WOUND HECTING
Dosen Pengampu : Ns.Priyanto, S.Kep., M.Kep., Sp.KMB
Disusun oleh:
Kelompok 5
B. Luka
1. Definisi
mekanis, dimana secara spesifik terdapat substansi jaringan yang rusak atau
hilang. Luka adalah terputusnya kontinuitas suatu jaringan tubuh yang dapat
fisik.
C. Heacting
1. Definisi
Heacting atau penjahitan adalah tindakan untuk menyatukan
menghubungkan kembali jaringan tubuh yang terputus atau terpotong
(mendekatkan) dan mencegah kehilangan darah yang tidak perlu (memastikan
hemostatis) mencegah infeksi dan mempercepat proses penyembuhan.
2. Macam-macam jahitan luka
a. Jahitan Primer (Primary Suture Line), adalah jahitan yang digunakan
untuk mempertahankan kedudukan tepi luka yang saling dihubungkan
selama proses penyembuhan sehingga dapat sembuh secara primer.
b. Jahitan Kontinyu, yaitu jahitan dengan sejumlah penjahitan dari seluruh
luka dengan menggunakan satu benang yang sama dan disimpulkan pada
akhir jahitan serta dipotong setelah dibuat simpul. Digunakan untuk
menjahit peritonium kulit, subcutis dan organ.
c. Jahitan Simpul/Kerat/Knot, yaitu merupakan tehnik ikatan yang
mengakhiri suatu jahitan. Digunakan untuk memperkuat dan
mempertahankan jahitan luka sehingga jahitan tidak terlepas atau
mengendor. Yang dimaksud dengan jerat adalah pengikatan satu kali,
sedang simpul adalah pengikatan dengan dua jerat atau lebih
3. Jenis jahitan luka
4. Pemilihan Benang
Setiap jahitan merupakan benda asing di dalam luka.Karena alasan
ini,maka untuk mendapatkan aposisi jaringan yang adekuat,pennjahitan harus
dilakukan dengan ukuran sekecil mungkin dan jumlah jahiatn sedikit
mungkin.Pada luka terkontaminasi,tidak boleh dilakukan penjahitan kecuali
bila sangat diperlukan untuk mempertahankan kedudukan jaringan. Pemilihan
ukuran jarum dan benang tergantung dari ukuran,lokasi luka serta ketelitian
penutupan yang diinginkan.
Jarum-jarum atraumatik (bulat atau runcing) digunakan untuk menjahit
fasia,otot,jaringan subkutan dan memperbaiki laserasi pembuluh darah dan
saraf.jarum tajam biasanya digunakan untuk penutupan dermis dan epidermis
diaman jaringan kolagen yang liat harus ditusuk dengan jarum sehingga
penjahitan lebih mudah. Benang berdiameter besar (2-0,3-0) sangat baik
digunakan untuk menjahit jaringan dan lapisan fasia utama di daerah dengan
regangan kuat (misalnya,luka di lutut atau siku).Kekuatan efektif dari benang
tersebut harus sama dengan kekuatan jaringan yang dijahit,bila benang halus
digunakan untuk menjahit luka dengan peregangan mekanis,dapat
menimbulkan gangguan jika benang tersebut tertarik ke dalam luka.
Biasanya,benang halus digunakan untuk menjahit luka-luka (atau
bagiannya) yang perlu dirapatkan secara tepat,untuk menutup laserasi di
wajah digunakan benang berukuran 5-0 dan 6-0.Untuk menutup lapisan-
lapisan luka (fasia,dermis) dapat digunakan benang epidermis halus di setiap
bagian tubuh.Daya regang dari epidermis sendiri biasanya rendah dan tujuan
penjahitan disini hanyalah agar tepi-tepi luka dirapatkan dengan baik.
Penutupan perkutan dari epidermis dan dermis di setiap bagian tubuh selain
wajah,sebaiknya menggunakan benang berukuran 3-0 atau 4-0. Bekas jahitan
merupakan hasil tekanan ikatan dan lamanya jahitan dibiarkan di tempat
tersebut.
5. Macam-Macam Benang Dan Jarum Jahit
a. Macam-macam benang jahit
Benang jahit untuk pembedahan dikenal dalam bentuk yang dapat diserap
Tubuh (absorbable) dan tidak diserap oleh tubuh.
1) Diserap oleh tubuh: catgut, cromic catgut, kelompok polyglactin
(misalnya Vicryl).
a) Catgut polos
Dibuat dari pita murni usus binatang yang dipintal menjadi jalinan
diukur secara elektronik dan kemudian dipulas. Benang ini sangat
popular, tetapi ada kecenderungan digantikan oleh benang sintetik
yang dapat diserap pada tahun belakangan ini.
b) Cromic catgut
Dibuat dari pita usus binatang, dipintal menjadi jalinan tepatnya
menjadi catgut polos. Dibuat sedemikian rupa sehingga kekuatan
dari benang tersebut dipertahankan untuk waktu yang lebih lama
daripada catgut polos.
