Anda di halaman 1dari 52

PRAKTIK PROSEDUR PERAWATAN LUKA

KELOMPOK 8
YULIA HELMAYANTI (2115471072)
TESYA AGUSTIN (2115471073)
ARUM KURNIASARI (2115471074)
A.PROSEDUR PERAWATAN LUKA
a. Tahap pra interaksi
1) Melakukan pengecekan pada care plan pasien
2) Menyiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan
3) Mencuci tangan
4) Menempatkan alat di dekat pasien dengan
benar
b. Tahap orientasi
1) Memberikan salam dan menyapa pasien
2) Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
pada keluarga/klien
3) Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan
dilakukan
c. Tahap kerja
1) Menjaga privacy
2) Mengatur posisi pasien sehingga luka dapat terlihat jelas
3) Membuka peralatan
4) Memakai sarung tangan5) Membasahi balutan dengan
alkohol/swah bensin dan buka dengan
menggunakan pinset
6) Membuka balutan lapisan terluar
7) Membersihkan sekitar luka dan bekas plester
8) Membuka balutan lapisan dalam
9) Menekan tepi luka (sepanjang luka) untuk mengeluarkan pus
10) Melakukan debridement
11) Membersihkan luka dengan menggunakan NaCl
12) Melakukan kompres desinfektan dan tutup dengan kassa
13) Memasang plester atau verband
14) Merapihkan pasien
d. Tahap terminasi
1) Melakukan evaluasi tindakan yang dilakukan
2) Berpamitan dengan klien
3) Membereskan alat-alat
4) Mencuci tangan
5) Mencatat kegiatan dalam lembar/catatan
keperawatanProses Penyembuhan Luka
tiga fase proses penyembuhan luka. Proses
tersebut adalah:
a. Fase Inflamasi (devensif)
Fase ini terjadi 3-4 hari, dengan adanya hemostasis dan
inflamasi. Hemostasis atau pengehentian perdarahan terjadi
dengan adanya vasokonstriksi pembuluh darah besar di daerah
yang terkena. Trombosit akan diaktivasi menjadi plug trombosit
dan menghentikan perdarahan. Selanjutnya akan terbentuk
fibrin dan jaringan fibrinosa yang akan menangkap tromsosit dan
sel lainnya. Proses ini akan menghasilkan pembentukan
gumpalan fibrin yang akan menjadi penutup awal luka,
mencegah kehilangan darah dan cairan tubuh serta menghambat
kontaminasi luka oleh mikroorganisme. Inflamasi merupakan
reaksi adaptasi tubuh terhadap adanya cedera pada tubuh dan
melibatkan respon vaskuler dan sekuler. Pada respon vaskuler,
akan dikeluarkan histamin, serotonin, komplemen dan
kinin.
Peningkatan aliran darah ini juga akan membuang kotoran
termasuk sel mati, bakteria, eksudat atau materi dan buangan
sel dari pembuluh darah. Daerah ini akan menjadi merah,edema,
dan hangat ketika disentuh. Pada fase selular, leukosit akan
bergerak ke luar pembuluh darah, masuk ke rongga interstisial.
Neutrofil datang pada sel yang terluka dan melakukan
fagositosis. Mereka akan mati dan digantikan oleh makrofag
yang
muncul dari monosit darah. Makrofag ini akan berperan seperti
neutrofil dan bekerja untuk jangka waktu yang lebih lama.
Makrofag ini juga sangat berperan dalam proses penyembuhan
luka karena mengeluarkan fibroblast activating factor (FAF) dan
angiogenesis factor (AGF). FAF membentuk fibroblast yang
kemudian akan membentuk kolagen atau prekusor kolagen. AGF
akan menstimulasi pembentukan darah baru.
b. Fase Rekontruksi
Fase ini mulai hari ketiga tau keempat setelah
terjadinya luka dan dapat bertahan hingga 2-3 minggu.
Fase ini terdiri dari proses deposisi
kolagen,angiogenesis, perkembangan jaringan
granulasi, dan kontraksi luka. Fibrolast akan bermigrasi
ke dalam luka karena adanya mediator seluler. Pada
fase ini terbentuk sistesi dan sekresi dari kolagen.
Kolagen ini akan saling menyilang untuk membentuk
jaring kolagen dan menguatkan tahanan luka. Jika luka
semakin kuat , risiko terjadinya luka terbuka akan
semakin kecil. Angiogenesis (pembentukan pembuluh
darah baru) dimulai beberapa jam setelah terjadinya
luka. Sel endotel mulai membentuk enzim yang akan
merusak membran dasar luka.
