Anda di halaman 1dari 20

Praktikum VI 12 April 2018

Pemeriksaan

Rhizopoda dalam Mulut

I. Tujuan
Untuk mengetahui dan mengidentifikasi rhizopoda yang hidup di rongga
mulut dan dapat mengklasifikasikannya.

II. Prinsip Percobaan


Melakukkan pengamatan atau pemeriksaan terhadap suatu sampel yang
diambil dari rongga mulut dengan menggunakan mikroskop dengan
perbesaran 40 x untuk pengamatan sampel.

III. Dasar teori


1. Definisi

Rhizopoda (Yunani, rhizo = akar, pod = kaki) atau Sarcodina


(Yunani, sarco = daging) adalah Protozoa yang bergerak dengan
menggunakan pseudopodia (kakipalsuatausemu). Pseudopodia
(Yunanipseudes =palsu, pod =kaki) merupakan penjuluran sitoplasma yang
terbentuk saat bergerak untuk mendekati sumber makanan. Pseudopodia dapat
muncul dari permukaan sel bagian mana saja. Sitoskeleton yang terdiri
atas mikrotubul dan mikrofilamen berperan dalam pergerakan pseudopodia.
Pada saat bergerak, Rhizopoda menjulurkan pseudopodia dan mengaitkan
ujungnya, kemudian sitoplasma akan lebih banyak mengalir ke pseudopodia.
Bentuk pseudopodia ada yang tebal membulat atau tipis meruncing.
Pada Rhizopoda bercangkang, misalnya Foraminifera (Globigerina)
dan Arcella, pseudopodia menjulur keluar melalui suatu lubang yang terdapat
pada cangkang. Cangkang tersebut berukuran sekitar 0,5 mm hingga beberapa
sentimeter yang tersusun dari campuran protein dan kalsium karbonat atau
silikat.

2. Klasifikasi
Rhizopada ada salah satu filum protozoa. Filum Rhizopada ini terdiri dari 5
ordo. 5 ordo rhizopda tersebut antara lain:
a) Ordo Labosa
Merupakan ordo rhizopoda yang mempunyai pseudopodia pendek
dan tumpul. Ektoplasma dan endoplasma pada ordo labosa dapat
dibedakan dengan jelas.
b) Ordo Filosa
Merupakan ordo Rhizopoda yang kaki semunya (pseudopodia)halus
dan mirip dengan benang dan Pseudopodianya bercabang-cabang.
c) OrdoForaminifera
Merupakan ordo Rhizopoda yang kaki semunya (pseudopodia)halus
dan panjang
d) Ordo Helioza
Merupakan ordo Rhizopoda yang kaki semunya (pseudopodia)
berbentuk benang, Radien dan antarfilamen pseudopodia ordo ini
tidak pernah bersatu dan seperti membentuk anyaman atau jala.
e) Ordo Radiolarian
Merupakan ordo Rhizopoda yang kaki semunya (pseudopodia)
berbentuk benang halus dan ber radien dan bercabang serta berbentuk
seperti jala atau anyaman.

3. Ciri – cirri
Rhizopoda atau Sarcodina memiliki beberapa karakteristik atau ciri-
ciri yang membedakannya dengan ketiga jenis Protozoa lainnya.
Berikut ini penulis uraikan ciri-ciri Rhizopoda secara umum.
 Bergerak dengan kaki semu (pseudopodia).
 Bersifat mikroskopis, karena sebagian besar memiliki ukuran
tubuh sekitar 200 – 300 mikron.
 Memiliki bentuk sel yang tidak tetap alias berubah-ubah
(ex. Amoeba).
 Beberapa jenis memiliki cangkang atau kerangka luar
(ex. Foraminifera dan Radiolaria).
 Bersifat heterotrof, artinya tidak dapat membuat zat
makanannya sendiri sehingga untuk memenuhi kebutuhan
nutrisinya, Rhizopoda harus memangsa organisme lain.
 Hidup bebas (soliter) atau parasit.
 Menelan partikel makanan dengan fagositosis.
 Bernafas dengan cara difusi ke seluruh permukaan tubuh.
 Sitoplasma terdiri atas ektoplasma dan endoplasma.
 Memiliki vakuola makanan yang berupa rongga untuk
mencerna makanan.
 Memiliki vakuola kontraktil yang berfungsi untuk membuang
sisa hasil metabolisme dan untuk mengatur tekanan osmosis
tubuh.
 Memiliki habitat di air tawar, air laut, tempat-tempat basah
dan sebagian kecil hidup di dalam tubuh hewan atau manusia.
 Beberapa jenis dapat membentuk kista, yaitu bentuk
penebalan plasma yang berfungsi untuk melindungi diri dari
lingkungan yang tidak menguntungkan.

