alat

26
kontrasepsi lainnya, Perbekalan untuk tindakan medis BP umum

seperti benang cut gut, kasa pembalut dan lainnya, dan perbekalan

untuk keperluan laboratorium seperti benedict, larutan asam

sulfosalisilat dan lainnya.

Tabel 3.3 Penggunaan Obat Terbanyak di Puskesmas Pasar Ambon

per Desember 2017

Nama Obat Jumlah Pemakaian

Parasetamol 109.000

Chlorpheniramine maleat 89.229

Amoxilin 55.590

Prednisone 49.624

Vitamin B.1 46.016

Antasida Doen 40.971

Vitamin B.Complex 38.074

Siobion 34.764

Gliseril Guaiakolat 34.320

Vitamin B6 28.938

Tabel 3.4 Penggunaan Obat Terbanyak di Puskesmas Pasar Ambon

Tahun 2018

Nama Obat Jumlah Pemakaian

Amoxylin 65.898

27
Tablet Tambah Darah 51.617

Vitamin B Complex 42.300

CTM 39.400

Paracetaol 31.900

Prednison 25.750

Vitamin C 23.848

Asam Mefenamat 23.496

Dexamenatason 19.369

Calcium Laktat 19.369

Tabel 3.5 Penggunaan Obat Terbanyak di Puskesmas Pasar Ambon

Periode Januari – Juni 2019

Nama Obat Jumlah Pemakaian

Amoxixilin 500 mg 43.500

Parasetamol 500 mg 35.300

Vitamin B.Complex 22.600

Tablet tambah darah 19.200

CTM 18.800

Antasida Tab 18.500

Dexamethason 0.6 mg 12.900

Metformin 10.500

Amlidiphine 5 mg 9.900

Vitamin C 8.500

3. Sumber Daya Peralatan Kesehatan

Adapun peralatan kesehatan meliputi peralatan medis umum

(seperti: stetoskop, tensimeter, bermacam-macam pinset, tang dan

lainnya). Peralatan untuk kesehatan gigi seperti Tang, Bor, Dental Unit

28
dan lainnya. Peralatan kebidanan seperti Dopper, Bed Ginekologie dan

lainnya. Peralatan laboratorium seperti Haemometer Set,

Haemocytometer Set, Mikroskop dan lainnya.

4. Sumber Daya Pembiayaan

Adapun sumber daya Keuangan Puskesmas Pasar Ambon untuk

tahun 2018 adalah APBD, P2KM, Bantuan Operasional Kesehatan

(BOK), BPJS dan Retribusi.

Tabel 3.4 Sumber daya Kuangan Puskesmas Pasar Ambon Tahun

2018
Sumber Biaya Jumlah

BPJS 1.212.891.000,-

P2KM 235.189.500,-

APBD Operasional Pustu 7.200.000,-

APBD DAK 524.190.000,-

RETRIBUSI 19.508.500,-

Bunga Bank 6.135.561,08,-

Silpa Tahun 2017 4.38.771.314,99,-

Jumlah Keseluruhan 2.443.885.876,07,-

5. Sarana dan Prasarana

Secara umum sarana dan prasarana Puskesmas Pasar Ambon

didapat dari beberapa sumber, seperti hibah masyarakat, bantuan dari

Pembda Tingkat II, Dinas Kesehatan dan lainnya dimulai dari tahun

29
1990 hingga tahun 2017. Mulai tahun 2012 sampai tahun 2019

puskesmas Pasar Ambon membeli aset dari dana sumber lainnya.

Bangunan Puskemas Pasar Ambon sudah mengalami perbaikan/

perubahan dari tahun 2014-2019 dalam rangka Peningkatan Mutu

Pelayanan. Terdiri dari 3 gedung, yaitu gedung a, yang terdiri dari,

pendaftaran, ruang tunggu dalam, mushola, ruang rekam medis, ruang

kepala puskesmas, ruang kepala tata usaha dan manajemen dan ruang

tamu puskesmas. Gedung b terdiri dari, laboratorium, poli lansia, poli

umum, poli KIA, gudang obat, poli gigi, klinik acupressure, konsultasi

gizi, klinik sanitasi, hatraa, apotek dan ruang tindakan. Gebung c teriri

dari aula, ruang PAL, gudang dokumen, dapur, dan kamar mandi.

Mempunyai satu puskesmas pembantu dikelurahan sumur putri dan

mempunyai 1 ambulance dan 2 buah sepeda motor.