Membran terbuka dan sel endoteliat baru akan membentuk
pembuluh darah baru. Kapiler ini akan menuju luka dan
meningkatkan aliran pembuluh darah. Yang akan meningkatkan
suplai nutrisi dan oksigenasi. Proses penyembuhan dimulai
dengan adanya jaringan granulasi atau jaringan baru yang
tumbuh dari sekeliling jaringan yang sehat. Jaringan granulasi
terdiri dari pembuluh darah kapiler yang rapuh dan mudah
berdarah, sehingga berwarna merah. Setelah jaringan granulasi
terbentuk, akan mulai terjadi epitelisasi atau pertumbuhan
jaringan epitel. Sel epitel akan berpindah dari sisi luar jaringan
yang luka ke bagian dalam.
Kontruksi luka merupakan tahap akhir dari fase
rekontruksi
penyembuhan luka. Kontruksi akan terjadi dalam 6-12
hari setelah
terluka dan luka akan ditutup.
c. Fase Maturasi
Fase ini dimulasi pada hari ke-21 dan akan terus
berlanjut hingga
2 tahun atau lebih bergantung pada kedalaman dan
kondisi luka. Selama
fase ini akan terbentuk jaringan parut.
B.TEKNIK PENJAHITAN LUKA
Teknik penjahitan yang digunakan dalam menjahit luka disesuaikan
dengan keadaan/ kondisi luka dan tujuan penjahitan. Secara
umum, teknik penjahitan dibedakan menjadi :
a. Simple Interupted Suture (Jahitan Terputus/Satu-Satu)Teknik
penjahitan ini dapat dilakukan pada semua luka, dan apabila tidak
ada teknik penjahitan lain yang memungkinkan untuk diterapkan.
Terbanyak digunakan karena sederhana dan mudah. Tiap jahitan
disimpul sendiri. Dapat dilakukan pada kulit atau bagian tubuh lain,
dan cocok untuk daerah yang banyak bergerak karena tiap jahitan
saling menunjang satu dengan lain. Digunakan juga untuk jahitan
situasi. Cara jahitan terputus dibuat dengan jarak kira-kira 1 cm
antar jahitan. Keuntungan jahitan ini adalah bila benang putus,
hanya satu tempat yang terbuka, dan bila terjadi infeksi luka, cukup
dibuka jahitan di tempat yang terinfeksi. Akan tetapi, dibutuhkan
waktu lebih lama untuk mengerjakannya.
Teknik jahitan terputus sederhana dilakukan sebagai berikut:
1) Jarum ditusukkan jauh dari kulit sisi luka, melintasi luka dan
kulit sisi lainnya, kemudian keluar pada kulit tepi yang jauh, sisi
yang kedua.
2) Jarum kemudian ditusukkan kembali pada tepi kulit sisi
kedua secara tipis, menyeberangi luka dan dikeluarkan kembali
pada tepi dekat kulit sisi yang pertama
3) Dibuat simpul dan benang diikat.
b. Running Suture/ Simple Continous Suture (Jahitan
Jelujur)Jahitan jelujur menempatkan simpul hanya pada ujung-
ujung jahitan, jadi hanya dua simpul. Bila salah satu simpul
terbuka, maka jahitan akan terbuka seluruhnya. Jahitan ini
sangat sederhana, sama dengan kita menjelujur baju. Biasanya
menghasilkan hasil kosmetik yang baik, tidak disarankan
penggunaannya pada jaringan ikat yang longgar, dan sebaiknya
tidak dipakai untuk menjahit kulit.
Teknik jahitan jelujur dilakukan sebagai berikut:
1) Diawali dengan menempatkan simpul 1 cm di atas puncak luka
yang terikat tetapi tidak dipotong
2) Serangkaian jahitan sederhana ditempatkan berturut-turut tanpa
mengikat atau memotong bahan jahitan setelah melalui satu simpul
3) Spasi jahitan dan ketegangan harus merata, sepanjang garis
jahitan
4) Setelah selesai pada ujung luka, maka dilakukan pengikatan pada
simpul terakhir pada akhir garis jahitan
5) Simpul diikat di antara ujung ekor dari benang yang keluar dari
luka/ penempatan jahitan terakhir.
c. Running Locked Suture (Jahitan Pengunci/ Jelujur Terkunci/
Feston)Jahitan jelujur terkunci merupakan variasi jahitan jelujur
biasa, dikenal sebagai stitch bisbol àkarena penampilan akhir dari
garis jahitan berjalan terkunci. Teknik ini biasa digunakan untuk
menutup peritoneum. Teknik jahitan ini dikunci bukan disimpul,
dengan simpul pertama dan terakhir dari jahitan jelujur terkunci
adalah terikat.
