PENDAHULUAN
Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari
ling
lingku
kung
ngan
an luar
luar.. Kuli
Kulitt meru
merupa
paka
kan
n sala
salah
h satu
satu orga
organ
n tubu
tubuh
h yang
ang muda
mudah
h
memberikan
memberikan suatu manifestasi
manifestasi klinis
klinis apabila
apabila timbul
timbul gangguan
gangguan pada tubuh. Salah
satu kelainan kulit yang dapat menyebabkan terganggunya fungsi kulit adalah
eritroderma.1
Eritroderma,
Eritroderma, disebut juga sebagai dermatitis
dermatitis eksfoliatif,
eksfoliatif, diperkenalk
diperkenalkan
an
pertama kali oleh Hebra pada 1868, merupakan kelainan kulit inflamasi yang
ditandai
ditandai dengan eritem generalisata
generalisata dan skuama
skuama yang luas, melibatkan
melibatkan 9! luas
permukaan kulit. Eritroderma atau dermatitis eksfoliatif merupakan satu
perjalanan klinis, yaitu dimulai dengan tahap a"al berupa kulit eritem uni#ersal
yang kemudian diikuti dengan pengelupasan kulit.
Eritro
Eritroderm
dermaa bukan
bukan merupa
merupakan
kan kasus
kasus yang
yang sering
sering ditemu
ditemukan
kan,, namun
namun
masalah
masalah yang ditimbulkanny
ditimbulkannyaa $ukup
$ukup parah. Eritroderma
Eritroderma dapat berakibat fatal,
maka
maka dipe
diperl
rluk
ukan
an pena
penata
tala
laks
ksan
anaa
aan
n yang
ang baik
baik kare
karena
na dapa
dapatt meng
mengga
gang
nggu
gu
metab
metabol
olism
ismee tubu
tubuh
h deng
dengan
an berb
berbag
agai
ai komp
kompli
lika
kasin
sinya
ya,, oleh
oleh karen
karenaa itu
itu perl
perlu
u
diidentifik
diidentifikasi
asi penyakit
penyakit yang
yang mendasari
mendasari dan memberikan terapi kausatif
kausatif se$ara
adekuat.
%nsidens eritroderma semakin meningkat. Salah satu kausa yang paling
sering ialah psoriasis. Eritroderma yang kronis dapat menyebabkan gangguan alat
dalam.
dalam. &ada
&ada penata
penatalak
laksaan
saanny
nyaa terdapa
terdapatt kesuli
kesulitan
tan karena
karena sebagi
sebagian
an kasus
kasus tidak
tidak
diketahui penyebabnya. '
1
BAB II
STATUS PASIEN
II.2 ANAMNESIS
2namnesis dilakukan pada tanggal 6 esember '16, pukul 1. +%4
Keluhan utama
4er$ak merah pada seluruh tubuh.
Riwayat penyait !ea"an#
&asien datang dengan keluhan adanya ber$ak merah pada seluruh tubuh.
4er$ak merah tersebut disertai sisik, terutama pada bagian kaki. Keluhan
dirasakan sejak 1- tahun yang lalu. &asien sempat berobat ke beberapa
tempat, tetapi belum merasakan adanya perbaikan. &asien juga mengeluh
adanya gatal ringan dan rasa perih diseluruh tubuh. Sebelum serangan,
pasien biasanya akan merasakan baal pada bagian kaki, kemudian menjalar
ke atas.
Riwayat penyait $ahulu
i"ayat ketombe tahun '1:, yang dirasa semakin lama semakin
menyebar ke seluruh tubuh. Keluhan disertai rasa gatal dan panas.
i"ayat penyakit alergi disangkal.
i"ayat penyakit sistemik, seperti diabetes melitus, hipertensi dan
penyakit jantung disangkal
Riwayat penyait elua"#a
i"ayat penyakit serupa seperti pasien, pada keluarga disangkal
i"ayat penyakit sistemik pada keluarga, disangkal
Riwayat pen#%&atan
i"ayat ra"at inap di bangsal Seruni, ' bulan yang lalu, yaitu '6 ;
September '16, selama - hari.
