Anda di halaman 1dari 9

SOP PENGOLAHAN LIMBAH

MEDIS
No.Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP

Halaman :

PUSKESMAS
dr. EFFENDI
KEBOAN
NIP. 19560501988021001
JOMBANG

1. Pengertian

2. Tujuan -
3. Kebijakan
4. Referensi

5. Alat dan Bahan 1.

6. Prosedur/
Langkah-langkah
7. Bagan Alir
8. Hal yang perlu
diperhatikan
9. Unit terkait -
10. Dokumen terkait
11. Rekaman historis
perubahan No. Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
diberlakukan

DEFINISI

1. Jahitan digunakan untuk hemostasis atau untuk menghubungkan struktur anatomi yang
terpotong (Sabiston,1995).
2. Menurut Sodera dan Saleh (1991), jahitan merupakan hasil penggunaan bahan berupa benang
untuk mengikat atau ligasi pembuluh darah dan menghubungkan antara dua tepi luka.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa penjahitan merupakan tindakan menghubungkan
jaringan yang terputus atau terpotong untuk mencegah pendarahan dengan menggunakan benang.

Prinsip Umum Penjahitan luka


Menurut Brown (1995), prinsipprinsip umum yang harus dilaksanakan dalam penjahitan luka laserasi
adalah sebagai berikut:

Penyembuhan akan terjadi lebih cepat bila tepi-tepi kulit dirapatkan satu sama lain dengan
hati-hati. Tegangan dari tepitepi kulit harus seminimal mungkin atau kalau mungkin tidak ada
sama sekali. Ini dapat dicapai dengan memotong atau merapikan kulit secara hatihati sebelum
dijahit.
Tepi kulit harus ditarik dengan ringan, ini dilakukan dengn memakai traksi ringan pada tepi
tepi kulit dan lebih rentan lagi pada lapisan dermal daripada kulit yang dijahit.
Setiap ruang mati harus ditutup, baik dengan jahitan subcutaneus yang dapat diserap atau
dengan mengikutsertakan lapisan ini pada waktu mmenjahit kulit
Jahitan halus tetapi banyak yang dijahit pada jarak yang sama lebih disukai daripada jahitan
yang lebih besar dan berjauhan.
Setiap jahitan dibiarkan pada tempatnya hanya selama diperlukan. Oleh karena itu jahitan pada
wajah harus dilepas secepat mungkin (48 jam5 hari), sedangkan jahitan pada dinding
abdomen dan kaki harus dibiarkan selama 10 hari atau lebih.
Semua luka harus ditutup sebersih mungkin.
Pemakaian forsep dan trauma jaringan diusahakan seminimal mungkin.

Penjahitan merupakan suatu cara menjahit untuk mendekatkan atau menghubungkan dua tepi luka.
Dapat dibedakan menjadi :

1. Jahitan Primer (primary Suture Line) adalah jahitan yang digunakan untuk
mempertahankan kedudukan tepi luka yang saling dihubungkan selama proses penyembuhan
sehingga dapat sembuh secara primer.
2. Jahitan Kontinyu yaitu jahitan dengan sejumlah penjahitan dari seluruh luka dengan
menggunakan satu benang yang sama dan disimpulkan pada akhir jahitan serta dipotong
setelah dibuat simpul. Digunakan untuk menjahit peritonium kulit, subcutis dan organ.
3. Jahitan Simpul/Kerat/Knot, yaitu merupakan tehnik ikatan yang mengakhiri suatu jahitan.
Digunakan untuk memperkuat dan mempertahankan jahitan luka sehingga jahitan tidak
terlepas atau mengendor. Yang dimaksud dengan jerat adalah pengikatan satu kali, sedang
simpul adalah pengikatan dengan dua jerat atau lebih