Cara melakukan penjahitan dengan teknik ini hampir
sama dengan teknik jahitan jelujur, bedanya pada
jahitan jelujur terkunci dilakukan dengan mengaitkan
benang pada jahitan sebelumnya, sebelum beralih ke
tusukan berikutnya.
d. Subcuticuler Continuous Suture (Subkutis)Jahitan
subkutis dilakukan untuk luka pada daerah yang
memerlukan kosmetik, untuk menyatukan jaringan
dermis/ kulit. Teknik ini tidak dapat diterapkan untuk
jaringan luka dengan tegangan besar.Pada teknik ini
benang ditempatkan bersembunyi di bawah jaringan
dermis sehingga yang terlihat hanya bagian kedua
ujung benang yang terletak di dekat kedua ujung luka.
Hasil akhir pada teknik ini berupa satu garis saja. Teknik
ini dilakukan sebagai berikut :
a) Tusukkan jarum pada kulit sekitar 1-2 cm dari ujung luka
keluar di daerah dermis kulit salah satu dari tepi luka
b) Benang kemudian dilewatkan pada jaringan dermis kulit sisi
yang lain, secara bergantian terus menerus sampai pada ujung
luka yang lain, untuk kemudian dikeluarkan pada kulit 1-2 cm dari
ujung luka yang lain
c) Dengan demikian maka benang berjalan menyusuri kulit
pada kedua sisi secara parallel di sepanjang luka tersebut.
e) Mattress Suture (Matras : Vertikal dan
Horisontal)Jahitanmatras dibagi menjadi dua, yaitu matras
vertical dan matras horizontal. Prinsip teknik penjahitan ini sama,
yang berbeda adalah hasil akhir tampilan permukaan. Teknik ini
sangat berguna dalam memaksimalkan eversi luka, mengurangi
ruang mati, dan mengurangi ketegangan luka. Namun, salah satu
kelemahan teknik penjahitan ini adalah penggarisan silang.Risiko
penggarisan silang lebih besar karena peningkatan ketegangan di
seluruh luka dan masuknya 4 dan exit point dari jahitan di kulit.
Teknik jahitan matras vertical dilakukan dengan menjahit secara
mendalam di bawah luka kemudian dilanjutkan dengan menjahit tepi-
tepi luka. Biasanya menghasilkan penyembuhan luka yang cepat karena
didekatkannya tepi-tepi luka oleh jahitan ini.
Teknik jahitan matras horizontal dilakukan dengan penusukan seperti
simpul, sebelum disimpul dilanjutkan dengan penusukan sejajar sejauh
1 cm dari tusukan pertama. keuntungannya adalah memberikan hasil
jahitan yang kuat.
Waktu yang dianjurkan untuk menghilangkan benang ini adalah 5-7 hari
(sebelum pembentukan epitel trek jahit selesai) untuk mengurangi risiko
jaringan parut. Penggunaan bantalan pada luka, dapat meminimalkan
pencekikan jaringan ketika luka membengkak dalam menanggapi edema
pascaoperasi. Menempatkan/mengambil tusukan pada setiap jahitan
secara tepat dan simetris sangat penting dalam teknik jahitan ini.
C. Mengganti Balutan dan Angkat Jahitan
GANTI BALUTAN
• Tujuan Pembalutan
1. Melindungi luka dari kontaminasi Mikroorganisme.
2. Membantu hemostasis
3. Mempercepat penyembuhan dengan caramenyerap drainase
dan untukdebridemen luka.
4. Menyangga atau mengencangkan tepi luka.
5. Melindungi klien agar tidak melihat keadaanluka.
6. Meningkatkan isolasi suhu pada permukaan luka.
7. Mempertahankan kelembaban yang tinggi antaraluka dan
balutan
PERSIAPAN ALAT BAHAN
a)Sarung tangan(handscoon)steril.
b)Satu set alat (gunting ,pinset, klem).
c)Kassa.d)Kom.
e) salep antiseptik
f)Larutan antiseptik
g).Larutanpembersih.
h).Plester.
i).Alas.
j).Kantong plaktik(untuk tempat sampah).
k).Sufratul (jika diperlukan).
LANGKAH-LANGKAH
-Jelaskan tujuan & prosedur tindakan,agar pasien tidak cemas
serta meningkatkan pemahaman proses penyembuhan.
-Siapkan alat yang diperlukan (jangan dibuka),agar kesterilan
tetap terjaga.