2
Statu! #ene"ali!
Keadaan umum ) *ampak sakit ringan
Kesadaran ) Kompos mentis
*ekanan darah ) 11<= mmHg
0aju nadi ) 8= ><mnt
0aju pernapasan ) 16 ><mnt
Suhu ) 6,' ?@
SpA' ) 98 !
Head to toe ) *idak dilakukan
Statu! De"mat%l%#i
&ada seluruh tubuh, ditemukan)
'. egio dorsum manus, ditemukan lesi eritematosa yang meninggi dan
konfluens, serta adanya sisik halus
3
. egio torakalis posterior, ditemukan lesi eritematosa yang meninggi dan
konfluens, dengan ukuran masingmasing lesi adalah lentikular
-. egio fas$ialis, ditemukan "ajah edema dan adanya lesi eritematosa yang
meninggi dan konfluens
4
7. egio s$alp, ditemukan kulit kepala berminyak dan kotor akibat skuama
pemeriksaan )
0aboratorium ) darah lengkap, S3&*<S3A*, urea dan $reatinin
Elektrolit
5
Histopatologi
II.- RESUME
&asien *n. +, - th: datang dengan keluhan adanya ber$ak merah pada
seluruh tubuh. 4er$ak merah tersebut disertai sisik halus, terutama pada
bagian tungkai ba"ah. Keluhan dirasakan sejak 1- tahun yang lalu. &asien
sempat berobat ke beberapa tempat, tetapi belum merasakan adanya
perbaikan. &asien juga mengeluh gatal ringan dan rasa perih diseluruh
tubuh. Setiap sebelum serangan, pasien selalu merasa baal pada seluruh
tubuh. Sebelumnya, pasien memiliki ri"ayat ketombe yang $ukup parah
pada tahun '1 lalu. i"ayat alergi, asma, diabetes, hipertensi dan
penyakit jantung, disangkal. &asien memiliki ri"ayat ra"at inap di bangsal
Seruni, yaitu '6 ; September '16, selama - hari. Saat pemeriksaan
fisik, ditemukan adanya efloresensi berupa ber$ak eritematosa yg meninggi
dan konfluens pada seluruh tubuh, disertai skuama halus, kulit kepala
berminyak dan kotor akibat skuama.
II. DIA+N/SIS
Eritroderma
II. PENATALAKSANAAN
N%n Me$iament%!a
5enjaga higienitas kulit
iet tinggi protein
Me$iament%!a
Abat sistemik
• 5ethotre>ate > ',7 mg
• 0oratadine 1 > 1 mg
• @ur$uma ' > ' mg
Abat topikal
6
• 0e#ertran B %nerson ' > 1
II.13 PR/+N/SIS
2d #itam ) dubia ad bonam
2d fungsionam ) dubia ad bonam
2d sanationam ) dubia ad bonam
7
BAB III
TIN*AUAN PUSTAKA
III.1 DE(INISI
Eritoderma berasal dari bahasa Cunani, yaitu erythro- (red D merah: dan
derma, dermatos (skin D kulit:. Eritroderma, diperkenalkan pertama kali oleh
Hebra pada 1868. Eritroderma adalah kelainan kulit yang ditandai dengan adanya
eritema uni#ersalis 91!:, biasanya disertai skuama. 4ila eritemanya antara
79! disebut preeritroderma. &ada definisi tersebut yang mutlak harus ada
ialah eritema, sedangkan skuama tidak selalu ditemukan, misalnya pada
eritroderma karena alergi obat se$ara sistemik, pada mulanya tidak disertai
skuama, baru kemudian pada stadium penyembuhan timbul skuama. ,-,7
&ada eritroderma yang kronik, eritroderma tidak begitu jelas, karena
ber$ampur dengan hiperpigmentasi. Eritroderma dapat timbul sebagai perluasan
dari penyakit kulit yang telah ada sebelumnya psoriasis, dermatitis seboroik pada
bayi:, reaksi hipersensiti#itas obat antiepilepsi, antihipertensi, antibiotika,
calcium channel blocker , dan bahan topikal:, penyakit sistemik termasuk
keganasan, serta idiopatik '!:. ,-,7
3ambar 1. Eritroderma
III.2 EPIDEMI/L/+I
8
%nsidens eritroderma sangat ber#ariasi, menurut penelitian dari ,9= dari
1. populasi. &enyakit ini dapat mengenai pria ataupun "anita, namun paling