Komplikasi menjahit luka

1. Overlapping: Terjadi sebagai akibat tidak dilakukan adaptasi luka sehingga luka menjadi
tumpang tindih dan luka mengalami penyembuhan yang lambat dan apabila sembuh maka
hasilnya akan buruk.
2. Nekrosis: Jahitan yang terlalu tegang dapat menyebabkan avaskularisasi sehingga
menyebabkan kematian jaringan.
3. Infeksi: Infeksi dapat terjadi karena tehnik penjahitan yang tidak steril, luka yang telah
terkontaminasi, dan adanya benda asing yang masih tertinggal.
4. Perdarahan: Terapi antikoagulan atau pada pasien dengan hipertensi.
5. Hematoma: Terjadi pada pasien dengan pembuluh darah arteri terpotong dan tidak dilakukan
ligasi/pengikatan sehingga perdarahan terus berlangsung dan menyebabkan bengkak.
6. Dead space (ruang/rongga mati): Yaitu adanya rongga pada luka yang terjadi karena
penjahitan yang tidak lapis demi lapis.
7. Sinus: Bila luka infeksi sembuh dengan meninggalkan saluran sinus, biasanya ada jahitan
multifilament yaitu benang pada dasar sinus yang bertindak sebagai benda asing.
8. Dehisensi: Adalah luka yang membuka sebelum waktunya disebabkan karena jahitan yang
terlalu kuat atau penggunaan bahan benang yang buruk.
9. Abses: Infeksi hebat yang telah menghasilkan produk pus/nanah.

INDIKASI
Setiap luka dimana untuk penyembuhannya perlu mendekatkan tepi luka.

LUKA

3.1. Definisi
Luka adalah semua kerusakan kontinnuitas jaringan akibat trauma mekanis.

Trauma tajam menyebabkan :


a. luka iris : vulnus scissum/incicivum
b. luka tusuk : vulnus ictum
c. luka gigitan : vulnus morsum

Trauma tumpul menyebabkan :


a. luka terbuka : vulnus apertum
b. luka tertutup : vulnus occlusum ( excoriasi dan hematom )

Luka tembakan menyebabkan : vulnus sclopetorum.

3.2. Klasiflkasi luka berdasar ada tidaknya kuman :


a. luka steril : luka dibuat waktu operasi
b. luka kontaminasi : luka mengandung kuman tapi kurang dari 8 jam .
(golden period)
c. luka infeksi luka yang mengandung kuman dan telah berkembangbiak dan telah
timbul gejala lokal maupun gejala umum.(rubor, dolor, calor, tumor, fungsio lesa).

PENGENALAN ALAT DAN BAHAN PENJAHITAN

Alat dan bahan yang diperlukan pada penjahitan luka :

4.1.Alat (Instrumen)
a. Tissue forceps ( pinset ) terdiri dari dua bentuk yaitu tissue forceps
bergigi ujungnya ( surgical forceps) dan tanpa gigi di ujungnya yaitu
atraumatic tissue forceps dan dressing forceps.
b. Scalpel handles dan scalpel blades
c. Dissecting scissors ( Metzen baum )
d. Suture scissors
e. Needleholders
f. Suture needles ( jarum ) dari bentuk 2/3 circle, Vi circle , bentuk
segitiga dan bentuk bulat
g. Sponge forceps (Cotton-swab forceps)
h. Hemostatic forceps ujung tak bergigi ( Pean) dan ujung bergigi (Kocher)
i. Retractors, double ended
j. Towel clamps

4.2 Bahan
a. Benang (jenis dan indikasi dijelaskan kemudian )
b. Cairan desifektan : Povidon-iodidine 10 % (Bethadine )
c. Cairan Na Cl 0,9% dan perhydrol 5 % untuk mencuci luka.
d. Anestesi lokal lidocain 2%.
e. Sarung tangan.
f. Kasa steril.

Jarum
Terdapat dua jenis
1.Lurus (Straight)
2.Bengkok (Curved)

Kedua-dua jenis jarum ini dapat dikelaskan kepada


1.Cutting Untuk kulit
2.Non cutting- lain-lain tisu lembut
Ciri- ciri jarum yang baik
Memberi kesan Trauma minima pada tisu
kukuh dan tidak mudah bengkok atau patah
Tajam untuk memudahkan menembusi tisu
Bersih dan tahan karat

Pemilihan jarum
Jenis tisu terlibat
Lokasi dan mudah guna
Saiz benang yang digunakan Bentuk Jarum ada pelbagai bentuk
circle
3/8 circle
circle
5/8 circle
curve
lurus