-Dekatkan kantong sampah Mencegah kontramunasi -tutup tirai /
jendela yang terbuka, untuk menjaga privasi-atur posisi pasien
senyaman mungkin, agar tidak terjadi gerakan tiba tiba dari
pasien yang dapat menyebabkan kontaminasi luka dan peralatan
- Cuci tangan 7 langkah,untuk menghilangkan
kuman,bakteri,maupun virus yang menempel dipermukaan kulit
-pakai handscoon bersih ( sekali pakai 0, handscoon dapat
mencegah perpindahan kuman, bakteri, maupun virus dari
balutan kotor ke tangan
-lepaskan plester secara perlahan lalu bersihkan bekas
plester menggunakan kapas bersih, untuk mengurangi
tegangan pada tepi luka
- angkat balutan, bila terdapat drainase angkat balutan satu
persatu, agar dapat mencegah penarikan drainase. jika
balutan lengket, maka lepaskan dengan memberikan larutan
steril, untuk mencegah kerusakan pada permukaan
epidermal
-jika terdapat drainase maka lakukan observasi karakter serta
jumlah drainase pada balutan, agar dapat mengkaji luka
-buang balutan kotor ke kantong plastik ( sampah ) yang telah
disediakan, untuk engurangi perindahan kuman, bakteri,
maupun virus orang lain
-tuangkan larutan antiseptik kedala kom steril / diatas kassa
steril, agar dapat mempermudah pekerjaan selama ganti balutan
-pakai handscoon steril, agar ketika memegang balutan steril,
larutan maupun alat tidak menyebabkan kontaminasi
- observasi kondisi luka serta drainase, untuk menentukan status
penyembuhan luka
-bersihkan luka dengan laturan nacl dengan cara memegang kassa
yang dibasahi dalam larutan dengan pinset ( gunakan kassa
terpisah untuk setiap usapan ktika membersihkan luka serta
bersihkan dari dalam keluar luka, dengan menggunakan pinset
steril dapat mencegah kontaminasi jari yang memakai handscoon
-pakai kassa baru untuk mengeringkan luka dengan cara
mengusapkan secara perlahan, agar dapat engurangi kelembapan
pada luka-pasang balutan kering pada luka, untuk melindungi luka
dri masuknya kuman, bakteri maupun virus kedalam luka
-plester diatas balutan luka, agar enjamin penutupan luka lengkap.
lepaskan handscoon dan buang ditempat yang sudah disediakan
-buang semua bahan yang kotor dan tidak perlu
serta bantu pasien kembali posisi yang nyaman
menurut pasien, agar dapat meningkatkan
kenyamanan pasien. cuci tangan dengan 6
langka.
-dokumentasikan
ANGKAT JAHITAN
Pengertian
membuka jahitan luka klien disaat luka telah mulai meututup dan
terbentuk jaringan konektif atau berdasarkan intruksi medik.

TUJUAN
- membuka jahitan pada waktu luka menutup dan jaringan
konektif terbentuk
- mengurangi pertumbuhan mikroorganisme dan mencegah
infeksi
- membantu proses penyembuhan luka
PENGKAJIAN
- mengkaji program / intrksi medik untuk prosedur
pengangkatan jahitan
- mengkaji mengenai jenis jahitan atau benang
yang digunakan
- mengkaji lokasi dan keadaan luka-mengkaji
tingkat toleransi klien terhadap tingkat nyeri dan
waktu pemberian obat nyeri anti nyeri terakhir
- mengkaji riwayat alergi pada obat atau plester
PERSIAPAN ALAT
- set angkat jahitan steril " pinset anatomis, kasa dan lidi
kapas
- kasa steril tambahan " senadainya perlu ”
- handscoon bersih ( steril )
- anduk- bethadine , alkohol, kapas, bulat dan lidi kapas
steril- nierbeken / bengkok
-korentang steril
- baki instrumen / meja dorong dan perlak
- kantong plastik tempat sampah
PERSIAPAN KLIEN
- menjelaskan pada klien dan keluarga
mengenai tujuan dan prosedur yang akan
dilakukan
- menjamin pemenuhan kebutuhan privacy
pasien
- - mengatur ketinggian / posisi tempat tidur
untuk memudahkan
PROSEDUR KERJA
- Cuci tangan
- Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang
akan dilaksanakan
- Gunakan sarung tangan steril
- Buka plester dan balutan dengan pinset
- bersihkan luka dengan savlon, H2O2, NACL
0,9%, atau bahan lainnya yang telah disesuaikan
dengan keadaan luka. lakukan hingga bersih
- angkat jahitan dengan menarik simpul jahitan
sedikit ke atas, kemudian gunting benang dan tarik
dengan hati-hati. lalu benang dibuang pada kasa
atau bengkok yang telah disediakan
- tekan daerah sekitar luka higga pus ( nanah) tidak
ada
- berikan obat luka
- lakukan pembalutan
- cuci tangan
D.MENGGANTI BALUTAN KERING

1.TujuanBalutan kering melindungi luka dengan draenase


minimal terhadap kontaminasi mikroorganisme
2. IndikasiUntuk luka bersih tak terkontaminasi dan luka
steril.