sering pada pria dengan rasio '- ) 1, dengan onset usia ratarata - tahun,
meskipun eritroderma dapat terjadi pada semua usia. %nsiden eritroderma makin
bertambah. &enyebab utamanya adalah psoriasis. Hal tersebut seiring dengan
meningkatnya insidens psoriasis.6,=
III.' ETI/L/+I
Eritroderma dapat disebabkan oleh akibat alergi obat se$ara sistemik,
perluasan penyakit kulit atau penyakit sistemik termasuk keganasan. &ada banyak
kasus, eritroderma umumnya disebabkan kelainan kulit yang ada sebelumnya
misalnya psoriasis atau dermatitis seboroik:, cutaneous T-cell lymphoma @*@0:
atau reaksi obat.8 &enyakit kulit yang dapat menimbulkan eritroderma diantaranya
adalah psoriasis '!, dermatitis spongiotik '!, alergi obat 17!, @*@0 atau
sindrom seFary 7!.9
III.) KLASI(IKASI
Se$ara morfologi, gambaran klinis eritroderma menyerupai beberapa
kelainan kulit lainnya, berikut klasifikasi eritroderma )
a. Eritroderma yang disebabkan oleh alergi obat se$ara sistemik
Keadaan ini banyak ditemukan pada de"asa muda. Abat yang dapat
menyebabkan eritroderma adalah arsenik organik, merkuri jarang:,
antibiotika penisilin, antiepilepsi barbiturat, antihipertensi calcium channel
blocker , dan obat lainnya yang masuk ke dalam tubuh melalui $ara apa
saja. %nsiden ini dapat lebih tinggi karena kebiasaan masyarakat sering
melakukan pengobatan sendiri ataupun se$ara tradisional. +aktu mulainya
obat masuk ke dalam tubuh hingga timbul penyakit, dapat segera atau
sampai ' minggu. 4ila ada obat yang masuk ke dalam tubuh lebih dari
satu, diduga penyebabnya ialah obat yang paling sering menyebabkan
alergi. 3ambaran klinisnya adalah eritema uni#ersal. 4ila masih akut,
tidak ditemukan skuama, skuama akan timbul pada masa penyembuhan. 1
b. Eritroderma yang disebabkan oleh perluasan penyakit kulit
9
Eritroderma et causa psoriasis, merupakan eritroderma yang paling banyak
ditemukan dan dapat disebabkan oleh penyakit psoriasis maupun akibat
pengobatan psoriasis yang terlalu kuat. ermatitis seboroik pada bayi juga
dapat menyebabkan eritroderma, dikenal sebagai penyakit 0einer. sia
penderita berkisar -' minggu. &tyriasis rubra pilaris yang berlangsung
selama beberapa minggu dapat pula menjadi eritroderma. &enyakit lain
yang dapat menyebabkan eritroderma adalah pemfigus foliaseus,
dermatitis atopik dan liken planus. ',1
$. Eritroderma akibat penyakit sistemik
Setiap kasus eritroderma yang tidak termasuk akibat alergi obat ataupun
akibat perluasan penyakit kulit harus di$ari penyebabnya, yang berarti
perlu pemeriksaan menyeluruh pemeriksaan laboratorium dan radiologi:,
untuk melihat adanya penyakit pada alat dalam dan infeksi lokal. @ontoh
penyakit untuk golongan ini adalah, Sindrom SeFary. Sindrom SeFary
adalah limfoma, namun beberapa pendapat menyebutkan penyakit ini
adalah stadium dini mikosis fungoides. &ada sindrom ini didapatkan
adanya tanda berupa, eritema yang merah membara, uni#ersall, disertai
skuama dan rasa gatal yang berat. Selain itu, terdapat adanya infiltrate
pada kulit dan edema. 4eberapa diantaranya, ditemukan splenomegaly,
limfadenopati superfisial, alopesia, hiperpigmentasi, hiperkeratosis
palmaris dan plantaris. Serta kuku yang distrofik. '
10
&enyakit Kulit &enyakit Sistemik Abatobatan
ermatisis atopik 5ikosis fungoides Sulfonamid
ermatitis kontak &enyakit Hodgkin 2ntimalaria