6. Peran Serta Masyarakat

Peran serta masyarakat dibidang Kesehatan dapat dilihat dari adanya

beberapa usaha kesehatan bersumber daya masyarakat seperti

Poskeskel, dimana sejak tahun 2011 telah dibangun 1 buah Poskeskel

di Kelurahan Pesawahan, tahun 2012 Sumur Putri dan Poskeskel

Talang, pada tahun 2013 Poskeskel Teluk Betung dan Tahun 2014

Gedung Pakuon. Wilayah kerja Puskesmas Pasar Ambon mempunyai

9 posyandu lansia dan 6 posbindu.

30
3.2
Kepala Puskesmas Pasar

3.2.1
Ambon
dr. Desmayanti Bahri

Penanggung Jawab UKM Penanggung Jawab UKP Penanggung Jawab UKP Kasubag Tata Usaha
dr. Arlia Novita Kefarmasian dan Laboratorium Jaringan Pelayanan Nama ISNAWATI
dr. Pritha Prawieta Puskesmas dan Jejaring Kegiatan
Fasyankes  Sistem Informasi
RI Kencanawati,S,ST
Puskesmas
Isnawati
UKM Pengembangan UKM Essensial Pelayanan Pemeriksaan Kepegawaian


31
Umum Isnawati
ayanan Kesehatan Jiwa Pelayanan Promkes


Sri Hartaty DS, Poskeskel Talang Rumah Tangga


. Rita Anggraeni, S.Kep termasuk UKS
S.Kep Yuliyanti Erni
ayanan Kesehatan Gigi Andhesa Mirajs
Pelayanan Kesehatan Poskeskel Pesawahan Keuangan



syarakat Senjani, Amd.Gizi
Gigi Dan Mulut Golda Meir Pustu Sumur Isnawati
i Sepria, Amd.Gigi Pelayanan Kesehatan


Putri
Struktur Organisasi Puskesmas Pasar Ambon

Lingkungan Drg. Saidatina, Mm Poskeskel Teluk Betung


ayanan Kesehatan Irwan
disional Komplementer Santri Mareta, Pelayanan Kia-Kb-Ukp Iis Nuramanah Harmi Putri


Amd.Kl Poskeskel Sumur Putri


. Rita Anggraeni, S.Kep Masnoni. S.Sit Ica Fitri
  

Pelayanan Kia-Kb-Ukm Tuti Handayani


ayanan Kesehatan Olah
Pelayanan Administrasi Sistem Organisasi Puskesmas

Pelayanan Gawat


Masnoni S.St Poskeskel Gedong Pakuon


ga Darurat
Pelayanan Gizi-Ukm Lusi Riyanti


. Rita Anggraeni, S.Kep Dr. Ronalda
Maryani
ayanan Kesehatan Indera
Pelayanan P2 Budyantara


bar Aprilia, Amd.Kep
Ns. Husnul Hayati, Pelayanan Gizi-Ukm


ayanan Kesehatan Lansia
S.Kep Maryani DPM
Kencanawati, S.Sit Klinik Kesehatan
Pelayanan Keperawatan

Pelayanan Kefarmasian



ayanan Kesehatan Kerja dr Ronalda
Kesehatan Erni
.Rita Anggraeni, S.Kep Dokter Praktek Mandiri

Masyarakat
(DPM)
Ns. Rita Anggraeni,
dr Ronalda
S.Kep
3.2.2 Jenis-jenis pelayanan di Puskesmas Pasar Ambon

a. Loket Pendaftaran

 Pendaftaran pasien dengan 3 jalur (BPJS, KK/KTP, Umum)

