MACAM-MACAM JAHITAN
Disusun oleh :
2017
PENDAHULUAN
1. Penyembuhan akan terjadi lebih cepat bila tepi-tepi kulit dirapatkan satu
sama lain dengan hati-hati.
2. Tegangan dari tepitepi kulit harus seminimal mungkin atau kalau
mungkin tidak ada sama sekali. Ini dapat dicapai dengan memotong atau
merapikan kulit secara hatihati sebelum dijahit.
3. Tepi kulit harus ditarik dengan ringan, ini dilakukan dengn memakai traksi
ringan pada tepitepi kulit dan lebih rentan lagi pada lapisan dermal
daripada kulit yang dijahit.
4. Setiap ruang mati harus ditutup, baik dengan jahitan subcutaneus yang
dapat diserap atau dengan mengikutsertakan lapisan ini pada waktu
mmenjahit kulit.
5. Jahitan halus tetapi banyak yang dijahit pada jarak yang sama lebih
disukai daripada jahitan yang lebih besar dan berjauhan.
6. Setiap jahitan dibiarkan pada tempatnya hanya selama diperlukan. Oleh
karena itu jahitan pada wajah harus dilepas secepat mungkin (48 jam5
hari), sedangkan jahitan pada dinding abdomen dan kaki harus dibiarkan
selama 10 hari atau lebih.
7. Semua luka harus ditutup sebersih mungkin.
8. Pemakaian forsep dan trauma jaringan diusahakan seminimal mungkin.
Menurut Sodera dan Saleh (1991), penjahitan merupakan suatu cara menjahit
untuk mendekatkan atau menghubungkan dua tepi luka. Dapat dibedakan
menjadi :
1. Jahitan Primer (primary Suture Line) adalah jahitan yang digunakan untuk
mempertahankan kedudukan tepi luka yang saling dihubungkan selama
proses penyembuhan sehingga dapat sembuh secara primer.
2. Jahitan Kontinyu yaitu jahitan dengan sejumlah penjahitan dari seluruh
luka dengan menggunakan satu benang yang sama dan disimpulkan
pada akhir jahitan serta dipotong setelah dibuat simpul. Digunakan untuk
menjahit peritonium kulit, subcutis dan organ.
3. Jahitan Simpul/Kerat/Knot, yaitu merupakan tehnik ikatan yang
mengakhiri suatu jahitan. Digunakan untuk memperkuat dan
mempertahankan jahitan luka sehingga jahitan tidak terlepas atau
mengendor. Yang dimaksud dengan jerat adalah pengikatan satu kali,
sedang simpul adalah pengikatan dengan dua jerat atau lebih.
PEMBAHASAN
Teknik ini menjahit tepi luka dengan satu jahitan, disimpulkan kemudian
dipotong. Teknik ini memerlukan lebih banyak benang karena setiap jahitan
harus dibuat simpul dan dipotong.Relatif lebih aman karena bila satu jahitan
putus jahitan lainnya tidak terganggu. Baik digunakan untuk luka yang terinfeksi,
karena mudah membuka jahitan jika ada satu tempat yang mengalami infeksi
sehingga tidak mengganggu jahitan lainnya.
Arah jarum yang tegak lurus dengan permukaan kulit dan juga tegak lurus
sayatan kulit Jarak masuk dan keluarnya jarum dari tepi sayatan sama dengan
dalamnya jaringan yang diambil (x) dan jarak antar jahitan sama dengan dua kali
jarak tersebut (2)
Keuntungan :
1. Mudah
2. Kekuatan jahitan besar
3. Kecil kemungkinan menjerat sistem sirkulasi sehingga mengurangi
edema
4. Mudah untuk mengatur tepi-tepi luka
Kerugian:
1. Lama
2. Bekas jahitan lebih terlihat
a. Terlalu longgar
d. Terlalu dalam
e. Eversi ( benar )
f. Inversi ( salah )
Adalah suatu serial jahitan yang dibuat dengan menggunakan benang tanpa
terputus antara jahitan sebelum dan sesudahnya.
Untaian benang dapat diikat pada setiap ujung jahitan. Cara ini dapat dilakukan
dengan cepat, kekuatan tegangan seluruh jahitan sepanjang luka hamper
sama.
Tarikan yang terlalu kuat harus dihindari untuk mencegah putusnya jahitan yang
akan merusak semua jahitan. Biasanya digunakan diperitoneum atau fascia
dinding abdomen.
Untuk luka infeksi tidak dianjurkan menggunakan teknik ini. Kerugiannya, jika
satu jahitan longgar maka akan berpengaruh terhadap jahitan sebelum atau
sesudahnya.