ermatofitosis 0imfoma &enisilin
&enyakit 0einer 0eukemia akut dan kronis Sefalosporin
0iken planus 5ultipel mieloma 2rsen
5ikosis fungoides Karsinoma paru 5erkuri
&emfigus folia$eus Karsinoma rektum 4arbiturat
&itiriais rubra Karsinoma tuba falopii 2spirin
&soriasis ermatitis papuloskuamosa Kodein
Sindrom eiter pada 2%S ifenilhidantoin
ermatitis seboroik Codium
ermatitis statis %soniaFod
Kuinidin
@aptopril
III.- PAT/(ISI/L/+I
5ekanisme terjadinya eritroderma belum diketahui se$ara pasti. &atogenesis
eritroderma berkaitan dengan patogenesos penyakit yang mendasarinya,
dermatosis yang sudah ada sebelumnya berkembang menjadi eritroderma, atau
perkembangan eritroderma idiopatik de no#o tidaklah sepebuhnya dimengerti.
&enelitian terbaru imunopatogenesis infeksi yang dimediasi to>in menunjukkan
bah"a lokus patogenesitas staphilococcus mengkodekan superantigen. 0okus
lokus tersebut mengandung gen yang mengkodekan to>in dari toxic shock
syndrome dan staphylococcal scalded-skin syndrome. Kolonisasi staphylococcusa
ureus atau antigen lain merupakan teori yang mungkin saja seperti toxic shock
syndrome toxin-1, mungkin memainkan peranan pada patogenesis eritroderma.
&asienpasien dengan eritroderma biasanya mempunyai kolonisasi S. aureus
sekitar 8! dan pada kulit sekitar 1=!, bagaimanapun juga hanya ada satu dari
11
pasien yang memiliki to>in S. aureus yang positif.
alam mempelajari patogenesis dari eritroderma membutuhkan
pengetahuan biologi normal dari epidermis. Seperti pada jaringan lainnya,
epidermis melakukan regenerasi se$ara rutin yang terjadi pada membrana basalis,
dan selsel ini berubah menjadi struktur keratin yang utuh melalui proses selama
11' hari. &ada umumnya, selsel ini membutuhkan tambahan sekitar 1'1- hari
lagi di stratum korneum sebelum sel ini dilepaskan.
4erdasarkan penelitian, jumlah skuama yang hilang pada manusia normal
antara 71 mg<hari. &engelupasan keratin paling banyak terjadi pada telapak
tangan, kulit kepala, dan dahi kurang lebih ',7 gr<m' per '- jam: dan paling
sedikit pada dada, lengan ba"ah dan tungkai ba"ah ,1 gr<m' per '- jam:.
Karena tubuh mengkatabolisme 76 gr protein per hari, pengelupasan kulit yang
fisiologis ini berperan penting dalam metabolisme protein se$ara keseluruhan.
&atogenesis eritroderma masih menjadi perdebatan. &enelitian terbaru
mengatakan bah"a hal ini merupakan proses sekunder dari interaksi kompleks
antara molekul sitokin dan molekul adhesi seluler yaitu %nterleukin %01, %0',
%08:, molekul adhesi interselular 1 %@251:, tumor nekrosis faktor, dan
interferon.19 &ada eritroderma terjadi peningkatan laju pengelupasan epidermis.
5eskipun beberapa peneliti memperkirakan sekitar 1 gr epidermis hilang setiap
harinya, tetapi pada beberapa literatur menyatakan bah"a hanya ' gr yang
hilang. &ada skuama penderita eritroderma ditemukan peningkatan jumlah asam
nukleat dan hasil metabolismenya, penurunan jumlah asam amino, dan
peningkatan jumlah protein bebas.
eaksi tubuh terhadap suatu agen dalam tubuh baik itu obatobatan,
perluasan penyakit kulit dan penyakit sistemik: adalah berupa pelebaran
pembuluh darah kapiler eritema: yang generalisata. Eritema berarti terjadi
pelebaran pembuluh darah yang menyebabkan aliran darah ke kulit meningkat
sehingga kehilangan panas bertambah.
