KELOMPOK 8
YULIA HELMAYANTI (2115471072)
TESYA AGUSTIN (2115471073)
ARUM KURNIASARI (2115471074)
A.PROSEDUR PERAWATAN LUKA
a. Tahap pra interaksi
1) Melakukan pengecekan pada care plan pasien
2) Menyiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan
3) Mencuci tangan
4) Menempatkan alat di dekat pasien dengan
benar
b. Tahap orientasi
1) Memberikan salam dan menyapa pasien
2) Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
pada keluarga/klien
3) Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan
dilakukan
c. Tahap kerja
1) Menjaga privacy
2) Mengatur posisi pasien sehingga luka dapat terlihat jelas
3) Membuka peralatan
4) Memakai sarung tangan5) Membasahi balutan dengan
alkohol/swah bensin dan buka dengan
menggunakan pinset
6) Membuka balutan lapisan terluar
7) Membersihkan sekitar luka dan bekas plester
8) Membuka balutan lapisan dalam
9) Menekan tepi luka (sepanjang luka) untuk mengeluarkan pus
10) Melakukan debridement
11) Membersihkan luka dengan menggunakan NaCl
12) Melakukan kompres desinfektan dan tutup dengan kassa
13) Memasang plester atau verband
14) Merapihkan pasien
d. Tahap terminasi
1) Melakukan evaluasi tindakan yang dilakukan
2) Berpamitan dengan klien
3) Membereskan alat-alat
4) Mencuci tangan
5) Mencatat kegiatan dalam lembar/catatan
keperawatanProses Penyembuhan Luka
tiga fase proses penyembuhan luka. Proses
tersebut adalah:
a. Fase Inflamasi (devensif)
Fase ini terjadi 3-4 hari, dengan adanya hemostasis dan
inflamasi. Hemostasis atau pengehentian perdarahan terjadi
dengan adanya vasokonstriksi pembuluh darah besar di daerah
yang terkena. Trombosit akan diaktivasi menjadi plug trombosit
dan menghentikan perdarahan. Selanjutnya akan terbentuk
fibrin dan jaringan fibrinosa yang akan menangkap tromsosit dan
sel lainnya. Proses ini akan menghasilkan pembentukan
gumpalan fibrin yang akan menjadi penutup awal luka,
mencegah kehilangan darah dan cairan tubuh serta menghambat
kontaminasi luka oleh mikroorganisme. Inflamasi merupakan
reaksi adaptasi tubuh terhadap adanya cedera pada tubuh dan
melibatkan respon vaskuler dan sekuler. Pada respon vaskuler,
akan dikeluarkan histamin, serotonin, komplemen dan
kinin.
Peningkatan aliran darah ini juga akan membuang kotoran
termasuk sel mati, bakteria, eksudat atau materi dan buangan
sel dari pembuluh darah. Daerah ini akan menjadi merah,edema,
dan hangat ketika disentuh. Pada fase selular, leukosit akan
bergerak ke luar pembuluh darah, masuk ke rongga interstisial.
Neutrofil datang pada sel yang terluka dan melakukan
fagositosis. Mereka akan mati dan digantikan oleh makrofag
yang
muncul dari monosit darah. Makrofag ini akan berperan seperti
neutrofil dan bekerja untuk jangka waktu yang lebih lama.
Makrofag ini juga sangat berperan dalam proses penyembuhan
luka karena mengeluarkan fibroblast activating factor (FAF) dan
angiogenesis factor (AGF). FAF membentuk fibroblast yang
kemudian akan membentuk kolagen atau prekusor kolagen. AGF
akan menstimulasi pembentukan darah baru.
b. Fase Rekontruksi
Fase ini mulai hari ketiga tau keempat setelah
terjadinya luka dan dapat bertahan hingga 2-3 minggu.
Fase ini terdiri dari proses deposisi
kolagen,angiogenesis, perkembangan jaringan
granulasi, dan kontraksi luka. Fibrolast akan bermigrasi
ke dalam luka karena adanya mediator seluler. Pada
fase ini terbentuk sistesi dan sekresi dari kolagen.
Kolagen ini akan saling menyilang untuk membentuk
jaring kolagen dan menguatkan tahanan luka. Jika luka
semakin kuat , risiko terjadinya luka terbuka akan
semakin kecil. Angiogenesis (pembentukan pembuluh
darah baru) dimulai beberapa jam setelah terjadinya
luka. Sel endotel mulai membentuk enzim yang akan
merusak membran dasar luka.