4. Bentuk dan struktur tubuh rhizopoda

Bentuk sel Rhizopoda terutama yang telanjang (tidak


bercangkang) tampak selalu berubah -ubah, misalnya pada Amoeba.
Sitoplasma di dalam sel Amoeba dapat dibedakan menjadi ektoplasma
(plasma bagian luar) dan endoplasma (plasma bagian dalam).
Ektoplasma bersifat lebih kental daripada endoplasma. Di dalam
sitoplasma terdapat inti sel, vakuola makanan, vakuola kontraktil, dan
organel sel eukariotik lainnya. Sitoplasma dikelilingi oleh mambran
plasma yang berfungsi sebagai pelindung isi sel, mengatur keluar
masuknya suatu zat, sebagai tempat pertukaran udara, dan reseptor
rangsangan.
a. Membrane sel atau membrane plasma
Membrane sel disebut juga plasmalema dan berfungsi
melindungi protoplasma.Sitoplasma dibedakan atas ekstoplasma dan
endoplasma. Ektoplasma merupakan lapisan luar sitoplasma yang
letaknya berdekatan dengan membrane plasma dan umumnya
ektoplasma merupakan bagian dalam plasma, umumnya bergranula.
Didalam endoplasma terdapat 1 inti, 1 vakuola kontraktil, dan beberapa
vakuola makanan.

b. Inti sel (nucleus)


Berfungsi mengatur seluruh kegiatan yang berlangsung didalam sel.
c. Rongga berdenyut (Vakuola Kontraktil)
Berfungsi sebagai organ ekskresi sisa makanan. Vakuola kntraktil
juga menjaga agar tekanan osmosis sel selalu lebih tinggi dari
tekanan osmosis disekitarnya.

d. Rongga makanan (vakuola makanan ) Berfungsi sebagai alat


pencernaan. Makanan yang tidak dicernakan akan dikleuarkan
melalui rongga berdenyut.

5. Reproduksi
Rhizopoda berkembang biak secara aseksual atau vegetatif dengan
pembelahan biner. Pembelahan biner pada Rhizopoda tidak melalui
tahap-tahap mitosis. Pembelahan dimulai dari membelahnya inti sel
menjadi dua, lalu diikuti oleh pembelahan sitoplasma. Pembelahan
inti tersebut menimbulkan lekukan yang sangat dalam yang lama
lamaakan putus sehingga terjadilah dua sel anak. Kedua sel anak
tersebut akan mengalami pembelahan biner lagi sehingga menjadi
empat, delapan, dan seterusnya.

Pada keadaan yang tidak menguntungkan, Rhizopoda dapat


mempertahankan hidupnya dengan membentuk kista, yaitu dengan
tubuh yang inaktif berubah berbentuk bulat sehingga membran
plasmanya menebal untuk melindungi tubuhnya dari kondisi luar yang
jelek. Jika keadaan luar sudah memungkinkan, misalnya tersedia
cukup makanan, maka dinding kisat tersebut akan percah dan
keluarlah Rhizopoda untuk memulai hidupnya kembali.

6. Habitat
Rhizopoda pada umumnya hidup bebas di alam, namun ada
pula yang hidup sebagai parasit di tubuh hewan dan manusia.
Rhizopoda yang hidup parasit dapat menyebabkan penyakit.
Rhizopoda yang hidup bebas di alam dapat ditemukan di air laut, air
tawar, tanah yang basah, atau tempat yang berair dan lembap.
Beberapa Rhizopoda dapat membentuk kista bila kondisi lingkungan
memburuk, misalnya Amoeba sp.
Berdasarkan tempat hidupnya Amoeba dibedakan menjadi :
a.Ektamoeba
Ektamoeba hidup di luar tubuh organisme (hidup bebas). Misalnya
Amoeba proteus

b.Entamoeba
Entamoeba hidup di dalam organisme , misalnya manusia: contohnya
Entamoeba histolityca, yang hidup di dalam usus halus manusia,
bersifat parasit dan menyebabkan penyakit perut (Disentri). Entamoeba
coli, hidup dalam colon (usus besar manusia). Amoeba ini tidak
bersifat parasit , tetapi kadang-kadang dapat menyebabkan buang air
besar terus-menerus. Entamoeba ginggivalis, hidup dalam rongga
mulut dan menguraikan sisa-sisa makanan, sehingga merusak gigi dan
gusi.

