Bedah Veteriner
Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh (diskontinuitas jaringan).
Keadaan ini dapat disebabkan oleh trauma benda tajam atau tumpul, perubahan
suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik atau gigitan hewan.
Dalam penjahitan luka,ada tiga hal yang menentukan pemilihan jenis benang jahit,
yaitu jenis bahannya, kemampuan tubuh untuk menyerapnya dan susunan
filamennya. Benang yang dapat diserap melalui reaksi enzimatik pada cairan tubuh
kini banyak dipakai.
Penyerapan benang oleh jaringan dapat berlangsung antara tiga hari sampai tiga
bulan bergantung pada jenis benang dan kondisi jaringan yang dijahit.
Menurut bahan asalnya, benang dibagi dalam benang yang terbuat dari usus domba
(catgut) dan dibedakan dalam catgut murni yang tanpa campuran dan catgut kromik
yang bahannya bercampur larutan asam kromat.
Catgut murni cepat diserap, kira-kira dalam waktu satu minggu, sedangkan catgut
cromik diserap lebih lama, kira-kira 2-3 minggu.
Interrupted Suture
Teknik ini menjahit tepi luka dengan satu jahitan, disimpulkan kemudian dipotong.
Teknik ini memerlukan lebih banyak benang karena setiap jahitan harus dibuat
simpul dan dipotong.
Relatif lebih aman karena bila satu jahitan putus jahitan lainnya tidak terganggu.
Baik digunakan untuk luka yang terinfeksi, karena mudah membuka jahitan jika ada
satu tempat yang mengalami infeksi sehingga tidak mengganggu jahitan lainnya.
Interrupted suture bisa berbentuk jahitan simple, atau subkutikuler, matras vertikal
ataupun matras horizontal
Arah jarum yang tegak lurus dengan permukaan kulit dan juga tegak lurus sayatan
kulit Jarak masuk dan keluarnya jarum dari tepi sayatan sama dengan dalamnya
jaringan yang diambil (x) dan jarak antar jahitan sama dengan dua kali jarak tersebut
(2)
Keuntungan :
1. Mudah
2. Kekuatan jahitan besar
3. Kecil kemungkinan menjerat sistem sirkulasi sehingga mengurangi edema
4. Mudah untuk mengatur tepi-tepi luka
Kerugian:
1. Lama
2. Bekas jahitan lebih terlihat
Terlalu longgar
Terlalu dalam
Eversi (benar)
Inversi (salah)
Adalah suatu serial jahitan yang dibuat dengan menggunakan benang tanpa
terputus antara jahitan sebelum dan sesudahnya.
Untaian benang dapat diikat pada setiap ujung jahitan. Cara ini dapat dilakukan
dengan cepat, kekuatan tegangan seluruh jahitan sepanjang luka hamper sama.
Tarikan yang terlalu kuat harus dihindari untuk mencegah putusnya jahitan yang
akan merusak semua jahitan. Biasanya digunakan diperitoneum atau fascia dinding
abdomen.
Untuk luka infeksi tidak dianjurkan menggunakan teknik ini. Kerugiannya, jika satu
jahitan longgar maka akan berpengaruh terhadap jahitan sebelum atau sesudahnya.
Syarat :
1. Harus dengan asisten yang tugasnya hanya melepas & memegang benang,
BUKAN mengencangkan jahitan.
2. Selama penjahitan benang tidak boleh kendor.
3. Jarum diambil siap pakai (Midposisi)
Keuntungan
1. Cepat
2. Sedikit simpul
Kerugian
1. Jahitan menjadi mudah longgar jika satu jahitan saja tidak kuat
2. Sulit mengoreksi jika terjadi infeksi
3. Pengangkatan harus sekaligus, tidak bisa per area(misalnya jika di area
tertentu ada pus)
Lambert menerus
Pola Lambert menerus (Continous Lambert’s suture). Ini merupakan pola jahitan
inversi yang digunakan pada rongga visera seperti usus. Jahitan dilakukan
menembus serosa dan muskuler dan selaput submuksoa tetapi tidak melalui
membran mukosa .
Lambert terputus
Pola Halstead (Halstead suture). Ini merupakan pola jahitan Lembert terputus
duakali menggunakan benang tunggal yang dilakukan hal yang sama pada sisi
lainnya dan diikat. Ini merupakan pola yang berbeda dari pola mattress horisontal
sederhana.
Halstead suture
Cushing
Pola Crushing atau Gambee (Crushing suture). Ini merupakan tipe jahitan yang
spesial untuk menutup saluran usus. Pola crushing lebih dipilih daripada pola inversi
biasa ketika lumen dari usus besar yang dijahit hanya menghasilkan sedikit
penyambungan.
Crushing suture
Matras/Mattress
Pola Mattress melalui pipa kare (Mattress suture through rubber tubing). Saat tarikan
benang dirasakan terlalu kencang dan jahitan diinginkan untuk dipotong melalui kulit
lebih baik benang jahit yang tersisa dilonggarkan melalui sebagian kecil dari tabung
karet untuk tetap paralel pada lapisan kulit
Cross-mattress suture
Pola Mattress silang (Cross-mattress suture). Disini bagian benang yang panjang
dimasukkan kebagian lapisan kulit lainnya secara diagonal yang membuat seperti
huruf X.