Absorbsi benang dapat melalui 2 mekanisme ialah melalui pencernaan
oleh enzim jaringan, misalnya Vicryl dan Dexon
1) Dexon
Benang ini tidak menghasilkan reaksi jaringan karena mereka larut,
bila dibandingkan dengan reaksi jaringan yang terjadi pada calgut.
Tingkat penyerapannya lebih lambat mungkin membutuhkan waktu
beberpa Minggu. Merupakan benang yang ideal untuk semua jahitan
subnukleus, subkutikular, dan penutupan luka. Melalui proses rejeksi
immunologis, misalnya pada catgut.
2) Tidak diserap oleh tubuh: sutera, katun, nylon, polypropilena
(prolene), benang-benang baja yang dibuat dari komponen besi, nikel,
dan chronium.
a) Benang sutera
Terbentuknya menjadi jalinan yang padat yang dapat diikat dengan
mudah.Benang ini sangat populer dan digunakan secara luas dalam
penutupan luka.
b) Polipropilena
keuntungannya : lemas, dapat diikat dengan aman dan dapat
digunakan dengan mudah.Seperti benang monofilamen sintetik
lainnya, simpul perlu diperkuat denagn simpul tambahan dan
sebagai tambahan.Kerusakan yang didapat dari forsep dan
pemegang jarum harus dihindarkan untuk mencegah putusnya
benang.Benang ini sangat halus dan cocok untuk jahitan
subkutikular.
c) Baja tahan karat dan penjepit atau Staples logam
Jahitan baja tahan karat dan penjepit logam telah digunakan
bertahun-tahun karena sifanya kaku.Pada luka
terkontaminasi,bahan ini akan meningkatkan kemungkinan infeksi.
Peningkatan ini mungkin disebabkan oleh iritasi mekanis dari
kekuatannya dan bukan karena korosi.Sifat kaku dari benang
metalik ini mempersulit.
d) Dakron
Merupakan poliester yang kurang menimbulkan reaksi jaringan
dibandingkan dengan sutera.Karena koefisien gesekannya
tinggi,bahan ini sulit digunakan untuk menjahit. Luka gesekan
yang ditimbulkan dakron terhadap jaringan ini dapat diatasi dengan
melapisinya dengan teflon.
e) Nilo
Kurang menimbulkan reaksi pada jaringan bila dibandingkan
dengan dakron dan bila digunakan pada luka kontaminasi akan
menimbulkan kemungkinan infeksi lebih rendah.
1) Benang nilon monofilamen akan kehilangan daya regangnya
kurang lebih sebesar 20% setelah digunakan 1 tahun.Bentuk
nilon monofilamen ini cukup kaku sehingga tidak membentuk
simpul dengan baik.
2) Benang nilon multufilamen akan kehilangan daya regangnya
setelah 6 bulan tetapi lebih mudah untuk mengikatnya
dibadingkan benang monofilamen.
b. Jenis benang dan kegunaan
a. Plain Catgut (Dari Usus Domba)
- Diserap tubuh dalam waktu 7-10 hari
- Warna : putih dan kekuningan
- Ukuran : 5,0-3
- Kegunaan : Untuk mengikat sumber perdarahan kecil, menjahit
subkutis dan untuk menjahit kulit terutama daerah longgar (perut,
wajah) yang tak banyak bergerak dan luas lukanya kecil.
b. Kromik Catgut
- Berbeda dengan palin catgut, ditambahkan asam kromat, sehingga
menjadi lebih keras dan diserap lebih lama 20-40 hari
- Warna : coklat dan kebiruan
- Ukuran : 3,0-3
- Kegunaan : penjahitan luka yang dianggap belum merapat dalam
waktu 10 hari, untuk menjahit tendo pada penderita yang tidak
kooperatif bila mobilisasi harus segera dilakukan
c. Sintesis Dapat Diserap (Vicryl)
- Benang sintesis kemasan atraumatik
- Diserap tubuh, tidak menimbulkan reaksi jaringan. Dalam subkutis
bertahan 3 minggu, dalam otot bertahan 3 bulan
- Ukuran : 10,0-1
- Penggunaan : bedah mata, ortopedi, urologi dan bedah plastik
d. Tidak Dapat Diserap (Alami/Pilihan)
- Contohnya : sutera (silk), linon, kapas (cotton)
- Untuk jahitan terputus (inerrupted)
- Daya tegang cukup dan rapat diperkuat dengan dibasahi larutan
garam sebelum digunakan
e. Seide (Silk/Sutera)
- Bersifat tidak licin seperti sutera biasa karena sudah dikombinasi
dengan perekat, tidak diserap tubuh
- Pada penggunaan disebelah luar maka benang harus dibuka
kembali
- Ukuran : 5,0-3
- Kegunaan : menjahit luka, mengikat pembuluh darah arteri (ateri
besar), dan sebagai teugal (kendali)
f. Sintesis (Monofilamen)
- Contoh : nilon, polipropamid yang dilapisi telfon atau dakron,
poliester Untuk jahitan kontinyu
- Daya tegang tinggi
- Benang tidak bisa diserap, biasa digunakan pada jaringa yang sukar
sembuh
g. Ethilon
- Benang sintesis dalam kemasan atraumatis (benang langsung
bersatu dengan jarum jahit) dan terbuat dari nilon lebih kuat dari
seide atau catgut. Tidak diserap tubuh dan tidak menimbulkan pada
kulit dan jaringa tubuh lain.