 Pencatatan / rekam medis

 Pengantaran rekam medis ke Poli tujuan

b. Ruang tindakan

 Hecting

 Ganti balutan

 Nebu/uap

 Eksterpasi kuku

 Pemasangan infus

 Irigasi

 Oksigenasi

 Kateterisasi

 Sirkumsisi

 Injeksi

c. Poli Umum

 Pemeriksaan awal terhadap pasien meliputi pemeriksaan TTV

dan Antoprometri

 Pemberian resep oleh dokter

 Konsultasi

32
d. Poli Gigi

 Pembersihan karang gigi

 Cabut gigi dewasa

 Cabut gigi susu

 Tambal sementara

 Tambal gigi tetap

e. Poli KIA-KB

 Pemeriksaan Ibu hamil

 Pemeriksaan Ibu nifas

 Konseling remaja

 Pemeriksaan bayi dan balita MTBS

 Imunisasi bayi

 Imunisasi catin

 Pelayanan wus

 Pelayanan IUD

 Pemasangan implan

 Suntik KB 3 bulan

 Pelayanan pil

 Pelayanan kondom

 Pencabutan IUD

f. Poli Gizi

33
 Konsultasi gizi

 Konsultasi ASI

g. Klinik Sanitasi

 Konsultasi promotive dan preventif

h. Farmasi

 Pelayanan / pemberian obat – obatan

i. Ruangan Laboratorium

1) Pemeriksaan kimia darh

 Glukosa darah

 Kolesterol total

 Kolesterol HDL

 Trigliserida

 SGOT

 SGPT

 Bilirubin total

 Urin acid

 Ureum

 Kreatinin

2) Darah lengkap

 Haemoglobin

 Hitung jenis

 Leukosit

34
 Eritrosit

 Trombosit

 LED

3) Darah rutin

 Haemoglobin

 Leukosit

 Eritrosit

 Trombosit

4) IgM dan IgD dengue

5) HBS-Ag

6) Urin lengkap

 Berat jenis

 Ph

 Bilirubin

 Protein

 Reduksi

 Urobilin

7) Pengecatan gram

8) Serologi

 Widal

 PT test

 Golongan darah

35
9) Accupressure

 Berat

 Sedang

 Ringan

10) Pelayanan kebidanan dan ginekologi

 Test HIV

 IMS

 CRYO

 Pap Smear

 IVA

 Varginal/anal hygiene

3.3 Capaian dan Target Upaya Kesehatan Masyarakat Trisemester 3


Puskesmas Pasar Ambon

3.3.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Indikator kerja Target Sasaran Jumlah Hasil Cakupan Skor

(1 tahun) Sasaran Kegiatan Kegiatan pencapaian

(1 (1 tahun)

tahun)

A. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

1. Persentase Jumlah

rumah seluruh
70% 8448 4803 56,85 56,8%
tangga ber- rumah tangga

PHBS

2. Persentase 70% Jumlah 51 38 74,50 74,5%

Tatanan Tatanan

Institusi seluruh

36
Pendidikan

yang
Institusi
melaksanak

an PHBS

3. Persentase Jumlah

Saranan seluruh

Kesehatan fasilitas
70% 23 20 86,95 86,96%
yang ber- pelayanan

PHBS kesehatan di

wilayah

4. Persentase

Tatanan Jumlah
Tempat Tatanan
Ibadah 70% seluruh 25 23 92 92%
yang Tempat
melaksanak Ibadah
an PHBS

B. Mendorong terbentuknya Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat

1. Presentase

Posyandu

Aktif Jumlah
Posyandu 80% posyandu yg 36 36 100.00 111.11%
Aktif ada
(Purnama

& mandiri)

2. Presentase 90% Jumlah Desa 5 5 100.00 125.00%

Kelurahan Siaga yg ada

Siaga Aktif

37
(purnama,

dan

mandiri)

3.3.2 Kesehatan Lingkunagan

Tabel 3.6 Capaian dan Target Kesehatan Lingkungan

Indikator kerja Target Sasaran Jumlah Hasil Cakupan Skor

(1 tahun) Sasaran Kegiatan Kegiatan pencapaian

(1 (1 tahun)

tahun)

A. Penyehatan Air

1. Persentase Jumlah

penduduk penduduk

memiliki 80% 38834 1260 3,24 2.35%


Akses air

bersih

B. Hygiene Dan Sanitasi Makanan Dan Minuman

1. Pembinaan Jumlah TPM

tempat yg ada
70% 14 14 100.00 142.86%
pengelolaan

makanan

C. Penyehatan Lingkungan Permukiman Dan Jamban Keluarga

38
1. Persentase Jumlah

rumah sehat seluruh

rumah dalam
80% 7643 0 0.00 0.00%
wilayah

kerja

D. Sanitasi Berbasis Masyarakat

1. Jumlah
Jumlah
kelurahan
kelurahan di
yang 100% 5 5 100.00 100.00%
wilayah
melaksanak
kerja
an STBM

2. Jumlah Jumlah

Kelurahan kelurahan di
60% 5 2 40.00 66.67%
ODF wilayah

kerja

E. Pengawasan Sanitasi

1. Inspeksi Jumlah
sanitasi 50% sumber air 9 9 100.00 200.00%
sumber air yang ada

2. Inspeksi Jumlah pasar

Pasar Sehat 100% di wilayah 2 2 100.00 100.00%

kerja

3.3.3 Pelayanan KIA dan KB

Tabel 3.7 Capaian dan Target KIA & KB

Indikator kerja Target Sasaran Jumlah Hasil Cakupan Skor

Sasaran Kegiatan Kegiatan pencapaian

39
(1 tahun) (1 (1 tahun)

tahun)

