Anda di halaman 1dari 4

PPDH FKH UB [ANNA ZUKIATURRAHMAH]

EKSUDAT FIBRINOUS

Gambar diatas merupakan histopatologi pada organ paru paru. Bagian yang dilingkari
merupakan adanya eksudat fibrinous. Secara histologi, eksudat fibrinous berwarna merah muda
padat. eksudasi fibrin terjadi pada kondisi yang lebih parah yang memungkinkan menjadi
fibrinogen yang lebih besar molekulnya dari sistem vaskular. Sehingga memungkinkan
terjadinya kerusakan pembuluh darah menjadi lebih ditandai, bukan hanya cairan serosa yang
merembes keluar, fibrinogen juga ikutan keluar. Secara histologi, akumulasi fibrin
ekstravaskular tampak sebagai suatu anyaman filamen eosinonfilik, atau terkadang merupakan
koagulum amorf. Eksudat fibrinosa dapat didegranasi melalui fibrinolisis, dan debris yang
trakumulasi dapat di singkirkan oleh makrofag sehingga menyebabkan perbaikan pada struktur
jaringan normal (resolusi) darah tumbuh namun, kegagalan menyingkirkan fibrin dengan
sempurna menyebabkan fibroblas dan pembuluh darah tumbuh ke dalam, yang menimbulkan
terutama pembentukan jaringan parut (organisasi).
PPDH FKH UB [ANNA ZUKIATURRAHMAH]

EKSUDAT MUCOPURULENT

Enteritis mukopurulen pada usus singa yang didominasi desquamasi sel epitel penutup (a) dan
ditemukan potongan badan cacing pada mukosa usus (b). Pewarnaan HE, bar 200 um.

Enteritis mukopurulen pada usus singa dengan sel radang eosinofil (a), neutrofil (b),
limfosit (c), makrofag (d), dan sel plasma (e). Pewarnaan HE, bar 10 um.
PPDH FKH UB [ANNA ZUKIATURRAHMAH]

Gambar diatas menjelaskan hasil pemeriksaan histopatologi usus singa yang


menunjukkan epitel penutup vili yang mengalami desquamasi dan vili-vili yang tampak
memendek. Pada bagian mukosa usus ditemukan potongan badan cacing. Keberadaan cacing
Acantocephala sp. pada usus singa selain mengakibatkan desquamasi epitel penutup juga
menyebabkan peradangan mukosa yang terlihat dari adanya infiltrasi sel radang. Sel-sel radang
yang teridentifikasi pada mukosa usus adalah sel plasma, makrofag, limfosit, neutrofil, dan
eosinofil. Desquamasi epitel penutup dapat terjadi karena cacing Acantocephala sp berada pada
lumen usus dan pada lapis inilah cacing melekatkan probosis bertanduknya. Selain itu, kripta
usus pada lapis mukosa terlihat mengalami nekrosis, dan sebagian sel goblet aktif menghasilkan
mukus. Hasil pemeriksaan PA menunjukkan usus singa ini mengalami enteritis dengan tipe
eksudat mukopurulen yang ditunjukkan dengan eksudat yang bersifat kental dan keruh dengan
warna kekuningan.

Gambar diatas menjelaskan hasil pemeriksaan histopatologi usus singa yang


menunjukkan epitel penutup vili yang mengalami desquamasi dan vili-vili yang tampak
memendek. Pada bagian mukosa usus ditemukan potongan badan cacing. Keberadaan cacing
Acantocephala sp. pada usus singa selain mengakibatkan desquamasi epitel penutup juga
menyebabkan peradangan mukosa yang terlihat dari adanya infiltrasi sel radang. Sel-sel radang
yang teridentifikasi pada mukosa usus adalah sel plasma, makrofag, limfosit, neutrofil, dan
eosinofil. Desquamasi epitel penutup dapat terjadi karena cacing Acantocephala sp berada pada
lumen usus dan pada lapis inilah cacing melekatkan probosis bertanduknya. Selain itu, kripta
usus pada lapis mukosa terlihat mengalami nekrosis, dan sebagian sel goblet aktif menghasilkan
mukus. Hasil pemeriksaan PA menunjukkan usus singa ini mengalami enteritis dengan tipe
eksudat mukopurulen yang ditunjukkan dengan eksudat yang bersifat kental dan keruh dengan
warna kekuningan.
PPDH FKH UB [ANNA ZUKIATURRAHMAH]

EKSUDAT KATARALIS

Peradangan kataral memiliki pola peradangan akut dimana respon jaringan terdiri dari
sekresi atau akumulasi cairan kental yang mengansung mukus dan mucin dari selaput lendir,
komponen yang menyusun berupa fibrin, sel radang. Bentukan mikroskopis terjadinya penebalan
pada mukosa epitelium, permukaan organ dilapisi mukus, organ tampak mengkilat. Pada
mikroskopis terdapat cairan mukus pada lumen alveoli, sel radang PMN pada lumen alveoli,
terdapat kongesti pada septa alveoli.

Anda mungkin juga menyukai