2kibatnya pasien merasa dingin dan menggigil. &ada eritroderma kronis
dapat terjadi gagal jantung. /uga dapat terjadi hipotermia akibat peningkatan
perfusi kulit.
&enguapan $airan yang makin meningkat dapat menyebabkan dehidrasi.
12
4ila suhu badan meningkat, kehilangan panas juga meningkat. &engaturan suhu
terganggu. Kehilangan panas menyebabkan hipermetabolisme kompensatoar dan
peningkatan laju metabolisme basal. Kehilangan $airan oleh tra nspirasi meningkat
sebanding laju metabolisme basal.',
Kehilangan skuama dapat men$apai 9 gram<m ' permukaan kulit atau lebih
sehari sehingga menyebabkan kehilangan protein. Hipoproteinemia dengan
berkurangnya albumin dan peningkatan relatif globulin terutama gammaglobulin
merupakan kelainan yang khas. Edema sering terjadi, kemungkinan disebabkan
oleh pergesaran $airan ke ruang ekstra#askuler.' Eritroderma akut dan kronis
dapat menganggu mitosis rambut dan kuku berupa kerontokan rambut dan kuku
berupa kerontokan rambut difus dan kehilangan kuku. &ada eritroderma yang
telah berlangsung berbulan ; bulan dapat terjadi perburukan keadaan umum yang
progresif.1
&ada eritroderma ec alergi obat berbeda dengan eritroderma pada
umumnya yang biasanya disertai dengan eritem dan skuama. &ada eritroderma ec
alergi obat terlihat adanya eritem tanpa adanya skuama. Skuama justru baru akan
timbul pada stadium penyembuhan. '
13
kulit kepala sudah terkena, dapat terjadi alopesia, perubahan kuku dan kuku dapat
lepas. &ada eritroderma, skuama tidak selalu terdapat, misalnya eritroderma
karena alergi obat sistemik, pada mulanya tidak disertai skuama, tetapi skuama
akan timbul pada stadium penyembuhan.
Kulit kepala dapat terlibat, yang akan meluas ke folikel rambut dan kuku.
Kurang lebih '7! dari pasien mengalami alopesiam dan pada banyak kasus, kuku
akan mengalami kerapuhan sebelum lepas seluruhnya. *elapak tangan dan kaki
biasanya ikut terlibat, namun jarang mengenai membran mukosa. Sering terjadi
pula ber$ak hiperpigmentasi dan hipopigmentasi. &ada eritroderma kronis, eritema
=
tidak begitu jelas karena ber$ampur dengan hiperpigmentasi.
Epidermis berukuran tipis pada a"al proses penyakit dan akan terlihat dan
terasa tebal pada stadium lanjut. Kulit akan terasa kering dengan krusta yang
ber"arna kekuningan yng disebabkan serum yang mengering dan kemungkinan
karena infeksi sekunder. &ada beberapa kasus, manifestasi klinis yang mun$ul
pada eritroderma yang akut menyerupai nekrolisis epidermal toksik, "alaupun
se$ara patofisiologi sangat berbeda.'