A. Kesehatan Ibu

1. Presentase Jumlah

kunjungan sasaran bumil

bumil k1 98% di wilayah 735 550 74.82 74.82%

kerja dlm 1

thn

2. Presentase Jumlah

kunjungan sasaran bumil

bumil dengan 94% di wilayah 735 550 74,82 74.82%

K4 kerja dlm 1

thn

3. Persentase

persalinan
Jumlah
ditolong
93% seluruh 701 613 87,44 87,44%
tenaga
persalinan
kesehatan

terlatih

4. Persentase

ibu nifas

yang
Jumlah
memperoleh
93% seluruh ibu 701 613 87.44 87,44%
3 kali
nifas
pelayanan

sesuai standar

(KF3)

5. Persentase 76% 20% dari 147 55 37.41 49.23%

Bumil dengan sasaran ibu

40
komplikasi

yang hamil

ditangani.

B. Kesehatan Anak

1. Cakupan Juml neonatus


neonatal dgn
dengan komplikasi
65% 100 28 28.00 43.08%
komplikasi (15% dari
yang sasaran
ditangani neonatus)

2. Cakupan

kunjungan

neonatus ke jml sasaran


97% 665 277 41.65 42.94%
sarana bayi 1 thn
kesehatan

(KN1)

3. cakupan

neonatal jumlah bayi


93% 665 277 41.65 44.79%
lengkap seluruhnya
(KN3)

4. Persentase

bayi yang
Jumlah bayi
memperoleh 93% 665 274 41.20 44.30%
seluruhnya
pelayanan

kesehatan

5. 'Pelaksanaan 100% Jumlah 1727 1727 100.00 100.00%

Penjaringan seluruh

41
Kesehatan

Kelas 1 dan sekolah


Kelas 7

6. Persentase Jumlah semua


anak usia anak usia
pendidikan pendidikan
dasar yang dasar kelas1
87% 1726 1726 100.00 114.94%
mendapatkan dan 7 yang
skrining ada di wilayah
kesehatan kerja di
sesuai standar wilayah

7. Cakupan

pelayanan 69% Sasaran balita 3361 2520 74,97 74,97%


anak balita

C. Pelayanan Keluarga Berencana

1. Cakupan

peserta KB 74% Jumlah PUS 6602 3953 59,87 59,87%


aktif

2. MKJP 35% Jumlah PUS 1988 497 25 21.70%

3. Non-MKJP 39% Jumlah PUS 4621 3456 74.98 32.41%

3.3.4 Gizi

Tabel 3.8 Capaian dan Target Gizi

Indikator kerja Target Sasaran Jumlah Hasil Cakupan Skor

(1 tahun) Sasaran Kegiatan Kegiatan pencapaian

(1 (1

42
tahun) tahun)

1. Pemberian

kapsul vitamin Jumlah balita 6-


87.04% 2697 2673 99,11 99,11%
A pada Balita 59 bln
(6-59 bln)

2. Pemberian

kapsul vitamin Jumlah semua


84% 754 613 81,40 81,29%
A pada ibu bufas
nifas 2 kapsul

3. Pemberian

tablet besi (90 Jumlah semua


90% 735 613 84,40 81,40%
tablet) pada bumil
ibu hamil

4. Persentase

balita kurus

yang Jumlah balita


45% 96 96 100.00 222.22%
mendapat kurus
makanan

tambahan

5. Persentase

balita
Jumlah semua
ditimbang
79.12% balita 3361 2917 86,81 86,81%
berat
diposyandu
badannya

(D/S)

6. Persentase 83% Jumlah balita

balita naik

43
berat

badannya yang ditimbang


( N/D )

7. Persentase

balita kasus Jumlah gizi


gizi buruk 100% buruk yang 0 0 0.00 0.00%
mendaptkan ditemukan
perawatan

8. Persentase ibu

hamil dengan

KEK (kurang Jumlah Bumil


50%
energi kronis) KEK
dapat makanan

tambahan

9. Persentase Jumlah semua

anemia pada ibu hamil yang


31.7%
ibu hamil diukur Hb-nya

pada TM1

10.Persentase Jumlah bayi

bayi yang umur 0-6 bln

telah mencapai yang hanya

6 bulan 75% datang dan

mendapat ASI tercatat dalam

ekslusif register

pencatatan/KMS

11.Persentase 98.82% Jumlah sampel 150 150 100.00 101.19%

rumah tangga rumah tangga

mengkonsumsi (diwakili 1

44
garam yodium sekolah dasar

tiap 1 kelurahan)