Cross-mattress suture
Pola Mattress vertikal (Vertical mattress suture). Tidak seperti pada pola mattress
horisontal, bagian yang terlihat pada jahitan disisi insisi terlihat vertikal terhadap
garis insisi tetap pada posisi paralel
Vertical mattress suture sering digunakan pada bagian tubuh yang memiliki
kecenderungan untuk inverted, seperti posterior neck atau luka yang terdapat pada
permukaan yang concave.
Pola Mattress (pola horisontal mattress, pola horisontal mattress terputus, pola four
stitch terputus).
Pola ini juga harus bersifat sedikit lentur dalam merapatkan jahitan. Jika ikatan
jahitan dikencangkan terjadinya lapisan luka yang terbalik keatas dapat terjadi.
Jahitan dimulai seperti pada pola terputus sederhana.
matras horizontal
Teknik ini dipergunakan biasanya pada luka yang memiliki jarak kedua permukaan
pinggir luka yang cukup jauh, sehingga regangan cukup kuat. Jahitan ini
dipergunakan sebagai initial suture untuk mendekatkan dua permukaan pinggir
luka.
Teknik suture ini juga cukup efektif dalam memegang permukaan kulit luka yang
rapuh seperti kulit di telapak tangan dan kaki. Teknik ini juga efektif untuk
hemostasis akibat perdarahan bawah kulit di tepi luka (misalnya di kulit kepala).
Smead-Jones/Far-and-Near
Jahitan ini digunakan pada jaringan dengan regangan yang kuat, misalnya
penjahitan fascia.
jahitan Smead-Jones
Corner Stitch
Variasi dari teknik horizontal mattress suture dan half-buried horizontal mattress
suture, atau disebut juga corner stitch. Teknik suture corner stitch dipergunakan
untuk mendekatkan pinggir luka yang membentuk sudut tanpa menghilangkan atau
mengurangi suplai darah ke permukaan kulit tersebut.
jahitan sudut
Jahitan pure-string
Merupakan jahitan tidak terputus pada sekeliling lumen atau area tertentu yang
dikencangkan seperti tali celana. Contohnya seperti pada apendektomi.
jahitan pure-string
Jahitan subcuticuler
Seluruh jahitan berada dibawah lapisan epidermal. Bisa dilakukan dengan
menggunakan jahitan continuous atau interrupted dan tidak diangkat setelah
operasi. Jalurnya searah atau paralel dengan luka. Jahitan dilakukan pendek-
pendek, dibagian lateral sepanjang luka. Setelah jahitan selesai dilakukan, kedua
ujung tali diikat.
Keuntungannya adalah baik secara kosmetik karena penyatuan kulit dilakukan dari
bawah, hingga kulit tidak terlukai oleh bekas jahitan.
jahitan subcuticular 1
jahitan subcuticular 2
Stapler
Selain jahitan dengan benang, aproksimasi tepi luka dapat juga dengan
menggunakan stapler. Aplikasinya dengan menggunakan alat seperti halnya stapler
kertas. Keuntungannya adalah lebih cepat, namun kerugiannya kadang-kadang tepi
luka tidak sama tinggi dan inversi.
penggunaan stapler
Skin Tapes
Plester kulit (steril) dapat digunakan bila jaringan yang dipertemukan memiliki
regangan yang rendah. Biasanya digunakan setelah jahitan subkutikuler yang baik
sehingga terjadi aproksimasi antara epitel kedua tepi luka.
Jenis-jenis benang
Benang yang dapat diserap (Absorbable Suture )
Alami (Natural) :
1. Plain Cat Gut : dibuat dari bahan kolagen sapi atau domba. Benang ini hanya
memiliki daya serap pengikat selama 7-19 hari dan akan diabsorbsi secara
sempurna dalam waktu 70 hari.
2. Chromic Cat Gut dibuat dari bahan yang sama dengan plain cat gut , namum
dilapisi dengan garam Chromium untuk memperpanjang waktu absorbsinya
sampai 90 hari.
Buatan (Synthetic)
Adalah benang- benang yang dibuat dari bahan sintetis, seperti Polyglactin (merk
dagang Vicryl atau Safil), Polyglycapron (merk dagang Monocryl atau Monosyn), dan
Polydioxanone (merk dagang PDS II).
Benang jenis ini memiliki daya pengikat lebih lama , yaitu 2-3 minggu, diserap
secara lengkap dalam waktu 90-120 hari.
Alamiah (Natural) :
Dalam kelompok ini adalah benang silk (sutera) yang dibuat dari protein organik
bernama fibroin, yang terkandung di dalam serabut sutera hasil produksi ulat sutera.
Buatan (Synthetic) :
Dalam kelompok ini terdapat benang dari bahan dasar nylon (merk dagang Ethilon
atau Dermalon). Polyester (merk dagang Mersilene) dan Poly propylene (merk
dagang Prolene).