- Warna : biru dan hitam
- Ukuran : 10,0-1,0
- Penggunaan : bedah plastik, ukuran yang lebih besar sering
digunakan pada kulit, nomor yang kecil digunakan pada bedah
mata
h. Ethibond
- Benang sintesis (polytetra methyene adipate). Kecemasan
atraumatis. Bersifat lembut, kuat, reaksi terhadap tubuh minimun,
tidak diserap.
- Warna : hijau dan putih
- Ukuran : 7,0-2
- Penggunaan : kardiovaskuler dan urologi
i. Vitalene
- Benang sintesis (polimer profilen), sangat kuat, lembut, tidak diserap.
Kemasan traumatis
- Warna : biru
- Ukuran : 10,0-1
- Kegunaan : bedah mikro terutama untuk pembuluhan darah dan
jantung, bedah mata, plastik, menjahit kulit.
j. Linen
- Dari serat kapas alam, cukup kuat, mudah disimpul, tidak diserap,
reaksi tubuh minimum
- Warna : putih
- Ukuran : 4,0-0
- Penggunaan : menjahit usus halus dan kulit, terutama kulit wajah.
Catatan :
a. Pada luka infeksi hendaknya jangan di pakai benang-benang yang
reaktif (absorbable) dan yang multifilamen karena bakter-bakteri
dapat bersarang di sela-sela anyaman.
b. Pada keadaan ini lebih baik dipakai benang monofilamen dan yang
tidak dapat diserap.
c. Jangan mengubur benang dalam luka infeksi karena itu tembuskan
jahitan dari kulit untuk seluruh tebalnya luka,dan pada saatnya nanti
benangnya akan diangkat (dibuang).
6. Macam-macam jarum untuk menjahit luka
Jarum bedah disebut juga jarum hecthing (Suturu needles atau
Surgical needles) digunakan untuk menjahit luka, umumnya luka operasi.
Pada umumnya terbuat dari logam (stainless steel). Biasanya jarum-jarum
bedah dijual tersendiri, lepas dari benang badahnya. Tapi sekarang banyak
dijual jarum-jarum bedah berikut benangnya dalam kemasan satu-satu. Jarum
yang demikian disebut Atroumatic needle, karena menimbulkan trauma, sebab
benang tersebut langsung dijepit kedalam ujung jarum yang satunya lagi.
a) Taper. Ujung jarum taper dengan batang bulat atau empat persegi cocok
digunakan untuk menjahit daerah aponeurosis, otot, saraf, peritoneum,
pembuluh darah, katup.
b) Blunt. blunt point dan batang gepeng cocok digunakan untuk menjahit
daerah usus besar, ginjal, limpa, hati
d) Tapercut. Ujung jarum berbentuk segitiga yang lebih kecil dengan batang
gepeng, bisa digunakan untuk menjahit fascia, ligaments, uterus, rongga
mulut, dan sebagainya.
Untuk jarum tajam hampir selalu dipakai untuk semua jaringan, kecuali
untuk organ yang berlubang.
b. Kulit dan luka didesinfeksi dengan cairan Bethadine 10%, dimulai dari
NaCl.
h. Jaringan subcutan dijahit dengan benang yang dapat diserap yaitu plain
a. Cara memegang kulit pada tepi luka dengan surgical forceps harus
jaringan tersebut.
b. Ukuran kulit yang yang diambil dari kedua tepi luka harus sama
besarnya.
penjahitan.
kasa: yaitu ibu jari dan jari keempat sebagai pemegang utama,
b. Pinset lazim dipegang dengan tangan kiri, di antara ibujari serta jari
a. Mencuci Tangan
b. Menyiapkan peralatan
bengkok.
dengan cairan NaCl 0,9% dari arah dalam luka kea rah keluar dengan
prinsip aseptic.
benar
luka kurang lebih 1 cm diatas ujung luka dan ikat, gunting benang
sisakan kira-kira 1 cm. Jahit satu persatu dengan jarak jahitan satu
Brunner & Suddarth, (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8
volume 2.Jakarta EGC
Saifudin. 2013. Heacting dan Heacting aff.(online). www.google.book.com.
diperoleh pada 5 Maret, 2019).
Ningsih, Fitria. 2011. Tehnik Menjahit Jaringan. (online). www.ugm.ac.id.
diperoleh pada 8 Maret, 2019).
Fitri, Nurul. 2010. Referat ilmu bedah, material suutre. Yogyakarta: EGC
Pramuditya, Arindra. 2014. Laporan Pendahuluan Penjahitan Luka (Hecting).
(online). diperoleh pada 8 Maret, 2019).