Membran terbuka dan sel endoteliat baru akan membentuk
pembuluh darah baru. Kapiler ini akan menuju luka dan
meningkatkan aliran pembuluh darah. Yang akan meningkatkan
suplai nutrisi dan oksigenasi. Proses penyembuhan dimulai
dengan adanya jaringan granulasi atau jaringan baru yang
tumbuh dari sekeliling jaringan yang sehat. Jaringan granulasi
terdiri dari pembuluh darah kapiler yang rapuh dan mudah
berdarah, sehingga berwarna merah. Setelah jaringan granulasi
terbentuk, akan mulai terjadi epitelisasi atau pertumbuhan
jaringan epitel. Sel epitel akan berpindah dari sisi luar jaringan
yang luka ke bagian dalam.
Kontruksi luka merupakan tahap akhir dari fase
rekontruksi
penyembuhan luka. Kontruksi akan terjadi dalam 6-12
hari setelah
terluka dan luka akan ditutup.
c. Fase Maturasi
Fase ini dimulasi pada hari ke-21 dan akan terus
berlanjut hingga
2 tahun atau lebih bergantung pada kedalaman dan
kondisi luka. Selama
fase ini akan terbentuk jaringan parut.
B.TEKNIK PENJAHITAN LUKA
Teknik penjahitan yang digunakan dalam menjahit luka disesuaikan
dengan keadaan/ kondisi luka dan tujuan penjahitan. Secara
umum, teknik penjahitan dibedakan menjadi :
a. Simple Interupted Suture (Jahitan Terputus/Satu-Satu)Teknik
penjahitan ini dapat dilakukan pada semua luka, dan apabila tidak
ada teknik penjahitan lain yang memungkinkan untuk diterapkan.
Terbanyak digunakan karena sederhana dan mudah. Tiap jahitan
disimpul sendiri. Dapat dilakukan pada kulit atau bagian tubuh lain,
dan cocok untuk daerah yang banyak bergerak karena tiap jahitan
saling menunjang satu dengan lain. Digunakan juga untuk jahitan
situasi. Cara jahitan terputus dibuat dengan jarak kira-kira 1 cm
antar jahitan. Keuntungan jahitan ini adalah bila benang putus,
hanya satu tempat yang terbuka, dan bila terjadi infeksi luka, cukup
dibuka jahitan di tempat yang terinfeksi. Akan tetapi, dibutuhkan
waktu lebih lama untuk mengerjakannya.
Teknik jahitan terputus sederhana dilakukan sebagai berikut:
1) Jarum ditusukkan jauh dari kulit sisi luka, melintasi luka dan
kulit sisi lainnya, kemudian keluar pada kulit tepi yang jauh, sisi
yang kedua.
2) Jarum kemudian ditusukkan kembali pada tepi kulit sisi
kedua secara tipis, menyeberangi luka dan dikeluarkan kembali
pada tepi dekat kulit sisi yang pertama
3) Dibuat simpul dan benang diikat.
b. Running Suture/ Simple Continous Suture (Jahitan
Jelujur)Jahitan jelujur menempatkan simpul hanya pada ujung-
ujung jahitan, jadi hanya dua simpul. Bila salah satu simpul
terbuka, maka jahitan akan terbuka seluruhnya. Jahitan ini
sangat sederhana, sama dengan kita menjelujur baju. Biasanya
menghasilkan hasil kosmetik yang baik, tidak disarankan
penggunaannya pada jaringan ikat yang longgar, dan sebaiknya
tidak dipakai untuk menjahit kulit.
Teknik jahitan jelujur dilakukan sebagai berikut:
1) Diawali dengan menempatkan simpul 1 cm di atas puncak luka
yang terikat tetapi tidak dipotong
2) Serangkaian jahitan sederhana ditempatkan berturut-turut tanpa
mengikat atau memotong bahan jahitan setelah melalui satu simpul
3) Spasi jahitan dan ketegangan harus merata, sepanjang garis
jahitan
4) Setelah selesai pada ujung luka, maka dilakukan pengikatan pada
simpul terakhir pada akhir garis jahitan
5) Simpul diikat di antara ujung ekor dari benang yang keluar dari
luka/ penempatan jahitan terakhir.
c. Running Locked Suture (Jahitan Pengunci/ Jelujur Terkunci/
Feston)Jahitan jelujur terkunci merupakan variasi jahitan jelujur
biasa, dikenal sebagai stitch bisbol àkarena penampilan akhir dari
garis jahitan berjalan terkunci. Teknik ini biasa digunakan untuk
menutup peritoneum. Teknik jahitan ini dikunci bukan disimpul,
dengan simpul pertama dan terakhir dari jahitan jelujur terkunci
adalah terikat.
