Anda di halaman 1dari 17

TUGAS

MATA KULIAH BEDAH MULUT

MACAM-MACAM JAHITAN

Disusun oleh :

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA

JURUSAN KEPERAWATAN GIGI

2017
PENDAHULUAN

Jahitan digunakan untuk hemostasis atau untuk menghubungkan struktur


anatomi yang terpotong (Sabiston,1995). Menurut Sodera dan Saleh (1991),
jahitan merupakan hasil penggunaan bahan berupa benang untuk mengikat atau
ligasi pembuluh darah dan menghubungkan antara dua tepi luka. Dari pengertian
diatas dapat disimpulkan bahwa penjahitan merupakan tindakan
menghubungkan jaringan yang terputus atau terpotong untuk mencegah
pendarahan dengan menggunakan benang.

Prinsip Umum Penjahitan luka


Menurut Brown (1995), prinsipprinsip umum yang harus dilaksanakan dalam
penjahitan luka laserasi adalah sebagai berikut :

1. Penyembuhan akan terjadi lebih cepat bila tepi-tepi kulit dirapatkan satu
sama lain dengan hati-hati.
2. Tegangan dari tepitepi kulit harus seminimal mungkin atau kalau
mungkin tidak ada sama sekali. Ini dapat dicapai dengan memotong atau
merapikan kulit secara hatihati sebelum dijahit.
3. Tepi kulit harus ditarik dengan ringan, ini dilakukan dengn memakai traksi
ringan pada tepitepi kulit dan lebih rentan lagi pada lapisan dermal
daripada kulit yang dijahit.
4. Setiap ruang mati harus ditutup, baik dengan jahitan subcutaneus yang
dapat diserap atau dengan mengikutsertakan lapisan ini pada waktu
mmenjahit kulit.
5. Jahitan halus tetapi banyak yang dijahit pada jarak yang sama lebih
disukai daripada jahitan yang lebih besar dan berjauhan.
6. Setiap jahitan dibiarkan pada tempatnya hanya selama diperlukan. Oleh
karena itu jahitan pada wajah harus dilepas secepat mungkin (48 jam5
hari), sedangkan jahitan pada dinding abdomen dan kaki harus dibiarkan
selama 10 hari atau lebih.
7. Semua luka harus ditutup sebersih mungkin.
8. Pemakaian forsep dan trauma jaringan diusahakan seminimal mungkin.
Menurut Sodera dan Saleh (1991), penjahitan merupakan suatu cara menjahit
untuk mendekatkan atau menghubungkan dua tepi luka. Dapat dibedakan
menjadi :

1. Jahitan Primer (primary Suture Line) adalah jahitan yang digunakan untuk
mempertahankan kedudukan tepi luka yang saling dihubungkan selama
proses penyembuhan sehingga dapat sembuh secara primer.
2. Jahitan Kontinyu yaitu jahitan dengan sejumlah penjahitan dari seluruh
luka dengan menggunakan satu benang yang sama dan disimpulkan
pada akhir jahitan serta dipotong setelah dibuat simpul. Digunakan untuk
menjahit peritonium kulit, subcutis dan organ.
3. Jahitan Simpul/Kerat/Knot, yaitu merupakan tehnik ikatan yang
mengakhiri suatu jahitan. Digunakan untuk memperkuat dan
mempertahankan jahitan luka sehingga jahitan tidak terlepas atau
mengendor. Yang dimaksud dengan jerat adalah pengikatan satu kali,
sedang simpul adalah pengikatan dengan dua jerat atau lebih.