3. Persiapan alat
a. Set balutan steril dalam bak instrumen steril
1) Sarung tangan steril
2) Pinset 3 (2 anatomis, 1 sirurgis)
3) Gunting (menyesuaikan kondisi luka)
4) Balutan kasa dan kasa steril
5) Kom untuk larutan antiseptik atau larutan
pembersih
6) Salep antiseptik (bila dipesankan)
b. Larutan pembersih yang diresepkan oleh dokter
c. Gunting perban
d. Larutan garam fisiologis
e. Sarung tangan sekali pakai
f. Plester, pengikat, atau balutan sesuai kebutuhan
g. bengkok 2 berisi lisol dan kosong
h. Selimut mandi
i. Perlak pengalas
4.Prosedur pelaksanaan
a.Jelaskan prosedur pada klien dengan
menggambarkan langkah-langkah
perawatan luka. Menghilangkan ansietas
klien dan meningkatkan pemahaman proses
penyembuhan.
b. Susun semua peralatan yang diperlukan di
meja dekat tempat tidur (jangan membuka
peralatan). Mencegah kesempatan merusak
teknik steril dengan kelalaian tak disengaja
pada peralatan yang diperlukan.
c. Ambil kantung sekali pakai dan buat lipatan
diatasnya. Letakan kantung dalam jangkauan
area kerja anda/letakkan bengkok dekat pasien.
Mencegah kontaminasi tak disengaja pada
bagian atas luar permukaan kantung. Jangan
menyebrangi area steril untuk membuang
balutan kotor.
d. Tutup ruangan atau tirai disekitar tempat
tidur. Tutup semua jendela yang terbuka.
Memberikan klien privasi dan mengurangi udara
yang dapat mentransmisikan mikroorganisme.
e. Bantu klien pada posisi nyaman dan selimut mandi
pasien hanya untuk memamparkan tempt luka.
Intruksikan pasien untuk tidak menyentuh area luka
atau peralatan steril.Gerakan tiba-tiba dari klien selama
pengantian balutan dapat menyebabkan kontaminasi
luka atau peralatan. Penutupan memberikan jalan
masuk pada luka dan meminimalkan pemaparan yang
tidak perluf. Cuci tangan secara menyeluruh
Menghilangkan mikroorganiosme yang tinggal
dipermukaan kulit dan mengurangi transmisi patogen
pada jaringan yang terpaparg. Pasang perlak pengalash.
Gunakan sarung tangan bersih sekali pakai dan
lepaskan plester, ikatan, atau balutan dengan pingset.
Sarung tangan mencegah trasmisi organisme dari
balutan kotor pada tangan.
i. Lepaskan plester dengan melepaskan ujung dan
menariknya dengan perlahan, sejajar pada kulit dan
mengarah pada balutan, (bila masih terdapat plester
pada kulit, ini dapat dibersihkan dengan
aseton/bensin). Mengurangi tegangan pada jahitan
atau tepi luka.
j. Dengan sarung tangan atau pinset, angkat balutan,
pertahankan permukaan kotor jauh dari penglihatan
klien. Penampilan draenasi dapat mengganggu klien
secara emosional. Pengangkatan balutan dengan hati-
hati dari balutan mencegah penarikan tak disengaja
pada drain
k. Bila balutan lengket pada luka, lepaskan dengan
memberikan larutan steril atau NaCl. Mencegah
kerusakan perumukaan epidermal
l. Observasi karakter dan jumlah drainase pada balutan.
Memberikan perkiraan hilangnya drainase dan pengkajian
kondisi Luka
m. Buang balutan pada bengkok, lepaskan sarung tangan dengan
menarik bagian dalam keluar. Buang di tempat yang tepat.
(bengkok lisol). Prosedur mengurangi transmisi mikroorganisme
untuk orang lain.
n. Buka bak instrumen balutan steril atau secara individual
tertutup bahan steril. Tempatkan pada di meja samping pasien.