12.Persentase

bayi baru lahir


Jumlah bayi baru
yang 39% 668 288 43.11 110.55%
lahir hidup
mendapat

IMD

13.Persentase

bayi baru lahir

dengan berat Semua bayi


9% 288 0.00 0.00%
badan normal barulahir
(berat badan

>2500 gram)

14.Persentase

balita
Jumlah balita 0-
mempunyai 100% 665 168 25.26 25.26%
59 bln
buku

KIA/KMS

15.Persentase

balita yang
Jumlah balita
ditimbang naik 2.2%
ditimbang
berat

badannya

16.Persentase 2.85% Jumlah balita

balita yang ditimbang

ditimbang

yang naik

45
berat

badannya dua

kali berturut-

turut (2T)

17.Persentase

balita di Jumlah balita


0.65%
ATAS garis ditimbang
merah (BGM)

18.Persentase

remaja putri
Jumlah remaja
mendapat dan 20% 2990 1772 59.26 296.32%
putri 12-18 tahun
mengkonsumsi

(TTD)

3.3.5 Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular

Tabel 3.9 Target dan Capaian Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak

Menular

Indikator kerja Target Sasaran Jumlah Hasil Cakupan Skor

(1 tahun) Sasaran Kegiatan Kegiatan pencapaian

(1 tahun) (1

tahun)

Cakupan 100% Jumlah 5 5 100,00 100,00%

kelurahan yang kelurahan di

melaksanakan wilayah keja

Posbindu PTM

Presentase wanita 40% Jumlah wanita 5955 98 1,65 4,11%

usia 30-50 tahun

46
yang diskrining 30-50 tahun

kanker serviks dan

kanker payudara

Presentase usia 100% Jumlah Usia 18599 7995 42,99 42,99%

produktif (usia 15- produktif (usia

59 tahun) yang 15-59 tahun)

diskrining

kesehatan

Presentase 40% Jumlah penderita

penderita hipertensi

Hipertensi yang

mendapat

pelayanan

kesehatan

3.3.6 Imunisasi dan Suveilans

Tabel 3.10 Capaian dan Target Imunisasi dan Surveilans

Indikator kerja Targe Sasaran Jumlah Hasil Cakupan Skor

t (1 tahun) Sasaran Kegiatan Kegiatan pencapaian

(1 tahun) (1

tahun)

A. Pelayana imunisasi

Persentase anak 92% Jumlah sasaran 665 271 40,75 44,30%

usia 0- 11 bulan bayi dalam 1 thn

yang mendapat

imunisasi dasar

lengkap

47
Persentase anak 45% Jumlah sasaran 668 235 35,18 78,18%

usia baduta (18-24 (18-24 bulan)

bulan) yang dalam 1 tahun

mendapat

imunisasi DPT-

HB-Hib

Persentase anak 45% Jumlah sasaran 668 249 37,28 82,83%

usia baduta yang (18-24 bulan)

mendapat dalam 1 tahun

imunisasi lanjutan

campak

Persentase 100% Jumlah seluruh 5 5 100,00 100,00%

kelurahan yang kelurahan

mencapai

Universal Child

Imunisasi (UCI)

Persentase anak 95% Jumlah murid

SD yang mendapat kelas 1,2

Imunisasi (kelas

1,2,) DT dan Td

Presentase 100% Jumlah UPS di 4 4 100,00 100,00%

supervisi Wilayah

(pelayanan Puskesmas

imunisasi) di UPS

(Unit Pelayanan

Swasta) oleh

petugas puskesmas

2X Setahun

Screening ibu 80% Jumlah Bumil 735 84 11,43 14,29%

48
hamil mendapat dalam 1 tahun

imunisasi TT2+

Persentase KIPI 100% Jumlah KIPI 0 0 00,00 00,00%

yang ditangani yang ditemukan

Persentase anak 95% Jumlah murid 977 975 99,80 105,05%

SD kelas 1 yang SD kelas 1

mendapat

imunisasi campak

B. SURVAILANCE

Cakupan 100% Cakupan 0,00 0,00%

kelurahan yang kelurahan yang

mengalami KLB mengalami KLB

dilakukan PE dilakukan PE

(Penyelidikan (Penyelidikan

Epidemiologi) Epidemiologi)

kurang dari 24 jam kurang dari 24

jam

Persentase 100% Jumlah

ketepatan sistem Mingguan

keawaspadaan dini epidemiologi

dan respon dalam satu tahun

(52 minggu)

Persentase 100% Jumlah

kelengkapan Mingguan

sistem epidemiologi

kewaspadaan dini dalam satu tahun

respon (52 minggu)