PEMBAHASAN

Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh (diskontinuitas


jaringan). Keadaan ini dapat disebabkan oleh trauma benda tajam atau tumpul,
perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik atau gigitan hewan.
Dalam penjahitan luka,ada tiga hal yang menentukan pemilihan jenis benang
jahit, yaitu jenis bahannya, kemampuan tubuh untuk menyerapnya dan susunan
filamennya. Benang yang dapat diserap melalui reaksi enzimatik pada cairan
tubuh kini banyak dipakai. Penyerapan benang oleh jaringan dapat berlangsung
antara tiga hari sampai tiga bulan bergantung pada jenis benang dan kondisi
jaringan yang dijahit.
Menurut bahan asalnya, benang dibagi dalam benang yang terbuat dari usus
domba (catgut) dan dibedakan dalam catgut murni yang tanpa campuran dan
catgut kromik yang bahannya bercampur larutan asam kromat. Catgut murni
cepat diserap, kira-kira dalam waktu satu minggu, sedangkan catgut cromik
diserap lebih lama, kira-kira 2-3 minggu.

Menurut kontinuitasnya, teknik jahitan dibagi menjadi


Interrupted Suture

Teknik ini menjahit tepi luka dengan satu jahitan, disimpulkan kemudian
dipotong. Teknik ini memerlukan lebih banyak benang karena setiap jahitan
harus dibuat simpul dan dipotong.Relatif lebih aman karena bila satu jahitan
putus jahitan lainnya tidak terganggu. Baik digunakan untuk luka yang terinfeksi,
karena mudah membuka jahitan jika ada satu tempat yang mengalami infeksi
sehingga tidak mengganggu jahitan lainnya.

Interrupted suture bisa berbentuk jahitan simple, atau subkutikuler, matras


vertikal ataupun matras horizontal.Penjahitan dianjurkan dimulai di tengah dan
dilanjutkan setiap pertengahan dari insisi yang tersisa.

Arah jarum yang tegak lurus dengan permukaan kulit dan juga tegak lurus
sayatan kulit Jarak masuk dan keluarnya jarum dari tepi sayatan sama dengan
dalamnya jaringan yang diambil (x) dan jarak antar jahitan sama dengan dua kali
jarak tersebut (2)

Keuntungan :

1. Mudah
2. Kekuatan jahitan besar
3. Kecil kemungkinan menjerat sistem sirkulasi sehingga mengurangi
edema
4. Mudah untuk mengatur tepi-tepi luka

Kerugian:

1. Lama
2. Bekas jahitan lebih terlihat

Interrupted Suture/simple interrupted suture


jahitan simple interrupted

jahitan simple interrupted

Perhatikan pola umum jahitan simple interrupted

a. Terlalu longgar

b. Terlalu kuat hingga kulit robek


c. Terlalu dangkal,

d. Terlalu dalam

e. Eversi ( benar )
f. Inversi ( salah )

Continuous Suture / Running Stitches

Adalah suatu serial jahitan yang dibuat dengan menggunakan benang tanpa
terputus antara jahitan sebelum dan sesudahnya.

Untaian benang dapat diikat pada setiap ujung jahitan. Cara ini dapat dilakukan
dengan cepat, kekuatan tegangan seluruh jahitan sepanjang luka hamper
sama.

Tarikan yang terlalu kuat harus dihindari untuk mencegah putusnya jahitan yang
akan merusak semua jahitan. Biasanya digunakan diperitoneum atau fascia
dinding abdomen.

Untuk luka infeksi tidak dianjurkan menggunakan teknik ini. Kerugiannya, jika
satu jahitan longgar maka akan berpengaruh terhadap jahitan sebelum atau
sesudahnya.

Syarat :

1. Harus dengan asisten yang tugasnya hanya melepas & memegang


benang, BUKAN mengencangkan jahitan.
2. Selama penjahitan benang tidak boleh kendor.
3. Jarum diambil siap pakai (Midposisi)

Keuntungan

1. Cepat
2. Sedikit simpul

Kerugian

1. Jahitan menjadi mudah longgar jika satu jahitan saja tidak kuat
2. Sulit mengoreksi jika terjadi infeksi
3. Pengangkatan harus sekaligus, tidak bisa per area(misalnya jika di area
tertentu ada pus)
Jahitan simple continuous

Jahitan continuous interlocking/lock stitch

Pola jahitan menerus terkunci (Continous lock stitch). Penguncian dilakukan


dengan cara jarum dan benang melewati tiap lingkaran pola jahitan menerus
sederhana sebelum diikatkan. Penguncian tersebut menahan jaringan lebih baik
karena terkunci.