Balutan, gunting, dan pinset harus tetep pada bak instrumen
steril atau dapat ditempatkan pada penutup steril yang terbuka
digunakan sebagai area steril atau diatas kasa steril. Balutan
steril dan bahan tetap steril saat atau dalam permukaan steril.
Persiapan semua bahan mencegah merusak teknik selama
mengganti balutan actual.
o. Bila penutup atau kemasan kasa steril menjadi basah
akibat larutan antiseptik, ulangi persiapan bahan.
Cairan bergerak melalui bahan dengan aksi kapiler.
Mikroorganisme menjalar dari lingkungan tidak steril di
atas meja atau linen tempat tidur menembus kemasan
balutan ke balutan itu sendiri.
p. Kenakan sarung tangan steril Memungkinkan anda
memegang balutan steril, instrumen, dan larutan tanpa
menyebabkan kontaminasi.
q. Inspeksi luka. Perhatikan kondisinya, letak drein,
integritas jahitan atau penutupan kulit, dan karakter
drainase. (palpasi luka, bila perlu dengan bagian tangan
non dominan, yang tidak akan menyentuh bahan steril).
Menentukan status penyembuhan luka. (kontak dengan
permukaan kulit atau dreinase mengkontaminasi
sarung tangan).
r. Bersihkan luka dengan larutan antiseptik yang
diserapkan atau larutan garam fisiologis. Pegang kasa
yang basahi dalam larutan dengan pinset. Gunakan satu
kasa untuk. Setiap kali usapan. Bersihkan dari area yang
kurangterkontaminasi ke area terkontaminasi. Gerakan
dalam tekanan progresif menjauh dari insisi atau tepi
luka. Penggunaan pinset mencegah kontaminasi jari
yang memakai sarung tangan. Arah tekanan
pembersihan mencegah introduksi organisme ke dalam
luka.
s. Gunakan kasa baru untuk mengeringi luka atau insisi.
Mencegah kelembaban pada tempat luka, yang akhirnya
dapat menjadi tempat tumbuh mikroorganisme.
t. Berikan salep antibiotik bila dipasankan, gunakan
teknik seperti langkah pada pembersihan. Jangan di
oleskan ditempat drainase Pengolesan yang di arahkan
langsung pada balutan atau drainase dapat
menghambat drainase.
u. Pasang kasa steril kering pada insisi atau letak luka
1) Pasang satu kasa setiap kali. Mencegah pemasangan
balutan besar yang dapat mengganggu gerakan klien,
dan memastikan penutupan luka keseluruhan.
2) Pasang kasa sebagai lapisan kontak. Meningkatkan
absorbsi tepat terhadap drainase
3) Bila terpasang drain, ambil gunting dan potong kasa
kotak untuk dipasangkan disekitarnya. Balutan sekitar
drain mengamankan letak drain dan mengobservasi
drainase
4) Pasang kasa lapisan kedua sebagai absorben
Melindungi luka dari masuknya mikroorganisme.
v. Gunakan plester di atas balutan, amankan dengan
ikatan atau balutan.. Memberikan dukungan pada luka
dan menjamin penutupan lengkap dengan pamaparan
minimal pada mikroorganisme.
w. Lepaskan sarung tangan dan buang pada tempat
yang telah disediakan dam Buang semua bahan dan
Bantu klien kembali pada posisi nyaman.
x. Cuci tangan Mengurangi transmisi mikroorganisme.
y. Dokumentasikan penggantian balutan, termasuk
pernyataan respon klien, observasi luka, balutan dan
drainase..
MENGGANTI BALUTAN BASAH KERING
1.Pengertian Balutan basah kering adalah tindakan pilihan untuk luka
yang memerlukan debridemen.
2. IndikasiLuka bersih terkontaminasi dan luka infeksi yang memerlukan
debridemen.
3. Tujuan
a. Membersihkan luka terinfeksi dan nekrotik
b. Mengabsorbsi semua eksudat dan debris luka
c. Membantu menarik kelembaban dari luka ke dalam balutan.
4. Persiapan Alat :
a. Set balutan steril dalam bak instrumen steril :
1) Sarung tangan steril
2) Guting dan pinset steril (2 anatomis dan 1 sirurgis)
3) Depress
4) Lidi waten
5) Balutan kasa dan kasa steril
6) Kom untuk larutan antiseptik atau pembersih
7) Salep antiseptik (tidak menjadi keharusan)
b. Larutan pembersih yang diresepkan oleh
dokter
c. Normal salin
d. Sarung tangan sekali pakai
e. Plester, pengikat, atau perban sesuai
kebutuhan
f. Kantung tahan air untuk sampah atau bengkok
(1 berisi lisol, 1 kosong)
g. Selimut mandi
h. Aseton/bensin (tidak menjadi keharusan)
i. Bantalan tahan air/perlak pengalas
j. Gunting perban
5.Prosedur palaksanaan
a. Jelaskan prosedur pada klien dengan
menggambarkan langkah-langkah perawatan luka.
