Anda di halaman 1dari 7

PROSEDUR KHUSUS HECTING

DI IGD RSUD UNGARAN

Oleh :

ANNISA HASNA YUANIHSAN

P.1337420615019

PRODI S1 TERAPAN KEPERAWATAN SEMARANG


JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2018
A. Pengertian Jahit Luka
Penjahitan merupakan tindakan menghubungkan jaringan yang
terputus atau terpotong untuk mencegah pendarahan dengan menggunakan
benang.. Teknik penjahitan yang digunakan dalam menjahit luka
disesuaikan dengan keadaan/kondisi luka dan tujuan penjahitan.
Kasus : Ny. S datang ke RSUD Ungaran tanggal 16 Agustus 2018
dengan vulnus laserasi regio arucus dextra digiti iv dan v sepanjang 5 cm
sedalam 2 cm. Ny. S mengalami luka robek akibat kecelakaan yang
dialaminya yang membuat dirinya terserempet bus dan terjatuh dan
terseret di jalan aspal. Tingkat kesadran Ny. S composmentis.

B. Indikasi Prosedur
Hecting dilakukan jika terdapat luka yang kedalamannya lebih dari 6
mm dan lebar luka lebih dari 0,5 cm atau :
a. Luka lebih dari 1 cm
b. Luka tembak
c. Frost bite
d. Luka bakar
e. Luka kontaminasi
f. Luka yang sudah lebih dari 6 jam belum tertangani
g. Crush injury
h. Terdapat jaringan nekrotik
i. Luka dengan tepi ireguler
C. Alat dan Bahan Prosedur
1. NaCl fisiologis 6. Bengkok

7. Needle holder/ pemegang


jarum
2. Lidocain

8. Pinset anatomi

3. Kasa steril

9. Pinset chirrurgis

4. Spuit

5. Benang 10. Gunting Benang


11. Gunting jaringan

14. Framycetin Sulphate

12. Klem arteria berujung


lurus/ bengkok

13. Gentamicin
Jenis Benang Untuk Menjahit Luka Pada Pasien
1. Seide (silk/sutra) ; Bersifat tidak licin seperti sutra biasa karena sudah
dikombinasikan dengan perekat, tidak diserap oleh tubuh. Pada
penggunaan disebelah luar, maka benang harus dibuka kembali.
Berguna untuk menjahit kulit, mengikat pembuluh arteri besar. Ukuran
yang sering digunakan adalah nomor 2 nol 3 nol, 1 nol dan nomor 1.
2. Plain Catgut ; Bersifat dapat diserap tubuh, penyerapan berlangsung
dalam waktu 7-10 hari dan warnanya putih kekuningan. Berguna untuk
mengikat sumber pendarahan kecil, menjahit subcutis dan dapat pula
digunakan untuk bergerak dan luas lukanya kecil. Benang ini harus
dilakukan penyimpulan 3 kali karena dalam tubuh akan mengembang.
Bila penyimpulan dilakukan 2 kali saja akan terbuka kembali.
3. Chromic Catgut ; Bersifat dapat diserap oleh tubuh, penyerapannya
lebih lama yaitu sampai 20 hari. Chromic Catgut biasanya
menyebabkan reaksi inflamasi yang lebih besar dibandingkan dengan
plain Catgut. Berguna untuk penjahitan luka yang dianggap belum
merapat dalam waktu 10 hari dan bila mobilitas harus segera
dilakukan.
D. Sistematika Prosedur
1. Menentukan jenis luka menilai bentuk luka : teratur/tidak, menilai tepi
luka : teratur/tidak, menilai luas luka : panjang dan lebar dalam cm,
menilai kedalaman luka : dalam cm.jenis luka Ny. S luka robek
panjang 5 cm dan dalam 2 cm
2. Memberikan penjelasan dan meminta persetujuan tindakan medik:
a. menjelaskan kondisi luka
b. menjelaskan prosedure tindakan
c. menjelaskan tujuan tindakan,keuntungan dan kerugian
d. meminta persetujuan tindakan
3. Menyiapkan peralatan yang diperlukan dalam keadaan steril
4. Menentukan jenis benang dan jarum yang diperlukan
5. Memilih antiseptik, desinfektan yang diperlukan
6. Melakukan cuci tangan
7. Memakai sarung tangan steril
8. Melakukan anestesi lokal (secara infiltrasi atau lapangan) cara:
menusukkan jarum sub kutan menyusuri tepi luka sampai seluruh luka
teranestesi dengan baik. Lakukan aspirasi untuk memastikan bahwa
ujung jarum tidak masuk pembuluh darah (terlihat cairan darah dalam
spuit). infiltrasikan lidokain bersamaan waktu menarik mundur jarum
2-4 cc (tergantung luas luka)
9. Irigasi menggunakan NaCl fisiologis sampai semua kotoran terangkat.
10. Lakukan eksplorasi luka untuk mencari perdarahan aktif, jaringan-
jaringan mati/ rusak. Perdarahan dari vena cukup dihentikan dengan
penekanan menggunakan kasa steril beberapa detik. Perdarahan
arterial dihentikan dengan jahitan ligasi. Jaringan mati/ rusak dibuang
menggunakan gunting jaringan. Buang tepi luka yang mati, tidak
teratur.
11. Menjahit luka
a. Gunakan needle holder untuk memegang jarum. Jepit jarum pada
ujung pemegang jarum pada pertengahan atau sepertiga ekor
jarum. Jika penjepitan kurang dari setengah jarum, akan sulit
dalam menjahit. Pegang needle holder dengan jari-jari sedemikian
sehingga pergelangan tangan dapat melakukan gerakan rotasi
dengan bebas.
b. Masukkan ujung jarum pada kulit dengan jarak dari tepi luka
sekitar 1cm, membentuk sudut 90˚
c. Dorong jarum mengikuti kelengkungan jarum.
d. Jahit luka lapis-demi lapis dari yang terdalam.
e. Penjahitan luka bagian dalam menggunakan benang yang dapat di
serap atau monofilament.
f. Jarak tiap jahitan sekitar 1cm. Jahitan yang terlalu jarang luka
kurang menutup dengan baik. Bila terlalu rapat meningkatkan
trauma jaringan dan reaksi inflamasi.
g. Melakukan jahit luka/ suture interuptus
h. Memasang Framycetin Sulphate diatas jahitan sesuai dengan
lukanya
i. Memberi salep Gentamicin diatas framycetin sulphate
j. Menutup dengan kasa steril beberapa lapis untuk menyerap
discharge yang mungkin terbentuk.
k. Merapikan alat dan cuci tangan.

E. Hasil Pelaksanaan Prosedur


Ny. S dengan luka di kepala karena kecelakaan lalu lintas
yang menyebabkan Ny. S terserempet bus dan jatuh. Pada 16
Agustus 2018 dilakukan tindakan jahit luka ± 5 cm sebanyak 10
jahitan pada digiti iv dan v. Pasien diprogramkan untuk menjalani
rongten pada tulang femur dan fibula.
Hasil rontgen rongten pada tulang femur dan fibula adalah
normal dan tidak ditemukan fraktur.

F. Hal-hal yang Harus Diperhatikan


1. Cara memegang kulit pada tepi luka harus dilakukan secara halus
dengan mencegah trauma lebih lanjut pada jaringan tersebut.
2. Tempat tusukan jarum sebaiknya sekitar 1-3 cm dari tepi luka.
3. Cermati dalam menjaga kesterilan
4. Savety nurse , dalam penularan penyakit melalui kontak langsung
5. Tetap menjaga privasi klien

Anda mungkin juga menyukai