Eritroderma akibat alergi obat bisanya se$ara sistemik sebelum menun$ul
gejala klinis perlu dikaji ulang untuk mengonfirmasi penyebab terjadinya
eritroderma akibat obat. &ada umumnya alergi ini timbul se$ara akut dalam "aktu
1 hari. apat pula ber#ariasi mulai dari "aktu masuknya obat ke dalam tubuh
hingga timbul penyakit dapat segera sampai ' minggu. 3ambaran klinisnya
berupa eritema uni#ersal. &ada stadium akut tidak terdapat skuama, pada stadium
penyembuhan baru timbul skuama. '
Eritroderma akibat penyakit kulit, penyakit sistemik dan obatobatan sering
dijumpai kelainankelainan yang mendasarinya yang membantu dalam
menegakkan diagnosis. Sering ditemukan plak psoriasis yan masih tersisa, papul
atau lesi oral likenplanusG gambaran pulau yang khas dari ptiriasis rubra dan lesi
papuler pada drug eruption. i"ayat psoriasis yang bersifat kronik dan residif
dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya eritroderma. Kelainan kulit berupa
skuama yang berlapislapis dan kasar di atas kulit yang eritematosa,
sirkumskripta. mumnya didapati eritema yang tidak merata. &ada tempat
predileksi psoriasis dapat ditemukan kelainan yang lebih eritematosa dan agak
14
meninggi dari pada sekitarnya dan skuama ditempat itu lebih tebal. Kuku juga
perlu dilihat, di$ari apakah ada pitting nail berpa lekukan miliar, tanda ini hanya
menyokong dan tidak patognomonis untuk psoriasis. /ika raguragu, pada tempat
yang meninggi tersebut dilakukan biopsi untuk pemeriksaan histopatologik.
Kadangkadang biopsi sekali tidak $ukup dan harus dilakukan beberapa kali.
&enyakit 0einer atau eritroderma deskuamati#um ini biasanya terjadi pada
penderita usia antara - minggu sampai ' minggu. Keadaan umum penderita baik,
biasanya tanpa keluhan. Kelainan berupa skuama berminyak dan kekuningan di
kepala. Kelainan kulit berupa eritema uni#ersal disertai skuama yang kasar.
Eritroderma akibat penyakit sistemik termasuk keganasan, berbagai
penyakit atau kelainan alat dalam dapat menyebabkan kelainan kulit berupa
eritroderma. Setiap kasus eritroderma yang tidak termasuk golongan 1 dan ' harus
di$ari penyebabnya, yang berarti harsu diperiksa se$ara menyeluruh, apakah ada
penyakit pada alat dalam dan harus di$ari pula pakah ada infeksi dalam dan
infeksi fokal. *ermasuk didalam golongan ini adalah sindrome SeFary.
Sindroma SeFary termasuk penyakit limfoma, ada yang berpendapat
merupakam stadium mikosis fungoides. &enyebabnya belum diketahui, diduga
berhubungan dengan infeksi #irus H*0II dan dimasukkan kedalam @*@0
(Cutaneus T-Cell Lymphoma). Cang diserang adalah orang de"asa, mulainya
penyakit pada pria ratarata berusia 6- tahun sedangkan pada "anita berusia 7
tahun. Sindrom ini ditandai dengan eritema ber"arna merah membara yang
uni#ersal disertai skuama dan rasa sangat gatal. Selain itu terdapat pula infiltrasi
pada kulit dan edema. &ada sepertiga hingga setengah para penderita didapati
splenomegali, limfadenopatisuperfisial, alopesia, hiperpigmentasi, hiperkeratosis
palmaris dan plantaris serta kuku yang distrofik. '
III.0 DIA+N/SIS
iagnosis agak sulit ditegakkan, harus melihat dari tanda dan gejala yang
sudah ada sebelumnya, dengan beberapa biopsi biasanya dapat menegakkan
diagnosis.'