Menghilangkan ansietas klien dan meningkatkan
pemahaman proses penyembuhan
b. Susun semua peralatan yang diperlukan di meja
dekat tempat tidur(jangan membuka perlatan).
Mencegah kesempatan merusak teknik steril dengan
kelalaian tak disengaja pada peralatan yang di perlukan.
c. Ambil kantung sekali pakai dan buat balutan
diatasnya. Letakkan kantung dalam jangkauan area
kerja anda/letakkan bengkok didekat pasien. Mencegah
kontaminasi tak disengaja pada bagian atas luar
permukaan kantung. Jangan menyebrangi area steril
untuk membuang balutan kotor.
d. Tutup ruangan atau tirai di sekitar tampat tidur.
Tutup semua jendela yang terbuka. Memberikan klien
privasi dan mengurangi udara yang dapat
mentransmisikan mikroorganisme.
e. Bantu pasien pada posisi nyaman dan selimut madi
pasien hanya untuk memaparkan temapt luka.
Intruksikan pasien untuk tidak menyentuh area luka
atau peralatan steril. Gerakan tiba-tiba dari klien
selama penggantian balutan dapat menyebabkan
kontaminasi luka atau peralatan. Penutupan
memberikan jalan masuk pada luka dan
meminimalkan pemaparan yang tidak perlu.
f. Cuci tangan secara menyeluruh.
g. Letakkan bantalan tahan air di bawah klien/perlak
pengalas. Mencegah mengotori linen tempat tidur.
h. Kenakan sarung tangan bersih sekali pakai dan
lepaskan plester, ikatan atau perban. Sarung tangan
mencegah transmisi organisme infeksius dari balutan
dari balutan kotor tangan pada anda.
i. Lepaskan plester dengan melaskan ujungnya dan
menarik secara perlahan, sejajar dengan kulit dan
kearah balutan (bila masih terdapat sisa perekat
dikulit, dapat dihilangkan dengan aseton/bensin).
Mengurangi tegangan pada jahitan atau tepi luka.
j. Dengan tangan yang telah menggunakan sarung
tangan atau pinset, angkat balutan, permukaan
bawah balutan yang kotor jauhkan dari penglihatan
klien.
k. Bila balutan merekat pada jaringan dibawahnya, jangan
dibasahi. Perlahan bebaskan balutan dari eksudat yang
mongering. Ingatkan klien tentang penarikan dan
ketidaknyamanan. Pembalutan basah dan kering dibuat untuk luka
bersih terkontaminasi atau luka terinfeksi dengan debridemen
jaringan nekrotik dan eksudat.
l. Observasi karakter dan jumlah drainase pada balutan.
Menghilangkan pikiran kehilangan drainase dan pengkajian
kondisi luka.
m. Buang balutan kotor pada wadah yang telah di sediakan, hidari
kontaminasi permukaan luar wadah. Lepaskan sarung tangan
sekali pakai dengan menarik bagian dalam keluar. Buang pada
tempat yang telah disediakan Mengurangi transmisi
mikroorganisme ke orang lain.
n. Siapkan peralatan balutan steril. Tuangkan larutan yang
diresapkan ke dalam kom steril dan tambahkan kasa berlubang
kecil. Lapiskan kasa yang bersentuhan dengan luka harus terbasahi
secara menyeluruh untuk meningkatkan kemampuan absorbsi
balutan.
o. Kenakan sarung tangan. Memungkinkan anda memegang
balutan steril, instrumen, dan larutan tanpa mengkontaminasi
dengan mikroorganisme.
p. Inspeksi luka. Perhatikanlah kondisinya, letak drain, integritas
jahitan atau penutupan kulit, dan krakteristik drainase. (palpasi
luka, bila perlu, dengan bagian non dominan anda yang tidak akan
menyentuh peralatan steril). Menentukan status penyembuhan
luka. (kontak dengan permukaan kulit atau drainase
mengkontaminasi sarung tangan).