5. CARA MEMEGANG ALAT

a. Instrument tertentu seperti pemegang jarum, gunting dan pemegang kasa: yaitu ibu
jari dan jari keempat sebagai pemegang utama, sementara jari kedua dan ketiga dipakai
untuk memperkuat pegangan tangan. Untuk membuat simpul benang setelah jarum
ditembuskan pada jaringan, benang dilingkarkan pada ujung pemegang jarum.
b. Pinset lazim dipegang dengan tangan kiri, di antara ibujari serta jari kedua dan ketiga.
Jarum dipegang di daerah separuh bagian belakang .

c. Sarung tangan dipakai menurut teknik tanpa singgung.

6. PERSIAPAN ALAT

6.1.Sterilisasi dan cara sterilisasi


Sterilisasi adalah tindakan untuk membuat suatu alat-alat atau bahan dalam keadaan
steril.

Sterilisasi dapat dilakukan dengan cara :


a. Secara kimia : yaitu dengan bahan yang bersifat bakterisid , seperti formalin, savlon,
alkohol.
b. Secara fisik yaitu dengan :
1) Panas kering ( oven udara panas )
Selama 20 menit pada 200 C
Selama 30 menit pada 180 C
Selama 90 menit pada 160 C

2). Uap bertekanan ( autoclave): selama 15 menit pada 120 C dan tekanan 2 atmosfer

3). Panas basah, yaitu di dalam air mendidih selama 30 menit. Cara ini hanya dianjurkan
bila cara lain tidak tersedia.

6.2 Pengepakan
Sebelum dilakukan sterilisasi secara fisik, semua instrument harus dibungkus dengan
dua lapis kain secara rapat yang diikutkan dalam proses sterilisasi. Pada bagian luar
pembungkus , ditempelkan suatu indikator ( yang akan berubah warna ) setelah
instrument tersebut menjadi steril. Untuk mempertahankan agar instrument yang
dibungkus tetap dalam keadaan steril, maka kain pembungkus dibuka menurut teknik
tanpa singgung.

7. JENIS-JENIS BENANG

7.1 Benang yang dapat diserap (Absorbable Suture )


a. Alami ( Natural)
1). Plain Cat Gut : dibuat dari bahan kolagen sapi atau domba. Benang ini hanya
memiliki daya serap pengikat selama 7-19 hari dan akan diabsorbsi secara sempurna
dalam waktu 70 hari.
Warnanya putih kekuningan. Berguna untuk mengikat sumber pendarahan kecil, menjahit subcutis
dan dapat pula digunakan untuk bergerak dan luas lukanya kecil. Benang ini harus dilakukan
penyimpulan 3 kali karena dalam tubuh akan mengembang. Bila penyimpulan dilakukan hanya 2 kali
akan terbuka kembali.

2). Chromic Cat Gut dibuat dari bahan yang sama dengan plain cat gut , namum dilapisi
dengan garam Chromium untuk memperpanjang waktu absorbsinya sampai 90 hari.
Bersifat dapat diserap oleh tubuh, penyerapannya lebih lama yaitu sampai 20 hari. Chromic Catgut
biasanya menyebabkan reaksi inflamasi yang lebih besar dibandingkan dengan plain catgut. Berguna
untuk penjahitan luka yang dianggap belum merapat dalam waktu 10 hari dan bila mobilitas harus
segera dilakukan

b. Buatan ( Synthetic )
Adalah benang- benang yang dibuat dari bahan sintetis, seperti Polyglactin ( merk
dagang Vicryl atau Safil), Polyglycapron ( merk dagang Monocryl atau Monosyn), dan
Polydioxanone ( merk dagang PDS II ). Benang jenis ini memiliki daya pengikat lebih
lama , yaitu 2-3 minggu, diserap secara lengkap dalam waktu 90-120 hari.

