Anda di halaman 1dari 9

Menurut kontinuitasnya, teknik jahitan dibagi menjadi

Interrupted Suture
Teknik ini menjahit tepi luka dengan satu jahitan, disimpulkan kemudian dipotong.
Teknik ini memerlukan lebih banyak benang karena setiap jahitan harus dibuat simpul
dan dipotong.

Relatif lebih aman karena bila satu jahitan putus jahitan lainnya tidak terganggu. Baik
digunakan untuk luka yang terinfeksi, karena mudah membuka jahitan jika ada satu
tempat yang mengalami infeksi sehingga tidak mengganggu jahitan lainnya.

Interrupted suture bisa berbentuk jahitan simple, atau subkutikuler, matras vertikal
ataupun matras horizontal

Penjahitan dianjurkan dimulai di tengah dan dilanjutkan setiap pertengahan  dari insisi
yang tersisa.

Arah jarum yang tegak lurus dengan permukaan kulit  dan juga tegak lurus sayatan
kulit Jarak masuk dan keluarnya jarum dari tepi sayatan sama dengan dalamnya
jaringan yang diambil (x) dan jarak antar jahitan sama dengan dua kali jarak tersebut (2)

Keuntungan :
1. Mudah
2. Kekuatan jahitan besar
3. Kecil kemungkinan menjerat sistem sirkulasi sehingga mengurangi edema
4. Mudah untuk mengatur tepi-tepi luka
Kerugian:
1. Lama
2. Bekas jahitan lebih terlihat

Interrupted Suture/simple interrupted suture


Continuous Suture / Running Stitches
Adalah suatu serial jahitan yang dibuat dengan menggunakan benang tanpa terputus
antara jahitan sebelum dan sesudahnya.  

Untaian benang dapat diikat pada setiap ujung jahitan. Cara ini dapat dilakukan dengan
cepat, kekuatan  tegangan seluruh jahitan sepanjang luka hamper sama.  

Tarikan yang terlalu kuat harus dihindari untuk mencegah putusnya  jahitan yang akan
merusak semua jahitan.  Biasanya digunakan diperitoneum atau fascia dinding
abdomen. 

Untuk luka infeksi tidak dianjurkan menggunakan teknik ini.  Kerugiannya, jika satu
jahitan longgar maka akan berpengaruh terhadap jahitan sebelum atau sesudahnya.

Syarat :
1. Harus dengan asisten yang tugasnya hanya melepas & memegang benang,
BUKAN mengencangkan jahitan.
2. Selama penjahitan benang tidak boleh kendor.
3. Jarum diambil siap pakai (Midposisi)
Keuntungan
1. Cepat
2. Sedikit simpul
Kerugian
1. Jahitan menjadi mudah longgar jika satu jahitan saja tidak kuat
2. Sulit mengoreksi jika terjadi infeksi
3. Pengangkatan harus sekaligus, tidak bisa per area(misalnya jika di area tertentu
ada pus)
Jahitan continuous interlocking/lock stitch

·Pola jahitan menerus terkunci (Continous lock stitch). “Penguncian” dilakukan dengan
cara jarum dan benang melewati tiap lingkaran pola jahitan menerus sederhana
sebelum diikatkan. Penguncian tersebut menahan jaringan lebih baik karena “terkunci”. 

Lambert
Lambert menerus
Pola Lambert menerus (Continous Lambert’s suture). Ini merupakan pola jahitan inversi
yang digunakan pada rongga visera seperti usus. Jahitan dilakukan menembus serosa
dan muskuler dan selaput submuksoa tetapi tidak melalui membran mukosa .
Lambert terputus
Pola Halstead (Halstead suture). Ini merupakan pola jahitan Lembert terputus duakali
menggunakan benang tunggal yang dilakukan hal yang sama pada sisi lainnya dan
diikat. Ini merupakan pola yang berbeda dari pola mattress horisontal sederhana.

Cushing

Pola Crushing atau Gambee (Crushing suture). Ini merupakan tipe jahitan yang spesial
untuk menutup saluran usus. Pola crushing lebih dipilih daripada pola inversi biasa
ketika lumen dari usus besar yang dijahit hanya menghasilkan sedikit penyambungan.
Matras/Mattress

Mattress suture through rubber tubing


Pola Mattress melalui pipa kare (Mattress suture through rubber tubing). Saat tarikan
benang dirasakan terlalu kencang dan jahitan diinginkan untuk dipotong melalui kulit
lebih baik benang jahit yang tersisa dilonggarkan melalui sebagian kecil dari tabung
karet untuk tetap paralel pada lapisan kulit 

Cross-mattress suture

Pola Mattress silang (Cross-mattress suture). Disini bagian benang yang panjang
dimasukkan kebagian lapisan kulit lainnya secara diagonal yang membuat seperti huruf
X. 
Interrupted Vertical Mattress Suture

Pola Mattress vertikal (Vertical mattress suture). Tidak seperti pada pola mattress
horisontal, bagian yang terlihat pada jahitan disisi insisi terlihat vertikal terhadap garis
insisi tetap pada posisi paralel 

Indikasi utama  penggunaan  vertical matress suture adalah untuk mengangkat


permukaan pinggir luka, yaitu bila tepi luka tidak sama tinggi sehingga jika dengan
jahitan simple interrupted  tepi luka (epitel dengan epitel) tidak bertemu (inversi). 