7. Peranan Rhizopoda dalam Kehidupan

SamahalnyadenganFlagellata,organisme-organismeyangtermasuk
dalam kelas Rhizopoda juga memiliki berbagai peranan penting bagi
kehidupan manusia, baik yang bersifat merugikan maupaun yang
menguntungkaN. Berikut beberapa contoh organisme Rhizopoda dan
peranannya dalam kehidupan.

1.Amoeba
Berdasarkan habitat atau tempat hidupnya, Amoeba dibedakan menjadi
dua genus, yaitu Ektoamoeba dan genus Entamoeba. Berikut ini adalah
perbedaan dan contoh spesies dari kedua genus Amoeba tersebut.
A.Ektoamoeba
Ektoamoeba adalah amoeba yang hidup bebas di luar tubuh
makhluk hidup. Mereka biasanya hidup di tempat-tempat yang
lembab. Contoh Ektoamoeba adalah Amoeba proteus dan Chaos
carolinese.

B.Entamoeba
Entamoeba adalah amoeba yang hidup di dalam tubuh organism
(hewan dan manusia) serta biasanya menimbul kanpenyakit
terhadap organism inang yang ditumpanginya. Contoh Entamoeba
adalah sebagai berikut.

 Entamoeba hystolitica, hidup parasit di dalam usus halus


manusia dan dapat menyebabkan penyakit disentri
amoebawi atau dikenal dengan penyakitamebiasis.
Amebiasis adalah sejenis penyakit rusaknya jaringan tubuh
terutama pada eritrosit (sel darah merah) dan getah bening
sehingga menyebabkan faces penderita bercampur dengan
darah dan lendir.
 Entamoeba ginggivalis, hidup sebagai parasit di dalam
rongga mulut yang dapat menyebabkan penyakit radang dan
gusi berdarah. Amoeba ini dapat hidup di sela-sela gigi yang
kotor. Agar tidak sampai terserang, gosoklah gigi setelah
selesai makan dan sebelum tidur.
 Entamoeba coli, hidup di dalam kolon (usus besar) manusia
yang sebenarnya bukan parasit akan tetapi kadang-kadang
menyebabkan diare (buang air besar terus-menerus).
2. Foraminifera

Foraminifera memiliki cangkang dari bahan organik dan kalsium


karbonat yang keras. Foraminifera hidup di tumpukan pasir atau melekat
pada plankton, ganggang dan bebatuan. Pseudopodia atau kaki semunya
berupa untaian sitoplasma yang berfungsi untuk berenang, menangkap
mangsa dan membentuk cangkang. Sekitar 90% Foraminifera telah
menjadi fosil dan cangkangnya merupakan komponen sedimen lautan.
Fosil Foraminifera digunakan sebagai marker(penanda) umur batuan
sedimen dan petunjuk dalam pencarian sumber minyak bumi. Contoh
Foraminifera adalah Globigerina.

3. Radiolaria

Radiolaria hidup di laut, cangkang terbuat dari silika dengan bentuk


yang berbeda-beda pada setiap spesies. Radiolaria yang sudah mati akan
mengendap di dasar perairan menjadi lumpur radiolaria. Lumpur
radiolaria dimanfaatkan sebagai bahan alat penggosok dan bahan peledak.
ContohnyaColosphaera dan Acanthometron.