Cara melakukan penjahitan dengan teknik ini hampir
sama dengan teknik jahitan jelujur, bedanya pada
jahitan jelujur terkunci dilakukan dengan mengaitkan
benang pada jahitan sebelumnya, sebelum beralih ke
tusukan berikutnya.
d. Subcuticuler Continuous Suture (Subkutis)Jahitan
subkutis dilakukan untuk luka pada daerah yang
memerlukan kosmetik, untuk menyatukan jaringan
dermis/ kulit. Teknik ini tidak dapat diterapkan untuk
jaringan luka dengan tegangan besar.Pada teknik ini
benang ditempatkan bersembunyi di bawah jaringan
dermis sehingga yang terlihat hanya bagian kedua
ujung benang yang terletak di dekat kedua ujung luka.
Hasil akhir pada teknik ini berupa satu garis saja. Teknik
ini dilakukan sebagai berikut :
a) Tusukkan jarum pada kulit sekitar 1-2 cm dari ujung luka
keluar di daerah dermis kulit salah satu dari tepi luka
b) Benang kemudian dilewatkan pada jaringan dermis kulit sisi
yang lain, secara bergantian terus menerus sampai pada ujung
luka yang lain, untuk kemudian dikeluarkan pada kulit 1-2 cm dari
ujung luka yang lain
c) Dengan demikian maka benang berjalan menyusuri kulit
pada kedua sisi secara parallel di sepanjang luka tersebut.
e) Mattress Suture (Matras : Vertikal dan
Horisontal)Jahitanmatras dibagi menjadi dua, yaitu matras
vertical dan matras horizontal. Prinsip teknik penjahitan ini sama,
yang berbeda adalah hasil akhir tampilan permukaan. Teknik ini
sangat berguna dalam memaksimalkan eversi luka, mengurangi
ruang mati, dan mengurangi ketegangan luka. Namun, salah satu
kelemahan teknik penjahitan ini adalah penggarisan silang.Risiko
penggarisan silang lebih besar karena peningkatan ketegangan di
seluruh luka dan masuknya 4 dan exit point dari jahitan di kulit.
Teknik jahitan matras vertical dilakukan dengan menjahit secara
mendalam di bawah luka kemudian dilanjutkan dengan menjahit tepi-
tepi luka. Biasanya menghasilkan penyembuhan luka yang cepat karena
didekatkannya tepi-tepi luka oleh jahitan ini.
Teknik jahitan matras horizontal dilakukan dengan penusukan seperti
simpul, sebelum disimpul dilanjutkan dengan penusukan sejajar sejauh
1 cm dari tusukan pertama. keuntungannya adalah memberikan hasil
jahitan yang kuat.
Waktu yang dianjurkan untuk menghilangkan benang ini adalah 5-7 hari
(sebelum pembentukan epitel trek jahit selesai) untuk mengurangi risiko
jaringan parut. Penggunaan bantalan pada luka, dapat meminimalkan
pencekikan jaringan ketika luka membengkak dalam menanggapi edema
pascaoperasi. Menempatkan/mengambil tusukan pada setiap jahitan
secara tepat dan simetris sangat penting dalam teknik jahitan ini.
C. Mengganti Balutan dan Angkat Jahitan
GANTI BALUTAN
• Tujuan Pembalutan
1. Melindungi luka dari kontaminasi Mikroorganisme.
2. Membantu hemostasis
3. Mempercepat penyembuhan dengan caramenyerap drainase
dan untukdebridemen luka.
4. Menyangga atau mengencangkan tepi luka.
5. Melindungi klien agar tidak melihat keadaanluka.
6. Meningkatkan isolasi suhu pada permukaan luka.
7. Mempertahankan kelembaban yang tinggi antaraluka dan
balutan
PERSIAPAN ALAT BAHAN
a)Sarung tangan(handscoon)steril.
b)Satu set alat (gunting ,pinset, klem).
c)Kassa.d)Kom.
e) salep antiseptik
f)Larutan antiseptik
g).Larutanpembersih.
h).Plester.
i).Alas.
j).Kantong plaktik(untuk tempat sampah).
k).Sufratul (jika diperlukan).
LANGKAH-LANGKAH
-Jelaskan tujuan & prosedur tindakan,agar pasien tidak cemas
serta meningkatkan pemahaman proses penyembuhan.
-Siapkan alat yang diperlukan (jangan dibuka),agar kesterilan
tetap terjaga.