7.2 Benang yang tak dapat diserap ( nonabsorbable suture )


a. Alamiah ( Natural)
Dalam kelompok ini adalah benang silk ( sutera ) yang dibuat dari protein organik
bernama fibroin, yang terkandung di dalam serabut sutera hasil produksi ulat sutera.
Bersifat tidak licin seperti sutera biasa karena sudah dikombinasi dengan perekat, tidak diserap oleh
tubuh. Pada penggunaan disebelah luar, maka benang harus dibuka kembali. Berguna untuk menjahit
kulit, mengikat pembuluh arteri besar. Ukuran yang sering digunakan adalah nomor 2 nol 3 nol, 1 nol
dan nomor 1.

b. Buatan ( Synthetic )
Dalam kelompok ini terdapat benang dari bahan dasar nylon ( merk dagang Ethilon
atau Dermalon ). Polyester ( merk dagang Mersilene) dan Poly propylene ( merk dagang
Prolene ).

8. PERSIAPAN PENJAHITAN ( KULIT)


a. Rambut sekitar tepi luka dicukur sampai bersih.
b. Kulit dan luka didesinfeksi dengan cairan Bethadine 10%, dimulai dari bagian tengah
kemudian menjauh dengan gerakan melingkar.
c. Daerah operasi dipersempit dengan duk steril, sehingga bagian yang terbuka hanya
bagian kulit dan luka yang akan dijahit.
d. Dilakukan anestesi local dengan injeksi infiltrasi kulit sekitar luka.
e. Luka dibersihkan dengan cairan perhydrol dan dibilas dengan cairan NaCl.
f. Jaringan kulit, subcutis, fascia yang mati dibuang dengan menggunakan pisau dan
gunting.
g. Luka dicuci ulang dengan perhydrol dan dibilas dengan NacCl.
h. Jaringan subcutan dijahit dengan benang yang dapat diserap yaitu plain catgut atau
poiiglactin secara simple interrupted suture. i. Kulit dijahit benang yang tak dapat
diserap yaitu silk atau nylon.

9. TEKNIK PENJAHITAN KULIT

Prinsip yang harus diperhatikan :


a. Cara memegang kulit pada tepi luka dengan surgical forceps harus dilakukan secara
halus dengan mencegah trauma lebih lanjut pada jaringan tersebut.
b. Ukuran kulit yang yang diambil dari kedua tepi luka harus sama besarnya.
c. Tempat tusukan jarum sebaiknya sekitar 1-3 cm dari tepi lukia.Khusus daerah wajah
2-3mm.
d. Jarak antara dua jahitan sebaiknya kurang lebih sama dengan tusukan jarum dari tepi
luika.
e. Tepi luka diusahakan dalam keadaan terbuka keluar ( evferted ) setelah penjahitan.

9.1. SIMPLE INTERUPTED SUTURE


A. Indikasi: pada semua luka
Kontra indikasi : tidak ada Teknik penjahitan

Dilakukan sebagai berikut:


a. Jarum ditusukkan pada kulit sisi pertama dengan sudut sekitar 90 derajat, masuk
subcutan terus kekulit sisi lainnya.
b. Perlu diingat lebar dan kedalam jaringan kulit dan subcutan diusahakan agar tepi
luka yang dijahit dapat mendekat dengan posisi membuka kearah luar ( everted)
c. Dibuat simpul benang dengan memegang jarum dan benang diikat.
d. Penjahitan dilakukan dari ujung luka keujung luka yang lain.

B. Indikasi : Luka pada persendian


Luka pada daerah yang tegangannya besar
Kontra indikasi : tidak ada

Teknik penjahitan ini dilakukan untuk mendapatkan eversi tepi luka dimana tepinya
cenderung mengalami inverse. misalnya kulit yang tipis. Teknik ini dilakukan sebagai
berikut:
1. Jarum ditusukkan jauh dari kulit sisi luka, melintasi luka dan kulit sisi lainnya,
kemudian keluar pada kulit tepi yang jauh, sisi yang kedua.
2. Jarum kemudian ditusukkan kembali pada tepi kulit sisi kedua secara tipis,
menyeberangi luka dan dikeluarkan kembali pada tepi dekat kulit sisi yang pertama.
3. Dibuat simpul dan benang diikat.
9.3 SUBCUTICULER CONTINUOS SUTURE
Indikasi : Luka pada daerah yang memerlukan kosmetik
Kontra indikasi : jaringan luka dengan tegangan besar.

