Tujuan Cara Menjahit Luka Pada Pasien adalah sebagai instruksi bagi petugas UGD dalam
melakukan penjahitan pada pasien sehingga tidak terjadi infeksi yang disebabkan oleh luka
tersebut.
1. Per priman, yaitu penyembuhan yang terjadi setelah segera diusahakan bertautnya tepi
luka biasanya dengan penjahitan
2. Per secundam, yaitu luka yang tidak mengalami penyembuhan per priman, biasanya
dijumpai pada luka infeksi, luka dengan kehilangan jaringan. Luka Jenis ini biasanya
dibiarkan terbuka.
3. Per tertiam atau per priman tertunda, yaitu luka yang dibiarkan terbuka, selama beberapa
hari setelah tindakan debridement, setelah diyakini bersih, maka tepi luka dipertatkan.
Seide (silk/sutra) ; Bersifat tidak licin seperti sutra biasa karena sudah dikombinasikan
dengan perekat, tidak diserap oleh tubuh. Pada penggunaan disebelah luar, maka benang
harus dibuka kembali. Berguna untuk menjahit kulit, mengikat pembuluh arteri besar.
Ukuran yang sering digunakan adalah nomor 2 nol 3 nol, 1 nol dan nomor 1.
Plain Catgut ; Bersifat dapat diserap tubuh, penyerapan berlangsung dalam waktu 7-10
hari dan warnanya putih kekuningan. Berguna untuk mengikat sumber pendarahan kecil,
menjahit subcutis dan dapat pula digunakan untuk bergerak dan luas lukanya kecil.
Benang ini harus dilakukan penyimpulan 3 kali karena dalam tubuh akan mengembang.
Bila penyimpulan dilakukan 2 kali saja akan terbuka kembali.
Chromic Catgut ; Bersifat dapat diserap oleh tubuh, penyerapannya lebih lama yaitu
sampai 20 hari. Chromic Catgut biasanya menyebabkan reaksi inflamasi yang lebih besar
dibandingkan dengan plain Catgut. Berguna untuk penjahitan luka yang dianggap belum
merapat dalam waktu 10 hari dan bila mobilitas harus segera dilakukan.
1. Menyapa dan menjelaskan kepada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
2. menyiapkan alat-alat serta obat yang akan dipergunakan
3. Atur posisi pasien untuk mempermudahkan dalam melaksanakan tindakan
4. Lakukan evaluasi luka.
5. Anamnesis :Pemeriksaan fisik ; (a) Lokasi, untuk petunjuk kemungkinan adanya cedera
pada struktur yang lebih dalam, (b) Eksplorasi, untuk menyingkirkan kemungkinan
cedera pada struktur yang lebih dalam, menemukan benda asing yang mungkin tertinggal
pada luka serta menentukan adanya jaringan yang telah mati.
6. Bersihkan luka dari kotoran dengan cairan garam fisiologis (NaCl 0,9%). Hilangkan
semua benda asing dan eksisi semua jaringan mati. tepi compang-camping sebaiknya
segera dibuang.
7. Jika luka sudah bersih lalu olesi dengan betadine
8. Lakuakan penjahitan luka tergantung lokasi dan kedalaman luka
9. Beri betadine pada permukaan penjahitan luka, tutup luka dengan menggunakan kasa
steril dan plester menggunakan verban
10. Selesai