Syarat :
Keuntungan
1. Cepat
2. Sedikit simpul
Kerugian
1. Jahitan menjadi mudah longgar jika satu jahitan saja tidak kuat
2. Sulit mengoreksi jika terjadi infeksi
3. Pengangkatan harus sekaligus, tidak bisa per area(misalnya jika di area
tertentu ada pus)
Jahitan simple continuous
Lambert menerus
Pola Lambert menerus (Continous Lamberts suture). Ini merupakan pola jahitan
inversi yang digunakan pada rongga visera seperti usus. Jahitan dilakukan
menembus serosa dan muskuler dan selaput submuksoa tetapi tidak melalui
membran mukosa .
Lambert terputus
Pola Halstead (Halstead suture). Ini merupakan pola jahitan Lembert terputus
duakali menggunakan benang tunggal yang dilakukan hal yang sama pada sisi
lainnya dan diikat. Ini merupakan pola yang berbeda dari pola mattress horisontal
sederhana.
Halstead suture
Cushing
Pola Crushing atau Gambee (Crushing suture). Ini merupakan tipe jahitan yang
spesial untuk menutup saluran usus. Pola crushing lebih dipilih daripada pola
inversi biasa ketika lumen dari usus besar yang dijahit hanya menghasilkan
sedikit penyambungan.
Crushing suture
Matras/Mattress
Pola Mattress melalui pipa kare (Mattress suture through rubber tubing). Saat
tarikan benang dirasakan terlalu kencang dan jahitan diinginkan untuk dipotong
melalui kulit lebih baik benang jahit yang tersisa dilonggarkan melalui sebagian
kecil dari tabung karet untuk tetap paralel pada lapisan kulit
Pola Mattress silang (Cross-mattress suture). Disini bagian benang yang panjang
dimasukkan kebagian lapisan kulit lainnya secara diagonal yang membuat
seperti huruf X.
Cross-mattress suture
Pola Mattress vertikal (Vertical mattress suture). Tidak seperti pada pola mattress
horisontal, bagian yang terlihat pada jahitan disisi insisi terlihat vertikal terhadap
garis insisi tetap pada posisi paralel
Teknik ini dipergunakan biasanya pada luka yang memiliki jarak kedua
permukaan pinggir luka yang cukup jauh, sehingga regangan cukup kuat. Jahitan
ini dipergunakan sebagai initial suture untuk mendekatkan dua permukaan
pinggir luka.
Teknik suture ini juga cukup efektif dalam memegang permukaan kulit luka yang
rapuh seperti kulit di telapak tangan dan kaki. Teknik ini juga efektif untuk
hemostasis akibat perdarahan bawah kulit di tepi luka (misalnya di kulit kepala).
Smead-Jones/Far-and-Near
Jahitan ini digunakan pada jaringan dengan regangan yang kuat, misalnya
penjahitan fascia.
jahitan Smead-Jones
Corner Stitch
Variasi dari teknik horizontal mattress suture dan half-buried horizontal mattress
suture, atau disebut juga corner stitch. Teknik suture corner stitch dipergunakan
untuk mendekatkan pinggir luka yang membentuk sudut tanpa menghilangkan
atau mengurangi suplai darah ke permukaan kulit tersebut.
jahitan sudut
Jahitan pure-string
Merupakan jahitan tidak terputus pada sekeliling lumen atau area tertentu yang
dikencangkan seperti tali celana. Contohnya seperti pada apendektomi.
jahitan pure-string
Jahitan subcuticuler
jahitan subcuticular 1
jahitan subcuticular 2
Stapler
Selain jahitan dengan benang, aproksimasi tepi luka dapat juga dengan
menggunakan stapler. Aplikasinya dengan menggunakan alat seperti halnya
stapler kertas. Keuntungannya adalah lebih cepat, namun kerugiannya kadang-
kadang tepi luka tidak sama tinggi dan inversi.
penggunaan stapler
Skin Tapes
Plester kulit (steril) dapat digunakan bila jaringan yang dipertemukan memiliki
regangan yang rendah. Biasanya digunakan setelah jahitan subkutikuler
yang baik sehingga terjadi aproksimasi antara epitel kedua tepi luka.
http://mydokterhewan.blogspot.com/2016/05/pola-jahitan-dan-jenis-benang-
dalam.html
http://nitnotpinky.blogspot.co.id/2012/01/ilmu-bedah-mulut.html
http://perawatpskiatri.blogspot.co.id/2009/03/penjahitan-luka.html
https://necel.wordpress.com/2011/12/11/macam-macam-jahitan-luka/
https://freddypanjaitan.wordpress.com/category/ilmu-bedah/