-Dekatkan kantong sampah Mencegah kontramunasi -tutup tirai /
jendela yang terbuka, untuk menjaga privasi-atur posisi pasien
senyaman mungkin, agar tidak terjadi gerakan tiba tiba dari
pasien yang dapat menyebabkan kontaminasi luka dan peralatan
- Cuci tangan 7 langkah,untuk menghilangkan
kuman,bakteri,maupun virus yang menempel dipermukaan kulit
-pakai handscoon bersih ( sekali pakai 0, handscoon dapat
mencegah perpindahan kuman, bakteri, maupun virus dari
balutan kotor ke tangan
-lepaskan plester secara perlahan lalu bersihkan bekas
plester menggunakan kapas bersih, untuk mengurangi
tegangan pada tepi luka
- angkat balutan, bila terdapat drainase angkat balutan satu
persatu, agar dapat mencegah penarikan drainase. jika
balutan lengket, maka lepaskan dengan memberikan larutan
steril, untuk mencegah kerusakan pada permukaan
epidermal
-jika terdapat drainase maka lakukan observasi karakter serta
jumlah drainase pada balutan, agar dapat mengkaji luka
-buang balutan kotor ke kantong plastik ( sampah ) yang telah
disediakan, untuk engurangi perindahan kuman, bakteri,
maupun virus orang lain
-tuangkan larutan antiseptik kedala kom steril / diatas kassa
steril, agar dapat mempermudah pekerjaan selama ganti balutan
-pakai handscoon steril, agar ketika memegang balutan steril,
larutan maupun alat tidak menyebabkan kontaminasi
- observasi kondisi luka serta drainase, untuk menentukan status
penyembuhan luka
-bersihkan luka dengan laturan nacl dengan cara memegang kassa
yang dibasahi dalam larutan dengan pinset ( gunakan kassa
terpisah untuk setiap usapan ktika membersihkan luka serta
bersihkan dari dalam keluar luka, dengan menggunakan pinset
steril dapat mencegah kontaminasi jari yang memakai handscoon
-pakai kassa baru untuk mengeringkan luka dengan cara
mengusapkan secara perlahan, agar dapat engurangi kelembapan
pada luka-pasang balutan kering pada luka, untuk melindungi luka
dri masuknya kuman, bakteri maupun virus kedalam luka
-plester diatas balutan luka, agar enjamin penutupan luka lengkap.
lepaskan handscoon dan buang ditempat yang sudah disediakan
-buang semua bahan yang kotor dan tidak perlu
serta bantu pasien kembali posisi yang nyaman
menurut pasien, agar dapat meningkatkan
kenyamanan pasien. cuci tangan dengan 6
langka.
-dokumentasikan
ANGKAT JAHITAN
Pengertian
membuka jahitan luka klien disaat luka telah mulai meututup dan
terbentuk jaringan konektif atau berdasarkan intruksi medik.
TUJUAN
- membuka jahitan pada waktu luka menutup dan jaringan
konektif terbentuk
- mengurangi pertumbuhan mikroorganisme dan mencegah
infeksi
- membantu proses penyembuhan luka
PENGKAJIAN
- mengkaji program / intrksi medik untuk prosedur
pengangkatan jahitan
- mengkaji mengenai jenis jahitan atau benang
yang digunakan
- mengkaji lokasi dan keadaan luka-mengkaji
tingkat toleransi klien terhadap tingkat nyeri dan
waktu pemberian obat nyeri anti nyeri terakhir
- mengkaji riwayat alergi pada obat atau plester
PERSIAPAN ALAT
- set angkat jahitan steril " pinset anatomis, kasa dan lidi
kapas
- kasa steril tambahan " senadainya perlu ”
- handscoon bersih ( steril )
- anduk- bethadine , alkohol, kapas, bulat dan lidi kapas
steril- nierbeken / bengkok
-korentang steril
- baki instrumen / meja dorong dan perlak
- kantong plastik tempat sampah
PERSIAPAN KLIEN
- menjelaskan pada klien dan keluarga
mengenai tujuan dan prosedur yang akan
dilakukan
- menjamin pemenuhan kebutuhan privacy
pasien
- - mengatur ketinggian / posisi tempat tidur
untuk memudahkan
PROSEDUR KERJA
- Cuci tangan
- Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang
akan dilaksanakan
- Gunakan sarung tangan steril
- Buka plester dan balutan dengan pinset
- bersihkan luka dengan savlon, H2O2, NACL
0,9%, atau bahan lainnya yang telah disesuaikan
dengan keadaan luka. lakukan hingga bersih
- angkat jahitan dengan menarik simpul jahitan
sedikit ke atas, kemudian gunting benang dan tarik
dengan hati-hati. lalu benang dibuang pada kasa
atau bengkok yang telah disediakan
- tekan daerah sekitar luka higga pus ( nanah) tidak
ada
- berikan obat luka
- lakukan pembalutan
- cuci tangan
D.MENGGANTI BALUTAN KERING