Pelacakan kasus 100% Jumlah kasus 6,00 6,00%

penyakit menular yang ditemukan

49
dan PD3! dalam setahun

Penemuan kasus 1Ks Jumlah kasus 0,00 0,00%

AFP yang AFP

ditemukan dalam

setahun

Pengiriman 50% Jumlah kasus

sampel campak campak yang

ditemukan dalam

setahun

Survailance ILI % Jumlah Kasus

( khusus campak yang

Puskesmas Sumur ditemukan dalam

Batu) setahun

3.3.7 Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular

Tabel 3.10 Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular

Indikator kerja Target Sasaran Jumlah Hasil Cakupan Skor

(1 tahun) Sasaran Kegiatan Kegiatan pencapaian

(1 tahun) (1

tahun)

A. TB Paru

Cakupan 70% jumlah sasaran 239 43 17,99 25,70%

penderita Kasus Semua Kasus

TB yang dalam 1 tahun

ditemukan Semua (CDR)

Tipe (CDR)

Angka 90% Jumlah temuan 102 34 33,33 37,04%

Keberhasilan Kasus TB

50
Pengobatan semua tipe yang

diobati dan dan

dilaporkan

Cakupan 40% Perkiraan kasus 10 3 30,00 75,00%

Penemuan kasus TB resistan obat

TB resistensi obat

Angka 70% Jumlah semua 4 0 0,00 0,00%

Keberhasilan kasus TB

Pengobatan pasien resistan obat

TB semua kasus yang memulai

TB MDR pengobatan line

kedua

Prosentase pasien 100% Target di MOU 119 43 36,13 36,13%

TB (TB baru (76% sasaran

maupun TB CDR)

kambuhan) di tes

HIV dan hasilnya

tercatat di register

B. HIV-AIDS

Persentase orang 0,227% Jumlah 388334 4 0,01 4,54

dengan HIV Penduduk di

wilayah dalam

periode waktu

tertentu

Persentase orang 100% jumlah 388334 4 0,01 0,01

yang beresiko penduduk di

terinfeksi HIV wilayah dan

mendapatkan periode waktu

pemeriksaan HIV

51
sesuai standar tertentu

Penawaran tes 100% Jumlah ibu

HIV pada ibu hamil yang

hamil yang berkunjung ke

periksa di puskesmas pada

puskesmas ANC

cakupan ibu hamil 100% Jumlah ibu

yang di tes HIV hamil yang di

dan mengetahui tawari tes HIV

hasil di puskesmas

C. Hepatitis

Cakupan Deteksi 100% Jumlah Ibu

Dini Hepatitis B Hamil yang

berkunjung ke

Puskesmas

Cakupan Bayi 100% Jumlah Bayi

diberikan HBIg yang dilahirkan

dari ibu HBsAg

Positif

D. Kusta

Penemuan 100% 5/100.000 kali 2 0 0,00 0,00%

penderita kusta jumlah

ditangani sesuai penduduk

standar

E. Diare

Cakupan Layanan 100% Target 1036 528 50,97 50,97%

Penderita Diare Penemuan

semua umur Penderita Diare

Semua Umur

52
dalam 1 tahun

(270/1000xjml

pddk)

Cakupan Layanan 100% Target 283 0,00 0,00%

Penderita Diare Penemuan

Balita Penderita Diare

Balita dalam 1

tahun

(843/1000xjml

balita

Proporsi penderita 100% Jumlah 528 528 100,00 100,00%

Diare yang penderita diare

Menggunakan yang dilayani

oralit

F. ISPA

Cakupan 100% Jumlah insiden

penemuan dan pneumonia

tatalaksana (2,23 % Jumlah

penerita pnemonia balita)

balita

G. Malaria

SPR 5% Jumlah Sediaan 0

darah malaria

yang diperiksa

Insiden Rate 1% jumlah

Malaria (API) penduduk

berisiko (x

1000)

H. Demam Berdarah Dengue (DBD)

53
Angka Bebas 95% Jumlah 500 0,00 0,00%

Jentik (ABJ) rumah/bangunan

diperiksa

(sasaran 100

rumah/desa)

Cakupan 100% Jumlah kasus 15 15 100,00 100,00%

Penyelidikan DBD ditemukan

Epidemiologi

(PE) DBD

I. Kecacingan

Cakupan 100% Jumlah Sasaran

Pemberian Obat (Anak Balita,

Cacing (POPM) Anak Usia Pra

Sekolah, Anak

Usia Sekolah

Dasar

54
3.4 Capaian dan Target Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
Trisemester 3 Puskesmas Pasar Ambon