Vertical mattress suture sering digunakan pada bagian tubuh yang memiliki
kecenderungan untuk inverted, seperti  posterior neck  atau luka yang terdapat pada
permukaan yang concave. 

Horizontal Mattress Suture

Pola Mattress (pola horisontal mattress, pola horisontal mattress terputus, pola four
stitch terputus). 

Pola ini juga harus bersifat sedikit lentur dalam merapatkan jahitan. Jika ikatan jahitan
dikencangkan terjadinya lapisan luka yang terbalik keatas dapat terjadi. Jahitan dimulai
seperti pada pola terputus sederhana. 

Tetapi benang jahit melintasi kembali ke lapisan sebelahnya membentuk seperti huruf U
dan kemudian diikat. Saat benang diikat bagian benang yang tampak dipermukaan
terlihat paralel dan sejajar dengan bagian disampingnya dari garis insisi.
Teknik ini dipergunakan biasanya pada luka yang memiliki jarak kedua permukaan
pinggir luka yang cukup jauh, sehingga regangan cukup kuat. Jahitan ini dipergunakan
sebagai  initial suture  untuk mendekatkan dua permukaan pinggir luka. 

Teknik  suture  ini juga cukup efektif dalam memegang permukaan kulit luka yang rapuh
seperti kulit di telapak tangan dan kaki. Teknik ini juga efektif untuk hemostasis akibat
perdarahan bawah kulit di tepi luka (misalnya di kulit kepala).

Horizontal mattress suture juga berguna untuk aproksimasi tanpa mengganggu sesuatu
struktur yang berjalan sejajar dengan luka sayatan, seperti pembuluh darah, nervus dan
lain-lain.

Smead-Jones/Far-and-Near
Jahitan ini digunakan pada jaringan dengan regangan yang kuat, misalnya penjahitan
fascia.

Corner Stitch
Variasi dari teknik horizontal mattress suture dan half-buried horizontal mattress suture,
atau disebut juga corner stitch. Teknik  suture corner stitch  dipergunakan untuk
mendekatkan pinggir luka yang membentuk sudut tanpa menghilangkan atau
mengurangi suplai darah ke permukaan kulit tersebut.
Jahitan pure-string
Merupakan jahitan tidak terputus pada sekeliling lumen atau area tertentu yang
dikencangkan seperti tali celana. Contohnya seperti pada apendektomi.

Jahitan subcuticuler
Seluruh jahitan berada dibawah lapisan epidermal. Bisa dilakukan dengan
menggunakan jahitan continuous atau interrupted dan tidak diangkat setelah operasi.
Jalurnya searah atau paralel dengan luka.  Jahitan dilakukan pendek-pendek, dibagian
lateral sepanjang luka. Setelah jahitan selesai dilakukan, kedua ujung tali diikat. 

Keuntungannya adalah baik secara kosmetik karena penyatuan kulit dilakukan dari
bawah, hingga kulit tidak terlukai oleh bekas jahitan.

Dilakukan untuk tujuan kosmetik, sehingga harus dilaksanakan dengan benar :


1. Simpul pertama di subkutis (absorbable).
2. Pengambilan subkutis harus sama dalam dari permukaan kulit.
3. Keluar masuknya jarum harus sejajar dari sisi luka berseberangan.
4. Diselesaikan tanpa simpul (dengan penjahitan bentuk Z dimana jarum
dimasukkan kembali pada lubang yang sama)
Stapler 
Selain jahitan dengan benang, aproksimasi tepi luka dapat juga dengan menggunakan
stapler. Aplikasinya dengan menggunakan alat seperti halnya stapler kertas.
Keuntungannya adalah lebih cepat, namun kerugiannya kadang-kadang tepi luka tidak
sama tinggi dan inversi.

Skin Tapes
Plester kulit (steril) dapat digunakan bila jaringan yang dipertemukan memiliki regangan
yang rendah. Biasanya digunakan setelah jahitan subkutikuler yang baik sehingga
terjadi aproksimasi antara epitel kedua tepi luka. 

Penggunaan plester ini lebih cepat, namun rawan terjadi pergeseran

Anda mungkin juga menyukai