q. Bersihkan luka dengan larutan antiseptik atau larutan normal
salin. Pegang kasa yang telah dibasahi dengan larutan
menggunakan pinset. Gunakan satu kasa untuk setiap tekanan
pembersihan. Bersihkan dari area yang kurang terkontaminasi ke
area yang paling terkontaminasi. Bergerak dalam tekanan
progresif menjauh dari garis insisi ataupun tepi luka. Penggunaan
pinset mencegah terjadinya kontaminasi jari anda yang
menggunakan sarung tangan. Arah pembersihan mencegah
introduksi organisme ke dalam luka.
r. Pasang kasa yang basah tepat pada permukaan luka. Bila luka
dalam dengan perlahan buat kasa seperti kemasan dengan
menekuk tepi kasa dengan pinset. Secara perlahan masukkan
kasa ke dalam luka sehingga semua permukaan luka kontak
dengan kasa basah. Kasa basah mengabsorbsi drainase dan
melekat pada debris. Pemasangan kasa sehingga secara merata
didistribusikan pada permukaan luka.
s. Pasang kasa steril kering diatas kasa basah. Lapisan kering
bekerja sebagai lapisan absorben untuk menarik kelembaban
dari permukaan luka.
t. Tutup dengan kasa, asang lester di atas bantalan atau amankan
dengan, perban, atau pengikat. Kasa atau bantalan melindungi
luka dari masuknya mikroorganisme. Memberikan penyangga
pada luka dan menjamin penutupan luka dengan sempurna
untuk meminimalkan pemajanan terhadap mikroorganisme.
Meningkatkan perasaan sejahtera klien
u. Bantu klien pada posisi nyaman.
Meningkatkan transmisi mikroorganisme.
v. Cuci tanganMengurangi transmisi
mikroorganisme
w. Catat pada catatan perawatan dari observasi
luka, balutan drainase, dan respon klien.
Dokumentasi akurat dan tepat waktu
memberitahukan personil adanya perubahan
kondisi luka dan status klien.
Jenis Luka PerineumLuka perineum postpartum
dibagi menjadi 2 jenis, berdasarkan tingkat
keparahannya.
Pertama, luka robekan tingkat 1 ketika hanya
bagian kulit saja yang robek.
Kedua adalah luka robekan tingkat 2, yakni ketika
kulit dan otot vagina robek.
Robekan perineum terkadang bisa menyebabkan
rasa sakit dan membutuhkan waktu yang cukup
lama untuk penyembuhannya. Pada kebanyakan
kasus, luka perineum harus dijahit, terutama jika
robekannya lebih dari 2 cm. Setelah dijahit, Mums
biasanya akan merasakan nyeri di sekitar area
robekan. Namun, lama-kelamaan akan menghilang
perawatan luka jahitan perineum setelah melahirkan:
-Tempelkan kompres dingin sebagai perawatan luka
perineum. Hindari menggunakannya lebih dari
setengah jam.
-Siram area jahit vagina setelah buang air kecil dengan
air bersih, lalu keringkan dengan tisu dari arah depan ke
belakang.
-Jika Anda merasa tidak nyaman untuk duduk di kursi
yang keras, cobalah duduk dengan beralaskan bantal.
-Minum obat penghilang rasa nyeri yang aman selama
menyusui seperti seperti acetaminophen (Tylenol) dan
ibuprofen (Motrin).
-Ketika area perineum mulai terasa tidak nyaman
setelah berdiri lama, segeralah duduk.
Mengurangi Nyeri Luka PerineumUntuk membantu mengurangi
nyeri pasca-pemulihan luka perineum, Mums bisa melakukan
beberapa tips berikut
-tempelkan kompres es batu yang dibungkus dengan kain flanel
di area perineum untuk meredakan peradangan.
-Berendam menggunakan metode sitz bath dengan air hangat
selama 20 menit bisa dilakukan 3 kali sehari untuk mengurangi
ketidaknyamanan.Dokter juga biasanya akan merekomendasikan
anestetik supaya bagian perineum mati rasa.
-Hindari melakukan aktivitas yang bisa menyebabkan
peregangan. Sebisa mungkin jangan berdiri atau duduk terlalu
lama, karena bisa meningkatkan nyeri perineum.Gunakan bantal
berbentuk donat yang biasanya dijual untuk penderita ambeien.
Bantal tersebut dapat memberikan kenyamanan saat Mums
duduk.
Cara Mempercepat Pemulihan Luka Perineum
Melakukan olahraga kegel dan pijat perineum 1
bulan sebelum melahirkan memang membantu
area perineum lebih elastis saat meregang pada
proses kelahiran. Setelah melahirkan, tetap
lanjutkan senam kegel sesegera mungkin untuk
menstimulasi sirkulasi dan mempercepat proses
pemulihan.

Anda mungkin juga menyukai