16 November 2021
C. Etiologi
Vulnus laceratum dapat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya:
1. Alat tumpul
2. Jatuh ke benda tajam dan keras
3. Kecelakaan lalu lintas dan kereta api
4. Kecelakaan akibat kuku dan gigitan
5. Zat-zat kimia
6. Radiasi
7. Sengatan listrik
D. Klasifikasi
1. Hematoma : perdarahan dibawah kulit
2. Countosio : luka memar
3. Albartio : kerusakan pada lapisan superficial (kulit)
4. Vulnus scissium : luka iris
5. Vulnus ictum : luka tusuk
6. Vulnus sclopetornum : luka tembak
7. Vulnus lacertum : luka robek
E. Parofisiologi
Vulnus laceratum terjadi akibat kekerasan benda tumpul, goresan, jatuh,
kecelakaan sehingga kontinuinitas jaringan terputus. Pada umumnya respon
tubuh terhadap trauma akan terjadi proses peradangan atau inflamasi. Reaksi
peradangan akan terjadi apabila jaringan terputus. Dalam keadaan ini ada
peluang besar timbulnya infeksi yang sangat hebat. Penyebabnya cepat yang
disebabkan oleh mikroorganisme yang biasanya tidak berbahaya. Reaksi
peradangan itu sebenarnya adalah peristiwa yang dikoordinasikan dengan
baik yang dinamis dan kontiyu untuk menimbulkan reaksi peradangan maka
jaringan harus hidup dan harus di mikrosekulasi fungsional. Jika jaringan
yang nekrosis luas maka reaksi peradangan tak di temukan di tengah jaringan
yang hidup dengan sirkulasi yang utuh terjadi pada tepinya antara jaringan
mati dan hidup.
Nyeri timbul karena kulit mengalami luka infeksi sehingga terjadi kerusakan
jaringan sel-sel yang rusak akan membentuk zat kimia sehingga akan
menurunkan ambang stimulus terhadap reseptormekano sensitif dan
hemosensitif. Apabila nyeri diatas hal ini dapat mengakibatkan gangguan rasa
nyaman nyeri yang berlanjut istirahat atau tidur terganggu dan terjadi
ketertiban gerak.
F. Pathway
Ko
Benturan atau kekerasan benda tumpul
nti
nu
tai
Le
s ja
si
r
in
ya
ga
ng
n
da
te
la
rp
m
ut
da
u s
n
lu
as
Kerusakan Nyeri
integritas jaringan akut
Lesi yang dalam dan luas
Perdarahan
Hipotensi
Resiko
syok
G. Manifestasi klinis
Menurut Mansjoer Effendi (2014) manifestasi klinis vulnus laseratum adalah:
1. Luka tidak teratur.
2. Jaringan rusak.
3. Bengkak.
4. Perdarahan.
5. Akar rambut tampak hancur atau tercabut bila kekerasannya didaerah
rambut.
6. Tampak lecet atau memar disetiap luka.
J. Komplikasi
1. Komplikasi dini : hematoma, seroma, dan infeksi.
2. Komplkasi lanjut : keloid, parut hipertrifik dan kontraktur.
DATA BIOGRAFI
GENERAL ASESSMENT
Keluhan Utama : Luka robek akibat terkena besi
di telapak kaki kiri
Orientasi (Tempat, Waktu, dan Orang) : Tidak Baik, ... ... ...
PRIMERY ASSESMENT
Pemeriksaan penunjang :
DISABILITY Diagnosis Keperawatan:
Pemeriksaan
penunjang :
EXPOSURE Diagnosis Keperawatan:
Kriteria Hasil :
1. Integritas kulit/jaringan normal
2. Tidak ada tanda- tanda infeksi
3. Ketebalan dan tekstur jaringan
normal
4. Menunjukkan pemahaman dalam
Deformitas : Ya Tidak proses perbaikan kulit dan
Contusio : Ya Tidak
mencegah terjadinya cidera
Abrasi: Ya Tidak
Penetrasi : Ya Tidak berulang
Laserasi : Ya Tidak 5. Menunjukkan terjadinya proses
Edema: Ya Tidak penyembuhan luka
Keluhan Lain:
Luka robek pada telapak kaki dengan Intervensi :
Observasi:
ukuran 7 cm x 1 cm x 0.5 cm
1. Identifikasi riwayat alergi terhadap
anastesi
2. Identifikasi adanya riwayat keloid
3. Identifikasi jenis benang jahit yang
sesuai
4. Identifikasi jenis jarum jahit yang
sesuai
5. Identifikasi metode jahitan yang
sesuai berdasarkan jenis luka
Terapeutik:
1. Bersihkan daerah luka dengan larutan
antiseptik
2. Lakukan teknik steril
3. Berikan anastesi injeksi di daerah luka
4. Jahit luka dengan memasukkan jarum
tegak lurus terhadap permukaan kulit
5. Tarik jahitan cukup kencang sampai
kulit tidak tertekuk
6. Kunci jahitan dengan simpul
Edukasi:
1. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
2. Jelaskan tanda-tanda infeksi
3. Ajarkan cara merawat jahitan
4. Informasikan tentang waktu pelepasan
jahitan
Kolaborasi:
Kolaborasi dalam pemberian terapi
ATS, antibiotik dan analgetik
Implementasi :
1. Menjelaskan tujuan dan prosedur
tindakan
2. Membersihan daerah luka dengan
betadine sol
3. Melakukan anastesi lokal area luka
dengan lidokain inj
4. Menjahit luka dengan menggunakan
benang plain catgut 3/0 untuk bagian
dalam dan benang silk 3/0 bagian luar
5. Membersihkan daerah luka dengan
Nacl 0.9%
6. Menutup luka dengan supratul serta
kassa steril
7. Melakukan skintest ATS
8. Memberikan injeksi ATS 0.5 cc Im
Evaluasi :
S :
- Pasien mengatakan luka di telapak
kaki sudah selesai di jahit dan
sudah tidak terlalu sakit
- Pasien mengatakan sudah mengerti
cara merawat lukanya di rumah
serta waktu kontrol
O :
- Luka robek pada telapak kaki kiri
sdh di jahit sebanyak 5 jahitan
dalam dan 10 jahitan luar
- Luka tampak sudah tertutup
dengan kassa
A : Masalah gangguan integritas kulit
teratasi sebagian
P :
- Edukasi pasien untuk perawatan
luka di rumah
- Jelaskan ke pasien waktu kontrol
- Jelaskan ke pasien untuk
menghabiskan antibiotik yang di
berikan
P:
Lanjutkan Intervensi
SECONDARY ASSESMENT
Implementasi:
1. Mengkaji skala nyeri pasien, skala
nyeri 6/10
2. Mengajarkan pasien terapi
komplementer teknik relaksasi napas
dalam
3. Memberikan analgetik asam
mefenamat 500 mg sesuai advis medis
Evaluasi :
S :
- Pasien mengatakan nyeri sudah
mulai berkurang
O :
- Eksprisi pasien tampak masih
meringis
- Skala nyeri 4/10
- TTV: Td 120/80 mmhg,Nd
100x/mnt,RR 22x/mnt
P :
- Motivasi pasien untuk melakukan
teknik napas dalam bila masih
merasakan nyeri
PEMERIKSAAN FISIK Diagnosis Keperawatan:
1.
2.