4. Diflugia, Arcella dan Helioza

Ketiga jenis Rhizopoda ini hidup di air tawar. Diflugia dapat


mengeluarkan lendir yang menyebabkan butir-butir pasir halus dapat
melekat. Arcellamemiliki cangkang yang tersusun dari zat kitin atau
fosfoprotein. Cangkang tubuh bagian atas berbentuk kubah, sedangkan
bagian bawah berbentuk cekung dengan lubang-lubang sebagai tempat
keluarnya pseudopodia. Helioza (hewan matahari) memiliki pseudopodia
yang bersifat kaku serta cangkang yang mengandung kitin atau silika
seperti kaca.
IV. Alat dan Bahan
Alat :
 Objek glass
 Cover glass
 Beaker galss
 Pipet tetes
 Cutton but
 Microskop
Bahan :
 Aquades
 Sampel dari karang gigi

V. Cara kerja
1. Siapkan alat dan bahan
2. Tetskan aquades pada objek glass
3. Ambil sampel pada karang gigi dengan menggunkakan cutoon but
4. Usapkan cutoon but atau sampel pada objek glass yang sudah berisi
tetesan aquades, ratakan sampai sampel tercampur dengan aquades .
5. Tutup preparat ngenagn menggunakan cover glass
6. Amati dibawah mikroskop dengan perbesaran 10 x kemudian dilanjutkan
dengan perbesaran 40 x.
VI. Hasil
VII. Pembahasan
Dari praktikum yang dilakukan, pada sampel karang gigi didapatkan
hasil yang negative adanya entamoeba gingifalis.

1. Definisi Entamoeba gingivalis


Entamoeba gingivalis merupakan protozoa non patogen [kutipan
diperlukan] (dilaporkan oleh beberapa orang untuk menyebabkan penyakit)
dan dikenal sebagai amoeba pertama pada manusia untuk dijelaskan.
Hal ini ditemukan di mulut antara kantong gingiva dan dekat pangkal
gigi. Entamoeba gingivalis ditemukan pada 95% orang dengan penyakit gusi
dan pada 50% orang dengan gusi sehat. Pembentukan kista tidak ada, oleh
karena itu transmisi langsung dari satu orang ke orang lain dengan mencium,
atau dengan berbagi peralatan makan. Hanya trophozoites terbentuk dan
ukurannya biasanya 10 mikrometer sampai 20 mikrometer diameter.
Entamoeba gingivalis memiliki pseudopodia yang memungkinkan mereka
untuk bergerak cepat. Inti bulat mereka adalah 2 sampai 4 mikrometer
mikrometer dengan diameter dan berisi endosome pusat kecil. Ada vakuola
makanan banyak dan mengandung puing-puing selular, sel darah dan bakteri.
Entamoeba gingivalis dan semua kerabat dalam keluarga Entamoeba
adalah bentuk kehidupan kecil (mikroskopis) yang terkait dengan amuba. Dari
enam yang sering ditemukan pada manusia, hanya satu yang diyakini
menyebabkan penyakit serius. Entamoeba hystolytica dapat menyebabkan
disentri amuba. Entamoeba gingivalis, bagaimanapun, tinggal di daerah antara
gigi dan diyakini berhubungan dengan penyakit periodontal dan gingivitis.Itu
diyakini bahwa mereka berada di mulut hampir setiap manusia dewasa.

2. Cara penularan
Cara penularan Entamoeba gingivalis berasal dari menelan zat yang
telah terkena dan membawa organisme. Itu mungkin berarti air minum yang
membawa gingivalis Entamoeba. Hal ini juga mungkin terjadi jika Anda
makan makanan yang telah terkontaminasi dengan itu. Karena organisme ini
dianggap invasif (tidak menembus organisme inang) air dan makanan
diperkirakan terkontaminasi melalui beberapa paparan kotoran dari organisme
inang. Kontak oral adalah metode lain transmisi.