15
Dia#n%!i! Mani4e!ta!i
Penye&a& P"e$i!p%!i!i P"e$ile!i E4l%"e!en!i
Ban$in# lain
P!%"ia!i! *idak &ria lebih Kulit kepala, perbatasan 5akula eritematosa Kadang gatal
diketahui, banyak, daerah tersebut dengan berbatas tegas,
diduga biasanya muka, ekstremitas bagian ditutupi skuama yang
autoimun de"asa ekstensor terutama siku tebal, kasar, berlapis
dan lutut, kuku dan lapis, ber"arna putih
daerah lumbosakral mengkilat, terdapat
fenomena tetesan
lilin, 2uspit, Kobner
De"matiti! &eningkatan 0ebih sering 4agian tubuh yang 5akula eritematosa 3atal
Se&%"%i akti#itas pada de"asa banyak mengandung yang ditutupi papula
kelenjar kelenjar sebasea) kulit lonjong, miliar difus,
sebasea kepala, belakang telinga, skuama halus putih
alis mata, $uping hidung, berminyak. Kadang
ketiak, dada, erosi dengan krusta
antarskapula, suprapubis kekuningan
Piti"ia!i! *idak &riaD"anita, apat tersebar di seluruh Eritema bentuk 3atal dapat
R%!ea diketahui semua usia tubuh terutama yang lonjong, lentikular didahului
tertutup pakaian numular, ditutupi gejala
skuama halus, sumbu prodromal
panjang lesi sesuai ringan
dengan garis lipatan
kulit, khas) lesi inisial
(herald patch
medallion) soliter
bentuk o#al, anular,
diameter $m
De"mat%5 3olongan &riaD"anita, apat tersebar di seluruh 5akula eritematosa 3atal
4it%!i! jamr semua usia tubuh manapun dengan tepi aktif terutama jika
dermatofita disertai papul<#esikel, berkeringat
penyembuhan sentral,
berbatas tegas,
skuama halus, jika
berlangsung kronik
dijumpai likenifikasi
atau hiperpigmentasi
III. PEMERIKSAAN PENUN*AN+
a. &emeriksaan 0aboratorium
&ada pemeriksaan darah didapatkan albumin serum yang rendah dan
16
ketidakseimbangan elektrolit, protein fase akut meningkat, leukositosis,
maupun anemia ringan.
b. Histopatologi
&ada kebanyakan pasien dengan eritroderma histopatologi dapat
membantu mengidentifikasi penyebab eritroderma sampai dengan 7!
kasus, biopsi kulit dapat menunjukkan gambaran yang ber#ariasi,
tergantung berat dan durasi proses inflamasi. &ada tahap akut, spongiosis
dan parakeratosis menonjol, terjadi edema. &ada stadium kronis, akantosis
dan perpanjangan rete ridge lebih dominan.
Eritroderma akibat limfoma, yang menginfiltrasi bisa menjadi semakin
pleomorfik, dan mungkin akhirnya memperoleh fitur diagnostik spesifik,
seperti bandlike lim!oid infiltrat di dermisepidermis, dengan sel
cerebri!orm monoklear atipikal dan "autrier#s microabscesses. &asien
dengan sindrom SeFary sering menunjukkan beberapa fitur dari dermatitis
kronis.
&ada pemeriksaan immunofenotipe, infiltrat limfoid dinilai tidak dapat
menegakkan diagnosis, karena pemeriksaan ini umumnya memperlihatkan
gambaran sel * matang pada eritroderma jinak maupun ganas. &ada
psoriasis papilomatosis dan gambaran clubbing lapisan papiler dapat
terlihat, dan pada pemfigus foliaseus, akantosis superfisial juga ditemukan.
&ada eritroderma iktisioform dan ptiriais rubra pilaris, biopsi diulang dari
1
tempattempat yang dapat memperlihatkan gambaran khasnya.
III.13 PENATALAKSANAAN
mumnya pengobatan eritroderma adalah dengan pemberian kortikosteroid.
&ada golongan %, yang disebabkan oleh alergi obat se$ara sistemik, dosis
prednison ;- > 1 mg. &enyembuhan terjadi $epat, umumnya dalam beberapa
hari sampai beberapa minggu. '
&ada golongan %% akibat perluasan penyakit kulit juga diberikan
kortikosteroid. osis mula prednison - > 117 mg sehari. /ika setelah beberapa
hari tidak tampak perbaikan, dosis dapat dinaikkkan. Setelah tampak perbaikan,
dosis diturunkan perlahanlahan. /ika eritroderma terjadi akibat pengobatan
17
dengan ter pada psoriasis, maka obat tersebut harus dihentikan. Eritroderma
karena psoriasis dapat pula diobati dengan asetretin. 0ama penyembuhan
golongan %% ini ber#ariasi, beberapa minggu hingga beberapa bulan, jadi tidak
se$epat golongan %.'