Jahitan continuous interlocking/Running locked sutures


Lambert

Lambert menerus

Pola Lambert menerus (Continous Lamberts suture). Ini merupakan pola jahitan
inversi yang digunakan pada rongga visera seperti usus. Jahitan dilakukan
menembus serosa dan muskuler dan selaput submuksoa tetapi tidak melalui
membran mukosa .

Continous Lamberts suture

Lambert terputus

Pola Halstead (Halstead suture). Ini merupakan pola jahitan Lembert terputus
duakali menggunakan benang tunggal yang dilakukan hal yang sama pada sisi
lainnya dan diikat. Ini merupakan pola yang berbeda dari pola mattress horisontal
sederhana.

Halstead suture
Cushing
Pola Crushing atau Gambee (Crushing suture). Ini merupakan tipe jahitan yang
spesial untuk menutup saluran usus. Pola crushing lebih dipilih daripada pola
inversi biasa ketika lumen dari usus besar yang dijahit hanya menghasilkan
sedikit penyambungan.

Crushing suture

Matras/Mattress

Mattress suture through rubber tubing

Pola Mattress melalui pipa kare (Mattress suture through rubber tubing). Saat
tarikan benang dirasakan terlalu kencang dan jahitan diinginkan untuk dipotong
melalui kulit lebih baik benang jahit yang tersisa dilonggarkan melalui sebagian
kecil dari tabung karet untuk tetap paralel pada lapisan kulit

Mattress suture through rubber tubing


Cross-mattress suture

Pola Mattress silang (Cross-mattress suture). Disini bagian benang yang panjang
dimasukkan kebagian lapisan kulit lainnya secara diagonal yang membuat
seperti huruf X.

Cross-mattress suture

Interrupted Vertical Mattress Suture

Pola Mattress vertikal (Vertical mattress suture). Tidak seperti pada pola mattress
horisontal, bagian yang terlihat pada jahitan disisi insisi terlihat vertikal terhadap
garis insisi tetap pada posisi paralel

Indikasi utama penggunaan vertical matress suture adalah untuk mengangkat


permukaan pinggir luka, yaitu bila tepi luka tidak sama tinggi sehingga jika
dengan jahitan simple interrupted tepi luka (epitel dengan epitel) tidak bertemu
(inversi). Vertical mattress suture sering digunakan pada bagian tubuh yang
memiliki kecenderungan untuk inverted, seperti posterior neck atau luka yang
terdapat pada permukaan yang concave.
vertical mattress suture

Beberapa peneliti percaya bahwa penggunaan vertical mattress suture yang


menyebabakan pinggir luka mengalami eversi lebih baik dibandingkan teknik
penjahitan luka yang lain. Vertical matres berfungsi untuk menyamakan
permukaan sayatan

Horizontal Mattress Suture

Pola Mattress (pola horisontal mattress, pola horisontal mattress terputus,


pola four stitch terputus).
Pola ini juga harus bersifat sedikit lentur dalam merapatkan jahitan. Jika ikatan
jahitan dikencangkan terjadinya lapisan luka yang terbalik keatas dapat terjadi.
Jahitan dimulai seperti pada pola terputus sederhana.

Tetapi benang jahit melintasi kembali ke lapisan sebelahnya membentuk seperti


huruf U dan kemudian diikat. Saat benang diikat bagian benang yang tampak
dipermukaan terlihat paralel dan sejajar dengan bagian disampingnya dari garis
insisi.
matras horizontal

Teknik ini dipergunakan biasanya pada luka yang memiliki jarak kedua
permukaan pinggir luka yang cukup jauh, sehingga regangan cukup kuat. Jahitan
ini dipergunakan sebagai initial suture untuk mendekatkan dua permukaan
pinggir luka.