3. Siklus Hidup
 Tahap Kista
Entamoeba gingivalis seperti semua Entamoeba dalam hal ini
memiliki dua tahap dalam siklus hidupnya. Salah satu tahap
adalah tahap kista. Tahap ini juga kadang-kadang disebut tahap
infektif. Itulah waktu ketika ada kemungkinan akan menyebar dari
satu host ke yang lain. Organisme ini lebih kecil selama fase ini
dan menghabiskan waktu makan dan menyimpan energi.
 Tahap Tropozoit
Tahap lain dalam siklus hidup dari Entamoeba gingivalis
merupakan tahap tropozoit. Selama fase ini, organisme
bereproduksi. Seperti kerabat amoeba, Entamoeba gingivalis
mereproduksi dengan memisahkan itu sendiri. Ini fase dari siklus
hidup Entamoeba gingivalis dapat terlihat karena ukuran
membengkak organisme dan menjadi memanjang. Ini menjadi dua
organisme yang terpisah yang, pada awalnya, terhubung.
4. HOSPES
Entamoeba gingivalis merupakan ameba pada manusia yang pertama
kali dilaporkan.parasit ini hidup dirongga mulut terutama pada permukaan
gigi,gusi dan kadang-kadang pada tonsil manusia E.gingivalis tidak bersifat
invasif.
5. EPIDEMIOLOGI
Karena tidak mempunyai stadium kista,transmisi terjadi secara
langsung dari satu orang ke orang lain melalui ciuman,droplet atau pemakaian alat
makan secara bersama.prevalensinya lebih 95% pada orang dengan kebersihan
mulut yang buruk ditemukan lebih dari 50% pada mulut yang sehat.
6. MORFOLOGI
Hanya ditemukan stadium trofozoit dengan diameter 10-35 mikron,tidak
mempunyai stadium kista.parasit ini hidup dengan makan bakteri,leukosit dan
eritrosit.

Sel epitel

1. Definisi Sel Epitel


Sel epithelium merupakan sel penutup permukaan tubuh,baik
permukaan tubuh sebelah luar atau permukaan tubuh sebelah dalam.Contoh
permukaan sebelah luar yang memiliki sel epithelium adalah kulit,sedangkan
permukaan sebelah dalam tubuh yang mengandung epithelium adalah
permukaan dalam usus,paru-paru,pembuluh darah,dan rongga tubuh.Epitelium
yang berada di dinding dalam kapiler darah dan pembuluh linfa disebut
endothelium.sedangkan yang melapisi rongga tibuh disebut mesotelium.

2. Fungsi Sel Epitel


Fungsi umum membran epitel :
1. Proteksi
Sebagai pelindung untuk melapisi permukaan dalam dan luar
tubuh.
2. Absorbsi
Epitel yang membatasi permukaan dalam usus selain berfungsi
sebagai pelindung juga berperan dalam proses penyerapan hasil-
hasil pencernaan makanan.
3. Lubrikasi
Sebagian besar saluran-saluran dalam tubuh permukaannya
harus tetap basah, sehingga epitel yang menutupi harus mampu
menghasilkan cairan tertentu, misalnya epitel yang melapisi
vagina.
4. Sekretori
Dalam hal ini epitel tersebut bertindak sebagai kelenjar.

3. Bentuk Sel epitel


Sel-sel epitel dalam keadaan hidup dapat berubah bentuknya untuk
mengikuti perubahan permukaan yang ditutupinya. Kalau permukaannya
mengkerut, bentuk sel-sel epitelnya menjadi lebih tinggi dan sebaliknya kalau
permukaannya meluas, bentuk sel-sel akan lebih rendah. Pada umumnya
dibedakan adanya 3 macam bentuk sel epitel yaitu
1. Sel gepeng
Bentuknya seperti sisik ikan maka disebut squamous cell. Pada
potongan tegak lurus permukaan epitel tampak bentuk sel yang
memanjang dengan bagian tengahnya yang berisi inti lebih menebal.
Apabila dilihat dari permukaan epitel, sel-selnya tampak berbentuk
poligonal.
2. Sel kuboid
Sel kuboid mempunyai ukuran tebal dan panjang yang sama
sehingga tampak sebagai bujur sangkar. Dari permukaan epitel, bentuk
selnya tampak poligonal.

3. Sel silindris
Sel silindris mempunyai ukuran tinggi yang melebihi ukuran
lebarnya. Dari permukaan epitel, bentuk selnya poligonal. Biasanya
inti yang berbentuk oval agak ke basal.

Berdasarkan susunan sel-sel yang membentuk epitel, dibedakan menjadi :