3.4.1 Kunjungan

Indikator kerja Target Sasaran Jumlah Hasil Cakupan Skor

(1 tahun) Sasaran Kegiatan Kegiatan pencapaian

(1 tahun) (1 tahun)

Angka Penggunaan 60 Jumlah

Tempat Tidur Tempat

Tidur

dalam 1

tahun

Angka Perawatan 5 Jumlah

Pasien

Ranap

Keluar

dalam 1

tahun

Kunjungan Rawat 15 Jumlah 38834

Jalan Umum penduduk

Kunjungan Rawat 4 Jumlah

Jalan Gigi penduduk

3.4.2 Gawat Darurat

Indikator kerja Target Sasaran Jumlah Hasil Cakupan Skor

(1 tahun) Sasaran Kegiatan Kegiatan pencapaian

(1 (1 tahun)

tahun)

Kemampuan 100 Jumlah seluruh

Menangani Life Saving pasien yang

55
Anak dan Dewasa membutuhkan

penanganan life

saving di Unit

Gawat Darurat

Jam Buka Pelayanan 100 Jumlah hari

Gawat Darurat 24 jam dalam satu

tahun

Pemberi pelayanan 100 Jumlah tenaga

gawat darurat yang yang

bersertifikat yang memberikan

masih berlaku: pelayanan

BLS/PPGD/GELS/ALS kegawat

daruratan

Ketersediaan tim 100 Jumlah Tim

penanggulangan penanggulangan

bencana: 1 tim bencana yang

harus ada di

puskesmas

3.4.3 Farmasi

Indikator kerja Target Sasaran Jumlah Hasil Cakupan Skor

(1 tahun) Sasaran Kegiata Kegiatan pencapaian

(1 n

tahun) (1

tahun)

Obat Jadi 30 Jumlah pasien

menit yang di survei

dalam satu

tahun

56
Obat Racikan 60 Jumlah pasien

menit yang disurvei

dalam tahun

tersebut

Tidak Adanya 100 Jumlah seluruh

Kesalahan Pemberian pasien kamar

Obat obat yang

disurvei

Kepuasan Pelanggan 80 Jumlah total

pasien yang

disurvei (n

minimal 600)

Penulisan Resep Sesuai 100 Jumlah seluruh

dengan Formularium resep yang

Kabupaten diambil sebagai

sample dalam

satu tahun

( minimal n =

600 )

3.4.4 Laboratorium

Indikator kerja Target Sasaran Jumlah Hasil Cakupan Skor

(1 tahun) Sasaran Kegiatan Kegiatan pencapaian

(1 (1 tahun)

tahun)

Pemeriksaan 100 Jumlah ibu

Hemoglobin pada ibu hamil di

hamil wilayah

puskesmas

57
Pemeriksaan Urine 100 Jumlah ibu

Reduksi pada Ibu hamil di

Hamil wilayah

puskesmas

Pemeriksaan Urine 100 Jumlah ibu

Protein pada ibu hamil hamil di

wilayah

puskesmas

Pemeriksaan sputum 100 Jumlah suspec

suspek TBC TBC

3.4.5 Gizi

Indikator kerja Target Sasaran Jumlah Hasil Cakupan Skor

(1 tahun) Sasaran Kegiata Kegiatan pencapaian

(1 n

tahun) (1

tahun)

Obat Jadi 30 Jumlah pasien

menit yang di survei

dalam satu

tahun

Obat Racikan 60 Jumlah pasien

menit yang disurvei

dalam tahun

tersebut

Tidak Adanya 100 Jumlah seluruh

Kesalahan Pemberian pasien kamar

58
Obat obat yang

disurvei

Kepuasan Pelanggan 80 Jumlah total

pasien yang

disurvei (n

minimal 600)

Penulisan Resep Sesuai 100 Jumlah seluruh

dengan Formularium resep yang

Kabupaten diambil sebagai

sample dalam

satu tahun

( minimal n =

600 )

3.4.6 Data Kunjungan Pasien

Bulan BP KIA Gigi BPJS KK RETRI Jumlah


Januari 2144 461 63 1825 749 94 2668
Februari 2185 329 72 1678 751 157 2586
Maret 1921 366 76 1534 822 161 2372
April 1948 277 110 1608 776 84 2384
Mei 2102 364 33 1734 710 77 2445
Juni 1569 192 35 1259 538 110 1786
Juli 2249 274 51 1835 787 131 2574
Agustus 2007 342 62 1701 706 79 2414
Oktober 2109 275 68 1761 688 80 2452
November 2285 295 50 1861 768 125 2630
Desember 2103 279 54 1863 567 76 2294