Teknik suture ini juga cukup efektif dalam memegang permukaan kulit luka yang
rapuh seperti kulit di telapak tangan dan kaki. Teknik ini juga efektif untuk
hemostasis akibat perdarahan bawah kulit di tepi luka (misalnya di kulit kepala).

Horizontal mattress suture juga berguna untuk aproksimasi tanpa mengganggu


sesuatu struktur yang berjalan sejajar dengan luka sayatan, seperti pembuluh
darah, nervus dan lain-lain.

Smead-Jones/Far-and-Near

Jahitan ini digunakan pada jaringan dengan regangan yang kuat, misalnya
penjahitan fascia.

jahitan Smead-Jones

Corner Stitch
Variasi dari teknik horizontal mattress suture dan half-buried horizontal mattress
suture, atau disebut juga corner stitch. Teknik suture corner stitch dipergunakan
untuk mendekatkan pinggir luka yang membentuk sudut tanpa menghilangkan
atau mengurangi suplai darah ke permukaan kulit tersebut.

jahitan sudut

Jahitan pure-string

Merupakan jahitan tidak terputus pada sekeliling lumen atau area tertentu yang
dikencangkan seperti tali celana. Contohnya seperti pada apendektomi.

jahitan pure-string

Jahitan subcuticuler

Seluruh jahitan berada dibawah lapisan epidermal. Bisa dilakukan dengan


menggunakan jahitan continuous atau interrupted dan tidak diangkat setelah
operasi. Jalurnya searah atau paralel dengan luka. Jahitan dilakukan pendek-
pendek, dibagian lateral sepanjang luka. Setelah jahitan selesai dilakukan, kedua
ujung tali diikat.

Keuntungannya adalah baik secara kosmetik karena penyatuan kulit dilakukan


dari bawah, hingga kulit tidak terlukai oleh bekas jahitan.

jahitan subcuticular 1

jahitan subcuticular 2

Dilakukan untuk tujuan kosmetik, sehingga harus dilaksanakan dengan benar :

1. Simpul pertama di subkutis (absorbable).


2. Pengambilan subkutis harus sama dalam dari permukaan kulit.
3. Keluar masuknya jarum harus sejajar dari sisi luka berseberangan.
4. Diselesaikan tanpa simpul (dengan penjahitan bentuk Z dimana jarum
dimasukkan kembali pada lubang yang sama)

Stapler

Selain jahitan dengan benang, aproksimasi tepi luka dapat juga dengan
menggunakan stapler. Aplikasinya dengan menggunakan alat seperti halnya
stapler kertas. Keuntungannya adalah lebih cepat, namun kerugiannya kadang-
kadang tepi luka tidak sama tinggi dan inversi.
penggunaan stapler

Skin Tapes

Plester kulit (steril) dapat digunakan bila jaringan yang dipertemukan memiliki
regangan yang rendah. Biasanya digunakan setelah jahitan subkutikuler
yang baik sehingga terjadi aproksimasi antara epitel kedua tepi luka.

Penggunaan plester ini lebih cepat, namun rawan terjadi pergeseran.

penutupan akhir luka dengan plester


DAFTAR PUSTAKA

http://mydokterhewan.blogspot.com/2016/05/pola-jahitan-dan-jenis-benang-
dalam.html

http://nitnotpinky.blogspot.co.id/2012/01/ilmu-bedah-mulut.html

http://perawatpskiatri.blogspot.co.id/2009/03/penjahitan-luka.html

https://necel.wordpress.com/2011/12/11/macam-macam-jahitan-luka/

https://freddypanjaitan.wordpress.com/category/ilmu-bedah/

Anda mungkin juga menyukai