1. Epitel gepeng selapis (Epithelium squamous simplex, simple squamous


epithelium).
Sel yang menyusun epitel ini berbentuk gepeng dan tersusun dalam
satu lapisan. Batas-batas sel baru jelas apabila sediaan diwarnai dengan
AgNO3. Epitel jenis ini terdapat, misalnya pada : permukaan dalam
membrane tympani, lamina parietalis capsula bowmani, Rete testis, Pars
descendens ansa henlei pada ginjal, mesotil yang membatasi rongga
serosa, endotel yang membatasi permukaan sistem peredaran, duktus
alveolaris dan alveoli paru-paru.
2. Epitel kuboid selapis (Epithelium cuboideum simplex, simple cuboidal
epithelium).
Susunan epitel ini terdiri atas selapis sel yang berbentuk kuboid
dengan inti yang bulat ditengah, epitel ini dapat dijumpai pada pleksus
coroideus, diventriculus otak, folikel glandula thyreoidia, epithelium
germanitivum, pada permukaan ovarium, epithelium pigmentosum retinae
dan duktus ekskretorius beberapa kelenjar.
3. Epitel silindris selapis (Epithelium cilindricum simplex, simple columnar
epithelium).
Epitel jenis ini terdiri atas selapis sel-sel yang berbentuk silindris
sehingga inti yang berbentuk oval tampak terletak pada satu deretan.
Epitel ini dapat ditemukan pada permukaan selaput lendir tractus
digestivus dari lambung sampai anus, vesica fellea, dan ductus excretorius
beberapa kelenjar. Pada beberapa tempat tempat kadang-kadang pada
permukaan selnya mengalami modifikasi yaitu dengan adanya silia,
misalnya dapat dijumpai pada permukaan uterus dan bronchiolus.Epitel
pada permukaan usus selain berfungsi sebagai pelindung juga berfungsi
sekresi karena diantaranya terdapat sel-sel yang mampu menghasilkan
lendir. Pada beberapa tempat terdapat epitel yang hampir seluruhnya
terdiri atas sel kelenjar yang berbentuk sebagai piala, sehingga dinamakan
sebagai Sel Piala.
4. Epitel gepeng berlapis (Epithelium squmosum complex, stratified
squamos epithelium).
Epitel ini lebih tebal dari epitel selapis. Bentuk gepeng pada sel epitel
ini hanyalah sel-sel yang terletak pada lapisan permukaan, sedangkan sel-
sel yang terletak lebih dalam bentuknya berubah. Sel-sel yang terletak
paling basal berbentuk kuboid atau silindris melekat pada membrana
basalis. Di atas sel-sel silindris ini terdapat lapisan sel yang berbentuk
polihedral yang makin mendekati permukaan makin memipih.Epitel ini
cocok untuk fungsi proteksi, tetapi kurang cocok untuk fungsi sekresi. Jika
pada permukaan epitel gepeng berlapis terdapat cairan, maka cairan
tersebut bukan berasal dari epitel melainkan berasal dari kelenjar yang
terdapat di bawah epitel

VIII. Kesimpulan

Dari pemeriksaan yang dilakukan dengan menggunakan


sampel karang gigi mendapatkan hasil yang negative adanya entamoeba
gingivalis dan hanya tedapat sel epitel. Entamoeba gingivalis merupakan
protozoa non patogen dan dikenal sebagai amoeba pertama pada manusia
untuk dijelaskan. Sel epithelium merupakan sel penutup permukaan
tubuh,baik permukaan tubuh sebelah luar atau permukaan tubuh sebelah
dalam.Contoh permukaan sebelah luar yang memiliki sel epithelium
adalah kulit.
Daftar Pustaka

Dewi. 2017. Pengertian ciri klasifikasi reproduksi contoh dan peranan rhizopoda.
ttps://www.biologijk.com/2017/09/pengertian-ciri-klasifikasi-reproduksi-
contoh-dan-peranan-rhizopoda.html. Diakses pada tanggal 14 April 2018

Sridianti. 2018. Ciri – ciri Rhizopoda sarkodina.http://www.sridianti.com/ciri-ciri-


rhizopoda-sarcodina.html . Di akses pada tagal 14 April 2018

Nafiun. 2012. Rhizopoda filum sarcodina pengertian ciri-ciri reproduks.


http://www.nafiun.com/2012/12/rhizopoda-filum-sarcodina-
pengertian-ciri-ciri-reproduksi.html. Diakses pada tanggal 14 April
2018.

Prafti. 2016. Entamoeba gingivalis.


http://blogonengs.blogspot.co.id/2012/06/entamoeba-gingivalis.html. Diakses
pada tanggal 14 April 2018

PRAKTIKAN DOSEN PENGAMPU

(I GUSTI AYU DWARI RUSITA (MADE RIKA SANDAYANI


DEWI) KUSUMA,S.ST)

Anda mungkin juga menyukai