&engobatan penyakit 0einer dengan kortikosteroid memberi hasil yang baik.
osis prednison > 1' mg sehari. &ada sindrome SeFary pengobatannya terdiri
atas kortikosteroid dan sitostatik, biasanya digunakan klorambusil dengan dosis '
6 mg sehari. &ada eritroderma yang lama diberikan pula diet tinggi protein, karena
terlepasnya skuama mengakibatkan kehilangan protein. Kelainan kulit perlu pula
diolesi emolien untuk mengurangi radiasi akibat #asodilatasi oleh eritema,
misalnya dengan salep lanolin 1!. '
III.11 PR/+N/SIS
&rognosis eritroderma tergantung pada proses penyakit yang mendasarinya.
Kasus karena penyebab obat dapat membaik setelah penggunaan obat dihentikan
dan diberikan terapi yang sesuai. &rognosis kasus akibat gangguan sistemik yang
mendasarinya seperti limfoma akann tergantung pada kondisi keberhasilan
pengobatan, tetapi mungkin timbul kekambuhan. Kasus idiopatik adalah kasus
yang tidak terduga, dapat bertahan dalam "aktu yang lama, sering kali disertai
dengan kondisi yang lemah.
Eritroderma yang termasuk golongan %, yakni karena alergi obat se$ara
sistemik, prognosisnya baik. &enyembuhan golongan ini ialah yang ter$epat
dibandingkan golongan yang lain. &ada eritroderma yang belum diketahui
penyebabnya, pengobatan dengan kortikosteroid hanya mengurangi gejalanya,
penderita akan mengalami ketergantungan dengan kortikosteroid.
Sindrome SeFary prognosisnya buruk, penderita pria umumnya akan
meninggal setelah 7 tahun, sedangkan penderita "anita setelah 1 tahun.
Kematian disebakan oleh infeksi atau penyakit berkembang menjadi mikosis
fungoides.1'
DA(TAR PUSTAKA
18
1. +asitaatmadja Syarif 5, '=, $natomi kulit% &lmu penyakit kulit dan
kelamin 'th ed , Jakultas Kedokteran ni#ersitas %ndonesia, /akarta.
'. juanda 2, '=, ermatosis eritroskuamosa% &lmu penyakit kulit dan
kelamin 'th ed , Jakultas Kedokteran ni#ersitas %ndonesia, /akarta.
. 3rantKels /5, 4ernstein 50, othe 5/, '8, x!oliati*e ermatitis%
+itpatrick#s ermatology in eneral edicine / th ed , 5$3ra"Hill 4ook
@o, (e" Cork.
-. 3ibson 0E, &erry HA, 199', "apulos0uamous ruption and x!oliati*e
ermatitis in% ermatology rd ed , +4 Saunders @o, &hiladelphia.
7. 3uliF Karakayll, 3rant 4e$kham, 5, %da Arengo, 5, et al, 1999,
x!oliati*e ermatitis, 2m Jam &hys.
6. 4urton /0, Holden @2, 1998, cema, Licheni!ication and "rurigo in%
Textbook o! ermatology 2 th ed , 4la$k"ell S$ientifi$ &ubli$ation, A>ford.
=. Jreederg %5, 1996, x!oliati*e dermatitis in +itpatrick#s dermatology,
general medicine 3th ed , 5$gra"Hill, (e"york.
8. ShimiFu H, '=, Shimiu#s textbook o! dermatology 1st ed , (akayama
Shoten &ublishers, Hokkaido.
9. Siregar S, '7, ermatosis eritroskuamosa% Saripati penyakit kulit 4nd
ed , E3@, /akarta.
1. @hampion H, 199', cema, Licheni!ication, prurigo, and erythroderma
in% Champion 56 eds. 5ook#s, textbook o! dermatology 'th ed , 4la$k"ell
S$ientifi$ &ubli$ations, +ashington.
11. 3raham robin bro"n, '', Lecture notes ermatology, /akarta.
1'. 4andyopadhyay debabrata, '1, $ssociate "ro!essor and 6ead
epartment o! ermatology online:.
2#ailable at http)<<tripod%ndonesia.$om 2$$essed e$ 7, '16.
1. 0usiani S*, '1-, 2 -= Cears Ald +oman "ith Eritroderma e$. rug
2llergy, 7 edula 8nila, Ja$ulty of 5edi$ine, 0ampung ni#ersity.
19