3.4.7 Daftar 6 Peyakit dengan Kejadian Tertinggi di Puskesmas Pasar

Ambon Bulan Januari – Juni 2019

Penyakit Jumlah
Nasofharingitis/comond cold 2366

59
Fharingitis akut 2223
hypertension 1406
dyspepsia 1097
myalgia 673
diabetes non insulin 606
suspek tb 573
rhematoid artitis 382
dhermatitis atopic/exima 338
peripikal abses 234

3.5 Identifikasi Masalah

3.5.1 Pengambilan Data

Berdasarkan hasil pengumpulan data yang dilakukan terhadap beberapa

program utama puskesmas di antaranya adalah Promosi Kesehatan (Promkes),

Kesehatan Lingkungan (Kesling), Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Gizi, dan

Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2P), dan PTM maka didapatkan

beberapa permasalahan kesehatan pada wilayah kerja Puskesmas Pasar Ambon

sebagai berikut:

1. Masih kurangnya pengetahuan dan keasadaran masyarakat untuk

menggunakan masker dan belum membiasakan diri melakukakn etika

batuk dan bersin dengan baik.

2. Pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri

terutama pemeriksaan dahak saat terjangkit sakit batuk terutama batuk

berdahak masih rendah.

3. Masih banyaknya penderita yang tidak mau berobati dan tidak

terkontrol meningkatkan resiko terjadinya komplikasi yang lebih berat

terhadap penderita TB.

60
3.5.2 Penetapan Prioritas Masalah

Urgenc
No. Permasalahan Kegiatan Seriousness Growth Feasibility Jumlah
y

1. Pengetahuan Perilaku PHBS rendah 5 5 4 2 16

2. Masyarakat yang memiliki akses air 5 4 3 2 14


bersih sangat rendah

3. Kurangnya tingkat kesadaran skrining 4 4 3 3 14


kanker serviks dan kanker payudara

4. Rendahnya kesadaran ibu hamil 5 5 4 3 17


untuk melakukan imunisasi TT2+

5. Rendahnya cakupan penderita kasus 5 5 4 4 18


TB yang ditemukan semua tipe
(CDR/Case Detection Rate)

Berdasarkan identifikasi permasalahan diatas dan mengingat keterbatasan

sumber daya yang ada maka akan dilakukan penentuan prioritas masalah dengan

menggunakan metode USGF dengan menentukan kriteria berdasarkan skala likert

1-5

5= sangat besar

4= besar

3 = sedang

2 = kecil

1 = sangat kecil

Tabel 3.3. Prioritas Masalah

3.5.3 Pemilihan Masalah

Berdasarkan analisis dari prioritas masalah yang didapatkan di Puskesmas

Pasar Ambon, maka masalah yang dipilih adalah . Dengan cara matematik

(USGF) tersebut diatas, maka urutan prioritas masalah adalah sebagai berikut ini.

61
1. Pengetahuan dalam memakai masker dan etika batuk

2. Kesadaraan dalam memeriksakan dahak

3.5.4 Fish Bone

Gambar 3.1 Fish Bone Permasalahan TB di Puskesmas Pasar Ambon Tahun 2019

3.5.5 Penyelesaian Masalah

1. Melakukan pemeriksaan kontak serumah

2. Melakukan skrening ketat lewat poli

3. Melaksanakan kegiatan tb mangkir

4. Pembentukan kader TB Paru karena merupakan faktor penting

dalampenemuan suspek TB Paru sehingga akan meningkatkan

penemuan kasus TB ParuBTA Positif.

5. Melakukan penyuluhan TB Paru ke masyarakat. Penemuan kasus TB

Paruberdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. 364 Tahun

2009 adalah dengan metode pasif dengan promosi aktif.

62
6. Meningkatkan kerjasama baik di lintas program maupun di lintas

sektor.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

63
Dari uraian dan data yang dilampirkan diatas dapat disimpulkan
bahwa penyakit TB paru masih sangat tinggi kasusnya di Puskesmas Pasar
Ambon, dimana kesadaran dari masing-masing penderita dalam
penggunaan masker dan pemeriksaan dahak masih kurang, selain itu,
pengobatan yang tidak terkontrol juga dapat menyebabkan penyakit
menjadi lebih parah bahkan dapat menimbulkan komplikasi lain.

4.2 Saran

Berdasarkan uraian diatas terdapat beberapa saran yang diajukan yaitu :


1. Mengadakan program penyuluhan kepada masyarakat yang masih
kurang menyadari akan kepentingan pencegahan penyakit TB..
2. Edukasi kepada masyarakat yang memiliki risiko tinggi menderita
penyakit TB.

64

Anda mungkin juga menyukai