Pada teknik ini benang ditempatkan bersembunyi di bawah jaringan dermis sehingga
yang terlihat hanya bagian kedua ujung benang yang terletak di dekat kedua ujung luka
yang dilakukan sebagai berikut.
1. Tusukkan jarum pada kulit sekitar 1-2 cm dari ujung luka keluar di daerah dermis
kulit salah satu dari tepi luka.
2. Benang kemudian dilewatkan pada jaringan dermis kulit sisi yang lain, secara
bergantian terus menerus sampai pada ujung luka yang lain, untuk kemudian
dikeluarkan pada kulit 1-2 cm dari ujung luka yang lain.
3. Dengan demikian maka benang berjalan menyusuri kulit pada kedua sisi secara
parallel disepanjang luka tersebut.
9.4 JAHITAN PENGUNCI (FESTON)
Indikasi : Untuk menutup peritoneum
Mendekati variasi kontinyu (lihat gambar)
Macam-macam jahitan luka

1. Jahitan Simpul Tunggal : Jahitan Terputus Sederhana, Simple Inerrupted Suture Merupakan
jenis jahitan yang sering dipakai. digunakan juga untuk jahitan situasi Teknik : Melakukan
penusukan jarum dengan jarak antara setengah sampai 1 cm ditepi luka dan sekaligus
mengambil jaringan subkutannya sekalian dengan menusukkan jarum secara tegak lurus pada
atau searah garis luka. Simpul tunggal dilakukan dengan benang absorbable denga jarak antara
1cm. Simpul di letakkan ditepi luka pada salah satu tempat tusukan Benang dipotong kurang
lebih 1 cm.
2. Jahitan matras Horizontal : Horizontal Mattress suture, Interrupted mattress Jahitan
dengan melakukan penusukan seperti simpul, sebelum disimpul dilanjutkan dengan penusukan
sejajar sejauh 1 cm dari tusukan pertama.
3. Jahitan Matras Vertikal : Vertical Mattress suture, Donati, Near to near and far to far Jahitan
dengan menjahit secara mendalam dibawah luka kemudian dilanjutkan dengan menjahit tepi-
tepi luka. Biasanya menghasilkan penyembuhan luka yang cepat karena di dekatkannya tepi-
tepi luka oleh jahitan ini.
4. Jahitan Matras Modifikasi : Half Burried Mattress Suture Modifikasi dari matras horizontal
tetapi menjahit daerah luka seberangnya pada daerah subkutannya.
5. Jahitan Jelujur sederhana : Simple running suture, Simple continous, Continous over and
over Jahitan ini sangat sederhana, sama dengan kita menjelujur baju. Biasanya menghasilkan
hasiel kosmetik yang baik, tidak disarankan penggunaannya pada jaringan ikat yang longgar.
6. Jahitan Jelujur Feston : Running locked suture, Interlocking suture Jahitan kontinyu
dengan mengaitkan benang pada jahitan sebelumnya, biasa sering dipakai pada jahitan
peritoneum. Merupakan variasi jahitan jelujur biasa
7. Jahitan Jelujur horizontal : Running Horizontal suture Jahitan kontinyu yang diselingi
dengan jahitan arah horizontal
8. Jahitan Simpul Intrakutan : Subcutaneus Interupted suture, Intradermal burried suture,
Interrupted dermal stitch. Jahitan simpul pada daerah intrakutan, biasanya dipakai untuk
menjahit area yang dalam kemudian pada bagian luarnya dijahit pula dengan simpul
sederhana
9. Jahitan Jelujur Intrakutan : Running subcuticular suture, Jahitan jelujur subkutikular
Jahitan jelujur yang dilakukan dibawah kulit, jahitan ini terkenal menghasilkan kosmetik yang
baik
Tutup atau Bebat Luka
Setelah luka di jahit dengan rapi di bersihkan dengan desinfeksan Tutup luka dengan kasa steril yang
dibasahi dengan betadine Lekatkan dengan plester atau hipafix ( bila perlu diikat dengan Verban)

Anda mungkin juga menyukai